<61> Pernyataan ini tidak memiliki padanan dalam SN 35.117.
<62> SN 35.117 tidak menunjukkan bahwa perlindungan akan membawa para bhikkhu pada pencerahan, walaupun hal yang sama adalah tersirat.
<63> Penguraian kemunculan bergantungan dari perasaan tidak memiliki padanan dalam SN 35.117, di mana setelah nasehat untuk mengerahkan usaha sehubungan dengan lima kesenangan indera melanjutkan secara langsung pada perlunya mengalami lenyapnya mata, dst.
<64> Di sini dan di bawah ini, terjemahan didasarkan pada perbaikan六入處 menjadi 入處, sesuai dengan rumusan yang ditemukan dalam penunjukan sebelumnya, di mana kemunculan saat ini dan berikutnya merupakan pengulangan. Ungkapan 六入處 hanya sesuai dengan konteks sebagai bagian dari penjelasan Ānanda yang belakangan dalam kotbah, ketika ia menjelaskan bahwa Sang Buddha berkata menunjuk pada lenyapnya enam landasan indera. Nasehat awal Sang Buddha, seperti halnya dalam SN 35.117, alih-alih berhubungan dengan satu “landasan”, yaitu pengalaman Nirvāṇa; cf. juga Spk II 391,4:
nibbānasmiṃ hi cakkhu-ādīni c’evanirujjhanti, rūpasaññādayo ca nirujjhantī ti. Gagasan yang sama dari satu
āyatana sebagai yang mewakili Nirvāṇa juga dicerminkan dalam Ud 8.1 pada Ud 80,9. Bahwa suatu penunjukan demikian dapat dengan mudah disalahpahami dapat dilihat dalam terjemahan oleh Choong 2000: 75 dari kemunculan pertama dari bentuk tunggal
āyatane dalam SN 35.117 pada SN IV 98,3 sebagai “landasan-landasan indera” dan dengan demikian dalam bentuk jamak. Namun, pernyataan itu bukan tentang mengetahui pluralitas landasan-landasan indera, tetapi alih-alih menunjuk pada pengalaman tunggal atas Nirvāṇa, dan adalah dengan “landasan” pengalaman Nirvāṇa ini sehingga enam landasan indera menjadi lenyap secara bersamaan.
<65> Dalam SN 35.117 pada SN IV 99,28 Ānanda mengatakan kepada para bhikkhu bahwa mereka seharusnya bertanya kepada Sang Buddha secara langsung, dengan membandingkan kedatangan mereka kepadanya dengan seseorang yang, sedang mencari inti kayu, alih-alih mengambil cabang dan dedauan sebatang pohon. Ini adalah perikop standar dalam kotbah-kotbah awal, yang secara teratur digunakan oleh para bhikkhu siswa [Sang Buddha] ketika diminta untuk menjelaskan suatu perkataan singkat Sang Buddha. Namun, mempertimbangkan bahwa Sang Buddha telah mengundurkan diri ke dalam gubuknya, tidak mungkin diharapkan bahwa para bhikkhu meminta kepada beliau suatu penjelasan. Ini membuat penyajian dalam SĀ 211, di mana Ānanda tidak mengecam para bhikkhu karena tidak bertanya kepada Sang Buddha sendiri, sesuai dengan konteks narasi dengan lebih alamiah. Sehubungan dengan SN 35.117 dapat dengan mudah bahwa selama penyebaran lisan suatu bacaan yang menjelaskan pengecaman demikian berlaku pada semua hal di mana seorang siwa menjelaskan suatu pernyataan singkat oleh Sang Buddha, bahkan dalam hal di mana ini tidak cocok pada latar narasinya dengan begitu baik.
<66> Dalam SN 35.117 pada SN IV 100,19 Ānanda mendorong para bhikkhu untuk mendapatkan penjelasannya dinilai oleh Sang Buddha (yang pada waktu itu pasti telah keluar dari gubuknya lagi), adalah perikop standar lainnya. Sang Buddha menegaskan kebenaran penjelasan Ānanda dan memuji kebijaksanaannya.
<67> Paralel: SN 35.134 dalam SN IV 124,22 dan suatu kutipan kotbah dalam
Abhidharmakośabhāṣya, Pradhan 1967: 375,13 (cf. juga Pāsādika 1989: 109 §438 dan Wogihara 1936: 588,20), dengan sebuah kutipan yang lebih lengkap yang dipertahankan dalam
Abhidharmakośopāyikāṭīkā oleh Śamathadeva, D 4094 nyu 30b4 atau Q 5595 thu 67a2, yang diterjemahkan oleh Dhammadinnā 2016.
<68> SN 35.134 dalam SN IV 124,22 memberikan lokasinya adalah Devadaha, kota para Sakya.
<69> Dalam SN 35.134 pada SN IV 124,25 Sang Buddha menjelaskan bahwa pengembangan (atau tanpa pengembangan) ketekunan demikian dilakukan sehubungan dengan enam landasan kontak.
<70> Kalimat ini tidak memiliki padanan dalam SN 35.134, yang menutup penjelasannya tentang para arahant dengan penunjukan bahwa mereka tidak dapat melakukan kelalaian.
<71> Pradhan 1967: 375,13:
śaikṣaysa cāpramādakaraṇīye ’pramādakaraṇīyaṃ vadāmīty.
<72> SN 35.134 dalam SN IV 125,17 alih-alih menjelaskan munculnya semangat, perhatian, ketenangan jasmani, dan konsentrasi pikiran; ia tidak melanjutkan setelah itu dengan suatu penjelasan tentang pencapaian penghancuran arus-arus, dst.
<73> Mengadopsi varian 退減 alih-alih 退滅; cf. juga Yìnshùn 1983: 261 catatan no. 2.
<74> Paralel: SN 35.92 at SN IV 67,10 dan suatu kutipan kotbah dalam
Abhidharmakośavyākhyā, Wogihara 1936: 581,14 (walaupun ini disampaikan kepada seorang bhikkhu, alih-alih kepada sekelompok bhikkhu, seperti dalam SN 35.92 dan SĀ 213).
<75> Wogihara 1936: 581,14:
tena hi bhikṣo dvayaṃ te deśayiṣyāmi tac chṛṇu sādhu ca suṣṭhu ca manasikuru bhāṣiṣye. dvayam katamat? cakṣū-rūpāṇi yāvan mano-dharmāś ceti.
<76> Mengadopsi varian 問 alih-alih 聞; cf. juga Yìnshùn 1983: 262 catatan no. 2.
<77> Penguraian sisanya dalam SĀ 213 tidak memiliki paralel dalam SN 35.92.
<78> Terjemahan didasarkan pada perbaikan 身觸 menjadi 身縛, dengan asumsi bahwa bahasa India aslinya mungkin memiliki suatu penunjukan pada
kāyagrantha, mempertimbangkan bahwa penunjukan pada kontak jasmani tidak masuk akal pada konteksnya. Tiga item pertama yang disebutkan dalam SĀ 213 berhubungan dengan tiga item pertama dari empat
kāyagantha dalam kotbah-kotbah Pāli, di mana yang keempat alih-alih adalah dogmatisme. Dalam kasus suatu daftar dari empat
kāyagantha dalam DN 33 pada DN III 230,18, paralel DĀ 9 dalam T I 50c6 alih-alih memiliki pandangan diri sebagai yang keempat, 我見身縛. Hal yang sama juga kasusnya untuk kotbah lainnya dalam
Saṃyukta-āgama, walaupun ini mengatakan hanya tentang empat
grantha, SĀ 490 at T II 127a15: 四縛: 謂貪欲縛, 瞋恚縛, 戒取縛, 我見縛. Suatu daftar dari empat
kāyagrantha dalam
Saṅgītiparyāya, T 1536 at T XXVI 399c23, bersesuaian dengan tradisi Pāli dengan menyebutkan dogmatisme sebagai yang keempat dari kelompok ini, 實執取身繫; cf. juga penggalan Sanskrit yang direkonstruksi dari
Saṅgīti-sūtra dalam Stache-Rosen 1968: 118 dan
Jñānaprasthāna,
*Mahāvibhāṣā, dan
Yogācārabhūmi, T 1544 dalam T XXVI 929b18, T 1545 dalam T XXVII 248c8, T 1579 dalam T XXX 314c20 (yang didahului oleh empat jenis kemelekatan di mana yang keempat sesungguhnya berhubungan dengan dukungan terhadap suatu diri).
<79> Terjemahan didasarkan dengan mengadopsi varian 聚 alih-alih 集; cf. Yìnshùn 1983: 262 catatan no. 3.
<80> Paralel: SN 35.93 dalam SN IV 67,22 dan suatu kutipan kotbah dalam
Abhidharmakośabhāṣya, Pradhan 1967: 295,14 (cf. juga Pāsādika 1989: 97 §377, Muroji 1993: 67, dan Wogihara 1936: 705,10); cf. juga Dhammadinnā 2016.
<81> Pradhan 1967: 295,14:
dvayaṃ pratītya vijñanasyotpāda ity. Setelah pernyataan yang berhubungan, SN 35.93 dalam SN IV 67,25 melanjutkan secara langsung dengan apa yang dalam SĀ 214 muncul hanya dalam paragraf berikutnya, yaitu sifat tidak kekal dari dua kondisi untuk munculnya kesadaran, diikuti dengan menarik kesimpulan bahwa ini menyatakan bahwa kesadaran yang muncul bergantung pada kondisi-kondisi ini pasti juga tidak kekal.
<82> Di sini dan di bawah ini, SN 35.93 tidak menunjuk pada sifat mata yang muncul bergantungan dan terkondisi, dst.
<83> Paralel: SN 35.70 dalam SN IV 41,15, di mana bhikkhu protagonisnya adalah Upavāṇa/Upavāna, bukan Puṇṇa.
<84> Dalam SN 35.70 at SN IV 41,22 Sang Buddha secara langsung memulai penguraiannya, tanpa secara eksplisit menerima kenyataan bahwa bhikkhu itu telah mengajukan pertanyaan demikian.
<85> Dalam SN 35.70 pada SN IV 41,28 Sang Buddha pada titik ini juga membawakan sebutan Dharma yang lain (yang menunjukkan beberapa perbedaan dibandingkan dengan SĀ 215) dan kemudian kembali pada indera-indera lainnya.
<86> Terjemahan didasarkan pada perbaikan dalam edisi CBETA yang menambahkan 無.
<87> Terjemahan didasarkan dengan mengadopsi varian 色 alih-alih 已, sesuai dengan rumusan yang ditemukan sebelumnya.
<88> Paralel: SN 35.188 dalam SN IV 157,24.
<89> Terjemahan didasarkan dengan mengadopsi varian 染 alih-alih 深; cf. juga Yìnshùn 1983: 267 catatan no. 2.
<90> SN 35.188 tidak menunjuk pada aktivitas jasmani, ucapan, dan pikiran.
<91> Dalam SN 35.188 pada SN IV 158,8 ungkapan yang muncul sebelum suatu penunjukan pada menjadi seperti rerumputan dan alang-alang (yang akan menjadi padanan pada tumpukan rerumputan yang disebutkan berikutnya dalam SĀ 216), membaca
guṇaguṇikajāta, dengan varian
kulaguṇṭhikajātā (dan
gulāguṇḍikajātā); cf. juga Be:
kulagaṇṭhikajātā, Ce:
guḷāguṇṭhikajātā, and Se:
kulāguṇḍikajātā. Mungkin penunjukan pada perut seekor anjing, T II 54b27: 狗肚, telah muncul sebagai akibat dari penerjemahan fonetis dari suatu penunjukan yang kemungkinan rusak pada
guṇṭha (menurut Pulleyblank 1991: 83 dan 109, dua karakter狗 dan 肚 mencerminkan suatu pelafalan bahasa Cina pertengahan awal
kəw’ dan
dɔh).
<92> SN 35.188 dalam SN IV 158,8 menambahkan bahwa mereka tidak melampaui alam-alam kelahiran kembali yang buruk.
<93> SN 35.188 melanjutkan dengan sebuah syair, yang dalam edisi PTS adalah bagian dari kotbah berikutnya, SN 35.189.
<94> Paralel: SN 35.187 dalam SN IV 157,1.
<95> Di sini dan di bawah ini, mengadopsi varian 洄 alih-alih 迴; cf. juga Yìnshùn 1983: 267 catatan no. 5.
<96> SN 35.187 dalam SN IV 157,7 menambahkan gambaran seorang brahmana yang berdiri di atas tanah yang kokoh.
<97> SN 35.187 dalam SN IV 157,20 hanya memiliki padanan pada bait pertama ini.
<98> Paralel: SN 35.106 dalam SN IV 86,14.
<99> SN 35.106 dalam SN IV 86,14 hanya mengatakan munculnya dan lenyapnya
dukkha, tanpa memasukkan sang jalan.
<100> SN 35.106 dalam SN IV 86,27 alih-alih melanjutkan dengan kemunculan bergantungan dari perasaan berdasarkan kontak dan kemudian memulai penguraian lenyapnya hanya dengan keinginan. Ini tampaknya suatu penyajian yang lebih bermakna, karena munculnya keinginan tidak pasti mengikuti dari pengalaman perasaan, oleh sebabnya ini sesungguhnya titik di mana kemunculan bergantungan dari
dukkha dapat dialihkan.
<101> Paralel: SN 35.146 dalam SN IV 133,19.
<102> Paralel: SN 35.148 dalam SN IV 134,26.
<103> Penerjemahan mengikuti saran oleh Yìnshùn 1983: 269 catatan no. 5 untuk memperbaiki 無常 untuk membaca 非我, sesuai dengan rumusan yang digunakan sebelumnya untuk kasus mata.
<104> Paralel: SN 35.25 dalam SN IV 16,15 dan suatu kutipan kotbah dalam
Abhidharmakośabhāṣya, Pradhan 1967: 465,3 (cf. juga Pāsādika 1989: 124 §504).
<105> Pradhan 1967: 465,3:
sarvābhijñeyaṃ vo bhikṣavo dharmaparyāyaṃ deśayiṣyāmīty. Bagian yang berhubungan dalam SN 35.25 pada SN IV 16,15 menambahkan bahwa semua (hal) seharusnya juga ditinggalkan.
<106> Pradhan 1967: 465,4:
cakṣur ābhijñeyaṃ rūpāṇi cakṣurvijñānaṃ cakṣuḥsaṃsparśo yad api tac cakṣuḥsaṃsparśapratyayam adhyātmam utpadyate veditaṃ sukhaṃ duḥkhaṃ vā aduḥkhāsukhaṃ vā yāvat manaḥsaṃsparśapratyayam.
<107> Paralel: SN 35.26 dalam SN IV 17,8 dan suatu kutipan kotbah dalam
Abhidharmakośabhāṣya, Pradhan 1967: 10,24 (cf. juga Pāsādika 1989: 22 §13), dan dalam
Abhidharmakośavyākhyā, Wogihara 1932: 4,16, dengan sebuah kutipan yang lebih lengkap dalam
Abhidharmakośopāyikāṭīkā oleh Śamathadeva, D 4094 ju 19a5 atau Q 5595 tu 21a8, yang diterjemahkan oleh Dhammadinnā 2016. Suatu kotbah yang sangat mirip adalah SN 35.27 dalam SN IV 18,25, yang berbeda sedikit dari SN 35.26 dengan pertama-tama mendefinisikan apakah yang ditunjuk oleh “semua” dan kemudian menunjukkan bahwa semua ini perlu dipahami, dst. Karena SN 35.26 alih-alih menerapkan perlunya memahami, dst., secara individual pada masing-masing indera, dst., ini adalah paralel yang lebih dekat pada SĀ 223.
<108> Pradhan 1967: 10,24:
nāham ekadharmam api anabhijñāyāparijñāya duḥkhasyāntakriyāṃ vadāmīti; cf. juga Wogihara 1932: 4,16. SN 35.26 dalam SN IV 17,8 mengatakan tentang perlunya mengetahui, memahami sepenuhnya, menjadi bosan terhadap, dan meninggalkan semuanya.
<109> Penerjemahan mengikuti saran oleh Yìnshùn 1983: 274 catatan no. 2 untuk memperbaiki 見 untuk membaca 識, sesuai dengan rumusan yang digunakan sebelumnya.
<110> Dalam SN 35.26 at SN IV 17,33 Sang Buddha melanjutkan dengan menguraikan kasus positif yang berhubungan, ketiak pemahaman, dst., membawa pada pelenyapan
dukkha.
<111> Paralel: SN 35.24 dalam SN IV 15,20.
<112> SN 35.24 dalam SN IV 15,20 hanya mengatakan tentang meninggalkan semuanya, tanpa menyatakan semua ini sebagai yang berhubungan dengan keinginan.
<113> Paralel: SN 35.25 dalam SN IV 16,15.
<114> SN 35.25 dalam SN IV 16,15 alih-alih mengatakan tentang memahami dan meninggalkan “semua”.
<115> Paralelnya adalah sama seperti untuk SĀ 227.
<116> Penerjemahan mengikuti saran oleh Yìnshùn 1983: 274 catatan no. 6 untuk memperbaiki 樂 untuk membaca 屬, sesuai dengan rumusan yang digunakan sebelumnya.
<117> Paralel: SN 35.90 dalam SN IV 64,32. Sebuah kotbah yang sangat mirip adalah SN 35.91,dengan perbedaan bahwa dalam SN IV 67,3 ia juga menunjuk pada kelompok-kelompok unsur kehidupan, unsur-unsur, dan landasan-landasan indera. Ini tidak disebutkan dalam SN 35.90 dan SĀ 227. Hal yang sama berlaku untuk kotbah yang mendahului, SĀ 226, yang berbeda dari SN 35.90 dan SĀ 227 dengan hanya mengatakan tentang perlunya meninggalkan semua pemikiran, tanpa menyebutkan pemikiran sebagai suatu penyakit, dst., dan juga tidak memasukkan Sang Tathāgata.
<118> Terjemahan didasarkan pada perbaikan dalam edisi CBETA dari 眼 menjadi 則, cf. juga Yìnshùn 1983: 272.
<119> Mengadopsi varian 滅 alih-alih 減.
<120> Paralel: kutipan kotbah dalam
Abhidharmakośabhāṣya, Pradhan 1967: 197,9 atau 439,16 (cf. juga Pāsādika 1989: 74 §270 dan 121 §491), dan dalam
Abhidharmakośavyākhyā, Wogihara 1932: 355,26 and 675,7; dengan suatu kutipan yang lebih lengkap yang dipertahankan dalam
Abhidharmakośopāyikāṭīkā oleh Śamathadeva, D 4094 ju 34a2 atau Q 5595 tu 37a4, yang diterjemahkan oleh Dhammadinnā 2016.
<121> Pradhan 1967: 197,9:
sāsravā dharmāḥ katame, yāvad eva cakṣur yāvad eva rūpā-ṇīti; cf. juga Pradhan 1967: 439,16 dan Wogihara 1932: 355,26, dan sebuah kutipan yang lebih panjang dalam Wogihara 1932: 675,7:
sāsravā dharmāḥ katame. yāvad eva cakṣur yāvanti eva rūpāṇi yāvad eva cakṣurvijñānam, yāvad yāvān eva kāyo yāvanty eva spraṣṭavyāni yāvad eva kāyavijñānam iti.
<122> SĀ 229 dalam T II 56a13 menerapkan kualifikasi 世俗者 pada indera-indera lainnya, oleh karena itu dalam terjemahan hal yang sama telah dilengkapi untuk mata.
Singkatan
Be | Burmese edition |
Ce | Ceylonese edition |
D | Derge edition |
DĀ | Dīrgha-āgama (T 1) |
DN | Dīgha-nikāya |
EĀ | Ekottarika-āgama (T 125) |
MN | Majjhima-nikāya |
Q | Peking edition |
Se | Siamese edition |
SĀ | Saṃyukta-āgama (T 99) |
SN | Saṃyutta-nikāya |
Spk | Sāratthappakāsinī |
T | Taishō edition, CBETA |
Ud | Udāna |
Vin | Vinayapiṭaka |