kata2 anda kontradiktif, jika tidak menyembunyikan substansi yg saya coba sampaikan, kenapa anda perlu menanyakan definisi "suci" itu lagi? dengan substansi yg tidak tersembunyi, seharusnya anda bisa memahami tulisan yg nyata dan jelas itu, bukan?
tapi baiklah, biar saya jelaskan, saya selalu menulis kata "suci" dalam tanda petik, karena konteksnya adalah sindiran yg ditujukan kepada orang-orang yg menganggap dirinya "suci", bukan orang suci dalam makna sebenarnya, orang suci sejati tentu tidak akan terpengaruh oleh reputasi.
Dimana kontradiktifnya? Mohon dijelaskan. Saya hanya bertanya definisi suci yang Anda maksud.
Oke, jika kata suci dalam tanda petik adalah sindiran yg ditujukan kepada orang-orang yg menganggap dirinya suci, lalu apa definisi orang suci yang sebenarnya?
Setahu saya ya, Pak Indra... sebagian besar orang suci yang sekarang dikenal dunia, juga pertama kali memproklamirkan dirinya sebagai orang suci, dengan alasan yang beragam (dipilih Tuhan atau Dewa tertentu, mencapai kesempurnaan/Buddha, memperoleh tingkat spiritualitas tertentu, dsb).
Jadi apa bedanya sindiran Anda kepada orang-orang yang menganggap dirinya suci, dengan tokoh-tokoh sejarah yang dianggap orang suci?
Saya kira definisi yang Anda berikan rancu, sebab hampir semua orang suci memulai kampanye dirinya, dengan menganggap dirinya suci, baru mencari pengikut.
Saya menunggu koreksi Anda. Salam.