//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Niyata-Micchaditthi & Prinsip Moral  (Read 6652 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Niyata-Micchaditthi & Prinsip Moral
« Reply #15 on: 25 April 2014, 05:36:03 PM »
Pandangan hidup memang pasti mempengaruhi kecenderungan pribadi seseorang, tapi jika sifat pandangan masih terlalu general, maka arahnya juga belum bisa dipastikan. Saya sering dengar generalisasi begini: "kalau orang tidak percaya sosok Tuhan yang selalu mengawasi perbuatan, maka akan cenderung tidak bermoral, berbuat semaunya, free sex, korupsi, dll. karena tidak ada yang mandorin." Saya pikir kebanyakan member di sini tidak akan kesulitan memahami bagaimana bodohnya pernyataan itu.

Untuk 3 pandangan salah Ajivaka tersebut, memang benar jika orang menganut tidak ada karma, maka bisa tidak takut berbuat jahat dan tidak bersemangat dalam kebaikan, namun itu satu sisi. Di sisi lain, orang berbuat jahat dan baik pertimbangannya bukan melulu hanya dari takut balasan karma dan serakah pahala, tapi bisa dari faktor lain-lain seperti misalnya belas kasih atau konsekwensi hukum. Ini hal alami yang umum yang bisa dialami semua orang terlepas dari agama dan kepercayaannya.

Jadi IMO, saya setuju dengan MN 60 yang menjelaskan pengaruh logis namun tidak bersifat absolut.
Tidak percaya perbuatan baik/buruk, dapat diharapkan tidak menghindari yang buruk dan tidak melakukan yang baik. Sama juga sebaliknya percaya pada perbuatan baik/buruk, dapat diharapkan menghindari yang buruk, dan melakukan yang baik. Namun itu hanya probabilitas. Mudah ditemui orang tidak percaya kamma tapi berbuat baik dan orang memuja-muja kamma tapi tetap melakukan kejahatan.

Di samping itu saya juga lebih cocok dengan "kelahiran akibat perbuatan" ketimbang "kelahiran akibat pandangan". Karena menarik sekali jika tujuan kelahiran berikut bisa ditentukan semata-mata oleh pandangan, maka secara logis menganut pandangan X, tanpa perbuatan apapun, bisa terlahir di alam Y. Kok jadi mirip dengan menganut pandangan sosok X, tanpa perbuatan, bisa terlahir di alam Y? Maka dari itu, saya pribadi tidak cocok dengan konsep niyata-micchaditthi dari patisambhidamagga tersebut.

Oh, ada juga kisah Asoka berdana ke Ajivaka yah? Sip. Memang ada baiknya menampung info berbagai sumber berbeda.

Ok thx :)
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa