//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: ketawa akhir pekan  (Read 202275 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: ketawa akhir pekan
« Reply #255 on: 15 December 2012, 10:27:02 AM »
:'( mengapa oh mengapa... aku selalu telat...

 :)) :)) :))   better late than never  ;D
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: ketawa akhir pekan
« Reply #256 on: 17 December 2012, 12:27:47 PM »

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Ancient Black Pegasus tatoo
« Reply #257 on: 19 December 2012, 11:35:08 AM »
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Ancient Black Pegasus tatoo
« Reply #258 on: 19 December 2012, 01:36:01 PM »

Usia tukang tattoonya ini tinggal hanya sampai saat gambar tatonya selesai.   :)) :))
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline Hendra Tan

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 412
  • Reputasi: 5
  • Gender: Male
  • Keep Calm, Soft, Pray, Spirit & Smile In My Life
Re: Ancient Black Pegasus tatoo
« Reply #259 on: 19 December 2012, 02:36:29 PM »
Usia tukang tattoonya ini tinggal hanya sampai saat gambar tatonya selesai.   :)) :))
Selebihnya amsyiong yah :whistle:

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Ancient Black Pegasus tatoo
« Reply #260 on: 19 December 2012, 02:53:17 PM »
Usia tukang tattoonya ini tinggal hanya sampai saat gambar tatonya selesai.   :)) :))
:))
udah pegel, hasilnya malah mengecewakan :hammer:
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Ancient Black Pegasus tatoo
« Reply #261 on: 19 December 2012, 04:08:00 PM »
:))
udah pegel, hasilnya malah mengecewakan :hammer:

Bukan pegelnya yg mengakibatkan terjadinya Panatipata, melainkan gambar anak TK yg ga bisa dihapus seumur hidup itu.  :)) :))
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: ketawa akhir pekan
« Reply #262 on: 19 December 2012, 11:53:15 PM »
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Ancient Black Pegasus tatoo
« Reply #263 on: 20 December 2012, 09:31:41 AM »
Bukan pegelnya yg mengakibatkan terjadinya Panatipata, melainkan gambar anak TK yg ga bisa dihapus seumur hidup itu.  :)) :))
;D
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Apakah Stress itu ???
« Reply #264 on: 25 December 2012, 09:13:50 AM »
Stress itu adalah....... baca baik-baik..

Saat Anda memberikan tumpangan untuk seorang gadis cantik, kemudian dia pingsan di dalam mobil Anda. Dan Anda membawanya ke rumah sakit.
Itu membuat Anda STRESS!


Saat di rumah sakit dokter mengatakan dia hamil & mengucapkan selamat kepada Anda “bahwa Anda akan menjadi seorang ayah”. Lalu anda mengatakan bahwa Anda bukanlah ayah si bayi, tetapi gadis itu berkata bahwa Andalah ayah si bayi.
Anda Semakin STRESS!


Kemudian Anda meminta tes DNA untuk membuktikan bahwa Anda bukan ayah si bayi, tetapi gadis itu tetap bersikeras bahwa itu Anda.
Anda mulai Sangat STRESS!


Setelah tes DNA, Dokter mengatakan bahwa Anda bukanlah ayah si bayi, karena Anda tidak bisa menjadi ayah disebabkan Anda mandul.
Hasil itu membuat Anda sedikit lega, sekaligus Bertambah STRESS!


Saat perjalanan pulang ke rumah, Anda mulai berfikir siapa Ayah 4 anak dari Istri Anda yang selama ini memanggil Anda Ayah.....????
ITU BARU NAMANYA STRESS!...
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: ketawa akhir pekan
« Reply #265 on: 25 December 2012, 10:53:46 AM »
pesan moral : stress dan apess mirip2.. setidaknya ada ess nya :))
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: ketawa akhir pekan
« Reply #266 on: 25 December 2012, 10:55:10 AM »
“Sayang, bagusan gaun merah ini, atau gaun sutra biru ini?” Mata Molly berbinar sambil menunjukkan kedua gaun di tangannya kepada Joni, pacarnya, yang menatap gaun-gaun cantik itu secara bergantian.

“Well?” Nada suara Molly sedikit naik. Mulai jengkel melihat Joni yang garuk-garuk kepala padahal nggak ketombean, mulut terbuka lalu menutup, persis seperti ikan mas koki di aquarium rumahnya.

“Ehm…” Joni berdehem sejenak, mencoba mengulur waktu untuk berpikir. Dia tak ingin memberikan jawaban yang salah. Cewek dan kode.  Sebagai cowok, Joni nggak pernah mengerti kenapa cewek kalo ngomong harus pake kode. Apa mereka terinsipirasi dari buku DaVinci Code? Apa para cewek sebenarnya punya obsesi rahasia, menginginkan pacar-pacar mereka seperti Robert Langdon, sang pemecah kode tersohor? Kenapa sih mereka nggak ngomong aja terus terang maunya apa? Dunia akan lebih indah, tentram dan damai tanpa kode-kode bodoh dari para cewek, kan? Tapi, selama cewek masih hobi mainan kode, dan selama Joni masih mendeklarasikan dirinya straight dan doyan cewek, maka selama itu jugalah dia harus berusaha memecahkan kode yang dijamin akan memberikan sakit kepala yang ampuh. Dan nampaknya ini akan menjadi derita seumur hidupnya. Robert Langdon, you have the easiest code to crack compare to my situation right now, you son of a b***h!, batin Joni.

“Kayaknya lebih bagus yang merah, deh, Beb. Kulit kamu akan lebih cerah kalo pake warna merah.” Kali ini, Joni yakin, jawabannya akan mampu memuaskan hati Molly. Pertama, Molly suka warna merah. Kedua, dia sudah tiga kali mencoba gaun sexy merah itu, lalu tiga kali juga Molly keluar dari kamar pas butik berlantai marmer hijau dengan lampu benderang yang menyilaukan mata ini sambil muter-muter kayak model di catwalk. Jadi nggak ada celah dari jawaban Joni. Sempurna.

“Jadi menurut kamu kalo aku pake gaun biru ini, kulit aku nggak akan terlihat cerah, dan aku nggak akan terlihat cantik? Gitu?!”

Mamih, save me now! Wajah Joni mendadak pucat seperti baru saja menyaksikan kunti telanjang. Kembali, mulutnya membuka dan menutup tanpa ada sepatah katapun yang keluar. Bahkan gerakan buka-tutup-mulut ikan mas koki di rumah Molly pasti akan kalah cepat dengan apa yang Joni lakukan  sekarang. Nggak ada celah, huh? Yeah, right, you wish, Joni! , rutuknya dalam hati.

“Uhm.. err… Kamu pake biru juga boleh, kok… Keren juga!”

“Gimana, sih? Jadinya merah atau biru?!” Sekarang nada suara Molly sudah meningkat satu oktaf. Alisnya juga mulai naik, bibir berkerut, dan Joni sadar, bahaya mulai mengancam.

“Apapun yang kamu pake pasti bagus, Sayang. Gaun-gaun itu kayaknya memang dibuat khusus untuk kamu.”

“Jangan ngegombal, deh. Aku kepengin denger pendapat kamu! Bukan keahlian gombal kamu!”

Lah, emang tadi gue ngomong apaan, sik? Gue bilang merah, salah. Bilang biru disalahin juga! Kampret lah! Joni mengomel-ngomel. Tentu saja, dalam hati.

“Tadi kan aku udah bilang merah…” Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Molly sudah menyela.

“Tapi kamu bilang, yang biru juga bagus!”

“Aku…”

“Jadi menurut kamu aku nggak pantes pake gaun-gaun ini, kan? Iya?”

Sekarang, Joni beneran panik. “Bukan! Bukan gitu! Kamu pake yang mana aja cocok, kok! Sexy!”

“Beneran?”

“Serius! Demi jambul aku yang keren ini!”

“Yee… Nggak usah sok ngelucu kamu. Jadi, yang merah atau biru?”

Oh, kill me now. Ratap Joni dalam hati sambil menatap Molly dengan pandangan mautnya, puppy eyes. Yang tentu saja sudah bisa ditebak hasilnya: gagal total.

Cewek cantik di depannya masih tetap mengharapkan jawabannya, yang sudah dia berikan sebaik mungkin, namun tak ada satupun yang mampu memuaskan hati Molly.

“Dua-duanya, deh…”

Bola mata Molly membesar. Bulat, dan indah. Joni terpana. Ini dia… Tanda bahaya tingkat kedua! Ambulans mana ambulans?!

“Kamu itu cowok. Tapi nggak punya pendirian. Sebentar bilang merah. Abis itu biru. Lalu dua-duanya. Nggak jelas maunya apa. Padahal aku baru nanya hal yang simpel, lho…” Molly berjalan menjauhi Joni yang berdiri mematung.

Skak mat. Joni cuma bisa menghela napas panjang. Omelan Molly menembus telak ke jantungnya. Dalam hatinya dia berharap, di universitas seluruh dunia ada mata kuliah “Bagaimana Cara Memecahkan Kode-Kode Perempuan Yang Teramat Sangat Menyebalkan.”

Saat mereka melangkah keluar dari butik itu, mata Molly kembali berbinar senang. Di tangannya ada satu kantung kertas berwarna coklat, isinya: gaun keren berwarna hitam.

 ;D ;D ;D


source : http://amrazing.com/kodemaut/
« Last Edit: 25 December 2012, 11:22:58 AM by Forte »
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Chen Hui Ling

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.654
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: ketawa akhir pekan
« Reply #267 on: 25 December 2012, 11:04:42 AM »
Spoiler: ShowHide
“Sayang, bagusan gaun merah ini, atau gaun sutra biru ini?” Mata Molly berbinar sambil menunjukkan kedua gaun di tangannya kepada Joni, pacarnya, yang menatap gaun-gaun cantik itu secara bergantian.

“Well?” Nada suara Molly sedikit naik. Mulai jengkel melihat Joni yang garuk-garuk kepala padahal nggak ketombean, mulut terbuka lalu menutup, persis seperti ikan mas koki di aquarium rumahnya.

“Ehm…” Joni berdehem sejenak, mencoba mengulur waktu untuk berpikir. Dia tak ingin memberikan jawaban yang salah. Cewek dan kode.  Sebagai cowok, Joni nggak pernah mengerti kenapa cewek kalo ngomong harus pake kode. Apa mereka terinsipirasi dari buku DaVinci Code? Apa para cewek sebenarnya punya obsesi rahasia, menginginkan pacar-pacar mereka seperti Robert Langdon, sang pemecah kode tersohor? Kenapa sih mereka nggak ngomong aja terus terang maunya apa? Dunia akan lebih indah, tentram dan damai tanpa kode-kode bodoh dari para cewek, kan? Tapi, selama cewek masih hobi mainan kode, dan selama Joni masih mendeklarasikan dirinya straight dan doyan cewek, maka selama itu jugalah dia harus berusaha memecahkan kode yang dijamin akan memberikan sakit kepala yang ampuh. Dan nampaknya ini akan menjadi derita seumur hidupnya. Robert Langdon, you have the easiest code to crack compare to my situation right now, you son of a b***h!, batin Joni.

“Kayaknya lebih bagus yang merah, deh, Beb. Kulit kamu akan lebih cerah kalo pake warna merah.” Kali ini, Joni yakin, jawabannya akan mampu memuaskan hati Molly. Pertama, Molly suka warna merah. Kedua, dia sudah tiga kali mencoba gaun sexy merah itu, lalu tiga kali juga Molly keluar dari kamar pas butik berlantai marmer hijau dengan lampu benderang yang menyilaukan mata ini sambil muter-muter kayak model di catwalk. Jadi nggak ada celah dari jawaban Joni. Sempurna.

“Jadi menurut kamu kalo aku pake gaun biru ini, kulit aku nggak akan terlihat cerah, dan aku nggak akan terlihat cantik? Gitu?!”

Mamih, save me now! Wajah Joni mendadak pucat seperti baru saja menyaksikan kunti telanjang. Kembali, mulutnya membuka dan menutup tanpa ada sepatah katapun yang keluar. Bahkan gerakan buka-tutup-mulut ikan mas koki di rumah Molly pasti akan kalah cepat dengan apa yang Joni lakukan  sekarang. Nggak ada celah, huh? Yeah, right, you wish, Joni! , rutuknya dalam hati.

“Uhm.. err… Kamu pake biru juga boleh, kok… Keren juga!”

“Gimana, sih? Jadinya merah atau biru?!” Sekarang nada suara Molly sudah meningkat satu oktaf. Alisnya juga mulai naik, bibir berkerut, dan Joni sadar, bahaya mulai mengancam.

“Apapun yang kamu pake pasti bagus, Sayang. Gaun-gaun itu kayaknya memang dibuat khusus untuk kamu.”

“Jangan ngegombal, deh. Aku kepengin denger pendapat kamu! Bukan keahlian gombal kamu!”

Lah, emang tadi gue ngomong apaan, sik? Gue bilang merah, salah. Bilang biru disalahin juga! Kampret lah! Joni mengomel-ngomel. Tentu saja, dalam hati.

“Tadi kan aku udah bilang merah…” Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Molly sudah menyela.

“Tapi kamu bilang, yang biru juga bagus!”

“Aku…”

“Jadi menurut kamu aku nggak pantes pake gaun-gaun ini, kan? Iya?”

Sekarang, Joni beneran panik. “Bukan! Bukan gitu! Kamu pake yang mana aja cocok, kok! Sexy!”

“Beneran?”

“Serius! Demi jambul aku yang keren ini!”

“Yee… Nggak usah sok ngelucu kamu. Jadi, yang merah atau biru?”

Oh, kill me now. Ratap Joni dalam hati sambil menatap Molly dengan pandangan mautnya, puppy eyes. Yang tentu saja sudah bisa ditebak hasilnya: gagal total.

Cewek cantik di depannya masih tetap mengharapkan jawabannya, yang sudah dia berikan sebaik mungkin, namun tak ada satupun yang mampu memuaskan hati Molly.

“Dua-duanya, deh…”

Bola mata Molly membesar. Bulat, dan indah. Joni terpana. Ini dia… Tanda bahaya tingkat kedua! Ambulans mana ambulans?!

“Kamu itu cowok. Tapi nggak punya pendirian. Sebentar bilang merah. Abis itu biru. Lalu dua-duanya. Nggak jelas maunya apa. Padahal aku baru nanya hal yang simpel, lho…” Molly berjalan menjauhi Joni yang berdiri mematung.

Skak mat. Joni cuma bisa menghela napas panjang. Omelan Molly menembus telak ke jantungnya. Dalam hatinya dia berharap, di universitas seluruh dunia ada mata kuliah “Bagaimana Cara Memecahkan Kode-Kode Perempuan Yang Teramat Sangat Menyebalkan.”

Saat mereka melangkah keluar dari butik itu, mata Molly kembali berbinar senang. Di tangannya ada satu kantung kertas berwarna coklat, isinya: gaun keren berwarna hitam.

;D ;D ;D

sumbernya mana om, nanti penulisnya marah loh :P
Don't trust too much, Don't hope too much, Don't love too much, because that too much can hurt you so much

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: ketawa akhir pekan
« Reply #268 on: 25 December 2012, 11:35:48 AM »
“Sayang, bagusan gaun merah ini, atau gaun sutra biru ini?” Mata Molly berbinar sambil menunjukkan kedua gaun di tangannya kepada Joni, pacarnya, yang menatap gaun-gaun cantik itu secara bergantian.

“Well?” Nada suara Molly sedikit naik. Mulai jengkel melihat Joni yang garuk-garuk kepala padahal nggak ketombean, mulut terbuka lalu menutup, persis seperti ikan mas koki di aquarium rumahnya.

“Ehm…” Joni berdehem sejenak, mencoba mengulur waktu untuk berpikir. Dia tak ingin memberikan jawaban yang salah. Cewek dan kode.  Sebagai cowok, Joni nggak pernah mengerti kenapa cewek kalo ngomong harus pake kode. Apa mereka terinsipirasi dari buku DaVinci Code? Apa para cewek sebenarnya punya obsesi rahasia, menginginkan pacar-pacar mereka seperti Robert Langdon, sang pemecah kode tersohor? Kenapa sih mereka nggak ngomong aja terus terang maunya apa? Dunia akan lebih indah, tentram dan damai tanpa kode-kode bodoh dari para cewek, kan? Tapi, selama cewek masih hobi mainan kode, dan selama Joni masih mendeklarasikan dirinya straight dan doyan cewek, maka selama itu jugalah dia harus berusaha memecahkan kode yang dijamin akan memberikan sakit kepala yang ampuh. Dan nampaknya ini akan menjadi derita seumur hidupnya. Robert Langdon, you have the easiest code to crack compare to my situation right now, you son of a b***h!, batin Joni.

“Kayaknya lebih bagus yang merah, deh, Beb. Kulit kamu akan lebih cerah kalo pake warna merah.” Kali ini, Joni yakin, jawabannya akan mampu memuaskan hati Molly. Pertama, Molly suka warna merah. Kedua, dia sudah tiga kali mencoba gaun sexy merah itu, lalu tiga kali juga Molly keluar dari kamar pas butik berlantai marmer hijau dengan lampu benderang yang menyilaukan mata ini sambil muter-muter kayak model di catwalk. Jadi nggak ada celah dari jawaban Joni. Sempurna.

“Jadi menurut kamu kalo aku pake gaun biru ini, kulit aku nggak akan terlihat cerah, dan aku nggak akan terlihat cantik? Gitu?!”

Mamih, save me now! Wajah Joni mendadak pucat seperti baru saja menyaksikan kunti telanjang. Kembali, mulutnya membuka dan menutup tanpa ada sepatah katapun yang keluar. Bahkan gerakan buka-tutup-mulut ikan mas koki di rumah Molly pasti akan kalah cepat dengan apa yang Joni lakukan  sekarang. Nggak ada celah, huh? Yeah, right, you wish, Joni! , rutuknya dalam hati.

“Uhm.. err… Kamu pake biru juga boleh, kok… Keren juga!”

“Gimana, sih? Jadinya merah atau biru?!” Sekarang nada suara Molly sudah meningkat satu oktaf. Alisnya juga mulai naik, bibir berkerut, dan Joni sadar, bahaya mulai mengancam.

“Apapun yang kamu pake pasti bagus, Sayang. Gaun-gaun itu kayaknya memang dibuat khusus untuk kamu.”

“Jangan ngegombal, deh. Aku kepengin denger pendapat kamu! Bukan keahlian gombal kamu!”

Lah, emang tadi gue ngomong apaan, sik? Gue bilang merah, salah. Bilang biru disalahin juga! Kampret lah! Joni mengomel-ngomel. Tentu saja, dalam hati.

“Tadi kan aku udah bilang merah…” Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Molly sudah menyela.

“Tapi kamu bilang, yang biru juga bagus!”

“Aku…”

“Jadi menurut kamu aku nggak pantes pake gaun-gaun ini, kan? Iya?”

Sekarang, Joni beneran panik. “Bukan! Bukan gitu! Kamu pake yang mana aja cocok, kok! Sexy!”

“Beneran?”

“Serius! Demi jambul aku yang keren ini!”

“Yee… Nggak usah sok ngelucu kamu. Jadi, yang merah atau biru?”

Oh, kill me now. Ratap Joni dalam hati sambil menatap Molly dengan pandangan mautnya, puppy eyes. Yang tentu saja sudah bisa ditebak hasilnya: gagal total.

Cewek cantik di depannya masih tetap mengharapkan jawabannya, yang sudah dia berikan sebaik mungkin, namun tak ada satupun yang mampu memuaskan hati Molly.

“Dua-duanya, deh…”

Bola mata Molly membesar. Bulat, dan indah. Joni terpana. Ini dia… Tanda bahaya tingkat kedua! Ambulans mana ambulans?!

“Kamu itu cowok. Tapi nggak punya pendirian. Sebentar bilang merah. Abis itu biru. Lalu dua-duanya. Nggak jelas maunya apa. Padahal aku baru nanya hal yang simpel, lho…” Molly berjalan menjauhi Joni yang berdiri mematung.

Skak mat. Joni cuma bisa menghela napas panjang. Omelan Molly menembus telak ke jantungnya. Dalam hatinya dia berharap, di universitas seluruh dunia ada mata kuliah “Bagaimana Cara Memecahkan Kode-Kode Perempuan Yang Teramat Sangat Menyebalkan.”

Saat mereka melangkah keluar dari butik itu, mata Molly kembali berbinar senang. Di tangannya ada satu kantung kertas berwarna coklat, isinya: gaun keren berwarna hitam.

 ;D ;D ;D


source : http://amrazing.com/kodemaut/

Apakah semua laki2 di dunia pernah mengalami kejadian seperti ini?  ::) :whistle:
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: ketawa akhir pekan
« Reply #269 on: 25 December 2012, 07:54:49 PM »
ceweknya keterlaluan deh. :hammer:
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."