//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Bagaimana mempraktekkan penyelamatan hewan secara Theravada?  (Read 3831 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline yuankai

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 8
  • Reputasi: 1
Bagaimana mempraktekkan penyelamatan hewan secara Theravada?
« on: 26 August 2009, 12:07:30 PM »
Penyelamatan hewan merupakan praktek yang selaras dengan etika Buddhis tentang cinta kasih. Praktek ini didasari kisah sang Buddha sendiri di masa lampau, sewaktu Beliau terlahir sebagai Jalavāhana, putra seorang tabib, di mana Beliau pernah menyelamatkan 10.000 ekor ikan di Kolam Aṭavisambhava yang hampir mati kekeringan. Setelah mengairi dan memberi makan ikan-ikan tersebut, Beliau membacakan penghormatan kepada Buddha di zaman itu, Tathāgata Ratnasikhi, Arahat, Samma-sambuddha; serta mengulangi rumusan Paṭicca Samuppāda. Berkat kebajikan dari mendengarkan ajaran Dhamma tersebut, ikan-ikan itu terlahir kembali sebagai dewa di alam Surga Tiga Puluh Tiga.

Bagaimanakah mempraktekkan penyelamatan hewan secara Theravāda? Berikut ini disajikan paritta-paritta Pāli yang dapat dibacakan (mencontoh Doa Pelepasan Makhluk Hidup umat Buddhis Cina). Setelah doa pendahuluan Berlindung kepada Tiga Permata, kita dapat membacakan Penghormatan kepada Tujuh Buddha (di samping Ratnasikhin, umat Buddhis Cina biasanya menambahkan nama-nama Buddha lain sehingga menjadi tujuh Buddha) dan Paṭicca Samuppāda, lalu ditutup Doa Pemberkahan.

Offline yuankai

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 8
  • Reputasi: 1
Re: Bagaimana mempraktekkan penyelamatan hewan secara Theravada?
« Reply #1 on: 26 August 2009, 12:08:24 PM »
PARITTA UNTUK PELEPASAN MAKHLUK HIDUP [/B]
(Fang-shêng 放生)



I. DOA PENDAHULUAN
[/B]



1. Vandanā

Namo tassa bhagavato
arahato sammā-sambuddhassa
(3 kali)

Hormat kepada Beliau,
yang Terberkahi,
yang Berharga,
yang Tercerahkan Sepenuhnya.


2. Ti-saraṇa

Buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi
Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi
Saṅghaṁ saraṇaṁ gacchāmi


Aku berlindung kepada Buddha.
Aku berlindung kepada Dhamma.
Aku berlindung kepada Saṅgha.

Dutiyampi buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Dutiyampi dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Dutiyampi saṅghaṁ saraṇaṁ gacchāmi.


Untuk kedua kalinya, aku berlindung kepada Buddha.
Untuk kedua kalinya, aku berlindung kepada Dhamma.
Untuk kedua kalinya, aku berlindung kepada Saṅgha.

Tatiyampi buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Tatiyampi dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Tatiyampi saṅghaṁ saraṇaṁ gacchāmi.


Untuk ketiga kalinya, aku berlindung kepada Buddha.
Untuk ketiga kalinya, aku berlindung kepada Dhamma.
Untuk ketiga kalinya, aku berlindung kepada Saṅgha.


3. Buddhānussati

Itipi so bhagavā:
arahaṁ sammā-sambuddho,
Vijjā-caraṇa-sampanno sugato lokavidū,
Anuttaro purisa-damma-sārathi
satthā deva-manussānaṁ
buddho bhagavā’ti.


Demikianlah Beliau yang Terberkahi:
yang Berharga, yang Tercerahkan Sepenuhnya,
Sempurna Pengetahuan dan Tindakannya,
Pergi dengan Baik (ke Nibbāna), Mengenali Segenap Alam,
Pembimbing yang Tiada Taranya bagi
mereka yang hendak dibimbing,
Guru para Dewa dan Manusia, Buddha, Bhagava.


4. Dhammānussati

Svākkhāto bhagavatā dhammo,
Sandiṭṭhiko akāliko ehipassiko,
Opanayiko paccattaṁ veditabbo viññūhī’ti.


Dhamma telah dibabarkan sang Bhagava dengan baik,
terlihat dekat, tak terikat waktu, mengundang pembuktian,
menuntun ke dalam, dipahami para bijak dalam diri mereka sendiri.


5. Saṅghānussati

Supaṭipanno bhagavato sāvaka-saṅgho,
Ujupaṭipanno bhagavato sāvaka-saṅgho,
Ñāyapaṭipanno bhagavato sāvaka-saṅgho,
Sāmīcipaṭipanno bhagavato sāvaka-saṅgho.
Yadidaṁ cattāri purisa-yugāni aṭṭha purisa-puggalā:
Esa bhagavato sāvaka-saṅgho —
Āhuneyyo pāhuneyyo dakkhiṇeyyo añjali-karaṇīyo,
Anuttaraṁ puññakkhettaṁ lokassā’ti.


Saṅgha siswa sang Bhagava telah berlatih dengan baik.
Saṅgha siswa sang Bhagava telah berlatih dengan lurus.
Saṅgha siswa sang Bhagava telah berlatih dengan terampil.
Saṅgha siswa sang Bhagava telah berlatih dengan penuh penguasaan.
Keempat pasang, kedelapan jenis pribadi, itulah yang
merupakan saṅgha siswa-siswa sang Bhagava —
Mereka layak menerima pemberian, keramahan, persembahan,
dan penghormatan.
Merekalah ladang kebajikan yang tiada taranya di dunia.


6. Sacca-kiriyā Gāthā

N'atthi me saraṇaṁ aññaṁ
Buddho me saraṇaṁ varaṁ
Etena sacca-vajjena
Sotthi te hotu sabbadā


Tiada perlindungan lain bagiku,
Buddhalah pelindungku yang mulia.
Berkat pernyataan kebenaran ini,
semoga engkau (hewan yang akan dilepaskan) sejahtera selalu.

N'atthi me saraṇaṁ aññaṁ
Dhammo me saraṇaṁ varaṁ
Etena sacca-vajjena
Sotthi te hotu sabbadā


Tiada perlindungan lain bagiku,
Dhammalah pelindungku yang mulia.
Berkat pernyataan kebenaran ini,
semoga engkau sejahtera selalu.

N'atthi me saraṇaṁ aññaṁ
Saṅgho me saraṇaṁ varaṁ
Etena sacca-vajjena
Sotthi te hotu sabbadā


Tiada perlindungan lain bagiku,
Saṅghalah pelindungku yang mulia.
Berkat pernyataan kebenaran ini,
semoga engkau sejahtera selalu.



II. PRAKTEK UTAMA



7. Āṭānāṭiya Paritta
(Penghormatan kepada Tujuh Buddha)

Vipassissa namatthu — Cakkhumantassa sirīmato
Sikhissa pi namatthu — Sabba-bhūtānukampino


Hormat kepada Vipassī, pemilik penglihatan dan kemuliaan.
Hormat kepada Sikhī, pengasih kepada semua makhluk.

Vessabhussa namatthu — Nahātakassa tapassino
Namatthu Kakusandhassa — Māra-senappamaddino


Hormat kepada Vesabhū, pertapa yang tak bernoda.
Hormat kepada Kakusandha, penghancur tentara Māra.

Konāgamanassa namatthu — Brāhmaṇassa vusīmato
Kassapassa namatthu — Vippamuttassa sabbadhi


Hormat kepada Konāgamana, brāhmaṇa yang hidup sempurna.
Hormat kepada Kassapa, yang sepenuhnya terbebaskan.

Aṅgīrasassa namatthu — Sakya-puttassa sirīmato
Yo imaṁ dhammam-adesesi — Sabba-dukkhāpanūdanaṁ


Hormat kepada Aṅgīrasa, putra Sakya yang mulia,
yang mengajarkan Dhamma ini, penghapus segala penderitaan.

Ye cāpi nibbutā loke — Yathābhūtaṁ vipassisuṁ
Te janā apisuṇā — Mahantā vītasāradā


Mereka yang tak terikat dunia, yang melihat sebagaimana apa adanya,
bebas dari perkataan keji, pribadi-pribadi agung yang matang.

Hitaṁ deva-manussānaṁ — Yaṁ namassanti Gotamaṁ
Vijjā-caraṇa-sampannaṁ — Mahantaṁ vītasāradaṁ


Menguntungkan dewa dan manusia, Gotama (segala hormat bagi-Nya)
sempurna pengetahuan dan tindakannya, Pribadi agung yang matang.

Vijjā-caraṇa-sampannaṁ — Buddhaṁ vandāma Gotaman’ti
Sempurna pengetahuan dan tindakannya, mari kita menghormat Buddha Gotama.


9. Hetuppabhavā Gāthā
(Jawaban Arahat Assaji kepada Upatissa)

Ye dhammā hetuppabhavā
Tesaṁ hetuṁ tathāgato āha
Tesañ ca yo nirodho
Evaṁ vādi mahāsamaṇo
(3 kali)

Segala fenomena yang muncul karena suatu sebab,
sebabnya telah diberitahukan oleh Tathāgata.
Demikian pula akhirnya.
Hal inilah yang diajarkan sang Mahāsamaṇa.


10. Paṭicca Samuppāda Pātha

[Anuloma:]

Avijjā-paccayā saṅkhārā,
Saṅkhāra-paccayā viññāṇaṁ,
Viññāṇa-paccayā nāma-rūpaṁ,
Nāma-rūpa-paccayā saḷāyatanaṁ,
Saḷāyatana-paccayā phasso,
Phassa-paccayā vedanā,
Vedanā-paccayā taṇhā,
Taṇhā-paccayā upādānaṁ,
Upādāna-paccayā bhavo,
Bhava-paccayā jāti,
Jāti-paccayā jara-maraṇaṁ soka-parideva-dukkha-domanassupāyāsā sambhavanti.
Evam-etassa kevalassa dukkhakkhandhassa, samudayo hoti.


Ketidaktahuan mengkondisikan (munculnya) proses-kehendak.
Proses-kehendak mengkondisikan kesadaran.
Kesadaran mengkondisikan batin dan jasmani.
Batin dan jasmani mengkondisikan enam dasar-indra.
Enam dasar-indra mengkondisikan kontak.
Kontak mengkondisikan perasaan.
Perasaan mengkondisikan keinginan.
Keinginan mengkondisikan kemelekatan.
Kemelekatan mengkondisikan penjadian.
Penjadian mengkondisikan kelahiran.
Kelahiran mengkondisikan munculnya ketuaan dan kematian, kepedihan, ratapan, penderitaan, kecemasan dan keputusasaan.
Demikianlah asal-mula segala kumpulan penderitaan ini.


[Paṭiloma:]

Avijjāyatveva asesa-virāga-nirodhā saṅkhāra-nirodho,
Saṅkhāra-nirodhā viññāṇa-nirodho,
Viññāṇa-nirodhā nāma-rūpa-nirodho,
Nāma-rūpa-nirodhā saḷāyatana-nirodho,
Saḷāyatana-nirodhā phassa-nirodho,
Phassa-nirodhā vedanā-nirodho,
Vedanā-nirodhā taṇhā-nirodho,
Taṇhā-nirodhā upādāna-nirodho,
Upādāna-nirodhā bhava-nirodho,
Bhava-nirodhā jāti-nirodho,
Jāti-nirodhā jara-maraṇaṁ soka-parideva-dukkha-domanassupāyāsā nirujjhanti.
Evam-etassa kevalassa dukkhakkhandhassa, nirodho hoti.


Dengan terhenti dan lenyapnya ketidaktahuan tanpa sisa, terhentilah proses kehendak.
Dengan terhentinya proses kehendak, terhentilah kesadaran.
Dengan terhentinya terhentinya kesadaran, terhentilah batin dan jasmani.
Dengan terhentinya batin dan jasmani, terhentilah enam dasar-indra.
Dengan terhentinya enam dasar-indra, terhentilah kontak.
Dengan terhentinya kontak, terhentilah perasaan.
Dengan terhentinya perasaan, terhentilah keinginan.
Dengan terhentinya keinginan, terhentilah kemelekatan.
Dengan terhentinya kemelekatan, terhentilah penjadian.
Dengan terhentinya penjadian, terhentilah kelahiran.
Dengan terhentinya kelahiran, terhentilah ketuaan dan kematian, kepedihan, ratapan, penderitaan, kecemasan dan keputusasaan.
Demikianlah akhir segala kumpulan penderitaan ini.



III. PEMBERKAHAN
[/B]
(Jika upacara dipimpin bhikkhu/bhikkhunī, di sini hewan yang akan dilepaskan dapat diperciki air suci.)



11. Dukkhappattā Ādigāthā

Dukkhappattā ca niddukkhā
Bhayappattā ca nibbhayā
Sokappattā ca nissokā
Hontu sabbe pi pāṇino


Bila menghadapi penderitaan, semoga penderitaan lenyap.
Bila menghadapi bahaya, semoga bahaya lenyap.
Bila menghadapi kepedihan, semoga kepedihan lenyap.
Semoga semua makhluk demikian adanya.


[Nasihat untuk hewan yang akan dilepaskan:]

Dānaṁ dadantu saddhāya
Sīlaṁ rakkhantu sabbadā
Bhāvanābhiratā hontu
Gacchantu devatāgatā


Berilah dāna dengan keyakinan,
jagalah sīla senantiasa,
bergembiralah dalam meditasi,
maka engkau akan terlahir di alam dewa.


[Doa agar mereka tidak tertangkap lagi:]

Sabbe buddhā balappattā
Paccekānañ ca yaṁ balaṁ
Arahantānañ ca tejena
Rakkhaṁ bandhāmi sabbaso


Berkat kekuatan dari para Buddha,
dan kekuatan para Pacceka,
serta para Arahat semuanya,
aku mengikat perlindungan ini sekokohnya.



(Hewan tersebut dapat dilepaskan sekarang.)



———————



PUÑÑĀNUMODANĀ (Penyaluran Jasa)

Ettāvatā ca amhehi
Sambhataṁ puñña-sampadaṁ
Sabbe sattā’numodantu
Sabba-sampatti-siddhiyā


Sebanyak jasa kebajikan
yang telah kami kumpulkan,
semoga semua makhluk turut bergembira
sehingga tercapailah segala keberhasilan.



PATTHANĀ (Tekad)

Idaṁ me puññaṁ
Nibbānassa paccayo hotu


Semoga jasa kebajikan yang kulakukan ini
menjadi kondisi pendukung pencapaian Nibbāna.

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Bagaimana mempraktekkan penyelamatan hewan secara Theravada?
« Reply #2 on: 26 August 2009, 12:14:49 PM »
ritual lagi ritual lagi ::)

itu kan dibacain....

mank hewannya ngerti apa yg kita omongin?
i'm just a mammal with troubled soul



Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Bagaimana mempraktekkan penyelamatan hewan secara Theravada?
« Reply #3 on: 26 August 2009, 12:19:03 PM »
kalo sambil direnungkan bhw perbuatan kita itu dapat membahagiakan si mahluk, akan jadi  kusala (bermanfaat utk batin)

tapi kalo sambil baca, mikirin pahala yg akan diterima, malahan jadi akusala (menurunkan kualitas batin)

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Bagaimana mempraktekkan penyelamatan hewan secara Theravada?
« Reply #4 on: 26 August 2009, 12:39:15 PM »
tapi kenapa diulangi di thread berbeda2..
tolong donk.. kasian yang fakir bandwith.. jangan ngulang2 lah..
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline indera_9

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 206
  • Reputasi: 24
  • Gender: Male
  • ......
Re: Bagaimana mempraktekkan penyelamatan hewan secara Theravada?
« Reply #5 on: 26 August 2009, 01:12:59 PM »
Bukanlah ritual atau paritta yang perlu di utamakan dalam pelepasan makhluk hidup, namun kebahagiaan yang timbul dalam pikiran kita akibat dapat membuat makhluk lain bahagia
Hatred doesn't cease through hatred at anytime. Hatred ceases through love. This is the unalterable law

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Bagaimana mempraktekkan penyelamatan hewan secara Theravada?
« Reply #6 on: 26 August 2009, 01:43:28 PM »
Bukanlah ritual atau paritta yang perlu di utamakan dalam pelepasan makhluk hidup, namun kebahagiaan yang timbul dalam pikiran kita akibat dapat membuat makhluk lain bahagia

salut..... salut...... akan sangat bermanfaat sekali seandainya bisa kita praktekkan bersama  _/\_

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Bagaimana mempraktekkan penyelamatan hewan secara Theravada?
« Reply #7 on: 26 August 2009, 11:25:25 PM »
Yaaah ..... kalopun mao paritta jangan panjang2  n lama

Kacian .... makhluk2 yg mao dilepas(Fangsen) udah gak sabar mao bebas  ;D
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Jayadharo Anton

  • Sebelumnya: Balaviro
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.300
  • Reputasi: 19
  • Gender: Male
  • Namatthu Buddhassa
Re: Bagaimana mempraktekkan penyelamatan hewan secara Theravada?
« Reply #8 on: 27 August 2009, 05:45:23 PM »
Yang penting tekad untuk melepaskan makhluk tersebut
"Kesehatan adalah keuntungan yang paling besar,kepuasan adalah kekayaan yang paling berharga,kepercayaan adalah saudara paling baik,nibbana adalah kebahagiaan tertinggi" [DHAMMAPADA:204]