kenapa cm masalah suci ga suci aja yg anda bahas ? kenapa masalah terbebani anda lewatkan ato sengaja dilewatkan ? bukan kah anda membuat kesan bahwa anda tidak pernah mennyatakan secara explisit bahwa berkomentar tentang foto = terbebani ?
bukti2 uda saya uraikan diatas, kenapa terkesan di skip ? biar seru, sy copas lg
3. Dalam postingan para pembaca, sebelum postingan pertama rekan Hadi, sudah jelas kata-katanya secara eksplisit maupun implisit, menjelaskan bahwa mereka terguncang, kaget, tertegun, merasa malu, kacau, dlsb. Semua kata tersebut dapat Anda temukan dalam postingan mereka. Kalau indikasi ini belum mengarah ke 'terbebani', lalu apa definisi yang lebih pas?
Halo, rekan Tono.
Saya tidak mempermasalahkan apakah kalimat Anda diawali "jangan-jangan", "mungkin", atau yang lain. Yang saya pertanyakan dasar argumentasi Anda.
Bila kalimat di atas masih sulit dipahami, saya beri contoh (ditujukan) kepada Anda: "Saya kira jangan-jangan Tono ini maling", atau "Mungkin Tono maling".
Nah, sampai disini sudah paham? Kenapa saya bertanya alasan argumentasi Anda, sama seperti Anda yang bisa jadi bertanya: "Kenapa saya disebut maling? Apa alasan dan dasar argumentasinya?"
Ini soal sederhana saja, tidak ada niat saya sedikit pun untuk mengajak Anda debat (seperti yang Anda tuduhkan lagi kepada saya).
Permasalahan lain, jika ini sudah dipahami, saya tunggu klarifikasi Anda. Terima kasih sebelum dan sesudahnya.
anda mungkin bs mengatakan "Saya kira
jangan-jangan Tono ini maling", atau "
Mungkin Tono maling" pasti dengan dasar sesuatu, bs jd dr tingkah laku si Tono.
begitu pula, kenapa muncul dugaan sy dan itu sdh sy nyatakan di postingan sy, mohon di baca lebih seksama
skrng malah sy yg merasa kasihan dgn om, kadang bener kata orang. seseorang yg merasa terlalu menguasai ilmu agama membuat diri nya menjadi orang gila baru, merasa tinggi dan merendahkan orang lain, merasa spiritual nya paling hebat dari pada orang lain. hal ini yg patut dikasihani... ato jgn2 uda merasa mencapai kesucian jg ?
jika seseorang merasa tinggi dr pd orang lain, tentunya ia merasa lebih dr pd orang lain bukan ? jd muncul dugaan dr prilaku anda tersebut dengan dugaan, jgn2 uda merasa mencapai kesucian jg ?
tp anda tidak terbebani dgn pertanyaan itu, dengan simple tinggal anda jawab "saya blom mencapai kesucian" maka selesai koq, kenapa hrs bersikap seperti anak kecil ?