Sepakat. memilih2 dalam hal makan, tidak terkait dengan cintakasih ataupun pencapaian kesucian. Alih2 malah menjadikan semakin dosa/lobha...
sy paparkan sedikit analisa sy:
Ambil contoh kantong plastik dan daging.
Jika kita giat mengurangi pemakaian kantong plastik, maka produksi kantong plastik akan dikurangi sehingga sampah kantong plastik akan berkurang, bandingkan seperti selama ini, kantong plastik sangatlah murah sehingga pemakaian kantong plastik besar2an dan menjadi masalah sampah serius bagi lingkungan.
IMO, ini persis halnya jika sbgn masyarakat tidak makan daging. Maka produksi daging akan dikurangkan, otomatis pembantaian makhluk tertentu akan dikurangi. Ambil contoh kita kurang suka makan anjing, maka tidak banyak anjing yg dibantai. Di China banyak anjing2 yg dibantai setiap hari untuk dimakan. Krn memang ada pasar/konsumen disitu. Bandingkan dengan disini, dimana anjing2 berkeliaran bebas *)
Juga, sejak meningkatnya permintaan akan kulit trenggiling, di daerah sy banyak yg ikut jadi pemburu trenggiling. Dulu tidak ada yg mengacuhkan trenggiling, namun akhir2 ini hampir tiap hari ada trenggiling yg ditangkap, dibunuh dan dipreteli kulitnya.
Saya bayangkan jika sy sudah mulai menyukai daging anjing, maka sy akan datang ke resto anjing (resto batak; yg tidak banyak di daerah sy). Jika bbrp atau puluhan orang bertindak seperti sy, maka pasti akan menambah jumlah anjing2 yg akan dibantai.
Permintaan mempengaruhi pasar. Ini hukum ekonomi.
Mulainya transaksi bisa diawali dengan penyediaan barang lalu ditawarkan, atau bisa juga ada permulaan permintaan barang baru dicari.
Jika kasusnya adalah pengenalan menu baru (anjing), baru ada pelanggan (yang coba-coba dan ternyata suka), maka itu adalah kasus pertama.
Jika kasusnya adalah memang ada permintaan, misalnya perbincangan tentang minat masyarakat setempat akan menu baru (anjing), maka itu adalah kasus ke dua.
Setelah pasar terjadi, maka barulah keduanya (permintaan & persediaan) saling interaksi mempengaruhi dalam cara yang rumit. Misal permintaan naik, maka bisa jadi persediaan ditambah (pembantaian ditambah) atau persediaan sama, namun harganya yang naik (karena keterbatasan penyediaan). Dengan demikian, apakah jika permintaan turun, PASTI penyediaan turun? Tentu tidak. Sebaliknya, bisa juga harganya turun, namun barang tersedia sama. Hal ini juga yang nyata di mana sebelumnya saya sampaikan di UK, banyaknya makanan terbuang (termasuk daging), mencapai >30% dari total produksi. Jelas di sini memang jumlah penyediaan tidak berbanding lurus dengan permintaan.
Bagaimanakah terhentinya pasar ini?
Jika persediaan atau permintaan mencapai titik nol, maka bisa terhenti. Permintaan mencapai titik nol, ini seperti kalau semua orang stop makan daging, total. Persediaan mencapai titik nol adalah jika penyedia sudah kehilangan kemampuan mengadakan barang, misalnya bangkrut.
Jika dalam satu sistem, jumlah konsumen yang berhenti adalah signifikan dan cukup untuk 'menggoyang' pasar, maka memang benar, terhentinya konsumsi akan berpengaruh pada penyediaan daging. Misalnya di contoh Bro Willi tadi. Nah, kalau jumlah konsumen yang berhenti tidak signifikan dan tidak berarti bagi berlangsungnya pasar, katakanlah di Jakarta ini 1000 orang menjadi vegetarian, apakah misalnya KFC akan mengurangi pasokan ayamnya?
Yang hendak saya katakan di sini, jumlah konsumen selalu naik turun dan produsen sudah mengantisipasinya. Kelebihan produksi (yang tidak laku) juga telah diperhitungkan. Oleh karena itu, ada kalanya dalam satu kondisi, keputusan kita untuk makan atau tidak makan adalah
berpengaruh pada jumlah penyediaan; ada kalanya juga dalam kondisi lainnya, keputusan kita untuk makan atau tidak makan adalah
tidak berpengaruh pada jumlah penyediaan.
Nah, sekarang saya setuju bahwa mungkin di tempat bro Willi di mana konsumennya terbatas, distribusi terbatas, jika saya seorang yang tadinya makan daging anjing atau minta kulit trenggiling, berhenti mencarinya, maka itu akan berpengaruh. Tapi apakah jika saya berhenti makan KFC, misalnya, menurut Bro Willi akan berpengaruh pada penurunan pembantaian ayamnya?
---
*) belakangan di kota sy populasi anjing berkeliaran bebas sudah mulai berkurang sejak mulai maraknya resto batak yg menyediakan daging anjing. Bahkan anjing sy sendiri, yg jinak dan jika sesekali lari keluar, selalu pulang ke rumah kembali dlm bbrp jam, terakhir, tidak pernah kembali lagi. Semua orang mengatakan ia telah ditangkap dan dijual ke resto batak.
::
Turut berkaruna-citta terhadap anjingnya Bro Willi. Semoga ia selamat, dan kalaupun memang dibuat saksang, semoga terlahir di alam yang lebih baik.