//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: AJAHN BRAHM kontroversi  (Read 112711 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: AJAHN BRAHM kontroversi
« Reply #165 on: 25 March 2013, 12:23:18 PM »
78 (8 ) Bahaya Masa Depan (2)

“Para bhikkhu, ketika seorang bhikkhu hutan mempertimbangkan lima bahaya masa depan, cukuplah baginya untuk berdiam dengan waspada, teguh, dan bersungguh-sungguh untuk mencapai apa-yang-belum-dicapai, untuk memperoleh apa-yang-belum-diperoleh, untuk merealisasikan apa-yang-belum-direalisasikan. Apakah lima ini?

(1) “Di sini, seorang bhikkhu hutan merefleksikan sebagai berikut: ‘Sekarang aku masih muda, seorang pemuda berambut hitam yang memiliki berkah kemudaan, dalam masa utama kehidupan. Tetapi akan tiba saatnya ketika usia tua menyerang tubuh ini. Ketika seseorang sudah tua, dikuasai oleh usia tua, tidaklah mudah untuk menjalankan ajaran para Buddha; tidaklah mudah untuk mendatangi tempat-tempat terpencil di dalam hutan dan belantara. Sebelum kondisi yang tidak diharapkan, tidak diinginkan, dan tidak menyenangkan itu menghampiriku, biarlah aku terlebih dulu membangkitkan kegigihan untuk mencapai apa-yang-belum-dicapai, untuk memperoleh apa-yang-belum-diperoleh, untuk merealisasikan apa-yang-belum-direalisasikan. Dengan demikian ketika aku berada dalam kondisi itu, aku akan berdiam dengan nyaman walaupun aku sudah tua.’ Ini adalah bahaya masa depan pertama yang dengan mempertimbangkannya cukuplah bagi seorang bhikkhu untuk berdiam dengan waspada, teguh, dan bersungguh-sungguh … untuk merealisasikan apa-yang-belum-direalisasikan.

(2) “Kemudian, seorang bhikkhu merefleksikan sebagai berikut: ‘Sekarang aku jarang sakit atau menderita; aku memiliki pencernaan yang baik yang tidak terlalu dingin juga tidak terlalu panas melainkan sedang dan sesuai untuk berusaha. Tetapi akan tiba saatnya ketika penyakit menyerang tubuh ini. Ketika seseorang sakit, dikuasai oleh penyakit, tidaklah mudah untuk menjalankan ajaran para Buddha; tidaklah mudah untuk mendatangi tempat-tempat terpencil di dalam hutan dan belantara. Sebelum kondisi yang tidak diharapkan, tidak diinginkan, dan tidak menyenangkan itu menghampiriku, biarlah aku terlebih dulu membangkitkan kegigihan untuk mencapai apa-yang-belum-dicapai, untuk memperoleh apa-yang-belum-diperoleh, untuk merealisasikan apa-yang-belum-direalisasikan. [104] Dengan demikian ketika aku berada dalam kondisi itu, aku akan berdiam dengan nyaman walaupun aku sakit.’ Ini adalah bahaya masa depan ke dua yang dengan mempertimbangkannya cukuplah bagi seorang bhikkhu untuk berdiam dengan waspada, teguh, dan bersungguh-sungguh … untuk merealisasikan apa-yang-belum-direalisasikan.

(3) “Kemudian, seorang bhikkhu merefleksikan sebagai berikut: ‘Sekarang ada cukup makanan; telah ada panen yang baik dan dana makanan berlimpah, sehingga seseorang dapat dengan mudah bertahan dengan mengumpulkan sedikit demi sedikit. Tetapi akan tiba saatnya ketika terjadi bencana kelaparan, panen yang buruk, ketika dana makanan sulit diperoleh dan seseorang tidak dapat dengan mudah bertahan dengan mengumpulkan sedikit demi sedikit. Pada masa bencana kelaparan, orang-orang pindah ke tempat-tempat di mana tersedia cukup makanan dan kondisi kehidupan di sana padat dan ramai. Ketika kondisi kehidupan padat dan ramai, tidaklah mudah untuk menjalankan ajaran para Buddha; tidaklah mudah untuk mendatangi tempat-tempat terpencil di dalam hutan dan belantara. Sebelum kondisi yang tidak diharapkan, tidak diinginkan, dan tidak menyenangkan itu menghampiriku, biarlah aku terlebih dulu membangkitkan kegigihan untuk mencapai apa-yang-belum-dicapai, untuk memperoleh apa-yang-belum-diperoleh, untuk merealisasikan apa-yang-belum-direalisasikan. Dengan demikian ketika aku berada dalam kondisi itu, aku akan berdiam dengan nyaman bahkan dalam masa bencana kelaparan.’ Ini adalah bahaya masa depan ke tiga yang dengan mempertimbangkannya cukuplah bagi seorang bhikkhu untuk berdiam dengan waspada, teguh, dan bersungguh-sungguh … untuk merealisasikan apa-yang-belum-direalisasikan.

(4) ) “Kemudian, seorang bhikkhu merefleksikan sebagai berikut: ‘Sekarang orang-orang berdiam dalam kerukunan, dengan harmonis, tanpa perselisihan, bercampur bagaikan susu dengan air, saling melihat satu sama lain dengan tatapan kasih sayang. Tetapi akan tiba saatnya ketika terjadi marabahaya, pergolakan berbahaya di dalam hutan belantara, dan ketika orang-orang di pedalaman, menaiki kendaraan mereka, dan pergi ke berbagai arah. Pada masa bahaya, orang-orang pindah ke tempat-tempat di mana terdapat keamanan dan kondisi kehidupan di sana padat dan ramai. [105] Ketika kondisi kehidupan padat dan ramai, tidaklah mudah untuk menjalankan ajaran para Buddha; tidaklah mudah untuk mendatangi tempat-tempat terpencil di dalam hutan dan belantara. Sebelum kondisi yang tidak diharapkan, tidak diinginkan, dan tidak menyenangkan itu menghampiriku, biarlah aku terlebih dulu membangkitkan kegigihan untuk mencapai apa-yang-belum-dicapai, untuk memperoleh apa-yang-belum-diperoleh, untuk merealisasikan apa-yang-belum-direalisasikan. Dengan demikian ketika aku berada dalam kondisi itu, aku akan berdiam dengan nyaman bahkan dalam masa bahaya.’ Ini adalah bahaya masa depan ke empat yang dengan mempertimbangkannya cukuplah bagi seorang bhikkhu untuk berdiam dengan waspada, teguh, dan bersungguh-sungguh … untuk merealisasikan apa-yang-belum-direalisasikan.

(5) ) “Kemudian, seorang bhikkhu merefleksikan sebagai berikut: ‘Sekarang Saṅgha berdiam dalam kenyamanan – dalam kerukunan, dengan harmonis, tanpa perselisihan, dengan pembacaan tunggal. Tetapi akan tiba saatnya ketika terjadi perpecahan dalam Saṅgha. Ketika terjadi perpecahan dalam Saṅgha, tidaklah mudah untuk menjalankan ajaran para Buddha; tidaklah mudah untuk mendatangi tempat-tempat terpencil di dalam hutan dan belantara. Sebelum kondisi yang tidak diharapkan, tidak diinginkan, dan tidak menyenangkan itu menghampiriku, biarlah aku terlebih dulu membangkitkan kegigihan untuk mencapai apa-yang-belum-dicapai, untuk memperoleh apa-yang-belum-diperoleh, untuk merealisasikan apa-yang-belum-direalisasikan. Dengan demikian ketika aku berada dalam kondisi itu, aku akan berdiam dengan nyaman walaupun terjadi perpecahan dalam Saṅgha.’ Ini adalah bahaya masa depan ke lima yang dengan mempertimbangkannya cukuplah bagi seorang bhikkhu untuk berdiam dengan waspada, teguh, dan bersungguh-sungguh … untuk merealisasikan apa-yang-belum-direalisasikan.

“Ini, para bhikkhu, adalah kelima bahaya masa depan itu yang dengan mempertimbangkannya cukuplah bagi seorang bhikkhu untuk berdiam dengan waspada, teguh, dan bersungguh-sungguh untuk mencapai apa-yang-belum-dicapai, untuk memperoleh apa-yang-belum-diperoleh, untuk merealisasikan apa-yang-belum-direalisasikan.”

79 (9) Bahaya Masa Depan (3)

“Para bhikkhu, ada lima bahaya masa depan ini yang belum muncul yang akan muncul di masa depan. Kalian harus mengenalinya [106] dan berusaha untuk meninggalkannya. Apakah lima ini?

(1) “Di masa depan, akan ada para bhikkhu yang tidak terkembang dalam jasmani, perilaku bermoral, pikiran, dan kebijaksanaan.<1083> Mereka akan memberikan penahbisan penuh kepada orang lain tetapi tidak mampu mendisiplinkan mereka dalam perilaku bermoral yang lebih tinggi, pikiran yang lebih tinggi, dan kebijaksanaan yang lebih tinggi. [Murid-murid] ini juga tidak terkembang dalam jasmani, perilaku bermoral, pikiran, dan kebijaksanaan. Pada gilirannya mereka akan memberikan penahbisan penuh kepada orang lain tetapi tidak mampu mendisiplinkan mereka dalam perilaku bermoral yang lebih tinggi, pikiran yang lebih tinggi, dan kebijaksanaan yang lebih tinggi. [Murid-murid] ini juga tidak terkembang dalam jasmani, perilaku bermoral, pikiran, dan kebijaksanaan. Demikianlah, para bhikkhu, melalui kerusakan Dhamma maka terjadi kerusakan disiplin, dan dari kerusakan disiplin maka terjadi kerusakan Dhamma.<1084> Ini adalah bahaya masa depan pertama yang belum muncul yang akan muncul di masa depan. Kalian harus mengenalinya dan berusaha untuk meninggalkannya.

(2) “Kemudian, di masa depan, akan ada para bhikkhu yang tidak terkembang dalam jasmani, perilaku bermoral, pikiran, dan kebijaksanaan. Mereka akan menjadi tempat bergantung<1085> bagi orang lain tetapi tidak mampu mendisiplinkan mereka dalam perilaku bermoral yang lebih tinggi, pikiran yang lebih tinggi, dan kebijaksanaan yang lebih tinggi. [Murid-murid] ini juga tidak terkembang dalam jasmani, perilaku bermoral, pikiran, dan kebijaksanaan. Pada gilirannya mereka akan menjadi tempat bergantung bagi orang lain tetapi tidak mampu mendisiplinkan mereka dalam perilaku bermoral yang lebih tinggi, pikiran yang lebih tinggi, dan kebijaksanaan yang lebih tinggi. [Murid-murid] ini juga tidak terkembang dalam jasmani, perilaku bermoral, pikiran, dan kebijaksanaan. Demikianlah, para bhikkhu, melalui kerusakan Dhamma maka terjadi kerusakan disiplin, dan dari kerusakan disiplin maka terjadi kerusakan Dhamma. Ini adalah bahaya masa depan ke dua yang belum muncul yang akan muncul di masa depan. Kalian harus mengenalinya dan berusaha untuk meninggalkannya. [107]

(3) “Kemudian, di masa depan, akan ada para bhikkhu yang tidak terkembang dalam jasmani, perilaku bermoral, pikiran, dan kebijaksanaan. Sewaktu terlibat dalam pembicaraan yang berhubungan dengan Dhamma, dalam pertanyaan-dan-jawaban,<1086> mereka akan tergelincir ke dalam Dhamma gelap tetapi tidak menyadarinya. Demikianlah, para bhikkhu, melalui kerusakan Dhamma maka terjadi kerusakan disiplin, dan dari kerusakan disiplin maka terjadi kerusakan Dhamma. Ini adalah bahaya masa depan ke tiga yang belum muncul yang akan muncul di masa depan. Kalian harus mengenalinya dan berusaha untuk meninggalkannya.

(4) “Kemudian, di masa depan, akan ada para bhikkhu yang tidak terkembang dalam jasmani, perilaku bermoral, pikiran, dan kebijaksanaan. Ketika khotbah-khotbah yang dibabarkan oleh Sang Tathāgata sedang diulangi yang mendalam, dengan makna yang mendalam, melampaui keduniawian, berhubungan dengan kekosongan, mereka tidak ingin mendengarkannya, tidak menyimaknya, atau mengarahkan pikiran mereka untuk memahaminya; mereka tidak berpikir bahwa ajaran-ajaran itu seharusnya dipelajari dan diketahui.<1087> Tetapi ketika khotbah-khotbah yang sedang diulang itu hanya sekedar puisi yang digubah oleh para penyair, indah dalam kata-kata dan frasanya, diciptakan oleh pihak luar; dibabarkan oleh para siswa, mereka ingin mendengarkannya, menyimaknya, dan mengarahkan pikiran mereka untuk memahaminya; mereka akan berpikir bahwa ajaran-ajaran itu seharusnya dipelajari dan diketahui. Demikianlah, para bhikkhu, melalui kerusakan Dhamma maka terjadi kerusakan disiplin, dan dari kerusakan disiplin maka terjadi kerusakan Dhamma. Ini adalah bahaya masa depan ke empat yang belum muncul yang akan muncul di masa depan. Kalian harus mengenalinya dan berusaha untuk meninggalkannya.

(5) “Kemudian, di masa depan, akan ada para bhikkhu yang tidak terkembang dalam jasmani, perilaku bermoral, pikiran, [108] dan kebijaksanaan. Para bhikkhu senior – karena tidak terkembang dalam jasmani, perilaku bermoral, pikiran, dan kebijaksanaan – akan hidup mewah dan menjadi mengendur, menjadi pelopor dalam hal kembali kepada kebiasaan-kebiasaan lama, mengabaikan tugas keterasingan; mereka tidak akan membangkitkan kegigihan untuk mencapai apa-yang-belum-dicapai, untuk memperoleh apa-yang-belum-diperoleh, untuk merealisasikankan apa-yang-belum-direalisasikan. Mereka dalam generasi berikutnya akan mengikuti teladan mereka. Mereka juga, akan hidup mewah dan menjadi mengendur, menjadi pelopor dalam hal kembali kepada kebiasaan-kebiasaan lama, mengabaikan tugas keterasingan; mereka juga tidak akan membangkitkan kegigihan untuk mencapai apa-yang-belum-dicapai, untuk memperoleh apa-yang-belum-diperoleh, untuk merealisasikan apa-yang-belum-direalisasikan. Demikianlah, para bhikkhu, melalui kerusakan Dhamma maka terjadi kerusakan disiplin, dan dari kerusakan disiplin maka terjadi kerusakan Dhamma. Ini adalah bahaya masa depan ke lima yang belum muncul yang akan muncul di masa depan. Kalian harus mengenalinya dan berusaha untuk meninggalkannya.

“Ini, para bhikkhu, adalah kelima bahaya masa depan itu yang belum muncul yang akan muncul di masa depan. Kalian harus mengenalinya dan berusaha untuk meninggalkannya.”

80 (10) Bahaya Masa Depan (4)

“Para bhikkhu, ada lima bahaya masa depan ini yang belum muncul yang akan muncul di masa depan. Kalian harus mengenalinya dan berusaha untuk meninggalkannya. Apakah lima ini?

(1) “Di masa depan, akan ada para bhikkhu yang menginginkan jubah yang baik. Mereka akan berhenti menggunakan jubah potongan kain, berhenti bertempat tinggal di tempat-tempat terpencil di dalam hutan dan belantara, dan setelah berkumpul di desa-desa, pemukiman-pemukiman, dan kota-kota besar, akan menetap di sana; dan mereka akan terlibat dalam banyak jenis pencarian yang salah dan tidak selayaknya demi sehelai jubah. Ini adalah bahaya masa depan pertama yang belum muncul yang akan muncul di masa depan. Kalian harus mengenalinya dan berusaha untuk meninggalkannya. [109]

(2) “Kemudian, di masa depan akan ada para bhikkhu yang menginginkan makanan yang baik. Mereka akan berhenti melakukan perjalanan menerima dana makanan, berhenti bertempat tinggal di tempat-tempat terpencil di dalam hutan dan belantara, dan setelah berkumpul di desa-desa, pemukiman-pemukiman, dan kota-kota besar, akan menetap di sana; mencari makanan-makanan lezat terbaik dengan ujung lidah mereka; dan mereka akan terlibat dalam banyak jenis pencarian yang salah dan tidak selayaknya demi makanan. Ini adalah bahaya masa depan ke dua yang belum muncul yang akan muncul di masa depan. Kalian harus mengenalinya dan berusaha untuk meninggalkannya.

(3) “Kemudian, di masa depan akan ada para bhikkhu yang menginginkan tempat tinggal yang baik. Mereka akan berhenti berdiam di bawah pohon, akan berhenti bertempat tinggal di tempat-tempat terpencil di dalam hutan dan belantara, dan setelah berkumpul di desa-desa, pemukiman-pemukiman, dan kota-kota besar, akan menetap di sana; dan mereka akan terlibat dalam banyak jenis pencarian yang salah dan tidak selayaknya demi tempat tinggal. Ini adalah bahaya masa depan ke tiga yang belum muncul yang akan muncul di masa depan. Kalian harus mengenalinya dan berusaha untuk meninggalkannya.

(4) “Kemudian, di masa depan akan ada para bhikkhu yang berhubungan erat dengan para bhikkhunī, para perempuan yang dalam masa percobaan, dan para samaṇerī.<1088> Ketika mereka membentuk hubungan demikian, dapat diharapkan bahwa mereka akan menjalani kehidupan spiritual dengan tidak puas, melakukan pelanggaran kotor tertentu,<1089> atau meninggalkan latihan dan kembali kepada kehidupan rendah. Ini adalah bahaya masa depan ke empat yang belum muncul yang akan muncul di masa depan. Kalian harus mengenalinya dan berusaha untuk meninggalkannya.

(5) “Kemudian, di masa depan akan ada para bhikkhu yang berhubungan erat dengan para pekerja vihara dan para samaṇera. Ketika mereka membentuk hubungan demikian, dapat diharapkan bahwa mereka akan terlibat dalam penggunaan berbagai jenis barang-barang simpanan [110] dan memberikan isyarat nyata sehubungan dengan tanah dan tanaman.<1090> Ini adalah bahaya masa depan ke lima yang belum muncul yang akan muncul di masa depan. Kalian harus mengenalinya dan berusaha untuk meninggalkannya.

“Ini, para bhikkhu, adalah kelima bahaya masa depan itu yang belum muncul yang akan muncul di masa depan. Kalian harus mengenalinya dan berusaha untuk meninggalkannya.”
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: AJAHN BRAHM kontroversi
« Reply #166 on: 25 March 2013, 12:24:00 PM »
IV. SENIOR

81 (1) Merangsang Nafsu

“Para bhikkhu, dengan memiliki lima kualitas, seorang bhikkhu senior tidak disukai dan tidak disenangi oleh teman-temannya para bhikkhu, dan tidak dihormati serta tidak dihargai oleh mereka. Apakah lima ini? (1) Ia penuh dengan nafsu terhadap apa yang merangsang nafsu; (2) ia penuh dengan kebencian terhadap apa yang merangsang kebencian; (3) ia terdelusi oleh apa yang mendelusikan; (4) ia bergejolak oleh apa yang menggejolakkan; (5) dan ia dimabukkan oleh apa yang memabukkan. Dengan memiliki kelima kualitas ini, seorang bhikkhu senior tidak disukai dan tidak disenangi oleh teman-temannya para bhikkhu, dan tidak dihormati serta tidak dihargai oleh mereka.

“Para bhikkhu, dengan memiliki lima kualitas [lainnya], seorang bhikkhu senior disukai dan disenangi oleh teman-temannya para bhikkhu, dan dihormati serta dihargai oleh mereka. Apakah lima ini? [111] (1) Ia tidak penuh dengan nafsu terhadap apa yang merangsang nafsu; (2) ia tidak penuh dengan kebencian terhadap apa yang merangsang kebencian; (3) ia tidak  terdelusi oleh apa yang mendelusikan; (4) ia tidak bergejolak oleh apa yang menggejolakkan; (5) dan ia tidak dimabukkan oleh apa yang memabukkan. Dengan memiliki kelima kualitas ini, seorang bhikkhu senior disukai dan disenangi oleh teman-temannya para bhikkhu, dan dihormati serta dihargai oleh mereka.”

82 (2) Hampa dari Nafsu

“Para bhikkhu, dengan memiliki lima kualitas, seorang bhikkhu senior tidak disukai dan tidak disenangi oleh teman-temannya para bhikkhu, dan tidak dihormati serta tidak dihargai oleh mereka. Apakah lima ini? Ia tidak hampa dari nafsu; ia tidak hampa dari kebencian; ia tidak hampa dari delusi; ia merendahkan; dan ia kurang ajar. Dengan memiliki kelima kualitas ini … serta tidak dihargai oleh mereka.

“Para bhikkhu, dengan memiliki lima kualitas [lainnya], seorang bhikkhu senior disukai dan disenangi oleh teman-temannya para bhikkhu, dan dihormati serta dihargai oleh mereka. Apakah lima ini? Ia hampa dari nafsu; ia hampa dari kebencian; ia hampa dari delusi; ia tidak merendahkan; dan ia tidak kurang ajar. Dengan memiliki kelima kualitas ini … serta dihargai oleh mereka.”

83 (3) Seorang Pengatur Siasat

“Para bhikkhu, dengan memiliki lima kualitas, seorang bhikkhu senior tidak disukai dan tidak disenangi oleh teman-temannya para bhikkhu, dan tidak dihormati serta tidak dihargai oleh mereka. Apakah lima ini? Ia adalah seorang pengatur siasat, seorang penyanjung, seorang pemberi isyarat, seorang yang meremehkan, dan seorang yang mengejar perolehan dengan perolehan.<1091> Dengan memiliki kelima kualitas ini … serta tidak dihargai oleh mereka. [112]

“Para bhikkhu, dengan memiliki lima kualitas [lainnya], seorang bhikkhu senior disukai dan disenangi oleh teman-temannya para bhikkhu, dan dihormati serta dihargai oleh mereka. Apakah lima ini? Ia bukanlah seorang pengatur siasat, bukan seorang penyanjung, bukan seorang pemberi isyarat, bukan seorang yang meremehkan, dan bukan seorang yang mengejar perolehan dengan perolehan. Dengan memiliki kelima kualitas ini … serta dihargai oleh mereka.”

84 (4) Hampa dari Keyakinan

“Para bhikkhu, dengan memiliki lima kualitas, seorang bhikkhu senior tidak disukai dan tidak disenangi oleh teman-temannya para bhikkhu, dan tidak dihormati serta tidak dihargai oleh mereka. Apakah lima ini? Ia hampa dari keyakinan, tidak memiliki rasa malu bermoral, memiliki moralitas yang sembrono, malas, dan tidak bijaksana. Dengan memiliki kelima kualitas ini … serta tidak dihargai oleh mereka.

“Para bhikkhu, dengan memiliki lima kualitas [lainnya], seorang bhikkhu senior disukai dan disenangi oleh teman-temannya para bhikkhu, dan dihormati serta dihargai oleh mereka. Apakah lima ini? Ia memiliki keyakinan, memiliki rasa malu bermoral, memiliki rasa takut bermoral, bersemangat, dan bijaksana. Dengan memiliki kelima kualitas ini … serta dihargai oleh mereka.”

85 (5) Tidak Dapat dengan Sabar Menahankan

“Para bhikkhu, dengan memiliki lima kualitas, seorang bhikkhu senior tidak disukai dan tidak disenangi oleh teman-temannya para bhikkhu, dan tidak dihormati serta tidak dihargai oleh mereka. Apakah lima ini? Ia tidak dapat dengan sabar menahankan bentuk-bentuk, suara-suara, rasa-rasa kecapan, dan objek-objek sentuhan. [113] Dengan memiliki kelima kualitas ini … serta tidak dihargai oleh mereka.

“Para bhikkhu, dengan memiliki lima kualitas [lainnya], seorang bhikkhu senior disukai dan disenangi oleh teman-temannya para bhikkhu, dan dihormati serta dihargai oleh mereka. Apakah lima ini? Ia dapat dengan sabar menahankan bentuk-bentuk, suara-suara, rasa-rasa kecapan, dan objek-objek sentuhan. Dengan memiliki kelima kualitas ini … serta dihargai oleh mereka.

86 (6) Pengetahuan Analitis

“Para bhikkhu, dengan memiliki lima kualitas, seorang bhikkhu senior disukai dan disenangi oleh teman-temannya para bhikkhu, dan dihormati serta dihargai oleh mereka. Apakah lima ini? Ia telah mencapai pengetahuan analitis pada makna, pengetahuan analitis pada Dhamma, pengetahuan analitis pada bahasa, pengetahuan analitis pada pemahaman,<1092> dan ia terampil dan rajin dalam melakukan berbagai tugas yang harus dilakukan pada teman-temannya para bhikkhu; ia memiliki penilaian benar sehubungan dengan tugas-tugas itu agar dapat menjalankan dan mengurusnya dengan benar. Dengan memiliki kelima kualitas ini … serta dihargai oleh mereka.

87 (7) Moralitas

“Para bhikkhu, dengan memiliki lima kualitas, seorang bhikkhu senior disukai dan disenangi oleh teman-temannya para bhikkhu, dan dihormati serta dihargai oleh mereka. Apakah lima ini?

(1) “Ia bermoral; ia berdiam dengan terkendali oleh Pātimokkha, memiliki perilaku dan tempat kunjungan yang baik, melihat bahaya dalan pelanggaran-pelanggaran kecil. Setelah menerima aturan-aturan latihan, ia berlatih di dalamnya.

(2) “Ia telah banyak belajar, mengingat apa yang telah ia pelajari, dan mengumpulkan apa yang telah ia pelajari. Ajaran-ajaran itu yang baik di awal, baik di tengah, [114] dan baik di akhir, dengan kata-kata dan makna yang benar,<1093> yang menyatakan kehidupan spiritual yang lengkap dan murni sempurna – ajaran-ajaran demikian telah banyak ia pelajari, diingat, diulangi secara lisan, diselidiki dengan pikiran, dan ditembus dengan baik melalui pandangan.

(3) “Ia adalah seorang pembabar yang baik dengan penyampaian yang baik, ia memiliki ucapan yang halus, jernih, jelas, ekspresif dalam makna.

(4) “Ia mencapai sesuai kehendak, tanpa kesulitan atau kesusahan, keempat jhāna yang merupakan pikiran yang lebih tinggi dan kediaman yang nyaman dalam kehidupan ini.

(5) “Dengan hancurnya noda-noda, ia telah merealisasikan untuk dirinya sendiri dengan pengetahuan langsung, dalam kehidupan ini, kebebasan pikiran yang tanpa noda, kebebasan melalui kebijaksanaan, dan setelah memasukinya, ia berdiam di dalamnya.

“Dengan memiliki kelima kualitas ini, seorang bhikkhu senior disukai dan disenangi oleh teman-temannya para bhikkhu, dan dihormati serta dihargai oleh mereka.”

88 (8 ) Seorang Senior

“Para bhikkhu, dengan memiliki lima kualitas, seorang bhikkhu senior bertindak untuk bahaya banyak orang, untuk ketidak-bahagiaan banyak orang, untuk kehancuran, bahaya, dan penderitaan banyak orang, para deva dan manusia. Apakah lima ini?

“(1) Seorang senior yang telah lama menjadi bhikkhu dan telah lama meninggalkan keduniawian. (2) ia terkenal dan termasyhur dan memiliki banyak pengikut, termasuk para perumah tangga dan kaum monastik. (3) Ia memperoleh jubah, makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan dan perlengkapan bagi yang sakit. (4) Ia telah banyak belajar, mengingat apa yang telah ia pelajari, dan mengumpulkan apa yang telah ia pelajari. Ajaran-ajaran itu yang baik di awal, baik di tengah, [114] dan baik di akhir, dengan kata-kata dan makna yang benar, yang menyatakan kehidupan spiritual yang lengkap dan murni sempurna – ajaran-ajaran demikian telah banyak ia pelajari, diingat, diulangi secara lisan, diselidiki dengan pikiran, dan ditembus dengan baik melalui pandangan.<1094> (5) Ia menganut pandangan salah dan memiliki perspektif menyimpang.

“Ia mengalihkan banyak orang dari Dhamma sejati dan mengokohkan mereka dalam Dhamma palsu. Dengan berpikir, ‘Bhikkhu senior itu telah lama menjadi bhikkhu dan telah lama meninggalkan keduniawian,’ [115] mereka mengikuti teladannya. Dengan berpikir, ‘Bhikkhu senior itu terkenal dan termasyhur dan memiliki banyak pengikut, termasuk para perumah tangga dan kaum monastik,’ mereka mengikuti teladannya. Dengan berpikir, ‘Bhikkhu senior itu memperoleh jubah, makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan dan perlengkapan bagi yang sakit,’ mereka mengikuti teladannya. Dengan berpikir, ‘Bhikkhu senior itu telah banyak belajar, mengingat apa yang telah ia pelajari, dan mengumpulkan apa yang telah ia pelajari,’ mereka mengikuti teladannya.

“Dengan memiliki kelima kualitas ini, seorang bhikkhu senior bertindak untuk bahaya banyak orang, untuk ketidak-bahagiaan banyak orang, untuk kehancuran, bahaya, dan penderitaan banyak orang, para deva dan manusia.

“Para bhikkhu, dengan memiliki lima kualitas [lainnya], seorang bhikkhu senior bertindak untuk kesejahteraan banyak orang, untuk kebahagiaan banyak orang, untuk kebaikan, kesejahteraan, dan kebahagiaan banyak orang, para deva dan manusia. Apakah lima ini?

“(1) Seorang senior yang telah lama menjadi bhikkhu dan telah lama meninggalkan keduniawian. (2) ia terkenal dan termasyhur dan memiliki banyak pengikut, termasuk para perumah tangga dan kaum monastik. (3) Ia memperoleh jubah, makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan dan perlengkapan bagi yang sakit. (4) Ia telah banyak belajar, mengingat apa yang telah ia pelajari, dan mengumpulkan apa yang telah ia pelajari. Ajaran-ajaran itu yang baik di awal … ia telah menembusnya dengan baik melalui pandangan. (5) Ia menganut pandangan benar dan memiliki perspektif yang benar.

“Ia mengalihkan banyak orang dari Dhamma palsu dan mengokohkan mereka dalam Dhamma sejati. Dengan berpikir, ‘Bhikkhu senior itu telah lama menjadi bhikkhu dan telah lama meninggalkan keduniawian,’ mereka mengikuti teladannya. Dengan berpikir, ‘Bhikkhu senior itu ia terkenal dan termasyhur dan memiliki banyak pengikut, termasuk para perumah tangga dan kaum monastik,’ mereka mengikuti teladannya. Dengan berpikir, ‘Bhikkhu senior itu memperoleh jubah, makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan dan perlengkapan bagi yang sakit,’ mereka mengikuti teladannya. Dengan berpikir, ‘Bhikkhu senior itu telah banyak belajar, mengingat apa yang telah ia pelajari, dan mengumpulkan apa yang telah ia pelajari,’ mereka mengikuti teladannya.

“Dengan memiliki kelima kualitas ini, seorang bhikkhu senior bertindak untuk kesejahteraan banyak orang, untuk kebahagiaan banyak orang, [116] untuk kebaikan, kesejahteraan, dan kebahagiaan banyak orang, para deva dan manusia.”

89 (9) Seorang yang Masih Berlatih (1)

“Para bhikkhu, kelima kualitas ini mengarah menuju kemunduran seorang bhikkhu yang masih berlatih. Apakah lima ini? Kesenangan dalam bekerja, kesenangan dalam berbicara, kesenangan dalam tidur, dan kesenangan dalam pergaulan; dan ia tidak meninjau kembali sejauh mana pikirannya terbebaskan.<1095> Kelima kualitas ini mengarah menuju kemunduran seorang bhikkhu yang masih berlatih.

“Para bhikkhu, kelima kualitas ini mengarah menuju ketidak-munduran seorang bhikkhu yang masih berlatih. Apakah lima ini? Ketidak-senangan dalam bekerja, ketidak-senangan dalam berbicara, ketidak-senangan dalam tidur, dan ketidak-senangan dalam pergaulan; dan ia meninjau kembali sejauh mana pikirannya terbebaskan. Kelima kualitas ini mengarah menuju ketidak-munduran seorang bhikkhu yang masih berlatih.”<1096>

90 (10) Seorang yang Masih Berlatih (2)

“Para bhikkhu, kelima kualitas ini mengarah menuju kemunduran seorang bhikkhu yang masih berlatih. Apakah lima ini?

(1) “Di sini, seorang bhikkhu yang masih berlatih memiliki banyak tugas dan kewajiban dan kompeten dalam berbagai pekerjaan yang harus dilakukan, ia mengabaikan keterasingan dan tidak menekuni ketenangan pikiran internal. Ini adalah hal pertama yang mengarah menuju menuju kemunduran seorang bhikkhu yang masih berlatih.

(2) “Kemudian, seorang bhikkhu yang masih berlatih melewatkan hari dengan melakukan pekerjaan remeh, ia mengabaikan keterasingan dan tidak menekuni ketenangan pikiran [117] internal. Ini adalah hal ke dua yang mengarah menuju menuju kemunduran seorang bhikkhu yang masih berlatih.

(3) “Kemudian, seorang bhikkhu yang masih berlatih berhubungan erat dengan para perumah tangga dan kaum monastik, bersosialisasi dalam cara yang tidak pantas selayaknya para umat awam,<1097> ia mengabaikan keterasingan dan tidak menekuni ketenangan pikiran internal. Ini adalah hal ke tiga yang mengarah menuju menuju kemunduran seorang bhikkhu yang masih berlatih.

(4) “Kemudian, seorang bhikkhu yang masih berlatih memasuki desa terlalu awal dan kembali terlalu terlambat di siang hari, ia mengabaikan keterasingan dan tidak menekuni ketenangan pikiran internal. Ini adalah hal ke empat yang mengarah menuju menuju kemunduran seorang bhikkhu yang masih berlatih.

(5) “Kemudian, seorang bhikkhu yang masih berlatih tidak mendengarkan sesuai kehendaknya, tanpa kesusahan atau kesulitan, pembicaraan yang berhubungan dengan kehidupan pertapaan yang mendukung terbukanya pikiran, yaitu, pembicaraan tentang keinginan yang sedikit, tentang kepuasan, tentang keterasingan, tentang ketidak-terlibatan dengan [orang-orang lain], tentang pembangkitan kegigihan, tentang perilaku bermoral, tentang konsentrasi, tentang kebijaksanaan, tentang kebebasan, tentang pengetahuan dan penglihatan pada kebebasan; ia mengabaikan keterasingan dan tidak menekuni ketenangan pikiran internal. Ini adalah hal ke lima yang mengarah menuju menuju kemunduran seorang bhikkhu yang masih berlatih.

“Kelima kualitas ini mengarah menuju kemunduran seorang bhikkhu yang masih berlatih.

“Para bhikkhu, kelima kualitas ini mengarah menuju ketidak-munduran seorang bhikkhu yang masih berlatih. Apakah lima ini?

(1) “Di sini, seorang bhikkhu yang masih berlatih tidak memiliki banyak tugas dan kewajiban; walaupun ia kompeten dalam berbagai pekerjaan yang harus dilakukan; ia tidak mengabaikan keterasingan melainkan menekuni ketenangan pikiran internal. Ini adalah hal pertama yang mengarah menuju ketidak-munduran seorang bhikkhu yang masih berlatih.

(2) “Kemudian, seorang bhikkhu yang masih berlatih tidak melewatkan hari dengan melakukan pekerjaan remeh, ia tidak mengabaikan keterasingan melainkan menekuni ketenangan pikiran internal. Ini adalah hal ke dua yang mengarah menuju ketidak-munduran seorang bhikkhu yang masih berlatih.

(3) “Kemudian, seorang bhikkhu yang masih berlatih tidak  berhubungan erat dengan para perumah tangga dan kaum monastik, tidak bersosialisasi dalam cara yang tidak pantas selayaknya para umat awam, ia tidak mengabaikan keterasingan melainkan menekuni ketenangan pikiran internal. [118] Ini adalah hal ke tiga yang mengarah menuju ketidak-munduran seorang bhikkhu yang masih berlatih.

(4) “Kemudian, seorang bhikkhu yang masih berlatih tidak memasuki desa terlalu awal dan tidak kembali terlalu terlambat di siang hari, ia tidak mengabaikan keterasingan melainkan menekuni ketenangan pikiran internal. Ini adalah hal ke empat yang mengarah menuju menuju ketidak-munduran seorang bhikkhu yang masih berlatih.

(5) “Kemudian, seorang bhikkhu yang masih berlatih mendengarkan sesuai kehendaknya, tanpa kesusahan atau kesulitan, pembicaraan yang berhubungan dengan kehidupan pertapaan yang mendukung terbukanya pikiran, yaitu, pembicaraan tentang keinginan yang sedikit …  tentang pengetahuan dan penglihatan pada kebebasan; ia tidak mengabaikan keterasingan melainkan menekuni ketenangan pikiran internal. Ini adalah hal ke lima yang mengarah menuju ketidak-munduran seorang bhikkhu yang masih berlatih.

“Kelima kualitas ini mengarah menuju ketidak-munduran seorang bhikkhu yang masih berlatih.”

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: AJAHN BRAHM kontroversi
« Reply #167 on: 25 March 2013, 12:40:32 PM »
begini, seperti tertulis disana, ada suatu imbalan, ada dana, ada imbalan 7 hari bersama AB, AB terlibat disana, tanpa ada AB maka pelelangan akan ada? orang akan mau keluar uang kalau tidak ada imbalan 7 hari bersama AB?

soal bukti itu khan tertulis disana? kalau misalnya anda mau menyanggah itu tidak terjadi, apa bukan itu artinya ada pembohongan? penipuan atas nama AB? bahkan ada moto tidak puas bisa minta uang kembali, tapi uang tidak akan kembali hanya boleh mengajukan doang ya, intinya semua yang berhubungan dengan AB sepertinya duit terus, jadi komoditi, jual nama, jual diri, kehidupan pertapaan seperti begitu jadi lucu sih memang :D

tambahan
begini, anggap saja spekulasi, kalau yang terlihat di brosur, trus terjadi seperti di brosur, itu pelanggaran bukan.
dengan sudut pandang "itu adalah imbalan", itu melanggar...
tapi dari sudut pandang lain, "itu adalah charity dan penggalangan dana", maka bukan pelanggaran.
terserah sudut pandang masing2.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: AJAHN BRAHM kontroversi
« Reply #168 on: 25 March 2013, 12:44:08 PM »
lagi ini pandangan hitam putih yang idealis...
kalo masalah "terlibat", apa ada yang 100% murni dan tidak terlibat?

mari kita lihat surat sangha theravada indonesia di bawah:
http://www.samaggi-phala.or.id/berita/rapim2_06b.html

di bab 9, pasal 1, pelayanan undangan perayaan kathina 2550, ada ayat:
"Dana yang berupa uang; 50% dari jumlah keseluruhan penerimaan wajib diserahkan/dikirimkan kepada kas Sangha Theravada Indonesia, minimal 25% dari jumlah keseluruhan penerimaan diserahkan kepada kas vihara/panitia penyelenggara perayaan Kathina, sedangkan sisanya diserahkan kepada kebijaksanaan bhikkhu yang memimpin perayaan Kathina tersebut"

apakah ini berarti yang bertanda-tangan di sana (bhikkhu jotidhammo) "terlibat" urusan keuangan dan dana?

dimana batas "terlibat" yang pantas dan "terlibat" yang tidak pantas?

jika terlibat mengelola dana, berarti memang tidak pantas.
tidak ada pembenaran kok.

sayangnya fenomena AB jika dikritik, banyak pahlawan kesiangan yang berasumsi utk membenarkan yang tidak pantas.

Quote
pernyataan saya berhubungan dengan penggalangan dana dhammasara nuns' monastery. tentunya dengan dibangunnya monastery itu memberi kesempatan orang menjalani kehidupan pertapaan termasuk orang awam yang ingin ikutan bermeditasi. jangan dibalik...

idealnya menjalani kehidupan pertapaan memang tidak memerlukan dana... tapi selalu ada hubungan2 dengan duniawi yang terpaksa dilakukan, apalagi di tengah2 masyarakat non-buddhis. kalo tidak, untuk apakah dibangun panti semedi balerejo, toh kehidupan pertapaan tidak memerlukan dana kan?
terbalik...
yang benar: dengan informasi yang minim, ada yang berasumsi atau opini jelek mengenai ajahn brahm secara gegabah...

benar ada bukti, dibilang gegabah, walah
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: AJAHN BRAHM kontroversi
« Reply #169 on: 25 March 2013, 12:46:21 PM »
dengan sudut pandang "itu adalah imbalan", itu melanggar...
tapi dari sudut pandang lain, "itu adalah charity dan penggalangan dana", maka bukan pelanggaran.
terserah sudut pandang masing2.


ini namanya pembenaran yang dilihat dari aspek pandangan yang sesuai dengan selera masing2 pembela.  ^-^

cpddd
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: AJAHN BRAHM kontroversi
« Reply #170 on: 25 March 2013, 01:07:41 PM »
dengan sudut pandang "itu adalah imbalan", itu melanggar...
tapi dari sudut pandang lain, "itu adalah charity dan penggalangan dana", maka bukan pelanggaran.
terserah sudut pandang masing2.


bagaimana kalau kita melihat dari sudut pandang yg netral menurut Dhamma-Vinaya?

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: AJAHN BRAHM kontroversi
« Reply #171 on: 25 March 2013, 01:14:53 PM »
jika terlibat mengelola dana, berarti memang tidak pantas.
tidak ada pembenaran kok.

sayangnya fenomena AB jika dikritik, banyak pahlawan kesiangan yang berasumsi utk membenarkan yang tidak pantas.
dalam hal ini berarti semua bhikkhu pemimpin perayaan kathina dari sangha theravada indonesia dapat dinilai melakukan perbuatan yang tidak pantas karena mengatur dan memutuskan nasib sebagian dari dana kathina. kok tidak pernah ada yang mengecamnya? bukankah banyak pengumumannya di forum ini? kok gak ada yang mengutip tipitaka di pengumuman acara kathina?

keanehan seperti itu yang membuat pemirsa yang netral seperti saya merasa heran.

apakah ada periuk nasi atau pengaruh kepada umat yang terganggu sehingga 
pengumuman yang berhubungan dengan ajahn brahm selalu dicela rame2?
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: AJAHN BRAHM kontroversi
« Reply #172 on: 25 March 2013, 01:18:31 PM »
dengan sudut pandang "itu adalah imbalan", itu melanggar...
tapi dari sudut pandang lain, "itu adalah charity dan penggalangan dana", maka bukan pelanggaran.
terserah sudut pandang masing2.

sekarang saya kasih alternatif kesalahan mereka.

kenapa ga pasang tarif saja untuk TTD AB?

kenapa ga sekalian pasang tarif A$450 1 orang 1 hari bersama AB? biar ada hasilnya, agar tidak jadi seperti penipuan bayar A$450 tapi belum tentu bisa 7 hari bersama AB, gimana orang2 LDM nya ga tambah banyak dengan iming2 itu?

atau kenapa ga pasang tarif sebesar2nya saja untuk 1 hari bersama AB biar lebih cepat terlaksana pengumpulan dananya?

dengan iming2 imbalan 7 hari bersama AB saja orang bersedia daftar A$450 apalagi ini dengan suatu kepastian tanpa ada kebohongan, terbuka aja biar jelas tanpa ada unsur marketing aneh2 deh. khan motonya :
« Last Edit: 25 March 2013, 01:30:28 PM by ryu »
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline gryn tea

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.203
  • Reputasi: 34
  • Gender: Female
  • SABBE SANKHARA ANICCA
Re: AJAHN BRAHM kontroversi
« Reply #173 on: 25 March 2013, 01:20:00 PM »
Kyk na ad yg terlalu mengidolakan dan fans fanatik
Bagaikan sekuntum bunga yang indah tetapi tidak berbau harum; demikian pula akan tdk b'manfaat kata-kata mutiara yg diucapkan oleh org yg tdk melaksanakannya

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: AJAHN BRAHM kontroversi
« Reply #174 on: 25 March 2013, 01:28:19 PM »
dalam hal ini berarti semua bhikkhu pemimpin perayaan kathina dari sangha theravada indonesia dapat dinilai melakukan perbuatan yang tidak pantas karena mengatur dan memutuskan nasib sebagian dari dana kathina. kok tidak pernah ada yang mengecamnya? bukankah banyak pengumumannya di forum ini? kok gak ada yang mengutip tipitaka di pengumuman acara kathina?

keanehan seperti itu yang membuat pemirsa yang netral seperti saya merasa heran.

apakah ada periuk nasi atau pengaruh kepada umat yang terganggu sehingga 
pengumuman yang berhubungan dengan ajahn brahm selalu dicela rame2?

kenapa ga dibabarkan saja? sah2 saja kok membabarkan hal itu, silahkan buka threadnya, tapi kita fokus pada 1 ini aja dulu biar ga OOT, jangan mengalihkan pembicaraan, masa kalau ada orang membabarkan keburukan trus anda malah tuh orang lain juga sama buruknya, jadi anda setuju ga keburukan ini, atau anda melegalkan keburukan ini ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: AJAHN BRAHM kontroversi
« Reply #175 on: 25 March 2013, 01:57:25 PM »
bagaimana kalau kita melihat dari sudut pandang yg netral menurut Dhamma-Vinaya?
silakan dijelaskan sudut pandang anda...

kenapa ga dibabarkan saja? sah2 saja kok membabarkan hal itu, silahkan buka threadnya, tapi kita fokus pada 1 ini aja dulu biar ga OOT, jangan mengalihkan pembicaraan, masa kalau ada orang membabarkan keburukan trus anda malah tuh orang lain juga sama buruknya, jadi anda setuju ga keburukan ini, atau anda melegalkan keburukan ini ;D
semua "pembelaan" saya udah dituliskan... sisanya terserah pembaca.
mengenai mengalihkan pembicaraan, tadi saya perlu menarik contoh lain untuk mencari garis batas "terlibat" yang pantas dan gak pantas...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: AJAHN BRAHM kontroversi
« Reply #176 on: 25 March 2013, 02:01:25 PM »
Bhikkhu A : Berdana adalah untuk melatih kerelaan, contoh-nya berdana untuk panti asuhan, berdana untuk fakir miskin, berdana untuk anak asuh dll.

Bhikkhu B : Dapatkan kesempatan 7 hari bersama saya. Dana yang diperoleh akan disumbangkan oleh fakir miskin, untuk anak asuh, untuk panti asuhan...

VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: AJAHN BRAHM kontroversi
« Reply #177 on: 25 March 2013, 02:05:41 PM »
semua "pembelaan" saya udah dituliskan... sisanya terserah pembaca.
mengenai mengalihkan pembicaraan, tadi saya perlu menarik contoh lain untuk mencari garis batas "terlibat" yang pantas dan gak pantas...

jadi kalau menurut anda STI dinilai melakukan perbuatan yang tidak pantas karena mengatur dan memutuskan nasib sebagian dari dana kathina maka AB pun bisa dinilai melakukan perbuatan yang tidak pantas juga, kemudian sebaliknya kalau STI melakukan perbuatan yang pantas  karena mengatur dan memutuskan nasib sebagian dari dana kathina maka AB pun sama?

dari sisi kenetralan bagaimanakah menurut anda perbuatan yang pantas dan tidak?

maaf disini saya memposisikan ketidak netralan saya dengan mengatakan mereka semua tidak pantas dan anda memposisikan pada kenetralan anda dengan ........... ?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: AJAHN BRAHM kontroversi
« Reply #178 on: 25 March 2013, 02:35:40 PM »
jadi kalau menurut anda STI dinilai melakukan perbuatan yang tidak pantas karena mengatur dan memutuskan nasib sebagian dari dana kathina maka AB pun bisa dinilai melakukan perbuatan yang tidak pantas juga, kemudian sebaliknya kalau STI melakukan perbuatan yang pantas  karena mengatur dan memutuskan nasib sebagian dari dana kathina maka AB pun sama?

dari sisi kenetralan bagaimanakah menurut anda perbuatan yang pantas dan tidak?

maaf disini saya memposisikan ketidak netralan saya dengan mengatakan mereka semua tidak pantas dan anda memposisikan pada kenetralan anda dengan ........... ?
posisi saya di sini adalah mengkritik para pengkritik. bagaimana bisa mengkritik perbuatan itu pantas atau tidak dengan informasi yang sangat sedikit? apakah pengkritik tahu ajahn brahm menggunakan uang itu untuk dirinya pribadi? apakah pengkritik tahu ajahn brahm memegang dan mengatur urusan keuangan yang masuk dengan tangannya sendiri? demikian pula dengan dana kathina sti...

apabila anda menemukan ternyata ajahn brahm memegang uangnya, masuk ke rekening dengan nama ajahn brahm, well, tentunya ajahn brahm melanggar peraturan dan juga tidak pantas bagi bhikkhu untuk memegang uang. sampai itu jelas, ya jangan buru2 mencela...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: AJAHN BRAHM kontroversi
« Reply #179 on: 25 March 2013, 02:42:41 PM »
dalam hal ini berarti semua bhikkhu pemimpin perayaan kathina dari sangha theravada indonesia dapat dinilai melakukan perbuatan yang tidak pantas karena mengatur dan memutuskan nasib sebagian dari dana kathina. kok tidak pernah ada yang mengecamnya? bukankah banyak pengumumannya di forum ini? kok gak ada yang mengutip tipitaka di pengumuman acara kathina?

keanehan seperti itu yang membuat pemirsa yang netral seperti saya merasa heran.

apakah ada periuk nasi atau pengaruh kepada umat yang terganggu sehingga 
pengumuman yang berhubungan dengan ajahn brahm selalu dicela rame2?


minta link-nya please, saya belum lihat
« Last Edit: 25 March 2013, 02:44:37 PM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.