Salam Metta,
Buddham,Dhammam,Sangham Saranam Gaccami
Sebuah catatan kecil dari saya, ketika mengunjungi kelenteng yang cukup ramai di hari-hari tertentu maka yang terlihat adalah asap dupa mengepul, hio-lo (tempat dupa) yang penuh sesak dan serampangan, orang berlalu lalang dengan dupa yang menyala ditangannya bukan satu tapi cukup banyak, bahkan meja yang penuh sesak dengan sesaji buah dan kertas sembahyang , hingga kadang2 abu dari dupa membakar kertas sembahyang. Yang terlihat ini adalah KEKACAUAN demi sebuah ritual turun temurun
Memang dalam perkembangan terakhir ini beberapa kelenteng sudah menerapkan kebijakan 1 dupa per orang, kertas sembahyang ditiadakan untuk meminimalisir kekacauan ini. Namun tidak semua kelenteng sanggup menjalankan kebiasaan modren ini. Oleh karena itu ada baiknya pengurus kelenteng menerapkan kebijakan sederhana berikut agar lebih tertata dan umat maupun pengunjung lebih nyaman berada didalam lingkungan kelenteng
1. Nyalakan dupa pada tempatnya, intinya dupa dinyalakan per meja altar, tidak perlu sekaligus dinyalakan baru diarak ke meja altar berikutnya. Selain melatih kesabaran menunggu giliran menyalakan dupa juga relatif lebih aman untuk pengunjung lainnya karena tidak perlu menghindari dupa berjalan selama didalam lingkungan kelenteng.
2. Sediakan set dupa sesuai dengan jumlah altar dan dupa tambahan berada disetiap altar, ini cukup efektif karena tidak akan ada kelebihan dupa maupun lilin untuk setiap pengunjung kelenteng
3. Ukuran dupa juga berpengaruh dalam hal ini karena semakin panjang dupa semakin lama dupa tersebut padam dan semakin berkuranglah tempat di hio-lo/ tempat dupa
4. Api untuk pendupaan bisa berasal dari lilin, dan lilin bisa dihemat dengan menggunakan lilin minyak permanen yang cukup diganti sumbu dan diisi minyak goreng / thiam yiu di setiap meja altar
5. Untuk pembakaran kertas sembahyang , sediakan pengapian di lokasi pembakaran jangan dibakar dari meja altar karena kecelakaan bisa saja terjadi meskipun sudah ahli yang melakukannya.
6. Susunlah dupa dari arah dalam menuju luar, relokasi lah kaki2 dupa dengan dupa yang masih menyala di depannya, untuk memudahkan pengguna hio-lo berikutnya. Dan janganlah memadamkan hio yang belum terbakar setengahnya karena akan menyinggung perasaan.
7. Di waktu ramai jumlah dupa dan jenis dupa yang dipakai diperhatikan karena akan menumpuk dan asap yang dihasilkan cukup mengganggu apabila tidak ada ventilasi udara yang memadai
8. Untuk sesaji bisa dibatasi buah saja atau permen saja.
9. "UNTUK KENYAMANAN ANDA" Slogan ini cukup membius karena setiap pengunjung ingin nyaman selama dalam ritual.
Ini catatan kecil dari saya, semoga bermanfaat
Sabbe Satta Bavanthu Sukkitatta
Salam Metta
Idnaf