//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi  (Read 11732 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi
« on: 23 October 2011, 10:12:46 PM »
Mohon pencerahannya,

jika seseorang sedang ber-medit ria dan jatuh ke bhavanga, pada saat itu juga dilangsung pindah alam.
kemanakah pindah alam-nya jika si yogi jatuh ke bhavanga ?





Anumodana.
« Last Edit: 24 October 2011, 10:56:16 PM by Kemenyan »
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: jatuh ke bhavanga
« Reply #1 on: 23 October 2011, 11:20:30 PM »
kata siapa pundah alam?
Samma Vayama

Offline No Pain No Gain

  • Sebelumnya: Doggie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.796
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
  • ..............????
Re: jatuh ke bhavanga
« Reply #2 on: 24 October 2011, 05:49:17 AM »
Mohon pencerahannya,

jika seseorang sedang ber-medit ria dan jatuh ke bhavanga, pada saat itu juga dilangsung pindah alam.
kemanakah pindah alam-nya jika si yogi jatuh ke bhavanga ?





Anumodana.

saya bantu jwb ya..mohon dikoreksi
bukan pindah alam bro mastidar..hehehhe...karena terlena oleh kedamaian/ketenangan/kegembiraan yg dihasilkan oleh konsentrasi, mereka bahkan sering tidak menyadari bahwa fokus objek mereka sdh tidak ada...mereka hanya berdiam dalam kedamaian/ketenangan yang dihasilkan oleh konsentrasi sebelumnya  sehingga fokus objek mereka tidak dipedulikan lg oleh mereka...ini yg dinamakan jatuh ke bhavanga..krn mereka damai, merasa tenang..dikiranya sdh sampai jhana..padahal jhana itu kan butuh konsentrasi yang cukup kuat..hal spt ini biasanya sering terjadi untuk pemula..
« Last Edit: 24 October 2011, 05:59:00 AM by No Pain No Gain »
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: jatuh ke bhavanga
« Reply #3 on: 24 October 2011, 06:47:23 AM »
Terima kasih buat Andry & NPNG yg sdh reply, maaf kalau pertanyaan saya kurang jelas.

untuk jawaban NPNG, kondisi sperti itu terjadi kalau si yogi masi dalam keadaan "hidup" / masi kembali lagi ke alam manusia setelah jatuh ke bhavanga.

ada beberapa kasus yang tentunya pernah kita dengar bahwa pada saat orang tidur dan ga bangun2, alhasil pindah alam alias mati (istilah kerennya Rest in peace / RIP).
Nah dalam kasus ini bagaimana jika seorang yogi yang sedang bermeditasi dalam jangka waktu yang lama dan ga bangun2 juga.
Lebih detailnya lagi ketika si yogi bermeditasi, dia jatuh ke bhavanga, ia menuju ke alam manakah ? (dari 31 alam yang ada)




Anumodana  _/\_
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: jatuh ke bhavanga
« Reply #4 on: 24 October 2011, 04:53:57 PM »
ada beberapa kasus yang tentunya pernah kita dengar bahwa pada saat orang tidur dan ga bangun2, alhasil pindah alam alias mati (istilah kerennya Rest in peace / RIP).
Mohon referensi/sumber dari kasus yg anda sebut diatas...
dan tolong jangan gunakan referensi "kata sianu..."

Bila keputusan saya pribadi,
Maka thread ini sudah seharusnya dilenyapkan.

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: jatuh ke bhavanga
« Reply #5 on: 24 October 2011, 07:53:21 PM »
Mohon referensi/sumber dari kasus yg anda sebut diatas...
dan tolong jangan gunakan referensi "kata sianu..."

==>>kalau begitu sutta2 yang berawalan "telah saya dengar...", mohon dikoreksi.
contoh yg digunakan katanya dari sini:
- http://kosmo.vivanews.com/news/read/165807-mengapa-orang-bisa-meninggal-saat-tidur
- http://en.wikipedia.org/wiki/Sleep_apnea



Bila keputusan saya pribadi,
Maka thread ini sudah seharusnya dilenyapkan.

==>> thread ini patut dilenyapkan jika memang keluar dari topik yg ada.
kalau thread ini dilenyapkan tanpa ada alasan yang kuat maka ada otoriterisasi didalam DC Forum.


tetapi kami masi menunggu jawaban dari member DC yang berkompeten untuk memberi penjelasan & jawaban ttg:
ketika si yogi bermeditasi, dia jatuh ke bhavanga, ia menuju ke alam manakah ? (dari 31 alam yang ada)
« Last Edit: 24 October 2011, 07:55:29 PM by Mas Tidar »
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline bluppy

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.163
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: jatuh ke bhavanga
« Reply #6 on: 24 October 2011, 08:16:10 PM »
Pada usia lanjutnya, guru saya Ajahn Chah mengalami kerusakan otak. Otaknya mengeluarkan banyak cairan sehingga menimbulkan tekanan di dalam. Ia mengalami stroke, lumpuh, dan tak mampu bicara.

Sangat menarik berada di dekat orang yang telah melatih batinnya sedemikian hebat. Sebagian besar biksu menyadari, ketika seseorang berbicara kepada Ajahn Chah, ia sebenarnya memerhatikan. Kami melihat, guru kami mengendalikan batinnya dengan sempurna, meskipun ia tak mampu mengendalikan tubuhnya. Ia bisa masuk ke meditasi mendalam, walau mengalami kerusakan otak.

Karena ia biksu yang terkenal, Raja Thailand menyediakan perawat laki-laki untuk menjaganya selama 24 jam, bergantian dalam beberapa giliran jaga. Selain itu, ada tiga atau empat biksu yang melayani guru kami.

Suatu kali, Ajahn Chah berhenti bernapas. Perawat yang menjaganya ketakutan. Semua perawat tahu, sang guru akan mati. Tetapi mereka tidak ingin Ajahn Chah mati pada saat giliran jaga mereka. Perawat itu lalu berusaha memberikan napas buatan, sementara para biksu mengatakan, Ajahn Chah hanya memasuki meditasi mendalam. Lalu, dibuat kesepakatan. Perawat akan memeriksa darah Ajahn Chah setiap beberapa menit untuk memastikan masih ada oksigen yang cukup di dalam darah untuk dikirim ke otak.

Ajahn Chah berhenti bernapas selama beberapa jam. Tetapi sepanjang waktu itu, kadar oksigen dalam darahnya tetap stabil. Para biksu meyakini, Ajahn Chah berada dalam keadaan meditatif sangat dalam, yang disebut Jhana keempat. Meskipun otaknya rusak dan tubuhnya tidak berfungsi lagi, namun batinnya begitu tajam, penuh ke-eling-an, sehingga ia masih bisa melakukan meditasi Jhana. Otak bisa saja rusak, tetapi karena ia selalu melatih batinnya, maka batinnya sangat sadar. 

(Dari: Buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 2! – 108 (Lagi) Cerita Pembuka Pintu Hati, karya Ajahn Brahm. Penerbit Awareness Publication, 2011)

apakah ini termasuk contoh yg dimaksud?
apakah definisi bhavanga?

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: jatuh ke bhavanga
« Reply #7 on: 24 October 2011, 08:40:14 PM »
==>>kalau begitu sutta2 yang berawalan "telah saya dengar...", mohon dikoreksi.
contoh yg digunakan katanya dari sini:
- http://kosmo.vivanews.com/news/read/165807-mengapa-orang-bisa-meninggal-saat-tidur
- http://en.wikipedia.org/wiki/Sleep_apnea

==>> thread ini patut dilenyapkan jika memang keluar dari topik yg ada.
kalau thread ini dilenyapkan tanpa ada alasan yang kuat maka ada otoriterisasi didalam DC Forum.
Saya kira Mas Tidar memahami perbedaan mendasar antara Tidur dan Meditasi,

Sekali lagi,
Tolong berikan referensi ada yang meninggal sewaktu meditasi,
Seperti apa yg anda "gossip"-kan diatas.

Apa yang anda tuliskan disini seolah-olah memberikan warning kepada para meditator,
" Anda bisa mati dalam ketika meditasi "

Yang saya butuhkan adalah,
Referensi pendukung mengenai "Ada yang mati ketika meditasi",

dan berdasarkan pertanyaan "Jatuh kebhavanga = Jatuh ke alam mana"
Bisa di translate menjadi: "Terjerumus dan terjebak di bhavanga = Mati (pindah alam)"


Jikalau anda punya referensi, mohon dipaparkan.
Jikalau tidak, Maaf... Saya tidak bisa membiarkan thread yg menjatuhkan seperti ini beredar.
« Last Edit: 24 October 2011, 08:45:42 PM by Kemenyan »

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: jatuh ke bhavanga
« Reply #8 on: 24 October 2011, 09:06:48 PM »
Maha Parinibbana Sutta:
----------------------------------------------------------------
Kemudian Sang Bhagavā, meninggalkan pencapaian Lenyapnya Perasaan dan Persepsi, memasuki ke dalam Alam Bukan Persepsi dan juga bukan Bukan-Persepsi, dari sana Beliau memasuki Alam Kekosongan, Alam Kesadaran Tanpa Batas, Alam Ruang Tanpa Batas. Dari Alam Ruang Tanpa Batas, Beliau memasuki jhāna ke empat, dari sana masuk ke jhāna ke tiga, jhāna ke dua dan jhāna pertama. Meninggalkan jhāna pertama, Beliau memasuki jhāna ke dua, jhāna ke tiga, jhāna ke empat. Dan, akhirnya, meninggalkan jhāna ke empat, Sang Bhagavā akhirnya wafat.
-------------------------------------------------------------------------

Apakah Sang Bhagava  bukan termasuk wafat dalam keadaan meditatif? 
Ataukah konteksnya berbeda dengan yang ditanyakan Mas Tidar?
Karena menurut saya seseorang mati saat dalam meditasinya bukanlah hal yang buruk sejauh telah ada faktor-faktor penunjang yang membuatnya demikian, serta dia menghadapi kematian itu dengan penuh kesadaran.   
Mohon pencerahannya, thanks
 _/\_

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: jatuh ke bhavanga
« Reply #9 on: 24 October 2011, 09:09:22 PM »
apakah dalam hal surat kematian, disana tertera sebab kematiannya apa ?
apakah selama ini udah pernah terjadi manusia mati karna meditasi ?
dan apa sebabnya meditasi bisa menjadi mati ? (pikiran nya berhenti dan gak ada yg bangunkan)?

mohon mas Tidar beri masukan...supaya menambah wawasan kita...

utk Sang Buddha meninggal dlm meditasi, ya karna sudah waktunya....
sedangkan meditasi adalah "pelengkap".

adakah murid2 Buddha yg meninggal karna meditasi atau salah meditasi ? nahhh
« Last Edit: 24 October 2011, 09:11:42 PM by johan3000 »
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: jatuh ke bhavanga
« Reply #10 on: 24 October 2011, 10:00:34 PM »
Maha Parinibbana Sutta:
----------------------------------------------------------------
Kemudian Sang Bhagavā, meninggalkan pencapaian Lenyapnya Perasaan dan Persepsi, memasuki ke dalam Alam Bukan Persepsi dan juga bukan Bukan-Persepsi, dari sana Beliau memasuki Alam Kekosongan, Alam Kesadaran Tanpa Batas, Alam Ruang Tanpa Batas. Dari Alam Ruang Tanpa Batas, Beliau memasuki jhāna ke empat, dari sana masuk ke jhāna ke tiga, jhāna ke dua dan jhāna pertama. Meninggalkan jhāna pertama, Beliau memasuki jhāna ke dua, jhāna ke tiga, jhāna ke empat. Dan, akhirnya, meninggalkan jhāna ke empat, Sang Bhagavā akhirnya wafat.
-------------------------------------------------------------------------

Apakah Sang Bhagava  bukan termasuk wafat dalam keadaan meditatif? 
Ataukah konteksnya berbeda dengan yang ditanyakan Mas Tidar?
Karena menurut saya seseorang mati saat dalam meditasinya bukanlah hal yang buruk sejauh telah ada faktor-faktor penunjang yang membuatnya demikian, serta dia menghadapi kematian itu dengan penuh kesadaran.   
Mohon pencerahannya, thanks
 _/\_

jelas sekali dalam kutipan anda dikatakan bahwa wafat terjadi setelah meninggalkan jhana 4

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: jatuh ke bhavanga
« Reply #11 on: 24 October 2011, 10:23:41 PM »
To Bluppy:
apakah ini termasuk contoh yg dimaksud? Bukan sama sekali.
apakah definisi bhavanga? sudah dijelaskan dengan baik sekali oleh sdr NPNG.


To Kemenyan:
lihat, datang dan buktikan.
Anda perlu jatuh ke bhavanga dan mencobanya berkali kali, setelah itu cobalah kalau mau bertanya sndiri, apa yang akan terjadi jika mati dalam kondisi bhavanga ?
selanjut-nya, saya tidak akan meladeni tulisan Anda.
kalau Anda merasa topik ini kata-nya si Anu, silakan di-locked aja. Itu wewenang Anda di DC Forum ini.


To chingik:
konteks yang Anda tulis sama sperti sdri. Bluppy tulis, konteks topik ini berbeda.




ini kami kutipkan dari "Mindfulness of Breathing dan 4 Elements Meditation", hal 7 - 8 (http://www.dhammaweb.net/dhammabook/view.php?id=179):

You should determine to keep your mind calmly concentrated on that white uggaha-nimitta for one hour, two hours, three hours, etc. If you are able to keep your mind fixed on the uggaha-nimitta for one or two hours, you should find that it becomes clear, bright, and brilliant. This is then the patibhàga-nimitta (counterpart sign). At this point you should determine and practise keeping your mind fixed on the patibhàga-nimitta for one hour, two hours, or three hours. Practise until you succeed.
At this stage you will reach either access (upacàra) or ab- sorption (appanà) concentration. Access concentration is the concentration close to and preceding jhàna. Absorption concentration is the concentration of jhàna.

Both these types of concentration have the patibhàga-nimitta as their object. The difference between them is that in access concentration the jhàna factors are not developed to full strength. For this reason during access concentration bhavaïga mind states still occur and one can fall into bhavanga (life-continuum consciousness). The meditator experiences this, and will say that everything stopped, and he may even think this is Nibbàna. In reality the mind has not stopped, but the meditator just does not have sufficient skill to discern this, because of the subtlety of those bhavaïga mind states.


kutipan warna biru, sama persis yang dijelaskan NPNG, hanya penjelasannya saja.
Tapi bagaimana jika kondisi ini terjadi (jatuh ke bhavanga) pada yogi dan si yogi mati pada saat dia masuk ke bhavanga ?
« Last Edit: 24 October 2011, 10:49:42 PM by Mas Tidar »
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: jatuh ke bhavanga
« Reply #12 on: 24 October 2011, 10:40:54 PM »
jelas sekali dalam kutipan anda dikatakan bahwa wafat terjadi setelah meninggalkan jhana 4
Apakah Keluar dari jhana 4 berarti langsung keluar dari meditasi? 
Benarkah ada orang yang saat mencapai jhana 4 bisa langsung keluar dari meditasi tanpa harus turun ke jhana 3, 2, 1 terlebih dahulu?

 [at] Mas Tidar, karena anda mengatakan konteksnya berbeda, maka saya tidak melanjutkan pertanyaannya lagi. Thks

 [at]  Om Indra, berarti pertanyaan di atas jadi OOT , tapi sekedar ingin tahu saja, mohon sharingnya.  _/\_

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: jatuh ke bhavanga
« Reply #13 on: 24 October 2011, 10:48:52 PM »
Apakah Keluar dari jhana 4 berarti langsung keluar dari meditasi? 
Benarkah ada orang yang saat mencapai jhana 4 bisa langsung keluar dari meditasi tanpa harus turun ke jhana 3, 2, 1 terlebih dahulu?

 [at] Mas Tidar, karena anda mengatakan konteksnya berbeda, maka saya tidak melanjutkan pertanyaannya lagi. Thks

 [at]  Om Indra, berarti pertanyaan di atas jadi OOT , tapi sekedar ingin tahu saja, mohon sharingnya.  _/\_

ya menurut saya bisa, justru dibutuhkan kemahiran untuk bisa keluar secara bertahap, bagi yg tidak mahir biasanya memang langsung keluar begitu saja.

dan sehubungan dengan peristiwa Parinibbana, compiler sutta menyebutkan secara terperinci proses masuk dan keluar jhana berturut2, agak aneh jika tidak dilanjutkan dengan  "keluar dari jhana 4, masuk ke jhana 3 dan mencapai parinibbana dalam jhana 3" atau kalimat serupa.

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi
« Reply #14 on: 24 October 2011, 10:57:19 PM »
To Kemenyan:
lihat, datang dan buktikan.
Anda perlu jatuh ke bhavanga dan mencobanya berkali kali, setelah itu cobalah kalau mau bertanya sndiri, apa yang akan terjadi jika mati dalam kondisi bhavanga ?
selanjut-nya, saya tidak akan meladeni tulisan Anda.
kalau Anda merasa topik ini kata-nya si Anu, silakan di-locked aja. Itu wewenang Anda di DC Forum ini.
Judul saya rubah agar tidak menimbulkan salah asumsi

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi
« Reply #15 on: 24 October 2011, 11:04:24 PM »
Mohon pencerahannya,

jika seseorang sedang ber-medit ria dan jatuh ke bhavanga, pada saat itu juga dilangsung pindah alam.
kemanakah pindah alam-nya jika si yogi jatuh ke bhavanga ?
Anumodana.
apakah disini yogi = Buddhist yg melakukan meditasi ?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi
« Reply #16 on: 25 October 2011, 06:00:07 AM »
beberapa pertanyaan belum dijawab, apakah lagi meditasi ?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline bluppy

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.163
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi
« Reply #17 on: 25 October 2011, 07:21:28 AM »
apakah disini yogi = Buddhist yg melakukan meditasi ?

yogi = meditator, tidak harus Buddhist CMIIW

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi
« Reply #18 on: 25 October 2011, 09:17:23 AM »
 [at] Mas Tidar.

Bila seorang yogi sedang bermeditasi dengan tujuan baik untuk mengembangkan konsentrasi, jhana-magga-phala. Maka usaha dan pikirannya tentu diarahkan pada hal yang baik tersebut. Dan ini disebut Kusala. Dan dalam hal dia terjatuh ke bhavangga ketika bermeditasi dimana seseorang mengalami kedamaian yang luar biasa dan kemudian meninggal. Maka  sangat besar kemungkinan terlahir dialam yang berbahagia-alam dewa.

Mengapa demikian? Meditasi--->Kusala .  Masuk Bhavanga---> Perasaan yang damai -tenang----> kusala maka menjelang kematian cuti citta(kesadaran menjelang kematian) peluang object kusala yang muncul sangat besar sekali. Sehingga dapat disimpulkan peluang besar  terlahir dialam berbahagia atau di alam dewa. Tentunya dialam mana tepatnya dia terlahir tergantung kamma yang dimilikinya.

Untuk referensi bisa buka link http://www.midamericadharma.org/gangessangha/Bhavanga.html---penjelasan menurut abhidhamma.

Nibanassa Paccayo hotu. _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline No Pain No Gain

  • Sebelumnya: Doggie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.796
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
  • ..............????
Re: Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi
« Reply #19 on: 25 October 2011, 08:17:21 PM »
Apakah Keluar dari jhana 4 berarti langsung keluar dari meditasi? 
Benarkah ada orang yang saat mencapai jhana 4 bisa langsung keluar dari meditasi tanpa harus turun ke jhana 3, 2, 1 terlebih dahulu?

kalau mau keluar dr jhana 4, ya langsung saja keluar saja..

kalo yang ditanya, misal dari jhana 4 ke jhana 3, prosesnya spt ini:

jhana 4 --> keluar dari jhana 4 --> upacara samadhi --> (adhittana untuk capai jhana 3 dengan 'membuang' faktor2 yang terdapat di jhana 1 dan 2) --> jhana 3
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi
« Reply #20 on: 25 October 2011, 08:34:21 PM »
wah udah jago2...
Samma Vayama

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi
« Reply #21 on: 25 October 2011, 09:38:13 PM »
To Sdr. Bond:
Anumodana jawabannya, kemungkinan dari jawaban Anda paling masuk akal, kami hanya bisa berpendapat bahwa tidaklah mungkin orang yang mengalami keheningan luar biasa (jatuh ke bhavanga) tanpa melalui tahapan mediatasi.

seperti yang sudah dituliskan oleh Pa Auk Sayadaw (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=21391.msg377218#msg377218), bahwa pada saat "jatuh" ke bhavanga berada pada tahapan "access concentration" jadi kelahiran dialam dewa adalah hal paling memungkinkan (seberapa mulianya dialam dewa tergantung dg parami-nya).

kami pernah membaca di buku visuddhimagga (lagi lagi lupa dibagian mana), bahwa pada saat yogi mengembangkan konsentrasi pada tahapan "access concentration" adalah jaminan terlahir dialam dewa walaupun belum masuk ke samadhi murni (arbsobsi / jhana).




mohon maaf kalau ada member yang tidak suka dengan tulisan kami, yang hanya berdasarkan: katanya si-Anu.
kami sekali lagi mohon maaf dan untuk topik ini sudah terjawab, silakan di-Lock.
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi
« Reply #22 on: 26 October 2011, 01:46:22 AM »
Mas Tidar,
Mohon maaf jikalau saya memiliki guideline yang sedikit berbeda dengan yang lain dalam hal menjaga jalannya diskusi pada DhammaCitta.

Seperti yang sudah diketahui sebagian dari pada rekan-rekan yang lain,
Saya masih terlalu awam dalam buddhism.

Bagi saya, Praktik Buddhisme adalah JMB8,
dan tiga point dari JMB8 sedang anda "sarankan" untuk tidak dijalankan oleh umat-awam/newbie/yogi pemula.

Tiga point yang mana?
Samädhi
6. Daya-upaya Benar (sammä-väyäma) Right effort
7. Perhatian Benar (sammä-sati) Right mindfulness
8. Konsentrasi Benar (sammä-samädhi) Right concentration


Mohon maaf,
Jikalau dalam proses dan kemudahan anda berdiskusi saya harus memberikan sedikit filter,

Yang mana supaya pertanyaan anda tidak memiliki bermakna yang secara langsung maupun tidak mengakibatkan para umat-awam nan lugu seperti saya menjadi ragu menjalankan praktik JMB8

Offline DragonHung

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 963
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi
« Reply #23 on: 06 June 2012, 11:46:16 AM »
Mohon maaf sebelumnya karena menghidupkan lagi thread lama

 [at] Mas Tidar

Apakah Mas Tidar masih mengalami hal demikian, jatuh ke dalam bhavanga?

Ada tipsnya gak untuk menghadapi hal ini?
Banyak berharap, banyak kecewa
Sedikit berharap, sedikit kecewa
Tidak berharap, tidak kecewa
Hanya memperhatikan saat ini, maka tiada ratapan dan khayalan

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi
« Reply #24 on: 06 June 2012, 10:08:52 PM »
ndak perlu maaf2an, kita2 ini bukan produk tetangga :>-
thread ini sepanjang masa selama masi mau meditasi, tak lekang oleh waktu terbukti ada pertanyaan muncul setelah sekian kurun waktu  _/\_


Apakah Mas Tidar masih mengalami hal demikian, jatuh ke dalam bhavanga?
==>> kadang2 masih terjadi ;D

Ada tipsnya gak untuk menghadapi hal ini?
==>> secara praktis, jaga kekuatan tubuh untuk sadar. Jatuhnya ini biasanya diikuti oleh kurang fit tubuh kita (kecapaian, ngantuk, sakit, banyak pikiran shg ngalamun atau yg lain).
kondisi tubuh & pikiran yang segar (fresh) bisa memperkecil/mengeliminir jatuh ke bhavanga


secara teknis dijelaskan dibawah ini,
Mindfulness of Breathing and 4 Elements Meditation by Ven. Pa Auk Sayadaw: ShowHide


Untuk menghindari jatuh ke bhavañga dan untuk mengembangkan lebih jauh, Anda perlu mengetahui bagaimana mengendalikan lima keahlian: keyakinan (saddhā), usaha (vīriya), perhatian (Sati), konsentrasi (samadhi) dan kebijaksanaan (pañña) untuk mengarahkan pikiran pada paṭibhāga-nimitta, Anda memerlukan usaha agar pikiran Anda mengetahui paṭibhāga-nimitta lagi dan lagi, perhatian untuk tidak lupa tentang paṭibhāga-nimitta dan pemahaman untuk mengetahui paṭibhāga-nimitta.


Menyeimbangkan 5 Faktor Keahlian
Lima faktor keahlian adalah lima kekuatan yang mengendalikan pikiran dan tetap menjaganya dari penyimpangan jalur Samatha (ketenangan) dan  Vipassanā  (pandangan terang) yang mengarah ke Nibbāna.

Dari kelimanya, yang pertama adalah keyakinan, dalam 'apa' seseorang sebaiknya memiliki keyakinan, keyakinan dalam hal Tiga Permata, atau kamma dan hasilnya. Adalah penting untuk percaya tentang pencerahan Sang Buddha karena jika seseorang tidak memiliki keyakinan seperti ini, dia akan mundur dari meditasinya. Adalah juga penting untuk memiliki keyakinan dalam pengajaran Sang Buddha, seperti halnya: Empat Kebenaran Mulia, empat pencapaian (magga & phala), Nibbāna, dan ajaranNya. Ajaran Sang Buddha menunjukkan kita bagaimana bermeditasi, jadi pada tahapan ini adalah penting untuk memiliki keyakinan didalam pengajaranNya.

Mari kita katakan meditator berpikir, 'Dapatkah jhāna dicapai hanya dengan memperhatikan nafas masuk dan nafas keluar? Apakah yang telah dikatakan tentang uggaha-nimitta seperti katun wol dan patibhāga-nimitta seperti es atau gelas yang jernih, adalah benar?' Jika hal - hal seperti ini muncul maka akan menghasilkan pandangan seperti, jhāna  tidak dapat dicapai saat ini,' dan karena pandangan tersebut maka meditator akan menyangkal keyakinan pada pengajaranNya dan akan selalu menyerah dalam mengembangkan meditasi Samatha.

Jadi seseorang yang sedang mengembangkan konsetrasi dengan sebuah subjek seperti perhatian terhadapa nafas perlu memiliki keyakianan yang mantap. Dia sebaiknya mengembangkan perhatian terhadap nafas tanpa adanya keragu-raguan. Dia sebaiknya berpikir, 'Jhāna dapat dicapai jika saya mengikuti instruksi dari petunjuk Sang Buddha secara sistematis.'

Jika, bagaimanapun, seseorang memiliki keyakinan berkenaan dengan objek meditasi menjadi berlebihan, dan disini kita sedang membicarakan subjek meditasi dari perhatian terhadap nafas (Ānāpānasati), kemudian karena fungsi dari keyakinan untuk menentukan sebuah objek dalam kondisi berlebihan, maka faktor kebijaksanaan menjadi tidak jelas dan faktor yang lain seperti usaha, perhatian dan konsentrasi menjadi melemah.

Pada saat itu faktor usaha tidak dapat menunjukan fungsinya untuk meningkatkan formasi mental[2] berkaitan dengan patibhāga-nimitta, dan menjaga pikiran tetap disana.

Faktor perhatian juga tidak dapat menunjukan fungsinya untuk membangun pengetahuan tentang patibhāga-nimitta.
Faktor perhatian tidak dapat menunjukan kemampuaannya untuk melindungi berkeliarannya pikiran dari objek utama yaitu patibhāga-nimitta.

Faktor kebijaksanaan tidak dapat menunjukan fungsinya untuk melihat penembusan patibhāga-nimitta karena ketidakmampuan kebijaksanaan untuk memahami patibhāga-nimitta dan dukungan dari faktor keyakinan berkurang.

Jika usaha yang dilakukan terlalu berlebihan, keyakinan, perhatian, konsentrasi dan kebijaksanaan tidak akan dapat melakukan fungsinya secara bersamaan untuk mengambil keputusan, menetapkan, menghindari gangguan dan ketajaman pada saat penembusan. Usaha yang berlebihan menyebabkan tidak tenangnya pikiran pada patibhāga-nimitta, dan ini berarti faktor pencerahan dari ketenangan, konsentrasi dan keseimbangan batin tidak muncul dengan kekuatan yang cukup. 

Dengan cara yang sama, seseorang sebaiknya mengetahui kapan konsentrasi dan kebijaksanaan sedang berlebihan, yang akan menimbulkan efek yang merugikan.

Keseimbangan antara keyakinan dengan kebijaksanaan, dan konsentrasi dengan usaha, dipuji oleh Sang Bijaksana. Jika, sebagai contoh, memiliki keyakinan yang kuat dan kebijaksanaan yang lemah maka seseorang akan memiliki keyakinan terlalu dalam, dan menghormati objek meditasi tanpa adanya tujuan. Sebagai contoh, mereka mengembangkan keyakinan dan menghormati objek yang dihormati oleh agama - agama diluar agama Buddha ortodoks. Sebagai contoh, keyakinan dan penghormatan dalam roh pelindung atau dewa pelindung.

Jika, dilain hal, kebijaksanaan berlebihan dan keyakinan melemah, seseorang akan menjadi seseorang yang licik. Tanpa bermeditasi, mereka akan menghabiskan waktunya dengan memberikan penilaian dan membuat evaluasi. Ini sulit untuk di atasi dikarenakan kelebihan obat.

Jika, bagaimanapun, keyakinan dan kebijaksanaan seimbang, seseorang akan memiliki keyakinan pada objek yang harus dia miliki. Dia akan memiliki keyakinan pada Tiga Permata, hukum karma dan akhibatnya. Dia akan memiliki kepercayaan bahwa jika dia bermeditasi, menurut instruksi dari Sang Buddha, dia akan dapat mencapai patibhāga-nimitta dan jhāna. Jika dia bermeditasi keyakinan seperti ini dan dapat mengamati patibhāga-nimitta dengan kebijaksanaan, keyakinan dan kebijaksanaannya akan seimbang.

Lagi, jika konsentrasi kuat dan usaha melemah, kemudian karena kecenderungan dari konsentrasi untuk menghasilkan kemalasan, kemalasan akan menguasai pikiran. Jika usaha kuat, dan konsentrasi lemah, kemudian karena kecenderungan dari usaha untuk menghasilkan kegelisahan, kegelisahan dapat menguasai pikiran. Jadi ketika konsentrasi dan usaha seimbang, pikiran tidak akan jatuh pada kemalasan ataupun jatuh pada kegelisahan dan akan dapat mencapai jhāna.

Ketika seseorang menginginkan menumbuhkan subjek meditasi Samatha, sebaiknya memiliki keyakinan yang kuat. Jika seseorang berpikir, 'Saya pasti akan mencapai jhāna jika saya mengembangkan konsentrasi berdasarkan pada patibhāga-nimitta, kemudian kekuatan keyakinan dan berkonsentrasi pada patthibhaga-nimitta, dia pasti akan mencapai konsentrasi jhāna. Hal ini terjadi karena jhāna berdasarkan pada konsentrasi.

Untuk seseorang yang sedang mengembangkan Vipassanā adalah baik memiliki kebijaksanaan yang kuat, karena ketika kebijaksanaanya kuat, dia akan dapat melihat penembusan tiga karakteristik dan memperoleh pengetahuan realisasi tiga karakteristik dari ketidakkekalan, penderitaan dan tanpa diri.

Ketika konsentrasi dan kebijaksanaan seimbang, jhāna duniawi (lokiya jhāna ) dapat muncul. Karena Sang Buddha mengajarkan untuk mengembangkan Samatha dan Vipassanā bersamaan, jhāna  adi duniawi (lokuttara jhāna ) dapat juga muncul hanya ketika konsentrasi dan kebijaksanaan seimbang.

Konsentrasi selalu diperlukan untuk menyeimbangkan keyakinan dan kebijaksanaan, dan konsentrasi dengan usaha, dan konsentrasi dengan kebijaksanaan. Perhatian sangat diperlukan disegala kondisi karena perhatian melindungi pikiran dari kegelisahan pada saat Anda memiliki keyakinan, usaha dan kebijaksanaan secara berlebihan. Perhatian juga melindungi pikiran dari kelamasan karena Anda memiliki konsentrasi yang berlebih.

Jadi perhatian adalah perlu dalam segala kondisi seperti bumbu dari garam dalam segala jenis saus, seperti perdana menteri pada setiap urusan raja. Oleh karena itu dalam komentar kuno Sang Buddha berkata, 'Perhatian selalu diperlukan dalam setiap subjek meditasi.' Mengapa demikian? Ini karena perhatian adalah sebuah tempat berlindung dan perlindungan untuk pikiran yang bermeditasi.

Perhatian adalah tempat perlindungan karena membantu pikiran tiba pada tahapan khusus dan lebih tinggi yang belum pernah dicapai ataupun belum pernah diketahui sebelumnya. Tanpa perhatian, pikiran tidak akan mampu mencapai pencapaian khusus dan tahap luar biasa. Perhatian melindungi pikiran dan menjaga objek mediasi dari tersesat.

Itulah mengapa untuk mengamatinya, dengan pengetahuan kedalam, perhatian muncul sebagai pelindung objek meditasi, juga pelindung pikiran meditator. Tanpa perhatian, seseorang tidak dapat mengangkat pikiran atau menahan pikiran. Itulah mengapa Sang Buddha telah mengatakannya bahwa perhatian berguna dalam semua hal. (lihat Vsm Ch. IV, para. 49. Mahāṭīkā 1, 150-154)


Menyeimbangkan Tujuh Faktor Pencerahan
Jika seseorang berusaha mencapai jhāna menggunakan perhatian terhadap nafas, penting pula untuk menyeimbangkan Tujuh Faktor Pencerahan. Diantaranya adalah :
  • Faktor Pencerahan dari Perhatian (sati), yang merupakan kesadaran untuk mengingat patibhāga-nimitta dan melihat patibhāga-nimitta lagi dan lagi.
  • Faktor Pencerahan dari Penyelidikan terhadap Fenomena (dhammavicaya), yang merupakan penembusan pemahaman terhadap patibhāga-nimitta.
  • Faktor Pencerahan dari Semangat (vīriya), yang merupakan semangat untuk membawa faktor - faktor pencerahan bersama dan menyeimbangkannya pada patibhāga-nimitta; terutama semangat untuk memperkuat lebih jauh faktor penyelidikan fenomena dan faktor semangat itu sendiri.
  • Faktor Pencerahan dari Kegiuran (pīti), yang merupakan kegembiraan pikiran ketika mengalami patibhāga-nimitta.
  • Faktor Pencerahan dari Ketenangan (passaddhi), yang merupakan ketenangan dari pikiran dan mental secara bersamaan dengan patibhāga-nimitta  sebagai objeknya.
  • Faktor Pencerahan dari Konsentrasi (samādhi), yang merupakan penyatuan pikiran pada patibhāga-nimitta.
  • Faktor Pencerahan dari Keseimbangan (upekkhā), yang merupakan keseimbangan pikiran tidak menjadi antusias ataupun tertarik pada patibhāga-nimitta.

Seorang meditator harus mengembangkan dan menyeimbangkan semua tujuh faktor pencerahan. Bagaimanapun, kurangnya semangat, pikiran meditator akan menjauhi objek meditasi, dalam hal ini patibhāga-nimitta. Kemudian seorang meditator seyogyanya tidak mengembangkan tiga faktor pencerahan dari ketenangan, konsentrasi dan keseimbangan melainkan mengembangkan tiga faktor pencerahan yang lain, yaitu: penyelidikan terhadap fenomena, usaha dan kegembiraan. Dalam hal ini pikiran akan kembali bangkit.

Demikian juga, ketika Anda terlalu banyak usaha pikiran akan menjadi gelisah dan terganggu. Kemudian seseorang sebaiknya tidak mengembangkan tiga faktor pencerahan dalam hal penyelidikan terhadap fenomena, usaha dan kegembiraan tetapi seyogyanya mengembangkan tiga hal faktor pencerahan, yaitu: ketenangan, konsentrasi dan keseimbangan. Dengan cara ini kegelisahan dan gangguan pikiran akan kembali menjadi terkendali dan tenang.
Inilah cara bagaimana lima faktor keahlian dan tujuh faktor pencerahan menjadi seimbang.


Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline DragonHung

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 963
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi
« Reply #25 on: 06 June 2012, 10:31:28 PM »
Satu lagi mas, kalau kondisi mas apakah seperti ini, "Badan rasanya seperti tertidur,  tetapi pikiran bersih, tenang, hening dan masih sadar akan lingkungan sekitar?"   Jadi kalau ada orang disekitar yang bergerak ataupun melakukan sesuatu, masih bisa tahu, dan kadang2 apa yang sedang dibicarakan seseorang bisa dengan jelas teringat seandainya nanti setelah selesai meditasi ditanya.


Kalau membaca dari penjelasan oleh Pa Auk Sayadaw sepertinya ada banyak faktor yang mempengaruhi.

Kayaknya harus betul2 harus ketemu guru deh untuk menyelesaikan masalah ini, tidak bisa menerka2.


Thanks atas jawabannya sebelumnya.
Banyak berharap, banyak kecewa
Sedikit berharap, sedikit kecewa
Tidak berharap, tidak kecewa
Hanya memperhatikan saat ini, maka tiada ratapan dan khayalan

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi
« Reply #26 on: 07 June 2012, 07:48:45 AM »

kalau bhavanga versi kami, pada saat jatuh ke bhavanga kondisi-nya tenang, suara dari luar (distorsi) sdh tdk menganggu lagi dan pada saat keluar dari bhavanga rasanya "ringan" & bahagia. Padahal tidak melakukan konsentrasi sama sekali pada saat jatuh dibhavanga.
alangkah baiknya kalau dikonsultasikan ke kamathana acariya.

Satu lagi mas, kalau kondisi mas apakah seperti ini, "Badan rasanya seperti tertidur,  tetapi pikiran bersih, tenang, hening dan masih sadar akan lingkungan sekitar?"   Jadi kalau ada orang disekitar yang bergerak ataupun melakukan sesuatu, masih bisa tahu, dan kadang2 apa yang sedang dibicarakan seseorang bisa dengan jelas teringat seandainya nanti setelah selesai meditasi ditanya.


Kalau membaca dari penjelasan oleh Pa Auk Sayadaw sepertinya ada banyak faktor yang mempengaruhi.

Kayaknya harus betul2 harus ketemu guru deh untuk menyelesaikan masalah ini, tidak bisa menerka2.


Quote

...
Tekun melaksanakan Dhamma
Itulah Berkah Utama

...
Mendengarkan Dhamma pada saat yang sesuai
Itulah Berkah Utama

...
Mengunjungi para pertapa
Membahas Dhamma pada saat yang sesuai
Itulah Berkah Utama


~Mangala Sutta


Thanks atas jawabannya sebelumnya.
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi
« Reply #27 on: 12 August 2012, 09:33:08 PM »


kami pernah membaca di buku visuddhimagga (lagi lagi lupa dibagian mana), bahwa pada saat yogi mengembangkan konsentrasi pada tahapan "access concentration" adalah jaminan terlahir dialam dewa walaupun belum masuk ke samadhi murni (arbsobsi / jhana).



baru hari ini referensi-nya ketemu:

123.  Ketika orang biasa tidak kehilangan jhana mereka, dan mereka menginginkan terlahir kembali di alam  Brahma, sbb: 'Biarlah kami terlahir kembali di alam Brahma', atau meskipun mereka tidak membuat aspirasi, selanjutnya mengembangkan konsentrasi-penyerapan memberikan mereka keuntungan dengan peningkatan dari  keberadaan yang sekarang, karena hal itu menjamin mereka. Karena itu, Sang Buddha berkata: 'Dimanakah mereka muncul kembali sesudah mengembangkan jhana pertama yang terbatas? Mereka muncul kembali di dalam kelompok 'Rombongan Dewa Brahma' (Vbh. 424), dan sebagainya. Dan bahkan pengembangan dari konsentrasi akses menjamin peningkatan ke kelahiran di alam-alam kebahagiaan pada alam kenafsuan (kama-loka).

ref: Visuddhi Maggga, Bab 5, hal 123- 124.
Mutiara Dhamma, BAli
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline Brahmanews

  • Teman
  • **
  • Posts: 94
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi
« Reply #28 on: 12 August 2012, 11:22:46 PM »

baru hari ini referensi-nya ketemu:

123.  Ketika orang biasa tidak kehilangan jhana mereka, dan mereka menginginkan terlahir kembali di alam  Brahma, sbb: 'Biarlah kami terlahir kembali di alam Brahma', atau meskipun mereka tidak membuat aspirasi, selanjutnya mengembangkan konsentrasi-penyerapan memberikan mereka keuntungan dengan peningkatan dari  keberadaan yang sekarang, karena hal itu menjamin mereka. Karena itu, Sang Buddha berkata: 'Dimanakah mereka muncul kembali sesudah mengembangkan jhana pertama yang terbatas? Mereka muncul kembali di dalam kelompok 'Rombongan Dewa Brahma' (Vbh. 424), dan sebagainya. Dan bahkan pengembangan dari konsentrasi akses menjamin peningkatan ke kelahiran di alam-alam kebahagiaan pada alam kenafsuan (kama-loka).

ref: Visuddhi Maggga, Bab 5, hal 123- 124.
Mutiara Dhamma, BAli

terlahir kembali di alam deva, di alam brahmana, atau di alam manusia menjadi manusia yang kaya harta dan tampan, apakah ada gunanya, bila masa lalu tidak dapat diingat?

bukankah itu seperti seorang manusia yang miskin, namun ia memiliki pula banyak kenangan yang indah. tapi tiba-tiba ia lupa ingatan, tak sedikitpun dapat mengenang masa lalunya? kendatipun setelah itu ia menjadi manusia yang kaya raya, seperti tak ada hubungannya sama sekali dengan masa lalu, seakan ia benar-bnar manusia baru, makhluk baru. apakah maknanya bagi person?

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi
« Reply #29 on: 12 August 2012, 11:48:17 PM »
terlahir kembali di alam deva, di alam brahmana, atau di alam manusia menjadi manusia yang kaya harta dan tampan, apakah ada gunanya, bila masa lalu tidak dapat diingat?

bukankah itu seperti seorang manusia yang miskin, namun ia memiliki pula banyak kenangan yang indah. tapi tiba-tiba ia lupa ingatan, tak sedikitpun dapat mengenang masa lalunya? kendatipun setelah itu ia menjadi manusia yang kaya raya, seperti tak ada hubungannya sama sekali dengan masa lalu, seakan ia benar-bnar manusia baru, makhluk baru. apakah maknanya bagi person?
Apakah sebegitu penting nya masa lalu bagi anda?
Samma Vayama

Offline Brahmanews

  • Teman
  • **
  • Posts: 94
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi
« Reply #30 on: 13 August 2012, 01:51:10 PM »
Apakah sebegitu penting nya masa lalu bagi anda?

ya. kalau bagi anda?

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi
« Reply #31 on: 13 August 2012, 02:09:04 PM »
to Penguasa DC,


mohon topik ini di LOCK karena sdh mendapatkan jawaban dan kami tidak berkenan untuk dijadikan bahan OOT.
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha