Setahu saya dari membaca beberapa argumen, abhidhamma dibabarkan di surga Tavatimsa bukan karena kedasyatannya dimana setelah mendengar langsung tercerahkan sempurna, tetapi karena sifatnya yang rinci sehingga harus dibabarkan tanpa henti (tanpa istirahat) sehingga mendapat gambaran yang jelas.Dan ini butuh waktu lama sehingga manusia tidak mungkin mendengarkan tanpa henti, sedangkan para dewa konon mampu bertahan duduk lama.
Alasan Sang Buddha akhirnya membabarkan Abhidhamma mungkin karena belas kasihnya kepada manusia, dan kebetulan dikatakan bahwa Sariputta memiliki kemampuan penelaahan sehingga mampu memahami Dhamma yang diajarkan Snag buddha dalam ratusan dan ribuan cara, dan akhirnya Sariputta mengajarkan Abhidhamma dalam bentuk tidak terlalu singat dan tidak terlalu panjang.(Kronologi Hidup Buddha, hal 306)
well, karena ini legenda yg dicampur dengan kisah2 supernatural, tentu mudah untuk mencari argumen2 seperti di atas dan juga counter argumen2 senada... gak habis2...
kalo melihat argumen di atas, tentu kita akan berpikir lagi: kalo memang sariputta mampu mengajarkan abhidhamma dengan singkat, mengapa sang buddha suhunya sendiri gak bisa? tentu bakal ada jawaban lagi: karena buddha maha tahu, maka buddha merasa sariputta pasti mampu menyingkatnya sendiri sehingga sengaja blablabla... kemudian muncul lagi counternya: blablablabla...
demikianlah namanya legenda yg berbau supernatural berkembang...
hanya saja, radar kalama saya merasakan ada yg gak beres...
Nah, ini juga pertanyaan saya, apakah teori-teori dalam Abhidhamma tersebut sama sekali tidak ada kesesuaiannya dengan pengalaman langsung?
Tapi melihat pernyataan dari Nina van Gorkom (Abhidhamma in Daily Life by Nina van Gorkom) sepertinya ada hal yang bisa atau bersesuaian dengan kehidupan sehari-hari.
So, ujung-ujungnya kita akan ditantang untuk membuktikan secara langsung. Saya pribadi belum melakukannya.
well, kalo mengambil otoritas orang2 "besar" dan "ahli" sih banyak juga yg berpendapat sebaliknya. ajahn brahm juga tidak percaya abhidhamma sabda asli dari sang buddha. pak hudoyo merasa abhidhamma tidak bermanfaat sama sekali. t suzuki (zen) juga mengatakan hal yg sejenis.
terlepas dari otoritas2 luar tersebut, pengalaman dan pemikiran saya sih, saya gak melihat manfaatnya dan meragukan abhidhamma itu sabda asli sang buddha... terserah pribadi masing2...
Dan apakah mungkin Abhidhamma adalah mungkin “buku catatan harian” mereka yang telah mengalami perjalanan spiritual, dan bagi kita digunakan sebagai teks book
kalo memang abhidhamma adalah buku catatan harian mereka yg mengalami perjalanan spiritual, lagi2 saya merasa itu gak ada manfaatnya sama sekali. banyak pengalaman2 meditasi yg benar2 diluar kata2, gak bisa diekspresikan dengan sesuatu yg serupa di dunia indrawi. nah kalo ada satu gambarannya, maka bagi orang yg belum tercerahkan, gambaran itu hanyalah berupa ide, berupa bayangan, bukan realita. ide2 dan bayangan2 adalah penghambat meditasi. meditasi bertujuan untuk melihat realita, melihat segala sesuatu apa adanya (yatha bhuta nanadassa, cmiiw), bukan bayangan ataupun ide. ide2 dan bayangan menimbulkan satu harapan2 tertentu. kalo anda mencoba bermeditasi dalam keadaan berharap ataupun penuh keinginan2 (pengen liat nimitta, pengen batin tenang, pengen ini, pengen itu), meditasinya langsung kacau...