Di Atas Terlihat Segar, Bawahnya MembusukJakarta - David Haryanto sangat terkejut ketika daging yang dibelinya terlihat busuk di bagian bawahnya. Daging jenis Topsid Family Pack seharga Rp 60.770 itu dibeli di salah satu supermarket yang berlokasi di Puri Indah, Jakarta Barat.
"Saya memang sengaja membeli daging di supermarket karena jauh lebih terjamin kesegarannya dibanding beli di pasar tradisional. Tapi saya kaget ternyata daging yang saya beli di supermaket sudah ada yang busuk," jelas David saat dihubungi detikcom.
Pengalaman pahit yang dialami David terjadi, 12 September lalu. Waktu itu ia melihat daging yang sudah dikemas menggunakan sterofoam dan diplastik terlihat segar. Tapi, begitu sampai di rumah dan daging akan dipotong-potong, ternyata dia melihat bagian bawah daging sudah berwarna abu-abu kehitaman alias sudah busuk. Akhirnya David terpaksa membuang daging tersebut.
Pengalaman ini membuatnya sangat khawatir untuk membeli daging. Sebab di pasar tradisional ramai diberitakan banyak beredar daging sampah atau adur ulang. Sedangkan bila membeli di supermarket ternyata banyak daging yang sudah membusuk.
"Saya sering datang ke supermarket langganan saya dan melihat dagingnya sudah terlihat membusuk. Tapi saya baru sekali membelinya. Sebab malam itu saya melihat dagingnya terlihat segar," ujar David.
Masalah yang sama juga dialami Lucky, warga Perumahan Taman Palem, Jakarta Barat. Dalam surat pembaca yang dikirim ke detikcom mengaku, ia sempat membeli daging di pasar modern yang ternyata bagian bawahnya sudah busuk.
Masalah yang dialami Lucky terjadi 13 September lalu, saat ia membeli daging di supermarket yang ada di wilayah Daan Mogot, Jakarta Barat. "Saat membuka daging di rumah ternyata bagian bawah daging membusuk," jelas Lucky dalam suratnya.
Beredarnya daging yang sudah membusuk di sejumlah pasar modern menambah kekhawatiran masyarakat untuk membeli daging. Sebab sebelumnya ramai diberitakan banyak daging busuk dan daging sampah yang beredar di pasar-pasar tradisional.
Sejauh ini Dinas Peternakan dan Perikanan Pemkot Jakarta Barat telah menyita sebanyak 6 kilogram daging sapi busuk dan daging tetelan dari pusat perbelanjaan Makro Meruya, Kembangan, Jakarta Barat. Dari hasil tes laboratorium kesehatan Veterinar daging tersebut busuk karena penyimpanannya kurang baik.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian DKI Jakarta Nurachman saat dihubungi detikcom, mengatakan, daging busuk sangat banyak beredar menjelang lebaran. Sebab volume barang meningkat sementara tempat penyimpanan dan pendingin tidak memadai. Sehingga banyak daging yang membusuk. "Tapi saat ini kasus-kasus daging busuk masih ditangani Dinas Peternakan dan Perikanan," ujar Nurachman.
Sebelumnya, pada pekan lalu, Dinas Perindag DKI telah melakukan inspeksi mendadak di dua pusat perbelanjaan terbesar di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Tim sidak terdiri dari gabungan petugas Dinas Perindag, Dinas Ketentraman, Ketertiban dan Perindungan Masyarakat, Dinas Perikanan dan Peternakan DKI, serta kepolisian.
Dari hasil inspeksi ditemukan puluhan produk makanan dan minuman kadaluarsa antara lain kroket Daging Sapi, Coco Pops, CP Fried chicken Wingotik, Hunt Tomatoes, Whipping Cream, dan bakso kemasan.
Nurahman pun mengaku kecewa karena imbauan yang dikeluarkan sebelum memasuki bulan puasa, agar tidak menjual makanan dan minuman yang kadaluarsa dan busuk, tidak digubris pedagang, pengelola pasar tradisional dan modern.
Menurutnya, pedagang dan pengelola pasar yang terbukti menjual makanan busuk dan produk kadaluarsa akan dikenai sanksi sesuai Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan. Ancaman hukuman lima tahun kurangan dan denda Rp 2 miliar.
Humas Carrefour Irwan Karman mengatakan, dari 40 ribuan jenis produk yang dijual, lebih dari separuhnya adalah produk pangan. 10 ribu produk pangan di antaranya diawasi oleh individu-individu (karyawan). "Kita sudah membuat sistemnya. Setiap dua bulan sekali atau seminggu sekali barang kita cek," jelasnya.
Meski sudah dilakukan pengecekan, bukan berarti semua bisa berjalan baik. Misalnya dari hasil yang dilakukan Diperindag DKI Jakarta dan Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta. Dalam operasi tersebut ditemukan barang-barang yang sudah membusuk dan kadaluwarsa.
"Itu disebabkan human eror. Bukan sistemnya. Sebab dari operasi yang dilakukan di toko-toko kami, hanya di Kelapa Gading yang diketahui ada barang-barang kadaluwarsa. Di toko yang lain, seperti di Duta Merlin tidak ditemukan," ujarnya.
Be Careful Guys....