Sekarang banyak tokoh Buddhis yang terkenal hanya menjadi "barang dagangan" terlepas dari apa pun alasannya....
sekali lagi kata2 Sang Buddha dalam MN 47 Vīmaṁsaka Sutta terbukti:
8. “Ketika ia mengetahui hal ini, ia menyelidiki Beliau lebih lanjut sebagai berikut: ‘Apakah Yang Mulia ini telah memiliki reputasi dan mencapai kemasyhuran, sehingga bahaya [yang berhubungan dengan reputasi dan kemasyhuran] terdapat padanya?’ Karena, para bhikkhu, selama seorang bhikkhu belum memiliki reputasi dan belum mencapai kemasyhuran, maka bahaya [yang berhubungan dengan reputasi dan kemasyhuran] tidak terdapat padanya;
tetapi ketika ia telah memiliki reputasi dan mencapai kemasyhuran, maka bahaya-bahaya* itu terdapat padanya. Ketika ia menyelidikinya, ia mengetahui: ‘Yang Mulia ini telah memiliki reputasi dan mencapai kemasyhuran, tetapi bahaya [yang berhubungan dengan reputasi dan kemasyhuran] tidak terdapat padanya.’
*MA: Bahayanya adalah keangkuhan, kesombongan, dan sebagainya. Bagi beberapa bhikkhu, selama mereka belum menjadi terkenal atau memiliki pengikut, maka bahaya ini tidak ada, dan mereka sangat tenang; tetapi ketika mereka telah menjadi terkenal dan memiliki pengikut, mereka bepergian dengan berperilaku tidak selayaknya, menyerang para bhikkhu lain bagaikan seekor macan menerkam sekumpulan rusa.