Day 1 : 30 April 2009.
Dr. Mon beberapa kali memberikan gambaran mengenai bagaimana tubuh ini adalah kumpulan hal yg menjijikkan.
1. Jika anda sangat suka dengan seorang wanita yg sangat cantik sekali misal miss universe. Bagaimana jika saat pagi dia menyisir rambut dan 3 rambutnya lepas. Dia memberikan ke anda, dan setiap anda minum kopi, masukkan rambut itu ke dalam kopi anda
2. Ada juga contoh dari jaman Buddha dimana ada seorang bhikkhuni yg sangat cantik. Dari sebelum dia menjadi bhikkhuni, ada anak pengrajin emas yg tergila2 padanya, bahkan sampai jadi bhikkhuni pun, anak pengrajin itu masih mengejar2nya
Satu saat, bhikkhuni berhadapan dengan si anak pengrajin dan bertanya apa yg membuatnya tergila2 pada si bhikkhuni?
Anak pengrajin menjawab bhw mata si bhikkhuni sedemikian cemerlang, itulah yg membuatnya tergila2
Dengan tenang, bhikkhuni mencopot kedua matanya dan menyodorkan 2 bola mata yg penuh darah dan masih berdenyut itu ke arah si anak pengrajin dan berkata "jika mata ini yg membuatmu tergila2 padaku, silahkan diambil"
Si anak pengrajin langsung kabuuuur
Dr. Mon juga membahas mengenai kenyataan sesungguhnya yaitu citta, cetasika dan rupa yang muncul dan padam dengan sangat cepat setiap saat. Disebutkan sekitar 1.000 milyar kali dalam 1 detiknya (sangat cepat sekali yah
)
Proses muncul dan padam ini menandakan adanya 3 karakteristik yaitu impermanence (anicca), suffering (dukkha) dan non-self (anatta)
Apa yang tidak permanen, tidak memuaskan dan dengan adanya proses timbul tenggelam yg berlangsung sangat cepat, membuatnya menderita (dukkha).
Dan karena hanya merupakan proses timbul dan tenggelam, berarti tidak ada yang "permanen" seperti atta, jiwa, ego, orang. Inilah yang merupakan non-self/anatta
Bahasan selanjutnya masuk ke pembahasan Dhammacakka-pavattana Sutta dimana secara singkat isinya adalah bhw Panca Khandha (5 agregat) itulah dukkha
5 agregat terdiri dari :
1. Agregat dari kesatuan 28 jenis rupa (rupakhandha)
2. Agregat dari berbagai bentuk perasaan, yaitu vedana cetasika (vedanakhandha)
3. Agregat dari persepsi (sanna cetasika), terdiri dari persepsi mengenai bentuk, bau, suara, kesan fisik dan kesan mental (sanna-khandha)
4. Agregat dari perpaduan batin yang terdiri dari 50 cetasika selain vedana dan sanna (sankharakhandha)
5. Agregat dari kesadaran/citta, yang terdiri dari 89 atau 121 jenis kesadaran (vinnanakhandha)
Pikiran kita tertutup oleh faktor batin "moha", juga disebut dengan avijja.
Moha sering juga diterjemahkan dengan ignorance, yang membuat kita tidak tahu kondisi sesungguhnya dari objek indera, baik mahluk hidup ataupun tidak hidup
Karena kita tidak tahu kondisi yg sesungguhnya, membuat kita menganggap bhw segala sesuatu itu permanen (nicca), menyenangkan (sukha) dan eksis (atta)
Buddha menyebut utk tidak menilai dari penampilan luarnya saja namun ke bagian dalam dimana sesungguhnya jika fisik dipecah menjadi 32 bagian dan ditelaah setiap bagiannya, dapat dilihat bhw sesungguhnya setiap bagian itu adalah menjijikkan.
Ignorance/moha juga membuat 14 faktor batin yg tidak indah menjadi aktif. Yang paling buruk adalah Lobha/tanha/raga dimana sering diterjemahkan dengan greed, craving atau attachment.
Karena moha, membuat kita melihat objek indera begitu indah, menyenangkan sehingga kita selalu ingin pada objek itu. Sifat dari lobha adalah tidak pernah puas.
Buddha menyebutkan bhw walau seluruh kekayaan di dunia ini dikumpulkan, tidak akan bisa memuaskan keserakahan 1 orang
Ada 3 macam tanha yaitu :
- Kama-tanha yaitu kemelekatan akan kesenangan indera
- Bhava-tanha yaitu kemelekatan utk menjadi kembali
- Vibhava-tanha yaitu kemelekatan utk memusnahkan diri
Ada 10 kekotoran batin yang muncul yaitu :
1. Lobha/tanha/raga
2. Dosa/patigha
3. Moha/avijja
4. Mana
5. Ditthi
6. Vicikiccha
7. Thina
8. Uddhacca
9. Ahirika
10. Anottappa
Kesemua kekotoran batin ini adalah musuh laten di dalam diri kita, yang membuat kita mabuk dan lupa utk melakukan semua perbuatan baik. Semuanya membuat kita "tenggelam" dan terus terbawa dalam arus kelahiran yang berulang-ulang
Dhammapada 103 : Seorang prajurit mungkin mengalahkan musuh jutaan kali dalam peperangan. Namun seorang pahlawan adalah yg bisa mengalahkan kekotoran batinnya satu kali saja. Pahlawan yang mengalahkan semua kekotoran batin, adalah penakluk yg sesungguhnya