Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Topik Buddhisme => Meditasi => Topic started by: fabian c on 11 March 2009, 11:46:31 AM

Title: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: fabian c on 11 March 2009, 11:46:31 AM
Teman-teman sekalian,

Saya ingin sharing apa yang saya ketahui mengenai meditasi Vipassana, mengenai apa yang benar, dan apa yang tidak benar mengenai meditasi Vipassana.

Seringkali kita mendengar dari pakar-pakar meditasi (praktisi maupun scholar), ada berbagai pendapat mengenai meditasi Vipassana,

- ada yang mengatakan bahwa meditasi Vipassana bisa langsung tanpa melalui meditasi samatha
- ada juga yang beranggapan bahwa meditasi Vipassana harus didahului samatha hingga tercapai upacara
  samadhi
- ada yang mengatakan harus melalui Jhana (harus mencapai Jhana terlebih dahulu)
- bahkan ada juga yang mengatakan harus melalui Jhana hingga mampu melihat Paramattha sacca
  (kebenaran hakiki/ultimate reality)

Sebenarnya manakah yang benar?

Secara sederhana saya ingin mengatakan semua cara yang dilakukan diatas akan membawa pada pencerahan, tetapi untuk kata HARUS kita musti berhati-hati meletakkannya.

Kita semua mengerti bahwa semua retret meditasi yang dilakukan oleh para peserta meditasi diatas, umumnya  diikuti oleh para peserta yang sangat awam dan banyak diantaranya yang memperoleh hasil yang maksimal. Entah dia berlatih Samatha atau berlatih Vipassana.

Dalam Abhidhamma dan dalam Visuddhi Magga dikatakan bahwa ada Arahat yang memiliki Jhana dan ada juga Arahat yang tidak memiliki Jhana. Arahat yang tidak memiliki Jhana disebut Sukha vipassaka Arahat.
Menurut Abhidhamma, Magga-phala citta (batin/kesadaran)nya juga berbeda. Pada seorang Arahat yang memiliki Jhana pertama cittanya disebut Patthama jhana Arahatta Magga/phala citta, sedangkan bila Arahat tersebut memiliki Jhana kedua disebut dutiya Jhana Arahatta Magga/Phala citta dstnya hingga pancama Jhana (Jhana kelima).

Sedangkan pada Arahat yang tak memiliki Jhana disebut Arahatta Magga/phala citta.
Jadi disini kita melihat perbedaan jelas antara Arahat dengan Jhana dan Arahat tanpa Jhana.
Sutta yang sering dijadikan acuan oleh para scholar tidak menguraikan secara spesifik mengenai Sukha Vipassaka Arahat. Tetapi sutta secara gamblang tak pernah menyebut bahwa untuk mencapai kesucian harus berlatih samatha terlebih dahulu. Mengapa demikian?

Memang para praktisi meditasi Buddhis, entah metode Mahasi Sayadaw, metode Acharn Mun dan metode lainnya, sepakat bahwa konsentrasi yang kuat diperlukan pada penembusan Nibbana.
Tetapi bukan berarti awal berlatih meditasi Vipassana maupun Samatha kita memerlukan konsentrasi yang kuat, bila kita bermeditasi Vipassana maupun Samatha walau kita tak pernah meditasi sekalipun bisa membawa kemajuan, mengapa?

Pada umumnya setiap meditator yang memulai meditasi intensif memiliki konsentrasi yang lemah. Seiring berlalunya waktu maka konsentrasi mereka bertambah baik dari hari kehari, disebabkan perhatian mereka diikat pada objek yang sama setiap hari sehingga batin menjadi terbiasa terhadap rutinitas dan hanya memperhatikan objek yang sama ( inilah gunanya berlatih dengan objek utama).

Sesuai dengan konsentrasi yang dicapai, maka fenomena batin yang berhasil diamati pada setiap pencapaian juga berbeda, oleh karena itu pengetahuan yg dicapai juga berbeda sesuai dengan tingkat konsentrasi. misalnya pada meditasi Vipassana:

- pada mereka yang berlatih beberapa hari mulai mampu melihat langkah kaki mereka seperti tersendat-sendat (broken movement), ini sebenarnya melihat anicca pada kadar yang lebih rendah
- setelah berlatih beberapa minggu mereka mampu melihat bahwa setiap sendatan langkah selalu didahului oleh kehendak (cetana)
- setelah beberapa bulan ia mampu melihat setiap fenomena yang muncul dari landasan hati, dsbnya.

Semoga sharing ini membantu teman-teman untuk tidak berkecil hati bila mengikuti retret meditasi padahal belum pernah bermeditasi, karena konsentrasi akan terbentuk bersamaan dengan waktu, sepanjang kita mengikuti petunjuk pembimbing, berlatih dengan bersemangat dan tekun. tak ada bayi yang lahir langsung berjalan kan? (kecuali pangeran Siddharta)

Perlu diingat bahwa ada kasus-kasus dimana performance mereka yang belum pernah retret melebihi mereka yang sudah pernah mengikuti retret.

Semoga teman-teman tidak melewatkan "kesempatan berlian" dalam kehidupan ini untuk menimba pengalaman bermeditasi bila waktunya memungkinkan.

sukhi hotu

 _/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 11 March 2009, 02:32:50 PM
Quote
Memang para praktisi meditasi Buddhis, entah metode Mahasi Sayadaw, metode Acharn Mun dan metode lainnya, sepakat bahwa konsentrasi yang kuat diperlukan pada penembusan Nibbana.

bisa minta referensinya, dimana Mahasi Sayadaw & Ajahn Mun menekankan perlu "konsentrasi yg kuat"?

Anumodana
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: hendrako on 11 March 2009, 11:37:38 PM
Berikut beberapa rujukan di dalam sutta, tepatnya di dalam Angutara Nikaya yang berhubungan dengan Samatha dan Vipassana Bhavana:

72. Ketenangan dan Pandangan Terang
Empat jenis orang ini, O para bhikkhu, terdapat di dunia ini. Apakah empat orang ini?
Para bhikkhu, di sini ada orang yang memperoleh ketenangan pikiran internal tetapi tidak memperoleh kebijaksanaan pandangan terang yang lebih tinggi mengenai hal-hal.46 Orang lain memperoleh kebijaksanaan pandangan terang yang lebih tinggi mengenai hal-hal tetapi tidak memperoleh ketenangan pikiran internal. Ada orang yang tidak memperoleh ketenangan pikiran internal dan tidak juga kebijaksanaan pandangan terang yang lebih tinggi mengenai hal-hal. Dan ada lagi orang lain yang memperoleh ketenangan pikiran internal dan kebijaksanaan pandangan terang yang lebih tinggi mengenai hal-hal.

Di sini, para bhikkhu, orang yang memperoleh ketenangan pikiran internal tetapi tidak memperoleh kebijaksanaan pandangan terang yang lebih tinggi mengenai hal-hal harus mendatangi orang yang memiliki kebijaksanaan yang lebih tinggi dan bertanya kepadanya: "Sahabat, bagaimana bentukan-bentukan harus dilihat? Bagaimana bentukan-bentukan harus dijelajahi? Bagaimana bentukan-bentukan harus dipahami dengan pandangan terang?"47 Yang lain kemudian menjawab sebagaimana yang telah dilihat dan dipahaminya demikian: "Bentukan-bentukan harus dilihat dengan cara begini; mereka harus dijelajahi dengan cara begini; mereka harus dipahami dengan pandangan terang dengan cara begini." Nantinya orang ini akan memperoleh baik ketenangan pikiran internal maupun kebijaksanaan pandangan terang yang lebih tinggi mengenai hal-hal.

Di sini, para bhikkhu, orang yang memperoleh kebijaksanaan pandangan terang yang lebih tinggi mengenai hal-hal tetapi tidak ketenangan pikiran internal harus mendatangi orang yang memperoleh ketenangan internal dan bertanya kepadanya: "Sahabat, bagaimana pikiran dapat ditenangkan? Bagaimana pikiran harus dimantapkan? Bagaimana pikiran harus dipusatkan? Bagaimana pikiran harus dikonsentrasikan?" Yang lain kemudian menjawab sebagaimana yang telah dilihat dan dipahaminya demikian: "Pikiran harus dimantapkan dengan cara begini, ditenangkan dengan cara begini, dipusatkan dengan cara begini, dikonsentrasikan dengan cara begini." Nantinya orang ini akan memperoleh baik ketenangan pikiran internal maupun kebijaksanaan pandangan terang yang lebih tinggi mengenai hal-hal.

Di sini, para bhikkhu, orang yang tidak memperoleh ketenangan pikiran internal maupun kebijaksanaan pandangan terang yang lebih tinggi mengenai hal-hal harus mendatangi orang yang memperoleh kedua-duanya dan bertanya kepadanya: "Sahabat, bagaimana pikiran harus dimantapkan? ... Sahabat, bagaimana bentukan harus dilihat? ..." Yang lain kemudian menjawab sebagaimana yang telah dilihat dan dipahaminya demikian: "Pikiran harus dimantapkan dengan cara begini ... Bentukan-bentukan harus dilihat dengan cara begini ..." Nantinya orang ini akan memperoleh baik ketenangan pikiran internal maupun kebijaksanaan yang lebih tinggi mengenai hal-hal.

Di sini, para bhikkhu, orang yang memperoleh baik ketenangan pikiran internal maupun kebijaksanaan yang lebih tinggi mengenai hal-hal harus memantapkan diri hanya dalam keadaan-keadaan yang bajik ini dan mengerahkan usaha selanjutnya untuk menghancurkan noda-noda.

(IV, 94)

Catatan:

46 AA menjelaskan ketenangan pikiran internal (ajjhattam cetosamatha) sebagai konsentrasi penyerapan mental yang penuh (yaitu jhana), dan kebijaksanaan pandangan terang yang lebih tinggi tentang hal-hal (adhipaññadhammavipassana) sebagai pengetahuan pandangan terang yang memahami bentukan-bentukan (sankharapariggahaka-vipassanañana). Yang terakhir ini disebut "kebijaksanaan yang lebih tinggi" dan merupakan pandangan terang dalam "hal-hal" yang dibentuk oleh lima kelompok khanda.

47 "Bentukan-bentukan" (sankhara) merupakan fenomena terkondisi dari lima kelompok khanda: bentuk badan jasmani, perasaan, persepsi, bentukan-bentukan berniat dan kesadaran.


83. Jalan Menuju Tingkat Arahat

Demikianlah yang saya dengar. Pada suatu ketika YM Ananda berdiam di Kosambi di Vihara Ghosita. Di sana YM Ananda menyapa para bhikkhu demikian:
"Para sahabat!"
"Ya, sahabat," jawab para bhikkhu. Kemudian YM Ananda berkata:
"Para sahabat, siapa pun bhikkhu atau bhikkhuni yang menyatakan di hadapanku bahwa mereka telah mencapai pengetahuan akhir tingkat Arahat, semua melakukannya dengan salah satu dari empat cara ini. Apakah yang empat itu?

"Di sini, para sahabat, seorang bhikkhu mengembangkan pandangan terang yang didahului ketenangan.65 Ketika dia telah mengembangkan pandangan terang yang didahului ketenangan itu, Sang Jalan pun muncul di dalam dirinya. Sekarang dia mengejar, mengembangkan dan mengolah jalan itu. Sementara dia melakukannya, belenggu-belenggu ditinggalkan dan kecenderungan-kecenderungan yang mendasari pun lenyap.66

"Atau juga, para sahabat, seorang bhikkhu mengembangkan ketenangan yang didahului oleh pandangan terang.67 Sementara dia mengembangkan ketenangan yang didahului oleh pandangan terang itu, Sang Jalan pun muncul di dalam dirinya. Sekarang dia mengejar, mengembangkan dan mengolah jalan itu. Sementara dia melakukannya, belenggu-belenggu ditinggalkan dan kecenderungan-kecenderungan yang mendasari pun lenyap.

"Atau juga, para sahabat, seorang bhikkhu mengembangkan ketenangan dan pandangan terang yang digabungkan berpasangan.68 Sementara dia mengembangkan ketenangan dan pandangan terang yang digabungkan secara berpasangan itu, Sang Jalan pun muncul di dalam dirinya. Sekarang dia mengejar, mengembangkan dan mengolah jalan itu. Sementara dia melakukannya, belenggu-belenggu ditinggalkan dan kecenderungan-kecenderungan yang mendasari pun lenyap.

"Atau juga, para sahabat, pikiran seorang bhikkhu dicengkeram oleh kegelisahan yang disebabkan oleh keadaan-keadaan pikiran yang lebih tinggi.69 Tetapi ada saat ketika pikirannya secara internal menjadi mantap, tenang, terpusat, dan terkonsentrasi; kemudian Sang Jalan itu muncul di dalam dirinya. Sekarang dia mengejar, mengembangkan dan mengolah jalan itu. Sementara dia melakukannya, belenggu-belenggu ditinggalkan dan kecenderungan-kecenderungan yang mendasari pun lenyap.

"Para sahabat, siapa pun bhikkhu atau bhikkhuni yang menyatakan di hadapanku bahwa mereka telah mencapai pengetahuan akhir tingkat Arahat, semuanya melakukannya dengan salah satu dari empat cara ini."
(IV, 170)

Catatan:

65 Samatha-pubbangamam vipassanam. Ini mengacu pada meditator yang menggunakan ketenangan sebagai sarana prakteknya (samatha-yanika), yaitu orang yang pertama-tama mengembangkan konsentrasi akses, jhana-jhana atau pencapaian tanpa-bentuk dan kemudian mengambil meditasi pandangan terang (vipassana).

66 "Sang Jalan" (magga) adalah jalan supra-duniawi pertama, jalan pemasuk-arus. Untuk "mengembangkan jalan itu", menurut AA, berarti berpraktek untuk pencapaian tiga jalan yang lebih tinggi. Mengenai sepuluh kekotoran batin, lihat Bab III, no. 65-67; tentang tujuh kecenderungan mendasar, lihat Bab I, no. 25.

67 Vipassana-pubbangamam samatham. AA: "Ini mengacu pada orang yang lewat kecenderungan alaminya terlebih dahulu mencapai pandangan terang, dan kemudian, berdasarkan atas pandangan terang, menghasilkan konsentrasi (samadhi)." AT: "Ini adalah orang yang menggunakan pandangan terang sebagai sarana (vipassana-yanika)."

68 Samatha-vipassanam yuganaddham. Di dalam praktek jenis ini, orang memasuki jhana pertama. Kemudian, setelah keluar dari situ, dia menerapkan pandangan terang pada pengalaman itu; yaitu orang melihat bahwa lima kelompok kehidupan di dalam jhana (bentuk, perasaan, persepsi, dll.) itu bersifat tidak kekal, terkena penderitaan dan tanpa-diri. Kemudian dia memasuki jhana kedua dan merenungkannya dengan pandangan terang; dan menerapkan prosedur pasangan seperti itu pada jhana-jhana lain juga, sampai dia dapat merealisasikan jalan pemasuk-arus dll.

69 Dhammuddhacca-viggahitam manasam hoti. Menurut AA, "kegelisahan" (uddhaca) yang dimaksudkan di sini adalah reaksi terhadap munculnya sepuluh "korupsi pandangan terang" (vipassanupakkilesa) ketika mereka secara salah dianggap merupakan indikasi pencapaian-Sang-Jalan. Istilah dhammavitakka, "pemikiran-pemikiran tentang keadaan-keadaan yang lebih tinggi" (lihat Teks 41 dan Bab III no. 70) diambil untuk mengacu pada sepuluh korupsi yang sama itu. Tetapi, ada kemungkinan bahwa "kegelisahan yang disebabkan oleh keadaan-keadaan pikiran yang lebih tinggi" itu adalah tekanan mental yang disebabkan karena keinginan untuk merealisasikan Dhamma, suatu keadaan kecemasan spiritual yang kadang-kadang dapat mempercepat pengalaman pencerahan instan. Sebagai contoh, lihat kisah tentang Bahiya Daruciriya di Ud I, 10.

Sumber: http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka_dtl.php?cont_id=739
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: hendrako on 12 March 2009, 12:06:16 AM
Ada yg mengatakan samatha tidak perlu,
Ada yg mengatakan harus samatha terlebih dahulu.
Samatha jadi bulan-bulanan antara perlu dan tidak perlu.
Vipassana seakan hal yg paling perlu.

Di mataku,
keduanya perlu
keduanya saling perlu
walau juga dapat saling meninju

Ketenangan dapat menghasikan kebijaksanaan
Kebijaksanaan dapat menghasilkan ketenangan
Ketenangan terhambat kebijaksanaan, kaku
Kebijaksanaan terhambat ketenangan, beku

Selain itu,
Ketenangan dan kebijaksanaan dapat bergandengan
tanpa peduli mana yang lebih dulu
bekerja sama berpadu berpasangan

Ada juga yg tanpa sebutan samatha dan vipassana
Memiliki pikiran yg setara dengan kebijaksanaan
kumpulan banyak kebaikan perbuatan dan jasa
yang suatu waktu sekejab tenang dan terang

Tetap harus diingat juga
Jalan tak hanya Samadhi dan Panna
Ingatlah akan Sila
Ingatlah akan kamma


Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: bond on 12 March 2009, 10:33:01 AM
Quote
Memang para praktisi meditasi Buddhis, entah metode Mahasi Sayadaw, metode Acharn Mun dan metode lainnya, sepakat bahwa konsentrasi yang kuat diperlukan pada penembusan Nibbana.

bisa minta referensinya, dimana Mahasi Sayadaw & Ajahn Mun menekankan perlu "konsentrasi yg kuat"?

Anumodana

Buku Meditasi Vipasanna (bahasa Indonesia) halaman 107 oleh Mahasi Sayadaw.

demikian yg beliau tulis :.......Namun, kesamaan konsentrasi sesaat dengan konsentrasi serapan penuh yg sedemikian itu akan muncul (hanya) ketika latihan terpola dari pandangan cerah/terang mencapai puncaknya.

 Ajahn Mun adalah bhikkhu dhutangga yg mencapai nibbana dengan dasar jhana. (bisa search di om google/buku2 biography ajahn Mun). Termasuk murid dan cucu murid Ajahn Mun , mereka memiliki jhana. Harus dimengerti "konsentrasi yg kuat " yg dimaksud om fabian adalah berbarengan dengan "sati yg kuat" jadi ada kesimbangan disana dan tidak berdiri sendiri.



 _/\_

Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Hendra Susanto on 12 March 2009, 10:35:24 AM
:jempol:
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: DNA on 12 March 2009, 12:25:59 PM
 :lotus:
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 12 March 2009, 01:51:48 PM
Quote
Memang para praktisi meditasi Buddhis, entah metode Mahasi Sayadaw, metode Acharn Mun dan metode lainnya, sepakat bahwa konsentrasi yang kuat diperlukan pada penembusan Nibbana.

bisa minta referensinya, dimana Mahasi Sayadaw & Ajahn Mun menekankan perlu "konsentrasi yg kuat"?

Anumodana

Buku Meditasi Vipasanna (bahasa Indonesia) halaman 107 oleh Mahasi Sayadaw.

demikian yg beliau tulis :.......Namun, kesamaan konsentrasi sesaat dengan konsentrasi serapan penuh yg sedemikian itu akan muncul (hanya) ketika latihan terpola dari pandangan cerah/terang mencapai puncaknya.

 Ajahn Mun adalah bhikkhu dhutangga yg mencapai nibbana dengan dasar jhana. (bisa search di om google/buku2 biography ajahn Mun). Termasuk murid dan cucu murid Ajahn Mun , mereka memiliki jhana. Harus dimengerti "konsentrasi yg kuat " yg dimaksud om fabian adalah berbarengan dengan "sati yg kuat" jadi ada kesimbangan disana dan tidak berdiri sendiri.

 _/\_


di referensi tsb, kedua2nya bahkan tidak menuturkan "perlu"-nya konsentrasi kuat...

1. buku Mahasi S.
di tulisan yg dikatakan tsb justru: konsentrasi muncul pada puncak vipassana.
jika ini referensi dari Mahasi S yg dipakai utk menyatakan Mahasi S. menyatakan konsentrasi kuat adalah "perlu", berarti ada kesalahan interpretasi pada rekan fabian.
dari kalimat sepotong itu justru artinya Mahasi mengatakan pada puncak vipassana akan ada konsentrasi yg muncul...

2. Ajahn Mun
memang benar bahwa Ajahn Mun beserta guru & murid2nya banyak yg dapat mencapai jhana. Tetapi, tidak pernah ditegaskan oleh mereka bahwa konsentrasi kuat itu diperlukan. Justru sebaliknya, mereka yg pernah mencapai jhana, sering kali menyatakan bahwa konsentrasi kuat (deep concentration) justru adalah halangan dalam vipassana.
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: bond on 12 March 2009, 05:14:13 PM
Quote
Memang para praktisi meditasi Buddhis, entah metode Mahasi Sayadaw, metode Acharn Mun dan metode lainnya, sepakat bahwa konsentrasi yang kuat diperlukan pada penembusan Nibbana.

bisa minta referensinya, dimana Mahasi Sayadaw & Ajahn Mun menekankan perlu "konsentrasi yg kuat"?

Anumodana

Buku Meditasi Vipasanna (bahasa Indonesia) halaman 107 oleh Mahasi Sayadaw.

demikian yg beliau tulis :.......Namun, kesamaan konsentrasi sesaat dengan konsentrasi serapan penuh yg sedemikian itu akan muncul (hanya) ketika latihan terpola dari pandangan cerah/terang mencapai puncaknya.

 Ajahn Mun adalah bhikkhu dhutangga yg mencapai nibbana dengan dasar jhana. (bisa search di om google/buku2 biography ajahn Mun). Termasuk murid dan cucu murid Ajahn Mun , mereka memiliki jhana. Harus dimengerti "konsentrasi yg kuat " yg dimaksud om fabian adalah berbarengan dengan "sati yg kuat" jadi ada kesimbangan disana dan tidak berdiri sendiri.

 _/\_


di referensi tsb, kedua2nya bahkan tidak menuturkan "perlu"-nya konsentrasi kuat...

1. buku Mahasi S.
di tulisan yg dikatakan tsb justru: konsentrasi muncul pada puncak vipassana.
jika ini referensi dari Mahasi S yg dipakai utk menyatakan Mahasi S. menyatakan konsentrasi kuat adalah "perlu", berarti ada kesalahan interpretasi pada rekan fabian.
dari kalimat sepotong itu justru artinya Mahasi mengatakan pada puncak vipassana akan ada konsentrasi yg muncul...


2. Ajahn Mun
memang benar bahwa Ajahn Mun beserta guru & murid2nya banyak yg dapat mencapai jhana. Tetapi, tidak pernah ditegaskan oleh mereka bahwa konsentrasi kuat itu diperlukan. Justru sebaliknya, mereka yg pernah mencapai jhana, sering kali menyatakan bahwa konsentrasi kuat (deep concentration) justru adalah halangan dalam vipassana.

Untuk poin no.1 tulisan Ko fabian adalah "Memang para praktisi meditasi Buddhis, entah metode Mahasi Sayadaw, metode Acharn Mun dan metode lainnya, sepakat bahwa konsentrasi yang kuat diperlukan penembusan Nibbana."

Tulisan Mahasi Sayadaw "Namun, kesamaan konsentrasi sesaat dengan konsentrasi serapan penuh yg sedemikian itu akan muncul (hanya) ketika latihan terpola dari pandangan cerah/terang mencapai puncaknya.

Coba perhatikan tulisan yang saya garis bawahi yang memiliki arti bahwa konsentrasi kuat muncul pada puncaknya  artinya sama dengan penembusan nibbana(yg merupakan puncak pencapaian). Dan konsentrasi kuat memang muncul dengan sendirinya akibat dari konsentrasi2 sebelumnya yang makin lama makin kuat. Fungsi konsentrasi kuat disini diperlukan untuk pemurnian pikiran sampai tahap penembusan nibbana(konsentrasi semakin kuat secara gradual).

Dan banyak orang salah kaprah bahwa konsentrasi kuat hanya terpaku pada satu objek seperti yang terjadi pada samatha bhavana. Kenyataanya dalam vipasanna konsentrasi diperlukan dalam melihat berbagai objek yang muncul silih berganti dari nama dan rupa. Apabila tidak ada konsentrasi maka penelaahan secara jelas terhadap karakteristik terhadap fenomena tidak akan jelas dan 7 tahapan visudhi tidak akan terjadi.
Sehingga dapat disimpulkan konsentrasi kuat hasil  dari samatha bhavana adalah jhana itu sendiri. Sementara konsentrasi kuat yg dihasilkan dari vipasanna adalah tercapainya nibbana. Keduanya adalah "konsentrasi kuat" hanya karena objek yang berbeda maka hasil dan karakteristiknya berbeda walaupun keduanya adalah sama2 konsentrasi.


Mari kita lihat tulisan Mahasi Sayadaw berikutnya pada hal 108 : "........dengan demikian harus dipahami bahwa konsentrasi sesaat, yg berkemampuan untuk menekan rintangan2, juga berhak atas nama "akses" dan "pemurnian pikiran". Jika tidak, pemurnian pikiran(citta visuddhi) tidak dapat muncul pada seseorang yang telah melakukan pandangan cerah murni(berlatih vipasanna murni) sebagai kendaraanya, tanpa menghasilkan konsentrasi akses maupun konsentrasi terserap penuh

Point no.2  tentang Ajahn Mun yg Anda tulis " Justru sebaliknya, mereka yg pernah mencapai jhana, sering kali menyatakan bahwa konsentrasi kuat (deep concentration) justru adalah halangan dalam vipassana." memang benar tetapi yg di maksud deep konsentrasi disitu adalah mereka yang terperangkap dalam kenikmatan jhana sehingga tidak dapat melakukan vipasanna, karena memang dalam jhana seseorang tidak dapat bervipasanna sehingga mereka yg terperangkap dalam jhana inilah yg disebut jhana sebagai halangan dalam vipasanna. Perlu diingat dalam bervipasanna yang digunakan adalah efek/gema jhana yg berarti seseorang harus keluar dari jhana baru melakukan vipasanna atas dasar efek/gema jhana itu.



Smoga bisa dipahami  _/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 12 March 2009, 08:55:30 PM
Tulisan Mahasi Sayadaw "Namun, kesamaan konsentrasi sesaat dengan konsentrasi serapan penuh yg sedemikian itu akan muncul (hanya) ketika latihan terpola dari pandangan cerah/terang mencapai puncaknya.

Coba perhatikan tulisan yang saya garis bawahi yang memiliki arti bahwa konsentrasi kuat muncul pada puncaknya  artinya sama dengan penembusan nibbana(yg merupakan puncak pencapaian). Dan konsentrasi kuat memang muncul dengan sendirinya akibat dari konsentrasi2 sebelumnya yang makin lama makin kuat.

kalimat Mahasi Sayadaw adalah konsentrasi muncul, pada puncak latihan vipassana.
di sana tidak ada sama sekali dikatakan "perlu"nya konsentrasi kuat...

di sini tidak bisa disimpulkan bahwa konsentrasi kuat itu di"perlu"kan, karena itu memberi arti yg lain daripada kalimat Mahasi Sayadaw & tentu saja bertentangan dg metoda yg diajarkan.
jika ada statement konsentrasi kuat diperlukan, maka Mahasi akan mengajarkan latihan konsentrasi secara masal, padahal kenyataannya tidak demikian. Metoda Mahasi yg kita kenal adalah direct vipassana, bukan?

Quote
Fungsi konsentrasi kuat disini diperlukan untuk pemurnian pikiran sampai tahap penembusan nibbana(konsentrasi semakin kuat secara gradual).
Puncak dari latihan vipassana itu sendiri adalah terealisasinya nibbana.

Quote
Dan banyak orang salah kaprah bahwa konsentrasi kuat hanya terpaku pada satu objek seperti yang terjadi pada samatha bhavana. Kenyataanya dalam vipasanna konsentrasi diperlukan dalam melihat berbagai objek yang muncul silih berganti dari nama dan rupa. Apabila tidak ada konsentrasi maka penelaahan secara jelas terhadap karakteristik terhadap fenomena tidak akan jelas dan 7 tahapan visudhi tidak akan terjadi.
nah, jika demikian perlu klarifikasi dari rekan fabian...
dari kedua guru tersohor tadi, Mahasi Sayadaw & Ajahn Mun,
dimana kah mereka menyatakan "konsentrasi kuat" itu diperlukan?
dan konsentrasi kuat itu bagaimana kriterianya?

Quote
Sehingga dapat disimpulkan konsentrasi kuat hasil  dari samatha bhavana adalah jhana itu sendiri. Sementara konsentrasi kuat yg dihasilkan dari vipasanna adalah tercapainya nibbana. Keduanya adalah "konsentrasi kuat" hanya karena objek yang berbeda maka hasil dan karakteristiknya berbeda walaupun keduanya adalah sama2 konsentrasi.
ya, dgn demikian, konsentrasi adalah hasil, bukan bahan yg diperlukan sebelumnya.

Quote
Mari kita lihat tulisan Mahasi Sayadaw berikutnya pada hal 108 : "........dengan demikian harus dipahami bahwa konsentrasi sesaat, yg berkemampuan untuk menekan rintangan2, juga berhak atas nama "akses" dan "pemurnian pikiran". Jika tidak, pemurnian pikiran(citta visuddhi) tidak dapat muncul pada seseorang yang telah melakukan pandangan cerah murni(berlatih vipasanna murni) sebagai kendaraanya, tanpa menghasilkan konsentrasi akses maupun konsentrasi terserap penuh
itu jg yg saya tahu tentang Mahasi Sayadaw. ia menyatakan bahwa konsentrasi yg dibutuhkan hanyalah sampai "konsentrasi sesaat". (khanika samadhi)

Quote
Point no.2  tentang Ajahn Mun yg Anda tulis " Justru sebaliknya, mereka yg pernah mencapai jhana, sering kali menyatakan bahwa konsentrasi kuat (deep concentration) justru adalah halangan dalam vipassana." memang benar tetapi yg di maksud deep konsentrasi disitu adalah mereka yang terperangkap dalam kenikmatan jhana sehingga tidak dapat melakukan vipasanna, karena memang dalam jhana seseorang tidak dapat bervipasanna sehingga mereka yg terperangkap dalam jhana inilah yg disebut jhana sebagai halangan dalam vipasanna. Perlu diingat dalam bervipasanna yang digunakan adalah efek/gema jhana yg berarti seseorang harus keluar dari jhana baru melakukan vipasanna atas dasar efek/gema jhana itu.
memang vipassana bisa dilatih setelah keluar dari jhana seperti pada metoda A Pauk Sayadaw. namun hal tsb bukanlah suatu keharusan shg dikatakan perlu, bukan? misalnya saja metoda Mahasi tidak perlu masuk & keluar dari jhana terlebih dahulu. & lagi, dimanakah Ajahn Mun menyatakan konsentrasi kuat adalah "perlu"?

with metta,
:lotus: _/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Hendra Susanto on 12 March 2009, 08:59:30 PM
dear tesla,

satu pertanyaan, jd apabila konsentrasi tidak diperlukan menurut anda apa yang diperlukan??
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 12 March 2009, 09:19:32 PM
dear tesla,

satu pertanyaan, jd apabila konsentrasi tidak diperlukan menurut anda apa yang diperlukan??

dear hendra,

ada pernyataan bahwa "konsentrasi kuat perlu" sesuai dg pernyataan Mahasi Sayadaw & Ajahn Mun. itu yg saya minta klarifikasinya.

& hati-hati,
lawan kata dari "konsentrasi kuat perlu"
adalah "konsentrasi kuat tidak perlu"
bukan "tidak perlu konsentrasi"
itu beda jauh :)
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: wen78 on 12 March 2009, 10:09:14 PM
mo tanya sedikit,

apa yg dimaksud dgn "konsentrasi" yg di maksudkan? seperti "fokus"? ato seperti apa?
maklum, gak pernah meditasi vipasana ;D
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Huiono on 12 March 2009, 10:41:49 PM
Quote
Memang para praktisi meditasi Buddhis, entah metode Mahasi Sayadaw, metode Acharn Mun dan metode lainnya, sepakat bahwa konsentrasi yang kuat diperlukan pada penembusan Nibbana.

bisa minta referensinya, dimana Mahasi Sayadaw & Ajahn Mun menekankan perlu "konsentrasi yg kuat"?

Anumodana

Buku Meditasi Vipasanna (bahasa Indonesia) halaman 107 oleh Mahasi Sayadaw.

demikian yg beliau tulis :.......Namun, kesamaan konsentrasi sesaat dengan konsentrasi serapan penuh yg sedemikian itu akan muncul (hanya) ketika latihan terpola dari pandangan cerah/terang mencapai puncaknya.

 Ajahn Mun adalah bhikkhu dhutangga yg mencapai nibbana dengan dasar jhana. (bisa search di om google/buku2 biography ajahn Mun). Termasuk murid dan cucu murid Ajahn Mun , mereka memiliki jhana. Harus dimengerti "konsentrasi yg kuat " yg dimaksud om fabian adalah berbarengan dengan "sati yg kuat" jadi ada kesimbangan disana dan tidak berdiri sendiri.

 _/\_


di referensi tsb, kedua2nya bahkan tidak menuturkan "perlu"-nya konsentrasi kuat...

1. buku Mahasi S.
di tulisan yg dikatakan tsb justru: konsentrasi muncul pada puncak vipassana.
jika ini referensi dari Mahasi S yg dipakai utk menyatakan Mahasi S. menyatakan konsentrasi kuat adalah "perlu", berarti ada kesalahan interpretasi pada rekan fabian.
dari kalimat sepotong itu justru artinya Mahasi mengatakan pada puncak vipassana akan ada konsentrasi yg muncul...

2. Ajahn Mun
memang benar bahwa Ajahn Mun beserta guru & murid2nya banyak yg dapat mencapai jhana. Tetapi, tidak pernah ditegaskan oleh mereka bahwa konsentrasi kuat itu diperlukan. Justru sebaliknya, mereka yg pernah mencapai jhana, sering kali menyatakan bahwa konsentrasi kuat (deep concentration) justru adalah halangan dalam vipassana.

???
Pernyataan yg di bold italic ada referensinya gak? Atau hasil kesimpulan pribadi?
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 13 March 2009, 12:40:28 AM
Justru sebaliknya, mereka yg pernah mencapai jhana, sering kali menyatakan bahwa konsentrasi kuat (deep concentration) justru adalah halangan dalam vipassana.

???
Pernyataan yg di bold italic ada referensinya gak? Atau hasil kesimpulan pribadi?

_/\_ :)

bahaya dalam deep concentration adalah seseorang melekat padanya & tidak melanjutkan latihannya pada vipassana.

referensinya ada.

yg tegas yah Ajahn Buddhadasa.

Quote
ini bukan ketika pikiran menjadi diam, keras dan seperti batu. Sama sekali bukan seperti itu. Tubuh akan terasa normal, dan pikiran tenang dan tepat utk dipakai berpikir dan menyelidik. Pikiran secara sempurna bersih, dingin, tenang dan terkendali. Dg kata lain, ia cocok utk digunakan dan siap utk mengetahui. Inilah derajat konsentrasi yg dituju, bukan konsentrasi yg sangat dalam dimana seseorang duduk kaku seperti batu, dan agak menghindari perhatian. Duduk dalam konsentrasi sedalam ini, seseorang tidak menginvestigasi apapun. Pikiran yg dalam konsentrasi mendalam tidak dapat berlatih penyelidikan apapun. Ini hanya seperti kondisi tanpa kesadaran dan tidak berguna utk pandangan terang (vipassana). KONSENTRASI YG DALAM ADALAH HAMBATAN UMUM BAGI LATIHAN PANDANGAN TERANG. Utk berlatih penyelidikan, seseorang harus turun pada konsentrasi yg lebih dangkal...

Ajahn Buddhadasa menyebut yg dibutuhkan hanyalah konsentrasi alami (natural concentration). "Terjadi secara alami, secara otomatis seperti ketika pikiran kita menjadi terkonsentrasi pada saat kita akan melakukan perhitungan aritmatika."

+ + +

yg agak lunak, Ajahn Chah, dalam menjawab pertanyaan yg diajukan.
Quote
Q: "Apakah perlu utk dapat masuk ke dalam absorsi (jhana) dalam latihan?"

A: "Tidak, Absorsi tidak perlu. Kamu cukup membentuk sejumlah kecil ketenangan dan perhatian pada pikiran. Tidak ada sesuatu special yg dibutuhkan disini. Seandainya absorsi terjadi padamu, tidak apa-apa. Asal jgn menggenggamnya. Sejumlah orang mandek dgn absorsi. Ini memang menyenangkan. Tapi kamu harus tau batasannya, seperti halnya keterbatasan seorang anak2 dibanding orang dewasa".

Ajahn Chah mengilustrasikan konsentrasi adalah anak2 & pandangan terang adalah orang dewasa. Keduanya tidak terpisah, namun bukan pula sama. di sini Ajahn Chah mengatakan bahwa dalam absorsi, seseorang "mungkin" saja menggenggamnya & berhenti/tidak maju lagi dalam latihan.

+ + +

ini dua bhikkhu yg saya ingat... mungkin jika ada waktu utk mencari referensi, bisa dapat banyak. (bahkan mungkin termasuk Mahasi Sayadaw, mengingat ia adalah guru direct Vipassana seperti Ajahn Chah & Ajahn Buddhadasa). & kalau tidak salah ingat rekan fabian (atau mungkin bond atau mungkin member yg lain...) pernah memposting topik ini di forum... kalau tidak salah nama hambatannya adalah vipassana killesa yah...

with metta,
:lotus:
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 13 March 2009, 12:42:12 AM
mo tanya sedikit,

apa yg dimaksud dgn "konsentrasi" yg di maksudkan? seperti "fokus"? ato seperti apa?
maklum, gak pernah meditasi vipasana ;D
iya
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: bond on 13 March 2009, 09:33:11 AM
Quote
memang vipassana bisa dilatih setelah keluar dari jhana seperti pada metoda A Pauk Sayadaw. namun hal tsb bukanlah suatu keharusan shg dikatakan perlu, bukan? misalnya saja metoda Mahasi tidak perlu masuk & keluar dari jhana terlebih dahulu. & lagi, dimanakah Ajahn Mun menyatakan konsentrasi kuat adalah "perlu"?

with metta,
:lotus: _/\_

Mengenai Ajahn Mun silakan Anda meneliti latihan Dhutangga dan praktekan tekniknya, apakah bro sudah praktek teknik Ajahn Mun? Sebenarnya tidak berbeda dengan teknik Paauk Sayadaw.
Dengan demikian  Anda akan tahu apakah menurut teknik Ajahn Mun perlu atau tidaknya konsentrasi kuat, statement beliau bro bisa lihat dengan mudah dari latihan dia , dhamma tidak harus dalam tulisan kalimat atau kata2 dengan kedipan mata pun seharusnya dapat dimengerti bila kita telah menjalankan praktek.  Statement Mahasi Sayadaw sudah jelas entah dalam arti tersurat dan tersirat, jika diartikan lain, selamat mencoba. 

Coba perhatikan tulisan Anda ttg Ajahn Buddhadasa "KONSENTRASI YG DALAM ADALAH HAMBATAN UMUM BAGI LATIHAN PANDANGAN TERANG. Utk berlatih penyelidikan, seseorang harus turun pada konsentrasi yg lebih dangkal..." Coba bro praktekan dan sampai tahapan seperti kalimat itu dan yg terpenting lanjutkan konsentrasi dangkal tersebut dan lihat apa jadinya jika dilanjutkan terus ..., nanti bro akan tahu jawabannya. Selamat berlatih. _/\_

Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 13 March 2009, 02:53:56 PM
Quote
memang vipassana bisa dilatih setelah keluar dari jhana seperti pada metoda A Pauk Sayadaw. namun hal tsb bukanlah suatu keharusan shg dikatakan perlu, bukan? misalnya saja metoda Mahasi tidak perlu masuk & keluar dari jhana terlebih dahulu. & lagi, dimanakah Ajahn Mun menyatakan konsentrasi kuat adalah "perlu"?

with metta,
:lotus: _/\_

Mengenai Ajahn Mun silakan Anda meneliti latihan Dhutangga dan praktekan tekniknya, apakah bro sudah praktek teknik Ajahn Mun? Sebenarnya tidak berbeda dengan teknik Paauk Sayadaw.
Dengan demikian  Anda akan tahu apakah menurut teknik Ajahn Mun perlu atau tidaknya konsentrasi kuat, statement beliau bro bisa lihat dengan mudah dari latihan dia , dhamma tidak harus dalam tulisan kalimat atau kata2 dengan kedipan mata pun seharusnya dapat dimengerti bila kita telah menjalankan praktek.  Statement Mahasi Sayadaw sudah jelas entah dalam arti tersurat dan tersirat, jika diartikan lain, selamat mencoba. 

mengenai ajaran Ajahn Mun, silahkan Anda baca tulisan "sendiri" beliau, bukan tulisan kompilasi orang lain mengenai dia. saya jg merekomendasikan kepada anda utk membacanya krn disana jelas sekali Ajahn Mun memiliki gaya pengajaran yg sangat unik, mis: permainan suku kata. Selain itu Ajahn Mun jg mendeskripsikan meditasi dg gaya yg alami dan agak jauh dari doktrin, mis: "hanya ada 1 sila, yaitu sadar...". Dalam tulisannya Ajahn Mun lebih mirip Mahasi Sayadaw daripada A Pauk Sayadaw, dimana ia lebih banyak menjelaskan penyelidikan dhamma yg selalu ada sekarang (ever-present truth) dan sedikit sekali membahas konsentrasi. Malah kalau tidak salah dia, seingat saya dia menekankan seseorang utk melihat "dukkha" & "sebab dukkha". Jika seseorang melihat itu, sila-samadhi-panna telah ada dg sendirinya.
 
Mengenai praktek saya tidak ada hubungannya dg topik ini. Yg mengangkat nama kedua guru (Ajahn Mun & Mahasi Sayadaw) adalah rekan Fabian. & saya mempertanyakan referensinya. "Dimana mereka menyatakan konsentrasi kuat adalah perlu?"
Jika rekan Bond, dari prakteknya menangkap bahwa konsentrasi itu perlu, maka itu tidak bisa dikatakan bahwa guru rekan Bond menyatakan itu perlu. itu adalah pernyataan pribadi dari rekan Bond sendiri.
Jika anda berkata dari praktek anda, anda menangkap bahwa konsentrasi itu perlu & guru telah menyatakannya secara tersirat. itu interpretasi anda.

Quote
Coba perhatikan tulisan Anda ttg Ajahn Buddhadasa "KONSENTRASI YG DALAM ADALAH HAMBATAN UMUM BAGI LATIHAN PANDANGAN TERANG. Utk berlatih penyelidikan, seseorang harus turun pada konsentrasi yg lebih dangkal..." Coba bro praktekan dan sampai tahapan seperti kalimat itu dan yg terpenting lanjutkan konsentrasi dangkal tersebut dan lihat apa jadinya jika dilanjutkan terus ..., nanti bro akan tahu jawabannya. Selamat berlatih. _/\_

Maaf, saya tidak mencari jawaban meditasi (bahkan saya tidak bertanya soal meditasi).
Yg saya tanya adalah soal penggunaan 2 nama guru yg dijadikan sebagai pondasi pernyataan seseorang.

_/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: bond on 13 March 2009, 04:22:10 PM
Apakah Anda mendapatkan 2 nama guru tersebut juga menyatakan konsentrasi kuat tidak perlu?
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 13 March 2009, 04:51:05 PM
Apakah Anda mendapatkan 2 nama guru tersebut juga menyatakan konsentrasi kuat tidak perlu?
itu topik lain lagi...

jika mereka tidak menyebut konsentrasi kuat tidak perlu, bukan artinya konsentrasi kuat perlu.

logika demikian tidak dapat dipakai, mereka tidak menyebut perlu makan telor dadar, apa artinya perlu makan telor dadar? ;)
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: bond on 13 March 2009, 04:59:02 PM
Apakah Anda mendapatkan 2 nama guru tersebut juga menyatakan konsentrasi kuat tidak perlu?
itu topik lain lagi... bukan masalah topik lain , masih dalam topik yg relevan . pertanyaan yg sederhana bukan...(boleh dijawab boleh juga tidak :D 

jika mereka tidak menyebut konsentrasi kuat tidak perlu, bukan artinya konsentrasi kuat perlu. Intrepertasi sendiri  ^-^

logika demikian tidak dapat dipakai, mereka tidak menyebut perlu makan telor dadar, apa artinya perlu makan telor dadar? ;)


Selamat makan telur dadar dengan logika  _/\_ ;) ^-^

 
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 13 March 2009, 05:10:54 PM
Apakah Anda mendapatkan 2 nama guru tersebut juga menyatakan konsentrasi kuat tidak perlu?
itu topik lain lagi... bukan masalah topik lain , masih dalam topik yg relevan . pertanyaan yg sederhana bukan...(boleh dijawab boleh juga tidak :D 

jika mereka tidak menyebut konsentrasi kuat tidak perlu, bukan artinya konsentrasi kuat perlu. Intrepertasi sendiri  ^-^

logika demikian tidak dapat dipakai, mereka tidak menyebut perlu makan telor dadar, apa artinya perlu makan telor dadar? ;)


Selamat makan telur dadar dengan logika  _/\_ ;) ^-^

mod debat kusir :)
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Lily W on 13 March 2009, 05:36:38 PM
Mod jg manusia... ;D

lanjutttt.... ;D

_/\_ :lotus:
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: bond on 13 March 2009, 06:05:14 PM
Kebetulan ada contekan baru untuk bro and sis disini yg berminat ttg meditasi.


Ini ada kutipan dari kumpulan khotbah Mahasi Sayadaw:

Versi Mahasi Sayadaw: dalam buku The Satipatthana Vipassana Meditation, a collection of basic mindfulness exercise from the discourses of The Venerable Mahasi Sayadaw Agga Maha Pandita (collated by Jinavamsa Bhikkhu):

hal 197, baris ke 10:

This momentary concentration fulfills the same function as the basic Jhana of the serenity vehicle, providing the foundation of mental clarity needed for insight to emerge.
Momentary concentration ini memenuhi fungsi yang sama seperti basis Jhana dari samatha bhavana, menyediakan dasar kejernihan batin yang diperlukan agar pandangan terang muncul.----> kekuatan konsentrasi(khanika samadhi) yg kuat setara dengan jhana. Disini jelas bahwa konsentrasi kuat diperlukan.

hal 198 paragraph 4:

Momentary concentration is thus, in contrast to Jhanic concentration, a fluid type of mental collectedness consisting in the uninterrupted continuity of thoughts engaged in noticing the passing succession of objects. Its objects are varied and changing but its force of concentration remains constant. This force fixes the mind on the object as though fixing it in absorption, holding the hindrances at bay and building up power of mental purification. For this reason Momentary Concentration can be understood as implicitly included in access concentration in the standard definition of purification of Mind as consisting  in access and absorption.

Momentary concentration adalah demikian, berlawanan dengan konsentrasi Jhana, kumpulan batin yang mengalir yang berisi kesinambungan tak terputus pikiran yang memperhatikan objek yang silih berganti
Momentary concentration adalah demikian, objeknya beraneka dan berubah, tetapi kekuatan konsentrasinya tetap. Kekuatan konsentrasi mematok batin pada objek seperti mematoknya pada penyerapan (absorption), menahan rintangan batin sehingga tak berkutik dan membangunkekuatan kemurnian batin. Untuk alasan ini Momentary concentration dapat dipahami secara implisit termasuk dalam upacara samadhi (access concentration) pada definisi standar kemurnian batin yang terdapat pada upacara samadhi dan penyerapan.-----> jadi dalam prakteknya memang kekuatan khanika samadhi bisa menjadi sangat kuat setara dengan upacara samadhi ataupun jhana.
                                          ----------------------------------------------------



Quote
Coba perhatikan tulisan Anda ttg Ajahn Buddhadasa "KONSENTRASI YG DALAM ADALAH HAMBATAN UMUM BAGI LATIHAN PANDANGAN TERANG. Utk berlatih penyelidikan, seseorang harus turun pada konsentrasi yg lebih dangkal..." Coba bro praktekan dan sampai tahapan seperti kalimat itu dan yg terpenting lanjutkan konsentrasi dangkal tersebut dan lihat apa jadinya jika dilanjutkan terus ..., nanti bro akan tahu jawabannya. Selamat berlatih. Namaste


Inilah jawaban  yg saya tulis ttg Ajahn Buddhadasa mengenai konsentrasi yg lebih dangkal  jika dilanjutkan terus maka hasilnya bisa menjadi konsentrasi yg dahsyat/kuat yaitu pencapaian nibbana. Janganlah diartikan konsentrasi kuat identik dengan jhana. Dan tulisan konsentrasi dangkalpun bukan berarti selalu dangkal begitu2 saja, coba teman2 bandingkan dengan tulisan Mahasi Sayadaw. Dan memang konsentrasi kuat yang dihasilkan memang HARUS alami/natural inilah disebut upekha(Ajahn Buddhadasa menyebutnya natural concerntration). Jadi dalam konsentrasi kuat tidak hanya mengandung satu aspek tapi beberapa aspek yg saling mendukung, contohnya disana juga ada sati yang kuat selain konsentrasi kuat. Konsentrasi tidak akan kuat kalau tidak seimbang dan yg terjadi ketegangan.


Quote
Logika demikian tidak dapat dipakai, mereka tidak menyebut perlu makan telor dadar, apa artinya perlu makan telor dadar? Wink

bila dinyatakan si Budi sanggup mengangkat barbel seberat 200 kg, apakah perlu dinyatakan bahwa dia kuat?

Agar dapat dimengerti memahami meditasi adalah bukan dengan logika semata tetapi dengan kejernihan hati,panna dan fakta yg ada. Smoga bermanfaat bagi semuanya  _/\_

Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: dilbert on 13 March 2009, 06:26:53 PM
walaupun saya bukan praktisi meditasi, tetapi menurut NALAR saya, saya sependapat dengan sdr.tesla...
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 13 March 2009, 11:00:14 PM
This momentary concentration fulfills the same function as the basic Jhana of the serenity vehicle, providing the foundation of mental clarity needed for insight to emerge.
Momentary concentration ini memenuhi fungsi yang sama seperti basis Jhana dari samatha bhavana, menyediakan dasar kejernihan batin yang diperlukan agar pandangan terang muncul.
disana telah dijelaskan oleh Mahasi Sayadaw bahwa khanika samadhi sudah cukup utk menyediakan fondasi. saya sudah tau hal ini dari dulu bahwa Mahasi Sayadaw menerapkan hanya tataran konsentrasi sampai khanika samadhi utk menjadi fondasi vipassananya shg dia menyebutnya "vipassana khanika samadhi".

Quote
----> kekuatan konsentrasi(khanika samadhi) yg kuat setara dengan jhana. Disini jelas bahwa konsentrasi kuat diperlukan.
& mohon maaf sekali sdr. bond. tanpa maksud utk merendahkan anda.
yg menyatakan bahwa kekuatan konsentrasi pada khanika samadhi setara dg jhana adalah anda. bukan Mahasi & bahkan guru lainnya... menurut saya anda telah mendistorsi ajaran mereka...

yg disebut oleh Mahasi adalah khanika samadhi telah memberikan fungsi yg sama seperti appana samadhi (jhana).

jika konsentrasi kuat yg dimaksud rekan fabian adalah khanika samadhi, maka sebaiknya kalimat dari postingan rekan fabian itu dikoreksi dari "...konsentrasi kuat diperlukan..." menjadi "konsentrasi sesaat diperlukan...". saya tidak mengerti motif rekan fabian utk mengubah kata "sesaat" menjadi "kuat". yg jelas "sesaat" & "kuat" itu hal yg berbeda.

Quote
hal 198 paragraph 4:

Momentary concentration is thus, in contrast to Jhanic concentration, a fluid type of mental collectedness consisting in the uninterrupted continuity of thoughts engaged in noticing the passing succession of objects. Its objects are varied and changing but its force of concentration remains constant. This force fixes the mind on the object as though fixing it in absorption, holding the hindrances at bay and building up power of mental purification. For this reason Momentary Concentration can be understood as implicitly included in access concentration in the standard definition of purification of Mind as consisting  in access and absorption.

Momentary concentration adalah demikian, berlawanan dengan konsentrasi Jhana, kumpulan batin yang mengalir yang berisi kesinambungan tak terputus pikiran yang memperhatikan objek yang silih berganti
Momentary concentration adalah demikian, objeknya beraneka dan berubah, tetapi kekuatan konsentrasinya tetap. Kekuatan konsentrasi mematok batin pada objek seperti mematoknya pada penyerapan (absorption), menahan rintangan batin sehingga tak berkutik dan membangunkekuatan kemurnian batin. Untuk alasan ini Momentary concentration dapat dipahami secara implisit termasuk dalam upacara samadhi (access concentration) pada definisi standar kemurnian batin yang terdapat pada upacara samadhi dan penyerapan.-----> jadi dalam prakteknya memang kekuatan khanika samadhi bisa menjadi sangat kuat setara dengan upacara samadhi ataupun jhana.
                                          ----------------------------------------------------
[/i]
terlalu dipaksakan utk menyatakan bahwa khanika samadhi sama dgn appana samadhi (jhana)...
saya tidak mengerti bagaimana anda bisa menyamakan saja tahapan konsentrasi yg bertingkat2 akhirnya menjadi sama...

ketika konsentrasi telah sekuat appana samadhi, maka namanya udah jadi appana samadhi. bukan khanika samadhi yg sekuat appana samadhi.

Quote
Quote
Coba perhatikan tulisan Anda ttg Ajahn Buddhadasa "KONSENTRASI YG DALAM ADALAH HAMBATAN UMUM BAGI LATIHAN PANDANGAN TERANG. Utk berlatih penyelidikan, seseorang harus turun pada konsentrasi yg lebih dangkal..." Coba bro praktekan dan sampai tahapan seperti kalimat itu dan yg terpenting lanjutkan konsentrasi dangkal tersebut dan lihat apa jadinya jika dilanjutkan terus ..., nanti bro akan tahu jawabannya. Selamat berlatih. Namaste


Inilah jawaban  yg saya tulis ttg Ajahn Buddhadasa mengenai konsentrasi yg lebih dangkal  jika dilanjutkan terus maka hasilnya bisa menjadi konsentrasi yg dahsyat/kuat yaitu pencapaian nibbana. Janganlah diartikan konsentrasi kuat identik dengan jhana. Dan tulisan konsentrasi dangkalpun bukan berarti selalu dangkal begitu2 saja, coba teman2 bandingkan dengan tulisan Mahasi Sayadaw. Dan memang konsentrasi kuat yang dihasilkan memang HARUS alami/natural inilah disebut upekha(Ajahn Buddhadasa menyebutnya natural concerntration). Jadi dalam konsentrasi kuat tidak hanya mengandung satu aspek tapi beberapa aspek yg saling mendukung, contohnya disana juga ada sati yang kuat selain konsentrasi kuat. Konsentrasi tidak akan kuat kalau tidak seimbang dan yg terjadi ketegangan.

Ajahn Buddhadasa Mahathera tidak menyatakan bahwa konsentrasi yg dangkal jika dilanjutkan akan menghasilkan konsentrasi yg dashyat = nibbana. itu jelas pernyataan anda sendiri lagi...

setelah konsentrasi alami, hasil yg dikatakannya adalah sbb (sama sekali tidak dikatakan nibbana = konsentrasi yg dashyat):

It may happen that what arises is not true insight, because one has been practicing wrongly or has been surrounded by too many false views. But however it turns out, the insight that does arise is bound to be something quite special, for instance extraordinarily clear and profound. If the knowledge gained is right knowledge, corresponding with reality, corresponding with Dhamma, then it will progress, developing ultimately into right and true knowledge of all phenomena. If insight develops in only small measure, it may convert a person into an Aryian at the lowest stage; or if it is not sufficient to do that, it will just make him a high- minded individual, an ordinary person of good qualities.
(maaf... tidak niat saya terjemahkan)


Quote
Quote
Logika demikian tidak dapat dipakai, mereka tidak menyebut perlu makan telor dadar, apa artinya perlu makan telor dadar? Wink

bila dinyatakan si Budi sanggup mengangkat barbel seberat 200 kg, apakah perlu dinyatakan bahwa dia kuat?
oot... tidak nyambung...
anda bertanya kepada saya, "apakah mereka (2 guru tsb) ada menyatakan konsentrasi tidak perlu?" dalam hubungannya utk menguatkan pernyataan rekan fabian bahwa "konsentrasi kuat perlu".
oleh sebab itu saya katakan bahwa, logika tsb tidak dapat dipakai, karena: terlepas dari mereka pernah atau tidak pernah menyatakan konsentrasi kuat tidak perlu, pernyataan tersebut tidak menyatakan sama sekali bahwa mereka menyatakan konsentrasi kuat perlu.
ini sangat sederhana.
mungkin anda tidak mengerti, maka terpaksa saya menjelaskannya.

1. misalkan mereka ternyata pernah menyatakan konsentrasi kuat tidak perlu, maka pernyataan rekan fabian jelas adalah fitnah & merupakan perbuatan buruk thd mereka.

2. misalkan mereka tidak pernah menyatakan konsentrasi kuat tidak perlu, tidak pula berarti bahwa mereka menyatakan konsentrasi kuat perlu... ini hanya berarti mereka tidak membahas konsentrasi kuat. shg pernyataan rekan fabian tidak dapat dikuatkan oleh hal ini.

Quote
Agar dapat dimengerti memahami meditasi adalah bukan dengan logika semata tetapi dengan kejernihan hati,panna dan fakta yg ada. Smoga bermanfaat bagi semuanya  _/\_
yg menggunakan logika utk menanyakan balik kepada saya, apakah mereka pernah menyatakan konsentrasi kuat tidak perlu adalah anda.
semoga panna dapat tumbuh dalam anda. tentu saja bersama dg sila & samadhi jg. :)

with metta,
:lotus:
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: bond on 14 March 2009, 09:59:11 AM
Quote
& mohon maaf sekali sdr. bond. tanpa maksud utk merendahkan anda.
yg menyatakan bahwa kekuatan konsentrasi pada khanika samadhi setara dg jhana adalah anda. bukan Mahasi & bahkan guru lainnya... menurut saya anda telah mendistorsi ajaran mereka...

Tulisan Mahasi sudah jelas ttg khanika samadhi yg  memiliki fungsi sama dengan jhana adalah bukan pendapat pribadi tetapi sesuai dengan yg dikatakan Mahasi, bacalah kalimat itu dengan teliti  :).  Dan yang pasti saya dan om Faby memiliki kesamaan pengalaman dalam berlatih meditasi vipasanna dengan metode Mahasi Sayadaw bahkan pengalaman2 itu telah dikonfirmasi dengan guru yg mengajarkan. Sehingga apa yg diajarkan Mahasi Sayadaw dan murid2nya memang menyatakan demikian. Entah Anda mengalami atau tidak atau sekedar merab-raba sesuatu yg belum Anda alami dan menyimpulkan dengan logika Anda sendiri.  Dan satu hal yang penting saya tidak mendistorsi ajaran mereka, mungkin Anda yg mendistorsinya  ^-^, apakah Anda pernah mencoba teknik Mahasi Sayadaw atau hanya berteori, oleh karena itu saya tanya Anda waktu itu apa yg Anda latih, pernahkan mencoba kekuatan khanika samadhi lalu dikonsultasikan ke ahlinya misal bhikhu2 yg memang mahir dalam metode Mahasi Sayadaw?. Fakta lapangan dan teori logika seringkali berbeda . _/\_

Quote

yg disebut oleh Mahasi adalah khanika samadhi telah memberikan fungsi yg sama seperti appana samadhi (jhana).

jika konsentrasi kuat yg dimaksud rekan fabian adalah khanika samadhi, maka sebaiknya kalimat dari postingan rekan fabian itu dikoreksi dari "...konsentrasi kuat diperlukan..." menjadi "konsentrasi sesaat diperlukan...". saya tidak mengerti motif rekan fabian utk mengubah kata "sesaat" menjadi "kuat". yg jelas "sesaat" & "kuat" itu hal yg berbeda.

Konsentrasi sesaat tidak bisa menjadi konsentrasi yg kuat? padahal fungsi apanna samadhi itu kuat,  kalau Mahasi mengatakan khanika samadhi memenuhi atau memberikan fungsi sama seperti jhana. Jhana itu punya fungsi kuat toh karena itu khanika dapat memiliki fungsi sama walaupun jenisnya berbeda. ;D



Quote
terlalu dipaksakan utk menyatakan bahwa khanika samadhi sama dgn appana samadhi (jhana)...
saya tidak mengerti bagaimana anda bisa menyamakan saja tahapan konsentrasi yg bertingkat2 akhirnya menjadi sama...

Oleh karena itu Anda harus mengalami sendiri. Sama seperti truck yg bisa menangkut beban 1 ton dan bus yg mengangkut 1 ton . Truck dan bus adalah dua jenis kendaraan berbeda tapi memiliki kekuatan yg sama terhadap beban yg diangkut.

Quote
ketika konsentrasi telah sekuat appana samadhi, maka namanya udah jadi appana samadhi. bukan khanika samadhi yg sekuat appana samadhi[/b]

Telah sekuat appana samadhi adalah sifatnya bukan namanya udah jadi appanna samadhi.  Dan khanika samadhi tidak selalu lemah atau dangkal, jika demikian bagaimana mungkin penembusan dapat terjadi.   :)


Quote
Coba perhatikan tulisan Anda ttg Ajahn Buddhadasa "KONSENTRASI YG DALAM ADALAH HAMBATAN UMUM BAGI LATIHAN PANDANGAN TERANG. Utk berlatih penyelidikan, seseorang harus turun pada konsentrasi yg lebih dangkal..." Coba bro praktekan dan sampai tahapan seperti kalimat itu dan yg terpenting lanjutkan konsentrasi dangkal tersebut dan lihat apa jadinya jika dilanjutkan terus ..., nanti bro akan tahu jawabannya. Selamat berlatih. Namaste


Inilah jawaban  yg saya tulis ttg Ajahn Buddhadasa mengenai konsentrasi yg lebih dangkal  jika dilanjutkan terus maka hasilnya bisa menjadi konsentrasi yg dahsyat/kuat yaitu pencapaian nibbana. Janganlah diartikan konsentrasi kuat identik dengan jhana. Dan tulisan konsentrasi dangkalpun bukan berarti selalu dangkal begitu2 saja, coba teman2 bandingkan dengan tulisan Mahasi Sayadaw. Dan memang konsentrasi kuat yang dihasilkan memang HARUS alami/natural inilah disebut upekha(Ajahn Buddhadasa menyebutnya natural concerntration). Jadi dalam konsentrasi kuat tidak hanya mengandung satu aspek tapi beberapa aspek yg saling mendukung, contohnya disana juga ada sati yang kuat selain konsentrasi kuat. Konsentrasi tidak akan kuat kalau tidak seimbang dan yg terjadi ketegangan.
[/i]

Ajahn Buddhadasa Mahathera tidak menyatakan bahwa konsentrasi yg dangkal jika dilanjutkan akan menghasilkan konsentrasi yg dashyat = nibbana. itu jelas pernyataan anda sendiri lagi...

Memang Ajahn Buddhadasa tidak menulis tapi apakah Anda juga sudah bertanya tentang kelanjutannya paling tidak pada murid2 beliau, tetapi apa yg saya katakan adalah berdasarkan pengalaman (tapi bukan mencapai nibbana ya) bahwa konsentrasi itu semakin meningkat kekuatannya. Tapi tidak mengapa jika Anda ingin belajar berdasarkan TEXT BOOK.Tetapi sesungguhnya  banyak sekali petunjuk2 Bhikkhu besar yg mengajarkan meditasi tidak ditulis dalam text book.

Contohnya seperti yg Anda katakan bahwa metode Ajahn Mun sama dengan metode Mahasi. Jawabannya hanya satu Mahasi pevipasanna murni sementara Ajahn Mun menggunakan sarana setelah jhana. Ini yg perbedaan paling mendasar tetapi tidak bertentangan dgn Ajaran Sang Buddha dan ini telah ditegaskan kembali oleh Luangpu Santi Warayan(praktisi murni teknik Ajahn Mun) dalam ceramahnya , sehingga saya menyimpulkan sama dengan Paauk Sayadaw. Kalaupun Anda berpendapat lain silakan saja....

Quote
setelah konsentrasi alami, hasil yg dikatakannya adalah sbb (sama sekali tidak dikatakan nibbana = konsentrasi yg dashyat

Lagi2 Anda salah mengartikan  ^-^. Nibbana memang bukan = konsentrasi yg dahsyat tetapi nibbana adalah hasil dari konsentrasi dahsyat yg tentu tidak berdiri sendiri tanpa faktor2 lainnya. :)





Quote
yg menggunakan logika utk menanyakan balik kepada saya, apakah mereka pernah menyatakan konsentrasi kuat tidak perlu adalah anda.
semoga panna dapat tumbuh dalam anda. tentu saja bersama dg sila & samadhi jg. :)

with metta,
:lotus:

Aneh.. yg mengatakan logika saya tidak dpt dipakai siapa?, apakah artinya saya tidak boleh bertanya seperti itu? pertanyaan terbalik adalah untuk klarifikasi.^-^

Saya rasa diskusi dengan Anda cukup sampai disini saja. Maaf bila ada kata2 yg tidak berkenan di hati Anda_/\_



Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Hendra Susanto on 14 March 2009, 10:08:33 AM
peristiwanya spt 'DN 24' nich :))
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 14 March 2009, 11:59:30 AM
Tulisan Mahasi sudah jelas ttg khanika samadhi yg  memiliki fungsi sama dengan jhana adalah bukan pendapat pribadi tetapi sesuai dengan yg dikatakan Mahasi, bacalah kalimat itu dengan teliti  :)
hehehe... melawak terus...
Anda menulis:
Quote
----> kekuatan konsentrasi(khanika samadhi) yg kuat setara dengan jhana. Disini jelas bahwa konsentrasi kuat diperlukan.

itu yg saya sangkal & saya katakan yg disebut sama oleh Mahasi adalah dalam hal fungsi, bukan kekuatannya... ini kutipan saya:
Quote
yg disebut oleh Mahasi adalah khanika samadhi telah memberikan fungsi yg sama seperti appana samadhi (jhana).

sekarang anda malah balik haluan, berkelit bicara soal fungsi yg isinya hanya mengulang kalimat saya:
Quote
Tulisan Mahasi sudah jelas ttg khanika samadhi yg  memiliki fungsi sama dengan jhana adalah bukan pendapat pribadi tetapi sesuai dengan yg dikatakan Mahasi, bacalah kalimat itu dengan teliti  :)


+ + +

Quote
.  Dan yang pasti saya dan om Faby memiliki kesamaan pengalaman dalam berlatih meditasi vipasanna dengan metode Mahasi Sayadaw bahkan pengalaman2 itu telah dikonfirmasi dengan guru yg mengajarkan. Sehingga apa yg diajarkan Mahasi Sayadaw dan murid2nya memang menyatakan demikian. Entah Anda mengalami atau tidak atau sekedar merab-raba sesuatu yg belum Anda alami dan menyimpulkan dengan logika Anda sendiri.
dimana Mahasi mengatakan khanika samadhi adalah konsentrasi yg sama kuat dg appana samadhi?
hanya dg dalih pengalaman pribadi, anda menggunakan nama guru utk membenarkan pendapat anda.
jika itu diakui bahwa, ini pengalaman pribadi & kesimpulan pribadi anda, maka itu oke.

tapi anda & rekan fabian membawa nama guru, seolah guru yg mengajarkan demikian. disitulah saya katakan Anda mendistorsi ajaran mereka.

Quote
  Dan satu hal yang penting saya tidak mendistorsi ajaran mereka, mungkin Anda yg mendistorsinya  ^-^, apakah Anda pernah mencoba teknik Mahasi Sayadaw atau hanya berteori, oleh karena itu saya tanya Anda waktu itu apa yg Anda latih, pernahkan mencoba kekuatan khanika samadhi lalu dikonsultasikan ke ahlinya misal bhikhu2 yg memang mahir dalam metode Mahasi Sayadaw?. Fakta lapangan dan teori logika seringkali berbeda . _/\_
ingat, yg meminjam nama Mahasi Sayadaw & Ajahn Mun adalah rekan fabian & anda.
saya berusaha mengkoreksi anda & rekan fabian, krn forum  ini dapat dibaca orang lain di kemudian waktu. terlebih anda berdua adalah moderator di board meditasi.
jika ini anda ucapkan scr lisan tanpa ada audience yg memperhatikan, saya akan membiarkan anda.
tujuan saya disini agar orang yg membaca tulisan kalian nanti setidaknya meragukan & mengecek ke tulisan langsung oleh Mahasi Sayadaw & Ajahn Mun.

saya disini tidak bicara teori & fakta lapangan (praktek). anda berdua menggunakan nama guru secara salah & itu yg saya ingin koreksi. utk mengkoreksi itu saya sama sekali tidak butuh mengumbar pengalaman saya pribadi, sedang anda harus berusaha mempertahankan tulisan anda dg dalih pengalaman anda yg mungkin sudah jauh lebih tinggi dari saya & mungkin juga tidak. asal orang yg membaca nanti, meragukan tulisan anda & kemudian mencari tulisan asli mereka (Ajahn Mun & Mahasi Sayadaw), bagi saya cukup :)

Quote
Quote

yg disebut oleh Mahasi adalah khanika samadhi telah memberikan fungsi yg sama seperti appana samadhi (jhana).

jika konsentrasi kuat yg dimaksud rekan fabian adalah khanika samadhi, maka sebaiknya kalimat dari postingan rekan fabian itu dikoreksi dari "...konsentrasi kuat diperlukan..." menjadi "konsentrasi sesaat diperlukan...". saya tidak mengerti motif rekan fabian utk mengubah kata "sesaat" menjadi "kuat". yg jelas "sesaat" & "kuat" itu hal yg berbeda.

Konsentrasi sesaat tidak bisa menjadi konsentrasi yg kuat? padahal fungsi apanna samadhi itu kuat,  kalau Mahasi mengatakan khanika samadhi memenuhi atau memberikan fungsi sama seperti jhana. Jhana itu punya fungsi kuat toh karena itu khanika dapat memiliki fungsi sama walaupun jenisnya berbeda. ;D

Quote
terlalu dipaksakan utk menyatakan bahwa khanika samadhi sama dgn appana samadhi (jhana)...
saya tidak mengerti bagaimana anda bisa menyamakan saja tahapan konsentrasi yg bertingkat2 akhirnya menjadi sama...

Oleh karena itu Anda harus mengalami sendiri. Sama seperti truck yg bisa menangkut beban 1 ton dan bus yg mengangkut 1 ton . Truck dan bus adalah dua jenis kendaraan berbeda tapi memiliki kekuatan yg sama terhadap beban yg diangkut.
anda mo mengelantur sampai ke mana?
anda tulis, khanika samadhi sama kuat dg appana samadhi (jhana).
itu yg saya kritik, krn itu justru adalah tingkatan konsentrasi...

Quote
Quote
ketika konsentrasi telah sekuat appana samadhi, maka namanya udah jadi appana samadhi. bukan khanika samadhi yg sekuat appana samadhi[/b]

Telah sekuat appana samadhi adalah sifatnya bukan namanya udah jadi appanna samadhi.  Dan khanika samadhi tidak selalu lemah atau dangkal, jika demikian bagaimana mungkin penembusan dapat terjadi.   :)


Quote
Coba perhatikan tulisan Anda ttg Ajahn Buddhadasa "KONSENTRASI YG DALAM ADALAH HAMBATAN UMUM BAGI LATIHAN PANDANGAN TERANG. Utk berlatih penyelidikan, seseorang harus turun pada konsentrasi yg lebih dangkal..." Coba bro praktekan dan sampai tahapan seperti kalimat itu dan yg terpenting lanjutkan konsentrasi dangkal tersebut dan lihat apa jadinya jika dilanjutkan terus ..., nanti bro akan tahu jawabannya. Selamat berlatih. Namaste


Inilah jawaban  yg saya tulis ttg Ajahn Buddhadasa mengenai konsentrasi yg lebih dangkal  jika dilanjutkan terus maka hasilnya bisa menjadi konsentrasi yg dahsyat/kuat yaitu pencapaian nibbana. Janganlah diartikan konsentrasi kuat identik dengan jhana. Dan tulisan konsentrasi dangkalpun bukan berarti selalu dangkal begitu2 saja, coba teman2 bandingkan dengan tulisan Mahasi Sayadaw. Dan memang konsentrasi kuat yang dihasilkan memang HARUS alami/natural inilah disebut upekha(Ajahn Buddhadasa menyebutnya natural concerntration). Jadi dalam konsentrasi kuat tidak hanya mengandung satu aspek tapi beberapa aspek yg saling mendukung, contohnya disana juga ada sati yang kuat selain konsentrasi kuat. Konsentrasi tidak akan kuat kalau tidak seimbang dan yg terjadi ketegangan.
[/i]

Ajahn Buddhadasa Mahathera tidak menyatakan bahwa konsentrasi yg dangkal jika dilanjutkan akan menghasilkan konsentrasi yg dashyat = nibbana. itu jelas pernyataan anda sendiri lagi...

Memang Ajahn Buddhadasa tidak menulis tapi apakah Anda juga sudah bertanya tentang kelanjutannya paling tidak pada murid2 beliau, tetapi apa yg saya katakan adalah berdasarkan pengalaman (tapi bukan mencapai nibbana ya) bahwa konsentrasi itu semakin meningkat kekuatannya. Tapi tidak mengapa jika Anda ingin belajar berdasarkan TEXT BOOK.
yah disini anda sudah lebih jujur, bahwa itu adalah "pengalaman pribadi" anda.
namun tetap saja anda tidak dapat men-claim bahwa pengalaman Ajahn Buddhadasa & murid2nya sama dg anda. itulah yg saya kritik pada anda & rekan fabian.

mengenai saya hanya belajar berdasarkan Text Book, itu adalah suatu opini anda saja.
mungkin iya, mungkin tidak. saya tidak berkepentingan menjawabnya.

Quote
Tetapi sesungguhnya  banyak sekali petunjuk2 Bhikkhu besar yg mengajarkan meditasi tidak ditulis dalam text book.

Contohnya seperti yg Anda katakan bahwa metode Ajahn Mun sama dengan metode Mahasi. Jawabannya hanya satu Mahasi pevipasanna murni sementara Ajahn Mun menggunakan sarana setelah jhana.

Ini yg perbedaan paling mendasar tetapi tidak bertentangan dgn Ajaran Sang Buddha dan ini telah ditegaskan kembali oleh Luangpu Santi Warayan(praktisi murni teknik Ajahn Mun) dalam ceramahnya , sehingga saya menyimpulkan sama dengan Paauk Sayadaw. Kalaupun Anda berpendapat lain silakan saja....
saya tahu anda membaca Biografi Ajahn Mun yg merupakan kompilasi dari muridnya, Ajahn Maha Boowa.
Ajahn Maha Boowa dari banyak tulisannya memang begitu suka membahas jhana. tidak heran dalam biografi Ajahn Mun, ia membahas jhana juga... saya merekomendasikan anda utk membaca tulisan Ajahn Mun sendiri, Ever-Present Truth, tentang dhamma yg alkaliko & opaniyako. mudah2an akan bermanfaat utk anda.

kasus serupa jg dialami Ajahn Chah (murid Ajahn Mun) dimana ia menyatakan jhana tidak diperlukan sementara ada salah satu muridnya menyatakan jhana itu perlu. jadi tidak bisa berpatokan buta pada murid2nya saja.

Quote
Quote
setelah konsentrasi alami, hasil yg dikatakannya adalah sbb (sama sekali tidak dikatakan nibbana = konsentrasi yg dashyat

Lagi2 Anda salah mengartikan  ^-^. Nibbana memang bukan = konsentrasi yg dahsyat tetapi nibbana adalah hasil dari konsentrasi dahsyat yg tentu tidak berdiri sendiri tanpa faktor2 lainnya. :)
nah skr anda membuat paham baru lagi:
nibbana adalah hasil konsentrasi dahsyat...

dalam tulisan Ajahn Buddhadasa, justru ia mengatakan hanya diperlukan "konsentrasi alami"...

Quote
Quote
yg menggunakan logika utk menanyakan balik kepada saya, apakah mereka pernah menyatakan konsentrasi kuat tidak perlu adalah anda.
semoga panna dapat tumbuh dalam anda. tentu saja bersama dg sila & samadhi jg. :)

with metta,
:lotus:

Aneh.. yg mengatakan logika saya tidak dpt dipakai siapa?, apakah artinya saya tidak boleh bertanya seperti itu? pertanyaan terbalik adalah untuk klarifikasi.^-^

anda menggunakan logika.
& saya mengatakan logika anda tidak dapat dipakai.
kemudian anda mengatakan meditasi tidak bisa hanya pakai logika...

Quote
Saya rasa diskusi dengan Anda cukup sampai disini saja. Maaf bila ada kata2 yg tidak berkenan di hati Anda_/\_
Maaf juga jika kata2 saya ada yg tidak berkenan di hati anda.
segala tulisan saya bukan dg maksud kritik yg menjatuhkan, namun dg harapan dapat membangun.
_/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Jhana78 on 14 March 2009, 12:15:03 PM
ternyata benar, pikiran manusia itu memisah-misahkan, menyekat-nyekat, dan menjadi hambatan bagi kasih. pikiran seorang manusia secara langung atau tidak langsung, sengaja atau tidak sengaja, akhirnya menyangkal pikiran manusia lainnya. di sinilah munculnya benih-benih "rasa tidak suka", perbedaan, sekat-sekat, kontras-kontras, dan rasa pertentangan. tidak satupun pemikiran manusia yang tidak menyangkal pikiran manusia lainnya. semua buah pikiran itu menyangkal dan disangkal. termasuk apa yang saya katakan ini.

semoga semua makhluk dapat hidup berbahagia. semoa sekat-sekat pemikiran berkurang. semoga diskusi dapat berjalan dengan metta bhavana.
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: fabian c on 14 March 2009, 12:26:04 PM
Quote
Memang para praktisi meditasi Buddhis, entah metode Mahasi Sayadaw, metode Acharn Mun dan metode lainnya, sepakat bahwa konsentrasi yang kuat diperlukan pada penembusan Nibbana.

bisa minta referensinya, dimana Mahasi Sayadaw & Ajahn Mun menekankan perlu "konsentrasi yg kuat"?

Anumodana

Saudara Tesla yang baik,

Apakah referensi itu perlu? apakah menurut saudara konsentrasi kuat tidak diperlukan?

mengutip pernyataan saudara Jhana 78 benar sekali, kita perlu mengkaji apakah diskusi Dhamma bermanfaat? apakah itu menambah pengetahuan?

Bila kita berdiskusi Dhamma untuk menambah pengetahuan demi pengembangan batin maka hal itu baik sekali...

Bila saudara Tesla memiliki pendapat sendiri mengenai topik ini, silahkan dikemukakan...

Terima kasih kepada saudara Jhana yang telah mengingatkan, mudah-mudahan diskusi ini bisa menambah pengetahuan bagi pengembangan batin

sukhi hotu,

 _/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 14 March 2009, 12:39:22 PM
Quote
Memang para praktisi meditasi Buddhis, entah metode Mahasi Sayadaw, metode Acharn Mun dan metode lainnya, sepakat bahwa konsentrasi yang kuat diperlukan pada penembusan Nibbana.

bisa minta referensinya, dimana Mahasi Sayadaw & Ajahn Mun menekankan perlu "konsentrasi yg kuat"?

Anumodana

Saudara Tesla yang baik,

Apakah itu perlu? apakah menurut saudara konsentrasi kuat tidak diperlukan?

sukhi hotu,

 _/\_

saudara fabian yg baik,

anda menyatakan bahwa para praktisi Buddhist (termasuk metoda Mahasi S. & A. Mun) sepakat bahwa konsentrasi kuat itu perlu.

itu adalah klaim sepihak dari Anda yg ingin mewakili praktisi Buddhist bahkan sampai menjangkau praktisi direct vipassana.

itulah keperluan saya menanyakan anda, dari mana referensi tsb...

_/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: bond on 14 March 2009, 12:44:00 PM
hal 229 buku yang sama,oleh Mahasi Sayadaw

Versi Mahasi Sayadaw: dalam buku The Satipatthana Vipassana Meditation, a collection of basic mindfulness exercise from the discourses of The Venerable Mahasi Sayadaw Agga Maha Pandita (collated by Jinavamsa Bhikkhu):


Nevertheless high degree of mental concentration is required for perseverance in the practice, for attaining insight knowledge and for reaping its fruits. The foremost concern here is with the emerging stages of knowledge in the progress of insight, together with the corresponding stages of purification. Leading to the attainment of Arahantship.

Tetapi konsentrasi batin tingkat tinggi diperlukan untuk bertahan dalam latihan, untuk mencapai pandangan terang dan untuk memetik buahnya. Hal yang terpenting disini adalah dengan kemunculan tingkat-tingkat pengetahuan pandangan terang, bersama dengan tingkat-tingkat kemurnian yang berkaitan. yang mengarah pada pencapaian tingkat kesucian Arahat.
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 14 March 2009, 12:47:00 PM
Bila saudara Tesla memiliki pendapat sendiri mengenai topik ini, silahkan dikemukakan...

saya tidak berpendapat konsentrasi kuat diperlukan dan juga tidak berpendapat konsentrasi kuat tidak diperlukan.

yg saya bahas disini adalah sebuah pernyataan dari anda, bahwa "para praktisi sepakat konsentrasi  kuat itu perlu". dari mana anda dapatkan kesimpulan tsb. anda mungkin saja bisa mendapatkan kesimpulan bahwa: diri anda menganggap konsentrasi kuat perlu.
namun tidak bisa menghasilkan kesimpulan "para praktisi sepakat konsentrasi kuat perlu."
itu jelas spekulasi anda, bahwa para praktisi berkesimpulan sama dg anda.
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: ENCARTA on 14 March 2009, 12:49:26 PM
maaf boleh saya tanya sedikit ^:)^ ^:)^

apa perbedaan konsentrasi dan konsentrasi tingkat tinggi?


 ^:)^
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 14 March 2009, 12:54:21 PM
hal 229 buku yang sama,oleh Mahasi Sayadaw

Nevertheless high degree of mental concentration is required for perseverance in the practice, for attaining insight knowledge and for reaping its fruits. The foremost concern here is with the emerging stages of knowledge in the progress of insight, together with the corresponding stages of purification. Leading to the attainment of Arahantship.

Tetapi konsentrasi batin tingkat tinggi diperlukan untuk bertahan dalam latihan, untuk mencapai pandangan terang dan untuk memetik buahnya. Hal yang terpenting disini adalah dengan kemunculan tingkat-tingkat pengetahuan pandangan terang, bersama dengan tingkat-tingkat kemurnian yang berkaitan. yang mengarah pada pencapaian tingkat kesucian Arahat.


high degree of mental concentration itu tidak bisa diterjemahkan konsentrasi kuat. itu memberi arti berbeda...

derajat yg tinggi itu mungkin saja sesuatu yg kuat, mungkin saja tidak.
mungkin saja sesuatu yg lunak, luwes & tenang, mudah diatur.

kemudian kata nevertheless itu adalah suatu gaya bahasa yg tidak bisa diterjemahkan sesederhana "tetapi".
disitu justru Mahasi menekankan, yg menjadi perhatian disini adalah: with the emerging stages of knowledge in the progress of insight, together with the corresponding stages of purification. Leading to the attainment of Arahantship.
kata nevertheless itu lebih cocok diterjemahkan: "walaupun demikian"
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: bond on 14 March 2009, 12:59:41 PM
maaf boleh saya tanya sedikit ^:)^ ^:)^

apa perbedaan konsentrasi dan konsentrasi tingkat tinggi?


 ^:)^

konsentrasi adalah penggunaan kata yg bersifat umum untuk semua tingkatan konsentrasi . Konsentrasi tingkat tinggi lebih spesifik pada tingkatannya/atau kekuatan konsentrasi itu sendiri.
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: bond on 14 March 2009, 01:01:56 PM
hal 229 buku yang sama,oleh Mahasi Sayadaw

Nevertheless high degree of mental concentration is required for perseverance in the practice, for attaining insight knowledge and for reaping its fruits. The foremost concern here is with the emerging stages of knowledge in the progress of insight, together with the corresponding stages of purification. Leading to the attainment of Arahantship.

Tetapi konsentrasi batin tingkat tinggi diperlukan untuk bertahan dalam latihan, untuk mencapai pandangan terang dan untuk memetik buahnya. Hal yang terpenting disini adalah dengan kemunculan tingkat-tingkat pengetahuan pandangan terang, bersama dengan tingkat-tingkat kemurnian yang berkaitan. yang mengarah pada pencapaian tingkat kesucian Arahat.


high degree of mental concentration itu tidak bisa diterjemahkan konsentrasi kuat. itu memberi arti berbeda...

derajat yg tinggi itu mungkin saja sesuatu yg kuat, mungkin saja tidak.
mungkin saja sesuatu yg lunak, luwes & tenang, mudah diatur.

kemudian kata nevertheless itu adalah suatu gaya bahasa yg tidak bisa diterjemahkan sesederhana "tetapi".
disitu justru Mahasi menekankan, yg menjadi perhatian disini adalah: with the emerging stages of knowledge in the progress of insight, together with the corresponding stages of purification. Leading to the attainment of Arahantship.
kata nevertheless itu lebih cocok diterjemahkan: "walaupun demikian"

Asumsi pribadi  :)
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: dilbert on 14 March 2009, 01:02:25 PM
maaf juga pingin bertanya juga...

apakah nibbana hanya bisa dicapai dengan meditasi dengan konsentrasi yang kuat saja ? dan apakah samadhi (salah satu dari delapan jalan utama) hanya bisa dicapai dengan postur postur meditasi dan pengembangan konsentrasi hingga sampai pada khanika samadhi atau setara dengan upacara samadhi ?

Karena dari RAPB Jilid 1 (hal 446-451) dikatakan bahwa petapa Kaladeva (yang meramalkan pangeran siddharta sewaktu bayi) dikatakan telah mencapai semua tahapan JHANA tetapi tidak dapat mencapai NIBBANA,

Untuk lebih jelasnya: Hanya kotoran batin yang telah dilenyapkan secara total melalui Jalan, yang tidak dapat muncul kembali dalam batin seseorang. Tetapi kotoran batin yang disingkirkan melalui pencapaian Jhàna cenderung akan muncul kembali ketika menghadapi sesuatu yang lebih kuat untuk menarik mereka. Devila belum melenyapkan kotoran batin yang demikian; ia hanya menyingkirkannya melalui pencapaian Jhàna. (RAPB Jilid 1 hal 450)
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 14 March 2009, 01:03:21 PM
hal 229 buku yang sama,oleh Mahasi Sayadaw

Nevertheless high degree of mental concentration is required for perseverance in the practice, for attaining insight knowledge and for reaping its fruits. The foremost concern here is with the emerging stages of knowledge in the progress of insight, together with the corresponding stages of purification. Leading to the attainment of Arahantship.

Tetapi konsentrasi batin tingkat tinggi diperlukan untuk bertahan dalam latihan, untuk mencapai pandangan terang dan untuk memetik buahnya. Hal yang terpenting disini adalah dengan kemunculan tingkat-tingkat pengetahuan pandangan terang, bersama dengan tingkat-tingkat kemurnian yang berkaitan. yang mengarah pada pencapaian tingkat kesucian Arahat.


high degree of mental concentration itu tidak bisa diterjemahkan konsentrasi kuat. itu memberi arti berbeda...

derajat yg tinggi itu mungkin saja sesuatu yg kuat, mungkin saja tidak.
mungkin saja sesuatu yg lunak, luwes & tenang, mudah diatur.

kemudian kata nevertheless itu adalah suatu gaya bahasa yg tidak bisa diterjemahkan sesederhana "tetapi".
disitu justru Mahasi menekankan, yg menjadi perhatian disini adalah: with the emerging stages of knowledge in the progress of insight, together with the corresponding stages of purification. Leading to the attainment of Arahantship.
kata nevertheless itu lebih cocok diterjemahkan: "walaupun demikian"

Asumsi pribadi  :)

itulah...
high degree of mental concentration = strong concentration adalah asumsi pribadi.
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: fabian c on 14 March 2009, 01:06:29 PM
Bila saudara Tesla memiliki pendapat sendiri mengenai topik ini, silahkan dikemukakan...

saya tidak berpendapat konsentrasi kuat diperlukan dan juga tidak berpendapat konsentrasi kuat tidak diperlukan.

yg saya bahas disini adalah sebuah pernyataan dari anda, bahwa "para praktisi sepakat konsentrasi  kuat itu perlu". dari mana anda dapatkan kesimpulan tsb. anda mungkin saja bisa mendapatkan kesimpulan bahwa: diri anda menganggap konsentrasi kuat perlu.
namun tidak bisa menghasilkan kesimpulan "para praktisi sepakat konsentrasi kuat perlu."
itu jelas spekulasi anda, bahwa para praktisi berkesimpulan sama dg anda.


Saudara Tesla yang baik,

Sebelum kita lanjutkan diskusi kita, kita harus mengerti dahulu hal yang kita diskusikan..
Saya ingin bertanya, apa definisi konsentrasi menurut saudara Tesla...?

Sukhi hotu,

 _/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 14 March 2009, 01:12:06 PM
Bila saudara Tesla memiliki pendapat sendiri mengenai topik ini, silahkan dikemukakan...

saya tidak berpendapat konsentrasi kuat diperlukan dan juga tidak berpendapat konsentrasi kuat tidak diperlukan.

yg saya bahas disini adalah sebuah pernyataan dari anda, bahwa "para praktisi sepakat konsentrasi  kuat itu perlu". dari mana anda dapatkan kesimpulan tsb. anda mungkin saja bisa mendapatkan kesimpulan bahwa: diri anda menganggap konsentrasi kuat perlu.
namun tidak bisa menghasilkan kesimpulan "para praktisi sepakat konsentrasi kuat perlu."
itu jelas spekulasi anda, bahwa para praktisi berkesimpulan sama dg anda.


Saudara Tesla yang baik,

Sebelum kita lanjutkan diskusi kita, kita harus mengerti dahulu hal yang kita diskusikan..
Saya ingin bertanya, apa definisi konsentrasi menurut saudara Tesla...?

Sukhi hotu,

 _/\_

ini beberapa terjemahan konsentrasi, jika anda membutuhkannya, cuma bantu copas dari web: :P

1. the strength of a solution; number of molecules of a substance in a given volume;

2. the spatial property of being crowded together;
[syn: concentration, density, denseness, tightness, compactness]

3. strengthening the concentration (as of a solute in a mixture) by removing diluting material;

4. increase in density;

5. complete attention; intense mental effort;
[syn: concentration, engrossment, absorption, immersion]

6. bringing together military forces;

7. great and constant diligence and attention;
[syn: assiduity, assiduousness, concentration]





+ + +

yg saya tanya adalah dimana mereka menyatakan konsentrasi kuat itu perlu?
bukan bertanya apa itu konsentrasi & apa itu konsentrasi kuat... saya menanyakan referensi, dasar, fondasi pernyataan, bukan isi pernyataan.
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: hatRed on 14 March 2009, 01:16:21 PM
pertanyaan om Tesla ada di page pertama, malah di reply pertama...

setelah i di page terakhir ternyata masih ada pertanyaan yg sama :hammer:

pemborosan page :P

btw: mo ikutan nanya juga,
apkah pikiran jahat atau pikiran baik mempengaruhi keberhasilan konsentrasi melalui meditasi.

mo nambahin lagi :

di postingan tristina kan ada tuh tentang konsentrasi belajar anak menjadi lemah karena pornografi.
nah....sebenarnya bagaimana bisa sifat adiktif tersebut dapat melemahkan konsentrasi...........

dan ini juga sejalan dengan Sang B. Gotama katakan kalau Samadhi yg kuat harus ditopang oleh Sila yg kuat...

baca : Samadhi = Konsentrasi
          Sila = Moralitas
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Semit on 14 March 2009, 01:19:42 PM
Saya merasa geli menonton thread ini beberapa hari ini, jadi teringat nostalgia masa lalu. maafkan saya kalau terpaksa ikut komentar.

sepertinya ini adalah usaha balas dendam MMD (baca: Tesla) thd Dhammacitta khususnya Sdr. Fabian. MMD yg tidak mempraktikkan konsentrasi tentu berusaha membela diri jika ada yg mengatakan bahwa konsentrasi (apalagi konsentrasi KUAT) diperlukan.

saya kira diskusi seperti ini tidak bermanfaat untuk dilanjutkan, karena sudah menjurus pada usaha untuk menjatuhkan Sdr. Fabian oleh Tesla. Personal Vendetta bukan bertujuan untuk membahas Dhamma.

Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 14 March 2009, 01:21:06 PM
kalo gurunya para praktisi bilang apa? perlu ato kagak?

Sāvatthinidānaṃ . ‘‘Samādhiṃ, bhikkhave, bhāvetha. Samāhito, bhikkhave, bhikkhu yathābhūtaṃ pajānāti.
"Monks, develop concentration. A monk who in concentrated understands things as they really are.
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Jhana78 on 14 March 2009, 01:32:44 PM
ada lima landasan pembebasan bagi kita semua :

1. belajar
2. mengajar
3. mengulang
4. menyelidiki
5. berkonsentrasi

ada orang belajar dengan niat buruk. karena niatnya yang buruk, maka batinnya menjadi sempit. karena batinnya menjadi sempit, maka konsentrasinya sulit untuk tercapai. karena konsentrasi sulit tercapai, maka kebenaran sulit dilihat. walaupun ribuan kata-kata diberikan kepadanya, tetapi dia tidak dpat melihat artinya. inilah orang yang sibuk dengan belajar.

ada orang yang belajar dengan niat baik, kemudian dia menjadi gembira. karena gembira, tercapailah konsentrasi dengan mudah. karena konsentrasi tercapai dengan mudah, maka kebenaran mudah dilihat. walaupun hanya sedikit kata-kata yang diberikan kepadanya, tapi dia melihat artinya secara langsung. inilah orang yang hidup dekat dengan dhamma.

ada orang yang mengajar. dalam mengajar ada kelezatan. kemudian yang mengajar menjadi melekat pada mengajar. dengan cara demikian, batinnya terhambat untuk mencapai konsentrasi. karena konsentrasi terhambat, maka kebenaran sulit dilihat. walaupun dia mengajar banyak hal penuh teori, tapi dia sendiri tidak dpat melihat artinya di dalam dhamma. inilah orang yang sibuk dengan mengajar.

ada orang yang mengajar dengan penuh cinta kasih, tanpa sedikitpun kebencian dan kemelatakan. mengajarnya adalah metta bhavana. karena terlatih mettanya, mudah tenang pikirannya. karena mudah tenang pikiranya, maka mudah tercapai konsentrasinya. karena mudah konsentrasinya, maka kebenaran mudah dilihatnya. referensi ajarannya adalah dari objek-objek yang dia lihat secara langsung. inilah orang yang hidup dekat dengan dhamma.

ada orang yang mengulang...
ada orang yang menyelidiki

dan ada orang yang memaksa pikiran dalam ketenangan, sehingga tercapailah konsentrasinya. orang yang berkonsentrasi dapat melihat kebenaran sebagaimana adanya. inilah orang yang hidup dekat dengan dhamma.

dalam mencari kebenaran, kita berpikir, bertanya dan berdiskusi. dengan pikiran kita mencoba menemukan kebenaran, sedangkan kebenaran ada di sana, di luar tapal batas pikiran. jadi, bagaimana dpat pikiran yang berpikir ini dapat menemukan kebenaran?

tidak ada seorangpun dapat melepaskan diri dari proses samsara. semua orang melewati proses ini. tapi pemikiran orang-orang bijak adalah menuju kepada meredanya. semua ornag merasa perlu memaham metoda yang benar dri sebuah meditasi. tpi ini adalah soal kejernihan pikiran. bagaimana pikiran dengan jernih memahami segala sesuatunya. dan bagaimana bisa jernih pikiran ini, bila diri yang belajar, diri yang berdiskusi selau melekat pada "aku". maka diskusi hanya menjdi  jalan yang semakin mengacaukan pemikirannya saja.

selama ratusan tahun, atau mungkin ribuan tahun orang mati dan terlahir kembali dengan alasan untuk mencari kebenaran dengan pikirannya. sampai dia menjadi jemu dan lelah. setelah sekian ribu tahun, tak jua pikiran ini menemukan kebenaran yang dicarinya. akhirnya dia berhenti tubuh dan pikirannya dari mencari dan terus mencari. dalam diamnya itulah, kemudian kebenaran ditemukan.

ketika bermeditasi, menarik dan mengeluarkan nafas, tanpa sebarang pikiran menyertainya, tanpa konsep-konsep mengirinya, di sanalah ada kebenaran tanpa pertentangan, kebenaran tanpa perselisihan. inilah orang yang hidup dekat dengan dhamma. gurunya adalah dhamma. sahabatnya adalah dhamma. teman diskusinya adalah dhamma. kemudian dia akan turun ke forum diskusi ini untuk berbagi kasih sebagai salah satu jalan menuju nibbana.
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 14 March 2009, 01:47:08 PM
Saya merasa geli menonton thread ini beberapa hari ini, jadi teringat nostalgia masa lalu. maafkan saya kalau terpaksa ikut komentar.

sepertinya ini adalah usaha balas dendam MMD (baca: Tesla) thd Dhammacitta khususnya Sdr. Fabian. MMD yg tidak mempraktikkan konsentrasi tentu berusaha membela diri jika ada yg mengatakan bahwa konsentrasi (apalagi konsentrasi KUAT) diperlukan.
maaf, saya bukan praktisi MMD & saya juga tidak berpendapat bahwa konsentrasi ataupun konsentrasi kuat tidak diperlukan.

kenapa anda terus berpikir soal MMD? ???

Quote
saya kira diskusi seperti ini tidak bermanfaat untuk dilanjutkan, karena sudah menjurus pada usaha untuk menjatuhkan Sdr. Fabian oleh Tesla. Personal Vendetta bukan bertujuan untuk membahas Dhamma.
terima kasih utk pendapat anda ;D
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: hatRed on 14 March 2009, 02:00:02 PM
 [at] super Jhana

mo nanya ini dulu

Quote
karena niatnya yang buruk, maka batinnya menjadi sempit

bagaimanakah dasar/teori atau logikanya atau penjelasannya dari niat buruk itu menjadika batin sempit?

dan apakah batin sempit itu?
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Jhana78 on 14 March 2009, 02:43:13 PM
[at] super Jhana

mo nanya ini dulu

Quote
karena niatnya yang buruk, maka batinnya menjadi sempit

bagaimanakah dasar/teori atau logikanya atau penjelasannya dari niat buruk itu menjadika batin sempit?

dan apakah batin sempit itu?

gunakan Logika Induksi untuk memahami hal tersebut. dalam Logika induksi disebutkan bahwa

1. sesuatu itu bukan sebab bagi akibat bila sesuatu itu ditemukan pada saat akibat tidak terjadi
2. sesuatu itu bukan sebab bagi akibat bila sesuatu itu tidak ditemukan pada saat akibat terjadi

jadi, jika setiap kali sesuatu muncul, maka muncul pula akibat yang sama, maka sesuatu itu disebut sebab bagi akibat. ini logic. jika setiap kali niat buruk, maka batin menjadi sempit ---> ini artinya niat buruk menyebabkan batin sempit. logika ini harus anda buktikan sendiri dalam fenomena tubuh-mental anda sendiri.

batin yang sempit adalah batin yang mengandung nivarana.
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: ENCARTA on 14 March 2009, 02:52:41 PM
nivarana:

1. "Kamacchanda nivarana" : nafsu sensual
2. "Vyapadanivarana" : niat buruk
3. "Thina-middha-nivarana" : malas dan kelembaman
4. "Uddhaccakukkucca-nivarana" : kegelisahan dan kegalauan
5. "Vicikiccha-nivarana" : keragu-raguan

comot dari om karuna
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: bond on 14 March 2009, 03:51:08 PM
Quote
by tesla

saya tidak berpendapat konsentrasi kuat diperlukan dan juga tidak berpendapat konsentrasi kuat tidak diperlukan.



Apakah yg Anda tulis diatas ada referensinya ?
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 14 March 2009, 04:36:23 PM
Quote
by tesla

saya tidak berpendapat konsentrasi kuat diperlukan dan juga tidak berpendapat konsentrasi kuat tidak diperlukan.



Apakah yg Anda tulis diatas ada referensinya ?
hahaha... ini melawak atau serius?

saya tanggapi dg serius saja krn menghormati anda :)
jika menggunakan nama orang lain, maka referensinya harus jelas. tetapi saya tidak menggunakan nama orang lain di sini. jadi tidak butuh referensi. itu benar2 murni tulisan saya & saya bertanggungjawab penuh terhadap isinya.

dalam hal menggunakan nama lain, artinya isi tsb sebenarnya dibawa oleh orang lain & merupakan tanggung jawab orang lain. karena itulah sumber referensi dibutuhkan.

jika anda ingin melawak, kita sudahi saja diskusi ini.
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Hendra Susanto on 14 March 2009, 04:41:47 PM
:))

geliat belut ini

:))
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Indra on 14 March 2009, 04:49:29 PM
:))

geliat belut ini

:))

kata-kata ciptaan gue nih, ayo bayar royalty
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Hendra Susanto on 14 March 2009, 04:52:50 PM
:D minjem ahhh...
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: bond on 14 March 2009, 05:15:34 PM
Quote
yg menyatakan bahwa kekuatan konsentrasi pada khanika samadhi setara dg jhana adalah anda. bukan Mahasi & bahkan guru lainnya... menurut saya anda telah mendistorsi ajaran mereka...

Quote
jika konsentrasi kuat yg dimaksud rekan fabian adalah khanika samadhi, maka sebaiknya kalimat dari postingan rekan fabian itu dikoreksi dari "...konsentrasi kuat diperlukan..." menjadi "konsentrasi sesaat diperlukan...". saya tidak mengerti motif rekan fabian utk mengubah kata "sesaat" menjadi "kuat". yg jelas "sesaat" & "kuat" itu hal yg berbeda.

Quote
by tesla

saya tidak berpendapat konsentrasi kuat diperlukan dan juga tidak berpendapat konsentrasi kuat tidak diperlukan.



Apakah yg Anda tulis diatas ada referensinya ?
hahaha... ini melawak atau serius?

saya tanggapi dg serius saja krn menghormati anda :)
jika menggunakan nama orang lain, maka referensinya harus jelas. tetapi saya tidak menggunakan nama orang lain di sini. jadi tidak butuh referensi. itu benar2 murni tulisan saya & saya bertanggungjawab penuh terhadap isinya.

dalam hal menggunakan nama lain, artinya isi tsb sebenarnya dibawa oleh orang lain & merupakan tanggung jawab orang lain. karena itulah sumber referensi dibutuhkan.

jika anda ingin melawak, kita sudahi saja diskusi ini.

Sudah jelas tulisan2 Anda HANYA didasarkan pendapat pribadi dan mengkritisi orang lain yg sedemikian rupa yg telah menunjukan referensinya yg jelas hanya Anda saja yg tidak jelas . Maaf dalam berlatih meditasi saya tidak segegabah Anda. Anda pun tidak tahu bukan bahwa masalah ini sudah saya konfirmasikan dengan bhikkhu yg kompeten ;D . Dan sudah jelas pula kritik Anda tidak memiliki landasan(pendapat pribadi Anda dijadikan dasar mengartikan tulisan Mahasi dan Ajahn Mun dan langsung mengkritisi orang tanpa pembuktian yg nyata). Selamat bertanggung jawab atas diri Anda sendiri dan tidak perlu menasehati orang lain untuk mengubah pernyataan. Kecuali praktek Anda dapat dibuktikan dengan seksama kebenarannya dan selaras dengan ajaran Sang Buddha bukan dengan berkelit sana sini dengan membiaskan arti metode Mahasi Sayadaw dan Ajhan Mun(sementara Anda sendiri tidak pernah langsung mengalaminya). Dan kalau kita salah, kita pun akan mengakuinya. Disini jelas motif Anda yg sebenarnya. Maaf saya harus mengatakan ini karena meditasi bukan untuk main kata2 dan teori ataupun sentimen pribadi.

Jika Anda anggap saya melawak, biarlah itu menjadi cerminan bagi Anda sendiri yg suka melawak dan tidak sanggup menunjukan sesuatu yg bisa dipertanggungjawabkan. Janganlah gegabah mengkritisi tanpa pembuktian yg nyata :) Saya setuju dengan Anda diskusi kita dihentikan saja  _/\_

Bagi yg ingin bertanya dengan motif yg baik maka silakan diskusi dilanjutkan. _/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 14 March 2009, 08:57:17 PM
Sudah jelas tulisan2 Anda HANYA didasarkan pendapat pribadi
ya, tulisan saya tidak bersandar pada orang lain, pengalaman bermeditasi tinggi & nama bhikkhu2 tersohor.

Quote
dan mengkritisi orang lain yg sedemikian rupa yg telah menunjukan referensinya yg jelas hanya Anda saja yg tidak jelas . Maaf dalam berlatih meditasi saya tidak segegabah Anda. Anda pun tidak tahu bukan bahwa masalah ini sudah saya konfirmasikan dengan bhikkhu yg kompeten ;D .
bertolak belakang dg anda yg selalu bersandar pada sesuatu, entah itu orang lain, pengalaman bermeditasi tinggi & nama bhikkhu yg kompeten.

padahal sejak semula, yg saya kritik adalah tulisan berikut:

"Memang para praktisi meditasi Buddhis, entah metode Mahasi Sayadaw, metode Acharn Mun dan metode lainnya, sepakat bahwa konsentrasi yang kuat diperlukan pada penembusan Nibbana."

setidaknya, saya sudah memaparkan bukti dari pihak metode lainnya, yaitu Ajahn Chah & Ajahn Buddhadasa.

sedang dari pihak Ajahn Mun, tulisannya tidak membahas soal perlunya konsentrasi kuat & dari pihak Mahasi Sayadaw, hanya sampai pada khanika samadhi (konsentrasi sesaat).

Quote
Dan kalau kita salah, kita pun akan mengakuinya. Disini jelas motif Anda yg sebenarnya. Maaf saya harus mengatakan ini karena meditasi bukan untuk main kata2 dan teori ataupun sentimen pribadi.
motif saya adalah ingin menunjukkan bahwa tidak semua praktisi satu suara bulat menyatakan bahwa "konsentrasi kuat itu perlu". pembahasan konsentrasi yg diperlukan sampai taraf mana sejak semula ada byk pendapat. yg menyatakan bahwa praktisi meditasi telah sepakat itu justru adalah sebuah sentimen pribadi.

_/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 15 March 2009, 11:04:31 PM
saya sudah memaparkan praktisi2 mana yg tidak setuju dg konsentrasi kuat diperlukan utk penembusan nibbana. mis: Ajahn Chah & Ajahn Buddhadasa.

di sisi lainnya ada Pa Auk Sayadaw yg menyatakan "hanya" konsentrasi kuat yg bisa utk penembusan nibbana. Inilah kalimat beliau:

Only strong and powerful concentration is able to know and see things as they really are. It is explained by The Buddha in, for example, `Samadhi Sutta` of the `Sacca Samyutta`.

"Bhikkhu, develop concentration. Having attained concentration, a bhikkhu understand dhamma as they really are... (yathabutham pajanati).[...]"
dari Knowing and Seeing, by Venerable Pa-Auk Tawya Sayadaw

Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: bond on 16 March 2009, 09:31:05 AM







Quote
saya sudah memaparkan praktisi2 mana yg tidak setuju dg konsentrasi kuat diperlukan utk penembusan nibbana. mis: Ajahn Chah & Ajahn Buddhadasa.

di sisi lainnya ada Pa Auk Sayadaw yg menyatakan "hanya" konsentrasi kuat yg bisa utk penembusan nibbana. Inilah kalimat beliau:

Only strong and powerful concentration is able to know and see things as they really are. It is explained by The Buddha in, for example, `Samadhi Sutta` of the `Sacca Samyutta`.

"Bhikkhu, develop concentration. Having attained concentration, a bhikkhu understand dhamma as they really are... (yathabutham pajanati).[...]"
dari Knowing and Seeing, by Venerable Pa-Auk Tawya Sayadaw



Apakah Anda dapat melihat korelasinya antara pendapat Ajahn Chah, Ajahn Buddhadasa,Ajahn Mun, Mahasi sayadaw dan Paauk Sayadaw?. Jika mereka berbeda apakah berarti Ajaran Buddha yg mereka jalankan saling bertolak belakang? :)

Apakah ada juga pernyataan Ajahn Chah dan Ajahn Buddhasa bahwa dia tidak setuju ttg "konsentrasi kuat"? bisa Anda berikan referensinya mengenai ketidak setujuan mereka?:)
 _/\_
Title: tividha sam?dhi
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 16 March 2009, 09:33:16 AM
khanika samādhi, upacāra samādhi, appanā samādhi

ada yang tahu teks otoritatif (tipitaka / komentar) yang menjelaskan tiga jenis samadhi itu?
benarkan mengembangkan khanika samādhi merupakan hal yang tidak masuk akal, karena menurut abhidhamma, merupakan ekaggatā cetasika, yang selalu hadir dalam setiap kesadaran?

lalu samādhi mana yang diperlukan untuk pencerahan? mohon petunjuknya.
Title: Re: tividha sam?dhi
Post by: Lily W on 16 March 2009, 09:55:37 AM
^ Samadhi 3 ( 3 macam konsentrasi) yaitu :
1. Khanika samadhi : konsentrasi sekejap, yaitu pikiran terpusat pada obyek tidak lama, hanya sekejap
2. Upacara samadhi : Konsentrasi kearah masuk, yaitu pikiran telah terpusat pada obyek, tetapi belum kuat
3. Appana samadhi : Konsentrasi yang pandai, yaitu pikiran telah terpusat pada obyek dengan kuat

(Dhammasangani Atthakatha 117, Visuddhimagga 144)

Dalam Abhidhamma...Ekaggata adalah salah satu cetasika netral (yg muncul di setiap kesadaran).
Ekaggata : konsentrasi terhadap satu objek, merupakan faktor batin yg mengkonsentrasikan batin terhadap satu objek. Faktor batin ini membuat kokoh batin di dlm mengalami objek.

_/\_ :lotus:
Title: Re: tividha sam?dhi
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 16 March 2009, 09:58:38 AM
jadi kalau khanika samadhi = ekaggata cetasika, maka sebenarnya setiap orang sudah memiliki?
Title: Re: tividha sam?dhi
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 16 March 2009, 10:01:40 AM
ok, saya akan coba cari teks palinya, dan artinya dari referensi yang diberikan entjik lily. selain dari komentar, adakah sumber dari Tipitaka mengenai tiga jenis samadhi tersebut?
Title: Re: tividha sam?dhi
Post by: Lily W on 16 March 2009, 10:09:33 AM
jadi kalau khanika samadhi = ekaggata cetasika, maka sebenarnya setiap orang sudah memiliki?
^Kesadaran setiap orang sudah memiliki Ekaggata cetasika, hanya ekaggata itu kuat ato ga (Imo).

Ekaggata berarti juga pemusatan pikiran/konsentrasi/meditasi/samadhi. Ini merupakan hal yg sangat penting dalam Jhana, yaitu pencapaian dari alam pikiran yg lebih tinggi.

Jhana citta timbul di Appana Samadhi.

_/\_ :lotus:

Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: bond on 16 March 2009, 10:56:24 AM
Demikian penjelasan Romo Slamet rodjali (Ahli dan praktisi Abhidhamma )  perlunya konsentrasi kuat pada moment penembusan nibbana (dicapainya lokuttara appanna samadhi, dari kedua jalan yaitu pevipasana murni dan melalui jalan samatha)

Smoga bermanfaat :

Bagi mereka yang menempuh jalan 'vipassana-murni' (vipassana-yanika), atau
disebut pula 'vipassana-kering' (suddha-vipassaka), kekuatan samadhi
maksimum yang diperlukan untuk tercapainya magga & phala adalah
'khanika-samadhi' (konsentrasi saat-demi-saat yang obyeknya
BERPINDAH-PINDAH, yakni nama-rupa/badan-batin); 'khanika-samadhi' ini
setara dengan 'upacara-samadhi', di mana kelima rintangan batin dapat reda
(untuk sementara).

('Upacaa-samadhi' (konsentrasi akses) adalah tingkat konsentrasi yang
dicapai oleh pemeditasi yang melalui jalan samatha hingga mencapai jhana
sebelum pindah ke vipassana. Intensitas 'upacara-samadhi' ini sama dengan
'khanika-samadhi', dalam hal mampu menekan kelima rintangan batin.
Perbedaannya ialah dalam 'upacara-samadhi' obyek meditasinya tetap, tidak
berpindah-pindah, misalnya: napas; sedangkan dalam 'khanika-samadhi' obyek
meditasinya berpindah-pindah, yakni semua badan & batin (nama-rupa) yang
muncul.)

Seorang pemeditasi vipassana-murni tetap berada dalam 'khanika-samadhi',
dan tidak bergeser ke 'upacara-samadhi' lalu masuk ke jhana duniawi. Dalam
keadaan 'khanika-samadhi', pada saatnya kelak ia akan mencapai magga &
phala (pembebasan), tanpa masuk dulu ke jhana duniawi.
Pada momen ia
mencapai magga & phala, ia berada dalam jhana-supraduniawi
(lokuttara-jhana). Dengan demikian ia memenuhi pula semua unsur
ARIYA-atthangika-magga (Jalan suci berunsur delapan)
. Demikianlah
argumentasi guru meditasi yang mengatakan bahwa jhana (duniawi) tidak perlu
untuk mencapai pembebasan. Ini antara lain diuraikan secara terperinci oleh
mendiang YM Mahasi Sayadaw dari Burma.

Link : http://groups.yahoo.com/group/semedi/message/6409
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 16 March 2009, 11:14:50 AM
Quote
by bond
Apakah Anda dapat melihat korelasinya antara pendapat Ajahn Chah, Ajahn Buddhadasa,Ajahn Mun, Mahasi sayadaw dan Paauk Sayadaw?.

persamaannya adalah mereka sama-sama mengajarkan meditasi demi terealisasinya nibbana.
metodenya adalah berbeda.

pada Mahasi Sayadaw, beliau mengajarkan langsung vipassana, konsentrasi yg dicapai adalah konsentrasi sesaat, khanika samadhi. dan itupun dicapai melalui jalur vipassana, shg diberi nama "vipassana khanika samadhi". jadi pengembangan konsentrasi yg diajarkan sangat sedikit atau bahkan hampir tidak ada, yg ditekankan adalah memperhatikan fenomena pada tubuh dan bathin langsung.

pada Pa Auk Sayadaw, secara umum beliau mengajarkan samatha anapanasati & kasina warna utk sampai ke jhana 8 terlebih dahulu. vipassana yg diajarkan dilakukan setelah yogi mampu melihat rupa kalapa melalui efek jhana, seperti yg digambarkan beliau melihat crystal body.

Quote
Jika mereka berbeda apakah berarti Ajaran Buddha yg mereka jalankan saling bertolak belakang? Smiley
saya tidak berpendapat demikian, Sang Buddha sendiri mengajarkan berbagai metode. namun arahnya cuma satu yaitu akhirnya dukkha.

saya tegaskan bahwa, tidak semua praktisi menyatakan bahwa konsentrasi kuat itu perlu seperti yg dikatakan rekan fabian. itu bukan krn saya ingin menyatakan salah satunya ada yg salah... justru saya ingin menunjukkan kepada pembaca lain bahwa metoda itu bisa bermacam2. jika seperti rekan bond & rekan fabian yg merasa perlu mengembangkan konsentrasi kuat terlebih dahulu, silahkan ikut metoda Pa Auk Sayadaw. sedangkan bagi praktisi lain yg tidak merasa perlu utk mengembangkan konsentrasi kuat bisa ikut metoda Mahasi Sayadaw.

ada peserta retret 3 bln lain selain rekan fabian, yg mengatakan pada saya bahwa Pa Auk Sayadaw tidak men-klaim bahwa metodanya adalah satu2nya jalan. Jika yogi tidak cocok & tidak ada kemajuan dalam waktu tertentu dg metodanya, ia akan menganjurkan metoda lain yaitu 4 element (tanpa ada jhana) dan langsung ke vipassana. & jika tidak cocok juga, sebaiknya mencoba metoda lain yg diajarkan oleh guru lain.

Quote
Apakah ada juga pernyataan Ajahn Chah dan Ajahn Buddhasa bahwa dia tidak setuju ttg "konsentrasi kuat"? bisa Anda berikan referensinya mengenai ketidak setujuan mereka?Smiley
Namaste
silahkan baca kembali postingan2 sebelumnya supaya tidak ulang2.

Namaste
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: dilbert on 16 March 2009, 11:51:51 AM
orang yang mencapai semua tahapan jhana apakah = mencapai nibbana ?

orang yang mencapai nibbana = pasti langsung dapat memasuki semua tahapan jhana ?
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 16 March 2009, 11:54:22 AM
ada istilah baru nih : Jhānapubbaṅgamāvāda dan Vipassanāparāmāsāvāda
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: bond on 16 March 2009, 11:56:55 AM



Quote
ada peserta retret 3 bln lain selain rekan fabian, yg mengatakan pada saya bahwa Pa Auk Sayadaw tidak men-klaim bahwa metodanya adalah satu2nya jalan. Jika yogi tidak cocok & tidak ada kemajuan dalam waktu tertentu dg metodanya, ia akan menganjurkan metoda lain yaitu 4 element (tanpa ada jhana) dan langsung ke vipassana. & jika tidak cocok juga, sebaiknya mencoba metoda lain yg diajarkan oleh guru lain.

Ini bukan masalah pilih metode tapi fakta dalam semua metode meditasi buddhist. _/\_

Quote
Quote
Apakah ada juga pernyataan Ajahn Chah dan Ajahn Buddhasa bahwa dia tidak setuju ttg "konsentrasi kuat"? bisa Anda berikan referensinya mengenai ketidak setujuan mereka?Smiley
Namaste
silahkan baca kembali postingan2 sebelumnya supaya tidak ulang2.

tidak ada kata "tidak setuju' Koq makanya saya nanya referensinya  ^-^


Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: bond on 16 March 2009, 11:58:01 AM
orang yang mencapai semua tahapan jhana apakah = mencapai nibbana ?tidak

orang yang mencapai nibbana = pasti langsung dapat memasuki semua tahapan jhana ? jika diinginkan dapat memasuki semua tahapan jhana
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: bond on 16 March 2009, 12:01:02 PM
ada istilah baru nih : Jhānapubbaṅgamāvāda dan Vipassanāparāmāsāvāda

Indonya apa om ? ;D
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 16 March 2009, 12:05:05 PM
ups, tadinya aye merge aja tividha samādhi, tapi postingnya di atas, mungkin gak keliatan.
coba diliat deh.
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 16 March 2009, 12:46:39 PM
Quote
tidak ada kata "tidak setuju' Koq makanya saya nanya referensinya
hehehe... cuma pelawak yg cari kata "tidak setuju". kalau anda serius, baca kalimat pernyataan mereka.
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 16 March 2009, 12:55:23 PM
pelawak juga bisa jadi arahat, contohnya talaputta.
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: bond on 16 March 2009, 01:13:52 PM
Quote
tidak ada kata "tidak setuju' Koq makanya saya nanya referensinya
hehehe... cuma pelawak yg cari kata "tidak setuju". kalau anda serius, baca kalimat pernyataan mereka.

Sami mawon dengan pertanyaan Anda sebelumnya, kalo ngak merasa ya sudahlah....  :))
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 16 March 2009, 01:52:51 PM
Quote
tidak ada kata "tidak setuju' Koq makanya saya nanya referensinya
hehehe... cuma pelawak yg cari kata "tidak setuju". kalau anda serius, baca kalimat pernyataan mereka.

Sami mawon dengan pertanyaan Anda sebelumnya, kalo ngak merasa ya sudahlah....  :))
saya tidak mempertanyakan kata "sepakat" dalam perbandingan anda mencari kata "tidak setuju". saya tahu motif anda cuma ingin bermain kata2. :)

yg saya tanyakan adalah makna dari kata "konsentrasi kuat" yg dipakai rekan fabian. apa maknanya, krn dari semula saya tau itu adalah satu kata bias. bisa berarti appnana samadhi (jhana), bisa berarti upacara samadhi, bisa pula berarti hanya khanika samadhi. dan karena rekan fabian katakan para praktisi telah sepakat, maka saya mempertanyakan hal itu, sampai taraf konsentrasi mana mereka sepakat?

FAKTANYA adalah para guru memiliki standar konsentrasi yg berbeda2 satu sama lain. oleh karena itu, silahkan rekan fabian perjelas, sampai dimana taraf konsentrasi yg disepakati itu.
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 16 March 2009, 01:56:13 PM
dan segala reply anda dari beberapa hari yg lalu, hanya usaha pengelakan krn taraf konsentrasi yg disepakati memang sebenarnya tidak ada & anda berdua sebagai moderator board meditasi mati2an mengelak menjawab pertanyaan saya, hanya karena sesederhana bahwa pernyataan "para praktisi telah sepakat konsentrasi kuat itu perlu" adalah sebuah sentimen pribadi :)
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 16 March 2009, 01:58:57 PM
makanya, ada teksnya gak, minimal samadhi yang mana sih yang diperlukan?
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Hendra Susanto on 16 March 2009, 01:59:40 PM
:))
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 16 March 2009, 02:04:53 PM
sependapat saya sih

khanika samadhi = ekagatta cetasika (abhidhamma),
ada juga khanika samadhi yang mirip-mirip upacara samadhi (komentar)

nah yang diperlukan samadhi yang mana? ada definisi di Tipitaka, atau malah harus apanna samadhi?

samma-samadhi yang merupakan unsur dari jalan mulia beruas delapan itu apa? setahu saya dalam satipatthana sutta, samadhi yang dimaksud adalah apanna samadhi...
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Indra on 16 March 2009, 02:10:58 PM
Tingkatan kualitas konsentrasi mustahil bisa disepakati, kecuali kualitas ini bisa dikuantifikasikan, namun saya lebih condong menyetujui bahwa konsentrasi memang dibutuhkan, apakah konsentrasi itu tingkat 1, tingkat 2, 2.2, 2.5, 2.75, entah lah, yang penting meditasi, samatha atau vipassana ya harus konsentrasi.
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 16 March 2009, 02:14:54 PM
kalo mustahil bisa disepakati, kenapa bisa ada pembagian tiga jenis konsentrasi ?
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Indra on 16 March 2009, 02:19:13 PM
yah ... mungkin seperti kita mengelompokkan hitam dan putih, tidak perlu memperdebatkan sehitam apa atau seputih apa?
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 16 March 2009, 02:21:54 PM
ok, kalo kualitas.

tapi jangan lupa loh, salah satu unsur dari jm8 adalah samma-samadhi.
ini menyangkut hajat hidup berakhirnya dukkha, jadi sangat penting loh. jangan sampai micha-samadhi malah dianggap sammasamadhi...
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: fabian c on 16 March 2009, 02:24:14 PM
^ Samadhi 3 ( 3 macam konsentrasi) yaitu :
1. Khanika samadhi : konsentrasi sekejap, yaitu pikiran terpusat pada obyek tidak lama, hanya sekejap
2. Upacara samadhi : Konsentrasi kearah masuk, yaitu pikiran telah terpusat pada obyek, tetapi belum kuat
3. Appana samadhi : Konsentrasi yang pandai, yaitu pikiran telah terpusat pada obyek dengan kuat

(Dhammasangani Atthakatha 117, Visuddhimagga 144)

Dalam Abhidhamma...Ekaggata adalah salah satu cetasika netral (yg muncul di setiap kesadaran).
Ekaggata : konsentrasi terhadap satu objek, merupakan faktor batin yg mengkonsentrasikan batin terhadap satu objek. Faktor batin ini membuat kokoh batin di dlm mengalami objek.

_/\_ :lotus:

Saudari Lily yang baik,

Maaf sharing sedikit. Khusus mengenai Khanika samadhi.

Pada waktu peresmian pusat meditasi di Bakom baru-baru ini, saya bertemu dengan U Nyanaramsi, murid U Janaka Sayadaw yang berasal dari Malaysia. Pada waktu itu kami berdiskusi Dhamma, pembicaraan akhirnya menyentuh persoalan khanika samadhi. Kepada beliau saya ungkapkan rasa tidak puas terhadap penerjemahan khanika samadhi menjadi momentary concentration, beliau juga setuju bahwa istilah momentary concentration tidak tepat. Beliau mengatakan bahwa lebih mendingan moment to moment concentration, terjemahan ini lebih mendekati, tetapi bukan berarti terjemahan ini tepat, mengapa?

Khanika berasal dari kata khana (ingat cittakhana dalam Abhidhamma) yang berarti moment. Kalau tidak salah khanika adalah bentuk jamak dari khana (tolong dikoreksi bila salah). Sehingga terjemahan harfiah yang malah mungkin lebih mendekati adalah konsentrasi (samadhi) terhadap momen-momen.
Dimana satu khana berarti satu momen yang terdiri dari uppada (muncul), thiti (berkembang) dan bhanga (lenyap). Jadi khanika samadhi adalah konsentrasi terhadap momen-momen yang silih berganti.

Sifat dari semua fenomena adalah muncul, berkembang dan lenyap kembali. Oleh sebab itulah disebut anicca (tidak kekal). Pada waktu kita mengamati objek (pada meditasi metode Mahasi Sayadaw) kita memperhatikan kembang kempis perut. Pada awalnya konsentrasi belum berkembang kita melihat bahwa perut hanya kembung dan kempis, dua bentuk timbul tenggelam, setelah beberapa lama bermeditasi maka perhatian dan konsentrasi bertambah kuat, perut tidak lagi terlihat kembung-kempis saja, setiap gerakan kembung kempis terdiri dari beberapa gerakan timbul tenggelam. Jadi dalam satu gerakan kembung terdiri dari beberapa gerakan timbul tenggelam, demikian juga dengan setiap gerakan mengempis terdiri dari beberapa gerakan timbul tenggelam.

Sudah dikatakan tadi bahwa satu gerakan timbul tenggelam disebut satu momen (khana) yang memiliki faktor uppada, thiti dan bhanga, sedangkan pada gerakan kembung maupun kempisnya perut terdiri atas beberapa gerakan timbul tenggelam (momen atau khana).

Jadi seorang meditator Vipassana tehnik Mahasi Sayadaw memusatkan perhatiannya,berkonsentrasi pada khana-khana ini. Mengapa demikian? karena khana ini merupakan bentuk langsung anicca yang menjadi jelas seiring dengan bertambah kuatnya konsentrasi kita.

Bila konsentrasi lebih kuat lagi maka meditator mampu melihat timbul tengelamnya batin dan jasmani lebih jelas lagi, jeda antara khana yang satu dengan khana berikutnya juga menjadi lebih jelas. Inilah anicca dari fenomena jasmani yang nampak jelas oleh meditator.

Setelah meditator mampu memusatkan perhatiannya pada sifat anicca pada pada jasmaninya (kembung-kempis perut)untuk waktu yang cukup lama tanpa perhatiannya berkelana, katakanlah satu atau dua jam (tergantung paraminya) pada setiap kali duduk, maka kemungkinan ia bisa melihat fenomena lebih halus yang berada di batinnya yaitu di haddayavatthu, yang juga bersifat timbul-tenggelam (anicca).

jadi ada korelasi yang jelas antara khanika samadhi dan konsentrasi terhadap ketiga karakteristik (anicca, dukkha anatta). Oleh karena itu harus dibedakan antara khanika samadhi dan upacara samadhi yang objeknya adalah 40 kamathana (objek meditasi).
Apa yang membedakan? yang membedakan adalah objeknya, pada upacara samadhi objeknya cahaya tak terputus yang merupakan persepsi batin. Sedangkan pada khanika samadhi objeknya adalah sifat anicca, dukkha dan anatta dari batin dan jasmani.

Semoga keterangan ini bisa membawa manfaat.

Sukhi hotu,

 _/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: fabian c on 16 March 2009, 02:26:27 PM
Teman-teman sekalian,

Adakah yang bisa membantu mengenai definisi konsentrasi? karena ada teman kita yang nampaknya tidak mengerti definisi dari konsentrasi.

Dimohon bantuannya, terima kasih

sukhi hotu,

 _/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 16 March 2009, 02:27:41 PM
khanika samadhi = ekagatta cetasika (abhidhamma),
ada juga khanika samadhi yang mirip-mirip upacara samadhi (komentar)

nah yang diperlukan samadhi yang mana? ada definisi di Tipitaka, atau malah harus apanna samadhi?

samma-samadhi yang merupakan unsur dari jalan mulia beruas delapan itu apa? setahu saya dalam satipatthana sutta, samadhi yang dimaksud adalah apanna samadhi...
sebelumnya maaf dulu, saya tidak bermaksud merendahkan abhidhamma & visuddhi magga.

seandainya saja, kitab abhidhamma & visuddhi magga dikesampingkan sebentar & kita hanya berpegang pada sutta & vinaya.
~ apakah disana ada dijelaskan tentang tahapan konsentrasi seperti yg dikenal umum sekarang ini? khanika, upacara, appana?
~ apakah jhana pada sutta & vinaya itu appana samadhi yg merupakan konsentrasi tertinggi?
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 16 March 2009, 02:32:35 PM
Teman-teman sekalian,

Adakah yang bisa membantu mengenai definisi konsentrasi? karena ada teman kita yang nampaknya tidak mengerti definisi dari konsentrasi.

Dimohon bantuannya, terima kasih

sukhi hotu,

 _/\_
styling anda dari dulu begitu :)
to the point saja, siapa yg tampak tidak mengerti konsentrasi itu.
saya rasa tidak salah kalau anda mengatakan tesla atau bond atau Hendra S. atau Indra atau Wolverine tidak mengerti konsentrasi. kenapa harus malu2 dalam mengkritisi orang lain jika itu demi kebaikan?
;D
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 16 March 2009, 02:35:35 PM
makanya, setahu saya dalam sutta tidak ada khanika samadhi, yang ada adalah apanna samadhi = jhana...

cmiiw
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Sumedho on 16 March 2009, 02:49:38 PM
pertnyaaan berikutnya apakah apanna samadhi = jhana ?

atau samma samadhi = apanna samadhi?
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 16 March 2009, 03:04:25 PM
nah, debat ini merupakan debat klasik. ada yang bilang harus mencapai jhana dulu, ada juga yang bilang tidak harus, melainkan ... samadhi sudah cukup (kalo gak salah khanika). sedangkan khanika samadhi definisinya ada di kitab2 komentar, yang lebih mendekati definisi upacara samadhi. kalau di tipitaka (abhidhamma), khanika samadhi = ekagatta cetasika. ini merupakan salah satu bentuk pikiran yang alami, seperti vedana, muncul sendiri.

ada yang bilang harus jhana = Jhānapubbaṅgamāvāda, ada pula yang bilang Vipassanāparāmāsāvāda = vipassana lebih penting dari sila, samadhi, dan panna

setahu saya para murid perbandingannya gini = dari 1000 orang, 999 mencapai jhana pada suatu titik. ada perdebatan di sini, apakah ada murid yang mencapai pencerahan tanpa mencapai jhana (Sukha vipassaka). saya malah gak tahu ada catatan di Sutta kalau ada murid yang mencapai pencerahan tanpa mencapai jhana terlebih dahulu.

dry vipassana, atau dry insight, vipassana tanpa perlu mencapai jhana terlebih dahulu terkenal di burma. dry insight ini didukung oleh komentar, dan salah satu sutta yang bilang, samadhi baru vipassana, vipassana baru samadhi, menjalankan vipassana dan samadhi barengan, dan yang satu lagi.

karena board ini board meditasi Mahasi Sayadaw, maka abhidhamma dan komentar dianggap valid dalam diskusi ini.

ada yang tahu sumber-sumbernya? kita cari sama-sama deh bahasa inggris atau pali di cscd, kita bahas sama-sama.
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: fabian c on 16 March 2009, 03:08:58 PM
Teman-teman sekalian,

Adakah yang bisa membantu mengenai definisi konsentrasi? karena ada teman kita yang nampaknya tidak mengerti definisi dari konsentrasi.

Dimohon bantuannya, terima kasih

sukhi hotu,

 _/\_
styling anda dari dulu begitu :)
to the point saja, siapa yg tampak tidak mengerti konsentrasi itu.
saya rasa tidak salah kalau anda mengatakan tesla atau bond atau Hendra S. atau Indra atau Wolverine tidak mengerti konsentrasi. kenapa harus malu2 dalam mengkritisi orang lain jika itu demi kebaikan?
;D

Saudara Tesla yang baik,

Alasan mengapa saya meminta tolong pada teman-teman yang lain karena nampaknya saudara bingung terhadap pertanyan itu, dan saya juga bingung melihat jawaban saudara dalam reply #42, oleh karena itu saya bertanya kepada teman-teman yang lain.

Untuk bisa berdiskusi mengenai subjek konsentrasi atau samadhi, terlebih dahulu yang berdiskusi harus sepakat apa itu definisi samadhi yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai konsentrasi.

kalau seseorang mengatakan dia makan mangga semalam, lalu temannya menjawab oh mangga yang besarnya seperti bola, berduri, harum dan membuat badan panas?
Maka diskusi dengan masing-masing pihak memiliki definisinya sendiri-sendiri seperti itu tak akan ada ujungnya dan tak membawa manfaat bagi perkembangan batin para pembaca.

Saya rasa hal yang wajar bila anda tidak tahu definisinya, saya juga bukan orang yang tahu semua, oleh karena itu saya bertanya kepada yang lain karena perlu ada kesepakatan terhadap definisi samadhi.

sukhi hotu,

 _/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Hendra Susanto on 16 March 2009, 03:12:36 PM
Teman-teman sekalian,

Adakah yang bisa membantu mengenai definisi konsentrasi? karena ada teman kita yang nampaknya tidak mengerti definisi dari konsentrasi.

Dimohon bantuannya, terima kasih

sukhi hotu,

 _/\_

ko saudara fabian,

ini dari KBBI

kon·sen·tra·si /konséntrasi/ n 1 pemusatan perhatian atau pikiran pd suatu hal; 2 pemusatan tenaga, kekuatan, pasukan, dsb di suatu tempat: ada -- pasukan di daerah perbatasan; 3 pemusatan beberapa penerbitan dl satu kekuasaan; 4 Kim persentase kandungan bahan di dl satu larutan;

;D
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 16 March 2009, 03:34:37 PM
Teman-teman sekalian,

Adakah yang bisa membantu mengenai definisi konsentrasi? karena ada teman kita yang nampaknya tidak mengerti definisi dari konsentrasi.

Dimohon bantuannya, terima kasih

sukhi hotu,

 _/\_
styling anda dari dulu begitu :)
to the point saja, siapa yg tampak tidak mengerti konsentrasi itu.
saya rasa tidak salah kalau anda mengatakan tesla atau bond atau Hendra S. atau Indra atau Wolverine tidak mengerti konsentrasi. kenapa harus malu2 dalam mengkritisi orang lain jika itu demi kebaikan?
;D

Saudara Tesla yang baik,

Alasan mengapa saya meminta tolong pada teman-teman yang lain karena nampaknya saudara bingung terhadap pertanyan itu, dan saya juga bingung melihat jawaban saudara dalam reply #42, oleh karena itu saya bertanya kepada teman-teman yang lain.

Untuk bisa berdiskusi mengenai subjek konsentrasi atau samadhi, terlebih dahulu yang berdiskusi harus sepakat apa itu definisi samadhi yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai konsentrasi.

kalau seseorang mengatakan dia makan mangga semalam, lalu temannya menjawab oh mangga yang besarnya seperti bola, berduri, harum dan membuat badan panas?
Maka diskusi dengan masing-masing pihak memiliki definisinya sendiri-sendiri seperti itu tak akan ada ujungnya dan tak membawa manfaat bagi perkembangan batin para pembaca.

Saya rasa hal yang wajar bila anda tidak tahu definisinya, saya juga bukan orang yang tahu semua, oleh karena itu saya bertanya kepada yang lain karena perlu ada kesepakatan terhadap definisi samadhi.

sukhi hotu,

 _/\_
point saya bukan itu :)

jika anda melihat saya, tesla, tidak mengerti, katakan saja langsung:
"tesla, kamu tidak mengerti apa itu konsentrasi".

tidak perlu menampilkan kata2 terselubung, utk mengatakan:
"tesla tidak mengerti apa itu konsentrasi"
"tesla seorang meditator yg uninstructed"

asal kritik itu demi kebaikan saya, saya menerimanya dengan senang hati & harus berterimakasih kepada anda
_/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: fabian c on 16 March 2009, 03:36:39 PM
nah, debat ini merupakan debat klasik. ada yang bilang harus mencapai jhana dulu, ada juga yang bilang tidak harus, melainkan ... samadhi sudah cukup (kalo gak salah khanika). sedangkan khanika samadhi definisinya ada di kitab2 komentar, yang lebih mendekati definisi upacara samadhi. kalau di tipitaka (abhidhamma), khanika samadhi = ekagatta cetasika. ini merupakan salah satu bentuk pikiran yang alami, seperti vedana, muncul sendiri.

ada yang bilang harus jhana = Jhānapubbaṅgamāvāda, ada pula yang bilang Vipassanāparāmāsāvāda = vipassana lebih penting dari sila, samadhi, dan panna

setahu saya para murid perbandingannya gini = dari 1000 orang, 999 mencapai jhana pada suatu titik. ada perdebatan di sini, apakah ada murid yang mencapai pencerahan tanpa mencapai jhana (Sukha vipassaka). saya malah gak tahu ada catatan di Sutta kalau ada murid yang mencapai pencerahan tanpa mencapai jhana terlebih dahulu.

dry vipassana, atau dry insight, vipassana tanpa perlu mencapai jhana terlebih dahulu terkenal di burma. dry insight ini didukung oleh komentar, dan salah satu sutta yang bilang, samadhi baru vipassana, vipassana baru samadhi, menjalankan vipassana dan samadhi barengan, dan yang satu lagi.

karena board ini board meditasi Mahasi Sayadaw, maka abhidhamma dan komentar dianggap valid dalam diskusi ini.

ada yang tahu sumber-sumbernya? kita cari sama-sama deh bahasa inggris atau pali di cscd, kita bahas sama-sama.

Saudara Wolverine yang baik,

Mengenai Sukha vipassaka Sotapanna atau Arahat, agak sulit ada yang mau mengakui terus terang, paling paling mereka hanya memberi "hint", saya umpamakan demikian: "Umpamanya saudara Sumedho telah mencapai tingkat kesucian Sotapanna, lalu ia menyatakan kepada saudara Wolverine bahwa ia sudah mencapai Sotapanna, apa reaksi saudara Wolverine? Apakah saudara mempercayai pernyataannya atau malah timbul prasangka yang bukan-bukan?

Kalau percaya itu baik, tetapi bila pikiran negatif muncul kepada seorang Ariya Puggala, maka itu adalah karma buruk yang besar (bisa menghalangi perkembangan batin orang itu). Dengan dasar pertimbangan itu maka Ariya Puggala tidak mau mengatakan pencapaian mereka, kecuali kepada orang tertentu saja.

Oleh karena itu sulit menemukan Ariya Puggala yang mau mengumumkan pencapaiannya. Saya yakin semua guru-guru meditasi Mahasi Sayadaw (juga guru meditasi Pa Auk Sayadaw: misalnya U Aganna Sayadaw) yang datang ke Indonesia telah mencapai kesucian, minimum Sotapanna. Tapi coba tanyakan kepada mereka secara langsung, mereka umumnya tidak akan mau mengakui secara terus terang.

Kalau bertemu dengan Sotapanna kasih tahu ya?    ;D

Sukhi hotu,

 _/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 16 March 2009, 03:41:02 PM
maksud saya yang tercatat dalam tipitaka om.
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: fabian c on 16 March 2009, 03:52:56 PM
Teman-teman sekalian,

Adakah yang bisa membantu mengenai definisi konsentrasi? karena ada teman kita yang nampaknya tidak mengerti definisi dari konsentrasi.

Dimohon bantuannya, terima kasih

sukhi hotu,

 _/\_
styling anda dari dulu begitu :)
to the point saja, siapa yg tampak tidak mengerti konsentrasi itu.
saya rasa tidak salah kalau anda mengatakan tesla atau bond atau Hendra S. atau Indra atau Wolverine tidak mengerti konsentrasi. kenapa harus malu2 dalam mengkritisi orang lain jika itu demi kebaikan?
;D

Saudara Tesla yang baik,

Alasan mengapa saya meminta tolong pada teman-teman yang lain karena nampaknya saudara bingung terhadap pertanyan itu, dan saya juga bingung melihat jawaban saudara dalam reply #42, oleh karena itu saya bertanya kepada teman-teman yang lain.

Untuk bisa berdiskusi mengenai subjek konsentrasi atau samadhi, terlebih dahulu yang berdiskusi harus sepakat apa itu definisi samadhi yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai konsentrasi.

kalau seseorang mengatakan dia makan mangga semalam, lalu temannya menjawab oh mangga yang besarnya seperti bola, berduri, harum dan membuat badan panas?
Maka diskusi dengan masing-masing pihak memiliki definisinya sendiri-sendiri seperti itu tak akan ada ujungnya dan tak membawa manfaat bagi perkembangan batin para pembaca.

Saya rasa hal yang wajar bila anda tidak tahu definisinya, saya juga bukan orang yang tahu semua, oleh karena itu saya bertanya kepada yang lain karena perlu ada kesepakatan terhadap definisi samadhi.

sukhi hotu,

 _/\_
point saya bukan itu :)

jika anda melihat saya, tesla, tidak mengerti, katakan saja langsung:
"tesla, kamu tidak mengerti apa itu konsentrasi".

tidak perlu menampilkan kata2 terselubung, utk mengatakan:
"tesla tidak mengerti apa itu konsentrasi"
"tesla seorang meditator yg uninstructed"

asal kritik itu demi kebaikan saya, saya menerimanya dengan senang hati & harus berterimakasih kepada anda
_/\_

Saudara Tesla yang baik,

Lebih baik kita kembali ke pokok diskusi kita, kita perlu menyepakati definisi samadhi terlebih dahulu, lalu kita masing-masing mengungkapkan pandangan kita.

Kita semua masih belajar kan? mungkin ada yang saudara ketahui tetapi saya tidak ketahui, dan mungkin juga ada yang saya ketahui tetapi saudara tidak ketahui, atau mungkin juga kita berdua tidak tahu tetapi teman-teman yang lain tahu.

Oleh karena itu dalam sebuah sutta, kalau tidak salah pernah dikatakan bahwa Kalyana Mitta (teman sejati yang mau saling berbagi) diperlukan oleh mereka yang berjuang mencapai kesucian.


sukhi hotu,

 _/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: hatRed on 16 March 2009, 03:58:44 PM
wew.... masalah misteri konsentrasi kuat blom terpecahkan ya... =))

IMO Masalah konsentrasi ini bukan seperti alat,

jadi perlu alat ini ato gak ... itu bukan pernyataan atau pertanyaan yg relevan

karena Konsentrasi kuat itu adalah hasil....
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: fabian c on 16 March 2009, 04:11:55 PM
maksud saya yang tercatat dalam tipitaka om.

Saudara Wolverine yang baik,

Maaf nggak nyambung   :)

Nampaknya pernyataan Sukha Vipassaka Arahat ada di Abhidhammma. Di sutta sejauh yang saya pelajari hanya ada pernyataan bahwa tidak diperlukan abhinna untuk mencapai kesucian.

Tetapi selain itu semua Sutta tidak ada satupun yang menyatakan diperlukan Jhana atau harus memiliki Jhana untuk mencapai kesucian, jadi bila ada bhikkhu yang menyatakan bahwa Jhana diperlukan untuk mencapai kesucian menurut saya itu hanya pendapat pribadi.

Bahkan Pa Auk Sayadaw sendiri seorang guru meditasi yang mengajarkan Vipassana didahului Samatha, menyatakan ada Arahat yang tak memiliki Jhana.

Sukhi hotu,

 _/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 16 March 2009, 04:29:12 PM
karena board ini board meditasi Mahasi Sayadaw, maka abhidhamma dan komentar dianggap valid dalam diskusi ini.

walau Mahasi Sayadaw memberi nama suatu kondisi ada pada tataran "khanika samadhi", namun kondisi itu dicapai melalui vipassana (memperhatikan seluruh fenomena yg muncul, bukan terpaku pada 1 objek saja). sehingga Mahasi Sayadaw dalam uraian yg lengkap menyebutnya "vipassana khanika samadhi". apakah di Abhidhamma & Visuddhi Magga ada dijelaskan khanika samadhi selain dari jalur samatha (perhatian yg hanya pada 1 objek)?
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 16 March 2009, 04:36:04 PM
Oleh karena itu dalam sebuah sutta, kalau tidak salah pernah dikatakan bahwa Kalyana Mitta (teman sejati yang mau saling berbagi) diperlukan oleh mereka yang berjuang mencapai kesucian.
ya, karena itulah, seorang Kalyana Mitta (sahabat baik) seharusnya memberi kritik kepada sahabatnya yg lain jika melihat sahabatnya salah arah. tidak perlu dg kata2 yg dipoles halus2 biar terdengar enak, karena kritik kepada sahabat adalah demi kemajuannya. dan bagi saya, kita semua sampai pada forum ini, yg serius membahas dhamma, adalah sahabat baik dalam dhamma.

_/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 16 March 2009, 04:37:07 PM
nah, karena literatur mengenai khanika samadhi ini sedikit...
kita bahas per definisi deh. jadi bisa tahu konsentrasi seperti apa yang dibutuhkan (walau secara teori).
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 16 March 2009, 04:41:00 PM
Tetapi selain itu semua Sutta tidak ada satupun yang menyatakan diperlukan Jhana atau harus memiliki Jhana untuk mencapai kesucian, jadi bila ada bhikkhu yang menyatakan bahwa Jhana diperlukan untuk mencapai kesucian menurut saya itu hanya pendapat pribadi.

saya kira itu bukan pendapat pribadi.

pada dhammapada 372 dikatakan:
 
"Tidak ada jhana bagi orang yg tidak memiliki panna,
& tidak ada panna bagi orang yg tidak memiliki jhana.
yg memiliki jhana & panna, mereka berada pada ujung pembebasan"

pada terjemahan di samaggi-phala, dikatakan tidak ada samadhi, bukan jhana, namun saya sudah mengecek ke versi Palinya, disana kata yg dipakai adalah jhana, bukan samadhi... mungkin penerjemahnya sudah melihat ada potensi keanehan yah...
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: bond on 16 March 2009, 06:06:44 PM
Quote
tidak ada kata "tidak setuju' Koq makanya saya nanya referensinya
hehehe... cuma pelawak yg cari kata "tidak setuju". kalau anda serius, baca kalimat pernyataan mereka.

Sami mawon dengan pertanyaan Anda sebelumnya, kalo ngak merasa ya sudahlah....  :))
saya tidak mempertanyakan kata "sepakat" dalam perbandingan anda mencari kata "tidak setuju". saya tahu motif anda cuma ingin bermain kata2. :)

yg saya tanyakan adalah makna dari kata "konsentrasi kuat" yg dipakai rekan fabian. apa maknanya, krn dari semula saya tau itu adalah satu kata bias. bisa berarti appnana samadhi (jhana), bisa berarti upacara samadhi, bisa pula berarti hanya khanika samadhi. dan karena rekan fabian katakan para praktisi telah sepakat, maka saya mempertanyakan hal itu, sampai taraf konsentrasi mana mereka sepakat?

FAKTANYA adalah para guru memiliki standar konsentrasi yg berbeda2 satu sama lain. oleh karena itu, silahkan rekan fabian perjelas, sampai dimana taraf konsentrasi yg disepakati itu.

Saya tidak mau bermain kata2, saya hanya ingin berdiskusi dengan baik dan juga mempertanyakan pernyataan Anda  mengenai pernyataan Ajahn Buddhadasa dan Ajahn Chah bahwa mereka tidak setuju konsentrasi kuat diperlukan untuk penembusan nibbana(pada kalimat mana)???  ?.Ini sama seperti Anda bertanya kepada ko fabian.  . Selama Anda tidak dapat menunjukan dan menghindar dengan berbagai dalih maka artinya Anda tidak bertanggung jawab terhadap pernyataan Anda ttg Ajahn Chah dan Ajahn Buddhadasa. Sebaliknya saya telah membantu ko fabian untuk menjelaskan , mengenai korelasi, bagaimana dengan praktek dan Anda menyanggahnya, itu tidak masalah. Minimal saya sudah mencoba memberikan referensi-referensi yg ada bahkan membold kalimat2 yg dimaksud. Bagaimana dengan Anda?. Jika Anda seorang kalyanimitta yg baik tidaklah jenuh dalam membantu org menerangkan dhamma siapapun itu... _/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: bond on 16 March 2009, 06:17:08 PM
Seorang pemeditasi vipassana-murni tetap berada dalam 'khanika-samadhi',
dan tidak bergeser ke 'upacara-samadhi' lalu masuk ke jhana duniawi. Dalam
keadaan 'khanika-samadhi', pada saatnya kelak ia akan mencapai magga &
phala (pembebasan), tanpa masuk dulu ke jhana duniawi. Pada momen ia
mencapai magga & phala, ia berada dalam jhana-supraduniawi
(lokuttara-jhana).
Dengan demikian ia memenuhi pula semua unsur
ARIYA-atthangika-magga (Jalan suci berunsur delapan). Demikianlah
argumentasi guru meditasi yang mengatakan bahwa jhana (duniawi) tidak perlu
untuk mencapai pembebasan. --- Slamet Rodjali.

Teman2 ada yg bisa membantu untuk mengundang Pak Slamet rodjali?, dan kelihatannya dia memiliki referensi2 dari tipitaka ataupun kitab komentar dan subkomentar mengenai tulisan beliau. Atau ada yg tau referensi mengenai tulisan Pak Slamet Rodjali khususnya mengenai lokutara -jhana?
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: bond on 16 March 2009, 07:56:23 PM
Tulisan Mahasi Sayadaw berikutnya pada buku yg sama pada sebelumnya. hal 193

When Vipassana samadhi sufficiently strong, he will be able to carry on the contemplation continuously day and night without any physical or mental strain.
At this stage, it will be distinctively perceived, as a matter of course, that at every moment of contemplation body and mind (nama and rupa) are blended together and arising in pairs.......

Jika Vipassana samadhi cukup kuat ia akan mampu melakukan meditasi terus menerus siang dan malam tanpa ketegangan batin atau jasmani. Pada tingkat ini nampak jelas,  sebagai kelanjutan, bahwa setiap momen konsentrasi terhadap batin dan jasmani (nama dan rupa) bercampur bersama dan muncul berpasangan.
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 16 March 2009, 09:37:10 PM
Quote from: tesla
saya tidak mempertanyakan kata "sepakat" dalam perbandingan anda mencari kata "tidak setuju". saya tahu motif anda cuma ingin bermain kata2. :)

yg saya tanyakan adalah makna dari kata "konsentrasi kuat" yg dipakai rekan fabian. apa maknanya, krn dari semula saya tau itu adalah satu kata bias. bisa berarti appnana samadhi (jhana), bisa berarti upacara samadhi, bisa pula berarti hanya khanika samadhi. dan karena rekan fabian katakan para praktisi telah sepakat, maka saya mempertanyakan hal itu, sampai taraf konsentrasi mana mereka sepakat?

Saya tidak mau bermain kata2, saya hanya ingin berdiskusi dengan baik dan juga mempertanyakan pernyataan Anda  mengenai pernyataan Ajahn Buddhadasa dan Ajahn Chah bahwa mereka tidak setuju konsentrasi kuat diperlukan untuk penembusan nibbana(pada kalimat mana)???
di halaman pertama telah saya post kan.

Ajahn Buddhadasa: KONSENTRASI YG DALAM ADALAH HAMBATAN UMUM BAGI LATIHAN PANDANGAN TERANG.

Ajahn Chah: ketika ditanya, apakah jhana perlu? dia menjawab tidak.
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 16 March 2009, 09:42:13 PM
Tulisan Mahasi Sayadaw berikutnya pada buku yg sama pada sebelumnya. hal 193

When Vipassana samadhi sufficiently strong, he will be able to carry on the contemplation continuously day and night without any physical or mental strain.
At this stage, it will be distinctively perceived, as a matter of course, that at every moment of contemplation body and mind (nama and rupa) are blended together and arising in pairs.......

Jika Vipassana samadhi cukup kuat ia akan mampu melakukan meditasi terus menerus siang dan malam tanpa ketegangan batin atau jasmani. Pada tingkat ini nampak jelas,  sebagai kelanjutan, bahwa setiap momen konsentrasi terhadap batin dan jasmani (nama dan rupa) bercampur bersama dan muncul berpasangan.

rekan bond, anda jelas tidak mengerti apa yg sedang dibicarakan & hanya mencari kata strong.
kata Mahasi Sayadaw adalah "cukup kuat" nah, cukup kuat disana masih bias & tidak tau pada taraf mana. sedang kalau kita melihat deskripsi lain, maka kita tahu yg dimaksud Mahasi Sayadaw adalah khanika samadhi, yg artinya khanika samadhi bagi Mahasi Sayadaw sudah cukup kuat.
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 16 March 2009, 09:53:47 PM
berikut saya tampilkan taraf2 konsentrasi yg saya ketahui berdasarkan beberapa guru:

Pa Auk Sayadaw: konsentrasi dimana kita dapat melihat rupa kalapa (dideskripsikan Pa Auk seperti sesuatu yg seperti bening --- definisi ini berbeda dg yg dipakai di Abhidhamma, maka saya yakini Pa Auk menjelaskan pengalaman meditasinya yg otentik tanpa harus jiplak buku.)

Mahasi Sayadaw: vipassana khanika samadhi, AFAIK, ditandai dg tidak hadir kelima rintangan bathin.

Ajahn Chah: hanya perlu sedikit ketenangan (tranquility) dan konsentrasi (one-pointedness) pada pikiran. Kemudian analisa diri sendiri. Tidak ada hal khusus yg dibutuhkan.

Ajahn Buddhadasa: konsentrasi alami, konsentrasi yg pas utk dipakai, bukan sesuatu yg diam. hanya seperti konsentrasi ketika kita melakukan perhitungan aritmatika.
komentar pribadi: hei, semua dari kita dapat melakukan perhitungan aritmatika bahkan secara mental (tanpa bantuan kertas coret2x). jadi Ajahn Buddhadasa hampir senada dg Ajahn Chah, yaitu tidak ada hal khusus yg dibutuhkan
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Indra on 16 March 2009, 10:21:40 PM
Dalam ceramah Mahasi Sayadaw seperti yg tertulis dalam buku Komentar Anatthalakkhana Sutta dan Malukyaputta Sutta terbitan DC Press. banyak terdapat kata-kata yg tersirat maupun tersurat bahwa konsentrasi kuat diperlukan. untuk lebih jelasnya silahkan baca bukunya.

_/\_

Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Lily W on 16 March 2009, 11:20:15 PM
nah, debat ini merupakan debat klasik. ada yang bilang harus mencapai jhana dulu, ada juga yang bilang tidak harus, melainkan ... samadhi sudah cukup (kalo gak salah khanika). sedangkan khanika samadhi definisinya ada di kitab2 komentar, yang lebih mendekati definisi upacara samadhi. kalau di tipitaka (abhidhamma), khanika samadhi = ekagatta cetasika. ini merupakan salah satu bentuk pikiran yang alami, seperti vedana, muncul sendiri.

ada yang bilang harus jhana = Jhānapubbaṅgamāvāda, ada pula yang bilang Vipassanāparāmāsāvāda = vipassana lebih penting dari sila, samadhi, dan panna

setahu saya para murid perbandingannya gini = dari 1000 orang, 999 mencapai jhana pada suatu titik. ada perdebatan di sini, apakah ada murid yang mencapai pencerahan tanpa mencapai jhana (Sukha vipassaka). saya malah gak tahu ada catatan di Sutta kalau ada murid yang mencapai pencerahan tanpa mencapai jhana terlebih dahulu.

dry vipassana, atau dry insight, vipassana tanpa perlu mencapai jhana terlebih dahulu terkenal di burma. dry insight ini didukung oleh komentar, dan salah satu sutta yang bilang, samadhi baru vipassana, vipassana baru samadhi, menjalankan vipassana dan samadhi barengan, dan yang satu lagi.

karena board ini board meditasi Mahasi Sayadaw, maka abhidhamma dan komentar dianggap valid dalam diskusi ini.

ada yang tahu sumber-sumbernya? kita cari sama-sama deh bahasa inggris atau pali di cscd, kita bahas sama-sama.

Saudara Wolverine yang baik,

Mengenai Sukha vipassaka Sotapanna atau Arahat, agak sulit ada yang mau mengakui terus terang, paling paling mereka hanya memberi "hint", saya umpamakan demikian: "Umpamanya saudara Sumedho telah mencapai tingkat kesucian Sotapanna, lalu ia menyatakan kepada saudara Wolverine bahwa ia sudah mencapai Sotapanna, apa reaksi saudara Wolverine? Apakah saudara mempercayai pernyataannya atau malah timbul prasangka yang bukan-bukan?

Kalau percaya itu baik, tetapi bila pikiran negatif muncul kepada seorang Ariya Puggala, maka itu adalah karma buruk yang besar (bisa menghalangi perkembangan batin orang itu). Dengan dasar pertimbangan itu maka Ariya Puggala tidak mau mengatakan pencapaian mereka, kecuali kepada orang tertentu saja.

Oleh karena itu sulit menemukan Ariya Puggala yang mau mengumumkan pencapaiannya. Saya yakin semua guru-guru meditasi Mahasi Sayadaw (juga guru meditasi Pa Auk Sayadaw: misalnya U Aganna Sayadaw) yang datang ke Indonesia telah mencapai kesucian, minimum Sotapanna. Tapi coba tanyakan kepada mereka secara langsung, mereka umumnya tidak akan mau mengakui secara terus terang.

Kalau bertemu dengan Sotapanna kasih tahu ya?    ;D

Sukhi hotu,

 _/\_

Sotapanna belum memusnahkan : (yg berhubungan dgn mana/kesombongan) ...
~ Sebagian Akusala kamma yaitu Ditthigatavippayutta 4 (4 jenis Citta yang tidak bersekutu dengan pandangan keliru) ---> di sini ada mana cetasika.
~ Sebagian Kilesa yaitu Mana (kesombongan) dll

Imo...
Jadi....karena Sotapanna belum memusnahkan mana (kesombongan) itu....Sotapanna masih bisa mengatakan kepada orang lain bahwa dirinya telah mencapai sotapanna.

cmiiw...

_/\_ :lotus:




Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 16 March 2009, 11:28:39 PM
terima kasih utk rujukannya rekan Indra.
saya sudah melakukan fast reading pada buku komentar Mahasi Sayadaw itu dan lagi2 saya menemukan bahwa yg "perlu" bagi Mahasi Sayadaw hanyalah konsentrasi sesaat dari Vipassana (vipassana khanika samadhi). berikut kalimatnya:

Jika bahkan konsentrasi pendahuluan juga tidak dapat dicapai, maka seseorang harus berusaha menggunakan konsentrasi sesaat dari meditasi Vipassanà. Begitu tercapai, pandangan terang Vipassanà akan terkembang dalam urut-urutannya hingga Jalan Mulia tercapai.

jadi saya rasa, taraf yg diajukan oleh Mahasi Sayadaw telah tepat dg kesimpulan saya sebelumnya.

_/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 16 March 2009, 11:31:30 PM
Sotapanna belum memusnahkan : (yg berhubungan dgn mana/kesombongan) ...
~ Sebagian Akusala kamma yaitu Ditthigatavippayutta 4 (4 jenis Citta yang tidak bersekutu dengan pandangan keliru) ---> di sini ada mana cetasika.
~ Sebagian Kilesa yaitu Mana (kesombongan) dll

Imo...
Jadi....karena Sotapanna belum memusnahkan mana (kesombongan) itu....Sotapanna masih bisa mengatakan kepada orang lain bahwa dirinya telah mencapai sotapanna.

cmiiw...

_/\_ :lotus:

kalau menurut saya sih, tidak ada hubungannya dg tingkat ariya nya... seorang ariya bisa saja bisa ngomong pencapaiannya, bisa juga tidak mau ngomong...
Buddha sendiri menyebut dirinya Buddha lho :)

tapi saya sih tidak percaya yg ngaku udah jadi Buddha (bahkan lebih hebat lagi) di zaman sekarang ini
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Indra on 16 March 2009, 11:40:23 PM
terima kasih utk rujukannya rekan Indra.
saya sudah melakukan fast reading pada buku komentar Mahasi Sayadaw itu dan lagi2 saya menemukan bahwa yg "perlu" bagi Mahasi Sayadaw hanyalah konsentrasi sesaat dari Vipassana (vipassana khanika samadhi). berikut kalimatnya:

Jika bahkan konsentrasi pendahuluan juga tidak dapat dicapai, maka seseorang harus berusaha menggunakan konsentrasi sesaat dari meditasi Vipassanà. Begitu tercapai, pandangan terang Vipassanà akan terkembang dalam urut-urutannya hingga Jalan Mulia tercapai.

jadi saya rasa, taraf yg diajukan oleh Mahasi Sayadaw telah tepat dg kesimpulan saya sebelumnya.

_/\_

Lengkapnya:

Beberapa orang meremehkan meditasi konsentrasi. Akan tetapi Sang Bhagava sendiri mengajarkan untuk melatih meditasi konsentrasi juga. Ketika konsentrasi jhana dicapai, konsentrasi itu dapat digunakan sebagai dasar yang ideal bagi meditasi Vipassana. Atau, jika tingkatan jhana tidak dapat dicapai, maka konsentrasi pendahuluan dapat dicoba dan konsentrasi ini, ketika tercapai, dapat digunakan sebagai dasar bagi meditasi vipassana. Jika bahkan konsentrasi pendahuluan juga tidak dapat dicapai, maka seseorang harus berusaha menggunakan konsentrasi sesaat dari meditasi Vipassana. Begitu tercapai, pandangan terang Vipassana akan terkembang dalam urut-urutannya hingga Jalan Mulia tercapai.
---------

Ini sesuai dengan pepatah "Tiada rotan, akar pun jadi". Jadi, menurut pemahaman saya, di sini  Sayadaw mencoba memberikan alternatif bagi praktisi2 yg belum mampu mengembangkan jhana, agar tidak putus asa dalam melatih vipassana. Bukan berarti bahwa konsentrasi Jhana tidak perlu.

_/\_

Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Hendra Susanto on 16 March 2009, 11:48:33 PM
dear tesla,

merujuk pada postingan anda mengenai konsentrasi sesaat, konsentrasi sesaat macam apa yang anda nalar dalam postingan anda tersebut???
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 17 March 2009, 08:12:25 AM
Lengkapnya:

Beberapa orang meremehkan meditasi konsentrasi. Akan tetapi Sang Bhagava sendiri mengajarkan untuk melatih meditasi konsentrasi juga. Ketika konsentrasi jhana dicapai, konsentrasi itu dapat digunakan sebagai dasar yang ideal bagi meditasi Vipassana. Atau, jika tingkatan jhana tidak dapat dicapai, maka konsentrasi pendahuluan dapat dicoba dan konsentrasi ini, ketika tercapai, dapat digunakan sebagai dasar bagi meditasi vipassana. Jika bahkan konsentrasi pendahuluan juga tidak dapat dicapai, maka seseorang harus berusaha menggunakan konsentrasi sesaat dari meditasi Vipassana. Begitu tercapai, pandangan terang Vipassana akan terkembang dalam urut-urutannya hingga Jalan Mulia tercapai.
---------

Ini sesuai dengan pepatah "Tiada rotan, akar pun jadi". Jadi, menurut pemahaman saya, di sini  Sayadaw mencoba memberikan alternatif bagi praktisi2 yg belum mampu mengembangkan jhana, agar tidak putus asa dalam melatih vipassana. Bukan berarti bahwa konsentrasi Jhana tidak perlu.

_/\_
dalam perumpamaan rekan Indra bahwa "tiada rotan, akar pun jadi",
ini justru Mahasi Sayadaw menunjukkan bahwa rotan bukan sesuatu yg diperlukan, akar itu sudah cukup.

jadi dalam latihannya, seseorang tidak perlu berusaha mencapai jhana terlebih dahulu sebelum melakukan vipassana. yg diperlukan hanyalah sampai pada taraf "akar" (vipassana khanika samadhi). tentunya jika ada "rotan" (jhana) juga boleh2 saja... bukan artinya seseorang harus menghindari jhana.
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 17 March 2009, 08:19:49 AM
dear tesla,

merujuk pada postingan anda mengenai konsentrasi sesaat, konsentrasi sesaat macam apa yang anda nalar dalam postingan anda tersebut???
pendekatan konsentrasi sesaat adalah pendekatan Mahasi Sayadaw, bukan saya. saya cuma bantu menyalurkan saja. setahu saya, dalam konsentrasi sesaat versi Mahasi Sayadaw itu, kelima rintangan bathin telah berhenti.

kalau saya pribadi lebih cari yg gampang saja, seperti Ajahn Chah & Ajahn Buddhadasa. hanya perlu sejumlah kecil ketenangan & konsentrasi. yg kemudian dipakai utk memperhatikan diri. ;D
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 17 March 2009, 09:16:52 AM
 [at] bond, kalau gak salah yang dimaksud lokuttara jhana adalah keadaan dari gotrabu, magga, dan phala yang mempunyai sifat jhana...
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Indra on 17 March 2009, 09:26:35 AM
dalam perumpamaan rekan Indra bahwa "tiada rotan, akar pun jadi",
ini justru Mahasi Sayadaw menunjukkan bahwa rotan bukan sesuatu yg diperlukan, akar itu sudah cukup.

jadi dalam latihannya, seseorang tidak perlu berusaha mencapai jhana terlebih dahulu sebelum melakukan vipassana. yg diperlukan hanyalah sampai pada taraf "akar" (vipassana khanika samadhi). tentunya jika ada "rotan" (jhana) juga boleh2 saja... bukan artinya seseorang harus menghindari jhana.

Sepertinya lebih mudah pake perumpamaan, maka saya akan mencoba satu perumpamaan lagi,

Jika kita ingin menggali lubang, tentu saja kita bisa saja menggunakan sendok makan, tetapi IDEALnya alat yang dipakai untuk  menggali lubang adalah sekop.

Dalam penjelasan Sayadaw, konsentrasi Jhana adalah dasar yang IDEAL, sedangkan konsentrasi dibawahnya tidak disebut IDEAL. namun tentu saja dalam paragraf itu jelas bahwa Konsentrasi yang lebih lemah itu bukannya tidak bisa, hanya saja TIDAK IDEAL

_/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: bond on 17 March 2009, 09:50:17 AM
[at] bond, kalau gak salah yang dimaksud lokuttara jhana adalah keadaan dari gotrabu, magga, dan phala yang mempunyai sifat jhana...

Keliatannya demikian karena itu adalah moment2 sebelum nibbana tercapai. Thx om wolv utk infonya. _/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: bond on 17 March 2009, 10:28:24 AM
Quote from: tesla
saya tidak mempertanyakan kata "sepakat" dalam perbandingan anda mencari kata "tidak setuju". saya tahu motif anda cuma ingin bermain kata2. :)

yg saya tanyakan adalah makna dari kata "konsentrasi kuat" yg dipakai rekan fabian. apa maknanya, krn dari semula saya tau itu adalah satu kata bias. bisa berarti appnana samadhi (jhana), bisa berarti upacara samadhi, bisa pula berarti hanya khanika samadhi. dan karena rekan fabian katakan para praktisi telah sepakat, maka saya mempertanyakan hal itu, sampai taraf konsentrasi mana mereka sepakat?

Saya tidak mau bermain kata2, saya hanya ingin berdiskusi dengan baik dan juga mempertanyakan pernyataan Anda  mengenai pernyataan Ajahn Buddhadasa dan Ajahn Chah bahwa mereka tidak setuju konsentrasi kuat diperlukan untuk penembusan nibbana(pada kalimat mana)???
di halaman pertama telah saya post kan.

Ajahn Buddhadasa: KONSENTRASI YG DALAM ADALAH HAMBATAN UMUM BAGI LATIHAN PANDANGAN TERANG.
Ini tidak mengartikan dia tidak setuju, entah Anda mengerti atau tidak apa yg dimaksud konsentrasi yg dalam oleh Ajahn Buddhadasa. Kaitanya dengan pernyataan Ajah Chah. kalimat itu juga tidak menyatakan dia tidak setuju konsentrasi kuat tidak diperlukan untuk penembusan nibbana. Konsentrasi dalam memang tidak dapat digunakan untuk penembusan nibbana dalam hal ini di dalam jhana. Berbeda dengan konsentrasi kuat yg tidak identik dengan jhana. Dan ini bukan pendapat saya tapi Bhikkhu meditator yg ahli. Sanggahan saya tidak berbeda dengan Anda ketika menyanggah high degree of concerntration berbeda dengan konsentrasi kuat dalam hal mengupas tulisan Mahasi Sayadaw. Hanya saya mengartikan dalam fakta yg sebenarnya. Mudah2an mengerti dan pemirsa pun akan melihat dengan jelas

Ajahn Chah: ketika ditanya, apakah jhana perlu? dia menjawab tidak.

dalam vipasanna memang jhana tidak diperlukan. Tetapi Ajahn chah juga mengatakan bila seseorang mencapai jhana tidak masalah bukan , dan jelas bukan berarti dia tidak setuju terhadap konsentrasi kuat tidak diperlukan dalam penembusan nibbana. Dan saya tidak mengartikan konsentrasi kuat identik dengan jhana Anda hanya mengambil kalimat Ajahn Chah sepotong . Ini tulisan Ajahn Chah yg lengkap, biar pemirsa juga menilai apakah Ajahn Chah tidak setuju atau memaknai bila jhana tercapai tidak masalah tetapi jangan digenggam, bukan ketidaksetujuan mengenai konsentrasi kuat diperlukan untuk penembusan nibbana. Ini tulisan Ajahn Chah yg Anda posting :

Q :"Apakah perlu utk dapat masuk ke dalam absorsi (jhana) dalam latihan?"

A: "Tidak, Absorsi tidak perlu. Kamu cukup membentuk sejumlah kecil ketenangan dan perhatian pada pikiran. Tidak ada sesuatu special yg dibutuhkan disini. Seandainya absorsi terjadi padamu, tidak apa-apa. Asal jgn menggenggamnya. Sejumlah orang mandek dgn absorsi. Ini memang menyenangkan. Tapi kamu harus tau batasannya, seperti halnya keterbatasan seorang anak2 dibanding orang dewasa".


Saya rasa pembuktian saya telah cukup ttg diperlukan konsentrasi kuat dan entahlah bagaimana dengan Anda. Selanjutnya saya akan membahas hal2 yg lebih bermanfaat
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: bond on 17 March 2009, 10:32:16 AM
dear tesla,

merujuk pada postingan anda mengenai konsentrasi sesaat, konsentrasi sesaat macam apa yang anda nalar dalam postingan anda tersebut???
pendekatan konsentrasi sesaat adalah pendekatan Mahasi Sayadaw, bukan saya. saya cuma bantu menyalurkan saja. setahu saya, dalam konsentrasi sesaat versi Mahasi Sayadaw itu, kelima rintangan bathin telah berhenti.

kalau saya pribadi lebih cari yg gampang saja, seperti Ajahn Chah & Ajahn Buddhadasa. hanya perlu sejumlah kecil ketenangan & konsentrasi. yg kemudian dipakai utk memperhatikan diri. ;D

Pantas kalau cari gampangnya saja  :)) Perlu diingat Ajahn Chah dan Ajahn Buddhadasa uda berlatih berapa lama ya? Dan bagaimana pondasinya mereka ? bagaimana dengan Anda? ...No offense...hanya sebagai renungan saja.  _/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 17 March 2009, 10:42:20 AM
Quote from: tesla
saya tidak mempertanyakan kata "sepakat" dalam perbandingan anda mencari kata "tidak setuju". saya tahu motif anda cuma ingin bermain kata2. :)

yg saya tanyakan adalah makna dari kata "konsentrasi kuat" yg dipakai rekan fabian. apa maknanya, krn dari semula saya tau itu adalah satu kata bias. bisa berarti appnana samadhi (jhana), bisa berarti upacara samadhi, bisa pula berarti hanya khanika samadhi. dan karena rekan fabian katakan para praktisi telah sepakat, maka saya mempertanyakan hal itu, sampai taraf konsentrasi mana mereka sepakat?

Saya tidak mau bermain kata2, saya hanya ingin berdiskusi dengan baik dan juga mempertanyakan pernyataan Anda  mengenai pernyataan Ajahn Buddhadasa dan Ajahn Chah bahwa mereka tidak setuju konsentrasi kuat diperlukan untuk penembusan nibbana(pada kalimat mana)???
di halaman pertama telah saya post kan.

Ajahn Buddhadasa: KONSENTRASI YG DALAM ADALAH HAMBATAN UMUM BAGI LATIHAN PANDANGAN TERANG.
Ini tidak mengartikan dia tidak setuju, entah Anda mengerti atau tidak apa yg dimaksud konsentrasi yg dalam oleh Ajahn Buddhadasa. Kaitanya dengan pernyataan Ajah Chah. kalimat itu juga tidak menyatakan dia tidak setuju konsentrasi kuat tidak diperlukan untuk penembusan nibbana. Konsentrasi dalam memang tidak dapat digunakan untuk penembusan nibbana dalam hal ini di dalam jhana. Berbeda dengan konsentrasi kuat yg tidak identik dengan jhana. Dan ini bukan pendapat saya tapi Bhikkhu meditator yg ahli. Sanggahan saya tidak berbeda dengan Anda ketika menyanggah high degree of concerntration berbeda dengan konsentrasi kuat dalam hal mengupas tulisan Mahasi Sayadaw. Hanya saya mengartikan dalam fakta yg sebenarnya. Mudah2an mengerti dan pemirsa pun akan melihat dengan jelas

Ajahn Chah: ketika ditanya, apakah jhana perlu? dia menjawab tidak.

dalam vipasanna memang jhana tidak diperlukan. Tetapi Ajahn chah juga mengatakan bila seseorang mencapai jhana tidak masalah bukan , dan jelas bukan berarti dia tidak setuju terhadap konsentrasi kuat tidak diperlukan dalam penembusan nibbana. Dan saya tidak mengartikan konsentrasi kuat identik dengan jhana Anda hanya mengambil kalimat Ajahn Chah sepotong . Ini tulisan Ajahn Chah yg lengkap, biar pemirsa juga menilai apakah Ajahn Chah tidak setuju atau memaknai bila jhana tercapai tidak masalah tetapi jangan digenggam, bukan ketidaksetujuan mengenai konsentrasi kuat diperlukan untuk penembusan nibbana. Ini tulisan Ajahn Chah yg Anda posting :

Q :"Apakah perlu utk dapat masuk ke dalam absorsi (jhana) dalam latihan?"

A: "Tidak, Absorsi tidak perlu. Kamu cukup membentuk sejumlah kecil ketenangan dan perhatian pada pikiran. Tidak ada sesuatu special yg dibutuhkan disini. Seandainya absorsi terjadi padamu, tidak apa-apa. Asal jgn menggenggamnya. Sejumlah orang mandek dgn absorsi. Ini memang menyenangkan. Tapi kamu harus tau batasannya, seperti halnya keterbatasan seorang anak2 dibanding orang dewasa".


Saya rasa pembuktian saya telah cukup ttg diperlukan konsentrasi kuat dan entahlah bagaimana dengan Anda. Selanjutnya saya akan membahas hal2 yg lebih bermanfaat


saya juga sudah mengatakan kepada anda, bahwa konsentrasi kuat itu bias, saya sendiri jg tidak mengartikannya jhana, dan krn itulah saya katakan, jika ada taraf tertentu yg dimaksud, maka pada Mahasi Sayadaw disebut konsentrasi sesaat. sedangkan jika telah ada kata "sepakat" berarti ada satu taraf yg sama. itu yg tidak bisa dibuktikan oleh anda, yg cuma bisa berbelit2...

mengenai ajahn Buddhadasa & ajahn Chah, saya sejak semula tidak mengartikan mereka menolak jhana sebagai sesuatu yg harus dihindari. namun sebagai sesuatu yg tidak "perlu" utk penembusan nibbana. konsentrasi yg dikatakan oleh kedua bhikkhu ini adalah konsentrasi biasa, alamiah.

Anda saja yg mengartikan saya menyamakan konsentrasi kuat sbg jhana, padahal saya katakan berkali2, konsentrasi kuat yg anda maksud adalah sesuatu kata yg tak bermakna. nonsense. hanya permainan kata2. karena sejak semula anda tidak dapat menunjukkan konsentrasi kuat taraf mana yg disepakati itu.
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 17 March 2009, 11:02:20 AM
kalau saya pribadi lebih cari yg gampang saja, seperti Ajahn Chah & Ajahn Buddhadasa. hanya perlu sejumlah kecil ketenangan & konsentrasi. yg kemudian dipakai utk memperhatikan diri. ;D

Pantas kalau cari gampangnya saja  :)) Perlu diingat Ajahn Chah dan Ajahn Buddhadasa uda berlatih berapa lama ya? Dan bagaimana pondasinya mereka ? bagaimana dengan Anda? ...No offense...hanya sebagai renungan saja.  _/\_

saya katakan seperti Ajahn Chah & Buddhadasa, namun sejak semula memang saya tidak berusaha utk menjadi seperti mereka. saya menggunakan metoda saya sendiri yg kebetulan dalam hal konsentrasi seperti yg mereka sebut.

bagi saya, yg penting adalah keluar dari belenggu yg diciptakan oleh diri saya sendiri. mungkin dulu saya juga seperti anda, mematok lama meditasi, pencapaian tinggi yg sulit, dll... tapi sekarang saya menganggap itu hanya sebagai belenggu yg diciptakan oleh diri sendiri. diri kita menciptakan belenggu harus begini & begitu... kemudian diri kita menjadi sesuatu utk memenuhi  belenggu itu. ---mis: menjadi seorang yg dapat berkonsentrasi berjam2, menjadi seorang yg menguasai teori segudang, menjadi murid seorang guru tersohor, dll...--- meditasi sekarang saya adalah bagaimana keluar dari belenggu itu. bagaimana suatu keadaan dimana tidak ada sandaran pada belenggu2 yg diciptakan tadi, tidak bersandar pada apapun.
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Hendra Susanto on 17 March 2009, 11:28:26 AM
dear tesla,

merujuk pada postingan anda mengenai konsentrasi sesaat, konsentrasi sesaat macam apa yang anda nalar dalam postingan anda tersebut???
pendekatan konsentrasi sesaat adalah pendekatan Mahasi Sayadaw, bukan saya. saya cuma bantu menyalurkan saja. setahu saya, dalam konsentrasi sesaat versi Mahasi Sayadaw itu, kelima rintangan bathin telah berhenti.

kalau saya pribadi lebih cari yg gampang saja, seperti Ajahn Chah & Ajahn Buddhadasa. hanya perlu sejumlah kecil ketenangan & konsentrasi. yg kemudian dipakai utk memperhatikan diri. ;D

silahkan, apabila membawa kemajuan jgn sampai malah menjadi kesombongan dalam kemajuan atau praktek salah yg membawa pada kehancuran...

_/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 17 March 2009, 11:36:32 AM
dear tesla,

merujuk pada postingan anda mengenai konsentrasi sesaat, konsentrasi sesaat macam apa yang anda nalar dalam postingan anda tersebut???
pendekatan konsentrasi sesaat adalah pendekatan Mahasi Sayadaw, bukan saya. saya cuma bantu menyalurkan saja. setahu saya, dalam konsentrasi sesaat versi Mahasi Sayadaw itu, kelima rintangan bathin telah berhenti.

kalau saya pribadi lebih cari yg gampang saja, seperti Ajahn Chah & Ajahn Buddhadasa. hanya perlu sejumlah kecil ketenangan & konsentrasi. yg kemudian dipakai utk memperhatikan diri. ;D

silahkan, apabila membawa kemajuan jgn sampai malah menjadi kesombongan dalam kemajuan atau praktek salah yg membawa pada kehancuran...

_/\_

thuti

_/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: fabian c on 18 March 2009, 12:46:00 AM
Teman-teman sekalian,

Saya ingin sharing apa yang saya ketahui mengenai meditasi Vipassana, mengenai apa yang benar, dan apa yang tidak benar mengenai meditasi Vipassana.

Seringkali kita mendengar dari pakar-pakar meditasi (praktisi maupun scholar), ada berbagai pendapat mengenai meditasi Vipassana,

- ada yang mengatakan bahwa meditasi Vipassana bisa langsung tanpa melalui meditasi samatha
- ada juga yang beranggapan bahwa meditasi Vipassana harus didahului samatha hingga tercapai upacara
  samadhi
- ada yang mengatakan harus melalui Jhana (harus mencapai Jhana terlebih dahulu)
- bahkan ada juga yang mengatakan harus melalui Jhana hingga mampu melihat Paramattha sacca
  (kebenaran hakiki/ultimate reality)

Sebenarnya manakah yang benar?

Secara sederhana saya ingin mengatakan semua cara yang dilakukan diatas akan membawa pada pencerahan, tetapi untuk kata HARUS kita musti berhati-hati meletakkannya.

Kita semua mengerti bahwa semua retret meditasi yang dilakukan oleh para peserta meditasi diatas, umumnya  diikuti oleh para peserta yang sangat awam dan banyak diantaranya yang memperoleh hasil yang maksimal. Entah dia berlatih Samatha atau berlatih Vipassana.

Dalam Abhidhamma dan dalam Visuddhi Magga dikatakan bahwa ada Arahat yang memiliki Jhana dan ada juga Arahat yang tidak memiliki Jhana. Arahat yang tidak memiliki Jhana disebut Sukha vipassaka Arahat.
Menurut Abhidhamma, Magga-phala citta (batin/kesadaran)nya juga berbeda. Pada seorang Arahat yang memiliki Jhana pertama cittanya disebut Patthama jhana Arahatta Magga/phala citta, sedangkan bila Arahat tersebut memiliki Jhana kedua disebut dutiya Jhana Arahatta Magga/Phala citta dstnya hingga pancama Jhana (Jhana kelima).

Sedangkan pada Arahat yang tak memiliki Jhana disebut Arahatta Magga/phala citta.
Jadi disini kita melihat perbedaan jelas antara Arahat dengan Jhana dan Arahat tanpa Jhana.
Sutta yang sering dijadikan acuan oleh para scholar tidak menguraikan secara spesifik mengenai Sukha Vipassaka Arahat. Tetapi sutta secara gamblang tak pernah menyebut bahwa untuk mencapai kesucian harus berlatih samatha terlebih dahulu. Mengapa demikian?

Memang para praktisi meditasi Buddhis, entah metode Mahasi Sayadaw, metode Acharn Mun dan metode lainnya, sepakat bahwa konsentrasi yang kuat diperlukan pada penembusan Nibbana.
Tetapi bukan berarti awal berlatih meditasi Vipassana maupun Samatha kita memerlukan konsentrasi yang kuat, bila kita bermeditasi Vipassana maupun Samatha walau kita tak pernah meditasi sekalipun bisa membawa kemajuan, mengapa?

Pada umumnya setiap meditator yang memulai meditasi intensif memiliki konsentrasi yang lemah. Seiring berlalunya waktu maka konsentrasi mereka bertambah baik dari hari kehari, disebabkan perhatian mereka diikat pada objek yang sama setiap hari sehingga batin menjadi terbiasa terhadap rutinitas dan hanya memperhatikan objek yang sama ( inilah gunanya berlatih dengan objek utama).

Sesuai dengan konsentrasi yang dicapai, maka fenomena batin yang berhasil diamati pada setiap pencapaian juga berbeda, oleh karena itu pengetahuan yg dicapai juga berbeda sesuai dengan tingkat konsentrasi. misalnya pada meditasi Vipassana:

- pada mereka yang berlatih beberapa hari mulai mampu melihat langkah kaki mereka seperti tersendat-sendat (broken movement), ini sebenarnya melihat anicca pada kadar yang lebih rendah
- setelah berlatih beberapa minggu mereka mampu melihat bahwa setiap sendatan langkah selalu didahului oleh kehendak (cetana)
- setelah beberapa bulan ia mampu melihat setiap fenomena yang muncul dari landasan hati, dsbnya.

Semoga sharing ini membantu teman-teman untuk tidak berkecil hati bila mengikuti retret meditasi padahal belum pernah bermeditasi, karena konsentrasi akan terbentuk bersamaan dengan waktu, sepanjang kita mengikuti petunjuk pembimbing, berlatih dengan bersemangat dan tekun. tak ada bayi yang lahir langsung berjalan kan? (kecuali pangeran Siddharta)

Perlu diingat bahwa ada kasus-kasus dimana performance mereka yang belum pernah retret melebihi mereka yang sudah pernah mengikuti retret.

Semoga teman-teman tidak melewatkan "kesempatan berlian" dalam kehidupan ini untuk menimba pengalaman bermeditasi bila waktunya memungkinkan.

sukhi hotu

 _/\_


Quote from: tesla
saya tidak mempertanyakan kata "sepakat" dalam perbandingan anda mencari kata "tidak setuju". saya tahu motif anda cuma ingin bermain kata2. :)

yg saya tanyakan adalah makna dari kata "konsentrasi kuat" yg dipakai rekan fabian. apa maknanya, krn dari semula saya tau itu adalah satu kata bias. bisa berarti appnana samadhi (jhana), bisa berarti upacara samadhi, bisa pula berarti hanya khanika samadhi. dan karena rekan fabian katakan para praktisi telah sepakat, maka saya mempertanyakan hal itu, sampai taraf konsentrasi mana mereka sepakat?

Saya tidak mau bermain kata2, saya hanya ingin berdiskusi dengan baik dan juga mempertanyakan pernyataan Anda  mengenai pernyataan Ajahn Buddhadasa dan Ajahn Chah bahwa mereka tidak setuju konsentrasi kuat diperlukan untuk penembusan nibbana(pada kalimat mana)???
di halaman pertama telah saya post kan.

Ajahn Buddhadasa: KONSENTRASI YG DALAM ADALAH HAMBATAN UMUM BAGI LATIHAN PANDANGAN TERANG.
Ini tidak mengartikan dia tidak setuju, entah Anda mengerti atau tidak apa yg dimaksud konsentrasi yg dalam oleh Ajahn Buddhadasa. Kaitanya dengan pernyataan Ajah Chah. kalimat itu juga tidak menyatakan dia tidak setuju konsentrasi kuat tidak diperlukan untuk penembusan nibbana. Konsentrasi dalam memang tidak dapat digunakan untuk penembusan nibbana dalam hal ini di dalam jhana. Berbeda dengan konsentrasi kuat yg tidak identik dengan jhana. Dan ini bukan pendapat saya tapi Bhikkhu meditator yg ahli. Sanggahan saya tidak berbeda dengan Anda ketika menyanggah high degree of concerntration berbeda dengan konsentrasi kuat dalam hal mengupas tulisan Mahasi Sayadaw. Hanya saya mengartikan dalam fakta yg sebenarnya. Mudah2an mengerti dan pemirsa pun akan melihat dengan jelas

Ajahn Chah: ketika ditanya, apakah jhana perlu? dia menjawab tidak.

dalam vipasanna memang jhana tidak diperlukan. Tetapi Ajahn chah juga mengatakan bila seseorang mencapai jhana tidak masalah bukan , dan jelas bukan berarti dia tidak setuju terhadap konsentrasi kuat tidak diperlukan dalam penembusan nibbana. Dan saya tidak mengartikan konsentrasi kuat identik dengan jhana Anda hanya mengambil kalimat Ajahn Chah sepotong . Ini tulisan Ajahn Chah yg lengkap, biar pemirsa juga menilai apakah Ajahn Chah tidak setuju atau memaknai bila jhana tercapai tidak masalah tetapi jangan digenggam, bukan ketidaksetujuan mengenai konsentrasi kuat diperlukan untuk penembusan nibbana. Ini tulisan Ajahn Chah yg Anda posting :

Q :"Apakah perlu utk dapat masuk ke dalam absorsi (jhana) dalam latihan?"

A: "Tidak, Absorsi tidak perlu. Kamu cukup membentuk sejumlah kecil ketenangan dan perhatian pada pikiran. Tidak ada sesuatu special yg dibutuhkan disini. Seandainya absorsi terjadi padamu, tidak apa-apa. Asal jgn menggenggamnya. Sejumlah orang mandek dgn absorsi. Ini memang menyenangkan. Tapi kamu harus tau batasannya, seperti halnya keterbatasan seorang anak2 dibanding orang dewasa".


Saya rasa pembuktian saya telah cukup ttg diperlukan konsentrasi kuat dan entahlah bagaimana dengan Anda. Selanjutnya saya akan membahas hal2 yg lebih bermanfaat

Saudara Tesla yang baik,

Entah anda baca atau tidak tulisan saya, yang saya bold merah...?

Quote
Ajahn Buddhadasa: KONSENTRASI YG DALAM ADALAH HAMBATAN UMUM BAGI LATIHAN PANDANGAN TERANG.

Konsentrasi dalam yang dimaksud Ajahn Buddhadasa apa...? Saya menulis secara jelas konsentrasi yang kuat bukan Jhana... Apakah saudara membaca dengan seksama tulisan saya...?

yang saya tulis:
Quote
Memang para praktisi meditasi Buddhis, entah metode Mahasi Sayadaw, metode Acharn Mun dan metode lainnya, sepakat bahwa konsentrasi yang kuat diperlukan pada penembusan Nibbana.

dua poin yang harus diperhatikan disini:
1. Ajahn Buddhadasa tidak mengatakan konsentrasi dalam yang dimaksud seperti apa? konsentrasi dalamnya bagaimana...? Bila dalam yang dimaksud adalah memasuki Jhana tentu saja tidak bisa melatih pandangan terang sewaktu kita dalam keadaan full absorpsi (Jhana).
2. Saya mengatakan konsentrasi yang kuat diperlukan pada pencapaian Nibbana, kemudian baca tulisan saya yang di bold merah, apakah saya mengatakan Jhana?

Bagi meditator pemula yang mungkin bermeditasi intensif tiga hari atau tujuh hari saya mengatakan:
Quote
Tetapi bukan berarti awal berlatih meditasi Vipassana maupun Samatha kita memerlukan konsentrasi yang kuat, bila kita bermeditasi Vipassana maupun Samatha walau kita tak pernah meditasi sekalipun bisa membawa kemajuan, mengapa?

Coba disimak lagi dengan baik tulisan awal thread saya diatas.. semoga saudara memahami tulisan tersebut.

sukhi hotu,

 _/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 18 March 2009, 04:18:37 AM
rekan Fabian yg baik,

saya jg sudah tau yg anda maksud "konsentrasi kuat" bukan jhana. krn ini board Mahasi Sayadaw , maka saya menganjurkan anda utk menukar kata konsentrasi kuat menjadi konsentrasi sesaat. namun tentu saja anda tolak karena akan bertentangan dg praktisi selain Mahasi Sayadaw bukan? :)

namun lebih jauh dari itu, saya juga sudah tau bahwa "konsentrasi kuat" yg anda maksud telah disepakati oleh para praktisi itu hanya sekedar trik pintar dari anda utk menyatukan suara pecah para praktisi tentang konsentrasi.

+ + +
dalam kenyataannya, tidak ada suatu taraf konsentrasi yg disepakati oleh para praktisi. Taraf yg diajukan oleh para guru meditasi tentang konsentrasi selalu berbeda:

Pa Auk Sayadaw: jhana, atau setidaknya melalui samatha 4 elemen, hingga yogi dapat melihat crystal body.

Mahasi Sayadaw: khanika samadhi, dimana kelima rintangan batin tidak hadir.

Ajahn Chah: sedikit tranquility & one-pointedness of mind. nothing special.

Ajahn Buddhadasa: natural concentration (seperti konsentrasi yg terbentuk ketika melakukan perhitungan aritmatika)

Ajahn Brahm (murid Ajahn Chah): jhana

Shew Oo Min (murid Mahasi Sayadaw jg) & murid2nya (salah satunya U Tejaniya Sayadaw): lebih menekankan pada sati, bukan konsentrasi lagi.

+ + +

bisa dilihat bahwa tingkat konsentrasi yg dikatakan guru2 sangat beragam. dari jhana hingga konsentrasi alami yg terjadi sehari2.
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 18 March 2009, 04:22:21 AM
hal lain yg perlu didiskusikan dari pernyataan anda adalah ini:

Quote
Dalam Abhidhamma dan dalam Visuddhi Magga dikatakan bahwa ada Arahat yang memiliki Jhana dan ada juga Arahat yang tidak memiliki Jhana. Arahat yang tidak memiliki Jhana disebut Sukha vipassaka Arahat.

pada Abhidhamma & Visuddhi Magga, ada arahat yg memiliki jhana & ada pula yg tidak memiliki jhana. adakah pernyataan demikian dalam Sutta Pitaka?
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: marcedes on 18 March 2009, 09:04:32 AM
kalau memasuki jhana bagaimana bisa melihat sebagaimana adanya...
disitu pikiran tidak bergerak sama sekali. apalagi mencatat seperti "mengambil-mengambil"

jadi tidak mungkin jhana timbul sekaligus melihat nama-rupa.

tetapi dikatakan saudara Fabian mengenai konsentrasi kuat...disitu mungkin maksud nya merujuk pada sebuah tidak putus-putus nya perhatian pada nama-rupa.
sehingga bersinambung....seperti air yang dipanaskan terus menerus....tanpa putus-putus..
akhir nya air tersebut mendidih..
dan mungkin saja meditator meraih Namarupa-pariccheda-nana.

kalau dalam metode MMD ^^ dimana konsentrasi dasar tidak diperlukan...
tentu tidak lah juga masalah....
mungkin meditator selalu kehilangan kesadaran saat pikiran-nya lari....
tetapi hal ini tidak menutup pada muncul nya juga namarupa-pariccheda-nana...

dikarenakan jika sering melatih bisa saja dikatakan sama oleh saudara Fabian kalau batin itu pelan-pelan menyusun konsentrasi...sehingga awalnya sering lari...akhir nya jadi membaik.


tetapi yang jelas untuk melakukan metode vipassana apapun, sebaiknya memiliki konsentrasi yang baik,sehingga pikiran itu jinak....
dan tidak ada yang INSTANT, semua nya butuh waktu dan proses.
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: bond on 18 March 2009, 09:09:45 AM

Versi Mahasi Sayadaw: dalam buku The Satipatthana Vipassana Meditation, a collection of basic mindfulness exercise from the discourses of The Venerable Mahasi Sayadaw Agga Maha Pandita (collated by Jinavamsa Bhikkhu):

Khanika Samadhi. (hal 196)
The solution to this problem is found in a type of concentration distinct from the access and absorption concentration pertaining to the vehicle of serenity. This type of mental unification is called,”momentary concentration” (khanika samadhi). Despite its name, Momentary Concentration does not signify a single moment of concentration amidst a current of distracted thought. Rather, it denotes a dynamic concentration which flows from object to object in the ever changing flux of phenomena, retaining a constant degree of intensity and collectedness sufficient to purify the mind of the hindrances.
Momentary concentration arises in the samathayanika yogi simultaneously with his post-jhanic attainment of insight, but for the vipassanayanika it develops naturally and spontaneously in the course of his insight practice without his having to fix the mind upon a single exclusive object. Thus the follower of the vehicle of insight does not omit concentration altogether from his training, but develops it in different manner from the practitioner of serenity. Skipping over the Jhanas, he goes directly into contemplation on the five aggregates, and by observing them constantly from moment to moment acquires momentary concentration as an accompaniment of his investigations. This Momentary concentration fulfills the same function as the basic jhana of the serenity-vehicle, providing the foundation of mental clarity needed for insight to emerge.

Jalan keluar terhadap masalah ini didapat pada sejenis konsentrasi yang berbeda dari upacara samadhi dan appana samadhi yang terdapat pada kendaraan samatha. Jenis pemusatan batin ini disebut , “momentary concentration” (konsentrasi saat ke saat / khanika samadhi). Terlepas dari namanya, khanika samadhi bukan berarti konsentrasi satu momen tunggal diantara arus pikiran yang berkelana. Tetapi, ini merupakan konsentrasi dinamis yang mengalir dari object ke object dalam rangkaian fenomena yang selalu berubah, mempertahankan tingkat intensitas dan penyatuan berkesinambungan tanpa terganggu, yang cukup untuk memurnikan batin terhadap rintangan batin.
Khanika Samadhi muncul pada meditator samathayanika secara bersamaan dengan pencapaian pandangan terang setelah mencapai Jhana, tetapi bagi vipassanayanika berkembang secara natural dan secara spontan selama melatih pandangan terang tanpa harus memusatkan perhatiannya pada objek eksklusif. Jadi pengikut kendaraan pandangan terang tidak mengabaikan konsentrasi dalam latihannya, tetapi mengembangkannya dengan cara yang berbeda dari kendaraan ketenangan. Tanpa memasuki Jhana, ia langsung memperhatikan kelima unsur batin dan jasmani, dan dengan mengamatinya secara konstan dari waktu ke waktu, mendapatkan  khanika samadhi sebagai hasil sampingan penyelidikan Dhamma yang dilakukannya. Khanika samadhi ini memenuhi fungsi yang sama sebagai basic Jhana dari kendaraan-ketenangan, menyediakan dasar kejernihan batin yang diperlukan untuk munculnya pandangan terang.
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: marcedes on 18 March 2009, 09:10:36 AM
rekan Fabian yg baik,

saya jg sudah tau yg anda maksud "konsentrasi kuat" bukan jhana. krn ini board Mahasi Sayadaw , maka saya menganjurkan anda utk menukar kata konsentrasi kuat menjadi konsentrasi sesaat. namun tentu saja anda tolak karena akan bertentangan dg praktisi selain Mahasi Sayadaw bukan? :)

namun lebih jauh dari itu, saya juga sudah tau bahwa "konsentrasi kuat" yg anda maksud telah disepakati oleh para praktisi itu hanya sekedar trik pintar dari anda utk menyatukan suara pecah para praktisi tentang konsentrasi.

+ + +
dalam kenyataannya, tidak ada suatu taraf konsentrasi yg disepakati oleh para praktisi. Taraf yg diajukan oleh para guru meditasi tentang konsentrasi selalu berbeda:

Pa Auk Sayadaw: jhana, atau setidaknya melalui samatha 4 elemen, hingga yogi dapat melihat crystal body.

Mahasi Sayadaw: khanika samadhi, dimana kelima rintangan batin tidak hadir.

Ajahn Chah: sedikit tranquility & one-pointedness of mind. nothing special.

Ajahn Buddhadasa: natural concentration (seperti konsentrasi yg terbentuk ketika melakukan perhitungan aritmatika)

Ajahn Brahm (murid Ajahn Chah): jhana

Shew Oo Min (murid Mahasi Sayadaw jg) & murid2nya (salah satunya U Tejaniya Sayadaw): lebih menekankan pada sati, bukan konsentrasi lagi.

+ + +

bisa dilihat bahwa tingkat konsentrasi yg dikatakan guru2 sangat beragam. dari jhana hingga konsentrasi alami yg terjadi sehari2.

tingkat konsentrasi - nya,memang nya beda dimana?
kata-kata mereka saja yang berbeda tetapi merujuk pada satu hal...

perhatian/kesadaran yang tidak putus-putus nya pada objek.
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 18 March 2009, 11:26:19 AM
kalau memasuki jhana bagaimana bisa melihat sebagaimana adanya...
disitu pikiran tidak bergerak sama sekali. apalagi mencatat seperti "mengambil-mengambil"
silahkan tanya rekan Fabian mengenai jhana. ada banyak pula versi jhana berdasarkan para guru.
mis: Pa Auk Sayadaw, utk melihat anda mencapai jhana, anda harus dapat melihat faktor2 jhana hadir di hadaya-vathu anda.

Quote
tetapi dikatakan saudara Fabian mengenai konsentrasi kuat...disitu mungkin maksud nya merujuk pada sebuah tidak putus-putus nya perhatian pada nama-rupa.
sehingga bersinambung....seperti air yang dipanaskan terus menerus....tanpa putus-putus..
akhir nya air tersebut mendidih..
dan mungkin saja meditator meraih Namarupa-pariccheda-nana.
anda katakan tanpa putus2 pada nama & rupa, ada 2 point yg ingin saya tanyakan:
1. kapan perhatian anda pernah berhenti atau putus?
2. kapan anda pernah memperhatikan diluar dari nama & rupa?
bisa dishare pengalaman tsb?

Quote
kalau dalam metode MMD ^^ dimana konsentrasi dasar tidak diperlukan...
tentu tidak lah juga masalah....
mungkin meditator selalu kehilangan kesadaran saat pikiran-nya lari....
tetapi hal ini tidak menutup pada muncul nya juga namarupa-pariccheda-nana...
jadi, menurut rekan marcedes, bahkan pikiran yg selalu lari bisa juga mendukung timbulnya nana (pengetahuan)?
 
Quote
tetapi yang jelas untuk melakukan metode vipassana apapun, sebaiknya memiliki konsentrasi yang baik,sehingga pikiran itu jinak....
dalam memakai kata "sebaiknya", itu bermakna sebuah anjuran. jadi tidak mutlak perlu?

Quote
dan tidak ada yang INSTANT, semua nya butuh waktu dan proses.[/b]
menurut saya, selama manusia membutuhkan waktu & proses, selama itu pula ia hidup sebagai budak keserakahannya sendiri.
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 18 March 2009, 11:36:24 AM
rekan Fabian yg baik,

saya jg sudah tau yg anda maksud "konsentrasi kuat" bukan jhana. krn ini board Mahasi Sayadaw , maka saya menganjurkan anda utk menukar kata konsentrasi kuat menjadi konsentrasi sesaat. namun tentu saja anda tolak karena akan bertentangan dg praktisi selain Mahasi Sayadaw bukan? :)

namun lebih jauh dari itu, saya juga sudah tau bahwa "konsentrasi kuat" yg anda maksud telah disepakati oleh para praktisi itu hanya sekedar trik pintar dari anda utk menyatukan suara pecah para praktisi tentang konsentrasi.

+ + +
dalam kenyataannya, tidak ada suatu taraf konsentrasi yg disepakati oleh para praktisi. Taraf yg diajukan oleh para guru meditasi tentang konsentrasi selalu berbeda:

Pa Auk Sayadaw: jhana, atau setidaknya melalui samatha 4 elemen, hingga yogi dapat melihat crystal body.

Mahasi Sayadaw: khanika samadhi, dimana kelima rintangan batin tidak hadir.

Ajahn Chah: sedikit tranquility & one-pointedness of mind. nothing special.

Ajahn Buddhadasa: natural concentration (seperti konsentrasi yg terbentuk ketika melakukan perhitungan aritmatika)

Ajahn Brahm (murid Ajahn Chah): jhana

Shew Oo Min (murid Mahasi Sayadaw jg) & murid2nya (salah satunya U Tejaniya Sayadaw): lebih menekankan pada sati, bukan konsentrasi lagi.

+ + +

bisa dilihat bahwa tingkat konsentrasi yg dikatakan guru2 sangat beragam. dari jhana hingga konsentrasi alami yg terjadi sehari2.

tingkat konsentrasi - nya,memang nya beda dimana?
kata-kata mereka saja yang berbeda tetapi merujuk pada satu hal...

perhatian/kesadaran yang tidak putus-putus nya pada objek.

jika menurut anda kata mereka merujuk pada satu hal yg sama, apakah dapat disimpulkan konsentrasi yg diajarkan Pa Auk Sayadaw sama dg yg diajarkan oleh Ajahn Buddhadasa, sesederhana konsentrasi yg muncul ketika melakukan perhitungan aritmatika?

mengenai kata "tidak putus-putus" memiliki makna ambigu,
#1 adalah objeknya terus itu itu saja, mis: nafas
#2 perhatiannya yg tidak putus2, shg objeknya bisa lain
yg mana yg anda maksud?
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: marcedes on 18 March 2009, 05:38:55 PM
rekan Fabian yg baik,

saya jg sudah tau yg anda maksud "konsentrasi kuat" bukan jhana. krn ini board Mahasi Sayadaw , maka saya menganjurkan anda utk menukar kata konsentrasi kuat menjadi konsentrasi sesaat. namun tentu saja anda tolak karena akan bertentangan dg praktisi selain Mahasi Sayadaw bukan? :)

namun lebih jauh dari itu, saya juga sudah tau bahwa "konsentrasi kuat" yg anda maksud telah disepakati oleh para praktisi itu hanya sekedar trik pintar dari anda utk menyatukan suara pecah para praktisi tentang konsentrasi.

+ + +
dalam kenyataannya, tidak ada suatu taraf konsentrasi yg disepakati oleh para praktisi. Taraf yg diajukan oleh para guru meditasi tentang konsentrasi selalu berbeda:

Pa Auk Sayadaw: jhana, atau setidaknya melalui samatha 4 elemen, hingga yogi dapat melihat crystal body.

Mahasi Sayadaw: khanika samadhi, dimana kelima rintangan batin tidak hadir.

Ajahn Chah: sedikit tranquility & one-pointedness of mind. nothing special.

Ajahn Buddhadasa: natural concentration (seperti konsentrasi yg terbentuk ketika melakukan perhitungan aritmatika)

Ajahn Brahm (murid Ajahn Chah): jhana

Shew Oo Min (murid Mahasi Sayadaw jg) & murid2nya (salah satunya U Tejaniya Sayadaw): lebih menekankan pada sati, bukan konsentrasi lagi.

+ + +

bisa dilihat bahwa tingkat konsentrasi yg dikatakan guru2 sangat beragam. dari jhana hingga konsentrasi alami yg terjadi sehari2.

tingkat konsentrasi - nya,memang nya beda dimana?
kata-kata mereka saja yang berbeda tetapi merujuk pada satu hal...

perhatian/kesadaran yang tidak putus-putus nya pada objek.

jika menurut anda kata mereka merujuk pada satu hal yg sama, apakah dapat disimpulkan konsentrasi yg diajarkan Pa Auk Sayadaw sama dg yg diajarkan oleh Ajahn Buddhadasa, sesederhana konsentrasi yg muncul ketika melakukan perhitungan aritmatika?

mengenai kata "tidak putus-putus" memiliki makna ambigu,
#1 adalah objeknya terus itu itu saja, mis: nafas
#2 perhatiannya yg tidak putus2, shg objeknya bisa lain
yg mana yg anda maksud?

yang saya maksud tidak putus-putus itu seperti
"anda terus sadar apa yang dilakukan"
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: marcedes on 18 March 2009, 05:44:12 PM

anda katakan tanpa putus2 pada nama & rupa, ada 2 point yg ingin saya tanyakan:
1. kapan perhatian anda pernah berhenti atau putus?
2. kapan anda pernah memperhatikan diluar dari nama & rupa?
bisa dishare pengalaman tsb?

1. yang saya maksudkan adalah anda "sadar"
sama halnya ketika anda meditasi anapanasati...nafas anda perhatikan....tiba-tiba pikiran melenceng ke arah lain...kemudian karena sadar pikiran melenceng(kan tujuannya nafas)...anda kembali ke nafas.
ini disebut perhatian yang putus....

beda nya dengan perhatian yang nyambung terus......kemana pikiran itu menangkap objek...sejauh pula kita sadar pikiran itu menangkap objek.
mirip dengan dikatakan pak Hudoyo.."menyadari secara pasif"


2. ketika pikiran sudah lepas dari SATI.
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 18 March 2009, 09:24:23 PM
Quote
yang saya maksud tidak putus-putus itu seperti
"anda terus sadar apa yang dilakukan"

itu bukannya jadi "maha sati", sadar terusss
& seingat saya, jika maha sati scr permanen udah jadi arahat / buddha

cmiiw...

btw kita kan lagi ngomong konsentrasi...
tapi saya juga berpikir khanika samadhi yg dikatakan Mahasi Sayadaw adalah demikian. lebih tepat dikatakan sadar (sati) terus menerus.
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 18 March 2009, 09:26:07 PM

anda katakan tanpa putus2 pada nama & rupa, ada 2 point yg ingin saya tanyakan:
1. kapan perhatian anda pernah berhenti atau putus?
2. kapan anda pernah memperhatikan diluar dari nama & rupa?
bisa dishare pengalaman tsb?

1. yang saya maksudkan adalah anda "sadar"
sama halnya ketika anda meditasi anapanasati...nafas anda perhatikan....tiba-tiba pikiran melenceng ke arah lain...kemudian karena sadar pikiran melenceng(kan tujuannya nafas)...anda kembali ke nafas.
ini disebut perhatian yang putus....

beda nya dengan perhatian yang nyambung terus......kemana pikiran itu menangkap objek...sejauh pula kita sadar pikiran itu menangkap objek.
mirip dengan dikatakan pak Hudoyo.."menyadari secara pasif"


2. ketika pikiran sudah lepas dari SATI.

walau perhatian melenceng entah ke mana, tapi ia tak pernah putus lho... yg putus itu keadaan sati nya :)
& objeknya selalu nama & rupa
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: marcedes on 18 March 2009, 10:02:06 PM
Quote
yang saya maksud tidak putus-putus itu seperti
"anda terus sadar apa yang dilakukan"

itu bukannya jadi "maha sati", sadar terusss
& seingat saya, jika maha sati scr permanen udah jadi arahat / buddha

cmiiw...

btw kita kan lagi ngomong konsentrasi...
tapi saya juga berpikir khanika samadhi yg dikatakan Mahasi Sayadaw adalah demikian. lebih tepat dikatakan sadar (sati) terus menerus.
tidak-tidak....
seseorang yang belajar untuk Sati terus menerus...belum tentu sudah arahat...
misalkan seseorang sedang bermeditasi, ambilah contoh anapanasati...ketika perhatian sudah bersinambung terus menerus pada masuk-keluar tanpa jeda...
apa bisa dikatakan sudah arahat?

jadi bukan seperti dugaan anda "maha-sati"

anda katakan tanpa putus2 pada nama & rupa, ada 2 point yg ingin saya tanyakan:
1. kapan perhatian anda pernah berhenti atau putus?
2. kapan anda pernah memperhatikan diluar dari nama & rupa?
bisa dishare pengalaman tsb?

1. yang saya maksudkan adalah anda "sadar"
sama halnya ketika anda meditasi anapanasati...nafas anda perhatikan....tiba-tiba pikiran melenceng ke arah lain...kemudian karena sadar pikiran melenceng(kan tujuannya nafas)...anda kembali ke nafas.
ini disebut perhatian yang putus....

beda nya dengan perhatian yang nyambung terus......kemana pikiran itu menangkap objek...sejauh pula kita sadar pikiran itu menangkap objek.
mirip dengan dikatakan pak Hudoyo.."menyadari secara pasif"


2. ketika pikiran sudah lepas dari SATI.

walau perhatian melenceng entah ke mana, tapi ia tak pernah putus lho... yg putus itu keadaan sati nya :)
& objeknya selalu nama & rupa
yang saya maksud adalah SATI nya....
ketika kita sudah kehilangan SATI tidak mungkin meditator masih bisa mengatakan ini nama dan ini rupa.
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: marcedes on 18 March 2009, 10:07:08 PM
Quote
yang saya maksud tidak putus-putus itu seperti
"anda terus sadar apa yang dilakukan"

itu bukannya jadi "maha sati", sadar terusss
& seingat saya, jika maha sati scr permanen udah jadi arahat / buddha

cmiiw...

btw kita kan lagi ngomong konsentrasi...
tapi saya juga berpikir khanika samadhi yg dikatakan Mahasi Sayadaw adalah demikian. lebih tepat dikatakan sadar (sati) terus menerus.
baik dikatakan khanika samadhi ataupun lainnya...saya kira dimana guna untuk melatih perhatian kesadaran terus-menerus tanpa jeda.

itulah gunanya konsentrasi yang baik disini....dimana kekuatan memegang pikiran "si penggerak" dan "si pengetahu" semua masuk  dan di ketahui oleh meditator....
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: hendrako on 19 March 2009, 01:27:48 AM
walaupun saya bukan praktisi meditasi, tetapi menurut NALAR saya, saya sependapat dengan sdr.tesla...

Bro Dilbert, terlepas dari topik, saya sangat menyarankan anda untuk berpraktek.

 _/\_

Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: hendrako on 19 March 2009, 01:40:33 AM


ini dua bhikkhu yg saya ingat... mungkin jika ada waktu utk mencari referensi, bisa dapat banyak. (bahkan mungkin termasuk Mahasi Sayadaw, mengingat ia adalah guru direct Vipassana seperti Ajahn Chah & Ajahn Buddhadasa). & kalau tidak salah ingat rekan fabian (atau mungkin bond atau mungkin member yg lain...) pernah memposting topik ini di forum... kalau tidak salah nama hambatannya adalah vipassana killesa yah...

with metta,
:lotus:

Dari Kamus Baru Buddha Dhamma:

Vipassanupakkilesa: 10 macam ketidaksempurnaan atau noda dari pandangan terang:
1.   Pancaran cahaya (Obhasa)
2.   Pengetahuan (Nana)
3.   Kegiuran (Piti)
4.   Ketenangan batin (Passaddhi)
5.   Kebahagiaan (Sukha)
6.   Kebulatan tekad (Adhimokkha)
7.   Usaha (Paggaha)
8.   Ingatan yang terang (Upatthana)
9.   Keseimbangan (Upekkha)
10.   Kepuasan (Nikanti)
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: wen78 on 19 March 2009, 10:42:23 AM
"konsentrasi yang kuat" sedikit rancu. sebab "konsentrasi yang kuat" yg seperti bagaimana yg dimaksudkan(di definisikan/di uraikan ke dalam kata/kalimat)?

jika konsentrasi yang kuat adalah konsentrasi yg tidak terputus2, apakah konsentrasi yg tidak terputus2 adalah konsentrasi yg tidak dapat diganggu?
contoh, ketika meditasi(dalam kondisi "konsentrasi yang kuat"), tercium aroma wangi masakan kepiting saos tirem. aroma wangi masakan "diabaikan", "terabaikan" ato "tidak terasa", ato bagaimana?

*note, "konsentrasi yg tidak dapat diganggu" dan "konsentrasi yg tidak terganggu" sangat berbeda. dan "terganggu" sendiri definisinya/maknanya juga sangat luas.

IMO, "konsentrasi yang kuat" adalah "konsentrasi yg terlatih"
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: dilbert on 19 March 2009, 11:15:30 AM
walaupun saya bukan praktisi meditasi, tetapi menurut NALAR saya, saya sependapat dengan sdr.tesla...

Bro Dilbert, terlepas dari topik, saya sangat menyarankan anda untuk berpraktek.

 _/\_



masih tetap "praktek" untuk  HIDUP SETIAP SAAT...
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: fabian c on 19 March 2009, 11:18:46 AM
"konsentrasi yang kuat" sedikit rancu. sebab "konsentrasi yang kuat" yg seperti bagaimana yg dimaksudkan(di definisikan/di uraikan ke dalam kata/kalimat)?

Saudara Osin yang baik,

Secara sederhana dijabarkan konsentrasi yang kuat sudah tidak merespon indera, bila rangsangan muncul dari indera, batin tak menanggapi dan tetap memperhatikan objek.
Untuk mudahnya: Pernahkah saudara belajar atau kerja hingga lupa waktu? lupa waktu disebabkan batin terserap pada objek konsentrasi, dan tidak merespon indera, misalnya rasa lapar atau lelah.

Quote
jika konsentrasi yang kuat adalah konsentrasi yg tidak terputus2, apakah konsentrasi yg tidak terputus2 adalah konsentrasi yg tidak dapat diganggu?
contoh, ketika meditasi(dalam kondisi "konsentrasi yang kuat"), tercium aroma wangi masakan kepiting saos tirem. aroma wangi masakan "diabaikan", "terabaikan" ato "tidak terasa", ato bagaimana?

Semakin tinggi / kuat tingkat konsentrasi kita maka batin semakin tidak menanggapi rangsangan-rangsangan indera, pada arupa jhana (jhana tanpa bentuk) batin sama sekali tidak terganggu oleh rangsangan indera (imperturbable / anenja sappaya).

Dikatakan bahwa pernah pada suatu ketika pertapa Alara Kalama duduk bermeditasi, di sebelahnya lewat rombongan 500 kereta kuda, ia sama sekali tidak mendengar, padahal kereta kuda itu lewat disampingnya.

Quote
*note, "konsentrasi yg tidak dapat diganggu" dan "konsentrasi yg tidak terganggu" sangat berbeda. dan "terganggu" sendiri definisinya/maknanya juga sangat luas.

IMO, "konsentrasi yang kuat" adalah "konsentrasi yg terlatih"

Dalam Vipassana, bila konsentrasinya kuat (khanika samadhi) maka batin juga sudah tidak menanggapi rangsangan indera, perhatian sudah sepenuhnya terserap pada objek, yaitu kembang kempis perut tetapi
yang nampak jelas pada perhatian meditator Vipassana (metode Mahasi Sayadaw) adalah karakteristiknya (lakkhana / timbul tenggelam). Semoga saudara Osin dapat mengerti apa yang dimaksud dengan konsentrasi kuat, lebih baik lagi mencoba sehingga bisa mengalami sendiri.

Sehingga saudara dapat mengetahui dengan jelas "rasa"nya.

sukhi hotu,

 _/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 19 March 2009, 12:12:55 PM
Quote
seseorang yang belajar untuk Sati terus menerus...belum tentu sudah arahat...
misalkan seseorang sedang bermeditasi, ambilah contoh anapanasati...ketika perhatian sudah bersinambung terus menerus pada masuk-keluar tanpa jeda...
apa bisa dikatakan sudah arahat?
itu cuma sati sementara. sedang Arahat & Buddha konon udah sati scr permanen.
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 19 March 2009, 12:18:19 PM


ini dua bhikkhu yg saya ingat... mungkin jika ada waktu utk mencari referensi, bisa dapat banyak. (bahkan mungkin termasuk Mahasi Sayadaw, mengingat ia adalah guru direct Vipassana seperti Ajahn Chah & Ajahn Buddhadasa). & kalau tidak salah ingat rekan fabian (atau mungkin bond atau mungkin member yg lain...) pernah memposting topik ini di forum... kalau tidak salah nama hambatannya adalah vipassana killesa yah...

with metta,
:lotus:

Dari Kamus Baru Buddha Dhamma:

Vipassanupakkilesa: 10 macam ketidaksempurnaan atau noda dari pandangan terang:
1.   Pancaran cahaya (Obhasa)
2.   Pengetahuan (Nana)
3.   Kegiuran (Piti)
4.   Ketenangan batin (Passaddhi)
5.   Kebahagiaan (Sukha)
6.   Kebulatan tekad (Adhimokkha)
7.   Usaha (Paggaha)
8.   Ingatan yang terang (Upatthana)
9.   Keseimbangan (Upekkha)
10.   Kepuasan (Nikanti)


versi Mahasi Sayadaw, 10 vipassanupakkillesa adalah:

1. Cahaya yg Gemilang (Obhasa)
2. Kegiuran Bathin (Piti)
3. Sikap bathin yg tenang (Passaddhi)
4. Keyakinan kuat tak terhingga thd Tiratana (adhimokkho tisaddha)
5. Semangat yg tinggi atas pelaksanaan/perenungan meditasi (paggaha)
6. Kegembiraan mencangkup ke seluruh tubuh (sukha)
7. Pandangan tajam thd tilakkhana tanpa halangan (nana)
8. Kemampuan didalam melaksanakan perhatian murni tanpa kehilangan objek (upatthana)
9. Keseimbangan Bathin (upekkha)
10. Melekat pada fenomena dhamma butir 1-9 (nikanti)
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: wen78 on 19 March 2009, 12:46:30 PM
 [at] fabian c

jujur aja, saya masih gak mengerti maksud/arti/definisi/makna... etc "konsentrasi kuat" yg dimaksudkan  ;D
 
sebab yg saya alami, konsentrasi itu tidak ada istilah "konsentrasi kuat" ato "konsentrasi lemah". konsentrasi hanya pada "satu object/bentuk/tindakan/gerakan/.... etc", konsentrasi pada "banyak object/bentuk/tindakan/gerakan/.... etc", konsentrasi pada "ketidak-adaan konsentrasi", ato "konsentrasi hanyalah sebuah bentuk konsentrasi itu sendiri", ato.... etc.

kayanya "karpet meditasi" kita berbeda dan kayanya tidak menemukan titik "nemu" yg memiliki persamaan dalam definisi "konsentrasi" itu sendiri ;D

anyway, thx info ttg "konsentrasi kuat" dlm metode Mahasi Sayadaw ;)
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: hendrako on 19 March 2009, 03:04:56 PM
walaupun saya bukan praktisi meditasi, tetapi menurut NALAR saya, saya sependapat dengan sdr.tesla...

Bro Dilbert, terlepas dari topik, saya sangat menyarankan anda untuk berpraktek.

 _/\_



masih tetap "praktek" untuk  HIDUP SETIAP SAAT...

 ;D
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: hendrako on 19 March 2009, 03:16:58 PM


ini dua bhikkhu yg saya ingat... mungkin jika ada waktu utk mencari referensi, bisa dapat banyak. (bahkan mungkin termasuk Mahasi Sayadaw, mengingat ia adalah guru direct Vipassana seperti Ajahn Chah & Ajahn Buddhadasa). & kalau tidak salah ingat rekan fabian (atau mungkin bond atau mungkin member yg lain...) pernah memposting topik ini di forum... kalau tidak salah nama hambatannya adalah vipassana killesa yah...

with metta,
:lotus:

Dari Kamus Baru Buddha Dhamma:

Vipassanupakkilesa: 10 macam ketidaksempurnaan atau noda dari pandangan terang:
1.   Pancaran cahaya (Obhasa)
2.   Pengetahuan (Nana)
3.   Kegiuran (Piti)
4.   Ketenangan batin (Passaddhi)
5.   Kebahagiaan (Sukha)
6.   Kebulatan tekad (Adhimokkha)
7.   Usaha (Paggaha)
8.   Ingatan yang terang (Upatthana)
9.   Keseimbangan (Upekkha)
10.   Kepuasan (Nikanti)


versi Mahasi Sayadaw, 10 vipassanupakkillesa adalah:

1. Cahaya yg Gemilang (Obhasa)
2. Kegiuran Bathin (Piti)
3. Sikap bathin yg tenang (Passaddhi)
4. Keyakinan kuat tak terhingga thd Tiratana (adhimokkho tisaddha)
5. Semangat yg tinggi atas pelaksanaan/perenungan meditasi (paggaha)
6. Kegembiraan mencangkup ke seluruh tubuh (sukha)
7. Pandangan tajam thd tilakkhana tanpa halangan (nana)
8. Kemampuan didalam melaksanakan perhatian murni tanpa kehilangan objek (upatthana)
9. Keseimbangan Bathin (upekkha)
10. Melekat pada fenomena dhamma butir 1-9 (nikanti)

 [at]  atas,

so, tidak hanya Jhana yang "mengandung" bahaya, pandangan terang pun ada bahayanya. Sebagaimana yang sering dikhotbahkan Ajahn Chah, "tidak melekat".

Memasuki Kota

Beberapa orang bingung karena dewasa ini terdapat begitu banyak guru dan sistem meditasi. Akan tetapi, ini ibaratmemasuki sebuah kota dari arah berlainan. Apakah Anda berjalan mengikuti arah ini atau itu, cepat atau lambat, sama saja semuanya. Seringkali, berbagai sistem meditasi hanya berbeda dari tampak luarnya saja. Ada satu hal penting yang harus dicapai oleh latihan yang baik - Ketidakmelekatan. Pada akhirnya, Anda harus melepaskan semua sistem meditasi itu, bahkan gurunya sekalipun. Jika suatu sistem menuntun Anda menuju sikap melepaskan, tidak melekat, itulah latihan yang benar.

dari: Ajahn Chah, Sebatang Pohon di Tengah Hutan, hal. 177, Karaniya
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 19 March 2009, 03:42:54 PM
Quote
Dalam Vipassana, bila konsentrasinya kuat (khanika samadhi) maka batin juga sudah tidak menanggapi rangsangan indera, perhatian sudah sepenuhnya terserap pada objek, yaitu kembang kempis perut tetapi
yang nampak jelas pada perhatian meditator Vipassana (metode Mahasi Sayadaw) adalah karakteristiknya (lakkhana / timbul tenggelam).

rekan fabian yg baik,

Khanika samadhi khususnya pada Vipassana (Vipassana Khanika Samadhi), tetap masih ada perhatian pada fenomena fisik & bathin... (versi Mahasi Sayadaw)

khanika samadhi yg perhatiannya tercerap penuh pada kembang kempis perut itu ajaran siapa? apakah itu 'vipassana' khanika samadhi?
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 19 March 2009, 04:37:18 PM
[at]  atas,

so, tidak hanya Jhana yang "mengandung" bahaya, pandangan terang pun ada bahayanya. Sebagaimana yang sering dikhotbahkan Ajahn Chah, "tidak melekat".

Memasuki Kota

Beberapa orang bingung karena dewasa ini terdapat begitu banyak guru dan sistem meditasi. Akan tetapi, ini ibaratmemasuki sebuah kota dari arah berlainan. Apakah Anda berjalan mengikuti arah ini atau itu, cepat atau lambat, sama saja semuanya. Seringkali, berbagai sistem meditasi hanya berbeda dari tampak luarnya saja. Ada satu hal penting yang harus dicapai oleh latihan yang baik - Ketidakmelekatan. Pada akhirnya, Anda harus melepaskan semua sistem meditasi itu, bahkan gurunya sekalipun. Jika suatu sistem menuntun Anda menuju sikap melepaskan, tidak melekat, itulah latihan yang benar.

dari: Ajahn Chah, Sebatang Pohon di Tengah Hutan, hal. 177, Karaniya

benar sekali, latihan yg baik adalah Ketidakmelekatan.

menurut saya, meditasi pandangan terang (vipassana) dari awal sampai timbulnya nana2 (pengetahuan) memang dapat berupa metoda yg dilekati, namun setelah pengetahuan akan hakikat sesungguhnya setiap hal di dunia ini --- dukkha, anicca & anatta --- timbul, disitu akan muncul ketidakmelekatan. dan bagi saya, vipassana itu justru terjadi setelah pandangan tentang hakikat sesungguhnya muncul... sebelum itu, bagi saya belum vipassana. Jadi vipassana bagi saya tidak akan menghasilkan kemelekatan...

dalam hal ini saya memang berbeda pandangan dg Mahasi Sayadaw, dimana dalam metodanya, nana (nyana) --- Pandangan tajam thd tilakkhana tanpa halangan --- justru merupakan suatu kilesa (no.7).

Ajahn Chah pada sisi lain menegaskan yg berbahaya pada samadhi itu adalah jhana. ini kutipannya:

Quote
Samadhi is capable of bringing much harm or much benefit to the meditator, you can't say it brings only one or the other. For one who has no wisdom it is harmful, but for one who has wisdom it can bring real benefit, it can lead him to Insight.

That which can be most harmful to the meditator is Absorption Samadhi (Jhana), the samadhi with deep, sustained calm. This samadhi brings great peace. Where there is peace, there is happiness. When there is happiness, attachment and clinging to that happiness arise. The meditator doesn't want to contemplate anything else, he just wants to indulge in that pleasant feeling. When we have been practicing for a long time we may become adept at entering this samadhi very quickly. As soon as we start to note our meditation object, the mind enters calm, and we don't want to come out to investigate anything. We just get stuck on that happiness. This is a danger to one who is practicing meditation.

dan disisi lain, kalimat Ajahn Chah ini saya interpretasikan sebagai vipassana tidak akan berbahaya. mungkin akan ada interpretasi berbeda dari orang lain :)

Quote
So, there can be right samadhi and wrong samadhi. Wrong samadhi is where the mind enters calm and there's no awareness at all. One could sit for two hours or even all day but the mind doesn't know where it's been or what's happened. It doesn't know anything. There is calm, but that's all. It's like a well-sharpened knife which we don't bother to put to any use. This is a deluded type of calm, because there is not much self-awareness. The meditator may think he has reached the ultimate already, so he doesn't bother to look for anything else. Samadhi can be an enemy at this level. Wisdom cannot arise because there is no awareness of right and wrong.

With right samadhi, no matter what level of calm is reached, there is awareness. There is full mindfulness and clear comprehension. This is the samadhi which can give rise to wisdom, one cannot get lost in it. Practitioners should understand this well. You can't do without this awareness, it must be present from beginning to end. This kind of samadhi has no danger.

_/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: fabian c on 19 March 2009, 04:49:19 PM
Quote
Dalam Vipassana, bila konsentrasinya kuat (khanika samadhi) maka batin juga sudah tidak menanggapi rangsangan indera, perhatian sudah sepenuhnya terserap pada objek, yaitu kembang kempis perut tetapi
yang nampak jelas pada perhatian meditator Vipassana (metode Mahasi Sayadaw) adalah karakteristiknya (lakkhana / timbul tenggelam).

rekan fabian yg baik,

Khanika samadhi khususnya pada Vipassana (Vipassana Khanika Samadhi), tetap masih ada perhatian pada fenomena fisik & bathin... (versi Mahasi Sayadaw)

khanika samadhi yg perhatiannya tercerap penuh pada kembang kempis perut itu ajaran siapa? apakah itu 'vipassana' khanika samadhi?


Saudara Tesla yang baik,

Justru memang yang diperhatikan adalah jasmani (fenomena jasmani), perlu diingat bahwa kembung-kempis perut adalah fenomena jasmani dan yang memperhatikan adalah fenomena batin. Tetapi gerakan perut yang terlihat oleh mereka biasanya tidak smooth, gerakan perutnya terputus-putus (anicca) itulah sebabnya dikatakan khanika samadhi (dari asal kata khana) , tetapi meditator yang telah memiliki konsentrasi yang kuat maka perhatiannya tidak lagi berpindah kemana-mana (selalu gerakan perut yang terputus-putus itu saja), perhatiannya ke gerakan yang terjadi pada kembang kempis perut, bisa dua jam, tiga jam dstnya nonstop tidak beralih sedetikpun.

Memang saya tak akan bisa menerangkan kepada saudara Tesla dengan jelas, oleh karena itu dikatakan Dhamma harus diselami dengan meditasi agar mengetahui "rasa"nya supaya bisa mengetahui dengan jelas.

Sukhi hotu

 _/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: fabian c on 19 March 2009, 05:00:30 PM
Sebagai tambahan...

Khanika samadhi bukan Jhana karena tak ada faktor jhana, tetapi penuh keseimbangan batin, karena batin tidak tertarik terhadap fenomena indera... selain objek perhatian saja, yaitu misalnya kembung kempis perut... tetapi kekuatannya konsentrasinya mendekati Jhana....

Yang dimaksud menyerap bukan menyerap seperti Jhana..., pada Khanika samadhi perhatian terhadap karakteristik objek (kembung-kempis perut) tak tergoyahkan...

semoga membantu...

 _/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 19 March 2009, 05:05:50 PM
Quote
Dalam Vipassana, bila konsentrasinya kuat (khanika samadhi) maka batin juga sudah tidak menanggapi rangsangan indera, perhatian sudah sepenuhnya terserap pada objek, yaitu kembang kempis perut tetapi
yang nampak jelas pada perhatian meditator Vipassana (metode Mahasi Sayadaw) adalah karakteristiknya (lakkhana / timbul tenggelam).

rekan fabian yg baik,

Khanika samadhi khususnya pada Vipassana (Vipassana Khanika Samadhi), tetap masih ada perhatian pada fenomena fisik & bathin... (versi Mahasi Sayadaw)

khanika samadhi yg perhatiannya tercerap penuh pada kembang kempis perut itu ajaran siapa? apakah itu 'vipassana' khanika samadhi?


Saudara Tesla yang baik,

Justru memang yang diperhatikan adalah jasmani (fenomena jasmani), perlu diingat bahwa kembung-kempis perut adalah fenomena jasmani dan yang memperhatikan adalah fenomena batin. Tetapi gerakan perut yang terlihat oleh mereka biasanya tidak smooth, gerakan perutnya terputus-putus (anicca) itulah sebabnya dikatakan khanika samadhi (dari asal kata khana) , tetapi meditator yang telah memiliki konsentrasi yang kuat maka perhatiannya tidak lagi berpindah kemana-mana (selalu gerakan perut yang terputus-putus itu saja), perhatiannya ke gerakan yang terjadi pada kembang kempis perut, bisa dua jam, tiga jam dstnya nonstop tidak beralih sedetikpun.

Memang saya tak akan bisa menerangkan kepada saudara Tesla dengan jelas, oleh karena itu dikatakan Dhamma harus diselami dengan meditasi agar mengetahui "rasa"nya supaya bisa mengetahui dengan jelas.

Sukhi hotu

 _/\_

seingat saya,

tuntunan Mahasi Sayadaw ketika vipassana khanika samadhi tercapai adalah perhatian thd fenomena fisik (mis: berdiri, duduk, meregang, berbaring, berjalan, dll) dan juga thd fenomena bathin (mis: kesadaran --- melihat, mendengar, membau, mengecap, merasakan ---)  yg muncul.
jadi tidak menetap pada 1 objek, mis: kembang kempis perut saja.

_/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 19 March 2009, 05:11:44 PM
Sebagai tambahan...

Khanika samadhi bukan Jhana karena tak ada faktor jhana, tetapi penuh keseimbangan batin, karena batin tidak tertarik terhadap fenomena indera... selain objek perhatian saja, yaitu misalnya kembung kempis perut... tetapi kekuatannya konsentrasinya mendekati Jhana....

Yang dimaksud menyerap bukan menyerap seperti Jhana..., pada Khanika samadhi perhatian terhadap karakteristik objek (kembung-kempis perut) tak tergoyahkan...

semoga membantu...

 _/\_

penuh dg keseimbangan bathin (upekkha) itu kalau tidak salah justru faktor jhana (tinggi... tapi saya tidak ingat jhana berapa).

kemudian kata:
"selain objek perhatian saja, yaitu misalnya kembung kempis perut..."

apakah maksud rekan fabian, disitu perhatian akan menetap pada 1 objek saja?
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: fabian c on 19 March 2009, 05:21:06 PM
Quote
Dalam Vipassana, bila konsentrasinya kuat (khanika samadhi) maka batin juga sudah tidak menanggapi rangsangan indera, perhatian sudah sepenuhnya terserap pada objek, yaitu kembang kempis perut tetapi
yang nampak jelas pada perhatian meditator Vipassana (metode Mahasi Sayadaw) adalah karakteristiknya (lakkhana / timbul tenggelam).

rekan fabian yg baik,

Khanika samadhi khususnya pada Vipassana (Vipassana Khanika Samadhi), tetap masih ada perhatian pada fenomena fisik & bathin... (versi Mahasi Sayadaw)

khanika samadhi yg perhatiannya tercerap penuh pada kembang kempis perut itu ajaran siapa? apakah itu 'vipassana' khanika samadhi?


Saudara Tesla yang baik,

Justru memang yang diperhatikan adalah jasmani (fenomena jasmani), perlu diingat bahwa kembung-kempis perut adalah fenomena jasmani dan yang memperhatikan adalah fenomena batin. Tetapi gerakan perut yang terlihat oleh mereka biasanya tidak smooth, gerakan perutnya terputus-putus (anicca) itulah sebabnya dikatakan khanika samadhi (dari asal kata khana) , tetapi meditator yang telah memiliki konsentrasi yang kuat maka perhatiannya tidak lagi berpindah kemana-mana (selalu gerakan perut yang terputus-putus itu saja), perhatiannya ke gerakan yang terjadi pada kembang kempis perut, bisa dua jam, tiga jam dstnya nonstop tidak beralih sedetikpun.

Memang saya tak akan bisa menerangkan kepada saudara Tesla dengan jelas, oleh karena itu dikatakan Dhamma harus diselami dengan meditasi agar mengetahui "rasa"nya supaya bisa mengetahui dengan jelas.

Sukhi hotu

 _/\_

seingat saya,

tuntunan Mahasi Sayadaw ketika vipassana khanika samadhi tercapai adalah perhatian thd fenomena fisik (mis: berdiri, duduk, meregang, berbaring, berjalan, dll) dan juga thd fenomena bathin (mis: kesadaran --- melihat, mendengar, membau, mengecap, merasakan ---)  yg muncul.
jadi tidak menetap pada 1 objek, mis: kembang kempis perut saja.

_/\_
Saudara Tesla yang baik,

Yang dikatakan Mahasi Sayadaw memang benar...Yang saya bicarakan adalah meditasi pada waktu duduk... bila anda ingin bangun atau ingin meregangkan diri, itu adalah fenomena batin yang harus disadari... hal-hal seperti ini hanya muncul pada meditator yang samadhinya masih lemah...

karena batinnya masih terpengaruh oleh kesan-kesan indera... tujuan memperhatikan adalah supaya sadar dan tidak terseret oleh kesan / proses batin dan jasmani tersebut... dengan latihan intensif maka satu demi satu kekuatan fenomena yang muncul (dari batin dan jasmani) lama kelamaan kehilangan kekuatannya dan tak lagi mempengaruhi batin meditator, sehingga batin terlepas dari kemelekatan terhadap fenomena batin dan jasmani baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, lalu batin menjadi seimbang.

Bedakan petunjuk yang diberikan oleh Mahasi Sayadaw yang ditujukan untuk meditator pemula. Sedangkan kita selama ini membahas mengenai khanika samadhi yang kuat, yang tak dimiliki oleh pemula...

sukhi hotu,

 _/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: marcedes on 19 March 2009, 05:28:36 PM
salah baca...^^ sory
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: fabian c on 19 March 2009, 05:29:23 PM
Sebagai tambahan...

Khanika samadhi bukan Jhana karena tak ada faktor jhana, tetapi penuh keseimbangan batin, karena batin tidak tertarik terhadap fenomena indera... selain objek perhatian saja, yaitu misalnya kembung kempis perut... tetapi kekuatannya konsentrasinya mendekati Jhana....

Yang dimaksud menyerap bukan menyerap seperti Jhana..., pada Khanika samadhi perhatian terhadap karakteristik objek (kembung-kempis perut) tak tergoyahkan...

semoga membantu...

 _/\_

penuh dg keseimbangan bathin (upekkha) itu kalau tidak salah justru faktor jhana (tinggi... tapi saya tidak ingat jhana berapa).
Saudara Tesla yang baik,

Bedakan Jhana dengan Nyana: pada Jhana, upekkha muncul pada Jhana keempat (bersama ekaggata).... Sedangkan pada Vipassana, upekkha muncul pada nyana ke sebelas (sankhara upekkha nyana atau disingkat sankharupekkha nyana).

Sankhara berarti : kondisi atau fenomena.

Quote
kemudian kata:
"selain objek perhatian saja, yaitu misalnya kembung kempis perut..."

apakah maksud rekan fabian, disitu perhatian akan menetap pada 1 objek saja?

Ya... pada waktu konsentrasinya telah kuat maka perhatian terus memperhatikan "gerakan" kembung kempis yang timbul tenggelam 1 jam, 2 jam, 3 jam atau lebih...

Sukhi hotu,

 _/\_


Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 19 March 2009, 05:34:02 PM
Quote
Saudara Tesla yang baik,

Yang dikatakan Mahasi Sayadaw memang benar...Yang saya bicarakan adalah meditasi pada waktu duduk... bila anda ingin bangun atau ingin meregangkan diri, itu adalah fenomena batin yang harus disadari... hal-hal seperti ini hanya muncul pada meditator yang samadhinya masih lemah...

ingin duduk terus & lebih lama juga adalah sebuah fenomena bathin yg harus disadari :)

Quote
karena batinnya masih terpengaruh oleh kesan-kesan indera...
khanika samadhi yg dimaksud Mahasi Sayadaw hanya terjadi ketika pemeditator meninggalkan pemuasan indra (palinya saya lupa... kaama____ apalah)

Quote
tujuan memperhatikan adalah supaya sadar dan tidak terseret oleh kesan / proses batin dan jasmani tersebut... dengan latihan intensif maka satu demi satu kekuatan fenomena yang muncul (dari batin dan jasmani) lama kelamaan kehilangan kekuatannya dan tak lagi mempengaruhi batin meditator, sehingga batin terlepas dari kemelekatan terhadap fenomena batin dan jasmani baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, lalu batin menjadi seimbang.

Bedakan petunjuk yang diberikan oleh Mahasi Sayadaw yang ditujukan untuk meditator pemula. Sedangkan kita selama ini membahas mengenai khanika samadhi yang kuat, yang tak dimiliki oleh pemula...
yg saya tulis sebelumnya adalah tuntunan Mahasi Sayadaw setelah khanika samadhi tercapai... saya tidak tahu kalau ternyata ada khanika samadhi yg kuat & khanika samadhi yg lemah :)

_/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: fabian c on 19 March 2009, 05:55:45 PM
Saudara Tesla yang baik,

Quote
ingin duduk terus & lebih lama juga adalah sebuah fenomena bathin yg harus disadari Smiley

Perasaan ingin duduk terus dan duduk lebih lama umumnya muncul pada meditator pemula, yang batinnya belum seimbang.
Pada waktu seseorang telah mencapai keadaan upekkha, maka batin telah merasa jalan atau duduk sama saja (upekkha) oleh karena itu perasaan ingin berdiri juga tidak muncul, karena itu pada waktu duduk ia  tidak merasa (suka atau tidak suka) (netral).

Quote
karena batinnya masih terpengaruh oleh kesan-kesan indera...
khanika samadhi yg dimaksud Mahasi Sayadaw hanya terjadi ketika pemeditator meninggalkan pemuasan indra (palinya saya lupa... kaama____ apalah)

Coba saudara Tesla periksa lagi lebih jelas.

Quote
tujuan memperhatikan adalah supaya sadar dan tidak terseret oleh kesan / proses batin dan jasmani tersebut... dengan latihan intensif maka satu demi satu kekuatan fenomena yang muncul (dari batin dan jasmani) lama kelamaan kehilangan kekuatannya dan tak lagi mempengaruhi batin meditator, sehingga batin terlepas dari kemelekatan terhadap fenomena batin dan jasmani baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, lalu batin menjadi seimbang.

Bedakan petunjuk yang diberikan oleh Mahasi Sayadaw yang ditujukan untuk meditator pemula. Sedangkan kita selama ini membahas mengenai khanika samadhi yang kuat, yang tak dimiliki oleh pemula...
yg saya tulis sebelumnya adalah tuntunan Mahasi Sayadaw setelah khanika samadhi tercapai... saya tidak tahu kalau ternyata ada khanika samadhi yg kuat & khanika samadhi yg lemah Smiley

Ya... semua jenis samadhi dari lemah nanti lama kelamaan menjadi kuat bila dilatih terus.....

sukhi hotu,

 _/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 19 March 2009, 10:15:45 PM
ringkasan tuntunan Vipassana dari Mahasi Sayadaw dari web DC:

1. menetap pada tempat sunyi, duduk bersila, nyaman, badan tegak
2. merenung & memusatkan perhatian pada fenomena batin & jasmani yg muncul pada dirinya
3. melihat sifat dukkha, anicca & anatta pada kelima kelompok yg menimbulkan kemelekatan.

Mahasi Sayadaw tidak menetapkan bahwa yg diperhatikan adalah kembang kempis perut saja. namun utk tahap dasar, memang dianjurkan utk mengamati fenomena jasmani yg lebih mudah dicerapi.

bisa dg merenungkan dg mencatat dalam batin, nafas 'keluar' & 'masuk'. jika inipun sulit, dapat memperhatikan kembang kempis perut. ketika perenungan dasar ini, ketika pikiran mengembara, maka akan direnungkan sebagai: 'mengembara', bila ingin direnungkan sebagai: 'ingin', dst, mencangkup jg perasaan marah, sedih, kecewa. Batin yg mengembara akan padam & kembali ke objek semula.

Kemudian, perenungan yg luhur adalah merenungkan setiap objek sebagaimana mereka muncul, jadi tidak lagi dibutuhkan utk kembali ke objek semula (pertama). Perenungan seyogyanya dilaksanakan setiap saat dari melihat, mendenger, mencium, membau, mengecap rasa, mengetahui sentuhan jasmani, berpikir, bergagasan dst sesuai dg urutan kemunculan mereka.

Quote from: fabian c
Ya... pada waktu konsentrasinya telah kuat maka perhatian terus memperhatikan "gerakan" kembung kempis yang timbul tenggelam 1 jam, 2 jam, 3 jam atau lebih...
sepertinya rekan fabian tercampur dg metoda Pa Auk Sayadaw nih, apalagi baru siap ikut retret 2 bulan... yg mana memperhatikan nafas (melalui gerakan perut) secara terus menerus :)

_/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 19 March 2009, 10:32:50 PM
Quote
Coba saudara Tesla periksa lagi lebih jelas.
ketika (vipassana) khanika samadhi tercapai. batin bebas dari nafsu indra (kamacchanda) dan rintangan batin (nivarana). disinilah muncul perenungan murni yg terpusat yg disebut, citta visuddhi.

kemudian fenomena fisik spt naik, turun, menekuk, meregang... dicerap pada setiap perenungan dalam bentuk terpisah tanpa bercampur dg batin yg merenungkan & fenomena materi lain. demikian jg dg fenomena batin (merenung, berpikir, melihat, mendengar, ...) jg dicerap dalam perenugan yg terpisah...

Quote
Perasaan ingin duduk terus dan duduk lebih lama umumnya muncul pada meditator pemula, yang batinnya belum seimbang.
Pada waktu seseorang telah mencapai keadaan upekkha, maka batin telah merasa jalan atau duduk sama saja (upekkha) oleh karena itu perasaan ingin berdiri juga tidak muncul, karena itu pada waktu duduk ia  tidak merasa (suka atau tidak suka) (netral).
mengenai kondisi upekkha yg rekan fabian bicarakan, saya membaca Mahasi Sayadaw justru tidak mengatakannya menetap pada satu objek & satu posisi... berikut kutipan singkatnya:

...Dilanjutkan dg perenungan atas objek-objek dg keseimbangan bathin --- hanya memperhatikan objek tanpa larut dalam kesenangan & ketidaksenangannya. Perenungan ini begitu damai dan tanpa upaya khusus saat itu dan dilanjutkan dg mengetahui objek-objek begitu otomatis & dpt berlangsung hingga 1,2,3 jam bahkan lebih, tanpa lelah & bosan.

_/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: fabian c on 20 March 2009, 11:13:36 AM
ringkasan tuntunan Vipassana dari Mahasi Sayadaw dari web DC:

1. menetap pada tempat sunyi, duduk bersila, nyaman, badan tegak
2. merenung & memusatkan perhatian pada fenomena batin & jasmani yg muncul pada dirinya
3. melihat sifat dukkha, anicca & anatta pada kelima kelompok yg menimbulkan kemelekatan.

Mahasi Sayadaw tidak menetapkan bahwa yg diperhatikan adalah kembang kempis perut saja. namun utk tahap dasar, memang dianjurkan utk mengamati fenomena jasmani yg lebih mudah dicerapi.

bisa dg merenungkan dg mencatat dalam batin, nafas 'keluar' & 'masuk'. jika inipun sulit, dapat memperhatikan kembang kempis perut. ketika perenungan dasar ini, ketika pikiran mengembara, maka akan direnungkan sebagai: 'mengembara', bila ingin direnungkan sebagai: 'ingin', dst, mencangkup jg perasaan marah, sedih, kecewa. Batin yg mengembara akan padam & kembali ke objek semula.

Kemudian, perenungan yg luhur adalah merenungkan setiap objek sebagaimana mereka muncul, jadi tidak lagi dibutuhkan utk kembali ke objek semula (pertama). Perenungan seyogyanya dilaksanakan setiap saat dari melihat, mendenger, mencium, membau, mengecap rasa, mengetahui sentuhan jasmani, berpikir, bergagasan dst sesuai dg urutan kemunculan mereka.

Saudara Tesla yang baik,

Saya tak akan menanggapi hal ini, karena jelas sekali saudara tidak menyimak dan mempelajari apa yang saya tulis dan saudara selalu berusaha menyama-nyamakan metode Mahasi dengan metode campur sari yang saudara anut.

Bagai seseorang yang mengenakan kacamata biru, maka semua yang dilihatnya nampak biru atau mengandung warna biru...

Quote
Quote from: fabian c
Ya... pada waktu konsentrasinya telah kuat maka perhatian terus memperhatikan "gerakan" kembung kempis yang timbul tenggelam 1 jam, 2 jam, 3 jam atau lebih...
sepertinya rekan fabian tercampur dg metoda Pa Auk Sayadaw nih, apalagi baru siap ikut retret 2 bulan... yg mana memperhatikan nafas (melalui gerakan perut) secara terus menerus :)

_/\_

Yang saya lihat malah terbalik, nampaknya saudara sendiri yang berusaha mencampur adukkan dan menyama-nyamakan MMD yang saudara anut dengan meditasi metode Mahasi Sayadaw

Kapan dan dimana saya pernah mengatakan melatih metode Pa Auk Sayadaw kita memperhatikan kembung kempis perut?  :) Bila melatih suatu metode, lupakan metode lain dan adopsi sepenuhnya metode tersebut, jadi dengan kata lain:
-bila melatih metode Mahasi Sayadaw lupakan meditasi yang lain laksanakan sesuai petunjuk, (umpamanya perhatikan kembang kempis perut dsbnya)
- Bila melatih metode Pa Auk Sayadaw lakukan sepenuhnya metode anapanasati, lakukan sepenuhnya petunjuk yang diberikan oleh guru pembimbing (misalnya perhatikan keluar masuk-nafas di hidung)

sukhi hotu

 _/\_

Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 20 March 2009, 11:48:09 AM
Saudara Tesla yang baik,

Saya tak akan menanggapi hal ini, karena jelas sekali saudara tidak menyimak dan mempelajari apa yang saya tulis dan saudara selalu berusaha menyama-nyamakan metode Mahasi dengan metode campur sari yang saudara anut.

Bagai seseorang yang mengenakan kacamata biru, maka semua yang dilihatnya nampak biru atau mengandung warna biru...

_/\_

yg saya tulis adalah tuntunan Mahasi Sayadaw dari ebook yg ada di website DhammaCitta :)
saya hanya membantu meringkaskan point2 penting & mempostkan disini. Jika ingin lengkapnya silahkan download ebook tsb dan baca sendiri.

Quote
Yang saya lihat malah terbalik, nampaknya saudara sendiri yang berusaha mencampur adukkan dan menyama-nyamakan MMD yang saudara anut dengan meditasi metode Mahasi Sayadaw

Kapan dan dimana saya pernah mengatakan melatih metode Pa Auk Sayadaw kita memperhatikan kembung kempis perut?  :) Bila melatih suatu metode, lupakan metode lain dan adopsi sepenuhnya metode tersebut, jadi dengan kata lain:
-bila melatih metode Mahasi Sayadaw lupakan meditasi yang lain laksanakan sesuai petunjuk, (umpamanya perhatikan kembang kempis perut dsbnya)
- Bila melatih metode Pa Auk Sayadaw lakukan sepenuhnya metode anapanasati, lakukan sepenuhnya petunjuk yang diberikan oleh guru pembimbing (misalnya perhatikan keluar masuk-nafas di hidung)
point saya bukan letak objeknya, apakah perut atau di hidung, namun metoda dimana perhatian yg menetap pada 1 titik, mis: hidung ataupun perut selama 1,2,3 jam atau lebih adalah tuntunan Pa Auk Sayadaw.

sedangkan pada tuntunan Mahasi Sayadaw, dapat dibaca sendiri pada ebook yg saya maksud. kalimat lengkapnya saya postkan disini demi kepentingan pembaca yg lain :)

...Di dalam merealisasi kondisi perenungan yg luhur yg memungkinkan utk merenungkan setiap objek sebagaimana mereka muncul, maka tidak dibutuhkan kembali semuanya utk kembali ke objek utama dan pertama. Perenungan seyogyanya dilaksanakan dari setiap saat dari melihat, mendengar, mencium bau, mengecap rasa, mengetahui sentuhan jasmani, berpikir, bergagasan dan seterusnya sesuai urutan kemunculan mereka...

Quote
Yang saya lihat malah terbalik, nampaknya saudara sendiri yang berusaha mencampur adukkan dan menyama-nyamakan MMD yang saudara anut dengan meditasi metode Mahasi Sayadaw
yah, utk pemeditasi yg ingin serius, sebaiknya membaca tuntunan Mahasi Sayadaw sendiri daripada membaca diskusi ini :))

sedikit promosi, yg di DhammaCitta dapat di download di sini: Purpose of Practising Kammatthana Meditation (http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/meditasi/kammatthana.pdf)

with metta,
:lotus:
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: fabian c on 20 March 2009, 02:24:51 PM
Saudara Tesla yang baik,

Saya tak akan menanggapi hal ini, karena jelas sekali saudara tidak menyimak dan mempelajari apa yang saya tulis dan saudara selalu berusaha menyama-nyamakan metode Mahasi dengan metode campur sari yang saudara anut.

Bagai seseorang yang mengenakan kacamata biru, maka semua yang dilihatnya nampak biru atau mengandung warna biru...

_/\_

yg saya tulis adalah tuntunan Mahasi Sayadaw dari ebook yg ada di website DhammaCitta :)
saya hanya membantu meringkaskan point2 penting & mempostkan disini. Jika ingin lengkapnya silahkan download ebook tsb dan baca sendiri.

Quote
Yang saya lihat malah terbalik, nampaknya saudara sendiri yang berusaha mencampur adukkan dan menyama-nyamakan MMD yang saudara anut dengan meditasi metode Mahasi Sayadaw

Kapan dan dimana saya pernah mengatakan melatih metode Pa Auk Sayadaw kita memperhatikan kembung kempis perut?  :) Bila melatih suatu metode, lupakan metode lain dan adopsi sepenuhnya metode tersebut, jadi dengan kata lain:
-bila melatih metode Mahasi Sayadaw lupakan meditasi yang lain laksanakan sesuai petunjuk, (umpamanya perhatikan kembang kempis perut dsbnya)
- Bila melatih metode Pa Auk Sayadaw lakukan sepenuhnya metode anapanasati, lakukan sepenuhnya petunjuk yang diberikan oleh guru pembimbing (misalnya perhatikan keluar masuk-nafas di hidung)
point saya bukan letak objeknya, apakah perut atau di hidung, namun metoda dimana perhatian yg menetap pada 1 titik, mis: hidung ataupun perut selama 1,2,3 jam atau lebih adalah tuntunan Pa Auk Sayadaw.

sedangkan pada tuntunan Mahasi Sayadaw, dapat dibaca sendiri pada ebook yg saya maksud. kalimat lengkapnya saya postkan disini demi kepentingan pembaca yg lain :)

...Di dalam merealisasi kondisi perenungan yg luhur yg memungkinkan utk merenungkan setiap objek sebagaimana mereka muncul, maka tidak dibutuhkan kembali semuanya utk kembali ke objek utama dan pertama. Perenungan seyogyanya dilaksanakan dari setiap saat dari melihat, mendengar, mencium bau, mengecap rasa, mengetahui sentuhan jasmani, berpikir, bergagasan dan seterusnya sesuai urutan kemunculan mereka...

Quote
Yang saya lihat malah terbalik, nampaknya saudara sendiri yang berusaha mencampur adukkan dan menyama-nyamakan MMD yang saudara anut dengan meditasi metode Mahasi Sayadaw
yah, utk pemeditasi yg ingin serius, sebaiknya membaca tuntunan Mahasi Sayadaw sendiri daripada membaca diskusi ini :))

sedikit promosi, yg di DhammaCitta dapat di download di sini: Purpose of Practising Kammatthana Meditation (http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/meditasi/kammatthana.pdf)

with metta,
:lotus:
Saudara Tesla yang baik,

Hal 29  bab 6 baris ke 10, e-book yang anda bilang:"Purpose of Practising Kammatthana Meditation" :

Sementara itu dalam Vipassana Kamatthana, perenungan juga harus dilakukan terhadap faktor batin yang mengembara itu, setelah perenungan dengan cara ini, maka perenungan seyogyanya dikembalikan kepada objek naik-turun seperti semula. Ini adalah salah satu butir-butir perbedaan antara samatha bhavana dengan vipassana bhavana dalam hal mengatasi rintangan batin (nivarana)

Terus berusaha untuk mendistorsi ajaran Mahasi Sayadaw... nggak capek ya...?  Lain kali bila ingin berbicara sesuatu, kita harus mendalami terlebih dahulu apa yang kita bicarakan... 

Masih melihat meditasi Mahasi Sayadaw dengan kacamata MMD ya...?  :)

Sukhi hotu,

 _/\_

Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 20 March 2009, 03:16:06 PM
Saudara Tesla yang baik,

Hal 29  bab 6 baris ke 10, e-book yang anda bilang:"Purpose of Practising Kammatthana Meditation" :

Sementara itu dalam Vipassana Kamatthana, perenungan juga harus dilakukan terhadap faktor batin yang mengembara itu, setelah perenungan dengan cara ini, maka perenungan seyogyanya dikembalikan kepada objek naik-turun seperti semula. Ini adalah salah satu butir-butir perbedaan antara samatha bhavana dengan vipassana bhavana dalam hal mengatasi rintangan batin (nivarana)

rekan fabian yg baik,
pada awal latihan metoda Mahasi Sayadaw, memang perhatian dikembalikan pada objek semula. namun berikutnya, tidak dibutuhkan kembali ke objek semula.

Quote
Terus berusaha untuk mendistorsi ajaran Mahasi Sayadaw... nggak capek ya...?  Lain kali bila ingin berbicara sesuatu, kita harus mendalami terlebih dahulu apa yang kita bicarakan... 
saya hanya menulis kembali apa yg tertulis di ebook itu.
yg saya tulis jelas ada di halaman 27:
...Di dalam merealisasi kondisi perenungan yg luhur yg memungkinkan utk merenungkan setiap objek sebagaimana mereka muncul, maka tidak dibutuhkan kembali semuanya utk kembali ke objek utama dan pertama. Perenungan seyogyanya dilaksanakan dari setiap saat dari melihat, mendengar, mencium bau, mengecap rasa, mengetahui sentuhan jasmani, berpikir, bergagasan dan seterusnya sesuai urutan kemunculan mereka...

kemudian di halaman 37:
...Dilanjutkan dg perenungan atas objek-objek dg keseimbangan bathin --- hanya memperhatikan objek tanpa larut dalam kesenangan & ketidaksenangannya. Perenungan ini begitu damai dan tanpa upaya khusus saat itu dan dilanjutkan dg mengetahui objek-objek begitu otomatis & dpt berlangsung hingga 1,2,3 jam bahkan lebih, tanpa lelah & bosan.

anjuran anda utk mendalami berlaku utk saya, anda & semua orang :)
yg jelas, sayapun menganjurkan orang lain membaca ebook itu secara menyeluruh daripada membaca diskusi ini (yg isinya cuma pandangan dari kacamata fabian c & tesla). tidak efisien jika memposting seluruh isi buku ke sini, namun saya sadar akan kemungkinan orang lain mengatakan saya hanya mengambil bagian2 yg mendukung pernyataan saya dan membuang yg lain... maka sejak semula saya menganjurkan orang lain utk membaca buku tsb sendiri. [Download (http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/meditasi/kammatthana.pdf)]

Quote
Masih melihat meditasi Mahasi Sayadaw dengan kacamata MMD ya...?  :)
cuma serangan pribadi tak berdasar dari seorang pemeditator senior... menyedihkan

_/\_

Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: fabian c on 20 March 2009, 04:59:31 PM
Quote
Saudara Tesla yang baik,

Hal 29  bab 6 baris ke 10, e-book yang anda bilang:"Purpose of Practising Kammatthana Meditation" :

Sementara itu dalam Vipassana Kamatthana, perenungan juga harus dilakukan terhadap faktor batin yang mengembara itu, setelah perenungan dengan cara ini, maka perenungan seyogyanya dikembalikan kepada objek naik-turun seperti semula. Ini adalah salah satu butir-butir perbedaan antara samatha bhavana dengan vipassana bhavana dalam hal mengatasi rintangan batin (nivarana)

rekan fabian yg baik,
pada awal latihan metoda Mahasi Sayadaw, memang perhatian dikembalikan pada objek semula. namun berikutnya, tidak dibutuhkan kembali ke objek semula.

Saudara Tesla yang baik,

Yang kita bicarakan awal latihan atau tingkat advance?,

Quote
Quote
Terus berusaha untuk mendistorsi ajaran Mahasi Sayadaw... nggak capek ya...?  Lain kali bila ingin berbicara sesuatu, kita harus mendalami terlebih dahulu apa yang kita bicarakan... 
saya hanya menulis kembali apa yg tertulis di ebook itu.
yg saya tulis jelas ada di halaman 27:
...Di dalam merealisasi kondisi perenungan yg luhur yg memungkinkan utk merenungkan setiap objek sebagaimana mereka muncul, maka tidak dibutuhkan kembali semuanya utk kembali ke objek utama dan pertama. Perenungan seyogyanya dilaksanakan dari setiap saat dari melihat, mendengar, mencium bau, mengecap rasa, mengetahui sentuhan jasmani, berpikir, bergagasan dan seterusnya sesuai urutan kemunculan mereka...

 :) Ini yang disebut meditasi pada daily activities (meditasi pada waktu melakukan kegiatan sehari-hari), karena memang daily activities tidak memiliki objek utama, umpamanya pada waktu makan, mandi dsbnya...

Itulah sebabnya saya katakan mendalami sesuatu sebelum memberi komentar... Apakah saudara Tesla pernah ikut meditasi Mahasi Sayadaw? Belum kan?

Quote
kemudian di halaman 37:
...Dilanjutkan dg perenungan atas objek-objek dg keseimbangan bathin --- hanya memperhatikan objek tanpa larut dalam kesenangan & ketidaksenangannya. Perenungan ini begitu damai dan tanpa upaya khusus saat itu dan dilanjutkan dg mengetahui objek-objek begitu otomatis & dpt berlangsung hingga 1,2,3 jam bahkan lebih, tanpa lelah & bosan.

Diatas sudah saya katakan apakah kita membahas tingkat awal atau tingkat advance? Saudara mengutip keadaan batin mereka yang telah mencapai Patisankha Nyana yang merupakan tingkat advance...  :)

Quote
anjuran anda utk mendalami berlaku utk saya, anda & semua orang :)
yg jelas, sayapun menganjurkan orang lain membaca ebook itu secara menyeluruh daripada membaca diskusi ini (yg isinya cuma pandangan dari kacamata fabian c & tesla). tidak efisien jika memposting seluruh isi buku ke sini, namun saya sadar akan kemungkinan orang lain mengatakan saya hanya mengambil bagian2 yg mendukung pernyataan saya dan membuang yg lain... maka sejak semula saya menganjurkan orang lain utk membaca buku tsb sendiri. [Download (http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/meditasi/kammatthana.pdf)]

Menganjurkan orang lain membaca buku itu baik, lebih baik lagi bila menyelami dengan berlatih, jadi mengerti dengan benar isi buku itu sehingga tidak mengambil kesimpulan berdasarkan kacamata sendiri. Saya bukan mengambil kesimpulan berdasarkan baca buku, tetapi berdasarkan praktek.
Quote
Quote
Masih melihat meditasi Mahasi Sayadaw dengan kacamata MMD ya...?  :)
cuma serangan pribadi tak berdasar dari seorang pemeditator senior... menyedihkan

_/\_

Berdasarkan yang saya ketahui metode MMD adalah persis dengan yang anda kutip:

...Di dalam merealisasi kondisi perenungan yg luhur yg memungkinkan utk merenungkan setiap objek sebagaimana mereka muncul, maka tidak dibutuhkan kembali semuanya utk kembali ke objek utama dan pertama. Perenungan seyogyanya dilaksanakan dari setiap saat dari melihat, mendengar, mencium bau, mengecap rasa, mengetahui sentuhan jasmani, berpikir, bergagasan dan seterusnya sesuai urutan kemunculan mereka... (tanpa objek utama....)

...Dilanjutkan dg perenungan atas objek-objek dg keseimbangan bathin --- hanya memperhatikan objek tanpa larut dalam kesenangan & ketidaksenangannya. Perenungan ini begitu damai dan tanpa upaya khusus saat itu dan dilanjutkan dg mengetahui objek-objek begitu otomatis & dpt berlangsung hingga 1,2,3 jam bahkan lebih, tanpa lelah & bosan... (keadaan pada Patisankha Nyana, nyana ke 10..)...

semua sesuai dengan kutip sana kutip sini MMD.... Saya kira jawaban saya cukup sampai disini, karena diskusi ini tak bermanfaat untuk anda dan juga hanya membuang waktu dan tenaga saya...

sukhi hotu

 _/\_
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 20 March 2009, 05:13:41 PM
Apakah saudara Tesla pernah ikut meditasi Mahasi Sayadaw? Belum kan?
saya rasa saya hanya perlu menjawab ini. yg lain tidak perlu dijawab lagi, krn bisa dilihat dari postingan anda sebelumnya yg berputar2.

jika anda tanya saya apakah saya pernah ikut "retret" Mahasi Sayadaw, maka jawaban saya adalah belum. namun apakah saya pernah melaksanakan tuntunan meditasi Mahasi Sayadaw, jawaban saya adalah sudah.

dg keyakinan anda menyatakan saya "belum pernah", saya yakin yg anda maksud adalah retret. yah dari pandangan saya, jika anda berpikir mengikuti retret itu memiliki sesuatu yg menjadikan anda lebih dibanding orang yg tidak pernah ikut retret, itu terserah anda. saya tidak berpandangan demikian. meditasi seseorang tidak ditandai dg ia ikut retret atau dia udah tapa di hutan berapa tahun, dia berguru sama guru ternama yg mana :)

Quote
Berdasarkan yang saya ketahui metode MMD adalah persis dengan yang anda kutip:

...Di dalam merealisasi kondisi perenungan yg luhur yg memungkinkan utk merenungkan setiap objek sebagaimana mereka muncul, maka tidak dibutuhkan kembali semuanya utk kembali ke objek utama dan pertama. Perenungan seyogyanya dilaksanakan dari setiap saat dari melihat, mendengar, mencium bau, mengecap rasa, mengetahui sentuhan jasmani, berpikir, bergagasan dan seterusnya sesuai urutan kemunculan mereka... (tanpa objek utama....)

...Dilanjutkan dg perenungan atas objek-objek dg keseimbangan bathin --- hanya memperhatikan objek tanpa larut dalam kesenangan & ketidaksenangannya. Perenungan ini begitu damai dan tanpa upaya khusus saat itu dan dilanjutkan dg mengetahui objek-objek begitu otomatis & dpt berlangsung hingga 1,2,3 jam bahkan lebih, tanpa lelah & bosan... (keadaan pada Patisankha Nyana, nyana ke 10..)...

semua sesuai dengan kutip sana kutip sini MMD....
semua yg saya kutip berasal dari buku tuntunan metoda Mahasi, tidak berasal dari tuntunan metoda MMD ataupun metoda lain. mengenai pandangan bahwa saya kutip yg berguna utk memperkuat posisi MMD, itu terserah anda saja. haha :)
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: hendrako on 22 March 2009, 12:28:21 AM
[at]  atas,

so, tidak hanya Jhana yang "mengandung" bahaya, pandangan terang pun ada bahayanya. Sebagaimana yang sering dikhotbahkan Ajahn Chah, "tidak melekat".

Memasuki Kota

Beberapa orang bingung karena dewasa ini terdapat begitu banyak guru dan sistem meditasi. Akan tetapi, ini ibaratmemasuki sebuah kota dari arah berlainan. Apakah Anda berjalan mengikuti arah ini atau itu, cepat atau lambat, sama saja semuanya. Seringkali, berbagai sistem meditasi hanya berbeda dari tampak luarnya saja. Ada satu hal penting yang harus dicapai oleh latihan yang baik - Ketidakmelekatan. Pada akhirnya, Anda harus melepaskan semua sistem meditasi itu, bahkan gurunya sekalipun. Jika suatu sistem menuntun Anda menuju sikap melepaskan, tidak melekat, itulah latihan yang benar.

dari: Ajahn Chah, Sebatang Pohon di Tengah Hutan, hal. 177, Karaniya

benar sekali, latihan yg baik adalah Ketidakmelekatan.

menurut saya, meditasi pandangan terang (vipassana) dari awal sampai timbulnya nana2 (pengetahuan) memang dapat berupa metoda yg dilekati, namun setelah pengetahuan akan hakikat sesungguhnya setiap hal di dunia ini --- dukkha, anicca & anatta --- timbul, disitu akan muncul ketidakmelekatan. dan bagi saya, vipassana itu justru terjadi setelah pandangan tentang hakikat sesungguhnya muncul... sebelum itu, bagi saya belum vipassana. Jadi vipassana bagi saya tidak akan menghasilkan kemelekatan...

dalam hal ini saya memang berbeda pandangan dg Mahasi Sayadaw, dimana dalam metodanya, nana (nyana) --- Pandangan tajam thd tilakkhana tanpa halangan --- justru merupakan suatu kilesa (no.7).

Ajahn Chah pada sisi lain menegaskan yg berbahaya pada samadhi itu adalah jhana. ini kutipannya:

Quote
Samadhi is capable of bringing much harm or much benefit to the meditator, you can't say it brings only one or the other. For one who has no wisdom it is harmful, but for one who has wisdom it can bring real benefit, it can lead him to Insight.

That which can be most harmful to the meditator is Absorption Samadhi (Jhana), the samadhi with deep, sustained calm. This samadhi brings great peace. Where there is peace, there is happiness. When there is happiness, attachment and clinging to that happiness arise. The meditator doesn't want to contemplate anything else, he just wants to indulge in that pleasant feeling. When we have been practicing for a long time we may become adept at entering this samadhi very quickly. As soon as we start to note our meditation object, the mind enters calm, and we don't want to come out to investigate anything. We just get stuck on that happiness. This is a danger to one who is practicing meditation.

dan disisi lain, kalimat Ajahn Chah ini saya interpretasikan sebagai vipassana tidak akan berbahaya. mungkin akan ada interpretasi berbeda dari orang lain :)

Quote
So, there can be right samadhi and wrong samadhi. Wrong samadhi is where the mind enters calm and there's no awareness at all. One could sit for two hours or even all day but the mind doesn't know where it's been or what's happened. It doesn't know anything. There is calm, but that's all. It's like a well-sharpened knife which we don't bother to put to any use. This is a deluded type of calm, because there is not much self-awareness. The meditator may think he has reached the ultimate already, so he doesn't bother to look for anything else. Samadhi can be an enemy at this level. Wisdom cannot arise because there is no awareness of right and wrong.

With right samadhi, no matter what level of calm is reached, there is awareness. There is full mindfulness and clear comprehension. This is the samadhi which can give rise to wisdom, one cannot get lost in it. Practitioners should understand this well. You can't do without this awareness, it must be present from beginning to end. This kind of samadhi has no danger.

_/\_

Lihat yg saya bold ungu pada quote, itu berlaku untuk ketenangan dan pandangan terang :)

Tentang bahaya kemelekatan terhadap hasil Vipassana/pandangan terang dari Ajahn Chah dapat dilihat pada kutipan sbb:

"Atau mungkin suatu Vipassanu! Yakni suatu kekotoran batin yang amat halus, berupa keterikatan pada hasil-hasil meditasi. Kekotoran batin ini timbul karena seseorang begitu ingin memperoleh sesuatu dari latihannya. Ada yang mengembangkan kebaikan dan kemudian terikat padanya, ada yang mengembangkan kesucian lalu terikat pula, atau mengembangkan pengetahuan dan terikat pada pengetahuan itu. Keterikatan pada hasil positif meditasi ini disebut Vipassanu, kebijaksanaan yang terkotori dan akan menghambat latihan kita.

Jadi apabila anda hendak mengembangkan Vipassana, berhati-hatilah! Waspadalah terhadap Vipassanu, karena keduanya begitu dekat dan sukar dibedakan. Tapi dengan pandangan benar kita dapat melihat mereka dengan jelas. Apabila ia Vipassanu, penderitaan akan muncul sebagai akibatnya. Tapi jika itu Vipassana, penderitaan tidak akan muncul, yang ada hanya ketenangan. Baik kebahagiaan maupun penderitaan berhasil dijinakkan. Hal itu dapat anda saksikan sendiri."

 





Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: hendrako on 22 March 2009, 01:08:11 AM
Quote
So, there can be right samadhi and wrong samadhi. Wrong samadhi is where the mind enters calm and there's no awareness at all. One could sit for two hours or even all day but the mind doesn't know where it's been or what's happened. It doesn't know anything. There is calm, but that's all. It's like a well-sharpened knife which we don't bother to put to any use. This is a deluded type of calm, because there is not much self-awareness. The meditator may think he has reached the ultimate already, so he doesn't bother to look for anything else. Samadhi can be an enemy at this level. Wisdom cannot arise because there is no awareness of right and wrong.

With right samadhi, no matter what level of calm is reached, there is awareness. There is full mindfulness and clear comprehension. This is the samadhi which can give rise to wisdom, one cannot get lost in it. Practitioners should understand this well. You can't do without this awareness, it must be present from beginning to end. This kind of samadhi has no danger.

_/\_
[/quote]

Interpretasi saya terhadap yg dibold ungu adalah, apabila meditasi HANYA untuk Jhana, maka tidak ada gunanya. Namun apabila memiliki Jhana dan menggunakannya untuk memulai Vipassana, maka akan sangat berguna. Sebagaimana perumpamaan yang diberikan oleh Ajahn Chah bahwa Jhana seperti pisau tajam, apabila tidak digunakan tidak berguna, namun apabila digunakan (dengan bijaksana) maka tentulah akan sangat efektif untuk memotong.

Namun jangan disalah-artikan  bahwa saya menyarankan HARUS mencapai Jhana terlebih dahulu didalam Bhavana, tidak... tidak....
Karena (mengacu pada metode Mahasi Sayadaw) memang dimungkinkan untuk ber-vipassana tanpa mendapat Jhana terlebih dahulu, yaitu dengan tingkat konsentasi dibawahnya.

Alasan utama metode Mahasi Sayadaw yang terkesan "direct Vipassana" (sebutan ini menurut saya tidak tepat), adalah untuk memotong sakayaditthi yang merupakan syarat seorang Sotapanna, di dalam prosesnya tidak harus mencapai Jhana. Sementara kebanyakan manusia tidak mengetahui batas umur kehidupan sekarang, maka beliau menganjurkan melakukan vipassana tanpa harus masuk ke dalam Jhana terlebih dahulu, sehingga kepastian mencapai kesucian maksimal 7 kali kehidupan, tercapai pada kehidupan ini.

Mahasi Sayadaw sendiri tidak anti Jhana, lihat kutipan berikut,

"Jika mungkin untuk melakukan Vipassana Bhavana tanpa membuat gerakan dan mengubah sikap, Samadhi biasanya akan mudah tercapai. Setelah Samadhi tercapai maka Vipassana nana dapat dikembangkan. Jika Vipassana bhavana dilatih setelah Jhana Samadhi tercapai maka Vipassana nana dapat dicapai dengan mudah.

dari: Khotbah Vipassana (meditasi pandangan terang), Mahasi Sayadaw, Lembaga Satipathana Indonesia.

Jadi, tinggal masing2 meditator berefleksi, apabila berkemampuan untuk mendapatkan Jhana, mengapa tidak?, dan apabila sangat sulit masuk ke dalam Jhana, silakan mencoba masuk ke Vipassana, namun dengan tingkatan konsentrasi tertentu juga tentunya, hanya saja tidak setinggi Jhana.

Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: tesla on 22 March 2009, 08:38:03 AM
Quote
Alasan utama metode Mahasi Sayadaw yang terkesan "direct Vipassana" (sebutan ini menurut saya tidak tepat), adalah untuk memotong sakayaditthi yang merupakan syarat seorang Sotapanna, di dalam prosesnya tidak harus mencapai Jhana. Sementara kebanyakan manusia tidak mengetahui batas umur kehidupan sekarang, maka beliau menganjurkan melakukan vipassana tanpa harus masuk ke dalam Jhana terlebih dahulu, sehingga kepastian mencapai kesucian maksimal 7 kali kehidupan, tercapai pada kehidupan ini.
saya sependapat, umur kehidupan manusia sangat terbatas :)

Quote
Mahasi Sayadaw sendiri tidak anti Jhana, lihat kutipan berikut,
tentu saja, bahkan Ajahn Chah & Ajahn Buddhadasa juga tidak anti jhana. hanya saja, mereka menyampaikan bahwa ada bahaya dalam jhana agar pemeditator lain dapat menyadari & menghindari bahaya itu :)

Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: bond on 22 March 2009, 09:50:10 AM
Tidak hanya dalam jhana ada bahaya, dalam vipasanna juga ada, kalau tidak ada wisdom yg baik dan pondasi yg benar.   :D
Title: Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
Post by: Gwi Cool on 26 November 2017, 09:03:51 AM
Setahu saya meditasi Vipassana untuk memunculkan sang Jalan.
Pada saat momen sang Jalan maka itu tidak lagi disebut vipassana, tetapi sudah sang Jalan.

Kemudian sang jalan dikembangkan hingga 4 jalan (3 jalan berikutnya), 4 buah, dan Nibbana.

Vippasana adalah titik awalnya. Vipassana itu tujuannya untuk melihat Dhamma, melihat segala sesuatu apa adanya, melihat tilakkhana, menembus Empat Kesunyatan Mulia pada momen memasuki-arus. atau dengan kata lain, untuk memperoleh "Mata-Dhamma = menjadi Pemasuk-arus".

Sebelum memasuki-arus maka ia hanya dikatakan "melatih vipassana". Ketika memasuki-arus, tidak lagi disebut vipassana, tetapi sang Jalan. Vipassana untuk membuka sang Jalan.

Vipassana hanya untuk membuka Pandangan Benar lokuttara = menghancurkan 3 belenggu.
Ketika terbuka maka sudah memasuki sang Jalan. Sang Jalanlah yang akan dikembangkan. Dalam pengembangan sang Jalan, itu tidak lagi disebut vipassana, tetapi sang Jalan.

Ketika seseorang menjadi Arahat, ia memang menggunakan vipassana, tetapi itu sebelumnya, ketika memasuki-arus. Arahat dikembangkan melalui "sang Jalan" atau "Buah dari sang Jalan".
Oleh karena itu, seseorang tidak mungkin menjadi Arahat kalau sebelumnya belum memasuki-arus. Semua Arahat mulai dari Yang Mulia Anna Konddanna (dan lima bhikkhu pertama), dua siswa utama, dan bhikku manapun, semuanya berawal dari memasuki-arus kemudian Arahat (atau setahap demi setahap).

Bahkan dikatakan, Sang Buddha juga (terlebih dulu) memasuki-arus kemudian mencapai Arahat. Dikatakan pula, Sang Buddha memasuki-arus (tanpa-jeda) langsung mencapai Arahat.

Setahu saya seperti ini.


Catatan:
Sang Jalan (magga) = Sotapanna magga, Sakadagami magga, Anagami magga, dan Arahat magga.
Buah (phala) dari sang Jalan = sotapanna phala, Sakadagami phala, Anagami phala, Arahat phala