Telah meninggal dunia dengan tenang pada hari Rabu, 10 September 2008, pukul 10.50 WIB, Bapak TATANG KURDI (Khoe Kwee Kian) dalam usia 64 tahun di RS Gading Pluit, Jakarta, karena kanker yang berasal dari rongga hidung.
Jenazah disemayamkan di Rumah Duka Jelambar, Ruang VIP A, Jln Pangeran Tubagus Angke no.49, Jakarta Barat. Jenazah akan diperabukan pada hari Sabtu, 13 September 2008, di Krematorium King Palace, Dadap Kamal (Tangerang), berangkat dari rumah duka pukul 13.00 WIB.
Mendiang Bapak Tatang Kurdi dikenal sebagai seorang spiritualis yang sangat dermawan, terutama oleh masyarakat yang tinggal di sekitar villa beliau di desa Sindangjaya, Cipanas. Setiap tahun Bapak Tatang Kurdi selalu membagikan sembako kepada warga setempat. Setiap tukang ojek di wilayah itu tahu di mana rumah Bapak Tatang Kurdi. Villa beliau sering digunakan untuk pertemuan-pertemuan berbagai kelompok spiritual. Kantor beliau di Tanah Abang juga digunakan untuk pertemuan peminat Krishnamurti sebulan sekali.
Mendiang Bapak Tatang Kurdi sendiri adalah seorang peminat Krishnamurti dan praktisi MMD. Beliau mengikuti retret akhir pekan MMD pada bulan Oktober 2007, yang untuk pertama kali diadakan di villa beliau di Cipanas. Sejak itu telah diadakan beberapa kali retret MMD di villa beliau, yang terakhir retret MMD seminggu pada tanggal 10 s.d. 18 Agustus 2008. Beliau selalu terbuka meminjamkan villanya untuk digunakan sebagai tempat retret MMD tanpa menarik fee sedikit pun dari para peserta, sesuai dengan prinsip MMD.
Kepergian mendiang Bapak Tatang Kurdi termasuk sangat cepat. Pada hari Rabu pagi beliau masih sempat duduk dan bercakap-cakap dengan Erik, putra bungsu beliau yang baru menikah beberapa bulan lalu. Namun beberapa jam kemudian kesadaran beliau menurun dengan cepat, dan beliau meninggal dunia pada pukul 10.50 WIB.
Bapak Tatang Kurdi meninggalkan empat orang putra-putri dan lima cucu.
Dengan ini seluruh keluarga besar MMD mengucapkan bela sungkawa sedalam-dalamnya atas kepergian Bapak Tatang Kurdi. Semoga beliau mendapat jalan yang lapang untuk meneruskan perjalanannya mencapai padamnya aku & pembebasan dari dukkha.
“Anicca vata sankhara
Uppada vaya dhammino
Uppajjhitva nirujjhanti
Tesam vupasamo sukho”
“Tidak kekal segala yang terkondisi
Terkena muncul dan lenyap
Setelah muncul pasti lenyap kembali
Berhentinya semua itulah kebahagiaan sejati.”
Salam,
Hudoyo Hupudio
Pembimbing MMD