baru2 ini saya membaca artikel di suatu buku buddhist yang mengatakan bahwa mengatakan 3 kalimat yang berbeda dapat berarti suatu kesombongan...
contoh:1. "Saya lebih pandai dari anda"
2. "Saya lebih bodoh dari anda"
3. "Saya sama dengan anda"
yang saya tanyakan kalimat ke 2 bukankah menunjukkan suatu keadaan yang merendahkan diri dari sesorang kepada orang lain yang ia ajak berdiskusi namun kenapa dianggap juga merupan suatu bentuk kesombongan si pemberi pernyataan???
trims... Anumodana..
berikut ini saya copy-paste dari Samyutta Nikaya 22:49. Buku 3 (Khanda Vagga).
http://dhammacitta.org/perpustakaan/samyutta-nikaya-khotbah-khotbah-berkelompok-sang-buddha/49 (7) Soṇa (1)
Demikianlah yang kudengar. Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang berdiam di Rājagaha di Hutan Bambu, Taman Suaka Tupai. Kemudian Soṇa putra perumah tangga mendekati Sang Bhagavā…. Kemudian Sang Bhagavā berkata kepada Soṇa putra perumah tangga:
“Soṇa, ketika petapa dan brahmana manapun juga, dengan berdasarkan pada bentuk – yang tidak kekal, penderitaan dan mengalami perubahan – menganggap diri mereka: ‘aku lebih mulia,’ atau ‘aku sama dengan,’ atau ‘aku lebih hina,’ apakah maksudnya kalau bukan berarti tidak melihat segala sesuatu sebagaimana adanya?66
“Ketika petapa dan brahmana manapun juga, dengan berdasarkan pada perasaan … berdasarkan pada persepsi … berdasarkan pada bentukan-bentukan kehendak … berdasarkan pada kesadaran – yang tidak kekal, penderitaan dan mengalami perubahan – menganggap diri mereka: ‘aku lebih mulia,’ atau ‘aku sama dengan,’ atau ‘aku lebih hina,’ apakah maksudnya kalau bukan berarti tidak melihat segala sesuatu sebagaimana adanya?
“Soṇa, ketika petapa dan brahmana manapun juga tidak, dengan berdasarkan pada bentuk – yang tidak kekal, penderitaan dan mengalami perubahan – menganggap diri mereka: ‘aku lebih mulia,’ atau ‘aku sama dengan,’ [49] atau ‘aku lebih hina,’ apakah maksudnya kalau bukan berarti melihat segala sesuatu sebagaimana adanya?
“Ketika petapa dan brahmana manapun juga tidak, dengan berdasarkan pada perasaan … berdasarkan pada persepsi … berdasarkan pada bentukan-bentukan kehendak … berdasarkan pada kesadaran – yang tidak kekal, penderitaan dan mengalami perubahan – menganggap diri mereka: ‘aku lebih mulia,’ atau ‘aku sama dengan,’ atau ‘aku lebih hina,’ apakah maksudnya kalau bukan berarti melihat segala sesuatu sebagaimana adanya?
[...]
Catatan Kaki:
66 Ini adalah tiga keangkuhan: kelebihan, kesetaraan, dan kekurangan.
kata 'keangkuhan' di sutta tersebut dan di artikel yang kamu baca, berasal dari kata 'māna'. "Māna" ada tiga jenis, yaitu: menganggap diri ini lebih tinggi, lebih rendah, dan sama dibanding orang lain.
Penerjemahan kata 'māna' menjadi "keangkuhan" di sini, sebetulnya tidak pas. Tapi tidak tau juga, apa kata yang pas.. Intinya sih, ini kesalahpahaman karena masalah penerjemahan.
__________________
baru2 ini saya membaca artikel di suatu buku buddhist yang mengatakan bahwa mengatakan 3 kalimat yang berbeda dapat berarti suatu kesombongan...
contoh:1. "Saya lebih pandai dari anda"
2. "Saya lebih bodoh dari anda"
3. "Saya sama dengan anda"
walaupun tidak mengucapkan kalimat tersebut, saat introspeksi diri masing-masing bisa ketahuan apakah masih ada "keangkuhan" atau tidak. Apakah kita masih menilai diri ini lebih/kurang/setara dibandingkan orang lain? apakah masih belum melihat segala sesuatu sebagaimana adanya?
_________________
Btw, orang yang merasa lebih rendah di suatu waktu, pasti merasa lebih tinggi di waktu yang lain. Tidak mungkin tidak. Tergantung saat itu dia membandingkan dirinya dengan siapa, tergantung apa yang dipikirkannya (tentang orang itu atau tentang dirinya), dst.
Ini karena akarnya sama. Apapun bisa muncul, tergantung sikon.