Membahas buku T. Lobsang Rampa "Third Eye" ini menurut saya cukup menarik krn selain terkait buddhisme juga dari sisi kontroversialnya.
Banyak yg bisa kita bedah dari buku ini:
- penuturan TLR soal raung rahasia di bawah Potala yg menyimpan jasad manusia yg tinggi besar
- membor tengkorak TLR untuk mendapatkan kekuatn mata ketiga
- kehidupan2 Tibetan yg dituturkan TLR, salah satunya Beliau naik layang2 ke ketinggian
- dll
Bagaimana Mod, apakah perlu kita pindahkan ke thread bedah buku?
Mungkin dari Reply #57? Krn disitu sy memulai quote tulisan Sis. Pannadevi soal buku ini?
::
ok aja, jika mo dipindahkan...silahkan....
ruang bawah tanah itu, menurut saya adalah hal yg lumrah, karena setiap istana pasti punya ruang bawah tanah utk menyimpan harta, buktinya jaman Mesir Kuno, Spinx penuh diisi dg batu permata dan barang berharga lainnya yg disimpan diruang bawah tanah, begitu pula istana2 lainnya di jaman babyloniapun juga menyimpan harta diruang bawah tanah, krn jika terjadi sesuatu yg mendesak dan berbahaya, misal kerajaan dikepung dan diserbu musuh, maka Raja akan diselamatkan melalui ruang bawah tanah. jadi tidak aneh klo Tibetpun demikian pula dan digunakan untuk menyimpan relik utuh (relik body).
membor itu juga masih perlu kita teliti lagi, karena sebenarnya dibbacakkhu atau abhinna lainnya khan didapat dari pencapaian Jhana, apakah melalui hal demikian bisa didapat abhinna? padahal dijaman modern tanpa abhinnapun orang bisa dibuka kan sehingga bisa melihat "alam lain". nah gimana nih...
kehidupan Tibet bagi saya amat berkesan dihati saya, terutama utk pemakaman, lebih tepatnya pemberian makan ke burung bangkai, buku ini sy baca wkt sy kelas 5 SD, dan saya langsung jatuh hati, sayapun ingin kelak mati disana, alangkah indahnya, walau kita matipun ternyata masih mampu "berdana" utk mahkluk lain, yaitu tubuh kita utk makanan mereka. jujur hingga detik inipun sy masih tetap menginginkan hal ini, walau jubah saya Theravada, tp saya ingin jasad saya bisa dimanfaatkan utk mahkluk lain yg membutuhkan. (sory ya jangan dilihat sbg murtad lo, ini adalah lebih kepada "nilai" nya)
naik layangan, naik kuda sambil berlatih menembak, saya masih ingat (sory link buku The Third Eye blm sempat sy buka, kemarin pergi soalnya)...semua ini memang amat berkesan dihati sy, maklum anak kls 5 SD masih seneng2 nya hal begono.
mettacittena,