Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Topik Buddhisme => Pengalaman Pribadi => Jurnal Pribadi => Topic started by: tesla on 27 March 2012, 12:47:30 AM

Title: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 27 March 2012, 12:47:30 AM
1st post didedikasikan utk Karaniya Metta Sutta:

Semoga semua makhluk sejahtera dan damai,
semoga semua makhluk berbahagia”

Makhluk apapun juga
Baik yang lemah atau yang kuat tanpa kecuali
Yang panjang atau yang besar
yang sedang, pendek, kurus atau gemuk

Yang terlihat atau tidak terlihat
Yang jauh maupun yang dekat
Yang telah terlahir atau yang akan dilahirkan
Semoga semuanya berbahagia

Jangan menipu orang lain
Atau menghina siapa saja,
Janganlah karena marah dan benci
Mengharapkan orang lain mendapat celaka

Bagaikan seorang ibu mempertaruhkan nyawanya
Untuk melindungi anaknya yang tunggal
Demikianlah terhadap semua makhluk
Dipancarkannya pikiran kasih sayang tanpa batas

Hendaknya pikiran kasih sayang
Dipancarkannya ke seluruh penjuru alam,
ke atas, ke bawah, dan ke sekeliling
Tanpa rintangan, tanpa benci, atau permusuhan

Sewaktu berdiri, berjalan, atau duduk
Atau berbaring sesaat sebelum tidur
Ia tekun mengembangkan kesadaran ini
Yang dinamakan “Kediaman Brahma”

Tidak berpegang pada pandangan yang salah
Tekun dalam sila dan memiliki kebijaksanaan,
Hingga bathinnya bersih dari segala nafsu indria
Maka ia tak akan lahir lagi dalam rahim manapun juga
Title: "Hidup Adalah Penderitaan"
Post by: tesla on 27 March 2012, 01:02:36 AM
bukan sok Buddhist.

post 2, ini background kenapa journal perjalanan ini dimulai.

pertama, aku telah melihat hidupku adalah penderitaan. bagiku, dunia ini adalah sebuah kesalahan. aku melihat mahkluk hidup sebagai suatu entitas yg memiliki karakter mempertahankan diri. aku hidup utk mempertahankan diriku semata, demikian juga dg dia, kamu, mereka, manusia, hewan, tanaman. dalam upaya mempertahankan diri ini, jika dihadapkan pada pilihan mempertahankan aku atau mempertahankan kamu, tentu saja aku akan memilih "mempertahankan aku"

begitulah aku sebenarnya mahkluk yg mengerikan ini.

tipu-menipu, makan-memakan, pengkhianatan, selingkuh, pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, dst... adalah hal-hal yg sangat lumrah terjadi di dunia ini, karena nature dari mahkluk hidup sendiri.

bahkan ketika aku  berdana, ketika aku mendoakan orang lain "semoga dia bahagia" sebenarnya tak lain adalah wujud rencana diriku sendiri, agar kelak diriku mendapatkan kondisi hidup yg lebih baik.

pada suatu ketika, aku pernah mengalami momen yg sangat berharga dalam hidup ini. yaitu ketika semua keinginanku lenyap, itu sesuatu yg sangat berbeda, semoga kamu yg membaca tulisan ini pernah juga mengalami hal itu. aku tidak bisa mendeskripsikannya dg tulisan, yg jelas itu adalah pengalaman yg sama sekali berbeda dg hidup saya sebelumnya. seperti seorang tahanan yg baru bebas dari penjara (a.k.a jailbreak haha).

but itu sudah berlalu, sekarang aku disini, penuh dgn keinginan, penuh dgn cita-cita, penuh dengan harapan. aku suka pemandangan indah, suka lihat dada perempuan  :-[, suka uang, suka memerintah, suka makanan enak, suka ruangan ber-AC, dan masih banyak lagi. aku tidak ingin melepasnya...

journal ini dibuat juga sebagai penyemangat biar aku ga sway lagi... semoga membantu
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: asunn on 27 March 2012, 02:16:04 AM
hahahah nice one bro....
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: seniya on 27 March 2012, 07:42:57 AM
Quote
pada suatu ketika, aku pernah mengalami
momen yg sangat berharga dalam hidup ini.
yaitu ketika semua keinginanku lenyap, itu
sesuatu yg sangat berbeda

Maksudnya dlm meditasi mencapai kondisi yg spt itu y?
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 27 March 2012, 08:18:52 AM
Maksudnya dlm meditasi mencapai kondisi yg spt itu y?

tergantung definisi meditasi.

jika dalam kondisi duduk bersila menutup mata diam, atau memperhatikan nafas, jawabannya "tidak".
tapi dalam kondisi merenungi paticcasamupadda dan memeriksanya secara terus menerus pada diri sendiri dalam kegiatan sehari2, berjalan, duduk, mengerjakan sesuatu, minum, dll...
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 27 March 2012, 08:27:06 AM
Kenaikan BBM tidak pro rakyat
(pengakuan diri sendiri)

Rakyat yg mana? Adalah fakta bahwa minyak dunia harganya memang naik dan adalah fakta bahwa subsidi negara utk konsumsi BBM dalam negri meningkat.

Kenapa rakyat protes? Tentu saja kembali ke masalah paling dasar. Jika BBM naik, maka hidup makin susah, this all about survival game. BBM naik akan mengakibatkan survival rate makin rendah. simple... Tentu aja rakyat melihat sebagai kepentingan setiap individu. Kalau scr global sih sama aja, dana subsidi BBM menyebabkan pembangunan berhenti dan mengancam perekonomian negara (bagi saya ini benar).

BBM naik mengikuti harga pasar adalah hal yg wajar, namun, Apakah aku menolak kenaikan BBM? Ya, tentu saja, kalau bisa BBM gratis saja sekalian. hahahaha... Terlebih lagi aku dah dipaksa bayar pajak utk negara, maka aku juga punya hak menikmati subsidi >:D

disuruh ikut demo mau ga? tentu aja ga mau, sial2 bisa mati loh hahaha... mahasiswa mau demo? silahkan, yg penting jangan sampai anarkis, jadi aku aman2 aja.

Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: kullatiro on 27 March 2012, 08:47:42 AM
kariniya metta sutta tidak lengkap tanpa penjelasan Metta dalam brahmavihara parana.

semoga semua mahluk berbahagia,
semoga semua mahluk lepas dari kebencian,
semoga semua mahluk lepas dari penderitaan,
semoga semua mahluk lepas dari gangguan,
semoga semua mahluk lepas dari perlakuan buruk,
semoga semua mahluk tidak kehilangan kesejahteran yang telah di peroleh nya.



Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 27 March 2012, 09:32:06 AM
semoga semua mahluk tidak kehilangan kesejahteran yang telah di peroleh nya.



Ga setuju dgn yg ini ah.
Semua yg kita miliki suatu saat juga akan hilang. Malah bikin penderitaan saja berupaya mempertahankannya. Lebih baik menurutku, selalu siapa bahwa nanti yg kita miliki tdk kita miliki lagi. Dan pada saat itu terjadi kita dah siapa.

(sorry salah typo melulu... keyboardnya belum pintar belajar semua kosa kata)
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: kullatiro on 27 March 2012, 10:27:03 AM
kalau dia kehilangan kesejahteraan yang di milikinya maka mahluk tersebut mampu melakukan kamma buruk dengan menyakiti mahluk lainnya.
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: mj Khouw on 27 March 2012, 10:45:49 AM
kalau dia kehilangan kesejahteraan yang di milikinya maka mahluk tersebut mampu melakukan kamma buruk dengan menyakiti mahluk lainnya.

 _/\_ Mudah2an ga sampai begitu ya, Kan kita sudah belajar Dhamma jadi harus bisa melepas kemelekatan bahwa segala sesuatu tidak kekal, termasuk rejeki ga ada yang tahu tapi bisa diciptakan..
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: kullatiro on 27 March 2012, 10:51:59 AM
hal tersebut belum tentu di sengaja sama mahluk tersebut.

contoh yang lagi ngetop serangga tomcat, karena kehilangan habitat aslinya mereka bermigrasi ke kota hingga menyebabkan kesakitan bagi mahluk lain yang tidak mengerti tentang tomcat ini.
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: mj Khouw on 27 March 2012, 11:38:42 AM
hal tersebut belum tentu di sengaja sama mahluk tersebut.

contoh yang lagi ngetop serangga tomcat, karena kehilangan habitat aslinya mereka bermigrasi ke kota hingga menyebabkan kesakitan bagi mahluk lain yang tidak mengerti tentang tomcat ini.

Hmm betul juga ya  ;D bantu sundul ahh ...Ndul... Nduullll. nduulllll....
Koq kita ga ada Gambar2 sundul2an kyk di kaskus ya,
Tapi tetap enak bisa ngumpul sama teman2 se Dhamma  _/\_
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 27 March 2012, 02:19:46 PM
kalau dia kehilangan kesejahteraan yang di milikinya maka mahluk tersebut mampu melakukan kamma buruk dengan menyakiti mahluk lainnya.

aku ga sependapat ah soal ini.

mana yg lebih merusak, seorang yg punya kuasa atau yg ga punya kuasa.

With great power comes great responsibility





Keliatan aja tomcat menyerang manusia, jgn lupa manusia melenyapkan habitat tomcat lebih dulu krn manusia punya kuasa utk itu. dan apakah tomcat menyerang??
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: kullatiro on 27 March 2012, 02:39:44 PM
seperti di katakan kesejahteran mahluk tersebut hilang dalam kasus tomcat; manusia telah merusak habitat tomcat tinggal hingga kesejahteraan hidup tomcat berubah akibat ulah manusia.

Tomcat ini memang tidak menggigit dan menyengat manusia akan tetapi manusia tersakiti akibat memukul mahluk ini; manusia kemudian mengendalikan dengan pestisida nabati dll.

agak berbeda dengan harimau dan gajah yang bisa merambah dan menyerang  perkampungan sekitar bila habitat nya terganggu (kesejahteran mereka [gajah dan harimau] terganggu)

kesejahteran mahluk lain tidak hanya kesejahteraan mahluk bernama manusia saja.
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: K.K. on 27 March 2012, 03:28:18 PM
Kenaikan BBM tidak pro rakyat
(pengakuan diri sendiri)

Rakyat yg mana? Adalah fakta bahwa minyak dunia harganya memang naik dan adalah fakta bahwa subsidi negara utk konsumsi BBM dalam negri meningkat.

Kenapa rakyat protes? Tentu saja kembali ke masalah paling dasar. Jika BBM naik, maka hidup makin susah, this all about survival game. BBM naik akan mengakibatkan survival rate makin rendah. simple... Tentu aja rakyat melihat sebagai kepentingan setiap individu. Kalau scr global sih sama aja, dana subsidi BBM menyebabkan pembangunan berhenti dan mengancam perekonomian negara (bagi saya ini benar).

BBM naik mengikuti harga pasar adalah hal yg wajar, namun, Apakah aku menolak kenaikan BBM? Ya, tentu saja, kalau bisa BBM gratis saja sekalian. hahahaha... Terlebih lagi aku dah dipaksa bayar pajak utk negara, maka aku juga punya hak menikmati subsidi >:D

disuruh ikut demo mau ga? tentu aja ga mau, sial2 bisa mati loh hahaha... mahasiswa mau demo? silahkan, yg penting jangan sampai anarkis, jadi aku aman2 aja.
Kita coba 'menyelami' pikiran koruptor.
Andaikan BBM subsidi negara 1000 liter. Harga Rp. 1000/liter. Jadi modal = 1000 x Rp. 1000 = Rp. 1.000.000.
Subsidi Rp. 200, supaya harga BBM = Rp. 800/liter. Pengeluaran untuk Subsidi = 1000 x Rp. 200 = Rp. 200.000.
Total = Rp. 1.200.000, untuk 1000 liter digunakan rakyat.
Idealnya begitu.

Bagaimana jika ketersediaan 1000 liter kita tuliskan 1100 liter, jadi budget subsidi = 1100 x Rp. 200 = Rp. 220.000. Lalu karena harga subsidi, maka sikat 5% saja untuk diselundupkan ke negara lain. Kita dapat 5% x 1000= 50 liter.
Aplikasi lapangan:
-Negara keluar Rp. 1.220.000.
-Rakyat dapat 950 liter BBM subsidi  [at]  Rp. 800 per liter.
-Koruptor dapet Rp. 20.000 + 50 liter bensin yang diselundupkan, dengan asumsi koruptor tidak terlalu serakah hanya main 10% & 5% saja.

JIKA subsidi dihapus, maka lahan kita ini akan gersang. Bagaimana cara menyelamatkannya? Solusinya terletak pada rakyat yang 'tidak mementingkan perut orang lain', 'tidak berpikir panjang', dan 'tidak sulit dihasut'. 200 juta rakyat tidak akan mau rugi (1000 x Rp. 200 = Rp. 200.000)/200jt jiwa= Rp. 0.001 per orang, dan mereka akan memperjuangkan Rp. 20.000 & 50 liter milik kita. Masalah terpecahkan, ayo gerakkan massa!!

Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: Alucard Lloyd on 27 March 2012, 10:56:48 PM
Hidup hanya sekelibatan kamma :))
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 27 March 2012, 11:11:11 PM
rumahku terlalu besar utk dihuni hanya 3 orang. ada banyak ruangan dan bahkan lantai (lantai 3) yg tidak dihuni sama sekali. parahnya lagi lampunya tidak bisa dihidupkan karena ada masalah dg jaringan listriknya. jadi suasana di lantai ini berkesan sedikit horor...

bbrp hari yg lalu, karena bocor, plafon gipsumnya pun roboh jadi terlihat lah langit2 yg rusak. dan karena ada kebocoran, di lantai juga ada genangan air... makin mantap deh suasananya. (aku emg ga benerin kondisi rumah krn dirasa tidak perlu)

setiap malam aku harus mengecek lantai ini dg cuma bermodal senter. sebenarnya sih baru2 belakangan ini saja diperiksa rutin krn ada kasus pencurian di dekat sini. setiap memeriksa lantai ini takuuuuuuuuuuut. ucap mantra terus "semoga semua mahkluk berbahagia"  :whistle:
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: seniya on 28 March 2012, 03:43:05 PM
tergantung definisi meditasi.

jika dalam kondisi duduk bersila menutup mata diam, atau memperhatikan nafas, jawabannya "tidak".
tapi dalam kondisi merenungi paticcasamupadda dan memeriksanya secara terus menerus pada diri sendiri dalam kegiatan sehari2, berjalan, duduk, mengerjakan sesuatu, minum, dll...

Keren... Gimana caranya?
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 28 March 2012, 03:57:09 PM
Ga Keren ah...

simple aja, tapi prakteknya susah, yaitu: lepaskan semua keinginan. sesuai dg signatureku.

Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~


ini berdasarkan pengalamanku yg bukan siapa2 yah. bukan murid siapapun, bukan bhikkhu, bukan ariya. jadi silahkan ehipassiko sendiri :)
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: Rico Tsiau on 28 March 2012, 04:00:00 PM
Ga Keren ah...

simple aja, tapi prakteknya susah, yaitu: lepaskan semua keinginan. sesuai dg signatureku.

Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~


ini berdasarkan pengalamanku yg bukan siapa2 yah. bukan murid siapapun, bukan bhikkhu, bukan ariya. jadi silahkan ehipassiko sendiri :)

share donk caranya step by step..
mungkin di jurnal meditasi misalnya, jadi tertarik nih bro.
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: seniya on 28 March 2012, 04:02:21 PM
Ga Keren ah...

simple aja, tapi prakteknya susah, yaitu: lepaskan semua keinginan. sesuai dg signatureku.

Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~


ini berdasarkan pengalamanku yg bukan siapa2 yah. bukan murid siapapun, bukan bhikkhu, bukan ariya. jadi silahkan ehipassiko sendiri :)

Hmmm... Jika demikian (melepaskan keserakahan, dst), bukankah jadi dilema bg umat awam yg masih mengejar keinginan spt kita, misalnya ada keuntungan besar dlm usaha/bisnis, masak tidak dikejar?
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 28 March 2012, 04:17:06 PM
share donk caranya step by step..
mungkin di jurnal meditasi misalnya, jadi tertarik nih bro.

intinya cuma "melepas". simple kan? (masa mo cari yg rumit2 hehe)
step nya terserah, tapi bahaya kalau step nya nanti jadi objek kemelekatan baru ;)

pada momen nafsu duniawi kita sudah padam, nanti akan jelas sendiri semua kok, ga perlu kitab suci, teknik meditasi, jhana, guru, dst...
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 28 March 2012, 04:18:14 PM
Hmmm... Jika demikian (melepaskan keserakahan, dst), bukankah jadi dilema bg umat awam yg masih mengejar keinginan spt kita, misalnya ada keuntungan besar dlm usaha/bisnis, masak tidak dikejar?

iya, itulah deadlock kenapa kita tetap di samsara :)
sama aja dg cacing yg tidak ingin melepas kotorannya.
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: kullatiro on 28 March 2012, 04:53:36 PM
hmm, yang masih mengejar untung besar berarti belum mapan sektor keuangan nya.

kalau pemasukan dan simpanan sudah lebih besar dari pengeluaran dan bebas secara finansial banyak kok yang mulai melepas.

bila tingkat kesejahteraan mencapai titik yang seimbang dengan baik dan disadari pula, banyak yang mulai menyadari hal hal yang tidak terlihat dan disadari sebelum nya, misal nya: mulai berdana dll
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: morpheus on 28 March 2012, 05:01:46 PM
hmm, yang masih mengejar untung besar berarti belum mapan sektor keuangan nya.

kalau pemasukan dan simpanan sudah lebih besar dari pengeluaran dan bebas secara finansial banyak kok yang mulai melepas.

bila tingkat kesejahteraan mencapai titik yang seimbang dengan baik dan disadari pula, banyak yang mulai menyadari hal hal yang tidak terlihat dan disadari sebelum nya, misal nya: mulai berdana dll
yang namanya keinginan itu tidak ada batasnya...
tingkat pemasukan selalu satu langkah di belakang tingkat keinginan.
pelepasan itu tidak perlu menunggu sesuatu apapun, melainkan sekarang.
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: seniya on 28 March 2012, 05:37:06 PM
intinya cuma "melepas". simple kan? (masa mo cari yg rumit2 hehe)
step nya terserah, tapi bahaya kalau step nya nanti jadi objek kemelekatan baru ;)

pada momen nafsu duniawi kita sudah padam, nanti akan jelas sendiri semua kok, ga perlu kitab suci, teknik meditasi, jhana, guru, dst...

Sebelumnya anda mengatakan ttg merenungkan Paticcasamuppada, apakah ini berarti anda telah memahami bhw segala suatu yg timbul akan lenyap dan memiliki mata Dhamma, spt para Sotapanna...?

iya, itulah deadlock kenapa kita tetap di samsara :)
sama aja dg cacing yg tidak ingin melepas kotorannya.

Sebenarnya saya udh "jijik" dg "kotoran" yg saya bawa, tetapi ada satu "kotoran" lagi yg belum saya cicipi dan mungkin tdk akan melepaskan "kotoran" yg lain seb yg satu itu dpt dirasakan.... ;D
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 28 March 2012, 06:50:55 PM
Melepas itu harus total. Ga ada hubungannya dg memiliki banyak, memiliki sedikit, memiliki cukup.

Orang yg melepas itu tidak memiliki apapun dan tidak menjadi apapun.

Tapi bisa saja orang lain menilainya menjadi buddha, menjadi suci, menjadi sesat, menjadi gila.
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 28 March 2012, 06:57:46 PM
 [at] ariyakumara

Saya melihat patticasamuppada berbeda dgn teori buddhisme. Jadi kalau dibahas nanti saya malah dicap sesat. Patticasamuppada menurut saya sangat sederhana. Tidak serumit melihat 3 kehidupan, lalu, sekarang, dan depan. Semua rantai patticasamuppada terjadi setiap saat.

Mata dhammacitta melihat semua yg muncul akan
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 28 March 2012, 07:01:45 PM
Mata dhamma, melihat semua yg muncul akan lenyap kembali. Nilainya memiliki itu sottapana? Em,saya ga setuju... semua buddhist yg tekun tau kok anicca secara teoritis. Ga sottapana kan? Atau mungkin semua minimal sottapana?

Kalau menurut aku sih yg penting kamu mau melepas dunia tidak? Kalau kamu melepas kamu akan bebas. Huaaaah. Berbeda sekali. Kalau kamu melekat kamu terbelenggu. Gitu aja.
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: JimyTBH on 28 March 2012, 07:58:38 PM
but itu sudah berlalu, sekarang aku disini, penuh dgn keinginan, penuh dgn cita-cita, penuh dengan harapan. aku suka pemandangan indah, suka lihat dada perempuan  :-[, suka uang, suka memerintah, suka makanan enak, suka ruangan ber-AC, dan masih banyak lagi. aku tidak ingin melepasnya...

journal ini dibuat juga sebagai penyemangat biar aku ga sway lagi... semoga membantu
omitofo....kalimat terakhir ini??maksudnya langkah mundur ato apa?? :o
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 28 March 2012, 08:18:40 PM
Ga ragu2 lagi. Biar jadi salah satu semangat melepas.
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: seniya on 28 March 2012, 08:33:17 PM
[at] ariyakumara

Saya melihat patticasamuppada berbeda dgn teori buddhisme. Jadi kalau dibahas nanti saya malah dicap sesat. Patticasamuppada menurut saya sangat sederhana. Tidak serumit melihat 3 kehidupan, lalu, sekarang, dan depan. Semua rantai patticasamuppada terjadi setiap saat.

Mata dhammacitta melihat semua yg muncul akan

Mata dhamma, melihat semua yg muncul akan lenyap kembali. Nilainya memiliki itu sottapana? Em,saya ga setuju... semua buddhist yg tekun tau kok anicca secara teoritis. Ga sottapana kan? Atau mungkin semua minimal sottapana?

Kalau menurut aku sih yg penting kamu mau melepas dunia tidak? Kalau kamu melepas kamu akan bebas. Huaaaah. Berbeda sekali. Kalau kamu melekat kamu terbelenggu. Gitu aja.

Bukan, mengetahui secara teoritis, kalo itu semua siswa Buddhis juga hapal luar kepala... ;D

Tetapi benar2 melihat timbulnya suatu fenomena yg kemudian bertahan sebentar selama sebab dan kondisi yg mendukungnya masih ada lalu lenyapnya ketika sebab dan kondisi tsb lenyap. Ini seperti yg dialami Upatissa saat mencapai Sotapanna shg ia mengucapkan syair:

Apa pun yang muncul karena suatu sebab.
Di dalamnya terdapat sebab yang membuatnya musnah kembali.

Ini yg disebut benar2 melihat Paticcasamuppada dengan mata Dhamma (Dhammacakkhu), bukan sekedar tahu secara teori....
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: Mr.Jhonz on 28 March 2012, 08:39:24 PM
 [at] tesla,
gimana kabarnya ko?
mau tanya,masih maen trading ko?
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 28 March 2012, 09:54:54 PM
Bukan, mengetahui secara teoritis, kalo itu semua siswa Buddhis juga hapal luar kepala... ;D

Tetapi benar2 melihat timbulnya suatu fenomena yg kemudian bertahan sebentar selama sebab dan kondisi yg mendukungnya masih ada lalu lenyapnya ketika sebab dan kondisi tsb lenyap. Ini seperti yg dialami Upatissa saat mencapai Sotapanna shg ia mengucapkan syair:

Apa pun yang muncul karena suatu sebab.
Di dalamnya terdapat sebab yang membuatnya musnah kembali.

Ini yg disebut benar2 melihat Paticcasamuppada dengan mata Dhamma (Dhammacakkhu), bukan sekedar tahu secara teori....

yah sama aja kan.
dan bahkan non Buddhist pun bisa melihat dunia ini fana kok.
menurutku semua benar2 tau kok, tapi sudah tau fana (anicca), mau tidak melepas?
rata2 yah tidak mau melepas, terutama utk mengakui bahwa yg dikenal sbg diri ini sendiri pun anicca.
menurutku jadinya terjadi pembohongan diri, bahwa tar ada hidup kekal di surga / neraka.
atau akan ada inti diri, atau akan kekal di nibbana, atau ada benih buddha dst...

[at] tesla,
gimana kabarnya ko?
mau tanya,masih maen trading ko?

baik, masih trading :)
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: kullatiro on 28 March 2012, 10:34:09 PM
yang namanya keinginan itu tidak ada batasnya...
tingkat pemasukan selalu satu langkah di belakang tingkat keinginan.
pelepasan itu tidak perlu menunggu sesuatu apapun, melainkan sekarang.

yang aku lihat di toko ada beberapa orang pelanggan yang mempunyai tingkat kesejahteraan cukup dan sangat tinggi gaya hidup mereka ini boleh dibilang berbeda dengan orang yang kebetulan hidup nya pas pasan meskipun dia cukup boleh di bilang berada juga.

Cara cara mereka memperlakukan orang jadi berbeda dari tiap tingkat kesejahteraan perorang tersebut kepada orang yang lain.

pada beberapa pelanggan semakin tinggi tingkat kesejahteraan nya semakin tidak menyolok dan lebih bersahaja juga; prilaku terhadap lingkungan orang orang jauh lebih ramah tamah bahkan pada pegawai kecil.

yang menarik dari fonemena tempat ku bekerja cukup banyak pelanggan yang tingkat kesejahteraan kurang baik justru lebih banyak tingkah dan bergaya dari mereka yang tingkat kesejahteraan nya lebih tinggi.
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 28 March 2012, 10:41:03 PM
Sebenarnya saya udh "jijik" dg "kotoran" yg saya bawa, tetapi ada satu "kotoran" lagi yg belum saya cicipi dan mungkin tdk akan melepaskan "kotoran" yg lain seb yg satu itu dpt dirasakan.... ;D

kawin kawin kawin :P
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 28 March 2012, 10:45:13 PM
yang aku lihat di toko ada beberapa orang pelanggan yang mempunyai tingkat kesejahteraan cukup dan sangat tinggi gaya hidup mereka ini boleh dibilang berbeda dengan orang yang kebetulan hidup nya pas pasan meskipun dia cukup boleh di bilang berada juga.

Cara cara mereka memperlakukan orang jadi berbeda dari tiap tingkat kesejahteraan perorang tersebut kepada orang yang lain.

pada beberapa pelanggan semakin tinggi tingkat kesejahteraan nya semakin tidak menyolok dan lebih bersahaja juga; prilaku terhadap lingkungan orang orang jauh lebih ramah tamah bahkan pada pegawai kecil.

yang menarik dari fonemena tempat ku bekerja banyak yang tingkat kesejahteraan kurang baik justru lebih banyak tingkah dan bergaya dari mereka yang tingkat kesejahteraan nya lebih tinggi.

cara ceknya,
apakah mereka bersedih ketika apa yg mereka miliki berpisah dg mereka?

kalau tiba2 jatuh miskin, tetapi tetap damai, yah berarti debu di matanya emg dah tipis atau bahkan dah ga ada :)


kalau sebaliknya maka yah melekat dg kesejahteraan yg dia miliki dan terbukti kan, hidup adalah penderitaan krn "pasti" kita akan berpisah dg semua yg kita miliki.
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: Landy Chua on 28 March 2012, 11:13:14 PM
kawin kawin kawin :P

 :)) :)) :)) :)) pas banget..`~
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 29 March 2012, 08:16:44 AM
Aku suka berhub seks. Ga tau kenapa dorongan ini sangat sulit utk ditahan. Dan gara2 nafsu ini aku menderita sekali.

Hub dg istri udah dingin banget. Kamu udah pisah ranjang dalam waktu sekitar 4 t!uhn. Untung saja sampai detik ini aku belum ada berbuat selingkuh, tapi kalau melalui pikiran ada sih.

Hidup adalah dukkha :-)
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: morpheus on 29 March 2012, 08:56:36 AM
yang aku lihat di toko ada beberapa orang pelanggan yang mempunyai tingkat kesejahteraan cukup dan sangat tinggi gaya hidup mereka ini boleh dibilang berbeda dengan orang yang kebetulan hidup nya pas pasan meskipun dia cukup boleh di bilang berada juga.

Cara cara mereka memperlakukan orang jadi berbeda dari tiap tingkat kesejahteraan perorang tersebut kepada orang yang lain.

pada beberapa pelanggan semakin tinggi tingkat kesejahteraan nya semakin tidak menyolok dan lebih bersahaja juga; prilaku terhadap lingkungan orang orang jauh lebih ramah tamah bahkan pada pegawai kecil.

yang menarik dari fonemena tempat ku bekerja cukup banyak pelanggan yang tingkat kesejahteraan kurang baik justru lebih banyak tingkah dan bergaya dari mereka yang tingkat kesejahteraan nya lebih tinggi.
kalo itu mah gak ada hubungannya dengan tingkat keinginan atau kekotoran batin.

perilaku ini berhubungan dengan perilaku sosial, pendidikan dan cultural, akibat dari tingkat ekonomi.
walau ditutupi dengan polesan pendidikan dan budaya, kekotoran batin tetap ada dan sama banyaknya dengan yg gak dipoles.
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: cumi polos on 29 March 2012, 10:03:19 AM
pilih silicon sexy doll aja... gak ada selingkuh.. malah bisa disewakan utk dpt $$$
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 29 March 2012, 11:05:58 AM
ga doyan wkwkwk...
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: Wijayananda on 29 March 2012, 11:42:38 AM
Aku suka berhub seks. Ga tau kenapa dorongan ini sangat sulit utk ditahan. Dan gara2 nafsu ini aku menderita sekali.

Hub dg istri udah dingin banget. Kamu udah pisah ranjang dalam waktu sekitar 4 t!uhn. Untung saja sampai detik ini aku belum ada berbuat selingkuh, tapi kalau melalui pikiran ada sih.

Hidup adalah dukkha :-)


jadi gmn cara menghadapinya?
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 29 March 2012, 12:35:09 PM
lepaskan keserakahan akan kesenangan :)
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: Mr.Jhonz on 29 March 2012, 12:44:26 PM
Aku suka berhub seks. Ga tau kenapa dorongan ini sangat sulit utk ditahan. Dan gara2 nafsu ini aku menderita sekali.

Hub dg istri udah dingin banget. Kamu udah pisah ranjang dalam waktu sekitar 4 t!uhn. Untung saja sampai detik ini aku belum ada berbuat selingkuh, tapi kalau melalui pikiran ada sih.

Hidup adalah dukkha :-)
Keknya statement ini yg bakal banyak qoute nya.wkwkwkwkw

 [at] tesla,
Banyak untung atau rugi tradingnya?
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: ryu on 29 March 2012, 01:07:25 PM
Aku suka berhub seks. Ga tau kenapa dorongan ini sangat sulit utk ditahan. Dan gara2 nafsu ini aku menderita sekali.

Hub dg istri udah dingin banget. Kamu udah pisah ranjang dalam waktu sekitar 4 t!uhn. Untung saja sampai detik ini aku belum ada berbuat selingkuh, tapi kalau melalui pikiran ada sih.

Hidup adalah dukkha :-)

gara2 anak ya?
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: kullatiro on 29 March 2012, 01:11:03 PM

jadi gmn cara menghadapinya?

Gampang di kebiri saja kan beres (wakaka kabur¡)
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 29 March 2012, 01:35:26 PM
Keknya statement ini yg bakal banyak qoute nya.wkwkwkwkw

 [at] tesla,
Banyak untung atau rugi tradingnya?


jika dihitung posisi yg buka sekarang sih rugi.
tapi aku ga tutup posisi kalau lagi rugi, ya ditunggu aja terus :hammer:


utk saham indonesia, indofood lagi murah, ayo collect
(aku jg nyangkut di sini wkwkwk)
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 29 March 2012, 01:37:21 PM
gara2 anak ya?


ya, turning pointnya dari sini.

Gampang di kebiri saja kan beres (wakaka kabur¡)

bukan alatnya yg salah, nafsunya bro... kalau dah dikebiri masih nafsu tar malah jadi penyesalan seumur badan
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: wang ai lie on 29 March 2012, 08:07:49 PM
Maksudnya dlm meditasi mencapai kondisi yg spt itu y?

pada saat kita pada kondisi terbawah / terpuruk ,walau bukan dalam meditasi , perasaan itu juga kadang muncul, dimana segala keinginan menjadi lenyap  :-?

Quote
Aku suka berhub seks. Ga tau kenapa dorongan ini sangat sulit utk ditahan. Dan gara2 nafsu ini aku menderita sekali.

Hub dg istri udah dingin banget. Kamu udah pisah ranjang dalam waktu sekitar 4 t!uhn. Untung saja sampai detik ini aku belum ada berbuat selingkuh, tapi kalau melalui pikiran ada sih.

Hidup adalah dukkha :-)

dalam pernikahan memang pasti muncul itu bro, saya pun mengalami kejenuhan dalam berhubungan intim dengan istri, apalagi jika umur pernikahan sudah mencapai 10 tahun  ;D perasaan ya jadi dingin , ibarat kata dulu kita bisa minta jatah 1 hari 1 x kalau sekarang 2 bulan 1 x aja sudah bagus  :)) juga perasaan ingin selingkuh pasti ikut muncul pada saat titik kejenuhan kita semakin tinggi  :)
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 29 March 2012, 09:35:55 PM
pada saat kita pada kondisi terbawah / terpuruk ,walau bukan dalam meditasi , perasaan itu juga kadang muncul, dimana segala keinginan menjadi lenyap  :-?

ga yakin. mis pada kisah Gotami, ketika anaknya meninggal dia kan terpuruk tapi ya mengalami penderitaan saja. sedangkan melepasnya perlu bimbingan dari Sang Buddha.

Quote
dalam pernikahan memang pasti muncul itu bro, saya pun mengalami kejenuhan dalam berhubungan intim dengan istri, apalagi jika umur pernikahan sudah mencapai 10 tahun  ;D perasaan ya jadi dingin , ibarat kata dulu kita bisa minta jatah 1 hari 1 x kalau sekarang 2 bulan 1 x aja sudah bagus  :)) juga perasaan ingin selingkuh pasti ikut muncul pada saat titik kejenuhan kita semakin tinggi  :)
hahaha senasib ternyata. tapi masih baguslah 2 bulan 1x haha...
semoga aku ga selingkuh deh, resiko rumah tangga berantakan lebih parah, ga pantas dipertaruhkan demi nafsu ini.
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 29 March 2012, 09:57:30 PM
hari ini badan ga fit
flu sampe hidung kesumbat
badan pun rasa lemas utk bergerak
ga nyaman banget
mungkin gara2 cuaca panas terik, tiba2 hujan.

kalau nanti udah tua mungkin kondisi badan yg ga nyaman ini akan permanen
serem jg yah... tapi tua, sakit dan mati ga terhindarkan
sebaiknya aku siap sebelum waktunya datang
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 03 April 2012, 09:48:45 PM
pegangan saya salah satunya adalah sutta ini, walau sederhana, saya merasa sutta ini benar2 selaras dg pengalaman saya.
mungkin juga sebenarnya saya cuma cari2 sutta yg bisa saya pakai sbg acuan, halah...

11. PERTANYAAN JATUKANNI

Kemudian siswa brahmana Jatukanni berbicara:

1.   ‘Saya telah mendengar,’ katanya, ‘bahwa ada seorang penyeberang samudera, seorang pahlawan, yang menginginkan sesuatu yang tanpa-nafsu. Jadi saya datang untuk mengajukan pertanyaan kepada manusia tanpa nafsu ini. Katakanlah, wahai mata yang langsung tahu-melihat: apakah keadaan kedamaian itu? Jelaskanlah itu sebagaimana sesungguhnya.’   (1096)
2.   ‘Wahai Guru, engkau menguasai nafsu dan kesenangan bagaikan matahari, dengan panas dan sinarnya, yang menguasai dan mengendalikan bumi. Hanya sedikit pemahaman saya, Yang Mulia, sedangkan Engkau adalah dunia yang penuh kebijaksanaan. Beritahukanlah bagaimana mencari dan mengetahui Jalan untuk melepaskan dunia kelahiran dan ketuaan ini.’   (1097)
Sang Buddha menjawab Jatukanni:   
3.   ‘Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi.   (1098)
4.   Keringkanlah sisa-sisa masa lampaumu dan tak usahlah memiliki apa pun untuk masa depanmu. Jika engkau tidak melekati masa kini, maka engkau dapat pergi dari satu tempat ke tempat lain dalam kedamaian.   (1099)
5.   Ada keserakahan yang tertancap pada materi-dan-batin individu. Bila keserakahan itu telah sepenuhnya lenyap, maka, wahai brahmana, tidak akan ada lagi dorongan-dorongan beracun dari dalam. Tanpa itu kamu akan kebal terhadap kematian.’



ajaran Buddha sesederhana melepas kemelekatan, bagi saya tidak perlu segudang teori, jika kemelekatan sudah semakin terkikis, otomatis akan ada pengetahuan.
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 16 April 2012, 11:25:22 PM
tergelitik oleh kasus Alexander Aan...
apakah Atheist tidak punya kebebasan di Indonesia ini?
hmmm... aku juga atheist kok hehe >:D
semoga suatu waktu nanti, Indonesia bisa menjadi bangsa yg lebih open minded,
atau berarti aku yg tak punya tempat di sini, maka harus pindah..........

kupikir lucu bgt jika melalui hukum, negara dapat mengatur kepercayaan orang lain.
kepercayaan adalah sesuatu yg bersifat private.
bahkan aku ragu bangettt brp orang sih yg percaya sama presiden indonesia.

jika Tuhan ada dan itu kebenarannya,
maka tidak butuh para militan itu utk menghajar Alexander Aan,
menurutku, sebenarnya sih para believer juga ada keraguan
shg kalau diadu terus dengan fakta bisa2 kepercayaannya hancur
oleh karena itu "perlu" utk membungkam Alexander Aan.

kepercayaan, ideologi, juga adalah suatu perpanjangan dari diri (self).
begitu yg kupahami... fakta datang sering kali tidak memikirkan perasaan kita,
shg ketika fakta yg bertentangan dg kepercayaan kita muncul, kita bisa bersedih & menderita.
karena kepercayaan itu sendiri juga adalah sesuatu yg membuat diri kita (self) semakin menebal.

sama halnya byk muslim yg merasa tersinggung karena kepercayaannya terusik,
bagaimana yah dg para umat Buddha?

jika suatu waktu ada fakta bahwa ternyata Sang Buddha itu cuma karangan alias fiktif?
apakah kamu merasakan sakit? jika ya, berarti kepercayaanmu thd Sang Buddha telah menjadi lapisan penebalan diri :)

Peace, saya jgn ditimpuk bata hehe...
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 22 April 2012, 10:51:07 PM
Manusia bijaksana itu telah meninggalkan pandangan tentang diri atau ego, dan terbebas dari kemelekatan.
Dia tidak bergantung bahkan pada pengetahuan; dia tidak memihak di tengah perselisihan;
dia tidak memiliki pandangan-pandangan dogmatis.


masih ingat tentang "pandangan benar" (samma dithhi)? hehe...
ironis... sungguh ironis...
pandangan benar adalah pengetahuan tentang dukkha? pengetahuan tentang akhirnya dukkha?

pernah ada pikiranku muncul spt ini,
"bagaimana jika aku mati skrg, dan tidak membawa pengetahuan ini. apakah di kehidupan nanti aku malah semakin jauh dari Sang Jalan"

ah... ternyata kewaspadaan kurang, dan masuk ke sangkar lagi, walau itu sangkar emas berlabel Buddhism. hehehe.
kapan bebasnya ;D
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: morpheus on 23 April 2012, 04:45:22 AM
imo, seperti yang pernah didebatkan di forum ini, pengetahuan benar yang dimaksud bukanlah pengetahuan intelek, sesuatu diakumulasi dari belajar atau membaca atau mendengar. imo, pengetahuan benar yang dimaksud adalah panna yang didapat dari penembusan / pelepasan.
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 23 April 2012, 08:28:04 AM
imo, seperti yang pernah didebatkan di forum ini, pengetahuan benar yang dimaksud bukanlah pengetahuan intelek, sesuatu diakumulasi dari belajar atau membaca atau mendengar. imo, pengetahuan benar yang dimaksud adalah panna yang didapat dari penembusan / pelepasan.

bisa aja sih, by definition, akan tidak tepat menggunakan kata "pengetahuan" lagi.


sementara, penegertian benar yg kita kenal dirumuskan spt berikut:

Pengertian Benar mencakup pengetahuan tentang:


Jika asumsi, saya mati dan terlahir lagi, tanpa ingatan sebelumnya, tidak ada pengetahuan tentang 4KM, Tilakhana, PaticcaSamuppada, Karma. Masihkah saya akan melanjutkan perjalanan spiritial saya? atau saya akan stagnant, sampai saya bertemu & belajar lagi ajaran Buddha (terlahir di Buddha Sasana yah istilahnya)...
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: morpheus on 23 April 2012, 08:38:54 AM
Jika asumsi, saya mati dan terlahir lagi, tanpa ingatan sebelumnya, tidak ada pengetahuan tentang 4KM, Tilakhana, PaticcaSamuppada, Karma. Masihkah saya akan melanjutkan perjalanan spiritial saya? atau saya akan stagnant, sampai saya bertemu & belajar lagi ajaran Buddha (terlahir di Buddha Sasana yah istilahnya)...
kayaknya karena konflik pemikiran inilah, ada yang mengajarkan tidak ada perjalanan, tidak ada pantai seberang yg harus dicapai. \
lepas. berhenti. semua sudah ada saat ini, di sini...
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: K.K. on 23 April 2012, 09:59:30 AM
bisa aja sih, by definition, akan tidak tepat menggunakan kata "pengetahuan" lagi.


sementara, penegertian benar yg kita kenal dirumuskan spt berikut:

Pengertian Benar mencakup pengetahuan tentang:
  • Empat Kebenaran Mulia (Cattari Ariya Saccani)
  • Tiga Corak Umum (Tilakkhana)
  • Hukum Sebab-musabab (Paticcasamuppada)
  • Hukum Kamma


Jika asumsi, saya mati dan terlahir lagi, tanpa ingatan sebelumnya, tidak ada pengetahuan tentang 4KM, Tilakhana, PaticcaSamuppada, Karma. Masihkah saya akan melanjutkan perjalanan spiritial saya? atau saya akan stagnant, sampai saya bertemu & belajar lagi ajaran Buddha (terlahir di Buddha Sasana yah istilahnya)...

Numpang tanya aja, kalo menurut bro tesla, kenapa ada orang yang terlahir di komunitas Buddhis, fanatik Buddhisme, tapi tetap dungu dan berperilaku tidak baik?

Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 23 April 2012, 10:45:41 AM
kayaknya karena konflik pemikiran inilah, ada yang mengajarkan tidak ada perjalanan, tidak ada pantai seberang yg harus dicapai. \
lepas. berhenti. semua sudah ada saat ini, di sini...


saya skrg sih berpikir, 4KM itu bukanlah pengetahuan.
justru penyangkalan atas pengetahuan (umum) yg ada.

orang yg tidak waspada akan melihat bhw hidup itu menyenangkan. pengetahuan ini terbentuk pelan2 dari rasa sukanya thd kenikmataan indra. shg nanti ketika tua, sakit  dan menjelang mati, ia masih juga tidak rela melepas dunia (ilustrasi aja).
jadi don't worry ga punya pengetahuan tentang 4KM. jika saya mati, asal sikap saya sudah semakin tidak melihat dunia ini sbg menyenangkan, makin lama sejalan, akhirnya nanti saya akan melihat dunia ini tidak menarik lagi.
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 23 April 2012, 10:46:35 AM
Numpang tanya aja, kalo menurut bro tesla, kenapa ada orang yang terlahir di komunitas Buddhis, fanatik Buddhisme, tapi tetap dungu dan berperilaku tidak baik?


terseret nafsunya jd tidak sadar dan hidup mengikuti nafsunya.
bahkan pengetahuan dhamma bisa digunakan pemuas nafsu utk merendahkan yg lain, meninggikan diri sendiri.
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: K.K. on 23 April 2012, 11:29:14 AM
terseret nafsunya jd tidak sadar dan hidup mengikuti nafsunya.
bahkan pengetahuan dhamma bisa digunakan pemuas nafsu utk merendahkan yg lain, meninggikan diri sendiri.
OK. Saya asumsi kita percaya pada kelahiran kembali yah (CMIIW). Kalau menurut bro tesla lagi, kenapa ada orang yang dari lahir mudah terseret mengikuti nafsu (sehingga biarpun lahir dekat dengan Buddhasasana, tetap terbawa nafsu), dan ada yang tidak mudah terseret nafsu (sehingga biarpun lahir jauh dari Buddhasasana, tetap tidak mudah terseret nafsu)?
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 23 April 2012, 12:30:29 PM
karena masih suka dg memuaskan nafsu duniawinya. jadi terlahir kembalipun prioritas utamanya adalah memuaskan duniawi/indranya.

dan sebaliknya, orang yg udah mulai sadar, nafsunya juga sudah semakin tipis.
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: K.K. on 23 April 2012, 02:07:47 PM
karena masih suka dg memuaskan nafsu duniawinya. jadi terlahir kembalipun prioritas utamanya adalah memuaskan duniawi/indranya.

dan sebaliknya, orang yg udah mulai sadar, nafsunya juga sudah semakin tipis.
;D Iya. Itu dia maksud saya. Orang terlahir kembali kemungkinan besar lupa semua pengetahuan 4KM, Tilakkhana, sutta-vinaya, dan sebagainya. Tapi kecenderungan yang terbentuk dari mengembangkan perhatian terus-menerus, kesadaran pada ketidak-kekalan, ketenangan dan keterpusatan pikiran, itu akan selalu mengarahkan seseorang untuk berjalan dalam dhamma, walaupun tidak kenal Buddhasasana, sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Sebaliknya, jika kita belajar dhamma cuma sekadar tahu, tidak dijalani, tidak dikembangkan, 'memegang ular di ekor', sudah seharusnya khawatir melekat pada 'merk' Buddhisme, namun kecenderungannya tetap pada nafsu, kebencian, dan kebodohan bathin.

Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: will_i_am on 23 April 2012, 02:25:38 PM
saya rasa yang dimaksud dalam kutipan yang ditulis bro tesla itu merujuk pada arahat...
jadi mungkin tidak akan terlahir kembali??
CMIIW
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 23 April 2012, 04:51:43 PM
saya rasa yang dimaksud dalam kutipan yang ditulis bro tesla itu merujuk pada arahat...
jadi mungkin tidak akan terlahir kembali??
CMIIW

arahat itu finalnya, role model kalau bahasa sehari2. krn tujuan utama kita menjadi arahat, tentu kita melihat ternyata role model tidak bergantung pada pengetahuan. jadi kita juga tidak perlu menggantungkan diri pada pengetahuan atau pandangan. suttanya memang menunjuk kepada arahat sbg role model ideal, pembahasannya adalah ke diri saya sendiri yg pasti belum arahat. kalau saya mati skrg, saya tau saya akan terlahir lagi.
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: will_i_am on 23 April 2012, 04:58:28 PM
arahat itu finalnya, role model kalau bahasa sehari2. krn tujuan utama kita menjadi arahat, tentu kita melihat ternyata role model tidak bergantung pada pengetahuan. jadi kita juga tidak perlu menggantungkan diri pada pengetahuan atau pandangan. suttanya memang menunjuk kepada arahat sbg role model ideal, pembahasannya adalah ke diri saya sendiri yg pasti belum arahat. kalau saya mati skrg, saya tau saya akan terlahir lagi.
pandangan ini yang agak kurang tepat menurut saya...
sang buddha pernah berkata bahwa ajarannya adalah bagaikan rakit, yang harus ditinggalkan ketika kita telah mencapai pantai seberang..
kalau kita tidak mau lepas dari rakit itu, maka kita tidak akan pernah menginjak pantai seberang...  :)
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 23 April 2012, 06:17:16 PM
pandangan ini yang agak kurang tepat menurut saya...
sang buddha pernah berkata bahwa ajarannya adalah bagaikan rakit, yang harus ditinggalkan ketika kita telah mencapai pantai seberang..
kalau kita tidak mau lepas dari rakit itu, maka kita tidak akan pernah menginjak pantai seberang...  :)

jadi rakit jgn dilepas dulu ya?

nah bagaimana jika saya mati & terlahir tanpa rakit ;)
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: will_i_am on 23 April 2012, 10:15:10 PM
udah ada penjelasannya dari om KK di atas kok.. :)

;D Iya. Itu dia maksud saya. Orang terlahir kembali kemungkinan besar lupa semua pengetahuan 4KM, Tilakkhana, sutta-vinaya, dan sebagainya. Tapi kecenderungan yang terbentuk dari mengembangkan perhatian terus-menerus, kesadaran pada ketidak-kekalan, ketenangan dan keterpusatan pikiran, itu akan selalu mengarahkan seseorang untuk berjalan dalam dhamma, walaupun tidak kenal Buddhasasana, sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Sebaliknya, jika kita belajar dhamma cuma sekadar tahu, tidak dijalani, tidak dikembangkan, 'memegang ular di ekor', sudah seharusnya khawatir melekat pada 'merk' Buddhisme, namun kecenderungannya tetap pada nafsu, kebencian, dan kebodohan bathin.


Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 23 April 2012, 10:33:42 PM
dari post om KK, yg saya tangkap justru emg tidak ada ketergantungan kepada pengetahuan.
lho? :)

berjalan dalam dhamma ini bisa beda antara saya, kamu & om KK
bagi saya dhamma ada di mana2, kebenaran yg langsung,
kalau debu di mata sudah sedikit apalagi tidak ada debu, yah jelas terlihat

kalau masih perlu pengetahuan sbg 'kaca mata' utk melihat, hmmm... memang kita bertolak belakang :)
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: will_i_am on 23 April 2012, 10:43:58 PM
maybe...  :)
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 25 April 2012, 10:57:37 PM
kenapa byk orang yg memilih utk mengambil KPR demi memiliki rumah? apa salahnya sewa? kenapa pada umumnya orang merasa lebih secure jika rumah yg ditempatinya atas nama dirinya (atau keluarganya)?

saya bukan menentang membeli rumah, tapi saya menentang penggunaan KPR, jika mampu belilah rumah cash.
kenapa mengeluh membayar sewa sementara tidak mengeluh membayar bunga?

kepemilikan hanyalah sebuah konsep.
aku memiliki rumah?
rumah milikku?

coba kita ganti.

(http://www.americaneaglegoldcoinsale.com/images/american_eagle_gold_coin.jpg)
ini adalah gambar 1 keping koin emas.

asumsi saja, ini adalah koinku, kusimpan di sakuku.
suatu saat koin ini terjatuh di jalan dan kamu menemukannya.
apakah ada kepemilikan yg berpindah dari aku ke kamu?
itu cuma konsep. dari pikiranku, aku masih memiliki koin itu, dan menggerutu, "ku taruh di mana yah"
sementara kamu yg menemukan, dalam muncul pikiran "ini jadi milikku, krn aku menemukannya"
beradu bukan? jadi kepemilikan memang bukanlah kebenaran yg sebenarnya.

back to topic,
kepemilikan yg ilusif tadi telah menjaring orang2 utk berlomba memiliki rumah dan bersedia membayar lebih utk sekedar menempatinya.
utk saat ini, katakanlah bunga bank 10% (per tahun). layakkah meminjam uang dan membayar bunga 10%/thn, sementara sewanya hanya 5% setahun?
ini semua terjadi karena pihak bankir, pandai mengelola rasa serakah & rasa takut (akan ketidakpastian) nasabahnya >:D
rental rate bahkan jarang menyentuh 5%, biasanya di bawah itu. kenapa harus membayar bunga yg 10% bahkan di atasnya?


solusi,
setiap bulan KPR harus membayar. simulasikan saja seolah2 kamu sedang KPR, tetapi uangnya ditaruh di tabungan (or deposito, or gold)
dari uang hilang saja, bunga 10% - rental rate 5%, kamu sudah saving 5%/year.
dg demikian jika kamu KPR 10thn, saya estimasi sekitar 4-5thn kamu sudah bisa beli rumah tsb full cash.

kenaikan harga rumah, ini salah satu faktor pendorong orang utk memilikinya, tidak bisa dipungkiri,
dekade lalu (sebelum resesi global, 2007) rumah memang menjadi kendaraan investasi (bahkan bubble)
tapi tidak utk saat ini, dan mungkin jika dilihat jangka panjang, kenaikan harga rumah tidak konsisten, tidak mengalahkan inflasi.
paling2 harga rumah yg naik hanya membuat kamu perlu 6-7 thn utk beli full cash. masih hemat 3 thn.

rumah yg harganya akan naik, kira2 spotnya adalah yg daerah tidak dikenal (harga sangat murah) dan akan dikembangkan (dalam 2 thn kedepan akan naik). mungkin utk kategori ini masih logis utk mengambil KPR, sebagai kendaraan spekulatif. sementara utk investasi, masih byk yg lebih baik.

jgn terburu2 my friend...
periksa rumah yg kamu beli, apakah emg bunga bank lebih kecil daripada rental ratenya? :)


buka kartu
saya juga masih menikmati bunga, dalam taraf tertentu bertindak seperti bankir. dalam hal ini saya cuma parasite dunia. tidak memproduksi apa2, tidak membangun jembatan, tetapi bisa mengkonsumsi produk yg dihasilkan orang lain :p bankir dibayar hanya karena menelan resiko (rasa takut orang lain).
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 09 May 2012, 11:53:51 AM
bosan...
sunyi di rumah sendiri, ga nyaman
jalan2 cari keramaian, juga ga nyaman
ngobrol dg orang, semakin ga nyambung
sendiri diam2, kesepian...
mo ngapa2in ga ada gairah
diam meditasi juga gelisah
apalah yg aku mau ini... zzz
(sehari tidur 8 jam masih ngantuk)
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: Wijayananda on 09 May 2012, 01:34:50 PM
bosan...
sunyi di rumah sendiri, ga nyaman
jalan2 cari keramaian, juga ga nyaman
ngobrol dg orang, semakin ga nyambung
sendiri diam2, kesepian...
mo ngapa2in ga ada gairah
diam meditasi juga gelisah
apalah yg aku mau ini... zzz
(sehari tidur 8 jam masih ngantuk)
  wah kurang lebih hampir sama kondisinya dgn gua..dukhha oh dukhha,..
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: juanpedro on 27 July 2012, 10:32:17 PM
sudah padamkah anda? ;D
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 27 July 2012, 10:44:00 PM
belum lah  :whistle:

thanks for asking
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: juanpedro on 27 July 2012, 11:18:04 PM
belum lah  :whistle:

thanks for asking
kalo gitu nulisnya dilanjut ya ;D
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 28 July 2012, 09:03:21 AM
kalo gitu nulisnya dilanjut ya ;D

siap pak ~~~
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 28 July 2012, 10:06:50 AM
saya orang yg ga percaya dg politikus. boleh dibilang udah skeptis lah
ngapain seseorang menjadi politikus?
byk jalan berbuat baik, kenapa milih jalan yg malah kaya jalan seolah ngejar kekuasaan?

skrg ini lagi di gembar gemborkan JB yg katanya Bersih Transparant Professional.
moga2 aja bener yah...

menurut saya, peluang mereka utk menang pemilukada 2 nanti udah di atas 50%.
so kita liat aja... apakah harapan terakhir raykat susah ini bisa menjadi kenyataan, atau jgn2 janji palsu lagi?

(http://2.bp.blogspot.com/-UsN07pHaS9o/T98kSwRr1GI/AAAAAAAAN9U/O4og_8umMXg/s1600/Jokowi-dan-Ahok-bapomet.jpg)

Title: Rantai Karma - Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 01 August 2012, 01:49:04 AM
Banyak orang yg punya prinsip, jika dia baik sama aku, maka aku akan baik sama dia, jika dia jahat, maka aku akan lebih jahat lagi...

Sebenarnya tanpa dibilangpun, hampir begitulah sifat semua orang. jika pacar kamu baik, maka kamupun baik dgnnya. Dan suatu saat dia melukai hati kamu, kepala kamu pun muncul 1001 ide utk melukai hatinya pula. Dalam lingkaran yg lebih besar, kita terus balas-membalas tiada akhir, terlebih lagi kalau hal yg menyakitkan, ini lebih prioritas lagi utk dibalas  ^-^

Setiap malam aku melalui jalan pulang yg sama menuju rumah. Di bbrp traffic light, sering kutemui anak-anak jalanan penjual koran. Atas dasar rasa kasihan, di mobilku ada stok 1 kotak biskuit. memang dicari yg murah & padat hehehe... pernah slai o lai, pernah oreo. nanti kalau ada yg murah lagi, bisa tambah variasi. Jadi kalau aku berhenti ketika lampu merah dan ditawari koran, maka anak itu kuberi biskuit, ga banyak, hanya satu tiap anak. Maksudnya juga biar mereka ga terlalu manja. Anak penjual koran itu karakternya pun macam2. Ada yg sopan, ada yg malu-malu, ada pula yg bandel. Ada satu anak yg bandel ini, sudah tawarin korannya maksa, rada nipu pula, krn dia bisa buka harga 3000, kemudian turun jadi 2000 dg sedikit memaksa. Cara nawarinnya persis seperti pengamen2 punk yg maksa juga. badannya ditempelin ke mobil dan dia akan berdiri lama fokus di satu mobil. Selain itu dia jg ga malu tuh intip2 isi mobil, apalagi semua badannya udah nempel ke mobil (ih... padahal mobilku jarang dicuci :hammer:)

Yg parahnya lagi, dia PERNAH mengetok mobilku, mungkin karena jengkel ga pernah dibeli. jadi silahkan tebak, pernah tidak aku beri biskuit dg anak ini? Wajar, Alamiah, ya, tidak pernah... dan kondisi ini terus begitu. setiap hari ketemu karena emg tiap hari melewati rute yg sama juga aku cuekin tuh... dan dalam hati malah berucap "Anak bandel ini lagi..."

Suatu hari, muncul pikiran demikian: mungkin dia sendiri jg ga pernah mendapat kebaikan dari orang lain, shg wajar dia bersikap seperti itu. bahkan mungkin dia mendapat hidup dan perlakuan yg ga layak, anak jalanan gitu loh. rasa itu menjalar. kalau aku menerima kebaikan hari ini, maka akupun akan menyebarkan kebaikan ke orang lain, entah itu mungkin hanya melalui senyum. dan kalau mungkin hariku buruk, maka akupun akan meyebarkan hawa pembunuh ke sekelilingku, ke istri, ke anak, ke bawahan, bahkan ke tembok yg diam pun kusebarkan rasa ingin kutonjok... jadi kali ini, kucoba utk mengalahkan rasa ingin membalas yg ada pada diriku. Kupikirkan semoga ini bisa jadi kebaikan yg merubah seorang manusia. Ironis, sejak pikiran ini muncul, anak itu ga pernah berjodoh dg mobilku. Kadang2 aku sampe pas lampu udah hijau, kadang2 anak itu capek dan duduk ga nawarin koran. lucu juga ya... Kayanya udah cukup lama juga, sampai hari ini barulah kesempatan datang. Ya, hari ini aku dah berikan biskuit padanya, dan dia pun tersenyum. ternyata senyumnya agak mirip almarhum Dono Warkop haha...

Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: DragonHung on 01 August 2012, 08:46:50 AM
Jika anda dilemparl oleh orang lain, janganlah membalas dengan melempar balik
Tapi balaslah dengan melempar bunga
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa sekalian dengan potnya kalau mau lempar.
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 02 August 2012, 10:13:20 AM
kalau dilempar duit, balas lempar kembalian.
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: dhammadinna on 02 August 2012, 12:36:33 PM
[...]
Suatu hari, muncul pikiran demikian: mungkin dia sendiri jg ga pernah mendapat kebaikan dari orang lain, shg wajar dia bersikap seperti itu. bahkan mungkin dia mendapat hidup dan perlakuan yg ga layak, anak jalanan gitu loh. rasa itu menjalar. kalau aku menerima kebaikan hari ini, maka akupun akan menyebarkan kebaikan ke orang lain, entah itu mungkin hanya melalui senyum. dan kalau mungkin hariku buruk, maka akupun akan meyebarkan hawa pembunuh ke sekelilingku, ke istri, ke anak, ke bawahan, bahkan ke tembok yg diam pun kusebarkan rasa ingin kutonjok... jadi kali ini, kucoba utk mengalahkan rasa ingin membalas yg ada pada diriku. Kupikirkan semoga ini bisa jadi kebaikan yg merubah seorang manusia. Ironis, sejak pikiran ini muncul, anak itu ga pernah berjodoh dg mobilku. Kadang2 aku sampe pas lampu udah hijau, kadang2 anak itu capek dan duduk ga nawarin koran. lucu juga ya... Kayanya udah cukup lama juga, sampai hari ini barulah kesempatan datang. Ya, hari ini aku dah berikan biskuit padanya, dan dia pun tersenyum. ternyata senyumnya agak mirip almarhum Dono Warkop haha...

Kalo dengan pikiran baik = anak itu ga berjodoh sama mobil, seharusnya jangan bilang senyumnya kayak Dono dong. Harusnya bilang: "ternyata senyumnya agak mirip Monalisa".
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 02 August 2012, 09:55:34 PM
monalisa senym misteriusnya kan ga nampak giginya. ini ciri khas ada di gigi...
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: juanpedro on 03 August 2012, 01:23:41 PM
ha ha ha ha
ko tesla ini praktisi metta ya ;D
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: hemayanti on 03 August 2012, 02:31:22 PM
pada saat kita pada kondisi terbawah / terpuruk ,walau bukan dalam meditasi , perasaan itu juga kadang muncul, dimana segala keinginan menjadi lenyap  :-?
bukan putus asa om wang? ;D
sebenarnya saya juga sering mengalami kondisi ini, bahkan kadang kalo udah lama g ketemu kondisi begini saya bisa bilang "saya menantikan saat2 terburuk dalam hidupku"
tapi jujur, g tau ini baik atau buruk ya ???
dan g tau bisa dikategorikan putus asa atau tidak, sebenarnya lebih ke "ya udahlah terlanjur udah susah, sekalian aja, apa lagi susah yang mau datang saya siap dah." :))
jadi lebih lega sih.
cuma dalam kondisi terpuruk saya merasa kadang itulah saat yang tepat dimana saya sering bisa belajar lagi untuk menjadi lebih baik, kalo pas baca nasehat2 dalam kondisi begitu bisa lebih cepat nangkap dan prakteknya lebih mudah karna kondisinya yang pas. sampe saya buat kesimpulan sendiri, saat2 terpuruk itu adalah saat yang paling tepat untuk belajar. ;D

bosan...
sunyi di rumah sendiri, ga nyaman
jalan2 cari keramaian, juga ga nyaman
ngobrol dg orang, semakin ga nyambung
sendiri diam2, kesepian...
mo ngapa2in ga ada gairah
diam meditasi juga gelisah
apalah yg aku mau ini... zzz
(sehari tidur 8 jam masih ngantuk)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: hemayanti on 03 August 2012, 02:40:15 PM
baca cerita yang anak penjual koran itu saya jadi teringat satu kejadian yang hampir mirip tapi agak sedikit beda.
dulu, di jalan pulang dari kampus yang hampir setiap hari saya lewati suka ada acara pengumpulan dana untuk biaya pembangunan masjid.
jadi pemuda2 masjid itu membawa kotak dan nongkrong di pinggir kiri, tengah dan kanan jalanan, cukup membuat sedikit macet.
dan setiap lewat sana, teman saya yang mengemudikan mobil selalu takut, bukan takut dipajaki tapi takut kalo kaki orang yang minta sumbangan ini g sengaja keinjak ban mobil :)), nanti kita bisa di :hammer:. udah g ngasih, injek kaki orang lagi.
nah begitulah selama sebulan lebih berlalu, tapi tidak satupun dari kami yang pernah memberikan sumbangan. sampai suatu waktu teman saya bilang, kasian yah ini orang, kita keknya tega sekali deh g pernah ngasih, ayo kita kasi yuk.
ya udah pas mau ngasih eh udah terlanjur lewat, nah kalo begitu besok kita kasi yah. tapi apa yah terjadi? setelah keesokan hari dan seterusnya sampai sekarang, pemuda2 itu g pernah ada lagi disana.
satu pelajaran buat kami pada hari itu, agak berbeda dengan om tesla, yaitu : jangan pernah menunda untuk berbuat baik. ;D
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: Mas Tidar on 03 August 2012, 05:03:43 PM
Anda tidak berjodoh dengan pemuda2 itu.

Spoiler: ShowHide
baca cerita yang anak penjual koran itu saya jadi teringat satu kejadian yang hampir mirip tapi agak sedikit beda.
dulu, di jalan pulang dari kampus yang hampir setiap hari saya lewati suka ada acara pengumpulan dana untuk biaya pembangunan masjid.
jadi pemuda2 masjid itu membawa kotak dan nongkrong di pinggir kiri, tengah dan kanan jalanan, cukup membuat sedikit macet.
dan setiap lewat sana, teman saya yang mengemudikan mobil selalu takut, bukan takut dipajaki tapi takut kalo kaki orang yang minta sumbangan ini g sengaja keinjak ban mobil :)), nanti kita bisa di :hammer:. udah g ngasih, injek kaki orang lagi.
nah begitulah selama sebulan lebih berlalu, tapi tidak satupun dari kami yang pernah memberikan sumbangan. sampai suatu waktu teman saya bilang, kasian yah ini orang, kita keknya tega sekali deh g pernah ngasih, ayo kita kasi yuk.
ya udah pas mau ngasih eh udah terlanjur lewat, nah kalo begitu besok kita kasi yah. tapi apa yah terjadi? setelah keesokan hari dan seterusnya sampai sekarang, pemuda2 itu g pernah ada lagi disana.
satu pelajaran buat kami pada hari itu, agak berbeda dengan om tesla, yaitu : jangan pernah menunda untuk berbuat baik. ;D
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 03 August 2012, 05:09:38 PM
kayanya gitu yah... kadang kita udah niat pun, kalau ga ada jodoh karma...
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 03 August 2012, 05:10:12 PM
ha ha ha ha
ko tesla ini praktisi metta ya ;D

praktisi sati ;D
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: sanjiva on 03 August 2012, 07:06:41 PM
satu pelajaran buat kami pada hari itu, agak berbeda dengan om tesla, yaitu : jangan pernah menunda untuk berbuat baik. ;D

Menurut anda, apakah yg mau anda lakukan itu termasuk perbuatan baik?  ::)
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: hemayanti on 03 August 2012, 07:44:26 PM
Menurut anda, apakah yg mau anda lakukan itu termasuk perbuatan baik?  ::)
ya, tentu.
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: sanjiva on 03 August 2012, 09:38:10 PM
ya, tentu.

I don't think so  :-?
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: hemayanti on 04 August 2012, 09:29:31 AM
I don't think so  :-?
why ???
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: juanpedro on 04 August 2012, 10:40:08 AM
praktisi sati ;D
;D

[at] all
oh ya saya mau tanya istilah jodoh dalam buddhism itu berarti apa? apakah artinya bertemu?
soalnya kayaknya beda dengan arti jodoh secara umum (pasangan hidup, cmiw).


I don't think so  :-?
kok bisa?

Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: hemayanti on 04 August 2012, 12:09:03 PM
;D

[at] all
oh ya saya mau tanya istilah jodoh dalam buddhism itu berarti apa? apakah artinya bertemu?
soalnya kayaknya beda dengan arti jodoh secara umum (pasangan hidup, cmiw).
jodoh yang dimaksud mungkin lebih ke hubungan kamma nya, ada kamma yang mendukung untuk bertemu, ya seperti yang disebutkan om jupe.
dan jodoh disini tidak melulu harus pasangan hidup, tapi bisa juga sebagai teman, bahkan mungkin bertemu untuk sekedar saling membantu seperti cerita saya diatas, atau bisa juga ketemu untuk saling tinju2an.
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: sanjiva on 04 August 2012, 06:04:54 PM
why ???
Because you want to make donation to build place where they teach others to hate, undermind women and infidels, and once a year kill cows and goats as sacrifice to their god.

Would you want to involve in promoting these by helping them build their homebase?
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: hemayanti on 04 August 2012, 08:38:42 PM
Because you want to make donation to build place where they teach others to hate, undermind women and infidels, and once a year kill cows and goats as sacrifice to their god.

Would you want to involve in promoting these by helping them build their homebase?
iya itu kalo om melihat dari sisi buruknya.
“O para bhikkhu, kehendak (cetana) itulah yg Kusebut Kamma. Melalui kehendak, seseorang melakukan perbuatan melaui jasmani, melalui ucapan, atau melalui pikiran.”
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: sanjiva on 04 August 2012, 10:23:22 PM
iya itu kalo om melihat dari sisi buruknya.
“O para bhikkhu, kehendak (cetana) itulah yg Kusebut Kamma. Melalui kehendak, seseorang melakukan perbuatan melaui jasmani, melalui ucapan, atau melalui pikiran.”
Up to you  :P
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: hemayanti on 04 August 2012, 10:45:25 PM
Up to you  :P
ya iyalah :))
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: juanpedro on 06 August 2012, 08:54:31 AM
Because you want to make donation to build place where they teach others to hate, undermind women and infidels, and once a year kill cows and goats as sacrifice to their god.

Would you want to involve in promoting these by helping them build their homebase?
::)
oh...
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: sanjiva on 06 August 2012, 01:51:24 PM
::)
oh...
Kenafa bro ?   :P
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: juanpedro on 07 August 2012, 02:11:15 PM
Kenafa bro ?   :P
ndak papa ;D
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 29 September 2012, 06:51:01 PM
Setiap mahkluk adalah pewaris karmanya masing-masing.










Jika ini menyangkut aksi dan reaksi, jelas salah... perbuatan yg dilakukan ayah, pasti akan punya dampak ke anaknya. perbuatan yg dilakukan presiden SBY pasti punya dampak pada rakyatnya. SBY bilang BBM naik, kenapa rakyat marah ;)

walau Buddha mengatakan cetana itu yg disebut karma... tapi banyak sekali perlakuan kita sehari-hari yg kita lakukan karena kita anggap kita siap utk menerima hasil karmanya. dengan dalih mahkluk lain yg terkena dampaknya adalah hasil karmanya dari kehidupan lampau....

saya kira ajaran Buddha bukan tentang kehidupan lalu, atau nanti, tapi sekarang. dan saya kira karma itu juga bekerja sekarang. namun bukan dalam konteks aksi dan reaksi. aksi dan reaksi tidak punya batasan eksistensi. jadi apa aksi saya hari ini reaksinya tidak terbatas hanya pada eksistensi saya sendiri, tapi juga berdampak pada eksistensi lain, terutama yg didekat saya.

saya merenungkan bagaimana niat (cetana) itu muncul...


to be continue
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 02 October 2012, 12:35:35 PM
ketika saya punya niat, misalnya makan sate kambing,
niat tsb berasal dari hasrat saya ingin merasakan kelezatan sate kambing.

setelah saya telusuri lagi, setiap niat saya berasal dari
keinginan utk merasakan sesuatu, atau
keinginan utk merubah sesuatu.

keinginan utk merasakan sesuatu, bisa dipicu oleh "rasa" tsb pernah saya nikmati di masa lalu (spt sate kambing),
atau saya menduga "rasa" nya akan saya sukai nantinya. contoh, saya menduga rasanya masakan sebuah restoran baru itu bakalan enak dan saya sukai.

keinginan utk merubah sesuatu (di dunia ini), adalah hasrat utk merubah dunia ini sesuai dg idealisme saya. sama halnya post ini ditulis, jga sbnrnya ada hasrat agar orang yg membacanya bisa mengetahui idealisme saya.

kebahagiaan saya adalah ketika hasrat saya di dunia ini terpenuhi. namun ketika tidak terpenuhi, saya akan sedih, menderita, kecewa, atau sebut saja dukkha... dari sini saya melihat, ketika "niat" sudah muncul, sebenarnya saya sudah menyimpan akar dari penderitaan, bisa saja hasrat saya terpenuhi, tapi hanya utk satu waktu. saya bisa makan sate kambing hari ini, saya merasakan enaknya, namun di lain waktu belum tentu, padahal saya semakin menyukai rasa itu dan ingin mengulanginya. demikianlah saya melihat, karma bekerja saat ini, penderitaan kita akan semakin besar nantinya, walau sekarang kita bisa mengisi hasrat tsb.

dalam setiap kelahiran, pasti akan ada kematian. suatu saat kita akan berpisah dg apa yg kita sukai di dunia ini. saya membayangkan kalau saya masih punya hasrat pada dunia ini, ketika kematian menjelang saya akan sangat bersedih. jadi sebaiknya saya semampu mungkin mengikis hasrat saya pada dunia ini.

toh, apapun yg ada di dunia ini, tidak ada yg berharga dan tidak ada yg berarti...


end.
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: Alucard Lloyd on 02 October 2012, 07:39:10 PM
Sedikit nimbrung ya,...

Pada suatu pagi hari pada saat saya berjalan pagi untuk olahraga. Saya merenungkan setiap langkah yang saya lakukan. Dan saya berpikir setiap detik saya mati dan hidup kembali. Mengapa saya berpikir seperti itu mari kita bayangkan bersama,...

Pada langkah pertama dengan Langkah berikut nya hanya terlihat sama karena ini sebenanya adalah langkah yang baru dan selalu baru setiap langkah. Waktu yang menjadi kunci nya, setiap detik yang kita punya adalah sesuatu yang baru. Kita tak akan bisa menarik kembali waktu yang sudah terlewat, dan selalu menjadi baru setiap detik nya. Inilah kehidupan manusia sesungguhnya hidup dan mati. Hidup sesaat mati seketika,...

Terima kasih sudah boleh ikut nimbrung,...
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 23 October 2012, 12:48:37 AM
Menjadi Tua dan Akan Mati

just a thought, entah sejak kapan, kita selalu mengumpulkan apa2 saja yg kita perlukan nanti. menumpuk baju, sepatu, uang, rumah, dll... sebut saja kekayaan. seandainya saja kita tidak bisa mati, menurutku kita akan mengumpulkan luar biasa byk kekayaan yg akan digunakan nantinya dan dari waktu ke waktu jumlah kekayaan yg ditumpuk semakin banyak.

beruntung suatu saat kita akan mati. karenanya kita mulai berpikir apa maknanya hidup. segala kekayaan yg kita kumpulkan mulai menjadi tidak ada artinya ketika kita mati. pada dasarnya kekayaan kita memang semata utk menunjang hidup kita. ketika kita akan mati mau tidak mau, kita akan memberikan kekayaan kita pada kehidupan yg lain, bukan diri kita sendiri. suatu pelajaran tentang memberi.

karena ada yg menerimalah, hidup ini jadi punya arti. bukan sekedar sebuah badan yg makan, minum, bersenang2. namun sebuah jembatan kebaikan dari satu kehidupan ke kehidupan lainnya.

Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 07 October 2013, 10:46:26 PM
wah tidak terasa sudah hampir setahun berlalu...
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: neutral on 08 October 2013, 11:07:20 PM
Datang ke sini karena thread sebelah..menarik jg kisahnya.

Lanjutttt..

sudah padam?  ;D
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: sanjiva on 09 October 2013, 11:22:04 AM
Thread ini cukup mencerahkan  ^:)^
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 09 October 2013, 09:49:27 PM
belum padam :-)

skrg lagi jalan2 ke kota semarang, liat culture yg berbeda
nanti baru update lagi
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: neutral on 09 October 2013, 10:19:23 PM
yup yup ditunggu.

mgkn bisa ke lawang sewu biar ada yg bisa diceritain nanti  ;D
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: juanpedro on 10 October 2013, 08:01:07 PM
belum padam :-)

skrg lagi jalan2 ke kota semarang, liat culture yg berbeda
nanti baru update lagi
kita berjodoh, Ko =)) =)) =))
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: juanpedro on 10 October 2013, 08:07:37 PM
belum padam :-)

skrg lagi jalan2 ke kota semarang, liat culture yg berbeda
nanti baru update lagi
kita berjodoh, Ko =)) =)) =))
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 03 November 2013, 10:55:43 PM
Hidup adalah pilihan
tetapi
kadang... eh sering, pilihan yg ada semua tidak ada yg mengenakan :)


dukkha...

Title: Re: "Hidup Adalah Penderitaan"
Post by: Shasika on 03 November 2013, 11:08:43 PM
bukan sok Buddhist.

post 2, ini background kenapa journal perjalanan ini dimulai.

pertama, aku telah melihat hidupku adalah penderitaan. bagiku, dunia ini adalah sebuah kesalahan. aku melihat mahkluk hidup sebagai suatu entitas yg memiliki karakter mempertahankan diri. aku hidup utk mempertahankan diriku semata, demikian juga dg dia, kamu, mereka, manusia, hewan, tanaman. dalam upaya mempertahankan diri ini, jika dihadapkan pada pilihan mempertahankan aku atau mempertahankan kamu, tentu saja aku akan memilih "mempertahankan aku"

begitulah aku sebenarnya mahkluk yg mengerikan ini.

tipu-menipu, makan-memakan, pengkhianatan, selingkuh, pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, dst... adalah hal-hal yg sangat lumrah terjadi di dunia ini, karena nature dari mahkluk hidup sendiri.

bahkan ketika aku  berdana, ketika aku mendoakan orang lain "semoga dia bahagia" sebenarnya tak lain adalah wujud rencana diriku sendiri, agar kelak diriku mendapatkan kondisi hidup yg lebih baik.

pada suatu ketika, aku pernah mengalami momen yg sangat berharga dalam hidup ini. yaitu ketika semua keinginanku lenyap, itu sesuatu yg sangat berbeda, semoga kamu yg membaca tulisan ini pernah juga mengalami hal itu. aku tidak bisa mendeskripsikannya dg tulisan, yg jelas itu adalah pengalaman yg sama sekali berbeda dg hidup saya sebelumnya. seperti seorang tahanan yg baru bebas dari penjara (a.k.a jailbreak haha).

but itu sudah berlalu, sekarang aku disini, penuh dgn keinginan, penuh dgn cita-cita, penuh dengan harapan. aku suka pemandangan indah, suka lihat dada perempuan  :-[ , suka uang, suka memerintah, suka makanan enak, suka ruangan ber-AC, dan masih banyak lagi. aku tidak ingin melepasnya...

journal ini dibuat juga sebagai penyemangat biar aku ga sway lagi... semoga membantu
Melihat Nibbana sekilas...  ^:)^
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 04 November 2013, 12:10:56 AM
Melihat Nibbana sekilas...  ^:)^

ga yakin juga...

kalau dalam ilmu pengetahuan Buddhisme ada byk tahapan...
kemungkinan paling besarnya menurut saya adalah hilangnya panca nivarana
kemungkinan lebih kecilnya adalah jhana, dan hampir tidak mungkin adalah nibbana...
*apa nibbana bisa dilihat sekilas?
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: juanpedro on 04 November 2013, 08:12:15 AM
ga yakin juga...

kalau dalam ilmu pengetahuan Buddhisme ada byk tahapan...
kemungkinan paling besarnya menurut saya adalah hilangnya panca nivarana
kemungkinan lebih kecilnya adalah jhana, dan hampir tidak mungkin adalah nibbana...
*apa nibbana bisa dilihat sekilas?
mungkin kondisi ataraxia, nibbana versi epicureanisme... :-?
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: seniya on 04 November 2013, 09:44:17 AM
Atau mungkin hanya kekotoran pandangan terang (vipassana upakkilesa)  ^-^

 [at] TS: No offence lho  ;D
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 04 November 2013, 06:51:01 PM
Atau mungkin hanya kekotoran pandangan terang (vipassana upakkilesa)  ^-^

 [at] TS: No offence lho  ;D

mungkin saja
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: juanpedro on 05 November 2013, 05:29:26 PM
Atau mungkin hanya kekotoran pandangan terang (vipassana upakkilesa)  ^-^

 [at] TS: No offence lho  ;D
apa pulak ini? pandangan terang tapi kotor? ::)
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: seniya on 05 November 2013, 06:30:45 PM
apa pulak ini? pandangan terang tapi kotor? ::)

Menurut Visuddhi Magga, terdapat 10 kekotoran yang menghalangi pandangan terang yang dapat muncul pada mereka yang berlatih vipassana:

1. Cahaya yang gemilang (Obhasa)
2. Kegiuran batin (Piti)
3. Sikap batin tenang (Passaddhi)
4. Keyakinan kuat tak terhingga terhadap Tiratana (Adhimokkho ti saddha)
5. Semangat yang sangat tinggi atas pelaksanaan perenungan/meditasi (Paggaha)
6. Kegembiraan yang mencakup ke seluruh tubuh (Sukkha)
7. Pandangan yang tajam terhadap sifat alamiah anicca, dukkha dan anatta tanpa halangan (Nana)
8. Kemampuan di dalam melaksanakan perhatian murni tanpa kehilangan objek (Upatthana)
9. Keseimbangan batin (Upekkha)
10. Melekat terhadap fenomena dhamma butir 1 – 9 (Nikanti)

Selengkapnya: http://www.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/purpose-of-practising-kamatthana-meditation/
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 05 November 2013, 10:14:01 PM
oh, ada sumbernya dari suttanya ga?...
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: Indra on 05 November 2013, 11:18:15 PM
oh, ada sumbernya dari suttanya ga?...

tentu tidak
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: seniya on 05 November 2013, 11:35:28 PM
 [at] tesla: Memang gak ada dlm sutta krn itu temuan Buddhaghosa. Tp ada 16 upakkilesa dlm MN kalo gak salah.
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: Indra on 06 November 2013, 12:13:26 AM
[at] tesla: Memang gak ada dlm sutta krn itu temuan Buddhaghosa. Tp ada 16 upakkilesa dlm MN kalo gak salah.

MN 128 Upakkilesa Sutta tidak mengatakan cahaya itu adalah kilesa, melainkan  keragu-raguan, kurangnya perhatian, kelambanan dan ketumpulan, ketakutan, kegembiraan, kelembaman, kegigihan yang berlebihan, kegigihan lemah, kerinduan, persepsi keberagaman, dan meditasi berlebihan pada bentuk-bentuk yg disebut kilesa.
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: seniya on 06 November 2013, 05:54:55 AM
 [at] Indra: Benar, saya tdk mengatakan vipassana upakkilesa = upakkilesa dlm sutta ;D
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 06 November 2013, 06:23:26 AM
di AN 4.50 ternyata ada Upakkilesa Sutta (referensi (http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an04/an04.050.than.html))
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: seniya on 06 November 2013, 07:34:55 AM
di AN 4.50 ternyata ada Upakkilesa Sutta (referensi (http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an04/an04.050.than.html))

Udah diterjemahkan om Indra di sini: http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23851.msg435473.html#msg435473

AN 3.101 juga menyebutkan tentang upakkilesa:

“Demikian pula, para bhikkhu, ketika seorang bhikkhu menekuni pikiran yang lebih tinggi, (1) ada padanya kekotoran kasar: perbuatan buruk jasmani, ucapan, dan pikiran. Seorang bhikkhu yang mampu dan bersungguh-sungguh akan menghalau, menghentikan, dan melenyapkannya. Ketika hal ini telah dilakukan, (2) masih ada padanya kekotoran menengah: pikiran indriawi, pikiran berniat buruk, dan pikiran-pikiran mencelakai. Seorang bhikkhu yang mampu dan bersungguh-sungguh akan menghalau, menghentikan, dan melenyapkannya. Ketika hal ini telah dilakukan, (2) masih ada padanya kekotoran halus: pikiran-pikiran tentang sanak saudaranya,<556> pikiran-pikiran tentang negerinya, dan pikiran-pikiran tentang reputasinya.<557> Seorang bhikkhu yang mampu dan bersungguh-sungguh akan menghalau, menghentikan, dan melenyapkannya. Ketika hal ini telah dilakukan, maka di sana hanya tersisa pikiran-pikiran yang berhubungan dengan Dhamma.<558> Konsentrasi itu belum damai dan luhur, tidak diperoleh melalui ketenangan penuh,<559> tidak mencapai kesatuan, melainkan dikekang dan ditahan melalui penekanan [kekotoran-kekotoran] secara paksa.<560>

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23775.msg433767.html#msg433767

O ya, selain di MN 128 Upakkilesa Sutta, 16 upakkilesa juga disebutkan dalam MN 7 Vatthupama Sutta:

3. “Apakah, para bhikkhu, ketidak-sempurnaan yang mengotori pikiran?  Ketamakan dan keserakahan yang tidak baik adalah ketidak-sempurnaan yang mengotori pikiran.  Niat buruk … kemarahan … kekesalan … sikap meremehkan … kecongkakan … iri hati … ketamakan  … menipu …kecurangan … sifat keras kepala … persaingan … keangkuhan … kesombongan … kepongahan … [37] … kelalaian adalah ketidak-sempurnaan yang mengotori pikiran.

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,17327.msg278136.html#msg278136
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: Shasika on 12 November 2013, 06:29:51 PM
di AN 4.50 ternyata ada Upakkilesa Sutta (referensi (http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an04/an04.050.than.html))
Udah diterjemahkan om Indra di sini: http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23851.msg435473.html#msg435473

AN 3.101 juga menyebutkan tentang upakkilesa:

“Demikian pula, para bhikkhu, ketika seorang bhikkhu menekuni pikiran yang lebih tinggi, (1) ada padanya kekotoran kasar: perbuatan buruk jasmani, ucapan, dan pikiran. Seorang bhikkhu yang mampu dan bersungguh-sungguh akan menghalau, menghentikan, dan melenyapkannya. Ketika hal ini telah dilakukan, (2) masih ada padanya kekotoran menengah: pikiran indriawi, pikiran berniat buruk, dan pikiran-pikiran mencelakai. Seorang bhikkhu yang mampu dan bersungguh-sungguh akan menghalau, menghentikan, dan melenyapkannya. Ketika hal ini telah dilakukan, (2) masih ada padanya kekotoran halus: pikiran-pikiran tentang sanak saudaranya,<556> pikiran-pikiran tentang negerinya, dan pikiran-pikiran tentang reputasinya.<557> Seorang bhikkhu yang mampu dan bersungguh-sungguh akan menghalau, menghentikan, dan melenyapkannya. Ketika hal ini telah dilakukan, maka di sana hanya tersisa pikiran-pikiran yang berhubungan dengan Dhamma.<558> Konsentrasi itu belum damai dan luhur, tidak diperoleh melalui ketenangan penuh,<559> tidak mencapai kesatuan, melainkan dikekang dan ditahan melalui penekanan [kekotoran-kekotoran] secara paksa.<560>

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23775.msg433767.html#msg433767

O ya, selain di MN 128 Upakkilesa Sutta, 16 upakkilesa juga disebutkan dalam MN 7 Vatthupama Sutta:

3. “Apakah, para bhikkhu, ketidak-sempurnaan yang mengotori pikiran?  Ketamakan dan keserakahan yang tidak baik adalah ketidak-sempurnaan yang mengotori pikiran.  Niat buruk … kemarahan … kekesalan … sikap meremehkan … kecongkakan … iri hati … ketamakan  … menipu …kecurangan … sifat keras kepala … persaingan … keangkuhan … kesombongan … kepongahan … [37] … kelalaian adalah ketidak-sempurnaan yang mengotori pikiran.

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,17327.msg278136.html#msg278136
[-o< Kapan ya saya mampu membebaskan diri ?
Kilesa ini amat sangat melekat dalam kehidupan sehari2 kita sebagai manusia.
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 26 November 2013, 08:58:19 AM
tujuan, jalan dan peta


bagaimana jika kita ingin mencapai suatu tujuan, tetapi tidak ada satu orang lain pun yg kita kenal yg pernah sampai ke tujuan tersebut?
perjalanan kita akan penuh pencarian menelusuri kemungkinan setiap cabang jalan yg ada.


apakah Anda akan membeli sebuah peta perjalanan dari orang yg belum mencapai tujuan tersebut?  atau lebih parah lagi, Anda tidak tahu apakah orang itu sudah pernah sampai tujuan atau belum.


bisa saja kita membeli peta tersebut tapi itu hanyalah 1 bagian dari "pencarian" (yg mungkin tidak berujung)
tapi memaksakan peta tersebut "pasti" akan mengantarkan kita ke tujuan adalah ketidakwarasan, mungkin bentuk keputusasaan.


kebenaran mengundang untuk dibuktikan. bagaimana kita tahu kita telah sampai pada tujuan?
jika kita tahu tujuan kita seperti apa, maka kita akan tahu ketika kita sampai pada tujuan "kita" (bukan tujuan orang lain)
sebaliknya jika kita tidak tahu dan mencari tujuan orang lain, maka tidak heranlah kalau kita selalu bertanya pada orang lain apakah kita telah sampai...
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: Shasika on 27 November 2013, 03:31:26 PM
tujuan, jalan dan peta


bagaimana jika kita ingin mencapai suatu tujuan, tetapi tidak ada satu orang lain pun yg kita kenal yg pernah sampai ke tujuan tersebut?
perjalanan kita akan penuh pencarian menelusuri kemungkinan setiap cabang jalan yg ada.


apakah Anda akan membeli sebuah peta perjalanan dari orang yg belum mencapai tujuan tersebut?  atau lebih parah lagi, Anda tidak tahu apakah orang itu sudah pernah sampai tujuan atau belum.


bisa saja kita membeli peta tersebut tapi itu hanyalah 1 bagian dari "pencarian" (yg mungkin tidak berujung)
tapi memaksakan peta tersebut "pasti" akan mengantarkan kita ke tujuan adalah ketidakwarasan, mungkin bentuk keputusasaan.


kebenaran mengundang untuk dibuktikan. bagaimana kita tahu kita telah sampai pada tujuan?
jika kita tahu tujuan kita seperti apa, maka kita akan tahu ketika kita sampai pada tujuan "kita" (bukan tujuan orang lain)
sebaliknya jika kita tidak tahu dan mencari tujuan orang lain, maka tidak heranlah kalau kita selalu bertanya pada orang lain apakah kita telah sampai...
naaahhhh....ini diaaaa....!!
itulah yang selalu menjadi pencarian saya....
semoga ada yang bisa memberi bocoran walau mungkin belom berupa map nya, tapi paling tidak mengintip dah.... ^:)^
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 27 November 2013, 05:24:28 PM
naaahhhh....ini diaaaa....!!
itulah yang selalu menjadi pencarian saya....
semoga ada yang bisa memberi bocoran walau mungkin belom berupa map nya, tapi paling tidak mengintip dah.... ^:)^

mau ke mana? tujuannya mana (atau apa)
tujuannya, pangeran siddhatta adalah mencari obat dari kematian
ketika ia sampai pada state bebas dari kematian (dapat dicapai dalam hidupnya), maka pasti ia tau udah sampai


Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: Shasika on 27 November 2013, 05:36:48 PM
mau ke mana? tujuannya mana (atau apa)
tujuannya, pangeran siddhatta adalah mencari obat dari kematian
ketika ia sampai pada state bebas dari kematian (dapat dicapai dalam hidupnya), maka pasti ia tau udah sampai
setidaknya seperti judul aja dah (terlalu PD).... ^:)^
untuk maks 7x aja blom nyampe..... :hammer:
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 27 November 2013, 05:47:07 PM
setidaknya seperti judul aja dah (terlalu PD).... ^:)^
untuk maks 7x aja blom nyampe..... :hammer:

max 7x ini maksudnya apa yah...
apa tingkat suci pertama yg konon max terlahir 7x lagi?
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: Shasika on 27 November 2013, 05:51:19 PM
max 7x ini maksudnya apa yah...
apa tingkat suci pertama yg konon max terlahir 7x lagi?
:yes:
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 27 November 2013, 06:13:40 PM
menurut saya yah,

agak aneh utk mencapai tingkat kesucian krn kita sendiri ga tau tingkat kesucian itu seperti apa. (menurut saya jg agak absurb kalau dikatakan max kelahiran 7x, spt procedure saja walau kalau mau di curve fit ke logika bisa2 aja)
ingin bebas dari penderitaan,
ingin bebas dari kematian,
atau yg paling praktis, saya ingin bahagia.
tujuan-tujuan spt ini lebih jelas oleh diri sendiri dan krn diri sendiri paham, maka tau udah sampai atau belum.
walau belum sampaipun, bisa diperiksa sendiri progressnya dg menanyakan, apakah saya sudah lebih bahagia
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: Shasika on 28 November 2013, 11:45:03 PM
menurut saya yah,

agak aneh utk mencapai tingkat kesucian krn kita sendiri ga tau tingkat kesucian itu seperti apa. (menurut saya jg agak absurb kalau dikatakan max kelahiran 7x, spt procedure saja walau kalau mau di curve fit ke logika bisa2 aja)
ingin bebas dari penderitaan,
ingin bebas dari kematian,
atau yg paling praktis, saya ingin bahagia.
tujuan-tujuan spt ini lebih jelas oleh diri sendiri dan krn diri sendiri paham, maka tau udah sampai atau belum.
walau belum sampaipun, bisa diperiksa sendiri progressnya dg menanyakan, apakah saya sudah lebih bahagia
U R correct bro..... ^:)^
anyway evam me suttam at least we try to attainment (liberation).
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 18 December 2013, 10:35:40 PM
Dapatkah saya menikmati sesuatu (melalui indra ini) dengan penuh kesadaran & waspada.


Misal, menonton sebuah film yang sangat menarik, bagaimana menikmatinya? kesadaran hanyut atau penuh waspada... bagaimana saya ikut berempati ketika pemeran utama dalam film itu sedang kesusahaan, dan lega ketika ia mengalami titik balik dan sama sekali tidak merasakan apapun lagi seminggu kemudian? tidak ada rasional untuk berempati pada tokoh fiktif tersebut. apakah sensasi hanyut itu yg dicari (setidaknya olehku?)


Dan apakah rasa sakit, sedih, menderita juga adalah sensasi yang diambil atas pilihan (ku)sendiri dimana sebenarnya ada pilihan lain.
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 25 December 2013, 12:44:04 AM
kali ini ingin post kehidupan sehari2 dulu

anak saya punya rasa ingin tahu yang besar sekali dan kalau bertanya suka detail sekali. kebetulan saya punya waktu meladeni pertanyaannya, saya melihat pikiran anak-anak sangat jernih... walau sangat menerima apa yg kita sampaikan namun tetap dibandingkan dengan fakta lain yang diterima sebelumnya sehingga jika kita berbohong akan cepat ketahuan karena ada konflik fakta.

anak saya mulai bertanya tentang asal usul manusia.
saya suka menjawab lahir dari orang tua. tapi dia mau tau bagaimana pertamanya manusia...

karena istri saya berasal dari background religius berbeda dengan saya,
plus anak yg berpikir dengan sebab-akibat. plus lagi dia sudah tau (bahkan suka) tentang dinosaurus dan kehidupan purba... maka sudah tertutup kemungkinan saya dan istri menjawab teori penciptaan tapi juga tidak bisa menjawab kelahiran kembali... solusinya menjelaskan tentang evolusi... (saya butuh search youtube utk menjelaskan  ^:)^)

tentang kematian... istri saya memberitahu tentang surga & neraka. saya memberitahu kelahiran kembali... mixing akhirnya jadi: jika kamu baik, maka akan terlahir kembali di surga, dan jika jahat akan terlahir di neraka.

cerita bersambung...
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: Shasika on 25 December 2013, 11:00:22 AM
Lanjuttt...nyimakkkk...

***) kayak si Richard juga gtu...pinterrrr bangetttt...#lirikmbah#
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: Alexis on 17 August 2015, 07:35:47 AM
Namo Buddhaya  _/\_

Judulnya menarik...
Numpang lewat yah kk... :P

"Melepas" bukan "Menggenggam"   :yes:

 _/\_
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: Shasika on 20 August 2015, 08:14:48 PM
Dalam perjalanan bisa ketemu macam2 yang nanti nya akan mendukung "padam" ato justru sebaliknya....

#Lanjuttt donkkk....
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: Alexis on 22 August 2015, 03:34:57 AM
Namo Buddhaya  _/\_

#Lanjuttt donkkk....

Numpang nanya sama kk...
Apakah kk suka dengan nasi goreng...  ;D

 _/\_
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: cumi polos on 22 August 2015, 07:50:21 AM
Quote
anak saya mulai bertanya tentang asal usul manusia.
bagaimana kehidupan awal dibumi terjadi ?....
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: Shasika on 27 August 2015, 02:24:29 PM
Namo Buddhaya  _/\_

Numpang nanya sama kk...
Apakah kk suka dengan nasi goreng...  ;D

 _/\_
Mau traktir ?

 :))
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: Alexis on 28 August 2015, 01:21:09 AM
Namo Buddhaya  _/\_

Mau traktir ?

 :))

Saya tidak janji yah kk   ^:)^
Tapi kalau ada kesempatan ...
Saya traktir kk nasi goreng yah ... :)) :)) :))

Hanya sekedar ingin sharing atau diskusi dengan kk2....  ;D
CMIIW  ;D
Kalau kk suka dengan nasi goreng...
Dengan mengetahui bahan2nya dibuat dari,

Contoh :
Nasi dengan kualitas terbaik...
Minyak Goreng / Margarin dengan kualitas terbaik...
Garam dengan kualitas terbaik...
Lada Putih dengan kualitas terbaik...
Bawang Merah dengan kualitas terbaik...
Tomat dengan kualitas terbaik...
Timun dengan kualitas terbaik...
Kecap dengan kualitas terbaik...
Telur (Omega) dengan kualitas terbaik...
Daging dengan kualitas terbaik...

Bahkan kk tahu "siapa" yg menanam, mengolah, membentuk, menuai, memproduksi ulang bahan2 tersebut...  ^-^

Dan bila disetiap harinya kk kepingin makan...
Kk makan nasi goreng ...  ^-^
Terus dilakukan seumur hidup kk ...

Kira - kira, apakah kk ...
Masih ada "kemelekatan" terhadap nasi goreng ....
Berkurang "kemelekatan" terhadap nasi goreng ....
Tidak ada (padam) "keinginan" atau "kemelekatan" terhadap nasi goreng tersebut ....


 _/\_
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: cumi polos on 28 August 2015, 03:18:49 PM
Namo Buddhaya  _/\_

Saya tidak janji yah kk   ^:)^
Tapi kalau ada kesempatan ...
Saya traktir kk nasi goreng yah ... :)) :)) :))

Hanya sekedar ingin sharing atau diskusi dengan kk2....  ;D
CMIIW  ;D
Kalau kk suka dengan nasi goreng...
Dengan mengetahui bahan2nya dibuat dari,

Contoh :
Nasi dengan kualitas terbaik...
Minyak Goreng / Margarin dengan kualitas terbaik...
Garam dengan kualitas terbaik...
Lada Putih dengan kualitas terbaik...
Bawang Merah dengan kualitas terbaik...
Tomat dengan kualitas terbaik...
Timun dengan kualitas terbaik...
Kecap dengan kualitas terbaik...
Telur (Omega) dengan kualitas terbaik...
Daging dengan kualitas terbaik...

Bahkan kk tahu "siapa" yg menanam, mengolah, membentuk, menuai, memproduksi ulang bahan2 tersebut...  ^-^

Dan bila disetiap harinya kk kepingin makan...
Kk makan nasi goreng ...  ^-^
Terus dilakukan seumur hidup kk ...

Kira - kira, apakah kk ...
Masih ada "kemelekatan" terhadap nasi goreng ....
Berkurang "kemelekatan" terhadap nasi goreng ....
Tidak ada (padam) "keinginan" atau "kemelekatan" terhadap nasi goreng tersebut ....


 _/\_
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta

percuma klo bahan ok, tapi koki nya tidak ok !....
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: Alexis on 28 August 2015, 09:30:24 PM
Namo Buddhaya  _/\_

percuma klo bahan ok, tapi koki nya tidak ok !....

Itulah Anicca kk ....  ^:)^

Tidak hanya kokinya yg tidak ok kita mendapatkan "dukkha"
Bila kita mendapat salah satu bahan yg tidak baik ...
Bila kita kekurangan salah satu bahan yg terbaik ...
Bila kita masih "melekat"... akan merasakan "dukkha"  ^:)^

 
_/\_
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 10 March 2016, 07:46:44 PM
2 tahun ini saya sudah hidup di kota yg berbeda
krn kota asal saya sering diserang oleh bencana asap.

2 tahun ini berlalu begitu cepat
banyak sekali hal baru & perubahan dalam hidup

proses pindah tempat tinggal ini dirasakan penuh kengerian,
khawatir masa depan yg tidak pasti di tempat baru
tapi 2 tahun udah berlalu...
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 13 March 2016, 12:34:57 PM
Sekarang di Semarang om Tesla?
Title: Re: Perjalanan Menuju Padam
Post by: tesla on 24 March 2016, 06:22:07 PM
Sekarang di Semarang om Tesla?
iya om