//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan  (Read 585333 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1425 on: 09 April 2013, 07:00:16 PM »
Betul, memang kelompok Moggalliputta Tissa ini menyatakan Buddha mengajar dengan cara analisis (Vibhajjavada), namun mereka tidak menyebut diri mereka sendiri sebagai "Vibhajjavadin". Itu adalah julukan yang diberikan pihak lain. Kira-kira sama seperti kelompok orang yang berusaha mencapai Arahant Sravaka tidak menyatakan mereka sebagai apapun, tapi kelompok lain menamakan mereka 'hinayana'.

Saya juga sependapat tentang hal ini....

Quote
Kalau ini saya tidak setuju, sebab Abhidharma bukan digagas hanya oleh "Vibhajjavada" ini, namun juga oleh sekte-sekte awal lainnya. Yang masih utuh 'terselamatkan' adalah Abhidharma dari Sarvastivada. Mahasanghika juga dikatakan menganut tapi tidak menyatakannya sebagai 'otoritas'. Ini juga masuk akal karena turunan dari Mahasanghika seperti Yogacara di kemudian hari, juga menekankan pembelajaran basis Abhidharma. Jadi saya pikir kurang tepat kalau "Vibhajjavada" ini merujuk pada aliran Abhidharmika, sementara "Vibhajjavadin" ini sendiri menyebutkan Sarvastivada dan Mahasanghika (yang notabene adalah Abhidharmika juga) sebagai 'heretic'.


Ya, tentu saja, metode analisis tidak dipakai hanya dalam Abhidhamma saja, yang saya sebutkan sebelumnya hanya sebagai contoh saja ;D

Yang di-bold setahu saya, Yogacara bukan turunan Mahasanghika, tetapi salah satu aliran Mahayana yang muncul jauh setelah Mahasanghika. Kebanyakan orang salah paham dengan menganggap Mahasanghika = Mahayana, padahal tidak sama. Mahayana, walaupun mengambil beberapa konsep ajaran Mahasanghika, bukan salah satu dari 18 aliran awal (di mana Mahasanghika termasuk di dalamnya). Mahayana sebagai aliran muncul belakangan setelah perpecahan aliran-aliran Buddhisme awal (kira-kira 500 tahun setelah Parinibbana ketika sutra-sutra Mahayana berkembang). Abhidharma Yogacara pun didasarkan pada Abhidharma Sarvastivada. Ini bisa dibaca di dalam ringkasan Abhidharma Yogacara, Abhidharmasamuccaya
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1426 on: 09 April 2013, 07:02:22 PM »
Nah, bergerak ke manfaat dan logika-nya... Apa yang dibahas di Abhidhamma tidak bermanfaat dan tidak sesuai logika ?
Bermanfaat bagi siapa? , sesuai logikanya berdasarkan apa?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1427 on: 09 April 2013, 07:07:00 PM »
Yang di-bold setahu saya, Yogacara bukan turunan Mahasanghika, tetapi salah satu aliran Mahayana yang muncul jauh setelah Mahasanghika. Kebanyakan orang salah paham dengan menganggap Mahasanghika = Mahayana, padahal tidak sama. Mahayana, walaupun mengambil beberapa konsep ajaran Mahasanghika, bukan salah satu dari 18 aliran awal (di mana Mahasanghika termasuk di dalamnya). Mahayana sebagai aliran muncul belakangan setelah perpecahan aliran-aliran Buddhisme awal (kira-kira 500 tahun setelah Parinibbana ketika sutra-sutra Mahayana berkembang). Abhidharma Yogacara pun didasarkan pada Abhidharma Sarvastivada. Ini bisa dibaca di dalam ringkasan Abhidharma Yogacara, Abhidharmasamuccaya
Iya, Yogacara jauh setelah sekte awal. Dari Mahasanghika muncul Madhyamaka, kemudian turunan Madhyamaka ini yang jadi Yogacara.

Betul, sudah saya singgung dikit juga sebelumnya, Mahayana itu tidak merujuk pada satu aliran, tapi satu gagasan yang berkembang belakangan yang menekankan pada jalan Bodhisatva. Jadi dalam satu aliran, penganutnya ada yang "Mahayanis", ada yang "Hinayanis" sebetulnya. Mahayana sebagai sebutan, muncul sekitar abad 1 SM, lalu "Mahayana" sebagai alat meninggikan diri dan mendiskreditkan "Hinayana" baru muncul abad 1 M.



Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1428 on: 09 April 2013, 07:23:59 PM »
Iya, Yogacara jauh setelah sekte awal. Dari Mahasanghika muncul Madhyamaka, kemudian turunan Madhyamaka ini yang jadi Yogacara.

Lho, bukannya Madhyamaka juga bukan dari Mahasanghika? Tetapi muncul berdasarkan sutra-sutra Mahayana tentang sunyata, terutama Prajnaparamita. Abhidharma Madhyamaka juga didasarkan pada Abhidharma Sarvastivada.

Memang banyak para ahli yang menganggap sutra-sutra Mahayana (Vaipulya Sutra) itu ciptaan Mahasanghika, tetapi tidak ada bukti yang mendukung tentang hal ini selain kemiripan konsep.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1429 on: 09 April 2013, 10:24:29 PM »
Apakah kita (yg membaca sutta terjemahan om Indra) juga harus meyakini om Indra (selaku penerjemah) sebagai seorang Arahant? Jadi bingung...

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1430 on: 09 April 2013, 10:30:21 PM »
soal abhidhamma, tidak ada korelasi antara ini adalah asli ajaran sang buddha dengan kebenaran dan manfaatnya.

Let say sebenarnya bukan tipitaka tapi catukka-pitaka dengan adhi-pitaka yg ke-4. Isinya luar biasa analisa mendalam. Membagi lebih detail lagi 89-121 citta menjadi 3253-6426 quark-citta dan 52 cetasika menjadi 186-294 quark-cetasika.

Apakah adhi-pitaka ini bermanfaat? tentu iya! bagi yg belajar jadi bisa mengerti lebih mendalam dan bisa memahami bagaimana quark citta dan quark cetasika bekerja. Maka akan lebih berhati2 dalam berbuat melalui pikiran ucapan dan perbuatan
apakah adhi-pitaka ini sesuai logika? tentu iya! ini mengelompokan dan penjabaran lebih mendetail lagi, semua ada hubungannya, ada alasannya, ada penjelasannya.
Apakah benar adhi-pitaka ini dikhotbahkan sang buddha? pasti anda jawab tidak. padahal ada kisah bagaimana adhi-pitaka ini dibabarkan ke alam arupa utk menjelaskan kepada mantan gurunya yg sudah terlanjur meninggal dan terlahir dialam arupa.

-------------
demikian pula dengan abhidhamma, saya cenderung menganggap ini adalah produk analisa dan penjabaran menurut sekte masing2 yang "credit"-nya diberikan ke sang buddha. Tentu bermanfaat dan logis, menurut sekte masing2.

Nah selama tidak bertentangan dengan "atas"-nya (dalam artinya abhidhamma merupakan produk turunan penjabaran dari sutta/nikaya awal), tentu bisa membantu menjelaskan produk "Atas"-nya itu sesuai pandangan sekte dari sumber abhidhamma itu. Demikian pula dengan atthakatha, tika, anutika dll

jika ada konflik dan perbedaan antara nikaya awal tentu nikaya awal mendapatkan urutan lebih tinggi dalam rujukan, jika kita mau menilai keluar dari ruang lingkung sekte. Jika theravada yah abhidhamma theravada sah, komentar theravada yah sah juga, coexist dengan sutta/nikaya awal. Setiap sekte karena mengembangkan pandangan dan penjabarannya yg berkembang dan berpuncak dalam abhidhamma-nya, lalu disempurnakan pada komentar2nya, yah akibatnya komentarial dan interpretasi belakangan itu yg dipegang dan dipakai dan mostly tidak lookup balik ke awal lagi biasanya.

----

soal nikaya awal, yah ini memang tidak akan bisa didapatkan lagi yg "original", harapan kita cuma pada yg ada saja 4 nikaya theravada dan agama sutra. dari nikaya dan agama saja ada perbedaan, jadi tidak bisa dikatakan nikaya itu pasti benar atau si agama pasti benar juga. Tapi ada kesamaan yang bisa ditarik benang merahnya.


There is no place like 127.0.0.1

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1431 on: 09 April 2013, 10:58:03 PM »
Saya ulangi lagi yah. Kalau perihal apakah 4 Nikaya itu Ajaran Langsung Sang Buddha, kita tidak akan pernah tahu. Tapi 4 Nikaya itu dipercaya sebagai karya tertua bukan penambahan belakangan sebab sekte-sekte awal sama-sama mengakui 4 Nikaya (=Agama) itu. Sementara, karya-karya lainnya, muncul belakangan dan sifatnya sektarian.

Pendapat di atas yaitu membandingkan yang sama dari masing2 versi awal boleh dianggap cukup logic. Tapi masalahnya, selain Theravada, semua sekte awal itu sudah musnah berikut sebagian kitab mereka juga sudah hilang.  Sedangkan kitab terjemahan versi China sendiri pun tidak lengkap.
"....Unfortunately, with the exception of the Theravāda, none of these early schools survived beyond the late medieval period by which time several were already long extinct, although a considerable amount of the canonical literature of some of these schools has survived, mainly in Chinese translation....[wiki]"

Dengan demikian asumsi bahwa versi Theravada lengkap itu memang adalah merupakan versi awal, yg catatannya sudah ikut musnah pada sekte2 lainnya sehingga tidak bisa dibandingkan lagi,  menjadi cukup logis juga.
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1432 on: 09 April 2013, 11:13:59 PM »
demikian pula dengan abhidhamma, saya cenderung menganggap ini adalah produk analisa dan penjabaran menurut sekte masing2 yang "credit"-nya diberikan ke sang buddha. Tentu bermanfaat dan logis, menurut sekte masing2.

Pendapat berdasarkan komentar bahwa Abhidhamma diturunkan Sang Buddha kepada Sariputta dalam bentuk ringkas juga mendapat opini yang mendukung dan menentang dari peneliti :
Scholars, however, generally date the Abhidhamma works to originating some time around the third century BCE, 100 to 200 years after the death of the Buddha. Therefore the seven Abhidhamma works are generally claimed by scholars not to represent the words of the Buddha himself, but those of disciples and scholars.[6] Dr Rupert Gethin however said that important elements of Abhidhamma methodology probably go back to the Buddha's lifetime.[7] A. K. Warder and Dr Peter Harvey both suggested early dates for the matikas on which most of the Abidhamma books are based.[wiki]


Nah selama tidak bertentangan dengan "atas"-nya (dalam artinya abhidhamma merupakan produk turunan penjabaran dari sutta/nikaya awal), tentu bisa membantu menjelaskan produk "Atas"-nya itu sesuai pandangan sekte dari sumber abhidhamma itu. Demikian pula dengan atthakatha, tika, anutika dll
Sepertinya begitu, dan sudah berjalan 2 millennia lebih.
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1433 on: 10 April 2013, 06:12:38 AM »
:jempol: Lanjut ...   :)
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1434 on: 10 April 2013, 07:33:09 AM »
Ada suatu petunjuk dalam sutta bahwa Abhidhamma setidaknya sudah ada cikal bakalnya pada masa Sang Buddha sendiri, misalnya AN 4: 180 Mahāpadesasuttaṃ (Rujukan Agung) ditemukan pernyataan tentang ahli matika/matikadhara (diterjemahkan om Indra sbg "ahli kerangka"):

(3) “Kemudian seorang bhikkhu mungkin mengatakan: ‘Di kediaman Saṅgha di sana menetap beberapa bhikkhu sepuh yang terpelajar, mewarisi warisan, ahli Dhamma, ahli disiplin, ahli dalam kerangka [dhammadharā vinayadharā mātikādharā].

Dlm istilah Abhidhamma, matika (ada yg menerjemahkan sbg matriks) menunjuk pada ringkasan pengelompokan dhamma (fenomena) spt yg terdpt dlm Dhammasangani. Ada yg menduga matikadhara dlm sutta menunjuk pada para bhikkhu yang mengajarkan ringkasan2 ini yg kelak menjadi cikal-bakal Abhidhamma yg lbh kompleks.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1435 on: 10 April 2013, 08:30:23 AM »
Ada suatu petunjuk dalam sutta bahwa Abhidhamma setidaknya sudah ada cikal bakalnya pada masa Sang Buddha sendiri, misalnya AN 4: 180 Mahāpadesasuttaṃ (Rujukan Agung) ditemukan pernyataan tentang ahli matika/matikadhara (diterjemahkan om Indra sbg "ahli kerangka"):

(3) “Kemudian seorang bhikkhu mungkin mengatakan: ‘Di kediaman Saṅgha di sana menetap beberapa bhikkhu sepuh yang terpelajar, mewarisi warisan, ahli Dhamma, ahli disiplin, ahli dalam kerangka [dhammadharā vinayadharā mātikādharā].

Dlm istilah Abhidhamma, matika (ada yg menerjemahkan sbg matriks) menunjuk pada ringkasan pengelompokan dhamma (fenomena) spt yg terdpt dlm Dhammasangani. Ada yg menduga matikadhara dlm sutta menunjuk pada para bhikkhu yang mengajarkan ringkasan2 ini yg kelak menjadi cikal-bakal Abhidhamma yg lbh kompleks.

AN 2:14

“Para bhikkhu, Sang Tathāgata memiliki dua jenis pengajaran Dhamma ini. Apakah dua ini? Secara ringkas dan secara terperinci.  Sang Tathāgata memiliki dua jenis pengajaran Dhamma ini.”


IMO matika itu lebih pada jenis pengajaran secara ringkas

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1436 on: 10 April 2013, 08:53:07 AM »
Lho, bukannya Madhyamaka juga bukan dari Mahasanghika? Tetapi muncul berdasarkan sutra-sutra Mahayana tentang sunyata, terutama Prajnaparamita.
Seingat saya Madhyamaka itu turunan Mahasanghika, karena hanya di hanya di sana Abhidharma tidak menjadi otoritas. Mereka menolak doktrin svabhava (paham landasan makhluk) dari Abhidharma, dan mengembangkan doktrin sunyata. Doktrin sunyata ini menurut saya lebih sesuai ke nikaya awal.

Kemudian dari Madhyamaka, muncul Yogacara, yang menafsirkan Abhidharma dengan cara berbeda, dan ditulis dalam Abhidharmasamuccaya.

Quote
Abhidharma Madhyamaka juga didasarkan pada Abhidharma Sarvastivada.
Madhyamaka tidak pakai Abhidharma, tapi Yogacara mengadopsinya dan dibuat 'komentarnya' dalam Abhidharmasamuccaya. Sementara Abhidharma Sarvastivada yang mendasari 'komentar' Abhidharmakosha.

Quote
Memang banyak para ahli yang menganggap sutra-sutra Mahayana (Vaipulya Sutra) itu ciptaan Mahasanghika, tetapi tidak ada bukti yang mendukung tentang hal ini selain kemiripan konsep.
Betul, sutra-sutra Mahayana ini sepertinya sporadis, bukan dari satu aliran tertentu. Bahkan catatan Fa Xien bilang sekte2 turunan dari Sthaviravada juga ada 'Mahayana'-nya. Intinya, orang dari aliran apapun yang belajar sutra yang menekankan pencerahan di jalan bodhisatva, maka ia "Mahayana". Tapi kemudian belakangan mulai bergeser makna di mana ada "sekte" Mahayana dan "sekte (buangan)" Hinayana. ;D


Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1437 on: 10 April 2013, 08:55:52 AM »
Apakah kita (yg membaca sutta terjemahan om Indra) juga harus meyakini om Indra (selaku penerjemah) sebagai seorang Arahant? Jadi bingung...
Lebih amannya, meyakini Om Indra bukan Arahant...

*kabur*

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1438 on: 10 April 2013, 09:04:40 AM »
Lebih amannya, meyakini Om Indra bukan Arahant...

*kabur*

benar, bahkan walaupun saya Arahant, saya juga tidak akan mengungkapkannya, jadi untuk saat ini tidak ada cara untuk memastikan apakah seseorang adalah Arahant atau bukan.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1439 on: 10 April 2013, 09:24:55 AM »
Pendapat di atas yaitu membandingkan yang sama dari masing2 versi awal boleh dianggap cukup logic. Tapi masalahnya, selain Theravada, semua sekte awal itu sudah musnah berikut sebagian kitab mereka juga sudah hilang.  Sedangkan kitab terjemahan versi China sendiri pun tidak lengkap.
"....Unfortunately, with the exception of the Theravāda, none of these early schools survived beyond the late medieval period by which time several were already long extinct, although a considerable amount of the canonical literature of some of these schools has survived, mainly in Chinese translation....[wiki]"
Betul, sekte awal selain Theravada (Vibhajyavada) punah. Jadi yang punya kumpulan kitab lengkap itu adalah Theravada. Namun karena kitab dari sekte lain banyak yang masih terselamatkan, maka bisa dicari perbandingannya.

Misalnya dari vinaya, salah duanya Dharmaguptaka dan Sarvastivada masih terselamatkan lengkap, sehingga bisa dilihat perbandingannya. Dari Agama, Dirgha Agama Sarvastivada lengkap dan bisa dibandingkan dengan Digha Nikaya Theravada; Samyukta Agama Kasyapiya juga lengkap, dan bisa dibandingkan dengan Samyutta Nikaya Theravada.

Jadi walaupun sekte lain tidak ada yang terlestari secara keseluruhan, namun kumpulan sebagian-sebagiannya itu bisa diselidiki dan dilihat konsistensinya antara seluruh sekte awal. Tentu saja tidak sama persis (seperti saya bilang sebelumnya, mungkin karena dulunya 'kan pengulangan lisan), tapi sangat mudah melihat kemiripan isinya.

Di topik sebelah juga ada perbandingan salah satu sutta/sutra antara Agama & Nikaya, courtesy of sis bluppy. Wajib mampir! ;D


Quote
Dengan demikian asumsi bahwa versi Theravada lengkap itu memang adalah merupakan versi awal, yg catatannya sudah ikut musnah pada sekte2 lainnya sehingga tidak bisa dibandingkan lagi,  menjadi cukup logis juga.
Nah, dengan cara penyelidikan yang sama, Abhidhamma Theravada pun dibandingkan dengan Abhidharma sekte-sekte lain. Hasilnya tidak ada kemiripan konsep satu sama lain. Justru dari penyelidikan inilah para sejarahwan ini mengambil kesimpulan bahwa pada sekte awal, hal utama yang membedakan antar sekte adalah Abhidharmanya. Vinaya dan Agama/Sutta itu secara mayoritas sama, hanya perbedaan minor saja.


 

anything