akhirnyaa..... unicode juga...
kennot. salah TS yg bikinnya gitu, resiko
edit nomornya aja... isinya juga kan beda-beda (gak saling sambung-menyambung)..
Ya uda posting ulang aja.... thread ini dihapus. Toh tinggal copy-paste kan? ;D
bolee... nanti sy editin yg salah-salah ketik dulu... (tp setelah beresin "tugas lama")
bolee... nanti sy editin yg salah-salah ketik sekalian (tapi setelah beresin "tugas lama" dulu)
[at] Kai, gak apa2 deh udah terlanjur, toh ntar mau dibikin thread baru yg lebih rapiIya, itu maksudnya untuk thread yang baru. Kalau yang ini sih sudah terlanjur ga urut.
Di thread MN yang baru, bagus juga tuh kalo bisa dibikin hyperlink. Jadi kalo mau baca sutta tertentu, tinggal klik di daftar isi...
kalau oke, nati dirimu menjadi yg berwenang. mau disini atau di board penerjemahan?
yg itu aja gak ada yg baca, apalagi footnote yg membosankan=)) =)) =))
biarlah bagian tempel footnote nanti bagian aye.... *kebayang 1 sutta aja 60 footnotenya, harus dipasang langsung ditiap bagian*kasih semangat aja deh aye mah =))
biarlah bagian tempel footnote nanti bagian aye.... *kebayang 1 sutta aja 60 footnotenya, harus dipasang langsung ditiap bagian*
kalau buat pdf nya ato dicetak, ta' serahkan sama yg ahli deh ^
semoga berhasil :jempol:
^ pls kasih si haa
kalau buat pdf nya ato dicetak, ta' serahkan sama yg ahli deh ^
materinya donk mana haa... mainkan pdf dulu dech, setelah SN selesai kita sambil2 ngumpulin dana ini utk dicetak, mungkin 2011 - 2012... gak tau dach kita masih idup atau kagak :))
biarlah bagian tempel footnote nanti bagian aye.... *kebayang 1 sutta aja 60 footnotenya, harus dipasang langsung ditiap bagian*
kalau buat pdf nya ato dicetak, ta' serahkan sama yg ahli deh ^
materinya donk mana haa... mainkan pdf dulu dech, setelah SN selesai kita sambil2 ngumpulin dana ini utk dicetak, mungkin 2011 - 2012... gak tau dach kita masih idup atau kagak :))
gak perlu cetak2an lagi deh, publish di DCPedia aja, GRATIS
begitulah. Kketika para anggota
berkeyakinan pada-Ku, merekamerekamenjadikan-Ku sebagai pemimpin mereka
orang ini mengikuti teladan-Ku.”
3. “Sebelum pencerahan-Ku, sewaktu Aku masih
5-7. terpencil di dalam hutan …[]mereka
19. ...
Aku memiliki kebijaksanaan.[]Aku mendatangi
27. ...
kehidupan lampau.[]Aku mengingat banyak
29. ...
kelahiran kembali makhluk-makhluk.[]Dengan
32. ...
‘terbebaskan’.[]Aku secara langsung
Hanya mau bilang aja, sepertinya kalo revisinya di thread ini aja atau dibuat thread baru khusus untuk revisi, lebih bagus sih. Jadi bukan di thread intinya. Soalnya kayak di Majjhima Nikaya bagian 1 (lima puluh kotbah pertama), sepertinya kurang afdol aja. Saran aja sih... ;D
ko hendra, bbrp hr ini saya tdk bs ol DC melalui kompi, jd editing tdk bs dilanjutkan by posting. Biar ga mengulur wkt, saya email ko aja gmn?
adakah kawan2 yg dapat membantu
1. sehubungan dengan: elemen api.(yg di bold) adakah yg lebih memahami? agar bisa di terangkan dengan bahasa yang dapat saya mengerti
2. sehubungan dengan elemen udara (yg di bold), maksud konotasi [angin ke atas, angin ke bawah]
apakah angin pada konotasi harafiah? jadi sama dengan angin ke arah kiri- angin ke arah kanan ??
THX
[...]
15. “Teman-teman, ketika Sang Bhagavā bangkit dari duduknya dan memasuki kediamanNya setelah memberikan ringkasan singkat tanpa menjelaskan maknanya secara terperinci, yaitu: ‘Para bhikkhu, sehubungan dengan sumber melalui mana persepsi dan gagasan [yang muncul dari] proliferasi pikiran yang menyerang seseorang: jika tidak ada apapun di sana yang menggembirakan, yang disambut dan digenggam, maka ini adalah akhir dari kecenderungan tersembunyi pada nafsu … ini adalah akhir dari penggunaan tongkat dan senjata … di sini kondisi-kondisi jahat yang tidak bermanfaat lenyap tanpa sisa,’ aku memahami maknanya secara terperinci sebagai berikut:
saya liat, MN akan diterbitkan...
Majjhima Nikaya 18 (madhupindika sutta - khotbah bola madu)
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,17327.0/message,278450.html
kata "proliferasi", tolong dicantumkan pengertiannya menurut KBBI di catatan kaki ya, karena kata itu tidak umum (biar pembaca lebih ngerti).
1 Mūlapariyāya Sutta - Akar Segala Sesuatu
2 Sabbāsava Sutta - Segala Noda
3 Dhammadāyāda Sutta - Pewaris dalam Dhamma
4 Bhayabherava Sutta - Kekhawatiran dan Ketakutan
5 Anangaṇa Sutta - Tanpa Noda
6 Ākankheyya Sutta - Jika Seorang Bhikkhu Menghendaki
7 Vatthūpama Sutta - Perumpamaan Kain
8 Sallekha Sutta - Pemurnian
9 Sammādiṭṭhi Sutta - Pandangan Benar
10 Satipaṭṭhāna Sutta - Landasan-landasan Perhatian
3 Dhammadāyāda Sutta - Pewaris dalam DhammaMemang tidak mengubah makna, tapi menggunakan 'pada' agar lebih konsisten dengan buku aslinya.
4 Bhayabherava Sutta - Kekhawatiran dan KetakutanSama juga, buku asli memakai "Buddha ... and Dhamma ... and Sangha ..."
6 Ākankheyya Sutta - Jika Seorang Bhikkhu MenghendakiBukan "Alam-Brahma" karena "Brahma" di sini bukan tempat spesifik, sama seperti misalnya 'sarang macan' juga bisa menunjukkan letak geografis tertentu tapi bukan nama spesifik. "Brahma" sendiri pakai kapital karena memang merujuk pada sosok yang dimuliakan.
7 Vatthūpama Sutta - Perumpamaan Kain"Keempat anak tersebut sedang bersenang-senang." < benar
8 Sallekha Sutta - PemurnianKasus yang sama, penerjemahan ini berusaha 'setia' pada gaya bahasa yang digunakan oleh buku asli, jadi meminimalisasi perubahan struktur kecuali jika memang keterbatasan tata bahasa berpotensi pada pergeseran makna.
9 Sammādiṭṭhi Sutta - Pandangan BenarSama seperti kasus di atas. "Having heard it from him ..."
[spoiler]jika "nya" menunjuk pada Yang Mulia Sāriputta, maka penggunaan kata ganti "nya" tersebut kurang cocok.
karna seolah-olah menunjuk pada orang lain diluar percakapan itu.
lebih baik jika tetap ditulis "Setelah mendengarnya dari Yang Mulia Sāriputta, para bhikkhu akan mengingatnya."
"Keempat anak tersebut sedang bersenang-senang." < benarnah yang ini jujur saya juga masih ragu om, tapi dari referensi hasil googling kemarin ketemunya begitu. ;D
"Ia adalah anak ke satu." < seharusnya
Sama seperti kasus di atas. "Having heard it from him ..."tapi "him" disini kan mengacu pada YM. Sariputta om, jadi IMO gak ada salahnya kalo diganti jadi YM. Sariputta. :)
3 Dhammadāyāda Sutta - Pewaris dalam Dhammanah ini juga, direferensi hanya tertulis:
"Dalam" di sini juga diterjemahkan dari "in", jadi termasuk kata depan.
kata yang tidak umum, kecuali ada tambahan catatan kakinya.
dis·kre·dit /diskrédit/ v, men·dis·kre·dit·kan v (berusaha untuk) menjelekkan atau memperlemah kewibawaan seseorang atau satu pihak tertentu: selebaran berupa pamflet gelap itu bertujuan ~ Pemerintah^:)^
kata itu sah terdapat dalam KBBI, kenapa harus diberikan penjelasan? kami tidak bermaksud untuk memproduksi buku pelajaran Bahasa Indonesia di sini.
4 Bhayabherava Sutta - Kekhawatiran dan Ketakutan
5 Anangaṇa Sutta - Tanpa Noda
6 Ākankheyya Sutta - Jika Seorang Bhikkhu Menghendaki
7 Vatthūpama Sutta - Perumpamaan Kain
8 Sallekha Sutta - Pemurnian
9 Sammādiṭṭhi Sutta - Pandangan Benar
nah yang ini jujur saya juga masih ragu om, tapi dari referensi hasil googling kemarin ketemunya begitu. ;DGa ada. Ini bagian dari pelajaran sekolah yang selalu saya aplikasikan sampai sekarang. ;D
mungkin om kainyn punya referensi lain yang bisa dijadikan acuan. :)
tapi "him" disini kan mengacu pada YM. Sariputta om, jadi IMO gak ada salahnya kalo diganti jadi YM. Sariputta. :)Betul, seperti saya bilang, itu tidak mengubah makna, tapi sebisa mungkin disamakan dengan teks aslinya.
nah ini juga, direferensi hanya tertulis:Kata tugas tidak terbatas pada enam kata di atas saja, tapi termasuk preposisi yang menunjukkan tempat, waktu, maksud, atau sebab. "Heirs in Dhamma" diterjemahkan menjadi "Pewaris dalam Dhamma" di mana "dalam" ini sebagai preposisi penunjuk tempat (abstrak) yaitu 'Dhamma', bukan "dalam" dalam artian kata sifat ("laut dalam") atau lainnya, jadi tetap tidak kapital.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, majalah, surat kabar, dan makalah, kecuali kata tugas seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
saya biasanya lihat disini om : http://id.wikisource.org/wiki/Pedoman_Umum_Ejaan_Bahasa_Indonesia_yang_Disempurnakan
7 Vatthūpama Sutta - Perumpamaan Kain
karpet ada di lantai kedua gedung tersebut -> kumpulan - jadi dua-duanyaIya, emang djaman doeloe kaya'nya begini, tapi sekarang kok panduannya digabung yah?
kalo karpet ada di lantai ke dua gedung tersebut -> di lantai ke 2
7 Vatthūpama Sutta - Perumpamaan Kain
Awalan "ke-" tidak dipisah pada bilangan yang menyatakan jumlah dan pada bilangan ordinal. Misalnya: Keempat anak tersebut sedang bersenang-senang. Ia adalah anak kesatu.
Kalau disambung dengan numerik pakai dash ("ke-3"), tapi untuk yang huruf, jika disambung saya lihat membingungkan.
Contoh: Karpet ada di lantai kedua gedung tersebut.
-karpet ada di satu gedung, lantai II
-karpet ada di dua gedung, masing-masing di lantai
Mungkin ada yang mau bantu?
http://tanja.portalbahasa.com/kedua-atau-ke-dua (http://tanja.portalbahasa.com/kedua-atau-ke-dua)
Kalau disambung dengan numerik pakai dash ("ke-3"), tapi untuk yang huruf, jika disambung saya lihat membingungkan.
Contoh: Karpet ada di lantai kedua gedung tersebut.
-karpet ada di satu gedung, lantai II
-karpet ada di dua gedung, masing-masing di lantai
Mungkin ada yang mau bantu?
Kalau disambung dengan numerik pakai dash ("ke-3"), tapi untuk yang huruf, jika disambung saya lihat membingungkan.hmmm... sepertinya memang g ada aturan kalo huruf pake tanda sambung om.
Contoh: Karpet ada di lantai kedua gedung tersebut.
-karpet ada di satu gedung, lantai II
-karpet ada di dua gedung, masing-masing di lantai
Mungkin ada yang mau bantu?
sebenarnya soal karpet ini ada di sutta apa sih?:hammer:
http://tanja.portalbahasa.com/kedua-atau-ke-dua (http://tanja.portalbahasa.com/kedua-atau-ke-dua)
Kedua. Awalan ke- yang diikuti oleh bilangan (satu, dua, dst.) berfungsi sebagai awalan pembentuk kata bilangan tingkat (mis. pihak ketiga) atau kumpulan (mis. kesebelas pemain). Sebagai awalan, ke- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Kata bilangan semacam ini juga dapat ditulis dengan (1) angka Arab dengan memberi tanda hubung antara awalan ke- dan angka, misalnya ke-38 peserta, atau (2) angka Romawi tanpa awalan ke- dan tanpa tanda hubung, misalnya abad XXI.dari sini jelas kan, "ke" tetap disambung, kecuali yang menunjukkan tempat.
Kata ke memang ditulis terpisah bila berfungsi sebagai kata depan yang menandai arah atau tujuan. Pada kasus ini, ke biasanya diikuti oleh kata benda yang menyatakan tempat. Jadi, bila Dua adalah nama tempat (yang ditulis dengan diawali huruf kapital), kita memang menulisnya secara terpisah, ke Dua.
"Sañjaya Belaṭṭhaputta"
ini sumbernya dari mana?http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_2:_S%C4%81ma%C3%B1%C3%B1aphala_Sutta (http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_2:_S%C4%81ma%C3%B1%C3%B1aphala_Sutta)
http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_2:_S%C4%81ma%C3%B1%C3%B1aphala_Sutta (http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_2:_S%C4%81ma%C3%B1%C3%B1aphala_Sutta)
yang bagian ini mau tanya, "tiga lainnya" itu maksudnya siapa ya?
Bagaimana kalau naskah doc-nya dikasih ke Hemayanti?
Jadi sis Hema lebih mudah ngeditnya...
Naskah yang dikasih ke Hemayanti tsb, adalah naskah yang sudah diedit oleh Yumi dan Yi Fang. Jadi bisa dicek lagi oleh Hema (tapi diberi warna jika ada perubahan).
Karena setau saya, Yumi dan Yi Fang sudah edit MN. Dan jika kesalahan yang sama diperbaiki dua kali (jadinya kerja dua kali).
Pertama, lebih mudah bagi sis Hemayanti, kedua lebih mudah saat (Hendra Susanto??) mengedit final MN.
Bagaimana kalau naskah doc-nya dikasih ke Hemayanti?
Jadi sis Hema lebih mudah ngeditnya...
Naskah yang dikasih ke Hemayanti tsb, adalah naskah yang sudah diedit oleh Yumi dan Yi Fang. Jadi bisa dicek lagi oleh Hema (tapi diberi warna jika ada perubahan).
Karena setau saya, Yumi dan Yi Fang sudah edit MN. Dan jika kesalahan yang sama diperbaiki dua kali (jadinya kerja dua kali).
Pertama, lebih mudah bagi sis Hemayanti, kedua lebih mudah saat (Hendra Susanto??) mengedit final MN.
Setuju, kontribusi Hemayanti gw akui untuk tracing error naskahnya. ^:)^
om indra, ada bagian yg hilang d sutta 79, dari paragraf 14 langsung 21.
skip ajasalah, maksudnya sutta 78.
salah, maksudnya sutta 78.
tpi sepertinya gak hilang, suttanya memang udah selesai.
nah, reply ke 41 di MN 2 itu agak aneh, kayaknya bagian dari sutta 79 yg salah tempat.