//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'  (Read 12118 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

virianadi

  • Guest
Bagaimana PENDAPAT rekan-rekan senior DC,tentang meditasi samatha dengan menggunakan objek mantra Three jewels of Buddhism?

https://www.youtube.com/watch?v=PLU4NO1x7GY
Di tempat saya ada Bhante yang mengajarkan meditasi memakai tehnik tsb.
Kalau memang 'boleh',bukankah lebih baik menggunakan BRAINWAVE dengan gelombang alpha,theta dan delta yang gabung(alpha 10 mnt disambung theta 20 mnt kemudian disambung dengan delta 30 mnt).
Kalau mau bisa juga 3 macam gelombang brainwave tsb di 'gabung' dengan tisarana.
Apakah ada rekan-rekan yang mempunyai "PENGALAMAN"(atau pernah mencoba) seperti 'tehnik' diatas?
Terima Kasih


Semoga Semua Mahluk Berbahagia

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #1 on: 12 August 2013, 09:35:33 PM »
[ASK] apa tu yg dimaksud dg gelombang Alpha, Theta dan Delta (serem amat istilah nya) ;D
Tolong sharing pengalaman anda setelah mempelajari tehnik itu dari Bhante di Vihara anda. Thanks sebelumnya.
I'm an ordinary human only

Offline Harpuia

  • Teman
  • **
  • Posts: 97
  • Reputasi: 9
  • Harpy
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #2 on: 13 August 2013, 09:58:49 AM »
[ASK] apa tu yg dimaksud dg gelombang Alpha, Theta dan Delta (serem amat istilah nya) ;D
Tolong sharing pengalaman anda setelah mempelajari tehnik itu dari Bhante di Vihara anda. Thanks sebelumnya.
Gelombang otak biasanya digolongkan ada 4 :
- beta : pada saat otak beraktivitas dan dalam kondisi terjaga.
- alpha : pada saat otak dalam kondisi tenang (biasanya awal meditasi memasuki tahap ini
- theta : pada saat otak dalam kondisi lebih rileks lagi (biasanya pada kondisi hampir tertidur, dan beberapa sumber mengatakan meditasi juga masuk ke fase ini setelah fase alpha)
- delta : pada saat otak dalam istirahat biasanya sudah tidur tanpa mimpi..
 

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #3 on: 13 August 2013, 10:20:06 AM »
Gelombang otak biasanya digolongkan ada 4 :
- beta : pada saat otak beraktivitas dan dalam kondisi terjaga.
- alpha : pada saat otak dalam kondisi tenang (biasanya awal meditasi memasuki tahap ini
- theta : pada saat otak dalam kondisi lebih rileks lagi (biasanya pada kondisi hampir tertidur, dan beberapa sumber mengatakan meditasi juga masuk ke fase ini setelah fase alpha)
- delta : pada saat otak dalam istirahat biasanya sudah tidur tanpa mimpi..

Makasih ya bro Harpuia saya jadi tahu nambah pengetahuan nih, ref pls... ;D
I'm an ordinary human only

Offline Harpuia

  • Teman
  • **
  • Posts: 97
  • Reputasi: 9
  • Harpy
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #4 on: 13 August 2013, 10:24:05 AM »
Makasih ya bro Harpuia saya jadi tahu nambah pengetahuan nih, ref pls... ;D
waduh.. gak punya reff.. saya ketik apa yang saya tahu aja ;D kebetulan pernah membaca.. :)




Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #5 on: 13 August 2013, 10:24:58 AM »
waduh.. gak punya reff.. saya ketik apa yang saya tahu aja ;D kebetulan pernah membaca.. :)
IC  ;D
I'm an ordinary human only

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #6 on: 13 August 2013, 01:49:38 PM »
Suara tidak termasuk dalam 40 obyek meditasi.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #7 on: 13 August 2013, 01:52:45 PM »
hati2 sama ajaran yg ngaku2 ajaran Buddha, bandingkan dengan sutta vinaya, apakah benar Sang Buddha mengajarkan itu.

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #8 on: 13 August 2013, 01:58:18 PM »
udah tau bakalan dibilang gitu :D
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #9 on: 13 August 2013, 02:00:37 PM »
hati2 sama ajaran yg ngaku2 ajaran Buddha, bandingkan dengan sutta vinaya, apakah benar Sang Buddha mengajarkan itu.

Maaf, apakah sudah mulai ada degradasi pesan Sang Buddha?  Seingat gw Buddha mengatakan: bandingkan dengan dhamma-vinaya. :-?

 _/\_
« Last Edit: 13 August 2013, 02:02:49 PM by sanjiva »
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #10 on: 13 August 2013, 02:06:01 PM »
Suara tidak termasuk dalam 40 obyek meditasi.
hati2 sama ajaran yg ngaku2 ajaran Buddha, bandingkan dengan sutta vinaya, apakah benar Sang Buddha mengajarkan itu.
udah tau bakalan dibilang gitu :D
^-^ ^-^
Iya 40 kasina khan bukan termasuk suara. Apa buat kasina sendiri ?  ^:)^
I'm an ordinary human only

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #11 on: 13 August 2013, 02:27:08 PM »
objek mantra three jewels mungkin maksudnya dengan seperti buddhanussati, dhammanussati atau sanghanussati yang termasuk dalam 40 kammathana. tergantung pengertian si pelaku apakah dilakukan sebagai alat bantu perenungan / nussati ataukah konsentrasi terhadap suaranya...

btw, bukankah rangkuman 40 kammathana sendiri ada di visudhi magga, dengan kata lain bukan sutta vinaya?

mengenai brainwave, saya pernah ngetest beberapa kali, gak ngerasa apa2 juga. karena pengalaman gak ada, jadi saya gak komen banyak deh. secara logika sih, apa bisa mengubah pancaran radio dengan memancarkan gelombang dari luar ke arah antena/pemancar radio? kayaknya pemancarnya sendiri yang harus berubah...

* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #12 on: 13 August 2013, 02:28:19 PM »
Maaf, apakah sudah mulai ada degradasi pesan Sang Buddha?  Seingat gw Buddha mengatakan: bandingkan dengan dhamma-vinaya. :-?

 _/\_

mungkin Bhikkhu Ananda yg melakukan degradasi itu, atau ingatan anda yg terdegradasi

Quote from: Mahaparinibbana Sutta
4.8. ‘Seandainya seorang bhikkhu mengatakan: “Teman-teman, aku mendengar dan menerima ini dari mulut Sang Bhagavā sendiri: inilah Dhamma, inilah disiplin, inilah Ajaran Sang Guru,” maka, para bhikkhu, kalian tidak boleh menerima atau menolak kata-katanya. Kemudian, tanpa menerima atau menolak, kata-kata dan ungkapannya harus dengan teliti dicatat dan dibandingkan dengan Sutta-sutta dan dipelajari di bawah cahaya disiplin. Jika kata-katanya, saat dibandingkan dan dipelajari, terbukti tidak selaras dengan Sutta atau disiplin, berarti kesimpulannya adalah: “Pasti ini bukan kata-kata Sang Buddha, hal ini telah keliru dipahami oleh bhikkhu ini,” dan kata-katanya itu harus ditolak. Tetapi jika saat dibandingkan dan dipelajari, terbukti selaras dengan Sutta atau disiplin, berarti kesimpulannya adalah: “Pasti ini adalah kata-kata Sang Buddha, hal ini telah dengan benar dipahami oleh bhikkhu ini.” Ini adalah kriteria pertama.’
4.9. ‘Seandainya seorang bhikkhu mengatakan: “Di tempat-tempat ini terdapat komunitas para bhikkhu dengan bhikkhu-bhikhu senior dan guru-guru terkemuka. Aku telah mendengar dan menerima ini dari komunitas tersebut,” maka, para bhikkhu, kalian tidak boleh menerima atau menolak kata-katanya ... (seperti paragraf 4.8). [125] Ini adalah kriteria ke dua.’
4.10. ‘Seandainya seorang bhikkhu mengatakan: “Di tempat-tempat ini terdapat banyak bhikkhu senior yang terpelajar, pewaris tradisi, yang mengetahui Dhamma, disiplin, peraturan-peraturan ...” (seperti paragraf 4.8). Ini adalah kriteria ke tiga.’
4.11. ‘Seandainya seorang bhikkhu mengatakan: “Di tempat-tempat ini terdapat seorang bhikkhu senior yang terpelajar ... aku telah mendengar dan menerima ini dari bhikkhu senior tersebut ...” (seperti paragraf 4.8). Tetapi jika saat dibandingkan dan dipelajari, terbukti selaras dengan Sutta atau disiplin, berarti kesimpulannya adalah: ‘Pasti ini adalah kata-kata Sang Buddha, hal ini telah dengan benar dipahami oleh bhikkhu ini.’’


188. ‘‘Idha, bhikkhave, bhikkhu evaṃ vadeyya – ‘sammukhā metaṃ, āvuso, bhagavato sutaṃ sammukhā paṭiggahitaṃ, ayaṃ dhammo ayaṃ vinayo idaṃ satthusāsana’nti. Tassa, bhikkhave, bhikkhuno bhāsitaṃ neva abhinanditabbaṃ nappaṭikkositabbaṃ. Anabhinanditvā appaṭikkositvā tāni padabyañjanāni sādhukaṃ uggahetvā sutte osāretabbāni [otāretabbāni], vinaye sandassetabbāni. Tāni ce sutte osāriyamānāni [otāriyamānāni] vinaye sandassiyamānāni na ceva sutte osaranti [otaranti (sī. pī. a. ni. 4.180], na ca vinaye sandissanti, niṭṭhamettha gantabbaṃ – ‘addhā, idaṃ na ceva tassa bhagavato vacanaṃ; imassa ca bhikkhuno duggahita’nti. Itihetaṃ, bhikkhave, chaḍḍeyyātha. Tāni ce sutte osāriyamānāni vinaye sandassiyamānāni sutte ceva osaranti, vinaye ca sandissanti, niṭṭhamettha gantabbaṃ – ‘addhā, idaṃ tassa bhagavato vacanaṃ; imassa ca bhikkhuno suggahita’nti. Idaṃ, bhikkhave, paṭhamaṃ mahāpadesaṃ dhāreyyātha.

‘‘Idha pana, bhikkhave, bhikkhu evaṃ vadeyya – ‘amukasmiṃ nāma āvāse saṅgho viharati sathero sapāmokkho. Tassa me saṅghassa sammukhā sutaṃ sammukhā paṭiggahitaṃ, ayaṃ dhammo ayaṃ vinayo idaṃ satthusāsana’nti. Tassa, bhikkhave, bhikkhuno bhāsitaṃ neva abhinanditabbaṃ nappaṭikkositabbaṃ. Anabhinanditvā appaṭikkositvā tāni padabyañjanāni sādhukaṃ uggahetvā sutte osāretabbāni, vinaye sandassetabbāni. Tāni ce sutte osāriyamānāni vinaye sandassiyamānāni na ceva sutte osaranti, na ca vinaye sandissanti, niṭṭhamettha gantabbaṃ – ‘addhā, idaṃ na ceva tassa bhagavato vacanaṃ; tassa ca saṅghassa duggahita’nti. Itihetaṃ, bhikkhave, chaḍḍeyyātha. Tāni ce sutte osāriyamānāni vinaye sandassiyamānāni sutte ceva osaranti vinaye ca sandissanti, niṭṭhamettha gantabbaṃ – ‘addhā , idaṃ tassa bhagavato vacanaṃ; tassa ca saṅghassa suggahita’nti. Idaṃ, bhikkhave, dutiyaṃ mahāpadesaṃ dhāreyyātha.

‘‘Idha pana, bhikkhave, bhikkhu evaṃ vadeyya – ‘amukasmiṃ nāma āvāse sambahulā therā bhikkhū viharanti bahussutā āgatāgamā dhammadharā vinayadharā mātikādharā. Tesaṃ me therānaṃ sammukhā sutaṃ sammukhā paṭiggahitaṃ – ayaṃ dhammo ayaṃ vinayo idaṃ satthusāsana’nti. Tassa, bhikkhave, bhikkhuno bhāsitaṃ neva abhinanditabbaṃ…pe… na ca vinaye sandissanti, niṭṭhamettha gantabbaṃ – ‘addhā, idaṃ na ceva tassa bhagavato vacanaṃ; tesañca therānaṃ duggahita’nti. Itihetaṃ, bhikkhave, chaḍḍeyyātha. Tāni ce sutte osāriyamānāni…pe… vinaye ca sandissanti, niṭṭhamettha gantabbaṃ – ‘addhā, idaṃ tassa bhagavato vacanaṃ; tesañca therānaṃ suggahita’nti. Idaṃ, bhikkhave, tatiyaṃ mahāpadesaṃ dhāreyyātha.

‘‘Idha pana, bhikkhave, bhikkhu evaṃ vadeyya – ‘amukasmiṃ nāma āvāse eko thero bhikkhu viharati bahussuto āgatāgamo dhammadharo vinayadharo mātikādharo. Tassa me therassa sammukhā sutaṃ sammukhā paṭiggahitaṃ – ayaṃ dhammo ayaṃ vinayo idaṃ satthusāsana’nti. Tassa, bhikkhave, bhikkhuno bhāsitaṃ neva abhinanditabbaṃ nappaṭikkositabbaṃ. Anabhinanditvā appaṭikkositvā tāni padabyañjanāni sādhukaṃ uggahetvā sutte osāritabbāni, vinaye sandassetabbāni. Tāni ce sutte osāriyamānāni vinaye sandassiyamānāni na ceva sutte osaranti, na ca vinaye sandissanti, niṭṭhamettha gantabbaṃ – ‘addhā, idaṃ na ceva tassa bhagavato vacanaṃ; tassa ca therassa duggahita’nti. Itihetaṃ, bhikkhave, chaḍḍeyyātha. Tāni ca sutte osāriyamānāni vinaye sandassiyamānāni sutte ceva osaranti, vinaye ca sandissanti , niṭṭhamettha gantabbaṃ – ‘addhā , idaṃ tassa bhagavato vacanaṃ; tassa ca therassa suggahita’nti. Idaṃ, bhikkhave, catutthaṃ mahāpadesaṃ dhāreyyātha. Ime kho, bhikkhave, cattāro mahāpadese dhāreyyāthā’’ti.


sutta adalah dalam makna "khotbah" bukan merujuk pada "sutta pitaka"
« Last Edit: 13 August 2013, 02:56:36 PM by Indra »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #13 on: 13 August 2013, 02:30:54 PM »
objek mantra three jewels mungkin maksudnya dengan seperti buddhanussati, dhammanussati atau sanghanussati yang termasuk dalam 40 kammathana. tergantung pengertian si pelaku apakah dilakukan sebagai alat bantu perenungan / nussati ataukah konsentrasi terhadap suaranya...

btw, bukankah rangkuman 40 kammathana sendiri ada di visudhi magga, dengan kata lain bukan sutta vinaya?

mengenai brainwave, saya pernah ngetest beberapa kali, gak ngerasa apa2 juga. karena pengalaman gak ada, jadi saya gak komen banyak deh. secara logika sih, apa bisa mengubah pancaran radio dengan memancarkan gelombang dari luar ke arah antena/pemancar radio? kayaknya pemancarnya sendiri yang harus berubah...



dalam sutta memang hanya ada 38, visuddhimagga menambahkan 2 lagi tapi yg memang juga ada dalam sutta, hanya sutta tidak mengatakan bermeditasi dengan 2 itu, dan tidak pernah diajarkan dalam sutta tahap2an meditasi dengan 2 objek tambahan itu

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #14 on: 13 August 2013, 02:35:37 PM »
objek mantra three jewels mungkin maksudnya dengan seperti buddhanussati, dhammanussati atau sanghanussati yang termasuk dalam 40 kammathana. tergantung pengertian si pelaku apakah dilakukan sebagai alat bantu perenungan / nussati ataukah konsentrasi terhadap suaranya...

btw, bukankah rangkuman 40 kammathana sendiri ada di visudhi magga, dengan kata lain bukan sutta vinaya?

mengenai brainwave, saya pernah ngetest beberapa kali, gak ngerasa apa2 juga. karena pengalaman gak ada, jadi saya gak komen banyak deh. secara logika sih, apa bisa mengubah pancaran radio dengan memancarkan gelombang dari luar ke arah antena/pemancar radio? kayaknya pemancarnya sendiri yang harus berubah...
Setahu saya Meditasi Buddhanussati itu merenungkan kualitas2 Buddha yang terperinci dlm Buddhanussati, demikian pula Dhammanussati, merenungkan kualitas2 Dhamma, dan Sanghanussati merenungkan kualitas2 sangha, BEDA ya menurut saya, melakukan perenungan kualitas2 dengan mendengarkan suara.... ^:)^
I'm an ordinary human only

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #15 on: 13 August 2013, 02:35:45 PM »
dalam sutta memang hanya ada 38, visuddhimagga menambahkan 2 lagi tapi yg memang juga ada dalam sutta, hanya sutta tidak mengatakan bermeditasi dengan 2 itu, dan tidak pernah diajarkan dalam sutta tahap2an meditasi dengan 2 objek tambahan itu

baru tau, thanks.
klo boleh tau yang 2 itu apa saja om?

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #16 on: 13 August 2013, 02:44:19 PM »
dalam sutta memang hanya ada 38, visuddhimagga menambahkan 2 lagi tapi yg memang juga ada dalam sutta, hanya sutta tidak mengatakan bermeditasi dengan 2 itu, dan tidak pernah diajarkan dalam sutta tahap2an meditasi dengan 2 objek tambahan itu
baru tau, thanks.
klo boleh tau yang 2 itu apa saja om?
Ikutan duduk antri.... ;D
Ref sutta pls...
I'm an ordinary human only

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #17 on: 13 August 2013, 02:48:52 PM »
baru tau, thanks.
klo boleh tau yang 2 itu apa saja om?

Ikutan duduk antri.... ;D
Ref sutta pls...

visuddhimagga muncul belangan setelah sutta, jadi mustahil ada referensi sutta tentang "2 objek tambahan dalam  visuddhimagga adalah ...."

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #18 on: 13 August 2013, 02:50:08 PM »
baru tau, thanks.
klo boleh tau yang 2 itu apa saja om?

saya pernah mencoba melakukan studi atas hal ini, tapi dalam pekerjaan itu, ternyata saya sampai pada kesimpulan, bahwa itu gak perlu, karena sudah banyak yg melakukan, yg diperlu dilakukan, hanyalah google search saja.

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #19 on: 13 August 2013, 03:03:46 PM »
dalam sutta memang hanya ada 38, visuddhimagga menambahkan 2 lagi tapi yg memang juga ada dalam sutta, hanya sutta tidak mengatakan bermeditasi dengan 2 itu, dan tidak pernah diajarkan dalam sutta tahap2an meditasi dengan 2 objek tambahan itu
visuddhimagga muncul belangan setelah sutta, jadi mustahil ada referensi sutta tentang "2 objek tambahan dalam  visuddhimagga adalah ...."
bocorin nama nya sutta donk.... ;D

 
I'm an ordinary human only

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #20 on: 13 August 2013, 03:12:38 PM »
visuddhimagga muncul belangan setelah sutta, jadi mustahil ada referensi sutta tentang "2 objek tambahan dalam  visuddhimagga adalah ...."

bocorin nama nya sutta donk.... ;D

 

saya sudah berusah menjelaskan, tidak ada sutta yg memberi informasi itu, karena pada saat sutta pitaka di susun, visudhimagga blm ada. jadi yg bisa dilakukan adalah membandingkan objek apa aja yg terdapat dalam sutta-sutta dan apa aja yg ada dalam visudhimagga, kemudian bandingkan

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #21 on: 13 August 2013, 03:15:43 PM »
saya sudah berusah menjelaskan, tidak ada sutta yg memberi informasi itu, karena pada saat sutta pitaka di susun, visudhimagga blm ada. jadi yg bisa dilakukan adalah membandingkan objek apa aja yg terdapat dalam sutta-sutta dan apa aja yg ada dalam visudhimagga, kemudian bandingkan
IC.
I'm an ordinary human only

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #22 on: 13 August 2013, 03:17:32 PM »
mungkin maksudnya sutta2 apa yang memuat yang 38 biji itu...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #23 on: 13 August 2013, 03:26:11 PM »
mungkin maksudnya sutta2 apa yang memuat yang 38 biji itu...

nah itu tersebar di banyak sutta, saya juga harus menggunakan google untuk mencarinya, jadi apa bedanya dengan mencari sendiri?

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #24 on: 13 August 2013, 03:37:01 PM »
om indra, 2 objek mana yang nggak ketemu di sutta?
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #25 on: 13 August 2013, 03:55:03 PM »
om indra, 2 objek mana yang nggak ketemu di sutta?


bukan gak ketemu, tapi sutta tidak menyebutkan itu sebagai objek, melainkan hanya salah satu bentuk perenungan di antara banyak perenungan lainnya, dan tidak dikatakan mengarah pada jhana2 dengan renungan itu, kalo gak salah dalam list VM dimasukkan dalam urutan terakhir. ada 1 tulisan yg beredar di internet yg membahas hal ini, cobalah google dulu, saya pernah membacanya dan saat ini saya sedang tidak leluasa untuk mencari2, dan juga apa yg bisa saya lakukan juga sama bisa dilakukan oleh semua orang.

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #26 on: 13 August 2013, 04:07:54 PM »
yang 2 itu yang ini ya?

# aharapatikulasanna (satu perenungan terhadap makanan yang menjijikkan)
# catudhatuvavatthana (satu analisa terhadap keempat unsur yang ada didalam badan jasmani)

CMIIW

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #27 on: 13 August 2013, 04:38:40 PM »
17. “Sekarang ketiga perumpamaan ini muncul padaKu secara spontan yang belum pernah terdengar sebelumnya. Misalkan terdapat sebatang kayu basah terletak di dalam air, dan seseorang datang dengan sebatang kayu-api, dengan berpikir: ‘Aku akan menyalakan api, aku akan menghasilkan panas.’ Bagaimana menurutmu, Aggivessana? Dapatkah orang itu menyalakan api dan menghasilkan panas dengan menggosokkan kayu api dengan kayu basah yang terletak di dalam air?”

“Tidak, Guru Gotama. Mengapa tidak? Karena kayu itu adalah kayu basah, [241] dan terletak di dalam air. Akhirnya orang itu hanya akan memperoleh kelelahan dan kekecewaan.”

“Demikian pula, Aggivessana, sehubungan dengan para petapa dan brahmana itu yang masih belum hidup dengan jasmani yang terasing dari kenikmatan indria, dan yang keinginan indrianya, cintanya, ketergila-gilaannya, dahaganya, dan demamnya akan kenikmatan indria belum sepenuhnya ditinggalkan dan ditekan secara internal, bahkan jika para petapa dan brahmana baik itu merasakan perasaan-perasaan yang menyakitkan, menyiksa, menusuk karena usaha, mereka tidak akan mampu mencapai pengetahuan dan penglihatan dan pencerahan tertinggi; dan bahkan jika para petapa dan brahmana baik itu tidak merasakan perasaan-perasaan yang menyakitkan, menyiksa, menusuk karena usaha, mereka tidak akan mampu mencapai pengetahuan dan penglihatan dan pencerahan tertinggi. Ini adalah perumpamaan pertama yang muncul padaku secara spontan yang belum pernah terdengar sebelumnya.

18. “Kemudian, Aggivessana, perumpamaan ke dua muncul padaKu secara spontan yang belum pernah terdengar sebelumnya. Misalkan terdapat sebatang kayu basah terletak di atas tanah kering yang jauh dari air, dan seseorang datang dengan sebatang kayu-api, dengan berpikir: ‘Aku akan menyalakan api, aku akan menghasilkan panas.’ Bagaimana menurutmu, Aggivessana? Dapatkah orang itu menyalakan api dan menghasilkan panas dengan menggosokkan kayu api dengan kayu basah yang terletak di atas tanah kering yang jauh dari air?”

“Tidak, Guru Gotama. Mengapa tidak? Karena kayu itu adalah kayu basah, bahkan walaupun kayu itu terletak di atas tanah kering yang jauh dari air. Akhirnya orang itu hanya akan memperoleh kelelahan dan kekecewaan.”

“Demikian pula, Aggivessana, sehubungan dengan para petapa dan brahmana itu yang masih hidup dengan jasmani yang terasing dari kenikmatan indria,  tetapi keinginan indrianya, cintanya, ketergila-gilaannya, dahaganya, dan demamnya akan kenikmatan indria belum sepenuhnya ditinggalkan dan ditekan secara internal, bahkan jika para petapa dan brahmana baik itu merasakan perasaan-perasaan yang menyakitkan, menyiksa, menusuk karena usaha, mereka tidak akan mampu mencapai pengetahuan dan penglihatan dan pencerahan tertinggi; dan bahkan jika para petapa dan brahmana baik itu tidak merasakan perasaan-perasaan yang menyakitkan, menyiksa, menusuk karena usaha, mereka tidak akan mampu mencapai pengetahuan dan penglihatan dan pencerahan tertinggi. Ini adalah perumpamaan ke dua yang muncul padaku secara spontan, yang belum pernah terdengar sebelumnya.

19. “Kemudian, Aggivessana, perumpamaan ke tiga muncul padaKu [242] secara spontan, yang belum pernah terdengar sebelumnya. Misalkan terdapat sebatang kayu kering terletak di atas tanah kering yang jauh dari air, dan seseorang datang dengan sebatang kayu-api, dengan berpikir: ‘Aku akan menyalakan api, aku akan menghasilkan panas.’ Bagaimana menurutmu, Aggivessana? Dapatkah orang itu menyalakan api dan menghasilkan panas dengan menggosokkan kayu api dengan kayu kering yang terletak di atas tanah kering yang jauh dari air?”

“Dapat, Guru Gotama. Mengapa? Karena kayu itu adalah kayu kering, dan kayu itu terletak di atas tanah kering yang jauh dari air.”

“Demikian pula, Aggivessana, sehubungan dengan para petapa dan brahmana itu yang masih hidup dengan jasmani yang terasing dari kenikmatan indria, dan yang keinginan indrianya, cintanya, ketergila-gilaannya, dahaganya, dan demamnya akan kenikmatan indria telah sepenuhnya ditinggalkan dan ditekan secara internal, bahkan jika para petapa dan brahmana baik itu merasakan perasaan-perasaan yang menyakitkan, menyiksa, menusuk karena usaha, mereka akan mampu mencapai pengetahuan dan penglihatan dan pencerahan tertinggi; dan bahkan jika para petapa dan brahmana baik itu tidak merasakan perasaan-perasaan yang menyakitkan, menyiksa, menusuk karena usaha, mereka akan mampu mencapai pengetahuan dan penglihatan dan pencerahan tertinggi.  Ini adalah perumpamaan ke tiga yang muncul padaku secara spontan, yang belum pernah terdengar sebelumnya. Ini adalah tiga perumpamaan yang muncul padaku secara spontan yang belum pernah terdengar sebelumnya.
...

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #28 on: 13 August 2013, 06:43:44 PM »
yang 2 itu yang ini ya?

# aharapatikulasanna (satu perenungan terhadap makanan yang menjijikkan)
# catudhatuvavatthana (satu analisa terhadap keempat unsur yang ada didalam badan jasmani)

CMIIW

Perenungan empat unsur ada dalam Satipatthana Sutta:

6. ‘Kemudian, seorang bhikkhu memeriksa jasmani ini, bagaimanapun posisinya, dalam hal unsur-unsur: “Terdapat dalam jasmani ini, unsur tanah, unsur-air, unsur-api, unsur-angin.”[28] Bagaikan seorang tukang daging yang terampil atau pembantunya, setelah menyembelih seekor sapi,[29] duduk di persimpangan jalan dengan daging yang telah dibagi dalam beberapa bagian, demikianlah seorang bhikkhu memeriksa jasmani ini ... dalam hal unsur-unsur: “Terdapat dalam jasmani ini, unsur tanah, unsur-air, unsur-api, unsur-angin.”’
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa


Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #30 on: 13 August 2013, 09:06:57 PM »
Menurut buku tsb, kedua objek terakhir disebutkan dalam sutta juga walaupun jarang sebagai objek meditasi, tetapi sebagai objek perenungan, seperti yang Om Indra katakan. Namun sebelum kita lanjutkan lebih jauh, apa perbedaan meditasi dan perenungan sehingga keduanya dikatakan berbeda? Mungkin ini bisa jadi bahan penyelidikan bersama....
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #31 on: 13 August 2013, 09:40:26 PM »
Menurut buku tsb, kedua objek terakhir disebutkan dalam sutta juga walaupun jarang sebagai objek meditasi, tetapi sebagai objek perenungan, seperti yang Om Indra katakan. Namun sebelum kita lanjutkan lebih jauh, apa perbedaan meditasi dan perenungan sehingga keduanya dikatakan berbeda? Mungkin ini bisa jadi bahan penyelidikan bersama....

perenungan itu misalnya

Quote
“Di sini, para bhikkhu, ketika siang hari berlalu dan malam menjelang, seorang bhikkhu merefleksikan sebagai berikut: ‘Aku dapat mati karena banyak penyebab. (1) Seekor ular mungkin menggigitku, atau seekor kalajengking atau seekor lipan mungkin menyengatku, dan aku bisa mati; itu akan menjadi rintangan bagiku. (2) Aku mungkin tersandung dan jatuh, atau (3) makananku mungkin tidak cocok bagiku, atau (4) empeduku mungkin menjadi terganggu, atau (5) dahakku mungkin menjadi terganggu, atau (6) angin tajam dalam tubuhku mungkin menjadi terganggu, atau (7) orang-orang mungkin menyerangku, atau (8) makhluk-makhluk halus yang jahat mungkin menyerangku, dan aku bisa mati; itu akan menjadi rintangan bagiku.’

“Bhikkhu ini harus merefleksikan sebagai berikut: ‘Apakah aku memiliki kualitas-kualitas tidak bermanfaat apa pun yang belum ditinggalkan, yang dapat menjadi rintangan bagiku jika aku mati malam ini?’ Jika, setelah meninjau kembali, bhikkhu itu mengetahui: ‘Aku memiliki kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang belum ditinggalkan, yang dapat menjadi rintangan bagiku jika aku mati malam ini,’ maka ia harus mengerahkan keinginan, usaha, kemauan, semangat, tanpa mengenal lelah, perhatian, dan pemahaman jernih yang luar biasa untuk meninggalkan kualitas-kualitas buruk yang tidak bermanfaat itu. Seperti halnya seseorang yang pakaian atau kepalanya terbakar akan mengerahkan keinginan, usaha, kemauan, semangat, tanpa mengenal lelah, perhatian, dan pemahaman jernih yang luar biasa untuk memadamkan [api pada] pakaian atau kepalanya, demikian pula bhikkhu itu [321] harus mengerahkan keinginan, usaha, kemauan, semangat, tanpa mengenal lelah, perhatian, dan pemahaman jernih yang luar biasa untuk meninggalkan kualitas-kualitas buruk yang tidak bermanfaat itu.

“Tetapi jika, setelah meninjau kembali, bhikkhu itu mengetahui sebagai berikut: ‘Aku tidak memiliki kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang belum ditinggalkan, yang dapat menjadi rintangan bagiku jika aku mati malam ini,’ maka ia boleh berdiam dalam sukacita dan kegembiraan yang sama itu, berlatih siang dan malam dalam kualitas-kualitas bermanfaat.

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #32 on: 13 August 2013, 10:20:20 PM »
mungkin Bhikkhu Ananda yg melakukan degradasi itu, atau ingatan anda yg terdegradasi

Spoiler: ShowHide
Quote from: Mahaparinibbana Sutta

    4.8. ‘Seandainya seorang bhikkhu mengatakan: “Teman-teman, aku mendengar dan menerima ini dari mulut Sang Bhagavā sendiri: inilah Dhamma, inilah disiplin, inilah Ajaran Sang Guru,” maka, para bhikkhu, kalian tidak boleh menerima atau menolak kata-katanya. Kemudian, tanpa menerima atau menolak, kata-kata dan ungkapannya harus dengan teliti dicatat dan dibandingkan dengan Sutta-sutta dan dipelajari di bawah cahaya disiplin. Jika kata-katanya, saat dibandingkan dan dipelajari, terbukti tidak selaras dengan Sutta atau disiplin, berarti kesimpulannya adalah: “Pasti ini bukan kata-kata Sang Buddha, hal ini telah keliru dipahami oleh bhikkhu ini,” dan kata-katanya itu harus ditolak. Tetapi jika saat dibandingkan dan dipelajari, terbukti selaras dengan Sutta atau disiplin, berarti kesimpulannya adalah: “Pasti ini adalah kata-kata Sang Buddha, hal ini telah dengan benar dipahami oleh bhikkhu ini.” Ini adalah kriteria pertama.’
    4.9. ‘Seandainya seorang bhikkhu mengatakan: “Di tempat-tempat ini terdapat komunitas para bhikkhu dengan bhikkhu-bhikhu senior dan guru-guru terkemuka. Aku telah mendengar dan menerima ini dari komunitas tersebut,” maka, para bhikkhu, kalian tidak boleh menerima atau menolak kata-katanya ... (seperti paragraf 4.8). [125] Ini adalah kriteria ke dua.’
    4.10. ‘Seandainya seorang bhikkhu mengatakan: “Di tempat-tempat ini terdapat banyak bhikkhu senior yang terpelajar, pewaris tradisi, yang mengetahui Dhamma, disiplin, peraturan-peraturan ...” (seperti paragraf 4.8). Ini adalah kriteria ke tiga.’
    4.11. ‘Seandainya seorang bhikkhu mengatakan: “Di tempat-tempat ini terdapat seorang bhikkhu senior yang terpelajar ... aku telah mendengar dan menerima ini dari bhikkhu senior tersebut ...” (seperti paragraf 4.8). Tetapi jika saat dibandingkan dan dipelajari, terbukti selaras dengan Sutta atau disiplin, berarti kesimpulannya adalah: ‘Pasti ini adalah kata-kata Sang Buddha, hal ini telah dengan benar dipahami oleh bhikkhu ini.’’


    188. ‘‘Idha, bhikkhave, bhikkhu evaṃ vadeyya – ‘sammukhā metaṃ, āvuso, bhagavato sutaṃ sammukhā paṭiggahitaṃ, ayaṃ dhammo ayaṃ vinayo idaṃ satthusāsana’nti. Tassa, bhikkhave, bhikkhuno bhāsitaṃ neva abhinanditabbaṃ nappaṭikkositabbaṃ. Anabhinanditvā appaṭikkositvā tāni padabyañjanāni sādhukaṃ uggahetvā sutte osāretabbāni [otāretabbāni], vinaye sandassetabbāni. Tāni ce sutte osāriyamānāni [otāriyamānāni] vinaye sandassiyamānāni na ceva sutte osaranti [otaranti (sī. pī. a. ni. 4.180], na ca vinaye sandissanti, niṭṭhamettha gantabbaṃ – ‘addhā, idaṃ na ceva tassa bhagavato vacanaṃ; imassa ca bhikkhuno duggahita’nti. Itihetaṃ, bhikkhave, chaḍḍeyyātha. Tāni ce sutte osāriyamānāni vinaye sandassiyamānāni sutte ceva osaranti, vinaye ca sandissanti, niṭṭhamettha gantabbaṃ – ‘addhā, idaṃ tassa bhagavato vacanaṃ; imassa ca bhikkhuno suggahita’nti. Idaṃ, bhikkhave, paṭhamaṃ mahāpadesaṃ dhāreyyātha.

    ‘‘Idha pana, bhikkhave, bhikkhu evaṃ vadeyya – ‘amukasmiṃ nāma āvāse saṅgho viharati sathero sapāmokkho. Tassa me saṅghassa sammukhā sutaṃ sammukhā paṭiggahitaṃ, ayaṃ dhammo ayaṃ vinayo idaṃ satthusāsana’nti. Tassa, bhikkhave, bhikkhuno bhāsitaṃ neva abhinanditabbaṃ nappaṭikkositabbaṃ. Anabhinanditvā appaṭikkositvā tāni padabyañjanāni sādhukaṃ uggahetvā sutte osāretabbāni, vinaye sandassetabbāni. Tāni ce sutte osāriyamānāni vinaye sandassiyamānāni na ceva sutte osaranti, na ca vinaye sandissanti, niṭṭhamettha gantabbaṃ – ‘addhā, idaṃ na ceva tassa bhagavato vacanaṃ; tassa ca saṅghassa duggahita’nti. Itihetaṃ, bhikkhave, chaḍḍeyyātha. Tāni ce sutte osāriyamānāni vinaye sandassiyamānāni sutte ceva osaranti vinaye ca sandissanti, niṭṭhamettha gantabbaṃ – ‘addhā , idaṃ tassa bhagavato vacanaṃ; tassa ca saṅghassa suggahita’nti. Idaṃ, bhikkhave, dutiyaṃ mahāpadesaṃ dhāreyyātha.

    ‘‘Idha pana, bhikkhave, bhikkhu evaṃ vadeyya – ‘amukasmiṃ nāma āvāse sambahulā therā bhikkhū viharanti bahussutā āgatāgamā dhammadharā vinayadharā mātikādharā. Tesaṃ me therānaṃ sammukhā sutaṃ sammukhā paṭiggahitaṃ – ayaṃ dhammo ayaṃ vinayo idaṃ satthusāsana’nti. Tassa, bhikkhave, bhikkhuno bhāsitaṃ neva abhinanditabbaṃ…pe… na ca vinaye sandissanti, niṭṭhamettha gantabbaṃ – ‘addhā, idaṃ na ceva tassa bhagavato vacanaṃ; tesañca therānaṃ duggahita’nti. Itihetaṃ, bhikkhave, chaḍḍeyyātha. Tāni ce sutte osāriyamānāni…pe… vinaye ca sandissanti, niṭṭhamettha gantabbaṃ – ‘addhā, idaṃ tassa bhagavato vacanaṃ; tesañca therānaṃ suggahita’nti. Idaṃ, bhikkhave, tatiyaṃ mahāpadesaṃ dhāreyyātha.

    ‘‘Idha pana, bhikkhave, bhikkhu evaṃ vadeyya – ‘amukasmiṃ nāma āvāse eko thero bhikkhu viharati bahussuto āgatāgamo dhammadharo vinayadharo mātikādharo. Tassa me therassa sammukhā sutaṃ sammukhā paṭiggahitaṃ – ayaṃ dhammo ayaṃ vinayo idaṃ satthusāsana’nti. Tassa, bhikkhave, bhikkhuno bhāsitaṃ neva abhinanditabbaṃ nappaṭikkositabbaṃ. Anabhinanditvā appaṭikkositvā tāni padabyañjanāni sādhukaṃ uggahetvā sutte osāritabbāni, vinaye sandassetabbāni. Tāni ce sutte osāriyamānāni vinaye sandassiyamānāni na ceva sutte osaranti, na ca vinaye sandissanti, niṭṭhamettha gantabbaṃ – ‘addhā, idaṃ na ceva tassa bhagavato vacanaṃ; tassa ca therassa duggahita’nti. Itihetaṃ, bhikkhave, chaḍḍeyyātha. Tāni ca sutte osāriyamānāni vinaye sandassiyamānāni sutte ceva osaranti, vinaye ca sandissanti , niṭṭhamettha gantabbaṃ – ‘addhā , idaṃ tassa bhagavato vacanaṃ; tassa ca therassa suggahita’nti. Idaṃ, bhikkhave, catutthaṃ mahāpadesaṃ dhāreyyātha. Ime kho, bhikkhave, cattāro mahāpadese dhāreyyāthā’’ti.

sutta adalah dalam makna "khotbah" bukan merujuk pada "sutta pitaka"

Mungkin karena source gw beda kali ya?  :-?

Atha kho bhagavā āyasmantaṃ ānandaṃ āmantesi – ‘‘siyā kho panānanda, tumhākaṃ evamassa – ‘atītasatthukaṃ pāvacanaṃ, natthi no satthā’ti. Na kho panetaṃ, ānanda, evaṃ daṭṭhabbaṃ. Yo vo, ānanda, mayā dhammo ca vinayo ca desito paññatto, so vo mamaccayena satthā."

Then the Blessed One said to Ven. Ananda, "Now, if it occurs to any of you — 'The teaching has lost its authority; we are without a Teacher' — do not view it in that way. Whatever Dhamma and Vinaya I have pointed out & formulated for you, that will be your Teacher when I am gone."

— DN 16: Mahāparinibbānasutta - The Great Discourse on the Final Unbinding



Anyway, baguslah anda sudah mulai menyertakan acuan sumber Pali dalam terjemahan dan bukan hanya dari bahasa Inggris semata.  ;D
« Last Edit: 13 August 2013, 10:26:34 PM by sanjiva »
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #33 on: 13 August 2013, 10:36:38 PM »
Mungkin karena source gw beda kali ya?  :-?

Atha kho bhagavā āyasmantaṃ ānandaṃ āmantesi – ‘‘siyā kho panānanda, tumhākaṃ evamassa – ‘atītasatthukaṃ pāvacanaṃ, natthi no satthā’ti. Na kho panetaṃ, ānanda, evaṃ daṭṭhabbaṃ. Yo vo, ānanda, mayā dhammo ca vinayo ca desito paññatto, so vo mamaccayena satthā."

Then the Blessed One said to Ven. Ananda, "Now, if it occurs to any of you — 'The teaching has lost its authority; we are without a Teacher' — do not view it in that way. Whatever Dhamma and Vinaya I have pointed out & formulated for you, that will be your Teacher when I am gone."

— DN 16: Mahāparinibbānasutta - The Great Discourse on the Final Unbinding



Anyway, baguslah anda sudah mulai menyertakan acuan sumber Pali dalam terjemahan dan bukan hanya dari bahasa Inggris semata.  ;D

sumber saya adalah: hasil konsili yg diarsip di http://tipitaka.org

saya selalu memberikan rujukan Pali jika topik yg dibicarakan adalah Pali, saya menghindari rujukan yg tidak perlu

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #34 on: 14 August 2013, 07:08:34 AM »
menurut sutta, suara itu pengganggu konsentrasi masuk jhana !
lagu/mantra termasuk suara ndak ?
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #35 on: 14 August 2013, 07:50:01 AM »
Mungkin karena source gw beda kali ya?  :-?

Atha kho bhagavā āyasmantaṃ ānandaṃ āmantesi – ‘‘siyā kho panānanda, tumhākaṃ evamassa – ‘atītasatthukaṃ pāvacanaṃ, natthi no satthā’ti. Na kho panetaṃ, ānanda, evaṃ daṭṭhabbaṃ. Yo vo, ānanda, mayā dhammo ca vinayo ca desito paññatto, so vo mamaccayena satthā."

Then the Blessed One said to Ven. Ananda, "Now, if it occurs to any of you — 'The teaching has lost its authority; we are without a Teacher' — do not view it in that way. Whatever Dhamma and Vinaya I have pointed out & formulated for you, that will be your Teacher when I am gone."

— DN 16: Mahāparinibbānasutta - The Great Discourse on the Final Unbinding



Anyway, baguslah anda sudah mulai menyertakan acuan sumber Pali dalam terjemahan dan bukan hanya dari bahasa Inggris semata.  ;D

kekna sourcenya sama, suttanya sama, tapi tempat ambil potongan yg diambil nya yg beda


(link direct ke sumber)

    4.8. ‘Seandainya seorang bhikkhu mengatakan: “Teman-teman, aku mendengar dan menerima ini dari mulut Sang Bhagavā sendiri: inilah Dhamma, inilah disiplin, inilah Ajaran Sang Guru,” maka, para bhikkhu, kalian tidak boleh menerima atau menolak kata-katanya. Kemudian, tanpa menerima atau menolak, kata-kata dan ungkapannya harus dengan teliti dicatat dan dibandingkan dengan Sutta-sutta dan dipelajari di bawah cahaya disiplin. Jika kata-katanya, saat dibandingkan dan dipelajari, terbukti tidak selaras dengan Sutta atau disiplin, berarti kesimpulannya adalah: “Pasti ini bukan kata-kata Sang Buddha, hal ini telah keliru dipahami oleh bhikkhu ini,” dan kata-katanya itu harus ditolak. Tetapi jika saat dibandingkan dan dipelajari, terbukti selaras dengan Sutta atau disiplin, berarti kesimpulannya adalah: “Pasti ini adalah kata-kata Sang Buddha, hal ini telah dengan benar dipahami oleh bhikkhu ini.” Ini adalah kriteria pertama.’





(link direct ke sumber)


[154] [/size]6.1[/size]. Dan Sang Bhagavā berkata kepada Ānanda: ‘Ānanda, engkau mungkin berpikir: “nasihat-nasihat Sang Guru telah tiada, sekarang kita tidak memiliki guru!” Jangan berpikiran seperti itu, Ānanda, karena apa yang telah Kuajarkan dan Kujelaskan kepada kalian sebagai Dhamma dan disiplin akan, saat Aku tiada, menjadi guru kalian.’
There is no place like 127.0.0.1

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #36 on: 15 August 2013, 09:52:27 AM »
perenungan itu misalnya


Kalo ini termasuk meditasi atau perenungan:

“Oleh karena itu, para bhikkhu, bentuk apa pun juga, apakah di masa lalu, di masa depan, atau di masa sekarang, internal atau eksternal, kasar atau halus, hina atau mulia, jauh atau dekat, segala bentuk harus dilihat sebagaimana adanya dengan kebijaksanaan benar sebagai: ‘ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku.’

“Perasaan apa pun juga ... Persepsi apa pun juga … Bentukan-bentukan kehendak apa pun juga ... Kesadaran apa pun juga, apakah di masa lalu, di masa depan, atau di masa sekarang, internal atau eksternal, kasar atau halus, hina atau mulia, jauh atau dekat, segala bentuk harus dilihat sebagaimana adanya dengan kebijaksanaan benar sebagai: ‘ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku.’

“Melihat demikian, para bhikkhu, siswa mulia yang terlatih mengalami kejijikan terhadap bentuk, kejijikan terhadap perasaan, kejijikan terhadap persepsi, kejijikan terhadap bentukan-bentukan kehendak, kejijikan terhadap kesadaran. Dengan mengalami kejijikan, ia menjadi bosan. Melalui kebosanan maka [batinnya] terbebaskan. Ketika terbebaskan muncullah pengetahuan: ‘Terbebaskan.’ Ia memahami: ‘kelahiran telah dihancurkan, kehidupan suci telah dijalani, apa yang harus dilakukan telah dilakukan, tidak ada lagi kondisi bagi makhluk ini.’”


~ SN 22.59 Anattalakkhana Sutta

Kemudian ada Buddhanussati, Dhammanussati, dan Sanghanussati yang dikatakan sebagai perenungan, apakah termasuk meditasi juga? Misalnya dlm AN 6.10:

(1) “Di sini, Mahānāma, seorang siswa mulia mengingat Sang Tathāgata sebagai berikut: ‘Sang Bhagavā adalah seorang Arahant, tercerahkan sempurna, sempurna dalam pengetahuan sejati dan perilaku, berbahagia, pengenal dunia, pelatih terbaik bagi orang-orang yang harus dijinakkan, guru para deva dan manusia, Yang Tercerahkan, Yang Suci.’ Ketika seorang siswa mulia mengingat Sang Tathāgata, maka pada saat itu pikirannya tidak dikuasai oleh nafsu, kebencian, atau delusi; pada saat itu pikirannya lurus, berdasarkan pada Sang Tathāgata. Seorang siswa mulia yang pikirannya lurus memperoleh inspirasi dalam makna, memperoleh inspirasi dalam Dhamma, memperoleh kegembiraan yang berhubungan dengan Dhamma. Ketika ia bergembira, maka sukacita muncul. Pada seseorang yang pikirannya bersukacita, maka jasmaninya menjadi tenang. Seorang yang jasmaninya tenang merasakan kenikmatan. Pada seseorang yang merasakan kenikmatan, pikirannya menjadi terkonsentrasi. Ini disebut seorang siswa mulia yang berdiam seimbang di tengah-tengah populasi yang tidak seimbang,<1258> yang berdiam tanpa sengsara di tengah-tengah populasi yang sengsara. Sebagai seorang yang telah memasuki arus Dhamma,<1259> ia mengembangkan pengingatan pada Sang Buddha.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Meditasi samatha menggunakan lagu/mantra Tissarana sbg 'OBJEK'
« Reply #37 on: 15 August 2013, 10:21:58 AM »
Untuk Empat Kriteria/Rujukan Agung (Catumahapadesa) dari Mahaparinibbana Sutta dlm teks Pali memang menggunakan kata "sutta dan vinaya":

187. Atha kho bhagavā bhaṇḍagāme yathābhirantaṃ viharitvā āyasmantaṃ ānandaṃ āmantesi – ‘‘āyāmānanda, yena hatthigāmo, yena ambagāmo, yena jambugāmo, yena bhoganagaraṃ tenupasaṅkamissāmā’’ti. ‘‘Evaṃ, bhante’’ti kho āyasmā ānando bhagavato paccassosi. Atha kho bhagavā mahatā bhikkhusaṅghena saddhiṃ yena bhoganagaraṃ tadavasari. Tatra sudaṃ bhagavā bhoganagare viharati ānande [sānandare (ka.)] cetiye. Tatra kho bhagavā bhikkhū āmantesi – ‘‘cattārome, bhikkhave, mahāpadese desessāmi, taṃ suṇātha, sādhukaṃ manasikarotha, bhāsissāmī’’ti. ‘‘Evaṃ, bhante’’ti kho te bhikkhū bhagavato paccassosuṃ. Bhagavā etadavoca –

188. ‘‘Idha, bhikkhave, bhikkhu evaṃ vadeyya – ‘sammukhā metaṃ, āvuso, bhagavato sutaṃ sammukhā paṭiggahitaṃ, ayaṃ dhammo ayaṃ vinayo idaṃ satthusāsana’nti. Tassa, bhikkhave, bhikkhuno bhāsitaṃ neva abhinanditabbaṃ nappaṭikkositabbaṃ. Anabhinanditvā appaṭikkositvā tāni padabyañjanāni sādhukaṃ uggahetvā sutte osāretabbāni [otāretabbāni], vinaye sandassetabbāni. Tāni ce sutte osāriyamānāni [otāriyamānāni] vinaye sandassiyamānāni na ceva sutte osaranti [otaranti (sī. pī. a. ni. 4.180], na ca vinaye sandissanti, niṭṭhamettha gantabbaṃ – ‘addhā, idaṃ na ceva tassa bhagavato vacanaṃ; imassa ca bhikkhuno duggahita’nti. Itihetaṃ, bhikkhave, chaḍḍeyyātha. Tāni ce sutte osāriyamānāni vinaye sandassiyamānāni sutte ceva osaranti, vinaye ca sandissanti, niṭṭhamettha gantabbaṃ – ‘addhā, idaṃ tassa bhagavato vacanaṃ; imassa ca bhikkhuno suggahita’nti. Idaṃ, bhikkhave, paṭhamaṃ mahāpadesaṃ dhāreyyātha.


4.7. Di Bhoganagara, Sang Bhagavā menetap di Kuil Ananda. Dan di sini, Beliau berkata kepada para bhikkhu: ‘Para bhikkhu, Aku akan mengajarkan kepada kalian empat kriteria. Dengarkanlah, perhatikan baik-baik, dan Aku akan berbicara.’ [124] ‘Baik, Bhagavā,’ jawab para bhikkhu.

4.8. ‘Seandainya seorang bhikkhu mengatakan: “Teman-teman, aku mendengar dan menerima ini dari mulut Sang Bhagavā sendiri: inilah Dhamma, inilah disiplin, inilah Ajaran Sang Guru,” maka, para bhikkhu, kalian tidak boleh menerima atau menolak kata-katanya. Kemudian, tanpa menerima atau menolak, kata-kata dan ungkapannya harus dengan teliti dicatat dan dibandingkan dengan Sutta-sutta dan dipelajari di bawah cahaya disiplin. Jika kata-katanya, saat dibandingkan dan dipelajari, terbukti tidak selaras dengan Sutta atau disiplin, berarti kesimpulannya adalah: “Pasti ini bukan kata-kata Sang Buddha, hal ini telah keliru dipahami oleh bhikkhu ini,” dan kata-katanya itu harus ditolak. Tetapi jika saat dibandingkan dan dipelajari, terbukti selaras dengan Sutta atau disiplin, berarti kesimpulannya adalah: “Pasti ini adalah kata-kata Sang Buddha, hal ini telah dengan benar dipahami oleh bhikkhu ini.” Ini adalah kriteria pertama.’
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa