Re: [samaggiphala] Mengapa sedikit sekali umat Buddha ikut retret MMD? (2/2)
Pak Hud, yg ikut dari kalangan islam dan ka****k [at] berapa org?
On 6/23/10, Hudoyo Hupudio <hudoyo [at] ...> wrote:
> RIKY LIAU:
> [at] Titin "Riky, mohon maaf saya masih kurang mengerti, tolong dijelaskan,
> jadi mahasatipatthana sutta itu otentik atau tidak?...
> mohon penjelasannya."
>
> = Otentik dalam hal keseluruhan teks pali atau otentik dalam ketentuan
> dalam menjadi "jalan" menuju pembebasan akhir?
>
> dalam satipattana sutta,saya hanya menemukan sampai saat ini,hanya
> didalam Digha Nikaya 16 tercantum kata -kata "satu-satu"nya
> jalan,diluar sutta tersebut,saya belum sanggup atau belum menemukan
> ringkasan pernyataan Buddha lainnya soal "satu-satu"nya jalan..
>
> jadi menurut penalaran Anda sendiri,apakah "relevan" Buddha mengclaim
> suatu meditasi atau suatu cara atau suatu metode sebagai
> "satu-satu"nya jalan?
>
>
> RIKY LIAU:
> "Di mana, ada link-nya? Ayah mau baca.
"
>
> = haha,hanya sindirian penyerangan pribadi dari "mantan MOD" forum
> Buddhist,yang tidak berkompenten didalam diskusi dhamma..
>
> "Ketika berdebat tentang Kalama-sutta, Sumedho Benny sering berkilah
> untuk menggunakan 'asas praduga tak bersalah"; artinya sutta-sutta itu
> harus dianggap benar, lalu dibuktikan dengan ehipassiko. Kalau begitu
> caranya, jelas tidak ada sutta yg palsu, akhirnya semuanya benar.
>
> Padahal, Kalama-sutta tidak mengajarkan demikian; Kalama-sutta tidak
> mulai dengan 'asas praduga tak bersalah'. Justru kalau dibandingkan
> dengan praktik hukum, Kalama-sutta menggunakan 'pembuktian terbalik',
> seperti pembuktian kasus korupsi.
>
> Kalama-sutta mulai dengan "JANGAN BERPEGANG pada kitab suci, pada guru
> ... dll". Lalu, ujilah dalam pengalaman batinmu sendiri: kalau
> bermanfaat, ambillah; kalau tidak bermanfaat (merugikan), buanglah.
>
> Dengan demikian akan muncul banyak sutta-sutta yg ternyata palsu."
>
>
= Kebetulan sekali,semalam ada acara gathering,yang saya hadiri,acara
> ini turut serta diikuti oleh Benny selaku pendiri DC,kebetulan dari
> sana saya mengetahui benny wu secara langsung..
>
> dari acara makan tersebut,saya mengajukan 2 hal :
>
> 1.Mengapa MMD ditolak sebagai meditasi Buddhisme dan dicap sesat?
>
> 2.Mengapa Umat Buddhisme ngotot Hasta Ariya Magga sebagai
> "satu-satu"nya jalan..
>
> akhirnya ,saya mendapatkan jawaban yang "sungguh tidak
> memuaskan",mungkin karena masalah waktu,dan banyaknya orang yang
> datang,sehingga diskusi tidak berjalan dengan baik..
>
> saya hanya mendengar sedikit pernyataan Sumedho,berkaitan dengan
> pertanyaan 1 saya,Sumedho berkata,"yang salah adalah pernyataan Pak
> Hudoyo soal MMD adalah yang paling benar dan yang lainnya salah.."
>
> selebihnya saya hanya mendengar pujian-pujian ditujukan kepada Pak
> Hudoyo,sungguh diskusi yang mengecewakan bagi saya..>
> "Bagi ayah, satu-dua daun Simsapa saja sudah cukup selama itu bisa
> membebaskan dari si aku; tidak perlu menghafal seluruh daun Simsapa yg
> ada di 'hutan" Tipitaka."
>
> = benar,bahwa cukup dengan satu sutta atau 1 bait syair untuk
> membebaskan kita dari belenggu pandangan ini,tetapi untuk membuktikan
> keotentikan suatu sutta,kemudian daripada itu untuk mencari "korelasi"
> antara 1 sutta dengan sutta lainnya,sangat dibutuhkan pengetahuan
> tentang sutta yang lebih luas..
>
> "Memang, mendengar (suta-maya-panna) saja hampir tidak ada gunanya
> sama sekali. Selain itu perlu mengkaji, merenungkan
> (cinta-maya-panna), dan yg terpenting: merealisasikan dalam batin
> sendiri (bhavana-maya-panna)."
>
> = pariyatti,patipati,pativedha?
>
>
> HUDOYO HUPUDIO:
> [at] Riky: <<dalam satipattana sutta,saya hanya menemukan sampai saat
> ini,hanya didalam Digha Nikaya 16 tercantum kata -kata "satu-satu"nya
> jalan,diluar sutta tersebut,saya belum sanggup atau belum menemukan
> ringkasan pernyataan Buddha lainnya soal "satu-satu"nya jalan..>>
>
> Pada bagian awal Maha-sati-patthana-sutta (Digha Nikaya 22), Buddha
> menyatakan: "Ekayano ayam, bhikkhave, maggo ..."
>
> Dahulu, para penerjemah secara tradisional menerjemahkan 'ekayano
> maggo' sebagai "the only way", atau "satu-satunya jalan".
>
> Tetapi sekarang disadari bahwa pengertian 'satu-satunya jalan' ini
> berbau eksklusivisme. Dan itu tidak sejalan dengan kenyataan di
> masyarakat Buddhis --dan bahkan mungkin juga di luar Buddhisme-- bahwa
> ada banyak jalan menuju pembebasan. Misalnya, Zen, nianfo (aliran
> Sukhavati), dzogchen dari Vajrayana dsb.
>
> Oleh karena itu, Bhikkhu Thanissaro (seorang Barat yg menjadi bhikkhu
> dan banyak menerjemahkan ulang sutta-sutta) menerjemahkan 'ekayano
> maggo' dengan 'the direct path' ('jalan langsung', 'jalan lurus'),
> bukan "satu-satunya jalan." [Lihat: Access to Insight,
>
http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/dn/dn.22.0.than.html]
>
> *****
>
> The Blessed One said this: "This is the direct path for the
> purification of beings, for the overcoming of sorrow & lamentation,
> for the disappearance of pain & distress, for the attainment of the
> right method, & for the realization of Unbinding ? in other words, the
> four frames of reference."
> [terjemahan Thanissaro Bhikkhu, Access to Insight]
>
> Sang Bhagava mengatakan ini: "Inilah JALAN LANGSUNG/JALAN LURUS bagi
> penyucian makhluk-makhluk, bagi penaklukan kesedihan & ratap tangis,
> bagi lenyapnya kesakitan & penderitaan, bagai pencapaian cara yg
> benar, dan bagi realisasi nibbana -- dengan kata lain, empat kerangka
> acuan."
>
> Bhagavaa etadavoca: "Ekaayano aya.m, bhikkhave, maggo sattaana.m
> visuddhiyaa, soka-paridevaana.m samatikkamaaya, dukkha-domanassaana.m
> attha.ngamaaya, ~naayassa adhigamaaya, nibbaanassa sacchikiriyaaya,
> yadida.m cattaaro satipa.t.thaanaa."
> [Maha-satipatthana-sutta, Digha Nikaya, 22]
>
>
> HUDOYO HUPUDIO:
> [at] Riky: <<"mantan MOD" forum Buddhist>>
>
> Siapa "siapa mantan mod" DC? Mengapa tidak jadi mod lagi?
>
>
> HUDOYO HUPUDIO:
> [at] Riky: <<= ..., tetapi untuk membuktikan keotentikan suatu
> sutta,kemudian daripada itu untuk mencari "korelasi" antara 1 sutta
> dengan sutta lainnya,sangat dibutuhkan pengetahuan tentang sutta yang
> lebih luas..>>
>
> Silakan saja, kalau memang punya waktu senggang untuk belajar sutta.
> Bagi ayah, pembebasan adalah puncaknya, bukan sutta. Apalagi kalau
> pembebasan itu belum tuntas, perlu dikembangkan lebih lanjut.
>
>
> MAS WIYANTO:
> kalo saya melihatnya, umat budha di Indonesia kan lebih sedikit di
> banding umat muslim dan kr****n, jadi wajar sj jika umat budha yg ikut
> lebih sedikit, kenapa umat non budhis lebih banyak, lha umat non
> budhis kan juga sama2 manusia yang haus akan kedamaian dan kebutuhan
> batiniah, jd ketika ada yg menawarkan kebutuhan batiniah tersebut
> mereka datang untuk mencoba mencari di MMD... meskipun mungkin juga
> banyak jalan yg lainnya...
>
>
> HUDOYO HUPUDIO:
> [at] Riky: <<dalam satipattana sutta,saya hanya menemukan sampai saat
> ini,hanya didalam Digha Nikaya 16 tercantum kata -kata "satu-satu"nya
> jalan,diluar sutta tersebut,saya belum sanggup atau belum menemukan
> ringkasan pernyataan Buddha lainnya soal "satu-satu"nya jalan..
> jadi menurut penalaran Anda sendiri,apakah "relevan" Buddha mengclaim
> suatu meditasi atau suatu cara atau suatu metode sebagai
> "satu-satu"nya jalan?>>
>
> Sutta lain di mana SE0LAH-OLAH Buddha mengeluarkan pernyataan bernada
> eksklusif ("ajaranku benar, ajaran lain salah") adalah di
> Maha-parinibbana-sutta (Digha Nikaya, 16). Di dalam paragraf yg
> terkenal dengan nama "Aum Singa Buddha Gotama", ia SEOLAH-OLAH berkata:
>
> And the Blessed One said, "In any doctrine & discipline where the
> noble eightfold path is not found, no contemplative of the first...
> second... third... fourth order [stream-winner, once-returner,
> non-returner, or arahant] is found. But in any doctrine & discipline
> where the noble eightfold path is found, contemplatives of the
> first... second... third... fourth order are found. The noble
> eightfold path is found in this doctrine & discipline, and right here
> there are contemplatives of the first... second... third... fourth
> order. Other teachings are empty of knowledgeable contemplatives. And
> if the monks dwell rightly, this world will not be empty of arahants."
> [terjemahan Thanissaro Bhikkhu,
>
http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/dn/dn.16.5-6.than.html]
>
> RINGKASAN:
> Sang Bhagava berkata: "Di ajaran mana pun yg tak mengandung Jalan
> Mulia Berunsur Delapan (JMB), tidak ada orang yg bebas (Sotapana s.d.
> Arahat). Tetapi di ajaran mana pun yg mengandung JMB8, ada orang yg
> bebas. JMB8 ADA DI AJARANKU INI, DAN DI SINI ADA ORANG YG BEBAS.
> AJARAN-AJARAN LAIN KOSONG DARI ORANG YG BEBAS. Dan bila para bhikkhu
> hidup dengan benar, dunia ini tidak akan kosong dari arahat."
>
> Ayah tidak percaya bahwa paragraf ini datang dari mulut Buddha.
> Menurut perkiraan ayah, paragraf ini disisipkan ke dalam
> Maha-parinibbana-sutta oleh para bhikkhu penghafal Tipitaka yg belum
> arahat, saking baktinya kepada Buddha Dhamma sehingga bersikap
> eksklusif.
>
> ***
>
> Bhagavaa etadavoca: "Yasmi.m kho, Subhadda, dhammavinaye ariyo
> a.t.tha.ngiko maggo na upalabbhati, sama.no pi na upalabbhati, dutiyo
> pi tattha sama.no na upalabbhati, tatiyo pi tattha sama.no na
> upalabbhati, catuttho pi tattha sama.no na upalabbhati. Yasmi~nca kho,
> Subhadda, dhammavinaye ariyo a.t.tha.ngiko maggo upalabbhati, sama.no
> pi tattha upalabbhati, dutiyo pi tattha sama.no upalabbhati, tatiyo pi
> tattha sama.no upalabbhati, catuttho pi tattha sama.no upalabbhati.
> Imasmi.m kho, Subhadda, dhammavinaye ariyo a.t.tha.ngiko maggo
> upalabbhati. Idhe va subhadda sama.no, idha dutiyo sama.no, idha
> tatiyo sama.no idha catuttho sama.no. Su~n~naa parappavaadaa sama.nehi
> a~n~ne. Ime ca, Subhadda, bhikkhuu sammaa vihareyyu.m asu~n~no loko
> arahantehi assaa'ti."
>
>
> HUDOYO HUPUDIO:
> [at] Mas Wiyanto: Ya, itu suatu penjelasan juga. Dan itu mungkin lebih
> relevan bila MMD ini diadakan di suatu tempat yg NETRAL, bukan di
> sebuah vihara, sehingga pesertanya sedikit banyak mencerminkan
> proporsi penganut agama--agama di Indonesia.
>
> Karena MMD diadakan di sebuah vihara Buddha yg sangat terkenal (Vihara
> Mendut), aspek itu saja tidak bisa menjelaskan mengapa umat Buddha yg
> mengikuti retret MMD sangat sedikit.
>
> Apalagi kalau diingat bahwa, menurut Rekan Sastra Wijaya, dalam retret
> yg dibimbing oleh bhikkhu dari luar negeri, perbandingannya terbalik,
> 6 : 1, mayoritas pesertanya umat Buddha.
>
>
> MAS WIYANTO:
> ok lah romo, tp perlu di ingat kebanyakan yg mengikuti retret MMD itu
> tahu info dari internet lho romo..dan kebanyakan pengguna internet dan
> friendlist romo itu org muslim lho disamping itu tulisan2 romo itu
> tidak pernah membedakan antara agama, tp lebih ke subtansi batin
> manusia lepas dr agama apapun, tanpa hrs seseorang masuk budha orang
> bisa berlatih MMD, jd universal ajarannya, trs dr wejangan bhante
> vanna pun tidak membedakan agama apapun yg ikut retret.. jd wajar jika
> pemeluk agama lain dan dalam kondisi dahaga batinnya dan para pencari
> atau pejalan tertarik dengan MMD, saya hanya berharap MMD akan terus
> ada dan berkembang exis dalam menyebarkan kesadaran...
>
>
> RIKY LIAU:
> "Siapa "siapa mantan mod" DC? Mengapa tidak jadi mod lagi?"
>
> = Karena semua MOD dan GLOMODnya dinonaktifkan..
>
> "Silakan saja, kalau memang punya waktu senggang untuk belajar sutta.
> Bagi ayah, pembebasan adalah puncaknya, bukan sutta. Apalagi kalau
> pembebasan itu belum tuntas, perlu dikembangkan lebih lanjut."
>
> = saya tidak berani mengejar suatu kesadaran..
>
> "
> Sutta lain di mana SE0LAH-OLAH Buddha mengeluarkan pernyataan bernada
> eksklusif ("ajaranku benar, ajaran lain salah") adalah di
> Maha-parinibbana-sutta (Digha Nikaya, 16). Di dalam paragraf yg
> terkenal dengan nama "Aum Singa Buddha Gotama", ia SEOLAH-OLAH berkata:
>
> And the Blessed One said, "In any doctrine & discipline where the
> noble eightfold path is not found, no contemplative of the first...
> second... third... fourth order [stream-winner, once-returner,
> non-returner, or arahant] is found. But in any doctrine & discipline
> where the noble eightfold path is found, contemplatives of the
> first... second... third... fourth order are found. The noble
> eightfold path is found in this doctrine & discipline, and right here
> there are contemplatives of the first... second... third... fourth
> order. Other teachings are empty of knowledgeable contemplatives. And
> if the monks dwell rightly, this world will not be empty of arahants."
> [terjemahan Thanissaro Bhikkhu,
>
http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/dn/dn.16.5-6.than.html]"
> = sama seperti jawaban saya kepada Saudari Titin,bahwa hanya tercantum
> dalam DN 16 saja..
>
> apakah ada tulisan yang mengclaim seperti itu diluar DN 16?saya belum
> menemukannya,jadi saya sangat meragukan Hasta Ariya Magga ,apalagi DN
> 16,mahaparinibbana sutta..
>
> tetapi ya semuanya kembali pada "penalaran" masing-masing..
>
>
> TITIN NINGSIH:
> Riky: <<jadi menurut penalaran Anda sendiri,apakah "relevan" Buddha
> mengclaim suatu meditasi atau suatu cara atau suatu metode sebagai
> "satu-satu"nya jalan?>>
>
> Sdr. Riky, seandainya JMB8 bukanlah satu2nya jalan,
> dan ada jalan lainnya untuk mencapai pencerahan, misalnya melalui
> Bahiya Sutta dan Mulapariyaya Sutta (praktik MMD), bolehkah saya
> meminta buktinya bahwa MMD dapat menghasilkan sotapanna, sakadagami,
> anagami dan arahat pada jaman sekarang ini, dengan kualitas manusia di
> jaman ini secara umum?
> (untuk menghemat waktu diskusi, jika memungkinkan tolong dijawab hanya
> dengan "ya" atau "tidak")
> Terima kasih sebelumnya.
>
>
> HUDOYO HUPUDIO:
> [at] Mas Wiyanto: Ya, saya setuju; itu karakteristik dari MMD.
>
> Namun, saya tetap berharap, bahwa berangsur-angsur akan semakin banyak
> umat Buddha yg menjadi tipis debu yg menutupi matanya.
>
>
> HUDOYO HUPUDIO:
> [at] Riky: <<Karena semua MOD dan GLOMODnya dinonaktifkan..
>>
>
> Oh, ini kabar baru buat ayah. Jadi siapa sekarang glomod-nya? Sumedho
> sendirian?
>
> Apakah setelah itu diskusi-diskusi menjadi lebih bermutu, tidak ada
> lagi saling serang pribadi?
>
> ***
>
> <<saya tidak berani mengejar suatu kesadaran..>>
>
> sadar itu jangan dikejar. Orang tidak mungkin bilang, "Saya mau sadar."
>
> Ketika orang berada di tataran pikiran/aku, memang bisa beraspirasi,
> bercita-cita untuk mencapai sadar, sampai tuntas.
>
> Tapi begitu mulai menyadari badan & batin ini, seluruh cita-cita,
> harapan dsb ikut tersadari sehingga runtuh.
>
http://groups.yahoo.com/group/samaggiphala/message/88431=============================================================
ternyata benny wu mengecewakan