//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: antara berdana, meditasi dan orang pelit  (Read 10873 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
antara berdana, meditasi dan orang pelit
« on: 21 July 2010, 07:16:09 PM »
setahun yang lalu, saya mengalami kehidupan ekonomi yang sulit. Di tengah penderitaan hidup akibat terpuruknya ekonomi, saya tidak lupa untuk selalu bermeditasi. Paling tidak, meditasi ini dapat melepaskanku dari kegelisahan hidup yang berlebihan, membuat saya tetap tenang dan berpikir jernih walaupun kesusahan hidup menghimpit. Saya tidak bermaksud lari dari kehidupan dengan cara bermeditasi, tapi meditasi dapat saya jadikan sebagai tempat istirahat tubuh batin, setelah begitu lelahnya menghadapi sulitnya kehidupan. Setidaknya saya tidak mengalami mental yang stress. Faktanya, selama masa sulit tersebut, justru saya mengalami berbagai kemajuan yang besar dalam bermeditasi.

Kemudian, kehidupan ekonomi saya bangkit kembali. Kini kehidupan keluarga kami cukup baik. Saya telah mengambil beberapa proyek pekerjaan sebagia proyek yang waktunya tidak mengikat, mendapat cukup banyak order pemrograman dan mendapat jabatan baru di kantor sebagai Tata Usaha. Anggota keluarga pun tampak mengalami kegembiraan karena terpenuhinya kebutuhan hidup. Dan dalam keadaan hidup yang menyenangkan ini, sayapun tak lupa untuk selalu bermeditasi.

Hari ini sepulang bekerja, hati saya cukup riang dan berpikir, "uh… betapa menyenangkannya pekerjaanku, sangat sesuai dengan bidang keahlianku, seturut dengan bakatku, dan aku mencintai pekerjaanku." Bahkan atasan pun gembira, karena aku dipandang berprestasi dan mampu melakukan terobosan-terobosan baru yang bermanfaat bagi lembaga. Pujianpun datang dari sana sini. Tampaknya hal itu bisa menimbulkan kemelekatan di dalam diriku.

Di sore hari ini, saya bisa melakukan banyak hal yang menyenangkan bersama anak-anak, pergi ke mall, nonton bioskop, bersepeda bersama, atau sekedar bersantai ria di ruang tamu. Tapi, saya tidak memilih melakukan hal yang dianggap menyenangkan tersebut. Sebaliknya, saya memilih masuk ke dalam kamar sendirian, mematikan lampu dan bermeditasi.

Setelah satu jam bermeditasi, terasa olehku bahwa aku tidak mengalami banyak kemajuan. Kemurungan mulai muncul. Keriangan menjadi hilang. Dan ketika meditasi telah lebih dari 2 jam, mulai muncul pemikiran di dalam batinku, "aku telah banyak menyia-nyiakan waktu dengan duduk meditasi ini. Apa artinya duduk berjam-jam dengan memperhatikan nafas keluar masuk keluar masuk, tak tentu akhirnya, dan tak jelas hasilnya."

lalu, aku menyudahi meditasi dan merenung sendiri, "mengapa aku harus menyulitkan diri dan membuat masalah dalam hidup dengan cara bermeditasi. Hidupku sudah cukup baik, menyenangkankan, dan dengan uang yang kumiliki, aku bisa membeli banyak hal yang menyenangkan di dunia ini. Lalu kenapa aku menyusahkan diri dengan duduk menyendiri di kamar ini?"

lalu ku jawab sendiri pertanyaan itu. "ya, di dunia ini banyak hal yang menyenangkan. Dan ku tau, semua hal yang menyenangkan itu adalah potensi bagi penderitaan, seperti pegas atau seperti anak panah yang ditekan pada tali busurnya. Semakin keras menariknya, maka akan semakin kencang panah itu melesat menuju pada penderitaan. Oleh karena itu, aku tidak dapat membiarkan diriku terlena di dalam kesenangan hidupku, aku tidak akan bersenang-senang walaupun aku bisa melakukannya."

lalu terpikir olehku, "mungkinkah, sulitnya aku mengalami kemajuan dalam meditasi saat ini, justru karena aku mengalami hidup yang menyenangkan? Kenapa dulu, sewaktu aku mengalami kehidupan yang sulit, justru aku mudah mengalami kemajuan di dalam meditasi? Apakah justru kesulitan hidup itulah yang menjadi kekuatan bagiku untuk bisa mengembangkan batin melalui meditasi? Ya mungkin begitu."

aku juga teringat tentang prinsip landasan konsentrasi, bahwasannya konsentrasi itu memerlukan landasan. Meditasi sulit berkembang, karena konsentrasi sulit berkembang. Konsentrasi sulit berkembang karena mungkin landasannya lemah. Dan apa yang menjadi landasan konsentrasi ini? Yakni moralitas. Karena mengingat prinsip ini, berarti tidak seharusnya aku memaksakan untuk terus duduk bermeditasi bila meditasi sulit mengalami kemajuan. Sebaliknya, aku harus melatih dan mengembangkan moralitas di dalam kehidupan. Dan prinsip lain mengatakan "seseorang yang tidak dapat mengendalikan tubuhnya, maka ia tidak akan dapat mengendalikan pikirannya." dan latihan moralitas adalah latihan kedisiplinan tubuh. Dan latihan kedisiplinan tubuh ini merupakan latihan pengendalian tubuh. Dan latihan pengendalian tubuh merupakan langkah awal dari latihan pengendalian pikiran."

di dalam budhisme dikenal dengan tiga unsur, Sila Samadhi Panna. Dalam sebuah sutta, saya pernah membaca bahwa sang Budha bersabda, "Sila menjadi samadhi, dan samadhi menjadi panna. Panna menjadi samadhi, dan samadhi menjadi sila". Dan berdana merupakan bagian dari sila. Rupanya, berdana itu juga dapat menolong kita dalam mengembangkan batin di dalam meditasi. Mmh… tapi rupanya untuk berdana, aku termasuk "orang yang pelit". Menyadari bahwa diriku termasuk "orang yang pelit" aku merasa takut. Karena pelit berarti tanda kemelekatan di dalam diriku masih kuat. Dan di dalam sutta-sutta, sang Budha menjelaskan bahwa orang yang pelit, kelak akan menjadi orang miskin sebagai buah karma nya. Owh.. Sungguh menakutkan. Karena aku takut menjadi orang yang miskin. Tapi bukankah rasa takut menjadi orang yang miskin ini juga merupakan tanda kemelekatan? Maka, apakah aku akan berdana karena terdorong oleh kemelekatan? Dan aku juga tidak tau, apakah aku bekerja karena takut miskin, atau karena hal lainnya? Pemikiran ini pula yang akhirnya membuatku tetap menjadi "orang pelit". Terlebih lagi, mungkin aku trauma, karena dulu aku telah jatuh miskin, karena kata istriku aku terlalu dermawan ke sesama, menolong banyak orang sampai membuat hidup keluargaku sendiri menjadi sengsara. Tapi ketika aku jatuh miskin, tak seorangpun datang untuk menolong. Semua itu telah mengajariku agar aku tetap menjadi orang yang pelit.

Sampai saat ini, aku telah melihat "jalan kebenaran" seperti jalan-jalan diperkotaan yang rumit, bersaling silang, berliku-liku dan bisa menyesatkan orang kampung yang baru datang. Aku tidak tau dengan pasti, jalan mana yang harus ku tempuh untuk sampai pada suatu tujuan yang kuharapkan. Semuanya hanyalah "coba kulakukan". Banyak orang memberi petunjuk, tapi setelah dipraktikan, ternyata tidak selau benar. Bahkan justru banyak yang menyesatkan. Membuat aku tidak percaya lagi pada kata-kata orang. Dan aku berusaha sendiri untuk mencarinya.

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: antara berdana, meditasi dan orang pelit
« Reply #1 on: 21 July 2010, 07:48:01 PM »
Artikel yang sangat bagus!

Rupanya, berdana itu juga dapat menolong kita dalam mengembangkan batin di dalam meditasi. Mmh… tapi rupanya untuk berdana, aku termasuk "orang yang pelit". Menyadari bahwa diriku termasuk "orang yang pelit" aku merasa takut. Karena pelit berarti tanda kemelekatan di dalam diriku masih kuat. Dan di dalam sutta-sutta, sang Budha menjelaskan bahwa orang yang pelit, kelak akan menjadi orang miskin sebagai buah karma nya. Owh.. Sungguh menakutkan. Karena aku takut menjadi orang yang miskin. Tapi bukankah rasa takut menjadi orang yang miskin ini juga merupakan tanda kemelekatan? Maka, apakah aku akan berdana karena terdorong oleh kemelekatan? Dan aku juga tidak tau, apakah aku bekerja karena takut miskin, atau karena hal lainnya? Pemikiran ini pula yang akhirnya membuatku tetap menjadi "orang pelit". Terlebih lagi, mungkin aku trauma, karena dulu aku telah jatuh miskin, karena kata istriku aku terlalu dermawan ke sesama, menolong banyak orang sampai membuat hidup keluargaku sendiri menjadi sengsara. Tapi ketika aku jatuh miskin, tak seorangpun datang untuk menolong. Semua itu telah mengajariku agar aku tetap menjadi orang yang pelit.



Berkaitan dengan pernyataan yang saya kutip di atas, Sang Buddha pernah mengatakan ada beberapa alasan mengapa seseorang berdana. Satu di antaranya adalah seseorang berdana karena ingin terlahir di alam bahagia. Jika bro Deva19 takut miskin, justru sesuai dengan hukum sebab akibat, berdana merupakan jalan untuk memperoleh kebahagiaan di kehidupan mendatang. Namun demikian, di lain pihak, bro Deva19 juga mempertanyakan dalam dirinya sendiri apakah jika bro berdana hanya semata-mata takut buah karma, bukankah itu juga kemelekatan? Anda sangat benar. Berdana dengan tujuan supaya terlahir di alam sorga atau pun supaya tidak miskin di kehidupan mendatang merupakan bentuk kemelekatan yang harus diwaspadai. Oleh karena itu, Sang Buddha juga menjelaskan bahwa ada beberapa orang yang berdana karena ingin memperindah pikiran (for the beauty of mind). Orang yang mempraktikkan dana demikian tahu bahwa melalui berdana, pikirannya akan mudah melepas, tidak terbebani, dan tidak akan mudah menderita meskipn suatu saat harus  kehilangan apa yng dimilikinya. Ia tahu bahwa praktik berdana juga membantunya dalam meditasi yang mana dalam praktiknya seseorang harus melepas segala beban mental. Praktik berdana yang berbasis pada pengertian bahwa dana adalah cara untuk memperindah pikiran adalah praktik dana yang paling dipuji dlm ajaran Buddha. Saya melihat bahwa bro Deva19 juga sadar bahwa dana sangat membantu dalam meditasi. Ini juga merupakn pengertian bahwa praktik ini mendukung untuk memperindah pikiran. Jika memang Deva19 takut bahwa berdana dengan tujuan supaya tidak miskin hanya menambah kekotoran batin, akan lebih baik jika praktik ini dialihkan semata-mata untuk memperindah pikiran. Justru lebih terpuji dan bermanfaat!

Mettacittena.

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: antara berdana, meditasi dan orang pelit
« Reply #2 on: 21 July 2010, 08:42:04 PM »
bagus
Samma Vayama

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: antara berdana, meditasi dan orang pelit
« Reply #3 on: 21 July 2010, 09:08:12 PM »
berdanalah sesuai kemampuan.
Atau berdanalah dengan spontan
atau berdanalah dengan memprogramkan aktivitas berdana dengan cara menyisihkan xx% penghasilan
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: antara berdana, meditasi dan orang pelit
« Reply #4 on: 21 July 2010, 09:17:19 PM »
berdanalah sesuai kemampuan.
Atau berdanalah dengan spontan
atau berdanalah dengan memprogramkan aktivitas berdana dengan cara menyisihkan xx% penghasilan

perbandingan berdana ke vihar, dengan memberi makan gelandangan yang kelaparan, mana yang lebih baik?

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: antara berdana, meditasi dan orang pelit
« Reply #5 on: 21 July 2010, 09:33:36 PM »
berdanalah sesuai kemampuan.
Atau berdanalah dengan spontan
atau berdanalah dengan memprogramkan aktivitas berdana dengan cara menyisihkan xx% penghasilan

perbandingan berdana ke vihar, dengan memberi makan gelandangan yang kelaparan, mana yang lebih baik?
imo seh bro..
gak usah dibanding2kan seh..
tapi kalau pribadi.. gelandang kayaknya lebih baik.. karena bisa saja kita tak beri dia makan.. dia bisa mati kelaparan saat itu juga..

btw nice post bro.. tapi bro tetep ingat ya.. udah berumah tangga.. walau suka meditasi.. itu bagus.. tapi jangan ampe telantarin keluarga juga.. :)
kalau misal anak2 udah gede.. dan bisa mandiri.. kalau bro masih pengen menyendiri.. itu seh silakan aja.. karena tanggung jawab bro udah cukup kayaknya..
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: antara berdana, meditasi dan orang pelit
« Reply #6 on: 21 July 2010, 09:36:48 PM »
pengen tau aja,

dapatkah kita mengembangkan kebijaksaan tanpa bermeditasi?

lebih jauhnya, apakah nibbana dapat direalisasi tanpa praktik meditasi formal?

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: antara berdana, meditasi dan orang pelit
« Reply #7 on: 21 July 2010, 09:41:18 PM »
kayaknya seh tidak ya (jawaban orang awam banget ^:)^ )

tapi IMO ya.. CMIIW mencapai nibbana itu mirip kuliah ..

anggap misal mata kuliah X ada prasyarat mata kuliah A misalnya yang harus diambil..
jadi tanpa mata kuliah A, mata kuliah X gak bisa diambil..

begitu juga dengan realisasi nibbana.. walau dengan meditasi (mata kuliah X) bisa merealisasikan nibbana..
tapi kita juga perlu menjaga sila sebagai mata kuliah A. singkat kata ya prasyarat lah..

lalu apakah dengan menjaga sila dapat merealisasikan nibbana.. IMO.. tidak.. paling tinggi mungkin hanya alam surga

ini sekedar pendapat pribadi.. CMIIW
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: antara berdana, meditasi dan orang pelit
« Reply #8 on: 21 July 2010, 09:48:57 PM »
pengen tau aja,

dapatkah kita mengembangkan kebijaksaan tanpa bermeditasi?

lebih jauhnya, apakah nibbana dapat direalisasi tanpa praktik meditasi formal?
meditasi itu bukan duduk diam dan liat nafas
meditasi itu bukan visualize someting.

Tp meditasi itu tindakan dalam dunia nyata...

Menjadi bijak tanpa mengamati itu tidak mungkin. Jika bisa? tlg di share....

Berangan2 ke nibanna tanpa meditasi formal.... inilah si aku lg menginginkan yg enak2 nya.
Samma Vayama

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: antara berdana, meditasi dan orang pelit
« Reply #9 on: 21 July 2010, 09:49:38 PM »
saya pikir, sila samadhi dan panna itu tidak terpisahkan. tapi selama ini, saya mengenali samadhi sebagai suatu kondisi batin yang terjadi ketika bermeditasi. apakah samadhi juga bisa terjadi diluar meditasi formal? kalau menurut pendapat saya sih, samadhi bisa terjadi di luar meditasi formal. bagaimana menurut pendapat anda?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: antara berdana, meditasi dan orang pelit
« Reply #10 on: 21 July 2010, 09:51:08 PM »
pengen tau aja,

dapatkah kita mengembangkan kebijaksaan tanpa bermeditasi?

lebih jauhnya, apakah nibbana dapat direalisasi tanpa praktik meditasi formal?

ada 3 jenis kebijaksanaan:

1. Suttamaya Panna: kebijaksanaan yg berasal dari pembelajaran, diskusi, dll
2. Cintamaya Panna: kebijaksanaan yg berasal dari praktik.
3. Bhavanamaya Panna: kebijaksanaan yg berasal dari meditasi. -> ini yg tertinggi

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: antara berdana, meditasi dan orang pelit
« Reply #11 on: 21 July 2010, 09:55:06 PM »
lebih baik, definisikan dulu, meditasi formal itu apa? yg seperti apa?
Samma Vayama

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: antara berdana, meditasi dan orang pelit
« Reply #12 on: 21 July 2010, 10:17:28 PM »
lebih baik, definisikan dulu, meditasi formal itu apa? yg seperti apa?

maksudnya, meditasi formal itu praktik meditasi dengan cara duduk diam, tak bergerak-gerak, dengan memusatkan perhatian pada nafas dan 4 landasan perhatian murni. yah, mungkin seperti yang dilakukan di pusat-pusat latihan meditasi itu.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: antara berdana, meditasi dan orang pelit
« Reply #13 on: 21 July 2010, 10:22:17 PM »
lebih baik, definisikan dulu, meditasi formal itu apa? yg seperti apa?

maksudnya, meditasi formal itu praktik meditasi dengan cara duduk diam, tak bergerak-gerak, dengan memusatkan perhatian pada nafas dan 4 landasan perhatian murni. yah, mungkin seperti yang dilakukan di pusat-pusat latihan meditasi itu.

dalam melakukan kegiatan sehari2, kita tidak terlepas dari 4 postur duduk, berdiri, berjalan dan berbaring. Jika kita bisa mempertahankan perhatian dalam ke empat postur itu, termasuk pada saat melakukan gerakan seperti mengambil makanan dengan sendok, mengunyah, menelan, dsb, maka berarti kita sudah melaksanakan 4 Satipatthana, tanpa harus melalui retreat formal. IMO, dengan cara ini juga dapat mencapai Nibbana, walaupun akan jauh lebih sulit daripada melalui retreat formal, karena gangguannya juga pasti jauh lebih besar

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: antara berdana, meditasi dan orang pelit
« Reply #14 on: 21 July 2010, 10:26:10 PM »
 [at] ^, tapi nikmat yooo

aduh... aduh.. dan aduh...

akakakka
Samma Vayama

 

anything