//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Sati Sampajanna.. Cattari Satipatthana..  (Read 17803 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
Sati Sampajanna.. Cattari Satipatthana..
« on: 12 November 2009, 01:05:21 AM »
Kmdn di AN 10.61:

Para bhikkhu, ketika hubungan dgn org2 yg bijak terjadi, m'dengarkan Dhamma sejati pun terjadi.

Ketika m'dengarkan Dhamma sejati terjadi, keyakinan pun terjadi.

Ketika keyakinan terjadi, perhatian yg benar pun terjadi.

Ketika perhatian yg benar terjadi, kewaspadaan dan pemahaman yg jernih pun terjadi.

Ketika kewaspadaan dan pemahaman yg jernih terjadi, pengendalian indra pun terjadi.

Ketika pengendalian indra terjadi, 3 cara perilaku yg baik pun terjadi.

Ketika 3 cara perilaku yg baik terjadi, 4 landasan kewaspadaan pun terjadi.

Ketika 4 landasan kewaspadaan terjadi, 7 faktor pencerahan pun terjadi.

Ketika 7 faktor pencerahan terjadi, pembebasan oleh pengetahuan tertinggi pun terjadi.

Itulah makanan bagi pembebasan oleh pengetahuan tertinggi, dan dmkn pembebasan oleh pengetahuan tertinggi terjadi.


Gmn membedakan sati pd sati sampajanna dgn sati pd cattari satipatthana?
Sampajanna itu sbtlnya "4 pemahaman jernih" atau "perhatian/kesadaran penuh"?


_/\_
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Sati Sampajanna.. Cattari Satipatthana..
« Reply #1 on: 12 November 2009, 02:05:42 AM »
_/\_ Yumi

Ikut memberi pendapat ya..
 
Sati-sampajanna merupakan 2 kualitas pikiran yg memiliki berbagai arti yg berbeda bergantung pada individu dan interpretasi ybs. Arti ke-2 nya pada masa kini memiliki arti yg sedikit agak berbeda dg arti pada mulanya. Sati telah dikenal pada masa pra-buddhist, sejak masa Brahmanisme dan ada dikenal dalam Veda sbg 1 unsur yg penting. Sati pd masa paling awalnya berarti "ingatan" dan berhubungan dengan kemampuan utk mengingat. Tapi pada hari ini, kata sati diterjemahkan sbg sekedar perhatian. Sementara Sampajanna pada masa awalnya berarti pengetahuan jelas/jernih. Sedangkan belakangan lebih seperti refleksi/re-evaluasi sebagaimana yg dijelaskan oleh kitab komentar bahwa ada 4 sampajanna: satthaka, sappaya, gocara dan asammoha sampajanna.

Dalam Satipatthana, 1 1 nya bagian yg jelas ttg sampajanna hanya bagian di kayanupassana di mana dikatakan: "Seorang bhikkhu mengetahui scr jelas dlm tindak tanduknya, saat berdiri, berjalan, menoleh dsb.."
Sedangkan hampir 4 bagian penuh lainnya menjelaskan secara eksplisit soal bagaimana mengembangkan sati.

Jadi, menjawab "Gmn membedakan sati pd sati sampajanna dgn sati pd cattari satipatthana?"
Sati pada sati-sampajanna dengan sati pada cattaro satipatthana? Sama saja.. Pada keduanya masih sati yg sama, yg oleh Yumi dituliskan sbg kewaspadaan. Dan sati-sampajanna masih included dalam cara mengembangkan satipatthana.

Soal "Sampajanna itu sbtlnya "4 pemahaman jernih" atau "perhatian/kesadaran penuh"?"
4? di atas Sutta yg dikutip Yumi yg related dengan angka 4 itu 4 kewaspadaan alias cattaro satipatthana lho.. Bukan soal Sampajanna. Kalau perhatian penuh itu bisa samma-sati. Kesadaran nambah keruwetan lagi.. Kesadaran dalam bahasa inggrisnya awareness, dan ini bisa merujuk pada consciousness, bisa pada sampajanna dan bisa pada sati tergantung si penulis. Jadi saran saya, berhati2 dalam mengartikan. Harus dicross-check dengan pengalaman juga agar dapat membedakan secara langsung. Jangan sampai bingung yah.. _/\_

Begini yg saya tau, masih berpotensi salah. Perlu cek&ricek lagi dengan jawaban teman2 lainnya.

Mettacittena
_/\_
appamadena sampadetha

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
Re: Sati Sampajanna.. Cattari Satipatthana..
« Reply #2 on: 12 November 2009, 03:37:05 AM »
Oo.. Jd mulany, Sati = ingatan, Sampajanna = penge'tahu'an jelas/jernih. Yg blkgn br Sati = perhatian, Sampajanna = pemahaman jernih yg ada 4.
And sumber dr Sutta, Sampajanna ga ada disebutkan pemahaman jernih yg 4 itu y, hny mengetahui sec jelas tindak tandukny, brati lbh tepat arti sampajanna yg semula dunk. :)
 ic..

mmg mksd wa "4" pemahaman jernih itu hny utk menekankan arti sampajanna yg tdd 4 (bkn 4 yg kaya, vedana, citta, & dhamma) di samping arti satuny lg yg hny mindfulness (bdskn asal dr kata janati/mengetahui [sumber: Mindfulness, Recollection & Concentration]). Mkny pgn klarifikasi loh yg bener itu sbtlny yg mana.. Pemahaman jernih yg ada 4 ato cuma perhatian/kesadaran pnh (-> ini trjmhn 'mindfulness' yg wa kutip dr buku M, R & C jg).

Srg x kita temukan arti sati sampajanna beda2.. Ada yg sadar (sati) & waspada (sampajanna).. Itu di atas mlh dibalik, ke'waspada'an (sati) & pemahaman jernih (sampajanna). kdg kata perhatian bs merujuk sbg arti dr sati, jg sbg arti dr sampajanna, mkny jd ragu.
 

Thx bro ats pnjelasanny. Yg lain.. bila ada tambahan?
« Last Edit: 12 November 2009, 03:42:15 AM by Yumi »
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Sati Sampajanna.. Cattari Satipatthana..
« Reply #3 on: 12 November 2009, 09:24:31 AM »
mari dilihat di palikanon : http://www.palikanon.com/english/wtb/s_t/sampajanna.htm

sampajañña
'clarity of consciousness', clear comprehension. This term is frequently met with in combination with mindfulness (sati). In D. 22, M. 10 it is said: "Clearly conscious is he in going and coming, clearly conscious in looking forward and backward, clearly conscious in bending and stretching his body; clearly conscious in eating, drinking, chewing and tasting, clearly conscious in discharging excrement and urine; clearly conscious in walking, standing, sitting, falling asleep and awakening; clearly conscious in speaking and keeping silent." - For a definition of the term sati-sampajañña, s. Pug. 86.

According to the Com., 'clarity of consciousness' is of 4 kinds: regarding the purpose, the suitability, (inclusion in the meditative) domain, and the undeluded conception of the activity concerned. Explained in detail in Com. to Satipatthāna Sutta. (tr. in The Way of Mindfulness, by Soma Thera; BPS).

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
Re: Sati Sampajanna.. Cattari Satipatthana..
« Reply #4 on: 12 November 2009, 11:55:02 PM »
thx, ko markos.. jd intiny tetap sama dg arti yg semula y.. wkt sdg apa2, tau/disadari dgn jelas.. Sampajanna yg ada 4 Pemahaman jernih itu blkgn dr komentar, bkn kata SB. wa lbh suka arti yg asliny. He2..

Lalu yg sati nya. Kmrn ada yg ksh wa arti sati sbb:
"kesadaran, dlm arti tertuany sbg 'ingatan', mengingat & mengulang Ajaran, memberikan dasar utk pemahaman intelektual thd Dhamma, dan mengingat Dhamma di pkrn, siap utk melaksanakanny setiap saat diperlukan."
Stlh wa renungkan, saat wa lagi lengah, pst krn pkrn wa ga ada ingatan akan Dhamma (ga ingat JMB 8 ), jdny beralih ke ingatan yg nyenangin indria.

so.. bnr ga mksd 'sati''-sampajanna nya, wa hrs memperkuat ingatan akan Dhamma? n spy ingatan wa pd Dhamma bs kokoh (ga terang redup lg), mst didahului dgn perhatian yg benar (yoniso manasikara).

Trs, ntar sati yg 4 satipatthana baru merenungkan jasmani sbg jasmani.. perasaan sbg perasaan, dsb.

Dah bnr blm? Cmiiw.
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Sati Sampajanna.. Cattari Satipatthana..
« Reply #5 on: 13 November 2009, 01:55:18 AM »
Yap, ingatan akan kusala dan ingatan akan Dhamma. Prinsip dasarnya kembali lagi: setelah mengetahui sst akusala, adhamma maka ditinggalkan, setelah mengetahui sst kusala, dhamma maka dikembangkan. Misalnya Yumi diajak temen ngelakuin hal yg tdk banyak manfaatnya, lalu Yumi ingat ttg ajaran Buddha, ttg sila dsb lalu Yumi memutuskan utk tdk pergi, itu jg sudah termasuk Sati.
Melalui pengembangan kusala inilah kita mencapai pemurnian pikiran, sbgmn yg disarikan oleh Sang Buddha sbg inti ajarannya di Dhammapada 183. Ini sedikit yg harus kita bedakan dengan sistem meditasi non-dualisme yg ngetren yg menganggap kusala dan akusala sama2 tidak pentingnya dalam mencapai pencerahan. Bukan ini ajaran Sang Buddha!

Sebenernya sati-sampajanna selalu ditekankan sbg syarat dalam mengembangkan satipatthana, jadi ke-2nya bersama usaha benar merupakan kualitas yg diperlukan utk mengembangkan satipatthana hingga ke titik kulminasi tertingginya. Dalam setiap bagian dari 4 satipatthana, Sang Buddha selalu mengulang:
"atapi, sampajano, satima vineyya loke abhijjhadomanassam" yg artinya: "dengan penuh semangat, pemahaman jernih, perhatian penuh (catt: mengikuti term skrg), menyingkirkan keserakahan dan kesedihan yg berhubungan dengan duniawi (5 rintangan)"

Yoniso manasikara punya pengertian berbeda lagi.. Yoniso manasikara sendiri artinya bisa cukup luas tergantung bgmn tingkat pemahaman kita, bisa perenungan bisa perhatian. Yg jelas, memang harus dikembangkan utk merealisasi pengetahuan benar. Dikatakan 'yoniso', 'tepat' karena perenungan, perhatian yg diarahkan bukan pada perenungan atau perhatian pada hal2 seputar apakah 'diri' ini ada atau tidak ada, apakah 'alam' ini kekal atau tidak, dsb yg mengindikasikan kebingungan spiritual. Tetapi perenungan, perhatian yg diarahkan pada "apakah ini dukkha? asal mula dukkha? lenyapnya dukkha? dan jalan menuju lenyapnya dukkha?" Dan dasar dalam pengikisan 5 rintangan dan pengembangan 7 faktor Pencerahan bergantung pada manasikara ini, apakah yoniso atau ayoniso. Sedangkan faktor yg harus ada dalam semua kualitas adalah appamada - ketekunan/kewaspadaan.

So, appamadena sampadetha ;)

_/\_
« Last Edit: 13 November 2009, 01:58:25 AM by Jerry »
appamadena sampadetha

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Sati Sampajanna.. Cattari Satipatthana..
« Reply #6 on: 13 November 2009, 08:34:14 AM »
yang saya tahu, mengembangkan kesadaran itu membawa pada apa yang disebut lokuttara citta, yaitu pikiran yang tidak terbawa arus duniawi seperti emosi, sedih, bahagia, dsb-nya.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
Re: Sati Sampajanna.. Cattari Satipatthana..
« Reply #7 on: 13 November 2009, 02:07:18 PM »
Yap, ingatan akan kusala dan ingatan akan Dhamma. Prinsip dasarnya kembali lagi: setelah mengetahui sst akusala, adhamma maka ditinggalkan, setelah mengetahui sst kusala, dhamma maka dikembangkan. Misalnya Yumi diajak temen ngelakuin hal yg tdk banyak manfaatnya, lalu Yumi ingat ttg ajaran Buddha, ttg sila dsb lalu Yumi memutuskan utk tdk pergi, itu jg sudah termasuk Sati.
Melalui pengembangan kusala inilah kita mencapai pemurnian pikiran, sbgmn yg disarikan oleh Sang Buddha sbg inti ajarannya di Dhammapada 183. Ini sedikit yg harus kita bedakan dengan sistem meditasi non-dualisme yg ngetren yg menganggap kusala dan akusala sama2 tidak pentingnya dalam mencapai pencerahan. Bukan ini ajaran Sang Buddha!

Sebenernya sati-sampajanna selalu ditekankan sbg syarat dalam mengembangkan satipatthana, jadi ke-2nya bersama usaha benar merupakan kualitas yg diperlukan utk mengembangkan satipatthana hingga ke titik kulminasi tertingginya. Dalam setiap bagian dari 4 satipatthana, Sang Buddha selalu mengulang:
"atapi, sampajano, satima vineyya loke abhijjhadomanassam" yg artinya: "dengan penuh semangat, pemahaman jernih, perhatian penuh (catt: mengikuti term skrg), menyingkirkan keserakahan dan kesedihan yg berhubungan dengan duniawi (5 rintangan)"

Yoniso manasikara punya pengertian berbeda lagi.. Yoniso manasikara sendiri artinya bisa cukup luas tergantung bgmn tingkat pemahaman kita, bisa perenungan bisa perhatian. Yg jelas, memang harus dikembangkan utk merealisasi pengetahuan benar. Dikatakan 'yoniso', 'tepat' karena perenungan, perhatian yg diarahkan bukan pada perenungan atau perhatian pada hal2 seputar apakah 'diri' ini ada atau tidak ada, apakah 'alam' ini kekal atau tidak, dsb yg mengindikasikan kebingungan spiritual. Tetapi perenungan, perhatian yg diarahkan pada "apakah ini dukkha? asal mula dukkha? lenyapnya dukkha? dan jalan menuju lenyapnya dukkha?" Dan dasar dalam pengikisan 5 rintangan dan pengembangan 7 faktor Pencerahan bergantung pada manasikara ini, apakah yoniso atau ayoniso. Sedangkan faktor yg harus ada dalam semua kualitas adalah appamada - ketekunan/kewaspadaan.

So, appamadena sampadetha ;)

_/\_

_/\_  anumodana.. ;)
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Sati Sampajanna.. Cattari Satipatthana..
« Reply #8 on: 13 November 2009, 04:22:20 PM »
thx, ko markos.. jd intiny tetap sama dg arti yg semula y.. wkt sdg apa2, tau/disadari dgn jelas.. Sampajanna yg ada 4 Pemahaman jernih itu blkgn dr komentar, bkn kata SB. wa lbh suka arti yg asliny. He2..

Lalu yg sati nya. Kmrn ada yg ksh wa arti sati sbb:
"kesadaran, dlm arti tertuany sbg 'ingatan', mengingat & mengulang Ajaran, memberikan dasar utk pemahaman intelektual thd Dhamma, dan mengingat Dhamma di pkrn, siap utk melaksanakanny setiap saat diperlukan."
Stlh wa renungkan, saat wa lagi lengah, pst krn pkrn wa ga ada ingatan akan Dhamma (ga ingat JMB 8 ), jdny beralih ke ingatan yg nyenangin indria.

so.. bnr ga mksd 'sati''-sampajanna nya, wa hrs memperkuat ingatan akan Dhamma? n spy ingatan wa pd Dhamma bs kokoh (ga terang redup lg), mst didahului dgn perhatian yg benar (yoniso manasikara).

Trs, ntar sati yg 4 satipatthana baru merenungkan jasmani sbg jasmani.. perasaan sbg perasaan, dsb.

Dah bnr blm? Cmiiw.


silahkan sis yumi liat ke Penjelasan jalan mulia berunsur 8

lalu kita lihat ke apa yg ada dari sati - sampajanna sesungguhnya adalah latihan dari samadhi itu sendiri yaitu :
[Samadhi]
6. Samma Vayama - Usaha Benar
7. Samma Sati - Perhatian Benar
8. Samma Samadhi - Konsentrasi Benar


kalo saya boleh revisi, mgkn bukan memperkuat ingatan semata melainkan mengubah trend batin kita agar selaras dengan dhamma. Kalau hanya diperkuat tapi yg muncul adalah akusala, gimana?
ini contoh nyata dari paham lain dimana sila dilaksanakan karena keterpaksaan, ketakutan terhadap kekuatan yg besar atau pamrih utk masuk surga/diterima disisi-NYA?

berbeda dengan saat kita paham, sadar akan manfaat dari kusala/hal2 yg bermanfaat utk batin

seperti yg sis liat di link yg saya berikan, disitu jelas bhw apa yg dilatih dalam JMB-8 bukan semata hal2 sepele melainkan bagaimana batin kita agar senantiasa berada dalam kondisi kusala

semoga bermanfaat  _/\_

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Sati Sampajanna.. Cattari Satipatthana..
« Reply #9 on: 13 November 2009, 04:23:56 PM »
Yap, ingatan akan kusala dan ingatan akan Dhamma. Prinsip dasarnya kembali lagi: setelah mengetahui sst akusala, adhamma maka ditinggalkan, setelah mengetahui sst kusala, dhamma maka dikembangkan. Misalnya Yumi diajak temen ngelakuin hal yg tdk banyak manfaatnya, lalu Yumi ingat ttg ajaran Buddha, ttg sila dsb lalu Yumi memutuskan utk tdk pergi, itu jg sudah termasuk Sati.
Melalui pengembangan kusala inilah kita mencapai pemurnian pikiran, sbgmn yg disarikan oleh Sang Buddha sbg inti ajarannya di Dhammapada 183. Ini sedikit yg harus kita bedakan dengan sistem meditasi non-dualisme yg ngetren yg menganggap kusala dan akusala sama2 tidak pentingnya dalam mencapai pencerahan. Bukan ini ajaran Sang Buddha!

Sebenernya sati-sampajanna selalu ditekankan sbg syarat dalam mengembangkan satipatthana, jadi ke-2nya bersama usaha benar merupakan kualitas yg diperlukan utk mengembangkan satipatthana hingga ke titik kulminasi tertingginya. Dalam setiap bagian dari 4 satipatthana, Sang Buddha selalu mengulang:
"atapi, sampajano, satima vineyya loke abhijjhadomanassam" yg artinya: "dengan penuh semangat, pemahaman jernih, perhatian penuh (catt: mengikuti term skrg), menyingkirkan keserakahan dan kesedihan yg berhubungan dengan duniawi (5 rintangan)"

Yoniso manasikara punya pengertian berbeda lagi.. Yoniso manasikara sendiri artinya bisa cukup luas tergantung bgmn tingkat pemahaman kita, bisa perenungan bisa perhatian. Yg jelas, memang harus dikembangkan utk merealisasi pengetahuan benar. Dikatakan 'yoniso', 'tepat' karena perenungan, perhatian yg diarahkan bukan pada perenungan atau perhatian pada hal2 seputar apakah 'diri' ini ada atau tidak ada, apakah 'alam' ini kekal atau tidak, dsb yg mengindikasikan kebingungan spiritual. Tetapi perenungan, perhatian yg diarahkan pada "apakah ini dukkha? asal mula dukkha? lenyapnya dukkha? dan jalan menuju lenyapnya dukkha?" Dan dasar dalam pengikisan 5 rintangan dan pengembangan 7 faktor Pencerahan bergantung pada manasikara ini, apakah yoniso atau ayoniso. Sedangkan faktor yg harus ada dalam semua kualitas adalah appamada - ketekunan/kewaspadaan.

So, appamadena sampadetha ;)

_/\_

T....O.....P.....B....G.....T......

GRP sent!!!!

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
Re: Sati Sampajanna.. Cattari Satipatthana..
« Reply #10 on: 13 November 2009, 05:55:27 PM »
silahkan sis yumi liat ke Penjelasan jalan mulia berunsur 8

lalu kita lihat ke apa yg ada dari sati - sampajanna sesungguhnya adalah latihan dari samadhi itu sendiri yaitu :
[Samadhi]
6. Samma Vayama - Usaha Benar
7. Samma Sati - Perhatian Benar
8. Samma Samadhi - Konsentrasi Benar


kalo saya boleh revisi, mgkn bukan memperkuat ingatan semata melainkan mengubah trend batin kita agar selaras dengan dhamma. Kalau hanya diperkuat tapi yg muncul adalah akusala, gimana?
ini contoh nyata dari paham lain dimana sila dilaksanakan karena keterpaksaan, ketakutan terhadap kekuatan yg besar atau pamrih utk masuk surga/diterima disisi-NYA?

berbeda dengan saat kita paham, sadar akan manfaat dari kusala/hal2 yg bermanfaat utk batin

seperti yg sis liat di link yg saya berikan, disitu jelas bhw apa yg dilatih dalam JMB-8 bukan semata hal2 sepele melainkan bagaimana batin kita agar senantiasa berada dalam kondisi kusala

semoga bermanfaat  _/\_

:) anumodana ko markos.. _/\_
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Sati Sampajanna.. Cattari Satipatthana..
« Reply #11 on: 13 November 2009, 09:04:30 PM »
 [at] Om Markos
Thanks for the grp. May you be happy _/\_


silahkan sis yumi liat ke Penjelasan jalan mulia berunsur 8

lalu kita lihat ke apa yg ada dari sati - sampajanna sesungguhnya adalah latihan dari samadhi itu sendiri yaitu :
[Samadhi]
6. Samma Vayama - Usaha Benar
7. Samma Sati - Perhatian Benar
8. Samma Samadhi - Konsentrasi Benar


kalo saya boleh revisi, mgkn bukan memperkuat ingatan semata melainkan mengubah trend batin kita agar selaras dengan dhamma. Kalau hanya diperkuat tapi yg muncul adalah akusala, gimana?
ini contoh nyata dari paham lain dimana sila dilaksanakan karena keterpaksaan, ketakutan terhadap kekuatan yg besar atau pamrih utk masuk surga/diterima disisi-NYA?

berbeda dengan saat kita paham, sadar akan manfaat dari kusala/hal2 yg bermanfaat utk batin

seperti yg sis liat di link yg saya berikan, disitu jelas bhw apa yg dilatih dalam JMB-8 bukan semata hal2 sepele melainkan bagaimana batin kita agar senantiasa berada dalam kondisi kusala

semoga bermanfaat  _/\_
Mengelaborasi tulisan Om Markos sedikit.. Memang, kata 'sati' itu sebenarnya kata yg netral, ingatan itu sendiri hal yg netral bisa mengingat hal2 yg baik dan bisa mengingat hal2 yg buruk. Pernah ngebahas dikit soal ini ama Tuhan di fesbuk. Tentu saja yg dianjurkan oleh Sang Buddha adalah ingatan yg benar (samma sati), bukannya ingatan yg tidak benar (miccha sati). Tapi jika kata Sati hanya disebut 'sati' tanpa embel2 entah samma atau miccha, dan penggunaan sati dalam hal ini merujuk dalam konteks Buddha Dhamma, sudah pasti sati yg dimaksud adalah samma-sati.

Misalnya, Sang Buddha mengajarkan bahwa: "Makanan bagi tumbuhnya sati-sambojjhanga (sati sbg faktor pencerahan) yg belum tumbuh dan berkembangnya sati yang telah tumbuh adalah dhamma (ada penginterpretasian yg mengatakan sbg kualitas pikiran) yg menjadi dasar berpijaknya sati. Mengembangkan mereka dengan perenungan yg tepat (yoniso manasikara), inilah yg menjadi makanan bagi tumbuhnya sati yg belum tumbuh dan berkembangnya sati yang telah tumbuh."

Di sini terlihat yg diacu oleh Sang Buddha adalah bahwa sati tumbuh karena yoniso manasikara dan implikasi sebaliknya adl sati tdk bisa tumbuh krn ayoniso manasikara. Tp tentu saja scr implisit lagi, sati sbg faktor pencerahan yg dimaksud adlh kondisi samma-sati bukan miccha-sati. Kadang hal ini perlu diperjelas emang utk menghindari kerancuan interpretasi. :)

Semoga cukup jelas mengclarify ^^

_/\_
appamadena sampadetha

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
Re: Sati Sampajanna.. Cattari Satipatthana..
« Reply #12 on: 14 November 2009, 10:40:03 PM »
Mengelaborasi tulisan Om Markos sedikit.. Memang, kata 'sati' itu sebenarnya kata yg netral, ingatan itu sendiri hal yg netral bisa mengingat hal2 yg baik dan bisa mengingat hal2 yg buruk. Pernah ngebahas dikit soal ini ama Tuhan di fesbuk. Tentu saja yg dianjurkan oleh Sang Buddha adalah ingatan yg benar (samma sati), bukannya ingatan yg tidak benar (miccha sati). Tapi jika kata Sati hanya disebut 'sati' tanpa embel2 entah samma atau miccha, dan penggunaan sati dalam hal ini merujuk dalam konteks Buddha Dhamma, sudah pasti sati yg dimaksud adalah samma-sati.

Misalnya, Sang Buddha mengajarkan bahwa: "Makanan bagi tumbuhnya sati-sambojjhanga (sati sbg faktor pencerahan) yg belum tumbuh dan berkembangnya sati yang telah tumbuh adalah dhamma (ada penginterpretasian yg mengatakan sbg kualitas pikiran) yg menjadi dasar berpijaknya sati. Mengembangkan mereka dengan perenungan yg tepat (yoniso manasikara), inilah yg menjadi makanan bagi tumbuhnya sati yg belum tumbuh dan berkembangnya sati yang telah tumbuh."

Di sini terlihat yg diacu oleh Sang Buddha adalah bahwa sati tumbuh karena yoniso manasikara dan implikasi sebaliknya adl sati tdk bisa tumbuh krn ayoniso manasikara. Tp tentu saja scr implisit lagi, sati sbg faktor pencerahan yg dimaksud adlh kondisi samma-sati bukan miccha-sati. Kadang hal ini perlu diperjelas emang utk menghindari kerancuan interpretasi. :)

Semoga cukup jelas mengclarify ^^

_/\_

_/\_ sekali lagi thanks banget atas penjelasannya. 0:)

Yoniso manasikara punya pengertian berbeda lagi.. Yoniso manasikara sendiri artinya bisa cukup luas tergantung bgmn tingkat pemahaman kita, bisa perenungan bisa perhatian. Yg jelas, memang harus dikembangkan utk merealisasi pengetahuan benar. Dikatakan 'yoniso', 'tepat' karena perenungan, perhatian yg diarahkan bukan pada perenungan atau perhatian pada hal2 seputar apakah 'diri' ini ada atau tidak ada, apakah 'alam' ini kekal atau tidak, dsb yg mengindikasikan kebingungan spiritual. Tetapi perenungan, perhatian yg diarahkan pada "apakah ini dukkha? asal mula dukkha? lenyapnya dukkha? dan jalan menuju lenyapnya dukkha?" Dan dasar dalam pengikisan 5 rintangan dan pengembangan 7 faktor Pencerahan bergantung pada manasikara ini, apakah yoniso atau ayoniso. Sedangkan faktor yg harus ada dalam semua kualitas adalah appamada - ketekunan/kewaspadaan.

So, appamadena sampadetha ;)

_/\_

ini kutipan ttg Yoniso manasikara..

Perhatian/Pengamatan yang seksama

Di Majjhima Nikaya 2 dijelaskan dengan sangat baik mengapa perhatian/pengamatan yang seksama itu diperlukan, perhatian yang tidak diarahkan dengan baik, melahirkan beberapa pandangan yang keliru tentang ‘diri’.


“Noda-noda apakah, para bhikkhu, yang harus ditinggalkan lewat melihat?

Di sini, para bhikkhu, manusia biasa yang tidak jeli, yang tidak memiliki rasa hormat bagi manusia-manusia agung serta tidak terampil dan tidak disiplin di dalam Dhamma mereka, yang tidak memiliki rasa hormat terhadap manusia sejati serta tidak terampil dan tidak disiplin di dalam Dhamma mereka, tidak memahami hal-hal apa yang pantas diperhatikan dan hal-hal apa yang tidak pantas diperhatikan. Karena itu, dia memperhatikan hal-hal yang tidak pantas diperhatikan dan tidak memperhatikan hal-hal yang pantas diperhatikan.”

Apakah hal-hal yang tidak pantas diperhatikan namun dia perhatikan?
Itulah hal-hal yang jika dia perhatikan kemudian noda-noda lobha yang tadinya belum muncul akan muncul di dalam dirinya sedangkan noda-noda lobha yang telah muncul akan meningkat,
noda-noda dosa yang tadinya belum muncul akan muncul di dalam dirinya sedangkan noda-noda dosa yang telah muncul akan meningkat,
noda-noda moha yang tadinya belum muncul akan muncul di dalam dirinya sedangkan noda-noda moha yang telah muncul akan meningkat.
Inilah hal-hal yang tidak pantas diperhatikan namun dia perhatikan.

Dan apakah hal-hal yang pantas diperhatikan namun tidak dia perhatikan?
Itulah hal-hal yang jika dia perhatikan kemudian noda-noda lobha yang tadinya belum muncul tidak akan muncul di dalam dirinya sedangkan noda-noda lobha yang telah muncul akan ditinggalkan,
noda-noda dosa yang belum muncul tidak akan muncul di dalam dirinya sedangkan noda-noda dosa yang telah muncul akan ditinggalkan,
noda-noda moha yang belum muncul tidak akan muncul di dalam dirinya sedangkan noda-noda moha yang telah muncul akan ditinggalkan.
Inilah hal-hal yang pantas diperhatikan namun tidak dia perhatikan.

Dengan memperhatikan hal-hal yang tidak pantas diperhatikan dan dengan tidak memperhatikan hal-hal yang pantas diperhatikan, maka noda-noda yang tadinya belum muncul akan muncul di dalam dirinya sedangkan noda-noda yang telah muncul akan meningkat.

Demikianlah caranya dia memperhatikan dengan tidak bijaksana:
‘Apakah aku ada di masa lalu?
Apakah aku tidak ada di masa lalu?
Menjadi apakah aku di masa lalu?
Bagaimanakah aku di masa lalu?
Setelah menjadi apa, lalu aku menjadi apa di masa lalu?

Apakah aku akan ada di masa mendatang?
Apakah aku tidak ada di masa mendatang?
Akan menjadi apakah aku di masa mendatang?
Akan menjadi bagaimanakah aku di masa mendatang?
Setelah menjadi apa, lalu aku akan menjadi apa di masa mendatang?’

Atau kalau tidak demikian, di dalam dirinya dia merasa bingung mengenai masa kini demikian:
‘Apakah aku ada sekarang?
Apakah aku tidak ada sekarang?
Apakah aku sekarang ini?
Bagaimanakah aku sekarang ini?
Dari mana asalnya makhluk ini?
Ke manakah makhluk ini akan pergi?’

Ketika dia memperhatikan dengan tidak bijaksana dengan cara ini, salah satu dari 6 pandangan pun muncul di dalam dirinya.
Pandangan ‘diri ada untukku’ muncul di dalam dirinya sebagai benar dan mantap;
atau pandangan ‘tidak ada diri yang ada untukku’ muncul di dalam dirinya sebagai benar dan mantap;
atau pandangan ‘aku mempersepsikan diri dengan diri’ muncul di dalam dirinya sebagai benar dan mantap;
atau pandangan ‘aku mempersepsikan bukan-diri dengan diri’ muncul di dalam dirinya sebagai benar dan mantap;
atau pandangan ‘aku mempersepsikan diri dengan bukan-diri’ muncul di dalam dirinya sebagai benar dan mantap;
atau kalau tidak demikian, dia memiliki beberapa pandangan seperti ini:
‘Diri milikku inilah yang berbicara dan merasa dan mengalami di sana sini akibat dari tindakan-tindakan baik dan buruk; tetapi diri milikku ini bersifat kekal, selalu ada, abadi, tidak terkena perubahan, dan akan bertahan sepanjang keabadian.’

Pandangan spekulatif ini, para bhikkhu, disebut semak-belukar pandangan, hutan-belantara pandangan, pemutar-balikan pandangan, kebimbangan pandangan, belenggu pandangan.
Karena dicengkeram oleh belenggu pandangan-pandangan, manusia biasa yang tidak jeli tidak terbebas dari kelahiran, usia tua, dan kematian, dari kesedihan, ratap tangis, rasa sakit, kepedihan, dan keputusasaan; dia tidak terbebas dari penderitaan, demikian kukatakan.


Para bhikkhu, seorang siswa agung yang jeli, yang telah belajar dengan baik, yang memiliki rasa hormat bagi orang-orang suci serta terampil dan disiplin di dalam Dhamma mereka, yang memiliki rasa hormat bagi manusia sejati serta terampil dan disiplin di dalam Dhamma mereka, memahami hal-hal apa yang pantas diperhatikan dan memahami hal-hal apa yang tidak pantas diperhatikan. Karena itu, dia tidak memperhatikan hal-hal yang tidak pantas diperhatikan dan dia memperhatikan hal-hal yang pantas diperhatikan. Dengan demikian, noda-noda yang tadinya belum muncul tidak akan muncul di dalam dirinya sedangkan noda-noda yang telah muncul akan ditinggalkan.

Dia memperhatikan dengan bijaksana: ‘Inilah penderitaan’;
dia memperhatikan dengan bijaksana; ‘Inilah asal mula penderitaan’;
dia memperhatikan dengan bijaksana: ‘Inilah berhentinya penderitaan’;
dia memperhatikan dengan bijaksana: ‘Inilah cara menuju berhentinya penderitaan’.

Ketika dia memperhatikan dengan bijaksana seperti ini, 3 belenggu di dalam dirinya ditinggalkan: pandangan mengenai kepribadian, keraguan, serta kemelekatan terhadap peraturan dan ritual. Inilah yang disebut noda-noda yang harus ditinggalkan lewat melihat.

Di Samyutta Nikaya 22.122
Bhante Sariputta menjelaskan pada Bhante Kotthita tentang hal-hal yang harus diperhatikan dengan seksama oleh seorang bhikkhu yang baik, yakni memperhatikan dengan seksama 5 kelompok kehidupan sebagai kotoran, alien, penyakit, tumor, kanker, yang tidak menyenangkan, yang tanpa inti. Bila seorang bhikkhu yang baik senantiasa merenungi hal diatas, adalah memungkinkan bagi dirinya untuk memperoleh buah pemasuk arus
.


http://dhammacitta.org/perpustakaan/stream-entry-pemasuk-arus-sotapanna/#more-237
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Sati Sampajanna.. Cattari Satipatthana..
« Reply #13 on: 15 November 2009, 03:25:02 AM »
Sama2.. Thanks juga utk kutipan Sabbasava Suttanya. GRP sent! ;)
appamadena sampadetha

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Sati Sampajanna.. Cattari Satipatthana..
« Reply #14 on: 16 November 2009, 09:57:41 AM »
[at] Om Markos
Thanks for the grp. May you be happy _/\_


silahkan sis yumi liat ke Penjelasan jalan mulia berunsur 8

lalu kita lihat ke apa yg ada dari sati - sampajanna sesungguhnya adalah latihan dari samadhi itu sendiri yaitu :
[Samadhi]
6. Samma Vayama - Usaha Benar
7. Samma Sati - Perhatian Benar
8. Samma Samadhi - Konsentrasi Benar


kalo saya boleh revisi, mgkn bukan memperkuat ingatan semata melainkan mengubah trend batin kita agar selaras dengan dhamma. Kalau hanya diperkuat tapi yg muncul adalah akusala, gimana?
ini contoh nyata dari paham lain dimana sila dilaksanakan karena keterpaksaan, ketakutan terhadap kekuatan yg besar atau pamrih utk masuk surga/diterima disisi-NYA?

berbeda dengan saat kita paham, sadar akan manfaat dari kusala/hal2 yg bermanfaat utk batin

seperti yg sis liat di link yg saya berikan, disitu jelas bhw apa yg dilatih dalam JMB-8 bukan semata hal2 sepele melainkan bagaimana batin kita agar senantiasa berada dalam kondisi kusala

semoga bermanfaat  _/\_
Mengelaborasi tulisan Om Markos sedikit.. Memang, kata 'sati' itu sebenarnya kata yg netral, ingatan itu sendiri hal yg netral bisa mengingat hal2 yg baik dan bisa mengingat hal2 yg buruk. Pernah ngebahas dikit soal ini ama Tuhan di fesbuk. Tentu saja yg dianjurkan oleh Sang Buddha adalah ingatan yg benar (samma sati), bukannya ingatan yg tidak benar (miccha sati). Tapi jika kata Sati hanya disebut 'sati' tanpa embel2 entah samma atau miccha, dan penggunaan sati dalam hal ini merujuk dalam konteks Buddha Dhamma, sudah pasti sati yg dimaksud adalah samma-sati.

Misalnya, Sang Buddha mengajarkan bahwa: "Makanan bagi tumbuhnya sati-sambojjhanga (sati sbg faktor pencerahan) yg belum tumbuh dan berkembangnya sati yang telah tumbuh adalah dhamma (ada penginterpretasian yg mengatakan sbg kualitas pikiran) yg menjadi dasar berpijaknya sati. Mengembangkan mereka dengan perenungan yg tepat (yoniso manasikara), inilah yg menjadi makanan bagi tumbuhnya sati yg belum tumbuh dan berkembangnya sati yang telah tumbuh."

Di sini terlihat yg diacu oleh Sang Buddha adalah bahwa sati tumbuh karena yoniso manasikara dan implikasi sebaliknya adl sati tdk bisa tumbuh krn ayoniso manasikara. Tp tentu saja scr implisit lagi, sati sbg faktor pencerahan yg dimaksud adlh kondisi samma-sati bukan miccha-sati. Kadang hal ini perlu diperjelas emang utk menghindari kerancuan interpretasi. :)

Semoga cukup jelas mengclarify ^^

_/\_

sori klarifikasi dikit bro bhw sati adalah salah satu dari 19 sobhana cetasika (faktor batin yg indah) yg menjadi dasar mahakusala citta

jadi sati tidak mungkin berasosiasi dengan hal2 yg buruk atau akusala.....

mgkn apa yg anda maksud sebagai ekagatta/konsentrasi dimana ini benar merupakan salah 1 dari 7 sabbacitta sadharana (cetasika yg muncul dalam semua citta) yg bisa berkolaborasi dengan kusala maupun akusala citta

 

anything