KESADARAN MURNI
(sumber: Buku “The Joy of Living”, oleh Yongey Mingyur Rinpoche, Yayasan Penerbit Karaniya)
Terus melihat pikiran yang tidak bisa dilihat,
ada arti yang bisa dilihat selama-lamanya, sebagaimana adanya.
(Gyalwang Karmapa III)
Kuncinya – bagaimana seorang Buddhis berlatih – adalah belajar bagaimana berdiam di dalam kesadaran murni akan bentuk-bentuk pikiran, perasaan, dan persepsi ketika mereka muncul. Di dalam tradisi Buddhis, kesadaran yang halus ini disebut dengan mindfulness (perhatian murni/kesadaran) yang intinya adalah berdiam di dalam kejernihan/kemurnian pikiran. Jika saya menyadari pikiran kebiasaan, persepsi, dan sensasi saya, kekuatan mereka terhadap saya akan hilang dan saya tidak akan terganggu lagi. Saya hanya merasakan mereka datang dan pergi sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja, seperti ombak yang secara alami timbul tenggelam di permukaan danau atau laut. Dan akhirnya saya menyadari kalau ini persis sama dengan apa yang terjadi ketika saya duduk sendirian di ruangan retret saya mencoba untuk mengatasi kecemasan yang telah membuat saya merasa sangat tidak nyaman sepanjang masa kecil saya (notes: pada masa kecil beliau menderita - apa yang orang barat sebut - “Kepanikan Akut”, kepanikan bila dikelilingi oleh orang tidak dikenal). Hanya dengan melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi di dalam pikiran, saya bisa mengubah apa yang sedang terjadi di sana.
Anda bisa mulai merasakan kebebasan dari kejernihan alami sekarang juga dengan melakukan sebuah latihan yang sederhana. Duduk saja dengan santai, bernapas normal dan biarkan diri anda menyadari napas masuk dan keluar. Ketika anda mulai nyaman dengan menyadari napas masuk dan napas keluar, anda mungkin sudah mulai bisa mengenali ratusan bentuk-bentuk pikiran yang melewati pikiran anda. Sebagian dari mereka dengan mudah dilepaskan, sedangkan sebagian lagi bisa membawa anda jauh ke jalan yang panjang dari bentuk-bentuk pikiran yang saling berhubungan. Ketika anda menyadari diri anda mengejar sebuah pikiran, bawa diri anda kembali dengan fokus pada napas anda. Lakukan ini beberapa menit.
Awal-awalnya, anda mungkin terkejut oleh jumlah dan variasi bentuk-bentuk pikiran yang anda tuang ke dalam kesadaran anda seperti air terjun yang mengalir ke bawah ke celah-celah karang. Pengalaman seperti ini bukanlah tanda kegagalan. Ini adalah tanda kesuksesan. Anda telah mulai menyadari berapa banyak bentuk-bentuk pikiran yang secara alami melewati pikiran anda tanpa pernah anda kenali sebelumnya.
Anda mungkin juga akan menyadari diri anda terjebak di dalam arus pikiran tertentu dan mengikutinya sambil mengacuhkan yang lain. Lalu anda tiba-tiba ingat kalau inti dari latihan ini hanyalah memperhatikan bentuk-bentuk pikiran anda. Daripada menghukum atau mengutuk diri sendiri, lebih baik kembali fokus kepada napas.
Jika anda terus melakukan latihan ini, anda akan menemukan bahwa meskipun bentuk-bentuk pikiran dan perasaan datang dan pergi, kejernihan/kemurnian alami pikiran tidak pernah terganggu atau terinterupsi. Sebagai contoh: dalam sebuah perjalanan ke Nova Scotia, saya mengunjungi sebuah pusat retret yang letaknya cukup dekat dengan laut. Di hari saya tiba, cuaca saat itu dalam keadaan sempurna. Langit cerah tanpa awan dan lautan yang terhampar di depan saya sangat dalam, berwarna biru terang- sangat indah untuk dilihat. Ketika saya bangun esok pagi, meskipun samudra tersebut terlihat seperti sup lumpur tebal, saya pikir, “Apa yang terjadi kepada samudra itu? Kemarin ia terlihat jernih dan biru, dan hari ini ia tiba-tiba menjadi kotor.” Saya berjalan ke pinggir pantai, dan tidak bisa menemukan sebab-sebab yang masuk akal untuk perubahan ini. Saya tidak melihat ada lumpur di dalam air laut atau di sepanjang pantai. Lalu saya memandang ke atas langit dan melihat kalau awan di langit ternyata tebal, hitam dan agak kehijau-hijauan: dan saya menyadari bahwa warna awanlah yang telah mengubah warna samudra tersebut. Air laut sendiri, ketika saya melihatnya lebih dekat lagi, tetap bersih dan jernih.
Pikiran, dalam banyak hal, sama dengan samudra. “Warnanya” berubah setiap hari atau dari momen ke momen, merefleksikan bentuk-bentuk pikiran, perasaan, dan sebagainya. Tetapi pikiran itu sendiri, seperti samudra, tidak pernah berubah: ia selalu bersih dan jernih, apapun yang direfleksikan olehnya.
Berlatih kesadaran murni awalnya terlihat sulit, tetapi intinya bukanlah bagaimana anda bisa langsung berhasil. Apa yang kelihatannya tidak mungkin saat ini menjadi lebih mudah setelah kita berlatih. Tidak ada yang tidak bisa anda jadikan kebiasaan. Hidup dengan kesadaran/perhatian murni adalah sebuah proses bertahap dalam mengembangkan koneksi neuron yang baru dan melemahkan gosip-gosip di antara neuron-neuron yang lama. Ini membutuhkan kesabaran untuk mengambil langkah-langkah kecil pada satu momen, berlatih di dalam jarak waktu yang pendek.
Pengalaman menghasilkan niat. Di mana pun kita berada, apa pun yang kita lakukan, apa yang harus kita lakukan hanyalah menyadari bentuk-bentuk pikiran, perasaan, dan persepsi sebagai sesuatu yang alami. Tidak menolak atau menerima. Kita hanya perlu mengenali dan melepaskannya. Jika kita terus melakukan ini, kita pada akhirnya akan menyadari diri kita mampu mengatasi situasi yang dulunya kita anggap pedih, menakutkan atau menyedihkan. Kita akan menemukan kepercayaan diri yang tidak berakar pada kesombongan dan keangkuhan. Kita akan menyadari bahwa kita selalu terlindung, selalu aman, dan selalu sampai di rumah.
Ingat tes kecil yang saya minta anda lakukan, tentang bertanya pada diri anda sendiri ketika lain kali anda duduk untuk makan siang atau makan malam, “Apa atau siapa yang berpikir kalau makanan ini rasanya enak – atau tidak begitu enak?” sepertinya pertanyaan itu mudah untuk dijawab. Tetapi jawabannya tidak datang dengan mudah lagi, bukan?
Meskipun demikian, saya ingin anda mencobanya sekali lagi ketika anda duduk untuk makan siang atau makan malam. Jika jawaban yang muncul sekarang membingungkan dan bertentangan, itu bagus. Kebingungan, seperti yang diajarkan kepada saya, adalah awal dari pengertian, tahapan awal untuk melepaskan neuron penggosip yang selama ini merantai anda pada sebuah konsep tentang siapa anda dan apa yang bisa anda lakukan.
Kebingungan, dengan kata lain, adalah langkah awal dalam jalan untuk menjadi manusia yang sesungguhnya.