oh ya, harus di jelaskan kyaknya, penggunaan kata belut, lebih merujuk ke sifat orang yg dimaksud.
sifat seperti apa ?
ya sifat seperti belut, yg licin, suka bergeliat sana sini, tdk konsisten. begitu pula sifat orang yg dimaksud sebagai belut, punya pemikiran yg plintat plintut, tdk konsisten, sebentar ngomong A - sebentar ngomong B, suka berkelit, pandai cari2 alasan untuk membenarkan semua pemikiran dia...
tapi yg lebih terpenting, jgn lah terbebani hanya dgn istilah "belut" sampe berbekas di benaknya dan mengeluarkan pernyataan tentang penghinaan kata kasar. pdhal istilah belut jauh dr kata hinaan yg bernada kasar, tp lebih merujuk ke sifat orang tersebut yg mirip dgn belut...
ya begitu lah manusia, dulu mengatakan jangan lah terbebani dgn sesuatu hal, sekarang hanya istilah "belut", "om", "suci". tiba2 bathin bergejolak, kebakaran jenggot, terbebani dgn istilah itu hingga membuat diri nya ngotot untuk berdebat lebih panjang... apa istilah klo bukan terbebani ?
haiyahhh... menjilat ludah sendiri...
saya cm bs katakan "kasihan"