Copas dari FBDi Jepang ada seorang guru meditasi ternama pada zamannya.
Retret meditasi di Jepang sering menjumpai iklim yang gak pasti. Pagi sampai siang begitu panas, tapi malam terasa sangat dingin. Dalam kesederhanaan sarana, tentu iklim semacam itu mempengaruhi keadaan meditator.
Seorang murid bertanya, "Guru saya merasakan panas pada siang hari, dan dingin pada malam hari. Itu sangat mengganggu, bagaimana cara mengatasinya?"
Guru itu menjawab sederhana, "carilah tempat yg bebas dari panas dan dingin?"
Murid itu kaget. Iklim seperti itu terjadi di seluruh Jepang, jadi mau cari tempat yang mana. Dia bertanya, "Tempat seperti apakah itu Guru?"
Dengan tersenyum guru itu menjawab. "Ada tempat yang seperti ini. Ketika kamu merasakan dingin, rasakan dingin itu jangan berpikir tentang panas. Ketika kamu merasakan panas, jangan berpikir tentang dingin."
Kita ini suka menghindar, hidup dalam pola penghindaran tanpa henti. Ketika orang berteriak "luar biasa", "sangat indah", sebenarnya dia gak betah dengan hal2 biasa, hal2 buruk, dan hal2 sederhana. Kenyataannya kita selalu berada pada keadaan yang biasa dan alami seperti itu. Konteks "merasa" itu adalah menjadi satu dengan apa yang kita rasakan dan kerjakan. Ada juga tradisi spiritual dari Santo Benedict yg mengatakan begini. "Jika Anda pikir itu Tuhan, itu bukan Tuhan." Ada pola2 yang sama, hanya saja saya lebih suka membahasnya dalam bahasa psikologi yg sederhana, tanpa pake embel2 religi.
'If you feel good, that is not good."
Kita ini maunya merasakan nyaman dikit, lalu berteriak kegirangan yang pada saat itu kita sudah gak nyaman lagi. Kita kehilangan momen untuk nyaman itu.
Copas dari FB pak Victor Alexander Liem. Menurut saya banyak yang bisa dipelajari. Silakan di-add (promosi mode on)