bikkhu =monk
bikkhuni= nun
samanera=novice monk
samaneri=novice nun
upasaka/upasika=lay devotee
Agarika, Agariya =Layperson
kalau bahasa Indonesianya mungkin
Biku, Bikuni, gitu ?
kalau bahasa Indonesianya mungkin
Biku, Bikuni, gitu ?
melanjutkan logika anda, berarti Buddha menjadi Buda, Dhamma menjadi Dama, Bhante Ashin menjadi Bante Asin, gitu?
sebenarnya bikkhu, bikkhuni, samanera, samaneri itu sering digunakan dalam teks english jg loh..seperti yang ko medho bilang..
sebenarnya bikkhu, bikkhuni, samanera, samaneri itu sering digunakan dalam teks english jg loh..seperti yang ko medho bilang..
Mungkin utk org English/Amerika lebih familiar with
Buddhist Nun
apakah begitu?
kalau bahasa Indonesianya mungkin
Biku, Bikuni, gitu ?
melanjutkan logika anda, berarti Buddha menjadi Buda, Dhamma menjadi Dama, Bhante Ashin menjadi Bante Asin, gitu?
Tata bahasa ini bukan bidang gw.... jadi no comment dehhh, paling departement agama lebih jelas atau SANGHA yg lebih tao bro Indra.
upasaka/upasika=lay devotee
Agarika, Agariya =Layperson
sis PannaDevi,
kalau bahasa Indonesianya mungkin
Biku, Bikuni, gitu ?
melanjutkan logika anda, berarti Buddha menjadi Buda, Dhamma menjadi Dama, Bhante Ashin menjadi Bante Asin, gitu?
Tata bahasa ini bukan bidang gw.... jadi no comment dehhh, paling departement agama lebih jelas atau SANGHA yg lebih tao bro Indra.
saya setuju dg bro Indra, menurut bro saceng demikian, jadi dia tidak peduli sang Buddha disebut sebagai Buda, Dhamma disebut sbg Dama, dll....maaf bro saceng, kita sbg buddhist sebaiknya menghormati sang Buddha yg mana sebutan beliau itu "Buddha" ada artinya adalah "yang tersadarkan" atau lebih tepatnya "mencapai penerangan sempurna". bhs pali "Bud" artinya "awaken" (sorry bro saceng, klo kurang berkenan, sedikit meluruskan)
mettacittena,
upasaka/upasika=lay devotee
Agarika, Agariya =Layperson
Apa bedanya upasaka/upasika dengan agarika/agariya?
sis PannaDevi,
kalau Bud=awaken, trus dha = ?
mungkin yg gw tanyakan itu bagaimana terjemahan bahasa asing ke Indonesianya..
sebenarnya Buddha itu bahasa apa? dan atas pertimbangan apa sewaktu di terjemahkan dalam bahasa Indonesia mengambil bentuk aslinya ?
trims atas meluruskannya... tapi masih kurang dikit sis...
trims juga masukan bro Indra... sory lagi gak logika-logika an dehhh
Buddha is derived from the root “budh” which means 'to awake, perceive or to know'. “Budh + ya” is ‘Buddha’. The term 'ya' is only the suffix (akhiran) to make the noun form. Therefore, Buddha means 'awaken person'. The term is grammatically same as in the case of the term 'suddha' which means 'clean or pure'. The term suddha is derived from the root 'sudh' which means 'to clean, to purify'. When the root 'sudh' is added with the suffix 'ya', it becomes 'suddha' meaning 'pure or clean'. The present participles of Bujjhati and sujjhati are respectively coming from the same roots as 'budh' and 'sudh'. Bujjhati means 'he awakes;, while sujjhati he purifies.
[at] Pannadewi:QuoteBuddha is derived from the root “budh” which means 'to awake, perceive or to know'. “Budh + ya” is ‘Buddha’. The term 'ya' is only the suffix (akhiran) to make the noun form. Therefore, Buddha means 'awaken person'. The term is grammatically same as in the case of the term 'suddha' which means 'clean or pure'. The term suddha is derived from the root 'sudh' which means 'to clean, to purify'. When the root 'sudh' is added with the suffix 'ya', it becomes 'suddha' meaning 'pure or clean'. The present participles of Bujjhati and sujjhati are respectively coming from the same roots as 'budh' and 'sudh'. Bujjhati means 'he awakes', while sujjhati he purifies.
arti dlm bhs.indonesia :QuoteBuddha berasal dari kata dasar “budh” yang berarti 'terjaga/bangun/tersadar/tercerahkan, melihat atau mengetahui’. “Budh + ya” adalah “Buddha”. Istilah 'ya' hanya sufiks (akhiran) untuk membuat bentuk nomina (kata benda). Oleh karena itu, “Buddha” berarti 'orang terbangun/terjaga/tersadar/tercerahkan'. Istilah ini dlm ketentuan tata bahasa sama seperti dalam kasus istilah 'suddha' yang berarti 'bersih atau murni'. Istilah suddha berasal dari kata dasar 'sudh' yang berarti 'untuk membersihkan, untuk memurnikan'. Ketika kata dasar ‘sudh' ditambahkan dengan akhiran 'ya', menjadi 'suddha’ yang berarti 'murni atau bersih'. Bentuk present participles (bentuk kata kerja sekarang yg bisa dipakai sbg kata kerja atau kata sifat) dari Bujjhati dan sujjhati yang masing-masing berasal dari kata dasar yang sama 'budh' dan 'sudh'. Bujjhati berarti 'iaminumterbangun/tersadar/tercerahkan’, sementara sujjhati berarti ‘iasucimembersihkan’.
Maaf bila terjemahan bhs Indonesia kurang bagus, tapi semoga dpt bermanfaat buat anda. oya penebalan sy memilih warna biru spy tidak membuat mata lelah membaca, tapi bukan berarti biru yg mematikan ya bro (postingan anda ttg sgl binatang yg berwarna biru amat mematikan, hehehe....) ;D ;D
Mettacittena,
Saya pikir kata bujjhati yang diterjemahkan ke bahasa Inggris sebagai 'he awakes' harus diartikan ke bahasa Indonesia sebagai ' ia terbangun' dan bukan 'ia minum'. Sementara itu, kata sujjhati bisa diterjemahkan 'ia membersihkan'.
terima kasih banyak bro Peacemind dan sis PannaDevi yg telah
banyak bantu MELURUSKAN pikiran gw yg belum lurus... =))
jadi sewaktu Buddha hidup, disana pakai bahasa apa ya ?
apakah arti Buddha udah ada sebelum Buddha mencapai pencerahan ?
atau Buddha merupkan kosa kata baru yg pertama kali diucapkan oleh Buddha ?
trims sebelumnya, dan bisa tanya ke dosen lagi.
Pannadevi :
"Buddha" ada artinya adalah "yang tersadarkan" atau lebih tepatnya "mencapai penerangan sempurna". bhs pali "Bud" artinya "awaken" (sorry bro saceng, klo kurang berkenan, sedikit meluruskan)
bagaimana penerjemahan nya
jangan cape :
-don't be geting tired
-don't exhausted yourself
yang mana yang bener? ada ide lain kali?
[at] kelana:
Kalau diterjemahkan menjadi "biara Buddhis" bisa gak? Karena setahu saya kata "biara" ada dalam KBBI dan lebih baik konotasinya daripada "kuil" (btw "biara" sendiri diserap dari kata Pali/Sanskerta "vihara")
Tetapi saya rasa kata "vihara" juga sudah tepat karena secara harfiah "vihara" berarti "kediaman" yang bisa berarti tempat/bangunan atau sifat-sifat tertentu, seperti brahmavihara, ariyavihara, dst. Jadi gak harus bangunan yang ada tempat tinggal para bhikkhu-nya.