Di zaman Sang Buddha, banyak rakyat Sakya yang sudah mencapai tataran Sotapatti-Anagami dan masih hidup sebagai umat awam. Yang ditekankan Bhikkhu Nagasena bukanlah seorang Ariya Puggala susah hidup di masyarakat duniawi. Tetapi seorang Arahanta yang belum ditahbiskan menjadi bhikkhu, bisa meninggal dunia pada hari itu juga. Artinya ini berkenaan dengan kondisi Arahat dengan penahbisan, bukan berkenaan dengan kondisi Ariya dengan kehidupan sosial di masyarakat.
Benar, Bro. Pacceka Buddha adalah petapa (bhikkhu).
Justru itulah saya berspekulasi demikian, keberadaan seorang Arahat yang berstatus umat awam lebih banyak membawa hal tidak baik bagi orang disekitarnya. Harus dilekatkan status yang mulia pada orang yang mulia dikarenakan bukan untuk Arahat itu sendiri melainkan untuk orang2 awam disekitarnya.
Ya, keberadaan seorang Arahanta umat awam di masyarakat mungkin bisa mendatangkan "resiko" bagi umat awam yang senonoh. Tapi itu tidak berhubungan dengan
meninggalnya seorang Arahanta kalau dia tidak menjadi bhikkhu.
Yang ditekankan di pembahasan mengenai pernyataan Bhikkhu Nagasena adalah:
Arahanta harus segera ditahbiskan menjadi bhikkhu. Jika tidak, maka dia akan meninggal pada hari itu juga. Mengapa bisa meninggal? Karena tubuhnya tidak akan kuat untuk menopang ke-Arahat-an tersebut. Namun bila sudah ditahbiskan menjadi bhikkhu, maka tubuhnya sudah cukup kuat untuk menopang ke-Arahat-an tersebut.kitab komentar itu apa ya? saya baru kali ini mendengar soal itu ..
Kitab Komentar itu biasa disebut dengan istilah "atthakatha". Misalnya "Dhammapada Atthakatha". Kalau Kitab Milinda Panha ini sebenarnya sudah berbeda kurikulum dengan isi Tipitaka. Saya kesulitan mencari istilah yang tepat untuk kitab ini. Jadinya saya menggunakan istilah "kitab komentar". Tetapi Kitab Milinda Panha ini bukan termasuk "atthakatha".