Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Topik Buddhisme => Buddhisme dengan Agama, Kepercayaan, Tradisi dan Filsafat Lain => Topic started by: JackDaniel on 02 April 2008, 08:18:04 PM

Title: Kesaksian
Post by: JackDaniel on 02 April 2008, 08:18:04 PM
PEMBELOT DEWI KWAN IM
Taipak dan guru Yoga : Eddy Tatimu
(Seperti dikisahkan Bpk. Eddy Tatimu kepada Kabar Baik)
 
Silat! Ya, sifat dan karakter hidupku dibentuk oleh buku-buku silat Cina yang baca. Begitu banyak. Buku-buku silat Tiongkok seperti Chi Yung atau Kho Ping Ho itu mengandung ilmu yang sangat tinggi.
Begitu asyiknya saya membaca, sehingga menjiwai saya bahkan menguasai roh saya. Pendeknya buku silat itu seperti belahan jiwa saya. Kalau dapat saya katakan, buku-buku yang saya baca seperti memiliki roh. Betapa tidak, tiap kali membaca, roh saya seperti tenggelam dalam cerita buku silat itu.
 
Sejak usia 16 tahun.
Sejak kecil saya sudah terbiasa dengan buku-buku silat Cina. Sebenarnya kalau hanya sekedar baca tidak menjadi soal, sekedar untuk mengetahui. Tapi buku-buku itu mengajarkan sebuah ilmu atau beberapa ilmu, yaitu ilmu untuk menghilang, berjalan diatas bara api, disiram minyak mendidih dan anehnya saya ingin sekali mempelajari, menguasai dan mem-praktekan ilmu itu.
Untuk dapat menguasai ilmu-ilmu itu, ada beberapa syarat yang perlu dilakukan, seperti melakukan yoga, meditasi, membaca mantra-mantra dan permohonan doa kepada dewa-dewa.
Karena ingin menguasai ilmu, saya mulai belajar yoga dalam usia 16 tahun, masih remaja. Ini dimulai tahun 1964, yakni ketika saya masih duduk di kelas II SMA di Manado, Sulawesi Utara, tepatnya di sebuah Klenteng besar di kota Manado.
 
Dari keluarga Budha
Saya terlahir dari keluarga Budha. Saya lahir di kota Siau, Sangir Talaud, Sulawesi Utara, tanggal 06 Agustus 1948. Ayah bernama Ngo Gian Tiet, Ibu bernama Suantje Tatimu. Saya sendiri adalah anak ke-5 dari enam bersaudara. Kami semua dilahirkan dari keluarga Budha. Tetapi lama-lama kakak-kakak dan adik saya masuk kr****n, yaitu kr****n Pantekosta kecuali saya, tetap Budha, tentu saja bersama ke dua orang tua saya.
Meskipun saya bukan kr****n, mungkin saya lebih dahulu tahu, bahwa dewanya orang kr****n itu bernama Yesus. Soalnya saya juga mempunyai Alkitab, sebuah buku yang menulis lengkap tentang Yesus.
 
Dewi Kwan Im
Dewi Kwan Im lah tuhan saya. Dalam buku-buku silat yang saya baca, Dewi Kwan Im sangat di junjung tinggi. Saya menyembah Dewi Kwan Im sejak mulai belajar Yoga, yaitu usia 16 tahun. Dalam melakukan Yoga, ada satu hal yang sedikit menyiksa saya, yaitu selalu mengasingkan diri dari kesenangan para remaja seusia saya. Saya belajar Yoga pada guru terkenal. Yoga itu mengandung magic. Jadi dengan beryoga, artinya saya sudah berada di arena magic. Saya tidak pernah menyadari itu sebelumnya. Setelah ilmu yoga telah saya kuasai, akhirnya saya sendiri mempunyai murid 40 ¡V 50 orang.
 
Mendalami ilmu
Setelah menguasai yoga, dan kemudian menjadi guru yoga, tahun 1973, dari Budha saya pindah agama To (Tao). To itu adalah satu dari Sam Kau atau Try Dharma.
Yang dimaksud dengan Sam Kau atau Try Dharma, yaitu tiga agama yang masih dalam satu aliran, masing-masing adalah : Agama Budha, Kong Hu Cu dan To.
Untuk lebih jelas, Sam Kau ini dapat dirinci sebagai berikut.
Budha, agama yang mengajarkan tentang cinta kasih, seperti mengasihi sesama, musuh, binatang termasuk semut.
Kong Hu Cu, merupakan agama yang mengajarkan tentang moral, etika, tata krama dan kedisiplinan.
To, adalah agama yang mengajarkan tentang power, kehebatan atau mujizat, ilmu-ilmu sakti, termasuk magic, gaib dll.
Kalau seseorang beragama Kong Hu Cu, pasti dia tahu tentang Budha dan sebaliknya. Penganut agama To, juga tahu tentang Budha dan Kong Hu Cu. Tapi Budha dan Kong Hu Cu tidak akan pernah tahu tentang To, kalau mereka tidak mengkhususkan diri untuk mempelajarinya.
Dalam usia 16 saya sudah masuk agama To, dengan tujuan untuk menguasai ilmu-ilmu diatas. Dalam agama To ini, mau tidak mau kita harus melibatkan diri dalam dunia roh, dan itu sudah saya lakukan sejak tahun 1973.
Tidak mudah mengikuti agama ini. Sejak 1973, setiap malam saya harus meditasi selama 2 jam. Itu saya lakukan selama 20 tahun dan tiada malam tanpa semedi. Tiap jam 00.00 saya mulai semedi sampai jam 02.00 dini hari. Pada saat-saat tertentu saya juga bermeditasi di siang hari. Ada bermacam-macam cara untuk bermeditasi. Sering di tempat sepi, seperti tengah malam. Tapi sering juga di tempat ramai, misalnya semedi sambil menyetel televisi keras-keras. Ini maksudnya untuk melatih konsentrasi.
 
Mengosongkan diri
Dalam kitab Tao Te King, tujuan orang bermeditasi adalah mengosongkan diri. Maksudnya, tidak ada beban yang memberatkan hati dan pikiran. Bila pengosongan diri telah terjadi, kekuatan itu akan datang. Dalam kekosongan itu kita kuat. Kekosongan itu sebenarnya inti dari meditasi.
Dalam kitab Tao Te King, kita juga dilarang untuk makan daging, berhubungan seks atau hura-hura. Kita hanya boleh makan nasi, sayur atau buah. Bahkan saat-saat tertentu harus bertapa/puasa.
Di usia remaja, saya menjadi manusia alim. Waktu saya hanya habis di Klenteng, meditasi, bertapa dan belajar hal-hal yang bersifat religius. Di samping itu saya juga tetap aktif bersekolah sampai kuliah.
 
Berhubungan dengan roh
Pada tingkat ilmu tertentu, saya sudah dapat berkomunikasi dengan roh-roh. Tidak hanya sekedar komunikasi, bahkan roh-roh itu ada dalam kuasa saya. Saya dapat mengendalikan mereka.
Saya suruh satu-dua roh untuk pergi bergelantungan di tubuh seseorang, sampai orang itu merasakan kesakitan. Kalau saya mau sampai ia jatuh sakit, bahkan mati. Tapi sampai tingkat jatuh sakit tidak pernah saya lakukan. Melihat roh-roh itu bisa tunduk sudah merupakan suatu kebanggaan. Jadi berhubungan dengan dunia roh itu adalah hal biasa. Dan saya kira setiap taipak atau paranormal, berhubungan dengan dunia roh/gaib adalah kegiatan sehari-hari.
 
Berjalan diatas bara api
Untuk masa kini, melihat orang berjalan di atas bara api, bukan lagi tontonan baru. Tapi pada tahun-tahun 70-an sampai 80-an, melihat orang berjalan diatas bara api masih merupakan tontonan yang mendebarkan.
Itulah yang saya lakukan. Apa yang saya baca dibuku-buku silat Cina dulu, kini saya mempraktekan sendiri. Saya berjalan-jalan dengan bebas di atas bara api.
Bara itu ditaruh di wadah sepanjang 5 meter dengan ketebalan bara kira-kira 20 cm. Kalau diinjak, pergelangan kaki akan masuk seluruhnya. Bagaimana saya bisa melakukannya tanpa merasa kepanasan? Itulah ke-saktiannya. Roh-roh itu sangat berperan di sini. Sebelum bara di injak, saya cabut kekuatan api atau panasnya api. Ini berkat bantuan roh-roh tadi.
Di hari-hari raya China, biasanya pertunjukan seperti ini diadakan 25 tahun sekali. Tapi saya dan teman-teman dapat melakukannya tiap hari. Kami anggap itu adalah main-main saja, seperti anak-anak bermain petak umpet.
 
Disiram minyak mendidih
Hampir sama seperti berjalan di atas api. Disiram minyak mendidih, badan saya tidak melepuh. Dihadapan orang, memang nampak minyak itu panas. Tapi mereka tidak tahu, sebelum minyak panas disiramkan, panasnya minyak sudah saya cabut.
Memang ngeri bagi orang lain. Tapi ini merupakan permainan yang menyenangkan.
Apalagi pengalaman saya dalam 20 tahun menjadi pengikut Dewi Kwan Im? Masih ada. Saya bisa raib. Orang tidak dapat melihat saya, meskipun saya ada di antara mereka. Selain itu, saya juga bisa memanggil seseorang secara diam-diam dan orang itu akan datang pada saya secara diam-diam pula. Kalau saya berdiri 50 meter di belakang Anda dan Anda tiba-tiba menoleh pada saya, ketahuilah, saya telah menyuruh satu roh untuk "menarik" kuping Anda ke samping, agar bisa melihat saya.
 
Im Yang
Inilah ilmu terakhir yang saya pelajari, bahkan saya "ciptakan" sendiri, yaitu Im Yang. Ilmu ini dapat dikatakan sangat berbahaya, kalau kita sengaja memanfaatkannya secara keliru. Im Yang bisa menolong orang, bisa juga membunuh orang.
Untuk menguasai Im Yang, saya harus mengumpulkan 12 tengkorak kepala anak kecil, 6 laki-laki dan 6 perempuan. Dan itu artinya saya harus menyantet 12 anak-anak, untuk memperoleh tengkorak mereka. Tetapi belum lagi ilmu itu terwujud, saya mengalami sesuatu yang mengubah seluruh sisa hidupku.
 
Dewa orang kr****n
Dalam sebuah buku Meditasi, disebutkan bahwa agama To, yaitu agama saya, memiliki banyak dewa. Selain Dewi Kwan Im, ada dewa yang bernama Goan Shie Thian Chun, Thai Sang Lo Khun dan Yo Ong Po Sat. Dewa-dewa ini adalah raja dibidangnya masing-masing.
Dalam buku meditasi itu ternyata ada nama Yesus. Yesus disana ditulis sebagai dewanya agama kr****n. Tidak banyak yang ditulis tentang Yesus, itu sebabnya saya menganggap Yesus itu tidak lebih hebat dari Dewi Kwan Im atau dewa-dewa lain tersebut diatas. Bahkan ketika saya membaca Alkitab, saya menjadi sangat benci dengan nama Yesus itu.
Dikatakan dalam buku Meditasi itu, kalau orang beragama Budha, Khong Hu Cu atau To, mereka boleh memanggil dewa-dewa tersebut diatas untuk meminta pertolongan. Tapi bagi yang beragama kr****n, dapat memanggil nama Yesus.
 
Papa sakit jantung
Tanggal 30 Nopember 1987, Papa saya mendadak sakit jantung dan segera dibawa ke Rumah Sakit Gunung Wenang Manado, langsung dimasukan ke Ruang Gawat Darurat (ICU) karena kondisinya sudah koma. Kalau orang normal, detakan jantungnya 70, tapi Papa 140.
Ada dua dokter yang menangani penyakit Papa. Begitu melihat angka 140 di layar monitor, dokter yang satu berkata, Papa tidak ada lagi harapan. Saya mulai takut, tapi saya tidak putus asa karena saya belum memanggil dewa-dewaku.
Dari 140, tiba-tiba naik secara mendadak menjadi 172. Dokter yang lain datang dan berkata, Papa dibawa pulang saja, apa saja yang Papa minta dituruti saja.
Tidak! Masih ada waktu bagiku untuk memanggil dewa-dewaku. Saya mundur beberapa langkah ke belakang dan bersemedi. Saya mengucapkan mantra-mantra, memanggil dewa Goan Shie Thian Chun. Dalam ilmu Cina yang saya pelajari, Goan Shie Thian Chun adalah raja ilmu. Saya minta dia, dengan segala ilmu yang kumiliki, agar dapat menolongku untuk menyembuhkan Papa. Tapi tiada jawaban.
Saya panggil dewa yang lain, yaitu Thai Sang Lo Kun. Dia adalah raja doa. Saya minta supaya dia menjawab doaku, yaitu menyembuhkan Papa. Tapi tidak ada tanggapan. Papa terkapar tak berdaya.
Dewa Yo Ong Po Sat adalah raja obat. Saya panggil nama Yo Ong Po Sat agar bertindak segera. Papa sedang gawat. Saya meditasi dengan berkeringat. Saya ucapkan mantra-mantra, tapi dewa yang kusanjung hanya membisu.
Terakhir saya panggil Dewi Kwan Im. Ini dewa terakhir yang menjadi tumpuan harapan. Setelah ini tidak ada lagi dewa yang saya miliki. Tapi sama saja dengan yang lain. Tidak ada reaksi. Detakan jantung Papa di layar mo-nitor masih tetap 172.
Saya heran. Ke mana perginya segala ilmu yang kupelajari selama 20 tahun menjadi pengikut Dewi Kwan Im? Mengapa dulu saya begitu sakti, namun kini kesaktian itu hilang?
Saya menangis. Saya kecewa, untuk apa 20 tahun saya menghabiskan banyak waktu di Klenteng untuk bersemedi, bertapa dan belajar bermacam-macam ilmu sakti? Bukankah dalam buku Bersemedi, kita boleh memanggil dewa yang sesuai dengan agama kita bila membutuhkan pertolongan?
Rasanya saya ingin memanggil nama Yesus, tapi Dia bukan dewa saya. Dia dewanya orang kr****n, lagi pula Yesus adalah dewa yang paling ku benci. Tidak mungkin aku memanggilNya, selain itu Yesus belum tentu lebih hebat dari Dewi Kwan Im.
Papa tergeletak bagaikan mayat. Apa lagi yang harus ku lakukan? Segala upaya telah dilakukan? Segala upaya telah dilakukan. Tapi angka 172 tak juga mau beranjak turun.
"Yesus", kataku tiba-tiba, "kalau Engkau mau menyembuhkan Papaku, aku mau menjadi pengikutMu" lanjutku. Aku kembali mendekati tempat tidur, dimana Papa tergeletak. Tak sengaja mataku terbelalak melihat kelayar monitor. Dari angka 172 mulai bergerak turun, 171, 170, 169, 168¡K.terus turun sampai 160. Turun lagi 150. Persis diangka 148, teriakan Papa mengejutkan semua yang ada di ruangan itu. "Aku hidup lagi¡¦, teriak Papa, sambil menggerakan tubuhnya, seolah ada sesuatu yang baru saja masuk ke dalam tubuh itu.
Mengapa Papa berkata "Aku hidup lagi" ? Apakah tadinya dia sudah mati? Saya tidak terlalu memperdulikan itu, sebab aku sendiri belum hilang dari rasa terkejut. Beberapa menit yang lalu aku masih memohon-mohon kepada dewa Goan, dewa Thai, Yo dan Dewi Kwan Im. Aku tidak menyangka secepat ini aku menjadi pengikut Yesus, sesuatu yang tak pernah terpikirkan kemarin, tadi pagi sampai sejam yang lalu. Secepat inikah aku beralih keyakinan? Apakah dewa-dewa itu tidak akan murka kalau aku membelot?
 
Dibaptis
Melihat Papa sudah sembuh, malam saya tidak bisa tidur. Bukan karena stress, tapi saya sangat bahagia, terkejut dan kagum sudah bercampur baur. Bagaimana mungkin saya menjadi kr****n hanya dalam sekejab.
Tiga minggu setelah mujizat di RS Gunung Wenang, Manado itu, saya memberi diri dibaptis (selam) di Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Manado.
Pengalaman yang menakjubkan ini setiap kali saya saksikan di gereja-gerja atau persekutuan doa, kapanpun saya sempat menyaksikannya.
Meskipun saya sibuk di kantor (Bapak Eddy Tatimu adalah Direktur PT. Innimexintra Jakarta- Red) tapi tiap kali ada undangan kebaktian, saya selalu sempatkan diri untuk menyaksikan kemurahan Tuhan pada saya ini. Tentu saja saya harus pandai ¡Vpandai mengatur waktu antara kerja dan pelayanan, supaya tidak ada pihak yang dirugikan.
Waktu saya terima Yesus, istri saya juga, Thio Mei Lin ikut terima Yesus, bersama dua anak kami, Stanley Tatimu dan Cicilia Tatimu, yang kini sudah beranjak remaja. Saya berbahagia karena anak dan istri saya sangat mendukung saya, tidak hanya dalam pekerjaan, tapi juga dalam pelayanan.
Title: Re: Kesaksian
Post by: Pitu Kecil on 02 April 2008, 08:41:27 PM
Hoax itu
Title: Re: Kesaksian
Post by: andry on 02 April 2008, 08:50:57 PM
HALELUJAH....
Akhirnya anda terselamatkan berkat yesus...
 [at] atas mau hoax atau bukan nda apa2..
setidaknya dia gak jadi nyantet anak kecil..
makin banyak orang bertobat... halelujah....
Title: Re: Kesaksian
Post by: Lily W on 03 April 2008, 12:18:04 PM
Dari situ (mau santet anak kecil) udah ketahuan dia mempelajari ilmu yg ga benar dan jelas kalo kenyakinannya akan goyah seperti itu...
Begitulah puthujjana yg tidak memperoleh dhamma yang benar & masih banyak LDM nya.... ;D

Mengenai dewa-dewa itu sebenarnya mereka adalah makhluk halus...ada yang baik dan juga ada yg jahat. Makhluk halus itu juga ada yg berdasarkan imbalan... seperti manusia...kalo kita baik terhadapnya maka dia jg akan baik terhadap kita begitu jg sebaliknya.  ;D

 _/\_ :lotus:
Title: Re: Kesaksian
Post by: nyanadhana on 03 April 2008, 01:08:59 PM
 :)) emang dewi kwan im pake acara ada pengikut-pengikutnya juga yah,ga pernah denger ato dia masuk aliran dewi kwan im kali tapi ga pernah denger juga,hahahaha. well,dia udah menemukan keyakinan yang membuatnya menjadilebih baik,so congratulation saja tapi kalo berjodoh pelajarilah ajaran Dhamma dengan mantap dan benar.
Title: Re: Kesaksian
Post by: nyanadhana on 03 April 2008, 01:12:48 PM
 _/\_ Yoga tidak ada esensinya dengan magic ataupun sesuatu yang baerbau mistis spiritualis. Yoga adalah sebuah tata olah tubuh sama halnya belajar tai chi. Saya sendiri memplejari yoga selama ini, magic yang terasa adalah tubuh lebih sehat dan fleksibilitas tubuh yang baik dan ga pernah ketemu kasus bahwa setelah yoga,aku bisa nyantet ato punya kemampuan khusus kecuali melipat jadi bola  :)).
Title: Re: Kesaksian
Post by: Sumedho on 03 April 2008, 01:30:59 PM
yoga sih luas cakupannya, dari ulah tubuh sampe spiritual.
Title: Re: Kesaksian
Post by: Fei Lun Hai on 03 April 2008, 01:44:21 PM
 :-? setelah dipikir-pikir, kesimpulan gw soal kesaksian itu apa yah?  :whistle:

 :)) :)) :)) ada-ada aja  ^-^
Title: Re: Kesaksian
Post by: nyanadhana on 03 April 2008, 01:45:58 PM
 :)) cakupan spiritualitas yang dimaksud oleh tulisan itu adalah magic,dalam yoga it is not a magic,sama seperti kita berlatih meditasi,ada tahapan dimana kita memiliki spiritualitas tapi esensi yang dimaksud dalam tulisan simply adalah magic, dan maksud saya mistis spiritualis adalah seperti perdukunan/bisa berkomunikasi dengan roh2 seperti yang dikira dalam tulisan.
Title: Re: Kesaksian
Post by: nyanadhana on 03 April 2008, 01:50:33 PM
:-? setelah dipikir-pikir, kesimpulan gw soal kesaksian itu apa yah?  :whistle:

 :)) :)) :)) ada-ada aja  ^-^

ya paling menunjukkan bahwa setiap kesaksian seharusnya diolah dengan kebijaksanaan. aku melihat stiap yang memberi kesaksian selalu tidak ter-educate dengan baik makanya gampang kena hasutan untuk pindah agama apalagi udah pindah tapi menjelek2an agama asalnya,ibarat punya emak baru,emak lama dibuang saja.
Title: Re: Kesaksian
Post by: morpheus on 03 April 2008, 03:08:06 PM
eddy tatimu pindah dari toapekong tenglang ke toapekong bule ;D
Title: Re: Kesaksian
Post by: Sumedho on 03 April 2008, 03:23:30 PM
taopekong?  :))  ... good point, perfect word :))
Title: Re: Kesaksian
Post by: ryu on 03 April 2008, 03:33:42 PM
eddy tatimu pindah dari toapekong tenglang ke toapekong bule ;D
Title: Re: Kesaksian
Post by: nyanadhana on 03 April 2008, 04:03:34 PM
 :)) toapekong?udah disiapin blm altarnya....ama ntar sio kim cua  ^:)^
Title: Re: Kesaksian
Post by: JackDaniel on 03 April 2008, 06:38:10 PM
:-? setelah dipikir-pikir, kesimpulan gw soal kesaksian itu apa yah?  :whistle:

 :)) :)) :)) ada-ada aja  ^-^

ya paling menunjukkan bahwa setiap kesaksian seharusnya diolah dengan kebijaksanaan. aku melihat stiap yang memberi kesaksian selalu tidak ter-educate dengan baik makanya gampang kena hasutan untuk pindah agama apalagi udah pindah tapi menjelek2an agama asalnya,ibarat punya emak baru,emak lama dibuang saja.

seperti peribahasa "Habis manis sepah di buang"  ;D
Title: Re: Kesaksian
Post by: Edward on 04 April 2008, 12:57:42 AM
Bodoh...
Emank dasar orangnya yg salah mengerti karena ada niat awalnya salah...Trus nyalahin dhamma...
Title: Re: Kesaksian
Post by: El Sol on 04 April 2008, 01:13:30 AM
 [at] atas
ktularan gw neh orng haha...pdhal dulu gw kira anak alim :whistle: :))
Title: Re: Kesaksian
Post by: Edward on 04 April 2008, 01:55:39 AM
 :)) :))
Masih alim koq....
Cma mls klo pake kata2 kaga penting aj...
Hehehe...
Title: Re: Kesaksian
Post by: Predator on 04 April 2008, 08:24:44 AM
Bodoh...
Emank dasar orangnya yg salah mengerti karena ada niat awalnya salah...Trus nyalahin dhamma...


Jika terjadi demikian bisa ga kesaksian itu di sebut salah dalam mengerti dhamma (ajaran Buddha) ?? apakah karena semata karma orang itu??
Title: Re: Kesaksian
Post by: nyanadhana on 04 April 2008, 09:21:43 AM
 _/\_ bukan salah tapi moha(tidak tahu)
Title: Re: Kesaksian
Post by: Edward on 04 April 2008, 10:48:15 AM
Makanya gw bilang bodoh....
Dasarny pelajarin tuh ilmu aj emank untuk kepuasan sendiri...
Dari dasar itulah, jadi dy menutup diri sendiri untuk dapat mengerti yang bener...

Lebih baik bodoh, tapi nyadar klo emank bodoh, daripada merasa pinter tapi ternyata bodoh...
Title: Re: Kesaksian
Post by: nyanadhana on 04 April 2008, 10:53:07 AM
 :)) namanya juga cari sensasi
Title: Re: Kesaksian
Post by: Kokuzo on 04 April 2008, 11:36:00 AM
(deleted)
Title: Re: Kesaksian
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 04 April 2008, 11:55:42 AM
7th  :hammer:
Udah baca aturan main belum?  ;D
Title: Re: Kesaksian
Post by: Kokuzo on 04 April 2008, 11:57:26 PM
wahahaha... maap mod, maap...  ^:)^

btw, ni kan cerita2 klasiklah orang bertobat dari non-K ngasi kesaksian 'rahasia' keyakinan mereka sebelumnya. Gw pernah baca tentang umat non-K, jadi K, keluar lagi dan ngasi kesaksian 'rahasia' K. kayanya di Dc juga neh kalo ga salah... tak cari dulu linknya.....

gw pribadi ga percaya dua2nya... sama2 cari sensasi dan mau nipu buat ngejatuhin keyakinan laen...
Title: Re: Kesaksian
Post by: adi lim on 21 August 2008, 08:44:15 PM
Itulah salah satu ciri manusia yang gelap pemahaman Dhamma, panggil nama Yesus, langsung bapaknya Sembuh (itu memang Kamma bapaknya bisa sembuh bukan Yesusnya yang hebat, nama Yesus sebagai Media), kalau dengan hanya sebut, nama Makhluk Dewa, Yesus, Kuan Im, Tuhan, Buddha, atau apapun, langsung orang yang sakit bisa langsung sembuh, maka di dunia ini tidak perlu Dokter lagi, para mahasiswa tidak usah belajar ilmu kedokteran lagi, cukup belajar dengan menyebut nama2 salah satu diatas, penyakit manusia bisa sembuh, kan lebih gampang

Untung anda cepat sadar dan bisa di Baptis, dan sekarang mudah2an anda bisa meninggalkan ILMU yang anda pelajari 20 tahun itu, kalau anda sering main dan berhubungan terus dengan 'Dewa-dewi ?' (makhluk asura) yang anda cerita diatas, Jangan-jangan anda tumimbal lahir lagi, dan ikut jejak 'makhluk yang anda bangga itu.

Jadi anda dibaptis di g****a, itu urusan anda, jadi tidak ada yang namanya kebanggaan untuk dijadikan kesaksian.
Memang sayang benar, waktu anda 20 tahun terbuang untuk bermain-main dengan makhluk-makhluk yang tidak bisa belajar Dhamma.

Coba anda sering mengunjungi para Bhikkhu dan membahas Buddha Dhamma selama 20 tahun, saya percaya anda akan lahir di Alam Surga.
Tidak Percaya coba saja. Ada Garansinya

Jadi bukan agamanya salah, tapi pemahaman Dhamma yang salah, ajaran Buddha tidak pernah mengajar manusia untuk belajar Ilmu untuk mencabut nyawa manusia, kumpulkan tengkorak anak2.
'Tidak Boleh berbuat kejahatan, Harus Berbuat Kebajikan, Melatih konsentrasi pikiran, itulah Ajaran Buddha'
Title: Re: Kesaksian
Post by: chomed on 12 September 2008, 04:28:25 PM
Mengapa harus menyalahkan ajarannya?
kenapa tidak berpikir kalau dia yang salah, salah tujuannya.



 ^:)^