//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Living in the Moment  (Read 35379 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Living in the Moment
« Reply #105 on: 09 November 2010, 09:32:44 AM »
Bathing this body
I am mindful
Just as I wash away
the dirt from this body
May I also wash away
the dirt of defilements
from the mind.


Note: wash away mental defilements with “purifying water” of mindfulness.

Copas dari Drinking Tea Living Life (Visuddhacara)

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Living in the Moment
« Reply #106 on: 15 November 2010, 12:13:55 AM »
Sesuatu yang berharga dan kesempatan selalu ada setiap saat, lakukan segala apa yang kita harapkan,
Perluas Pandangan, Perluas Pikiran, Jangan terlalu khawatir terhadap segala sesuatu yang menganggu,
Lakukan hal yg bermanfaat yang kita sukai, Hiduplah sejahtera dengan damai, selalu bahagia melihat kebahagiaan orang lain dan selalu melihat bagian yang baik dari segala sesuatu.


  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Living in the Moment
« Reply #107 on: 25 November 2010, 11:53:54 PM »
Tak seorang-pun dapat kembali dan mengubah masa lalu, namun hari ini semua orang bisa memulai sesuatu dan menghasilkan akhir yang berbeda nantinya.
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Living in the Moment
« Reply #108 on: 03 December 2010, 12:31:37 PM »
Copas dari FB:

"Ketika seseorang membenci prilaku saya, saya biasanya berpikir bahwa orang tersebut hanya mengetahui sedikit sekali kejelekan saya. Kebencian orang tersebut tidak berarti apa-apa. Sementara itu, saya justru melihat dalam diri saya sendiri betapa jeleknya saya. Karena ini (batin yang masih terkotori), saya masih terus tenggelam dalam lautan samsara."

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Living in the Moment
« Reply #109 on: 01 April 2011, 12:18:24 AM »
copas dari fb  ;D

Mengapa setiap kali Sang Buddha menasehati muridnya untuk mengembangkan praktik Dhamma tertentu selalu menganjurkan praktik tersebut harus dipraktikkan terus menerus (āsevitāya), dikembangkan (bhāvitāya), diperbanyak (bahulīkatāya), dijadikan sebagai kereta (yānīkatāya), dijadikan sebagai landasan (vatthukatāya), diperkuat (anuṭṭhitāya), diperkukuh (paricitāya) dan tertanam dengan baik (susamāraddhāya)?

Karena hanya dengan cara demikian, manfaat praktik Dhamma tertentu akan benar-benar terasa.
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Living in the Moment
« Reply #110 on: 01 April 2011, 07:54:48 AM »
copas dari fb  ;D

Mengapa setiap kali Sang Buddha menasehati muridnya untuk mengembangkan praktik Dhamma tertentu selalu menganjurkan praktik tersebut harus dipraktikkan terus menerus (āsevitāya), dikembangkan (bhāvitāya), diperbanyak (bahulīkatāya), dijadikan sebagai kereta (yānīkatāya), dijadikan sebagai landasan (vatthukatāya), diperkuat (anuṭṭhitāya), diperkukuh (paricitāya) dan tertanam dengan baik (susamāraddhāya)?

Karena hanya dengan cara demikian, manfaat praktik Dhamma tertentu akan benar-benar terasa.

Thanks Virya, berikut ini penjelasan dari empunya status FB tsb :)

Quote
Di dalam Kāyagatāsati Sutta, sutta ke 119 dari Majjhimanikāya, Sang Buddha menasehati para murid-Nya untuk mengembangkan perhatian terhadap jasmani secara intensif seperti di atas.

Beliau mengatakan, "Kāyagatāya, bhikkhave, satiyā āsevitāya bhāvitāya bahulīkatāya yānīkatāya vatthukatāya anuṭṭhitāya paricitāya susamāraddhāya dasānisaṃsā pāṭikaṅkhā - O, para bhikkhu, dengan mengembangkan perhatian terhadap jasmani, mempraktikkannya secara terus-menerus, dikembangkan, diperbanyak, dijadikan sebagai kereta, dijadikan sebagai landasan, diperkuat, diperkukuh dan tertanam dengan baik, ada 10 manfaat yang bisa diharapkan".

Juga bisa dilihat di Mettasutta, Aṇguttaranikāya. Di sutta ini, ketika Sang Buddha menasehati para muridnya untuk mengembangkan pikiran cinta kasih, beliau mengatakan: "Mettāya, bhikkhave, cetovimuttiyā āsevitāya bhāvitāya bahulīkatāya yānīkatāya vatthukatāya anuṭṭhitāya paricitāya susamāraddhāya ekādasānisaṃsā pāṭikaṅkhā - O, para bhikkhu, jika seseorang mengembangkan pikiran cinta kasih yang membebaskan dengan mempratikkannya terus menerus, dikembangkan, diperbanyak, dijadikan sebagai kereta, dijadikan sebagai landasan, diperkuat, diperkukuh dan tertanam dengan baik, ada sebelas manfaat yang bisa diharapkan".

Kalimat demikian yakni āsevitāya, dst, meskipun ditemukan di dalam banyak tempat, tidak dijelaskan lebih lanjut, namun demikian kalimat tersebut dimengerti secara jelas bahwa praktik Dhamma harus dipraktikkan secara terus menerus sehingga manfaatnya akan terasa.

Note:

Berikut ini link untuk Kāyagatāsati Sutta:

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=18173.msg303130#msg303130
« Last Edit: 01 April 2011, 07:58:14 AM by Mayvise »

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Living in the Moment
« Reply #111 on: 01 June 2011, 12:13:08 AM »
Bedakan apa itu BUNGKUSAN
dan apa itu ISI.

RUMAH INDAH hanya BUNGKUSAN;
KELUARGA HARMONIS, itu ISI.
...
Pesta nikah hanya BUNGKUSAN;
Cinta kasih, Pengertian dan Tanggung jawab, itu ISI.

Ranjang mewah hanya BUNGKUSAN;
Tidur nyenyak, itu ISI.

Makan enak hanya BUNGKUSAN;
Gizi & energi, itu ISI.

Kecantikan hanya BUNGKUSAN;
Kepribadian, itu ISI.

Bicara hanya BUNGKUSAN;
Kerja nyata, itu ISI.

Buku hanya BUNGKUSAN;
Pengetahuan, itu ISI.

Jabatan hanya BUNGKUSAN;
Pengabdian & Pelayanan, itu ISI.

Sembahyang hanya BUNGKUSAN;
Melakukan kebajikan, itu ISI.

Memberi ceramah hanya BUNGKUSAN;
Mempraktekkannya, itu ISI.

Rawatlah BUNGKUSAN nya agar ISI selalu bermanfaat.

By. Sayalay Pannacari
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Piggy

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 124
  • Reputasi: 2
  • Gender: Female
  • (^ .^) ~ salam k'nal.....
Re: Living in the Moment
« Reply #112 on: 20 April 2013, 11:00:54 AM »
Apakah engkau mencariku?
Aku duduk di sampingmu.
Bahuku menyentuh bahumu.
Engkau tidak akan menemukanku di stupa, pun tidak di kuil keramat orang India.
Tidak di kamar, tidak di sinagoga, tidak pula di katedral:
Tidak di kerumunan orang, tidak di nyanyian kirtan,
tidak di kaki angin yang mengembusi lehermu,
pun tidak di makanan
kecuali Sayuran.


(Kabir)

jagung di kebun kuning warnanya, batu di sungai beragam bentuknya
turuti saja nasehat orang tua, agar memperoleh hidup bahagia

ada banyak pulau di indonesia, salah satunya pulau sumatra
banyak cara agar hidup bahagia, cukup ikuti nasehat para bijaksana

jalan kaki dari solo ke semarang, mampir dulu di salatiga
jika kita ingin hidup bahagia, jangan lupa dengan sesama

makan jeruk di pasar buah, habis satu dapat pepaya
jangan lupa untuk sedekah, karena itu membuatmu kaya
kusala dan akusala citta datang silih berganti pd bathin seseorang bagaikan mendung dan cerah yg datang silih berganti, hal tersebut dapat diatasi dgn samadhi dan perhatian benar........satix3

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Penebang Kayu dan Kapaknya
« Reply #113 on: 30 May 2013, 09:31:00 AM »
[copas, tapi diedit sedikit]

Pada suatu hari, seorang penebang kayu kehilangan kapaknya, dan tanpa kapak dia tidak bisa bekerja. Dia curiga, tetangganya-lah yang mencuri kapaknya.
 
Pagi itu ketika sang tetangga berangkat, ia menutupi peralatan kerjanya dengan kain, rasanya kapaknya pasti disembunyikan di sana, apalagi tetangga ini senyumnya terasa tidak tulus. Pasti dia pencurinya.

Besoknya, bahkan terasa jadi ramah berlebihan karena biasanya jarang menyapa, kali ini menyempatkan berbasa basi. Apalagi dilihat hasil tebangan kayunya 2 hari ini banyak sekali, pasti dia menebang menggunakan kapak curiannya. Semakin dipikir semakin yakin.

Pada hari ketiga baru disadari ternyata kapaknya tersimpan di laci dapur. Istrinya yang sedang keluar kota menyimpankan disana. Senang benar hatinya karena kapaknya dapat ditemukan kembali.

Dia amati lagi tetangganya yang lewat, dan dia merasa tetangga ini tidak berkelakuan seperti pencuri, dan senyumnya juga tulus tulus saja. Bahkan percakapannya terasa sangat wajar dan jujur.

Dia heran kenapa kemarin dia melihat tetangganya seperti pencuri?
« Last Edit: 30 May 2013, 09:34:11 AM by dhammadinna »

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Penebang Kayu dan Kapaknya
« Reply #114 on: 30 May 2013, 10:49:57 AM »
[copas, tapi diedit sedikit]

Pada suatu hari, seorang penebang kayu kehilangan kapaknya, dan tanpa kapak dia tidak bisa bekerja. Dia curiga, tetangganya-lah yang mencuri kapaknya.
 
Pagi itu ketika sang tetangga berangkat, ia menutupi peralatan kerjanya dengan kain, rasanya kapaknya pasti disembunyikan di sana, apalagi tetangga ini senyumnya terasa tidak tulus. Pasti dia pencurinya.

Besoknya, bahkan terasa jadi ramah berlebihan karena biasanya jarang menyapa, kali ini menyempatkan berbasa basi. Apalagi dilihat hasil tebangan kayunya 2 hari ini banyak sekali, pasti dia menebang menggunakan kapak curiannya. Semakin dipikir semakin yakin.

Pada hari ketiga baru disadari ternyata kapaknya tersimpan di laci dapur. Istrinya yang sedang keluar kota menyimpankan disana. Senang benar hatinya karena kapaknya dapat ditemukan kembali.

Dia amati lagi tetangganya yang lewat, dan dia merasa tetangga ini tidak berkelakuan seperti pencuri, dan senyumnya juga tulus tulus saja. Bahkan percakapannya terasa sangat wajar dan jujur.

Dia heran kenapa kemarin dia melihat tetangganya seperti pencuri?

cerita sederhana, namun sungguh saya terkesan.

thank's
 _/\_