//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - bond

Pages: 1 2 [3] 4 5 6 7 8
31
Meditasi / MOVED: Mistery Meditasi
« on: 04 February 2010, 06:30:59 PM »

32
Humor / IKAN OH IKAN
« on: 21 January 2010, 11:23:23 AM »
‎​IKAN SALMON
Bentuknya ramping, indah, dagingnya pink muda dan enak dimakan. Sayangnya mahal, soalnya masih import. INI WANITA KARIR….

IKAN SAPU-SAPU
Jenis ini murah dan selalu nempel dikaca akuarium. Kalo udah nempel, susah banget lepasnya. INI CEWEK SMU……

IKAN LELE
Kalo yang ini harganya murah dan bisa dimakan kapan saja. Tapi hati-hati, ada patilnya dan harus hati-hati. INI CEWEK PANGGILAN…

IKAN ARWANA
Kalo yang ini senangnya bolak balik diakuarium memperlihatkan kesombongan dan keangkuhan karena tau tubuhnya indah, langkahnya lemah gemulai dan memancing mata nakal yg melihatnya, dimanapun dia bergaya….. So pasti harganya sangat mahal kalau ingin memilikinya, dan belum tentu punya kasih…. INI CEWEK PERAGAWATI DAN ARTIS SINETRON….

IKAN MAS KOKI
Nah, ini juga jenis ikan lumayan mahal.
 indah bentuk, warna, dan lenggak-lenggoknya. Sayangnya hanya bisa dikagumi, tak bisa dimakan, karena ikan hiasan….. INI BINI ORANG…….

IKAN TERI
Rasanya asin, murah, bentuk dan rasanya begitu- begituuu.. saja.
Selalu enak dimakan kalau lagi tidak ada sayur atau tidak ada lauk yang lainnya….
INI BINI SENDIRI…. HIDUP IKAN TERIII…..!!

33
Diskusi Umum / Bilamana....?
« on: 18 January 2010, 06:33:09 PM »
Jika Dhamma tidak ada lagi, lalu suatu masa Buddha muncul , bagaimana kita tahu itu Buddha?..... Mengingat di jaman Sang Buddha banyak sekali orang tetapi hanya segelintir yang tau itu Buddha walaupun ia belum mencapai tingkat kesucian apapun. Apa yang menjadi tolak ukurnya..jika kita ditempatkan pada masa itu.?

Silaken..

34
Diskusi Umum / Agama Buddha dan Posisi Wanita
« on: 17 January 2010, 07:21:15 PM »
http://www.w****a.com/forum/topik-umum/4867-agama-buddha-dan-posisi-wanita.html
http://forum.dhammacakka.org/showthread.php?t=3907

Sumber:  The Mission Accomplished: A historical analysis of the Mahaparinibbana Sutta of the Digha Nikaya of the Pali Canon oleh Ven. Dr. Pategama Gnanarama, tepatnya dari bab 7 yang berjudul "The Dispensation and the Position of Women".

Dalam Mahaparinibbana Sutta terdapat percakapan yang sangat singkat antara Sang Buddha dan Ananda yang mengungkapkan sikap para bhikkhu terhadap kaum wanita. Percakapan ini muncul tiba-tiba tanpa ada hubungan dengan narasi yang mendahului atau mengikutinya, ditempatkan setelah daftar empat tempat suci yang harus dikunjungi oleh para pengikut yang berkeyakinan.
Ananda meminta nasehat dari Sang Buddha:
"Bagaimana kami bersikap, Yang Mulia, berkenaan dengan kaum wanita?"
"Jangan melihat mereka, Ananda."
"Tetapi jika kami harus melihat mereka, apakah yang harus kami lakukan?"
"Jangan berbicara [dengan mereka], Ananda."
"Tetapi jika mereka harus berbicara dengan kami, Yang Mulia, apakah yang harus kami lakukan?"
"Tetaplah waspada, Ananda." (D. Ii, 141)

Ketika kita melihat jawaban pertama dan kedua yang diberikan Sang Buddha, kesan yang kita dapatkan adalah Sang Buddha menginginkan para bhikkhu menghindari berbagai jenis komunikasi dengan kaum wanita dengan tidak melihat mereka. Namun, jawaban ketiga yang diberikan atas pertanyaan Ananda mengingatkan para bhikkhu untuk tetap waspada ketika berkomunikasi dengan wanita. Jawaban pertama dan kedua disusun sedemikian rupa untuk membuat kita memahami bahwa keinginan Sang Buddha adalah menghindari berbagai jenis komunikasi apa pun dengan wanita. Tetapi jawaban ketiga memberitahukan para bhikkhu agar waspada ketika berkomunikasi dengan wanita.

Adalah bermanfaat untuk menemukan sikap Sang Buddha terhadap wanita secara umum seperti yang diungkapkan dalam kitab suci, dan menganalisa percakapan di atas yang berasal dari Sang Buddha dan Ananda.

Sikap yang harus dikembangkan dalam menanggapi objek-objek visual dan pendengaran dikemukakan dalam Indriyabhavana Sutta dari Majjhima Nikaya. Di sini Sang Buddha bertanya kepada Uttara, pemuda brahmana, bagaimana gurunya, Parasariya, melatih para muridnya dalam hal pengembangan pancaindera. Menjawab pertanyaan Sang Buddha, pemuda itu berkata bahwa Parasariya mengajarkan para muridnya untuk mengembangkan pancaindera mereka dengan tidak melihat bentuk-bentuk material melalui mata dan dengan tidak mendengarkan suara-suara melalui telinga. Kemudian Sang Buddha berkata, "Jika demikian halnya, menurut Parasariya, karena tidak melihat dan tidak mendengar, orang tuli dan orang buta pasti memiliki pancaindera yang telah dikembangkan!" Sang Buddha lalu menjelaskan metode pelatihan Buddhis yang berkenaan dengan pancaindera, dengan mengatakan bahwa penilaian yang kritis atas objek-objek indera dan mempertahankan keseimbangan [batin] merupakan metode di mana pengembangan pancaindera yang tiada bandingnya dapat dicapai (M. iii, 298 ff).

Dalam Samannaphala Sutta juga Sang Buddha mengatakan kepada Raja Ajatasattu, dengan menjelaskan sikap seorang bhikkhu terhadap objek visual sebagai berikut: "Ketika, O Raja, ia melihat sebuah objek dengan matanya, ia tidak terpesona olehnya yang dapat memberi kesempatan bagi keadaan yang buruk, ketamakan, dan kekesalan yang mengalir dalam dirinya, jika ia berdiam tanpa terkendali indera penglihatannya. Ia terus mengamati indera penglihatannya dan ia dengan demikian mencapai penguasaan atas indera penglihatannya." (D. I, 70 dan juga D. iii, 225, S. iv, 104, A. I, 113)

Sikap yang dikembangkan oleh siswa yang bijaksana terhadap dunia fenomenal dirangkum dengan baik dalam Samyutta Nikaya: "Pikiran yang penuh nafsu dalam seseorang itu sendirilah nafsu, bukan hal-hal indah yang ditemukan di dunia luar. Biarkanlah hal-hal yang indah seperti apa adanya. Orang bijaksana mendisiplinkan keinginan yang berhubungan dengan ini."

Dalam dialog lainnya antara Sang Buddha dan Chitta, sang perumah tangga, Chitta menjelaskan bagaimana ia memahami belenggu (samyojana) dan hal-hal yang cenderung ke arah belenggu, dengan mengatakan: "Andaikan, Yang Mulia, lembu jantan hitam dan putih diikat bersama oleh satu tali atau kuk. Sekarang ia yang mengatakan bahwa lembu hitam adalah belenggu bagi lembu putih, atau lembu putih adalah belenggu bagi lembu hitam, apakah ia yang berkata demikian mengatakannya dengan benar?"

Sang Buddha menjawab: "Tidaklah demikian, perumah tangga. Lembu hitam bukan belenggu bagi lembu putih, ataupun lembu putih bukan belenggu bagi lembu hitam. Kenyataannya keduanya diikat dengan satu tali atau kuk,[tali atau kuk] itulah belenggunya (samyojana)."

Kemudian Chitta mengembangkan kesimpulannya: "Demikianlah, Yang Mulia, seperti mata bukan belenggu bagi objek-objek, ataupun objek-objek bukan belenggu bagi mata. Namun nafsu dan keinginan yang timbul karena keduanya, itulah belenggu. Telinga bukan belenggu bagi suara... hidung bukan belenggu bagi bebauan... atau lidah bukan belenggu bagi rasa, ataupun rasa bukan belenggu bagi lidah, tetapi nafsu dan keinginan yang timbul karena keduanya, itulah belenggu. Seperti juga pikiran bukan belenggu bagi keadaan mental, ataupun keadaan mental bukan belenggu bagi pikiran, tetapi nafsu dan keinginan yang muncul karena keduanya, itulah belenggu."

Sang Buddha lalu memuji Chitta atas pemahamannya yang mendalam: "Bagus, perumah tangga. Sangat baik dipahami olehmu, perumah tangga, sehingga mata kebijaksanaanmu sesuai ajaran yang mendalam dari Sang Buddha." (S. iv, p. 163)

Berdasarkan bukti-bukti kuat dari kutipan kitab suci di atas, kiranya dua jawaban pertama yang dikatakan telah diberikan oleh Sang Buddha atas pertanyaan Ananda merupakan pernyataan yang berlebihan atas persoalan ini. Tetapi seperti yang dinyatakan Sang Buddha di mana-mana [dalam berbagai sutta], seseorang harus waspada dalam persepsi [pancainderanya] dan tidak tergoda oleh penampakan umum dan detail dari objek. Namun, cara pandang Buddhis yang digambarkan dalam jawaban ketiga sekiranya benar-benar diberikan oleh Sang Buddha. Dua pertanyaan pertama dan jawabannya yang dikatakan telah diberikan oleh Sang Buddha membawa kita kembali ke masa tiga abad berikutnya setelah wafatnya Sang Buddha. Penyelidikan atas kisah legenda yang berkaitan dengan pendirian Sangha Bhikkhuni mungkin layak dilakukan dalam kaitannya dengan masalah ini.

Bagaimanakah sikap Sang Buddha terhadap kaum wanita? Apakah sama seperti sikap masyarakat brahmana yang sezaman dengan Beliau? Atau berbeda? Seperti yang kita ketahui terdapat banyak referensi terhadap wanita dalam kitab suci yang mengungkapkan pendirian yang berbeda atas posisi sosial wanita saat itu. Seperti yang tercatat dalam Cullavagga Pali, Sang Buddha mendirikan Sangha Bhikkhuni atas permintaan Ananda yang mewakili Mahapajapati Gotami. Jika Sang Buddha ragu-ragu dan keberatan seperti yang tercatat di sini, dengan menetapkan Delapan Aturan Keras (atthagaru dhamma) yang harus ditaati oleh para wanita yang memasuki Sangha, mungkin percakapan yang ditunjukkan di sana dapat diterima tanpa mempertanyakan keasliannya. Prof. J. Dhirasekera telah menunjukkan bahwa walaupun terdapat pandangan yang berbeda-beda tentang pendirian Sangha Bhikkhuni, tidak lama setelah didirikan ia menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat Buddhis (Dhirasekera J - Buddhist Monastic Discipline, 142 ff). Lebih jauh lagi, para bhikkhu dan bhikkhuni, upasaka dan upasika dianggap sebagai komponen yang bersama-sama menerangi agama Buddha. Oleh karena itu ketika kita menganalisa catatan yang mengisahkan pendirian Sangha Bhikkhuni, beberapa ketidakcocokan dari catatan tersebut menjadi jelas.

35
Informasi dan Pengumuman Kegiatan Buddhis / Cara ke Wat Barn Tad
« on: 06 January 2010, 03:53:18 PM »
Setelah membaca buku “Legenda Spiritual Ajahn Mun” – Biography Achan Mun Bhuridatto, mungkin ada teman-teman yang tertarik untuk mengunjungi Wat Pa Ban Tat (Ban Tat Forest Monestary) di propinsi Udon Thani, Thailand yang di kepalai oleh Luangta Maha Boowa Nannasampano, berikut ini petunjuknya:

1.   Jakarta to Bangkok
Dari Jakarta ke Bangkok bisa menggunakan banyak alternatif. Untuk tiket pesawat yang murah bisa memilih Airasia (www.airasia.com / mobile.airasia.com) atau ValuAir (Transit Singapore)

2.   Bangkok to Udon Thani
Ada beberapa alternatif untuk menuju Udon Thani
a.   Direct Bus from Suwarnabumi International Airport (Bangkok)
Dari airport naik Shuttle bus ke Local Bus Station (free) lalu cari bus yang langsung menuju Udon Thani. Bus ini hanya ada satu kali dalam satu kali dalam satu hari yaitu jam 21.00
Biaya : 400an Baht
Lama Perjalanan : 8 – 9 Jam
b.   Bus from Mo Chit Station (Stasiun Bis Utara Bangkok)
Dari airport harus naik taksi sekitar 350-400 Baht (note : BTS dalam pembangunan) atau Local Bus. Di Mo Chit ada banyak pilihan Bis, saya bisanya menggunakan Chantour Bus Company (level 3 loket 113-114) lebih aman dan nyaman. Jadwal setiap 1 Jam sekali setiap hari sampai dengan jam 23.45
Biaya : 400-500an Baht
Lama Perjalanan : 8 – 9 Jam
c.   Kereta Api
Ini alternatif paling murah untuk ke Udon Thani dari Bangkok Railway Station-Hua Lampong. Biaya mulai 200an Baht tergantung kelas yang di pilih.
Jadwal : kereta terakhir jam 20.00
Lama Perjalanan : 9 - 10 Jam
d.   Pesawat
Ini adalah alternatif paling cepat, hanya 1 jam perjalanan.
Biaya : sekitar 1500 Baht

3.   Udon Thani City to Wat Pa Ban Tat
Jarak dari Kota Udon Thani ke Wat Pa Ban Tat sekitar 18km. Alternatif paling nyaman untuk ke Wat (Vihara) bisa menggunakan Taksi (skt 200 Baht) atau Samlo/Tuktuk (skt 150-200 Baht). Bilang sama supirnya untuk di antar ke Wat Pa Ban Tat – Luangta Maha Bua. Biasanya mereka mengerti simple english.

Hal-hal yang perlu diperhatikan bila ingin menginap di Wat Pa Ban Tat :
1.   Bawa copy Paspor untuk registrasi.
2.   Pakai, Baju Putih & Celana/rok hitam. Tidak boleh memakai celana/rok di atas lutut.
3.   Bawa senter & payung.
4.   Makanan disediakan di Wat.
5.   Jadwal makan hanya 1 kali sehari (Jam 7am di Sala) dan Tea Time (minum Kopi/Tea/Cocoa/Jus) jam 13.00

Note : Untuk datang atau menginap di Wat Pa Ban Tat tidak perlu meminta izin melalui Email di www.luangta.com

36
Lingkungan / Tan Soe Ing Diusir meski Telah 58 Tahun Menghuni Rumah
« on: 06 January 2010, 10:12:17 AM »
Selasa, 5 Januari 2010 | 20:51 WIB


Sumber : ANT
SURABAYA, KOMPAS.com — Pemilik rumah di Jalan Adas Nomor 17 Surabaya melaporkan pihak Pengadilan Negeri (PN) Surabaya ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) terkait eksekusi rumah tersebut, Selasa (5/1/2010).

"Dalam kasus ini, kami sudah mengajukan PK (peninjauan kembali), tapi mengapa eksekusi tetap dilakukan? Untuk itu, kami akan melaporkannya ke Komnas HAM," kata Dading Patria Hasta, selaku kuasa hukum pemilik rumah, Tan Soe Ing.

Ia meminta eksekusi itu ditunda karena Tan Soe Ing sudah menghuni rumah tersebut sejak zaman pemerintahan kolonial Belanda.

Apalagi pada saat eksekusi dilakukan, Tan Soe Ing sedang berduka setelah ditinggal mati istrinya.

Dading menambahkan, seharusnya Tan Soe Ing berhak mendapatkan sertifikat rumah karena sudah 58 tahun tinggal di rumah itu.

Namun, permintaan kuasa hukum tergugat itu tak dikabulkan Pn Surabaya. Ketua PN Surabaya I Nyoman Gede Wirya me merintahkan juru sita segera melakukan eksekusi rumah yang di halamannya terdapat tenda untuk memperingati 100 hari meninggalnya istri Tan Soe Ing.

"Putusan PN Surabaya No.427/PDT.G/2003/PN SBY tertanggal 17 Februari 2003. Lalu Putusan PT No.07/PDT.G/2005/PT dan Putusan MA No.2076K/PDT.G/2007 memutuskan bahwa tanah dan bangunan di Jalan Adas No 17 Surabaya milik Saudara Mohammad Sawi dan Abdul Hadi," kata Rupono, juru sita PN Surabaya, sebelum memulai eksekusi.

Bahkan, saat eksekusi itu dilakukan Tan Soe Ing dalam kondisi sakit-sakitan.

http://regional.kompas.com/read/2010/01/05/2051457/Tan.Soe.Ing.Diusir.meski.Telah.58.Tahun.Menghuni.Rumah

37
Lingkungan / Pangeran William Jadi Gelandangan
« on: 04 January 2010, 11:49:46 AM »
Rabu, 23 Desember 2009 | 03:29 WIB

Daily Mail
Berbekal kantung tidur, Pangeran William bersama Seyi Obakin bermalam di dekat jembatan Blackfriars, London, saat temperatur turun hingga minus 4 derajad Celcius
daily mail
LONDON, KOMPAS.com - Pangeran William melewati semalam tidur di jalanan dingin di London untuk merasakan secara langsung kehidupan sebagai tunawisma. Sang pangeran menggelar kantung tidur di samping tempat sampah besar di sekitar jembatan Blackfriars di ibu kota Inggris minggu lalu dalam suatu acara yang diadakan oleh organisasi kemasyarakatan untuk para tunawisma, Centrepoint.

Ketua yayasan itu, Seyi Obakin, menemani sang pangeran semalam suntuk, beralaskan kantong tidur seadanya dan mengatakan bahwa saat paling genting adalah ketika mereka hampir dilabrak mesin penyapu jalan. Seyi Obakin menuliskan pada situs Centrepoint:
"Untuk saya, itu pengalaman yang cukup menyeramkan. Jauh dari kenyamanan tempat tidur. Di ruang terbuka yang dingin. Malam itu sangat dingin, suhu turun hingga minus empat derajat. Dan Pangeran William turut melalui semua ini. Tapi ia (William) bersikeras melakukannya,  sebagai salah satu pendukung Centrepoint demi meningkatkan kesadaran akan masalah ini dan sedikit memahami apa yang harus dialami para tunawisma malam demi malam."

Sebelumnya, ketua Centrepoint memang menantang sang pangeran untuk mencoba bermalam di jalanan tapi ia tak menyangka pemuda berdarah biru itu akan benar-benar meladeninya. Tantangan itu berawal ketika William (27), dalam sebuah pidato pada perayaan 40 tahun Centrepoint meminta institusi itu untuk menggalakkan usahanya untuk menuntaskan masalah tunawisma usia muda.

Selama bermalam di jalanan mereka juga ditemani oleh sekertaris pribadi pangeran William, Jamie Lowther-Pinkerton. Mereka menggelar kantung tidur mereka di atas lapisan kardus di suatu gang, kira-kira tengah malam Rabu (16/12/2009). Sang pangeran ketika itu mengenakan jins, jaket bertudung, dan topi.

Di situs Centrepoint, ketua yayasan itu juga menyebutkan, "Kami mengambil segala langkah pengamanan yang memungkinkan - memilih tempat di gang yang sepi, terlindungi oleh tempat sampah-tempat sampah besar. Tapi tetap saja dingin, jalanan beton terasa keras, dan kami tetap khawatir akan dihampiri oleh penjual obat terlarang, mucikari, atau siapa saja yang ingin menyusahkan para tunawisma. Saat yang paling sulit adalah ketika kami hampir dilabrak oleh mesin penyapu jalanan yang pengemudinya tak melihat kelompok kecil kami. Ini menunjukkan betapa rentannya para tunawisma. Aku begitu senang ketika fajar menyingsing."

Kelompok kecil ini tidur hingga jam enam pagi, lalu Pangeran William dibawa keliling di daerah West End untuk melihat bagaimana kondisi para tunawisma yang tidur di sana.

Juru bicara Istana St. James mengakatan bahwa ketiganya hanya 'tidur ayam' selama di gang itu. "Pangeran William memetik pelajaran dari pengalaman itu tentang pentingnya menangani masalah yang membuat orang-orang menjadi tunawisma, yaitu di antaranya karena gangguan mental dan ketergantungan pada obat-obatan.

Setelah turnya di West End, sang pangeran mengunjungi posko Centrepoint di jalan Greek, dimana ia membantu memasak untuk sekumpulan tunawisma muda, kemudian bercakap-cakap dengan mereka dan staf Centrepoint. (C17-09)

http://internasional.kompas.com/read/2009/12/23/03293274/Pangeran.William.Jadi.Gelandangan

38
Wow! Mobil Bisa Terbang Seharga Rp2 Miliar

Sabtu, 2/1/2010 | 08:12 WIB

VIRGINIA, KOMPAS.com - Awal 2009 lalu, dunia dikejutkan dengan penerbangan perdana dari Transition Roadable Aircraft (TRA) yang menggunakan mobil berkemampuan mengudara ciptaan Terrafugia. Nah, kini Terrafugia siap menjual mobil terbang miliknya ke publik pada 2011 mendatang.

Perihal mobil bisa terbang telah berkembang dalam beberapa tahun belakangan. Tapi, belum ada satu pun terlihat mengoperasikannya di jalan umum atau di udara. Apalagi dipasarkan untuk umum.

 Boleh jadi,  produk Terrafugia tercatat yang pertama. Kendaraan tersebut diklaim bisa terbang  sejauh 700 km dengan kecepatan 175 km/jam. Saat di jalanan, mobil ini  bisa dipacu dengan kecepatan 110 km/jam, seperti dikutip leftlanenews.com (30/12/09).

Salah satu fitur kunci yang membuat TRA masuk akal digunakan dalam keseharian karena kemampuan aktual akan berkendara di jalan raya. Bisa parkir layaknya  mobil. Selain itu, memiliki kemampuan melipat sayap hanya dalam waktu 30 detik, ibarat sebuah mobil convertible.

Terrafugia mengatakan, TRA diciptakan dengan maksud membuat kendaraan yang fleksibel. Artinya, memungkinkan pengemudi pergi ke bandara atau sebaliknya tanpa harus memikirkan lahan parkir tambahan.

Nah, bagi Anda yang tertarik punya mobil terbang ini bisa langsung booking dulu dengan uang pangkal US$10.000 (Rp95juta). Ketika pesanan sudah jadi, siapkan lagi dana senilai US$185.000 (Rp1,75miliar).


AGK

http://otomotif.kompas.com/read/xml/2010/01/02/0812217/wow.mobil.bisa.terbang.seharga.rp2.miliar

39
Meditasi / Meditasi Buddhanusati
« on: 30 December 2009, 07:09:18 PM »
..
Mereka yang telah mencapai jhana 4 dari latihan Anapanasati, ia harus mengembangkan  jhana 4 yg disertai cahaya yg cemerlang dan gemilang. Dengan bantuan cahaya ini ia memvisualisasikan patung Buddha yang biasa ia puja atau hormati. Ketika ia telah melihat patung ini dengan jelas di dalam cahaya itu, ia harus menghormati(pay homage) kepada nimitta/wujud(Buddha) itu dan dianggap sebagai Buddha yang benar2 hidup.

Setelah itu ia mengalihkan perhatiannya dari wujud Buddha kepada sifat2 Buddha dan mengulangi/merenungkannya berulang-ulang.  Ia merenungkan(reflects) 9 sifat Buddha satu persatu dan kemudian memilih 1 sifat yang paling disukai dan kemudian mengulangi perenungan yg dipilih itu misalnya "araham, araham" Ketika konsentrasi mulai berkembang, Maka wujud Buddha itu akan hilang ketika pikirannya mulai fokus pada satu sifat special yg diulangi/renungkan. Ketika ini terjadi maka ia tidak boleh mencoba untuk mencari atau mencoba menvisualisasikan kembali wujud(nimitta) Buddha itu; ia hanya memfokuskan pikirannya pada sifat itu.

Dengan bantuan kekuatan konsentrasi jhana keempat sebelumnya, maka ia akan dengan mudah mencapai upacara samadhi pada Buddhanusati. Ketika pikiranya tenang dan terfokus pada sifat itu selama satu atau 2 jam tanpa ada gangguan apapun, maka ia harus melihat faktor2 jhana. Dan dari sana ia menyadari bahwa ia telah mencapai upacara samadhi seperti ia dapat melihat faktor2 jhana yg tenang dan berkembang dengan baik.

Meditator yang mencapai upacara samadhi pada  Buddhanusati, akan memiliki keyakinan(saddha) dan penghormatan kepada Buddha sepenuhnya, sati yang baik, kebijaksanaan dan banyak kegembiraan dan kebahagiaan. Ia akan merasakan hidup bersama Buddha sehingga dapat menghindari pelanggaran sila. Tubuhnya akan menyerap dan memiliki sifat-sifat Buddha, menjadi bernilai sebagai relik yang layak di puja. Dan ia akan terhindar dari segala mara bahaya.

Sumber : Breakthrough in Samatha and Vipasanna meditation oleh Paauk Sayadaw



Tambahan keterangan :

Pada teknik Buddhanusati diatas dimulai dengan Anapanasati sampai jhana ke-4 baru masuk ke Buddhanusati. Adapun yang sering kita dengar dan ketahui dengan cara kebalikannya yaitu dengan dimulai Buddhanusati langsung. Dan cara ini biasanya dan dikenal dengan teknik 'Buddho ' Ajahn Mun.

Bagaimana jika langsung memulai meditasi Buddho dengan cara Ajahn Mun :

Ia pertama kali langsung membatin 'Buddho....Buddho' dan kata Buddho ini adalah salah satu sifat Buddha dari 9 sifat Buddha itu sendiri.  Setelah diucapkan dengan terus menerus pikiran akan menjadi semakin terkonsentrasi dan tenang, pembatinan/pengulangan kata Buddho dalam hati ini harus dilakukan dengan segenap hati,sehingga pada moment tertentu terasa tanpa membatin berulang-ulang Buddho menjadi satu seperti gema yang menggema dengan sendirinya. Terasa dalam setiap nafas hanya ada 'Buddho' dan jika ada nimitta Buddha/wujud Buddha muncul maka ia harus mengabaikannya dan terus pada 'Buddho' . Maka pada saat itu pikiran akan menjadi tenang dan masuk ke upacara samadhi dan pada saat itu bila ingin dilanjutkan ke jhana ia dapat beralih ke anapanasati atau bisa dilanjutkan ke vipasana.

9 sifat Buddha :

 1. He is Holy (Araham)

2. He is fully self-enlightened (Sammasambudho).

3. He is proficient in knowledge and conduct Vijjacaranasampanno).

4. He is a welfarer (Sugato)

5. He knows all worlds (Lokavidu)

6. He is a peerless charioteer to tame men (Anuttaro purisa damma sirathi).

7. He is a teacher of Gods and men (Satthadevamanusssanam)

8. He knows the Truth (Buddho).

9. He is glorious (Bhagava).


Demikian dari dua perbandingan penggunaan meditasi Buddhanusati yang berintikan hal yang sama, meditator dapat memilih cara terbaik bagi dirinya untuk memulai Buddhanusati ini. Perlu diketahui pula meditasi Buddhanusati ini adalah salah satu dari 4 Meditasi perlindungan(metta bhavana, Buddhanusati, Asubha bhavana, Marananussati).

Smoga bermanfaat
Mettacitena _/\_


40
Meditasi / Sikap mental yang benar dalam bermeditasi
« on: 21 December 2009, 05:54:21 PM »
Sumber : Penilikan Batin
Oleh Sayadaw U Tejaniya


1. Hal2 terpenting dalam meditasi adalah memiliki sikap mental yg benar. Untuk itu :

-Jangan terlalu memfokus, Jangan mengendalikan , jangan ingin menghasilkan apa2, jangan memaksakan diri

2. Jangan berusaha menciptakan apa2, Tetapi jangan juga berusaha mengenyahkan sesuatu. Jangan lalai terhadap apa yg muncul dan  lenyap.
    Ketahuilah apa yg terjadi

3. Berusaha memunculkan sesuatu adalah lobha, berusaha mengenyahkan sesuatu adalah dosa, tidak mengetahui apa yg muncul dan lenyap
    adalah moha

4. Hanya jika batin tidak memiliki lobha, dosa dan soka (kegelisahan) barulah akan muncul batin yang mengamati.

5. Seyogianyalah mengecek berulang-kali sikap mental Anda dalam bermeditasi.

6. Yang baik diamati saja, yang buruk pun diamati saja

7. Hanya menginginkan yang baik. Yang jelek, tidak diinginkan, walaupun secuil saja. Apakah ini adil? apakah ini sesuai dengan Dhamma?

8. Jangan mengharapkan apa-apa, jangan menginginkan sesuatu, jangan mengkhawatirkan apapun. Apabila sikap mental demikian hadir
    dalam batin anda, maka Anda pun takkan mengalami kesulitan dalam meditasi.

9. Mengapa Anda memfokus sedemikian kuatnya? Tampaknya ada sesuatu : ingin memunculkan sesuatu? menginginkan sesuatu?
   Ingin mengenyahkan sesuatu?

10. Apabila batin Anda menjadi lelah berarti ada sesuatu yang tidak beres dalam meditasi Anda

11. Anda takkan dapat bermeditasi dengan batin yang tegang.

12. Apabila baik batin maupun jasmani menjadi kelelahan, maka perlu memeriksa kembali meditasi Anda, apakah sikap mental Anda sudah
     betul

13. Meditasi adalah menunggu dan mengamati dengan penuh kewaspadaan (sati) dan pemahaman jernih (sampajanna), bukan berpikir
     bukan merenung, pun bukan menilai.

14. Anda takkan dapat bermeditasi dengan batin yang menginginkan sesuatu atau menghasilkan sesuatu, karena yang didapatkan adalah
     kelelahan.

15. Seyogianyalah bermeditasi dengan batin yang santai dan damai.

16. Baik batin maupun jasmani  seyogianya dalam keadaan rileks dan nyaman.

17. Seyogianyalah bermeditasi denan batin yang bebas dan ringan tidak mengkhawatirkan apapun.

18. Meditasi adalah menerima apa saja yang muncul, baik atau jelek, kemudian amati dengan santai

19. Batin Anda sedang melakukan apa? Sedang berpikir atau sedang sadar-waspada (sati sampajana)?

20. Batin Anda sedang berada dimana? Di dalam atau di luar?

21. Apakah "batin yang mengetahui", "batin mengamati"' sungguh - sungguh mengetahui atau hanya mengetahui ala kadarnya?

22. Bukanlah berusaha memunculkan apa yang Anda inginkan melainkan berusaha mengetahui yang terjadi sebagaimana adanya.

23. Pikiran/lamunan bukanlah suatu gangguan. Bukan berusaha utuk menghilangkan pikiran, tetapi berusahalah untuk mengetahui kemun-
     culan pikiran ini.

24. Bukanlah menolak objek yang muncul, melainkan singkirkanlah kilesa yang muncul yang datang menyusul setelah kemunculan objek,
     dengan cara mengetahui/menyadari dan mengamati kilesa tersebut.

25. Dengan adanya sadha, barulah akan ada viriya.
     Dengan adanya viriya, barulah akan ada sati yang berkesinambungan.
      Dengan adanya sati yang berkesinambungan barulah terwujud samadhi.
      Dengan terwujudnya samadhi barulah akan mengetahui sebagaimana adanya.
      Dengan mengetahui sebagaimana adanya, saddha akan semakin kokoh.

26. Seyogianyalah hanya memperhatikan apa yang sesungguhnya terjadi saat ini. Janganlah kembali ke masa lalu ! pun jangan meren-
     canakan masa depan !

27. Objek tidaklah penting. Yang lebih penting adalah batin yang bekerja di latar belakang, Yang melakukan pekerjaan pengamatan/
      pengawasa. Hanya jika batin yang mengamati memiliki sikap mental yang betul barulah akan memperoleh objek yang benar.






Smoga bermanfaat _/\_

41
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi / Inilah Alat Pembaca Pikiran
« on: 12 December 2009, 10:40:22 AM »
SABTU, 12 DESEMBER 2009 | 10:11 WIB
KOMPAS.com-

Penelitian baru kini tengah dilakukan untuk peranti otak nirkabel yang diharapkan suatu hari bisa memindai pikiran dengan cepat untuk mengambil data percakapan demi menolong orang yang mengalami kerusakan otak agar bisa berkomunikasi.

Baru-baru ini, para ilmuwan menciptakan peranti otak untuk membantu komunikasi bagi orang yang tak bisa lagi berbicara dengan cara membaca gelombang otak lewat elektroda yang ditempel ke kepala. Sayangnya, ini terbukti sangat lamban, kira-kira hasilnya satu kata per menit, sehingga tak mungkin diterapkan pada pembicaraan normal dan interaksi sosial.

Kini, ahli saraf kognitif Frank Guenther dari Universitas Boston bersama para koleganya menunjukkan suatu peranti otak yang memakai elektroda yang ditanamkan langsung dalam otak demi meneliti cara bicara dalam waktu riil.

"Tak lama lagi akan memungkinkan bagi individu yang telah lumpuh total sehingga tak bisa berbicara untuk bersuara lewat komputer laptop," kata Guenther.

Para ilmuwan bekerja bersama sukarelawan berumur 26 tahun yang hampir lumpuh total akibat stroke yang dialaminya di usia 16 tahun. Mereka menanamkan elektroda dengan dua kawat ke bagian otak yang tugasnya memikirkan dan menjalankan gerakan yang berhubungan dengan berbicara.

Elektroda itu mencatat signal dari otak ketika sang sukarelawan mencoba berbicara, lalu secara nirkabel data itu dikirim pada suatu alat synthesizer suara. Penundaan antara aktivitas otak dan hasil suara hanyalah 50 milidetik rata-rata, cukup mendekati pembicaraan normal.

"Ia (sukarelawan) cukup bersemangat, terutama selama beberapa hari pertama ketika kami memakaikan alat itu dan seiring ia membiasakan diri," ucap Guenther, "Saya yakin dari sisi dia kemajuan kami terlihat lelet, kami pun kadang merasa begitu. Tapi biar bagaimanapun ia senang bisa mendapatkan hasil suara dengan waktu riil atas kehendaknya untuk bicara, dan ia bekerja keras dengan senang hati bersama kami selama percobaan."

Para peneliti berfokus pada huruf vokal, karena komponen suaranya telah dipelajari selama puluhan tahun dan peranti lunaknya sudah tersedia untuk dengan cepat menghasilkan suara. Tingkat akurasi huruf-huruf vokal yang dihasilkan sang sukarelawan lewat synthesizer itu maju pesat dari 45 persen menjadi 89 persen akurat dalam 25 sesi selama lima bulan.

"Sukarelawan kami bisa menghasilkan urutan bunyi vokal seperti 'ah-ii', yang mana gerakan vokalnya cukup mudah."

Guenther menerangkan. "Tantangan berikutnya adalah menghasilkan suara konsonan. Ini akan memerlukan synthesizer  yang berbeda, yaitu suatu synthesizer artikulasi dimana sang pemakai akan mengendalikan gerakan suatu lidah maya.

"Synthesizer macam ini memungkinkan terbentuknya suatu kata penuh, tapi sistemnya lebih rumit untuk dikendalikan sang pemakai," lanjutnya, "Ini, dan dipadukan dengan tambahan elektroda untuk memindai dan memancarkan data, nanti mustinya bisa membuka jalan atas terciptanya sistem untuk menghasilkan kata-kata dan kalimat penuh."

Sistem yang sekarang digunakan mengambil data hanya dari dua kawat. "Dalam setahun akan memungkinkan untuk menanam sistem dengan 32 kawat," kata Guenther, "Dengan ini kita bisa memindai lebih banyak neuron, yang akhirnya dapat mengendalikan synthesizer dan menghasilkan suara yang lebih baik.

Para ilmuwan menjabarkan penemuan mereka di jurnal PLoS ONE edisi 9 Desember 2009.


C17-09

Editor: msh

Sumber : LIVESCIENCE


http://sains.kompas.com/read/xml/2009/12/12/10115417/Inilah.Alat.Pembaca.Pikiran

42
Diskusi Umum / MENJAWAB PARA SKEPTIK~By. AJAHN MUN
« on: 29 November 2009, 02:54:18 PM »
MENJAWAB PARA SKEPTIK

Ajahn Mun sering kali memberitahu murid-muridnya bagaimana beliau setiap hari mengalami berbagai macam Dhamma yang luar biasa dalam hatinya sehingga tidak mungkin bisa menjabarkan semua hal yang terpapar kepadanya. Beliau secara konstan sadar akan hal-hal yang tidak pernah bisa ia bayangkan ada. Jangkauan pengalamannya membuatnya tidak ragu lagi bahwa aspek-aspek Dhamma yang Buddha dan murid-murid Arahanta-Nya saksikan dari momen ketika mereka mencapai pencerahan sempurna sampai saat mereka meninggal dunia adalah tidak terhitung banyaknya. Jelas sekali, mereka pasti luar biasa banyak di luar hitungan,

Ajahn Mun menyatakan bahwa Dhamma yang tertulis dalam Kanon Pali sama dengan sejumlah air dalam sebuah kendi kecil; dimana Dhamma yang tidak digambarkan dalam kitab suci setara dengan jumlah air yang terkandung dalam semua samudra besar. Beliau merasa bahwa suatu hal yang disayangkan bahwa tidak seorangpun berpikir untuk secara formal menuliskan ajaran Buddha sampai beberapa ratus tahun setelah kemangkatan-Nya dan kemangkatan murid-murid-Nya yang paling piawai. Untuk sebagian besar bagiannya, sifat dan penekanan Dhamma yang pada akhirnya dituliskan didikte oleh sikap dan pendapat tertentu dari individu-individu yang mengumpulkan naskah-naskah itu. Karena alasan ini, tetap tidak bisa diketahui sampai batasan mana karya kumpulan yang telah diwariskan kepada kita selalu merupakan refleksi yang sepenuhnya akurat dari apa yang sebenarnya Buddha ajarkan.

Ajahn Mun sering kali menyatakan kepada murid-muridnya: “Secara pribadi, saya merasa bahwa Dhamma yang keluar langsung dari mulut Buddha dan yang keluar dari hati-nya yang murni, pastilah luar biasa sekali karena ia memiliki kekuatan luar biasa untuk menginspirasi banyak pendengarnya untuk bisa merealisasikan Jalan dan Buah Ajaran dengan kemudahan yang nyata. Dhamma yang hidup, asli, seperti itu, apakah di ucapkan oleh Buddha atau oleh salah satu murid Arahanta-Nya, memiliki kekuatan untuk mengubah mereka yang mendengarkannya, membuat mereka bisa dengan jernih memahami makna paling dalamnya dengan cara yang langsung tepat ke dalam hati. Sedangkan Tipitaka , kita pelajari dan hafalkan isinya sepanjang waktu. Tetapi adakah orang yang mencapai Nibbana ketika sedang mempelajari naskah-naskah, atau ketika mendengar pelafalan sutta-sutta? Dengan mengatakan ini , saya tidak bermaksud mengatakan bahwa kitab-kitab suci tidak bermanfaat. Tetapi, ketika dibandingkan dengan Dhamma yang keluar langsung dari mulut Buddha, jelas bagi saya, mana yang memiliki nilai dan pengaruh yang besar.”

“Renungkanlah kata-kata saya dengan hati-hati, siapa di antara kalian yang percaya bahwa saya mengajarkan kebenaran yang sesat, tidak mulia. Saya sendiri dengan sepenuh hati memercayai bahwa Dhamma yang keluar dari mulut Buddha sendiri adalah Dhamma yang dengan penuh paksa mencabut semua jenis kilesa dari hati para pendengarnya--disitu juga, serta sampai ke kepuasan sempurna mereka. Inilah Dhamma yang sama yang Buddha gunakan begitu ampuhnya untuk melenyapkan kilesa makhluk-makhluk dimanapun. Sehingga saya tidak punya niat untuk mendorong para pengikut Buddhis menjadi kutu buku penuh opini yang sombong mengunyah halaman-halaman kitab suci hanya karena mereka bersikeras berpegang erat-erat pada Dhamma yang telah mereka pelajari dengan hafalan, sehingga mereka tidak peduli untuk menyelidiki kebenara-kebenaran Mulia luhur yang merupakan bagian integral dari keberadaan mereka sendiri. Saya takut bahwa mereka akan dengan salah membawa kekayaan besar dari Buddha seakan-akan itu adalah milik mereka pribadi, memercayai bahwa, karena mereka telah mempelajari ajaran Dhamma Buddha, maka mereka sudah cukup bijaksana; bahkan meskipun kilesa yang ditumpuk dan mengisi hati mereka setinggi gunung itu belum berkurang sedikitpun.”

“Kalian harus mengembangkan penyadaran penuh untuk menjaga diri sendiri. Jangan menjadi cendikiawan tak berguna yang belajar untuk tujuan tidak baik dan mati sia-sia karena kalian tidak memiliki Dhamma yang benar-benar milik kalian yang bisa kalian bawa sendiri. Bukanlah niat saya dengan cara apapun untuk melecehkan ajaran Dhamma Buddha. Dari sifat sejatinya sendiri, Dhamma adalah selalu Dhamma, Apakah Dhamma itu ada di dalam hati ataukah aspek eksternal Dhamma seperti Kitab Suci Pali. Akan tetapi, Dhamma yang Buddha secara langsung sampaikan dari hatinya mampu membuat banyak orang yang hadir mencapai pencerahan setiap kali Beliau bicara. Sekarang bandingkan Dhamma hidup dengan ajaran Dhamma yang tertulis dalam kitab suci Pali. Kita bisa pastikan bahwa Dhamma dalam hati Buddha adalah sepenuhnya murni. Tetapi karena ajaran-ajaran Buddha di tulis hanya lama setelah Beliau dan murid-murid Arahanta-Nya merealisasi Parinibbana, siapa yang tahu, bahwa mungkin saja ada beberapa dari konsepsi dan teori si pencatat sendiri menjadi tercampur dalam naskah-naskah itu pula, sehingga mengurangi nilai dan kesakralan aspek-aspek tersebut.”

Demikianlah inti dari pembabaran Ajahn Mun. Sedangkan terhadap kritik bahwa kanon Pali tidak memuat adanya bukti mengenai penegasan Ajahn Mun bahwa para Arahanta datang mendiskusikan Dhamma dengannya dan mendemostrasikan cara mereka merealisai Parinibbana tanggapannya adalah: jika kita menerima bahwa Tipitaka tidak memegang keseluruhan monopoli dari Dhamma, maka tentunya mereka yang mempraktekkan ajaran Buddha dengan benar sepatutnya mengetahui sendiri bahwa semua aspek Dhamma yang masuk dalam jangkauan kemampuan alami mereka, baik mereka disebutkan dalam kitab-kitab suci ataupun tidak. Mari kita ambil contoh Buddha dan murid-murid Arahanta-Nya. Mereka mengetahui dan sepenuhnya memahami Dhamma jauh sebelum Kanon Pali muncul. Jika individu-individu mulia ini sesungguhnya adalah perlindungan sejati seperti yang dunia percayai, jelas bahwa mereka mencapai tahapan yang dimuliakan itu pada saat di mana tidak ada kitab suci untuk mendefinisikan parameter-parameter Dhamma. Di sisi lain, jika pencapaian-pencapaian mereka oleh karena itu dianggap salah, maka seluruh tubuh dari Kanon Pali harus di anggap salah pula. Jadi tolong putuskan sendiri apakah Anda lebih suka mengambil Buddha, Dhamma dan Sangha sebagai perlindungan Anda dengan Tulus, atau apakah Anda ingin mengambil perlindungan dalam apa yang kebetulan Anda baca dan apa yang Anda bayangkan sebagai benar. Tapi mereka yang memilih untuk tidak memilah-milah apa yang mereka makan, seharusnya berhati-hati jika ada tulang yang tersangkut di tenggorokan mereka….

Sumber : Legenda Spiritual Ajahn Mun

43
Theravada / Pertanyaan seputar Luanta Mahaboowa
« on: 25 November 2009, 08:13:16 PM »
Quote
Quote
memang benar , Luanta menangis seperti yg dilihat di foto,itu seperti terbawa perasaan....awalnya saya curiga apa benar sih beliau "arahat"

tapi apa 1 bikkhu Thailand. mengatakan pada saya...
" di Thai ilmu-ilmu gaib itu sangat tinggi,apabila Luanta mengatakan bahwa  dirinya-arahat...tentu banyak yg mau "TES",benar atau tidak....
dan lagi jika bohong, pastilah umur nya pendek....
apalagi raja Thai pernah namsakara sama beliau, tentu raja tidak asal datang ke penjual kecap tanpa bukti...
kemungkinan raja sudah menanyakan kebenaran tersebut pada "sangharaja Thai[somdet nanasamvara]"

saya juga pernah ketemu dengan Bhante bourkry, beliau jika ada hal lucu, beliau tertawa kok...tapi tidak tertawa terbahak-bahak...senyum-senyum khas beliau lah...kek senyum nya AjahnChah....

Ikut nambahin ah... dan sekedar share aja ....^-^
Apa yg ada di buku arahat magga-phala mengenai pencapaian beliau adalah tentang yg terakhir saja, jadi bukan langsung hap...Kalau dibaca teliti, ada sesuatu yg mengkonfirmasi yg pasti ada kaitannya dalam sutta dan abhidhamma...(tapi biarlah waktu yg menjelaskan)
Seperti Bahiya adalah arahat tercepat, apakah ini langsung? kelihatan saja langsung  ;D

Saudara Bond yang baik, saya mengerti bahwa saudara sangat mengagumi beliau. Yang saya baca disana tidak tersirat beliau sudah Anagami pada saat itu.

Om Fabian yang baik pula, memang tidak dijelaskan beliau sudah anagami, itu yg diceritakan hanya sepenggal sebelum pencapaian akhir. Banyak bhikkhu lainnya yang saya kagumi juga koq...seperti Paauk, Ajahn Brahm, Ajahn Chah, Ajahn Mun, Bhante Pannavaro, Mahasi, Bhante Thitaketuko dll.Dan sangha pada umumnya.


Quote
Kalaupun saat menangis Luangta Mahaboowa belum mencapai arahat, bagaimana dengan sekarang?. Kalau tidak salah kejadian itu sekitar 2002-2004. Ada yg bisa memastikan kondisi batin beliau sekarang atau pencapaian ariya apa yg dicapai beliau? ingat hukum anicca..dan sayang sekali Sang Buddha sudah tidak ada lagi secara fisik, jika ada maka kemungkinan seperti kasus Pilinda Vacca dan Bhikkhu arahat yg bunuh diri bisa terpecahkan.
Kalau saya pribadi ngak tau...hanya saya percaya saja dia Arahat. Tapi yang ngak percaya juga ngak apa-apa, itulah indahnya dinamika perbedaan pandangan pada putthujana.

saya tak mau berspekulasi mengenai yang sekarang. Pada waktu itu beliau pasti bukan Arahat.

Kalau waktu beliau menangis  saya no comment karena tidak tau persis secara keseluruhan kecuali saya seorang Buddha. Nah maksudnya saya untuk pertanyaan saya untuk semuanya tidak mbah Fabian aja, adalah agar kita menilai orang bukan karena masa lalunya karena suatu kontroversinya saja tetapi saat kini, ada kalanya orang khilaf, bahkan arahat pun bisa melakukan kesalahan kecil.

Quote
Yang terakhir... Di Thailand tentu banyak bhikkhu yg mahir, bahkan Luangta pun sering memuji koleganya (murid2 Ajahn Mun lainnya) dan sekarang tentu juga banyak bhikkhu yg luar biasa hebat tetapi mengapa ia juga sangat dihormati dan dicintai seluruh rakyat Thailand dan Kerajaan Thailand. Apakah seorang Luangta tidak ada ujian2 apa yg ia nyatakan? Bahkan kemanapun Luangta pergi pemerintah Thai dengan sukarela mengawal beliau sekalipun tidak ia inginkan. Jadi kalau lewat jalan darat , sudah seperti presiden lewat. Mengapa bisa demikian?yang pasti dan saya ketahui langsung bahwa beliau dianggap sebagai asset negara yg harus dijaga dengan sangat baik.
Kemegahan yang didapat seorang bhikkhu bukan karena dia Arahat atau bukan.

Betul mbah, tapi tentu ada hal yg luar biasa bukan?

Quote
Di dalam Wat Barn Tad tempat beliau tinggal ada Kuti khusus Putri Raja Thailand dan putri raja Thai tersebut dalam setahun pasti retreat disana. Kuti putri raja tersebut adalah terbaik diantara kuti2 bhikkhu, termasuk kuti Luangta kalah bagus. Beliau hanya tinggal pada kuti yg sederhana.
Dan perlu di ketahui bahwa Luangta memiliki andil dalam pemulihan krisis ekonomi Thailand saat 1998 dengan meminta seluruh rakyat Thai mengumpulkan emas untuk disumbangkan pada pemerintah Thailand. Bahkan terakhir ketika saya bertemu beliau umat2 Thai meminta agar Luangta dijaga kesehatannya agar panjang umur. Dan umat meminta Luangta menjadi kepala proyek rumah sakit(simbolis) untuk para bhikkhu dan dapat dipergunakan secara umum juga, agar para bhikkhu dirawat secara layak. Kalau kita pernah mendengar bagaimana Ajahn Brahm dirawat di rumah sakit Thai, mungkin itu salah satu alasan mengapa rumah sakit untuk bhikkhu dibuat.

Apakah karena hal ini kita menduga beliau Arahat? Saya tak mau berkomentar hal miring lainnya mengenai pengumpulan sumbangan emas pada waktu krisis moneter tersebut.

Tentu itu bukan patokannya juga bahwa dia sebagai arahat, cuma kita sebagai putthujana hendaknya tidak melihat kesalahan/kelalaian jika itu memang salah atau lalai sebagai justifikasi selamanya. Ada juga suatu sisi yg mulia apalagi beliau kan juga latihannya tidak sembrono dibandingkan kita.

 Kalau mengenai hal miring lainnya tentang pengumpulan emas...saya tidak tau...yang pasti kalo yg sudah menilai dia miring atau antipati apapun bisa ditulis miring,dan yang pasti dari pengumpulan itu hasil nyatanya sukses. Tapi ini bukan tentang ko Fabian ya(bagi saya mbah lebih berpengalaman dalam hal meditasi dari saya  ;D)...jadi sekedar share aja..


Quote
Sekali lagi apapun komentar2 miring orang tentang Luangta. Saya hanya bisa mengatakan he is a HOLY GREAT MAN. datang dan lihatlah langsung pengabdian beliau terhadap Dhamma. Apa yg telah kita lakukan dibandingkan beliau ?

Saya kira ini tidak relevan, saya hanya mengatakan seseorang yang masih menangis bukan Arahat.


Mbah pernyataan diatas sekali lagi tidak dimaksudkan untuk mbah...jangan salah paham dulu nih...kan saya uda bilang kalo dibilang belum arahat juga tidak mengapa karena itulah keindahan perbedaan pendapat putthujhana. Miring disini yg saya maksudkan adalah bila seseorang menjudgment bahwa dia adalah bhikkhu yg menyesatkan kira2 begitu arti yg saya maksud. ^-^

Quote
dan tidak saja beliau tetapi para bhikkhu yang berjuang dalam Dhamma. Yang pasti kalau saya sendiri hanya putthujana yg masih meraba-raba kebenaran yg masih terombang-ambing dengan ketidakpastian. Saya merasa harus menyatakan ini semua agar kita lebih waspada membicarakan orang2 yg sudah lebih lanjut berlatih apalagi disinyalir ariya pugala dengan semangat ehipasiko.

Saudara Bond yang baik,  saya tidak mengatakan beliau bukan Ariya Puggala, saya hanya mengatakan bahwa menurut Tipitaka orang menangis pasti bukan Arahat, entah bhikkhu atau umat awam. .

Kembali lagi bukan dimaksudkan ke mbah, ini hanya pernyataan informatif sebagai nasihat. Saya tau mbah ada tulis dia bukan arahat, tetapi  pernah ngomong dan tulis bahwa beliau mungkin ariya pugala.

Quote
Mengenai Ajahn Brahm dan Thanisaro jika mereka menulis hanya melalui jhana ada kemungkinan mereka berbicara berdasarkan pengalaman pribadi yg dikaitkan dengan sutta.
Mungkin ya...mungkin tidak... we don't know..

Quote
Sorry OOT _/\_
Saya juga mohon maaf jika pernyataan sya mengenai Luangta Mahaboowa menyinggung perasaan saudara Bond.  ^:)^

Santai aja om, saya hanya ingin memberikan berita berimbang, bisa dibayangkan bila seorang sudah melatih susah payah, lalu diberitakan hal yg tidak sesuai hingga membentuk opini umum apalagi timbul akusala citta bagi pembaca, tentu situasi ini tidak menguntungkan bukan..(hukum kamma)
Karena saya telah melihat dengan mata kepala saya sendiri mengenai perilaku beliau lalu saya bandingkan dengan perilaku Luangpu Santiwarayan  dan ada Luangpu Lee yg juga dipercaya sebagai arahat(dalam hal ini saya tidak mengajak pembaca untuk percaya tapi buktikan sendiri)hampir semuanya memiliki ciri khas yg hampir sama. Bayangkan jika ada setiap bhikkhu yg kontroversi dimana kita belum hidup bersama dan melihat langsung perilakunya lalu meneliti lebih lanjut dan hanya dari buku atau orang lain dan desas-desus lalu menyimpulkan maka suasana ini tidak kondusif. Dan ini tidak berlaku tentang Luangta saja, tetapi juga Bhikkhu lainnya. Bisa dibayangkan mereka yg minim pengetahuan Dhamma terbawa pada suatu pandangan yg mana kita sebagai puthujana belum tentu benar, apa yg terjadi.Syukur kalau mereka cukup dewasa menyikapi apalagi ini forum terbuka. Tapi semua ini tidak ada maksud mengkritik mbah Fabian, sebagai tukar pikiran santai aja.  Dan saya jujur katakan pada saat saya sudah bertemu Luangta pun saya masih ragu, tetapi setelah melihat perilaku, pandangan dan diteliti dengan berbagai sutta dan ini memakan waktu 1-2 bulan barulah saya memiliki keyakinan. Dan disamping itu jauh sebelum saya tau yang namanya Luangta bahkan DC,  saya ada pengalaman unik tersendiri tentang beliau. Sehingga apa yang saya katakan ini adalah juga suatu pengalaman langsung tanpa ada niat terhadap orang lain untuk percaya pada saya tapi berharap direnungkan untuk kebaikan bersama.
Kalau ada salah kata saya juga minta maaf mbah ^:)^

 _/\_





44
Seremonial / Happy Birthday Yumi
« on: 23 November 2009, 03:42:55 PM »
Ada yg ultah, siap mentraktir rombongan medan.........

Happy birthday Yumi, smoga semua cita2nya tercapai  :o) :o) <:-P <:-P

45
Humor / Untuk para suami dan jejaka yg siap dipanen.
« on: 18 November 2009, 02:38:19 PM »
‎​Untuk mendapatkan Istri, pertama2 kita mesti pedekate+pacaran. Kita anggap biaya pacaran kita Rp 50jtSetelah kita serius dgn pacar kita, tentu kita mesti melamar & menikahi doi. Kita anggap biaya menikah total sebesar Rp 200jtBiaya pernikahan segitu itu sudah lumayan. Disarankan utk pesta pernikahan yg ke2 x nya ini tdk perlu terlalu besar/mewah. Kita ambil rata2 dalam 1 minggu, ML sebanyak 1x. Itu sudah dipotong mens, melahirkan, capek, ga nafsu, dll...Total ML yg dilakukan adlh 1 hr x 52 mnggu x 40 thn = 2.080x (dibulatkan menjadi 2.000x)
Tarif Jajan Diluaran atau ML bukan dgn istri dengan kwalitas yg lumayan berkisar Rp 300rb. anggap saja itu sudah termasuk uang tips, kondom, transportasi, dllTotal biaya ML dengan Istri adalah Rp 300rb x 2000 = Rp 600jt -

Kesimpulan: Jika kita ML dengan
dengan Istri, dalam hidup kita ini kita bisa menghemat uang sebesar Rp 600.000.000,- Terbilang: ENAM RATUS JUTA RUPIAH Bonus: Anda bisa mendapatkan ANAK yg IMUT & LUCU, bahkan KEMBAR, & Tunjangan/belaian dr Istri setiap saat Asuransi: Bebas penyakit HIV/AIDS, Jadi..... Dengan mengeluarkan Modal sebesar Rp 260jt, maka secara tidak langsung / tidak sadar kita sebagai Suami telah menghemat sebesar Rp 600jt. Jika dihitung2 lagi kita mempunyai Profit sebesar (600-260)jt = Rp 340jt

Pesan: CINTAILAH ISTRIMu,maka  KAU AKAN HEMAT.
Setuju??

Think about it ! :whistle:

Pages: 1 2 [3] 4 5 6 7 8
anything