//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: MMD bukan Buddhisme ?  (Read 151817 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD bukan Buddhisme ?
« Reply #330 on: 02 September 2008, 12:25:36 AM »
ini tidak bertentangan dengan apa yang saya katakan toh... hehehehe...

Ketika dikatakan bahwa seseorang mengenal ajaran buddha melalui perjalanan (lebih mantap kita katakan pengalaman... mungkin pengalaman meditasi, bisa meditasi apa saja, apakah goenka, mmd atau yang lain), maka jalurnya menjadi terbalik dari belakang menuju ke depan.

KEtika seseorang itu belajar teori ajaran buddha dulu, kemudian baru melakukan meditasi dan mencapai khanika samadhi... kita ibaratkan jalurnya dari depan ke belakang...

tidak masalah mau mulai dulu dari depan atau belakang. yang penting kan hasilnya. betul toh...

Dalam hal ini ada ketidakcocokan pandangan seperti kita melihat celana, dari atas kelihatan satu lobang, tetapi kalau dari bawah kelihatan dua lobang. padahal yang dilihat adalah sebuah celana.

saya juga setuju dengan pemaparan sdr.andrew menjawab pertanyaan sdr.Mod... karena memang seperti itulah saya memahami mmd. Walaupun sebenarnya saya masih lebih afdol dengan cara dari depan ke belakang (belajar teori dan sutta sutta dahulu baru kemudian ke meditasi). Tetapi mmd memberikan satu khasanah tertentu.

 _/\_

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD bukan Buddhisme ?
« Reply #331 on: 02 September 2008, 12:26:28 AM »
berapa lama Bahiya mencapai pencerahan dan jadi arahat?

baca sendiri bahiya-sutta

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD bukan Buddhisme ?
« Reply #332 on: 02 September 2008, 12:31:43 AM »
berapa lama Bahiya mencapai pencerahan dan jadi arahat?
sangat cepat ...
setelah menerima instruksi Buddha , buddha pergi ( kalo tidak salah berpindapata ) ...
saat Buddha kembali...
Bahiya telah meninggal dan sebelum meninggal Bahiya mencapai arahat
 _/\_

Koreksi dikit: menurut Bahiya-sutta (Udana 1.10), begitu mendengar tuntunan Sang Buddha, Bahiya langsung menjadi arahat. ... Setelah memberi tuntunan kepada Bahiya, Sang Buddha pergi. .. Tak lama setelah Sang Buddha pergi, Bahiya diseruduk sapi sehingga meninggal.

Salam,
hudoyo

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD bukan Buddhisme ?
« Reply #333 on: 02 September 2008, 12:37:15 AM »
IMO, disini perlu dibreakdown dahulu. instruksi apa? Buddha apa? kepada Bahiya apa? bukan apa?termasuk Buddhism apa? ,
jika buddhisme disini JM8 dkk, IMO tepat, sebab yg saya tahu. percakapan buddha kpd bahiya. lsg menjurus ke pancakhanda (perasaan, pencerapan,dkk CMIIW).

Tidak perlu dibreakdown segala ... Jelas silogismenya adalah:
1. Statement moderator DC: MMD bukan Buddhisme
2. MMD adalah ajaran meditasi Buddha kepada Bahiya
Jadi: ajaran meditasi Buddha kepada Bahiya bukan Buddhisme. ABSURD

Tidak ada teori pancakhandha dalam Bahiya sutta, tidak ada teori 6 landasan indra di dalam, 6 di luar, 6 kesadaran dsb dsb.

Yang ada dalam Bahiya-sutta hanyalah FAKTA enam persepsi, yang bisa diketahui orang secara universal, tanpa perlu belajar pancakhandha atau belajar abhidhamma.
« Last Edit: 02 September 2008, 01:01:31 AM by hudoyo »

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD bukan Buddhisme ?
« Reply #334 on: 02 September 2008, 12:41:32 AM »
apakah sekarang yang katanya pakai instruksi Bahiya langsung mencapai pencerahan? langsung jadi arahat?

Kasus Bahiya sangat istimewa. ... Tapi ada kasus lain: tuntunan meditasi yang persis sama diberikan oleh Sang Buddha kepada Bhikkhu Malunkyaputta ... dan setelah mendengar tuntunan itu, bhikkhu Malunkyaputta perlu waktu untuk berlatih ... sampai menjadi arahat juga. ... Sekarang tuntunan meditasi Sang Buddha kepada Bahiya dan Malunkyaputta diterapkan oleh praktisi MMD ... tanpa mikir-mikir kapan mau jadi arahat.
« Last Edit: 02 September 2008, 12:58:54 AM by hudoyo »

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD bukan Buddhisme ?
« Reply #335 on: 02 September 2008, 12:46:38 AM »
*sarkasme mode="on"*

ternyata vipassana s.n. goenka juga bukan buddhisme, karena gak nyebut2 tiratana, 4km and jm8.
gado2 nih goenka, berani2nya nyebut2 hindu sama kr****n. astaga berani2nya nyebut harmful. ck ck ck ck...
kok ada bhikkhu yg membawa metode ini ke indonesia ya  :-?

Quote
This is the law. This is the truth. This is Dharma. It is not Buddhist, Hindu, Jain, Muslim, Christian, Parsi, or Sikh dharma. It is simply Dharma.

The moment you make it the exclusive property of a particular sect, Dharma is no longer Dharma. It has become sectarian and is harmful. You must understand that Dharma is universal. Dharma cannot be Buddhist, Hindu, Muslim or Christian. It is the law of nature.

...

Rites and rituals, philosophies and dogmas have nothing to do with it. We have forgotten the truth of Dharma deep inside this universal law of nature makes no discrimination. Anyone who places a hand in burning fire is bound to burn oneself.

It makes no difference what religion one belongs to, what rites or rituals one performs, or what philosophy one believes in.
sumber: http://www.vri.dhamma.org/publications/sem9505b.html

*sarkasme mode="off"*


sarkasme mode = on

Kapan Dewan Moderator DC akan menyatakan "vipassana Goenka bukan Buddhisme"? ... nota bene: vipassana Goenka di Indonesia disponsori oleh YM Sukhemo Mahathera.

Bagaimana Dewan Moderator DC? ... Apakah Anda konsisten? Atau plintat-plintut?

sarkasme mode = off

Ini bukan berarti saya melecehkan vipassana Goenka, lho. ... Jangan diputarbalik lagi. ...
« Last Edit: 02 September 2008, 01:08:32 AM by hudoyo »

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD bukan Buddhisme ?
« Reply #336 on: 02 September 2008, 12:49:06 AM »
karena Sutta bukan sekedar didengarkan atau dibaca, tapi direnungkan dan dipraktekkan.
Juga bukan untuk di debatkan mana yang asli kata sang Buddha atau bukan!
Meragukan yang satu tapi percaya 100% yang lain :))
Itukah Buddhism ?

O, jadi menelan mentah-mentah semua sutta? ... juga sutta yang mengatakan "hanya di dalam ajaranku terdapat pembebasan, di dalam ajaran guru-guru lain tidak ada pembebasan" (Mahaparinibbana-sutta)? ... Tidak masuk akal.

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD bukan Buddhisme ?
« Reply #337 on: 02 September 2008, 12:50:32 AM »
sebenarnya ramai disini tapi untuk mengingatkan kalau orang itu harus di pegang kata2nya :))

Akhirnya Mod beraksi :)) sebelum aye comment pengen euy GRP aye kek Mod, keren euy kakakakak

thread ini bisa2 mecahin rekor lagi neh :))

soal pengakuan sepertinya begitu penting keknya bagi Bpk Hudoyo, cobalah lebih bersabar dan mengerti, ibaratnya ketika kita bertamu kerumah orang lain kita khan harus mengikuti tata aturan sang tuan rumah, apabila tidak berkenan ataupun tidak suka toh tinggal pergi, yang terpenting apa tujuan MMD dan misi Bpk sebagai pendiri MMD itu lebih penting mana dibandingkan dengan label diakui?

Maaf, Ryu, di thread ini saya hanya melayani Mod.

:))

Karena thread ini sudah berkembang sama seperti thread sebelah, dan thread sebelah telah dibuka lagi, maka saya pun mengubah keputusan saya.

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD bukan Buddhisme ?
« Reply #338 on: 02 September 2008, 12:52:59 AM »
Tahukah Anda, ajaran meditasi Krishnamurti persis sama dengan ajaran meditasi Buddha kepada Bahiya.
kalo persis sama, kenapa pake pengakuan "pendekatan MMD ini saya pelajari dari J Krishnamurti", kenapa bukan dari Sang Buddha aja pak?

Kenapa tidak boleh? ...
Andalah yang melekat secara eksklusif kepada AGAMA Buddha ...
Saya mengatakan bahwa kebenaran ada di dalam ajaran Buddha kepada Bahiya dan di dalam ajaran Krishnamurti.

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD bukan Buddhisme ?
« Reply #339 on: 02 September 2008, 12:56:01 AM »
Toh bahiya sendiri harus dilepaskan, buddhism juga dilepaskan, apalah artinya pengakuan.
sebenarnya soal melekat pada label, sama saja antara MMD dan non-MMD. bahkan pada MMD yg konon tanpa label terbukti kemelekatannya jauh lebih kuat.
Alih2 melepas malah melekat. Angulimala, aku sudah lama berhenti. Kamulah yang masih terus berlari. Apa yang kamu cari? Berhentilah.

Ryu, Anda berlagak seperti orang yang sudah bebas. ... Tapi setiap pembaca posting-posting Anda bisa melihat bahwa Anda cuma berlagak.

Offline Mod

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 49
  • Reputasi: -997
Re: MMD bukan Buddhisme ?
« Reply #340 on: 02 September 2008, 01:06:58 AM »
Bahiya Sutta (Ud I.10) -- Mengenai Bahiya

Demikian telah kudengar. Satu ketika Sang Bhagava tengah bersemayam di
Savatthi, di Hutan Jeta, Taman Anathapindika. Adapun pada ketika itu
Bahiya yang berpakaian kulit kayu tengah bersemayam di Supparaka dekat
pantai. Ia dihormati, dihargai, dimuliakan, dipuji, dijunjung -- seorang
penerima jubah, makanan sedekah, pemondokan, dan keperluan obat-obatan
untuk menyembuhkan penyakit. Kemudian, sewaktu sendirian dalam penyepian,
pemikiran ini muncul dalam benaknya: "Nah, dari mereka yang di dunia ini
adalah para arahat atau telah memasuki jalan menuju kearahatan, akukah di
antaranya?"

Kemudian satu dewa yang dulunya pernah menjadi kerabat Bahiya yang
berpakaian kulit kayu -- welas asih, menghendaki kesejahteraannya,
mengetahui dengan benaknya sendiri pemikiran yang muncul dalam benak
Bahiya -- pergi ke tempat ia tengah bersemayam dan ketika tiba berkata
kepadanya: "Engkau, Bahiya, bukanlah seorang arahat ataupun telah
memasuki jalan menuju kearahatan. Engkau bahkan tidak mengikuti latihan
yang memungkinkanmu menjadi seorang arahat atau memasuki jalan menuju
kearahatan."

"Namun siapakah, yang hidup di dunia ini beserta para dewatanya, adalah
seorang arahat atau telah memasuki jalan menuju kearahatan?"

"Bahiya, terdapat sebuah kota di negeri sebelah utara bernama Savatthi.
Sang Bhagava -- seorang arahat, swabangun dengan benar -- tengah
bersemayam di sana saat ini. Beliau benar-benar seorang arahat dan beliau
mengajarkan Dhamma yang membimbing menuju kearahatan."

Kemudian Bahiya, tergugah secara mendalam oleh dewa tersebut,
meninggalkan Supparaka saat itu juga dan, dalam waktu sehari semalam,
pergi sampai ke tempat Sang Bhagava tengah bersemayam di Savatthi, di
Hutan Jeta, Taman Anathapindika. Adapun pada ketika itu, sejumlah besar
bhikkhu tengah melakukan meditasi jalan di udara terbuka. Ia pergi kepada
mereka dan, ketika tiba, berkata, "Di manakah, bhante, Sang Bhagava
tengah bersemayam -- sang arahat, swabangun dengan benar? Aku ingin
menemui beliau."

"Beliau telah pergi ke dalam kota untuk mengumpulkan makanan sedekah."

Kemudian Bahiya segera meninggalkan Hutan Jeta dan memasuki Savatthi,
serta melihat Sang Bhagava tengah mengumpulkan makanan sedekah di
Savatthi -- tenang, menenteramkan, indera-inderanya damai, pikirannya
damai, sangat sentosa dan seimbang, sempurna, terlatih, terjaga,
indera-inderanya terkendali, Orang yang Agung (naga). Melihatnya, ia
menghampiri Sang Bhagava dan, ketika tiba, menjatuhkan dirinya, dengan
kepala di kaki Sang Bhagava, dan berkata, "Ajarkan aku Dhamma, O Sang
Bhagava! Ajarkan aku Dhamma, O Sang Sugata, yang akan lama bagi
kesejahteraan dan kebahagiaanku."

Ketika ini dikatakan, Sang Bhagava berkata kepadanya: "Ini bukan
waktunya, Bahiya. Kami telah memasuki kota untuk mengumpulkan makanan
sedekah."

Kedua kalinya, Bahiya berkata kepada Sang Bhagava: "Namun adalah sulit
untuk mengetahui dengan pasti bahaya-bahaya apa yang mungkin terjadi pada
hidup Sang Bhagava, atau bahaya-bahaya apa yang mungkin terjadi pada
hidupku. Ajarkan aku Dhamma, O Sang Bhagava! Ajarkan aku Dhamma, O Sang
Sugata, yang akan lama bagi kesejahteraan dan kebahagiaanku."

Kedua kalinya, Sang Bhagava berkata kepadanya: "Ini bukan waktunya,
Bahiya. Kami telah memasuki kota untuk mengumpulkan makanan sedekah."

Ketiga kalinya, Bahiya berkata kepada Sang Bhagava: "Namun adalah sulit
untuk mengetahui dengan pasti bahaya-bahaya apa yang mungkin terjadi pada
hidup Sang Bhagava, atau bahaya-bahaya apa yang mungkin terjadi pada
hidupku. Ajarkan aku Dhamma, O Sang Bhagava! Ajarkan aku Dhamma, O Sang
Sugata, yang akan lama bagi kesejahteraan dan kebahagiaanku."

"Lantas, Bahiya, engkau hendaknya melatih dirimu sendiri demikian: Dalam
yang terlihat hanya akan ada yang terlihat. Dalam yang terdengar hanya
akan ada yang terdengar. Dalam yang terasa hanya akan ada yang terasa.
Dalam yang tersadari hanya akan ada yang tersadari. Demikianlah engkau
hendaknya melatih dirimu sendiri. Ketika bagimu hanya ada yang terlihat
dalam yang terlihat, hanya ada yang terdengar dalam yang terdengar, hanya
ada yang terasa dalam yang terasa, hanya ada yang tersadari dalam yang
tersadari, maka, Bahiya, engkau tidak akan 'dengan itu'. Ketika engkau
tidak dengan itu, engkau tidak akan 'di situ'. Ketika engkau tidak di
situ, engkau tidak akan berada 'di sini' ataupun 'di sana' ataupun di
antara keduanya. Ini, hanya ini, adalah akhir dari penderitaan."


Lewat mendengar penjelasan ringkas mengenai Dhamma dari Sang Bhagava ini,
pikiran Bahiya yang berpakaian kulit kayu di sana dan saat itu juga
terbebas dari noda-noda lewat ketaklekatan. Setelah menasihati Bahiya
yang berpakaian kulit kayu dengan penjelasan ringkas mengenai Dhamma,
Sang Bhagava berangkat.

Adapun tak lama setelah Sang Bhagava berangkat, Bahiya -- diserang oleh
seekor lembu beserta anak-lembu -- meninggal dunia. Kemudian Sang
Bhagava, setelah pergi mengumpulkan makanan sedekah di Savatthi, sehabis
bersantap, kembali dari pengumpulan makanan sedekahnya bersama dengan
sejumlah besar bhikkhu, melihat Bahiya telah wafat. Melihatnya, beliau
berkata kepada para bhikkhu, "Ambillah tubuh Bahiya dan, letakkan di atas
tandu serta bawalah pergi, kremasikan dan bangunkanlah sebuah stupa.
Sahabatmu dalam kehidupan suci telah wafat."

"Baiklah, bhante," para bhikkhu menyahut. Setelah meletakkan tubuh Bahiya
di atas tandu, membawanya pergi, mengremasikannya, dan membangunkannya
sebuah stupa, mereka pergi kepada Sang Bhagava dan, ketika tiba, setelah
menyalami beliau, duduk di satu sisi. Sementara mereka tengah duduk di
sana, mereka berkata pada Sang Bhagava, "Tubuh Bahiya telah dikremasikan,
bhante, dan stupanya telah dibangun. Bagaimana nasibnya? Bagaimana
keadaan masa depannya?"

"Para bhikkhu, Bahiya yang berpakaian kulit kayu itu bijaksana. Ia
berlatih Dhamma sesuai dengan Dhamma dan tidak merepotkanku dengan
masalah yang berkaitan dengan Dhamma. Bahiya yang berpakaian kulit kayu,
telah Parinibbana."

Kemudian, menginsyafi pentingnya hal tersebut, Sang Bhagava ketika itu
mengutarakan sabda ini:

Di mana air, tanah, api, & angin tak punya pijakan:
Di sana bintang-bintang tidak bersinar,
   matahari tidak terlihat,
   rembulan tidak muncul,
   kegelapan tidak diketemukan.
Dan ketika sang arif,
   seorang brahmana melalui kebijaksanaan,
   telah mengetahui [ini] untuk dirinya,
maka dari bentuk & nirbentuk,
   dari kebahagiaan & penderitaan,
      ia terbebas.

Offline Mod

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 49
  • Reputasi: -997
Re: MMD bukan Buddhisme ?
« Reply #341 on: 02 September 2008, 01:10:10 AM »
Sebelumnya pola pikir saya netral,
dan kelihatannya saya tidak bisa mendapatkan jawaban yang memuaskan,
dan ketika pertanyaan dipertanyakan kembali, saya menjadi seolah-olah memutar pertanyaan.

Baiklah,
Saya coba dari sisi pandang salah satu sisi yang lebih kritis.


2. MMD adalah ajaran meditasi Buddha kepada Bahiya
Jadi: ajaran meditasi Buddha kepada Bahiya bukan Buddhisme. ABSURD
Dari mana kesimpulan Sang Buddha mengajarkan Meditasi diangkat?

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD bukan Buddhisme ?
« Reply #342 on: 02 September 2008, 01:12:40 AM »
Quote
Dari mana kesimpulan Sang Buddha mengajarkan Meditasi diangkat?

Dari Bahiya-sutta yang Anda kutip di atas ini.

Offline Mod

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 49
  • Reputasi: -997
Re: MMD bukan Buddhisme ?
« Reply #343 on: 02 September 2008, 01:15:19 AM »
Bisa tolong diperjelas pada paragraf mana Bahiya melakukan meditasi?
Bisa tolong diperjelas pada bagian mana Sang Buddha mengajarkan meditasi?

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD bukan Buddhisme ?
« Reply #344 on: 02 September 2008, 01:15:38 AM »
Bahiya Sutta (Ud I.10) -- Mengenai Bahiya

[...]

"Lantas, Bahiya, engkau hendaknya melatih dirimu sendiri demikian: Dalam
yang terlihat hanya akan ada yang terlihat. Dalam yang terdengar hanya
akan ada yang terdengar. Dalam yang terasa hanya akan ada yang terasa.
Dalam yang tersadari hanya akan ada yang tersadari. Demikianlah engkau
hendaknya melatih dirimu sendiri.
Ketika bagimu hanya ada yang terlihat
dalam yang terlihat, hanya ada yang terdengar dalam yang terdengar, hanya
ada yang terasa dalam yang terasa, hanya ada yang tersadari dalam yang
tersadari, maka, Bahiya, engkau tidak akan 'dengan itu'. Ketika engkau
tidak dengan itu, engkau tidak akan 'di situ'. Ketika engkau tidak di
situ, engkau tidak akan berada 'di sini' ataupun 'di sana' ataupun di
antara keduanya. Ini, hanya ini, adalah akhir dari penderitaan."

[...]

Yang dibold merah adalah tuntunan meditasi Sang Buddha kepada bahiya.