//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Cuap-cuap aa'tono  (Read 47235 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline coecoe

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 144
  • Reputasi: -4
Re: Cuap-cuap aa'tono
« Reply #75 on: 03 October 2009, 01:38:04 PM »
yah aa... komentar reply #73 sudah aku kutip berkali-kali aa. (lihat reply #70 aja deh)
Who am i?

Offline coecoe

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 144
  • Reputasi: -4
Re: Cuap-cuap aa'tono
« Reply #76 on: 03 October 2009, 01:39:14 PM »
oh yah aa memang benar saya lihat usianya 64 th?
Who am i?

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Cuap-cuap aa'tono
« Reply #77 on: 03 October 2009, 02:19:59 PM »
[at]  bro hendra
semoga gak ada yang ngeban lagi, bisa melihat ada kebenaran atas kehadiran saya, bukan seperti terjadi kondisi pada tulisan saya  [at]  aa danu diatas ini.

namaste salam
bro.. mungkin idealnya anda bisa belajar dari masa lalu juga bro..
jadi lebih memperbaiki cara posting salah satunya dengan menganggap forum ini adalah forum diskusi.
bukan forum tebak2an. jadi bila menurut anda ada pendapat yang salah, langsung diberitahu saja tidak perlu anda bergaya seorang guru Zen yang mencapai penerangan agung terus berkata "Renungkan" "Pikirkan"
Karena jika semuanya bisa dijawab dengan renungan dan pikirkan sendiri buat apa ada diskusi di forum ini?

Mohon bisa dimengerti.
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Cuap-cuap aa'tono
« Reply #78 on: 03 October 2009, 06:36:50 PM »
Nibanna itu suatu pencapaian (kondisi), apakah tahu setelah itu?, sedangkan belum ada pencapaian, bahkan apa yang ada semua hanya sebatas gambar diri (khayalan keakuan diri) masing-masing, sama seperti tulisan-tulisan aa dan juga pada umumnya pengikut kristus, umat atau awam pada umumnya hanya (ingin) melihat menurut ukuran kesesuaian keinginan diri kita masing-masing, kita hanya memandang (kebenaran) sebatas (gambar keakuan) diri kita sendiri.

 :)Dari tanggapan anda ini, saya bisa memastikan anda belum membaca Udana VIII.3 apalagi Udana VIII.1, Udana VIII.2 dan Udana VIII.4. Coba saya bertanya kepada anda, apakah anda sudah membaca keempat sutta ini? Coba nada tulisakan di sini
Keempat sutta ini berkaitan dan membahas mengenai Nibbana sebagai hakikat atau sering disebut dengan Anupadisesa Nibbana (Nibbana tanpa sisa) atau disebut Parinibbana, jadi BUKAN membahas mengenai Nibbana sebagai KONDISI.

Jadi pertanyaan anda tidak ada kaitannya sama sekali dengan Udana VIII.3. Begitu juga penjelasan anda. Ini hanya menunjukkan bahwa anda belum memahami apa itu Nibbana meskipun hanya dalam tataran teoritis.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Cuap-cuap aa'tono
« Reply #79 on: 03 October 2009, 10:09:58 PM »
[at]  bro hendra
semoga gak ada yang ngeban lagi, bisa melihat ada kebenaran atas kehadiran saya, bukan seperti terjadi kondisi pada tulisan saya  [at]  aa danu diatas ini.

namaste salam

Ooo... anda pernah diban toh, pantas tanggapan anda tidak asing dan saya merasa sudah menjelaskan hal ini sebelumnya.
Karena saya sudah menjelaskan kepada anda, jadi saya rasa saya cukup menanggapi anda, selanjutnya saya no comment.

GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline coecoe

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 144
  • Reputasi: -4
Re: Cuap-cuap aa'tono
« Reply #80 on: 04 October 2009, 05:47:30 AM »
Akhir dari Nafsu Keinginan Sutta :

Bagi orang yang tidak mempunyai akar dan tanah, Tidak ada daun, jadi bagaimana menjalar?
Siapa yang dapat menyalahkan petapa pahlawan itu
Yang bebas dari setiap bentuk kemelekatan?
Bahklan para dewa pun memuji orang seperti itu,
Oleh Brahma dia juga dipuji.


Akhir dari Konseptualisasi :

Yang tidak punya konsep-konsep, tidak punya suduh pandang-sudut pandang,
Yang sudah menanggulangi ikatan dan jeruji.
Dunia dengan para dewanya tidak akan memandang rendah
Tingkah kaku petapa yang bebas dari nafsu keinginan.


Kaccana :

Dia yang selalu mempunyai kesadaran
Yang terus menerus mantap di dalam tubuh demikian:
“Seandainya saja tidak mengada, tidak akan ada aku sekarang;
Tidak akan ada sekarang, dan tidak akan ada lagi aku kelak,
Jika dia selalu tinggal disitu,
Pada waktunya dia harus lewat melampaui keterikatan.


Parinibbana Sutta (1) :

O, bhikkhu, ada keadaan di mana tidk ada tanah, tidak ada air, tidak ada api, dan tidak ada udara; tidak ada dasar yang terdiri dari ketidak-terbatasan kesadaran, tidak ada dasar dari kekosongan, tidak ada dasar yang terdiri dari bukan presepsi dan tidak bukan presepsi; tidak ada dunia ini atau dunia lain ataupun dua dunia itu; tidak ada matahari atau rembulan. Di sini, O, bhikkhu, saya katakan tidak ada kedatangan, tidak ada kepergian, tidak ada yang tinggal, tidak ada kematian, tidak ada kemunculan. Tidak terpancang, tidak dapat digerakkan, tidak mempunyai penyangga. Inilah akhir dari penderitaan.


Parinibbana Sutta (2) :

Yang tidak terpengaruh sulit untuk diketahui,
Kebenaran tidak mudah dilihat;
Nafsu keinginan akan ditembus oleh orang yang tahu,
Tidak ada penghalang bagi orang yang melihat.


Parnibbana Sutta (3) :

O. bhikkhu, ada sesuatu yang tidak dilahirkan, tidak menjelma, tidak tercipta, yang mutlak. Jika seandainya saja, O, bhikkhu, tidak ada sesuatu yang tidak dilahirkan, tidak-menjelma, tidak tercipta, yang mutlak; maka tiak akan ada jalan keluar kebebasan kelahiran, penjelmaan, pembentukan, oemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi karena ada sesuatu yang tidak dilahirkan, tidak-menjelam, tidak ercipta, yang mutlak; maka ada jalan keluar kebebasan kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu.


Parinibbana Sutta (4) :

Bagi yang ditopang, ada ketidak-stabilan, bagi yang tidak ditopang, tidak ada ketidak-stabilan, bila tidak ada ketidakstabilan ada ketenangan; bila ada ketenangan tidak ada sikap takluk; bila tidak ada sikap takluk tidak ada datang-dan-pergi; dan bila tidak ada atang-dan-pergi tidak ada kematian dan kemunculan; bila tidak ada kematian-dan-kemeunculan, tidak ada “di sini” atau “diluar sana” ataupun “di antara keduanya”. Inilah akhir dari penderitaan.


Cunda Sutta :

Jasa timbul dari orang yang memberi;
Tidak ada rasa permusuhan yang terbentuk bagi seseorang yang terkendali;
Seseorang yang cakap meninggalkan perbuatan jahat;
Dengan berakhirnya keserakahan, kebencian dan ketidak-tahuan,
Seseorang mencapai pembebasan, Nibbana Akhir.
Who am i?

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Cuap-cuap aa'tono
« Reply #81 on: 24 October 2009, 09:38:06 AM »
Pertolongan yang selalu terlambat

Ada seorang ibu separuh baya, menangis menceritakan kejadian yang menimpa diri nya, uang nya sebanyak 600 juta lenyap di Bank Century. Ibu tersebut menceritakan diri nya menjadi stress dengan kejadian yang menimpa dirinya, segala perhiasan emas yang dimiliki nya sudah habis di jual untuk memenuhi kebutuhan hidupnya kecuali sebuah kalung yang masih ada di lehernya dengan liontin berbentuk salib, ia mengatakan karena itu adalah kalung Tuhan nya yang bisa menolong nya.

Saya sempat heran, setelah mengalami penderitaan yang begitu hebat, ia masih bisa mengagungkan Tuhan nya, walau Tuhan nya tidak dapat menolongnya sekalipun, yang Nampak hanya lah pertolongan emosional dan menenangkan perasaan si ibu yang dilakukan oleh jemaat dan pemuka agama nya, namun pertolongan tersebut bukan membuat si ibu keluar dari permasalahan yang sesungguhnya dan menerima keadaan yang di alaminya.

Apakah pertolongan Tuhan sebenarnya nyata ? Muncul berbagai pertanyaan tambahan dalam benak saya, jika Tuhan nya sangat baik dan ingin menolong si ibu yang sedang mengalami kesulitan :

1. Kenapa bantuan tersebut tidak terjadi secara langsung ? Yang terjadi malah, si ibu semakin stress dengan keadaan yang berlarut-larut tanpa penyelesaian.

2. Kenapa si ibu tersebut bisa masuk dalam kesulitan tersebut ? apakah ada rencana/tujuan lain ? apakah hal tersebut merupakan cobaan ? apakah Tuhan nya (Maha Mengetahui) tidak cukup mengetahui, sehingga Tuhan harus mencobai si ibu terlebih dahulu untuk memperoleh jawaban atas keingin tahuan Tuhan ?

3. Yang paling penting adalah, mengapa Tuhan nya (Maha Baik dan Maha Mengetahui) membiarkan si ibu tersebut tergoda untuk masuk dalam godaan untuk menaruh sebagian besar uang nya di Bank yang suatu hari akan mengalami kebangkrutan ? Manusia memang tidak mungkin mengetahui, tapi Tuhan seharusnya mengetahuinya…

Jika dikemudian hari si ibu dapat menyelesaikan masalah keuangan tersebut yang mungkin di klaim sebagai bantuan dari Tuhan nya, maka kenapa pertolongan tersebut harus datang terlambat ?

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Cuap-cuap aa'tono
« Reply #82 on: 05 November 2009, 10:32:44 PM »
Kasih dan Cinta Kasih

Kasih dan Cinta Kasih adalah 2 hal yang sama namun berbeda, Kasih dan Cinta Kasih merupakan hal yang sama-sama mengharapkan kebahagiaan, bagi diri sendiri maupun orang lain, namun hal tersebut akan terlihat beda karena pengelompokan.

Istilah Kasih lebih umum digunakan oleh kalangan Nasrani yang menyatakan suatu berkah yang di berikan oleh/di dapat dari Tuhan sebagai suatu kebenaran dimana kasih itu dapat bermanfaat dan memberikan kebahagiaan bagi diri sendiri maupun orang lain.

Istilah Cinta Kasih biasanya digunakan oleh kalangan Buddhism yang menyatakan suatu dorongan dalam diri kita untuk menumbuhkan rasa peduli dan simpati terhadap orang lain dengan mengharapkan kebahagiaan bagi diri sendiri maupun orang lain.

Perbedaannya terlihat, hanya sebatas kata "pemberian" dengan "menumbuhkan". Teman saya mengatakan bahwa Cinta Kasih yang "ditumbuhkan" oleh diri sendiri adalah tidak murni dibandingkan Kasih yang bersifat "diberi" oleh Tuhan, karena diri sendiri tidak ada tolak ukur yang pasti dan jelas, tapi kalo "diberi" oleh Tuhan maka ada tolak ukur yang pasti dan jelas.

Jika demikian, tentunya Kasih yang diterima oleh setiap orang yang mendapatkan berkah dari Tuhan sebagai akibat penyerahan diri nya kepada Tuhan, tentunya Kasih tersebut akan bersifat menyeluruh dan tidak ada cacat, karena tolak ukur nya pasti dan jelas. Maka seharusnya, orang yang telah "diberi" Kasih oleh Tuhan, tentunya tidak akan melakukan sedikit pun kesalahan dan hal buruk sekecil apa pun, jika tidak, maka tolak ukur itu menjadi tidak pasti dan tidak lah jelas.

Cinta Kasih dapat di tumbuhkan dalam diri seseorang, seperti hal nya kita menumbuhkan "rasa hormat" kepada orang tua, seperti hal nya kita menumbuhkan "rasa suka" kepada pasangan kita, dimana hal tersebut membutuhkan proses dalam usaha "menumbuhkan" yang tentunya hasil yang diperoleh tidak akan sama tergantung pada pribadi masing-masing.

Mengenai murni atau tidak, bukan persoalan utama dalam praktek Kasih dan Cinta Kasih, tapi bagaimana kita bisa menjadi berguna bagi diri sendiri maupun terhadap orang lain dalam mencapai kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari.

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Cuap-cuap aa'tono
« Reply #83 on: 20 December 2009, 11:32:05 AM »
Ibu Penjual Telur Asin dan Pengusaha Muda

Ada seorang ibu penjual telur asin dipinggir jalan mengatakan bahwa keuntungan yang diperoleh dari sebutir telur asin adalah 100 rupiah, jika dalam satu hari jualan nya laris ibu tersebut akan memperoleh 15.000 rupiah, jika jualannya tidak laris si ibu tidak memperoleh pendapatan apa pun. Dengan kondisi keuangan seperti itu, si ibu harus menghidupi dan menyekolahkan 3 orang anaknya.

Berbeda dengan kondisi teman saya seorang pengusaha muda tambang batubara asal jakarta yang memperoleh keuntungan bersih bulanan dengan nominal ratusan juta rupiah. Dengan tinggi nya pendapatan yang diperoleh teman saya membuat diri nya cukup royal dalam mengeluarkan uang nya.

Teman saya tersebut pernah bercerita kepada saya, bahwa ada rekan bisnis nya berhutang 2.5 miliar rupiah dan tidak mau membayarnya, teman saya dengan gampangnya mengeluarkan uang 50 juta rupiah untuk membayar seseorang untuk “memaksa” rekan bisnis nya mau mengakui dan melunasi utang nya. Teman saya mengatakan, mending membuang uang kecil (50 juta rupiah) untuk mendapatkan kembali uang nya 2.5 miliar rupiah. Jika kita liat uang 50 juta bagi teman saya mungkin terasa kecil/sedikit.

Berbeda dengan ibu penjual telur asin, ketika realiti show memberikan uang 1 juta rupiah kepada nya, si ibu merasa sudah memperoleh rejeki sangat-sangat besar dan berlebihan, bahkan sampai sujud syukur kepada Tuhan nya sebagai tanda terima kasih.

Ada 2 kondisi yang berbeda, nilai nominal 1 juta rupiah sudah terasa sangat-sangat besar dan berlebihan bagi ibu penjual telor asin dibandingkan pendapatan hari nya yang hanya sebesar 15.000 rupiah, sedangkan untuk teman saya nilai nominal 50 juta rupiah masih terasa sangat kecil dan tidak berarti dibandingkan pendapatan bulannya sebesar ratusan juta rupiah.

Jadi jika teman saya kehilangan uang sebesar 1 juta rupiah mungkin tidak menjadi beban/penderitaan bagi nya, namun akan berbeda jika si ibu penjual telor asin kehilangan uang sebesar 1 juta rupiah yang mungkin akan membuat diri nya sangat-sangat menderita atas kehilangan uang tersebut.

Apa yang bisa kita tangkap dari cerita diatas dan di bandingkan dalam kehidupan kita sehari-hari ?

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Cuap-cuap aa'tono
« Reply #84 on: 08 May 2011, 09:48:34 PM »
Kesombongan Dalam Diri

Mungkin diantara rekan-rekan disini yang sudah pernah tahu atau pernah mendengar cerita ini, tapi aa mencoba menceritakan lagi, ya jika ada yang belum mengetahui, mereka bisa mengetahui cerita ini, jika sudah ada yang tahu/mengetahui, bisa sebagai pengingat kembali. Thread cuap-cuap aa'tono juga sudah lama tidak di update, ya faktor lupa, sibuk dan belum ada ide, sekarang aa mencoba untuk cuap-cuap lagi, bagi rekan-rekan yang merasa terganggu/merasa tidak ada manfaatnya, boleh di skip saja/tidak usah dibaca...

Di dalam hutan, ada seekor monyet yang sangat sombong, karena merasa dirinya yang paling ganteng/tampan, merasa tinggi/hebat diantara monyet-monyet lainnya. Setiap kali monyet sombong ini bertemu dengan monyet lain, pasti dia membanggakan dirinya dan menghina monyet yang lain.

Suatu ketika, monyet yang lebih tua, merasa perlu untuk menasehati monyet sombong tersebut. Monyet yang lebih tua mendatangi monyet yang sombong " Hei monyet muda yang sombong, apakah kamu merasa diri mu paling ganteng/tampan diantara monyet lainnya ?" monyet muda tersebut menjawab "ya, saya yang paling ganteng/tampan, tidak ada monyet lain yang lebih daripada saya".

Monyet tua tersebut membalas "Jika demikian, coba lah kamu pergi ke sungai yang jernih di samping hutan, ambil lah air sungai yang jernih tersebut dan minum lah air tersebut", maka monyet muda yang sombong, mengikuti saran dari monyet tua dan pergi ke sungai yang jernih.

Setibanya di sungai yang jernih tersebut, si monyet muda yang sombong mencari wadah untuk mengambil air sungai, setelah itu ia mendekati sungai yang jernih dan ingin mengambil air, tiba-tiba monyet muda yang sombong kaget ketika melihat ada wajah monyet yang jelek di permukaan air sungai yang jernih "wajah monyet siapa itu, jelek sekali..."

Si monyet muda yang sombong menjadi penasaran dan melihat kembali dengan seksama, ternyata wajah jelek diatas permukaan air itu adalah wajah diri nya, yang sama jeleknya dengan monyet lain...

Apa yang bisa ditangkap dari cerita diatas ? Kadang kita merasa diri kita yang paling hebat, paling ganteng dan paling-paling lainnya, tapi kita tidak menyadari bahwa kita tidak ada beda nya dengan orang lain, karena kesombongan itu kita merasa diri tinggi, bersikap angkuh, memandang rendah orang lain, akibatnya kita tidak disukai orang lain, kita dikucilkan, hubungan sosial buruk, tidak memiliki relasi luas...

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Cuap-cuap aa'tono
« Reply #85 on: 08 May 2011, 11:07:52 PM »
 _/\_ saya masuk dalam katageori itu aa , dalam diri saya masih mempunyai kesombongan, keangkuhan. ;D
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Cuap-cuap aa'tono
« Reply #86 on: 08 May 2011, 11:15:12 PM »
_/\_ saya masuk dalam katageori itu aa , dalam diri saya masih mempunyai kesombongan, keangkuhan. ;D

tidak ada manusia yg perfect didunia, walaupun ada yg mengklaim bahwa si A, si T, si Y adalah yg perfect, nyata nya toh kesombongan/keangkuhan masih terlihat jelas dalam diri seseorang...

begitu pula dengan aa, so mari kita sama2 menyadari dan belajar untuk mengikis kesombongan/keangkuhan yg ada didalam diri kita, ga perlu muluk2 smpai menghilangkan, cukup mengurangi muncul nya kesombongan/keangakuhan itu muncul ke permukaan...

_/\_

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Cuap-cuap aa'tono
« Reply #87 on: 08 May 2011, 11:58:44 PM »
ayuk aa..  ;D

btw cerita ewang me sutang masih ada lanjutannya?.. share please
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Cuap-cuap aa'tono
« Reply #88 on: 09 May 2011, 03:09:22 PM »
ayuk aa..  ;D

btw cerita ewang me sutang masih ada lanjutannya?.. share please

klo kelanjutannya, kudu minta ma narasumber hehehe... ktnya sih ada buku pertama nya, ntar klo aa dapat buku nya, aa share lg...

btw, sis metta (anggota DC) itu jg punya sixth sense, selain bs melihat mahluk halus (bkn cm mahluk alam apaya, jg alam dewa dan brahma), jg bs berkomunikasi dengan mahluk halus tersebut, jg bs melihat rentetan kamma/beberapa kehidupan masa lampau seseorang... klo mau tanya2 sis metta, malah lebih mantep, lsng komunikasi dengan narasumber...


Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Cuap-cuap aa'tono
« Reply #89 on: 09 May 2011, 04:21:10 PM »
baik aa.. nanti tanya sis metta :D
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma