//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan  (Read 580881 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #765 on: 11 August 2011, 09:15:44 AM »
Oke bro Kainyn, tentang Mulapariyaya Sutta, tidak ingin saya bahas lebih jauh karena saya belum tertarik. Saya hanya mau tanya pendapat bro saja tentang masalah saya berikut ini.

Jadi begini. Saya merasa, saya terlalu banyak membaca dan mendengar Dhamma tanpa disertai praktik. Saya senang membaca dan mendengar Dhamma karena menurut saya, hal itu menyenangkan. Di dalam Dhamma, saya bisa menemukan dorongan/desakan tapi juga disertai cinta-kasih di dalamnya. Dengan logika saya berdasarkan apa yang saya cerap dari sumber eksternal itu, saya dengan logis bisa mencari sumber masalah yang sedang saya hadapi.

Tapi akhir-akhir ini saya mulai merasa overload. Sepertinya kilesa, dhamma, dan judgement, bergumul dalam diri saya ;D Dhamma terlalu bagus, tapi juga terlalu kompleks bagi saya untuk menangani kilesa yang juga kompleks. Rasanya seperti kewalahan sendiri. Mungkin saya terlalu banyak berpikir ya? mungkin sebaiknya saya mengurangi bahan bacaan?

Salah satu dari 7 faktor pencerahan (Bhojjanga) adalah penyelidikan dhamma. Jika ada kebimbangan, keraguan... bertanya... Karena menurut MILINDA PANHA -- salah satu faktor tumbuhnya kebijaksanaan adalah dengan seringnya bertanya..
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #766 on: 11 August 2011, 09:17:45 AM »
Mungkin & semoga saja begitu. Entahlah, waktu dulu di DC dan di forum MMD (yang dulu), saya melihat Pak Hudoyo lebih sebagai seorang pengajar yang sabar & detail menjelaskan panjang lebar. Belakangan saya lihat, kesannya kurang sabar & intoleran terhadap pandangan vipassana yang berbeda.




yah, menurut saya wajar kok. ini seperti seseorang yg sumber nafkahnya diserobot oleh orang lain

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #767 on: 11 August 2011, 09:23:44 AM »
yah, menurut saya wajar kok. ini seperti seseorang yg sumber nafkahnya diserobot oleh orang lain

Wajar sesuai ukuran puthujana...  ;D
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #768 on: 11 August 2011, 09:30:25 AM »
Wajar sesuai ukuran puthujana...  ;D

ybs memang biasanya bangga akan ke-putujjhana-annya kok. saty2nya putujjhana yg menccipi nibbana

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #769 on: 11 August 2011, 09:38:42 AM »
Oke bro Kainyn, tentang Mulapariyaya Sutta, tidak ingin saya bahas lebih jauh karena saya belum tertarik. Saya hanya mau tanya pendapat bro saja tentang masalah saya berikut ini.

Jadi begini. Saya merasa, saya terlalu banyak membaca dan mendengar Dhamma tanpa disertai praktik. Saya senang membaca dan mendengar Dhamma karena menurut saya, hal itu menyenangkan. Di dalam Dhamma, saya bisa menemukan dorongan/desakan tapi juga disertai cinta-kasih di dalamnya. Dengan logika saya berdasarkan apa yang saya cerap dari sumber eksternal itu, saya dengan logis bisa mencari sumber masalah yang sedang saya hadapi.

Tapi akhir-akhir ini saya mulai merasa overload. Sepertinya kilesa, dhamma, dan judgement, bergumul dalam diri saya ;D Dhamma terlalu bagus, tapi juga terlalu kompleks bagi saya untuk menangani kilesa yang juga kompleks. Rasanya seperti kewalahan sendiri. Mungkin saya terlalu banyak berpikir ya? mungkin sebaiknya saya mengurangi bahan bacaan?
OK, ini salah satu bahasan yang paling saya suka: Praktik. :)
Menurut bro thres, apakah bentuk dari 'praktik' dalam Ajaran Buddha? Nanti baru kita bahas yang berikutnya.


Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #770 on: 11 August 2011, 09:45:07 AM »
Buddha benar benar merealisasikan an-atta-nya, dan tidak mencari pengikut... jadi ketika tuntunan dhamma (berkehidupan) di terima, dilaksanakan, ataupun di-acuhkan oleh pendengarnya, tidak masalah bagi Buddha.
Sepertinya begitu. Memang juga Buddha katakan ketika seseorang mulai terkenal, ada bahaya yang mengancam kalau orang tersebut tidak waspada.



yah, menurut saya wajar kok. ini seperti seseorang yg sumber nafkahnya diserobot oleh orang lain
Tapi setahu saya, kegiatannya tidak komersil, 'kan?!

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #771 on: 11 August 2011, 09:50:58 AM »
Sepertinya begitu. Memang juga Buddha katakan ketika seseorang mulai terkenal, ada bahaya yang mengancam kalau orang tersebut tidak waspada.


Tapi setahu saya, kegiatannya tidak komersil, 'kan?!

kegiatan yg tdk komersil biasanya justru lebih menguntungkan daripada yg komersil

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #772 on: 11 August 2011, 09:55:52 AM »
kegiatan yg tdk komersil biasanya justru lebih menguntungkan daripada yg komersil
Bisa diperjelas? Menguntungkannya dari segi apa?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #773 on: 11 August 2011, 09:58:15 AM »
Bisa diperjelas? Menguntungkannya dari segi apa?

walau tdk komersil tapi yg jelas dana "sukarela" tidak ditolak. kadang kala dana sukarela bisa menghasilkan jutaan sementara dgn tarif resmi hanya dapat cepekceng

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #774 on: 11 August 2011, 10:02:06 AM »
walau tdk komersil tapi yg jelas dana "sukarela" tidak ditolak. kadang kala dana sukarela bisa menghasilkan jutaan sementara dgn tarif resmi hanya dapat cepekceng
;D Masa' sih? Tapi kalau penilaian pribadi saya sekilas, PH bukan orang yang mata duitan. Mencari banyak pengikut mungkin saja, tapi kalau untuk duit, menurut saya tidak.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #775 on: 11 August 2011, 10:18:49 AM »
;D Masa' sih? Tapi kalau penilaian pribadi saya sekilas, PH bukan orang yang mata duitan. Mencari banyak pengikut mungkin saja, tapi kalau untuk duit, menurut saya tidak.

don't judge a man from what he said/wrote.

Offline thres

  • Teman
  • **
  • Posts: 62
  • Reputasi: 4
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #776 on: 11 August 2011, 10:22:37 AM »
OK, ini salah satu bahasan yang paling saya suka: Praktik. :)
Menurut bro thres, apakah bentuk dari 'praktik' dalam Ajaran Buddha? Nanti baru kita bahas yang berikutnya.

Saat mendengar kata "praktik", maka teori yang paling menonjol muncul pada pikiran saya adalah tentang usaha benar yaitu memunculkan hal-hal bermanfaat yang belum muncul, dan mempertahankan yang telah muncul. Dan sebaliknya yaitu menghindari munculnya hal-hal tidak bermanfaat yang belum muncul, dan memadamkan yang telah muncul.

Kemarin saya baca di Samyutta Nikaya, kalau tidak salah tentang gagang kapak yang aus? Maaf kalau salah, saya lupa-lupa ingat. Intinya dikatakan bahwa sehari-harinya kita tidak tahu seberapa banyak yang aus. Tapi suatu saat ketika kapak itu menjadi benar-benar aus (tidak dapat digunakan lagi), barulah kita mengetahuinya. Sama halnya seperti tali kapal yang sehari-harinya terendam air laut dan terjemur matahari. Sehari-harinya tidak terlihat ausnya, tapi suatu saat karena telah rapuh akhirnya dia terputus, maka saat itulah baru muncul pengetahuan tentang ausnya tali. Ini seperti berusaha dan tidak melihat hasil yang nyata sehari-harinya, tapi saat terlepasnya suatu noda atau mencapai suatu tahap pencerahan, barulah kita sadari?

Tentang masalah saya, mungkin kalau disingkat, jadinya begini:
Ketika menghadapi masalah, maka secara logika, saya bisa menemukan penyebabnya. Tapi untuk mengatasinya, saya merasa bergelimang kilesa. Seperti ada suatu keyakinan dalam diri saya tentang "sisi gelap" saya yang tidak bisa diubah. Saya melekat akan gambaran diri masa lalu saya. Dan ada suatu ketidakpercayaan diri untuk mengatasinya. Walaupun saya menyadari ini semua dan secara teori saya tahu tentang "hidup di masa sekarang", tapi tetap saja pikiran saya terseret ke masa lalu. Mungkin ini yang disebut Kebodohan ya?

Bagaimana caranya berada di jalur yang benar dalam praktik?

Wah, ini balik lagi ke diri saya yang saya maksudkan. Kalau saya baca tentang tulisan saya di atas mengenai usaha benar, saya tahu penyebab dari masalah saya, tapi saat saya menemukan kilesa, saya bingung ;D Saya bingung ketika saya menyadari bahwa pikiran saya mengembara dan terjerat begitu jauh, lalu terwujud dalam bentuk pikiran yang gelisah dan "gelap". Saya seringkali terlambat menyadarinya, dan ketika kilesa telah menjadi begitu besar, di saat itulah saya baru menyadarinya dan merasa kewalahan. Apalagi ditambah dengan kemelekatan saya akan "diri" saya di masa lalu, dan ketidakpercayaan diri saya untuk mengatasinya.
« Last Edit: 11 August 2011, 10:33:46 AM by thres »

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #777 on: 11 August 2011, 10:35:07 AM »
Wah, ini balik lagi ke diri saya yang saya maksudkan. Kalau saya baca tentang tulisan saya di atas mengenai usaha benar, saya tahu penyebab dari masalah saya, tapi saat saya menemukan kilesa, saya bingung ;D Saya bingung ketika saya menyadari bahwa pikiran saya mengembara dan terjerat begitu jauh, lalu terwujud dalam bentuk pikiran yang gelisah dan "gelap". Saya seringkali terlambat menyadarinya, dan ketika kilesa telah menjadi begitu besar, di saat itulah saya baru menyadarinya dan merasa kewalahan.

Kalo saya memcoba menyadari perasaan, persepsi, bentuk2 pikiran, dll. Tetapi ketika disadari, yang terjadi hal-hal tersebut semakin lama semakin tidak terkontrol  :|. Apakah yang saya alami ini juga adalah sebuah keterlambatan menyadari ?

Apakah ketika hal-hal tersebut semakin besar, sebaiknya kita alihkan perhatian ke suatu objek misal, kembung kempis perut ?

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #778 on: 11 August 2011, 10:45:10 AM »
Saat mendengar kata "praktik", maka teori yang paling menonjol muncul pada pikiran saya adalah tentang usaha benar yaitu memunculkan hal-hal bermanfaat yang belum muncul, dan mempertahankan yang telah muncul. Dan sebaliknya yaitu menghindari munculnya hal-hal tidak bermanfaat yang belum muncul, dan memadamkan yang telah muncul.

Kemarin saya baca di Samyutta Nikaya, kalau tidak salah tentang gagang kapak yang aus? Maaf kalau salah, saya lupa-lupa ingat. Intinya dikatakan bahwa sehari-harinya kita tidak tahu seberapa banyak yang aus. Tapi suatu saat ketika kapak itu menjadi benar-benar aus (tidak dapat digunakan lagi), barulah kita mengetahuinya. Sama halnya seperti tali kapal yang sehari-harinya terendam air laut dan terjemur matahari. Sehari-harinya tidak terlihat ausnya, tapi suatu saat karena telah rapuh akhirnya dia terputus, maka saat itulah baru muncul pengetahuan tentang ausnya tali. Ini seperti berusaha dan tidak melihat hasil yang nyata sehari-harinya, tapi saat terlepasnya suatu noda atau mencapai suatu tahap pencerahan, barulah kita sadari?

Tentang masalah saya, mungkin kalau disingkat, jadinya begini:
Ketika menghadapi masalah, maka secara logika, saya bisa menemukan penyebabnya. Tapi untuk mengatasinya, saya merasa bergelimang kilesa. Seperti ada suatu keyakinan dalam diri saya tentang "sisi gelap" saya yang tidak bisa diubah. Saya melekat akan gambaran diri masa lalu saya. Dan ada suatu ketidakpercayaan diri untuk mengatasinya. Walaupun saya menyadari ini semua dan secara teori saya tahu tentang "hidup di masa sekarang", tapi tetap saja pikiran saya terseret ke masa lalu. Mungkin ini yang disebut Kebodohan ya?

Bagaimana caranya berada di jalur yang benar dalam praktik?

Wah, ini balik lagi ke diri saya yang saya maksudkan. Kalau saya baca tentang tulisan saya di atas mengenai usaha benar, saya tahu penyebab dari masalah saya, tapi saat saya menemukan kilesa, saya bingung ;D Saya bingung ketika saya menyadari bahwa pikiran saya mengembara dan terjerat begitu jauh, lalu terwujud dalam bentuk pikiran yang gelisah dan "gelap". Saya seringkali terlambat menyadarinya, dan ketika kilesa telah menjadi begitu besar, di saat itulah saya baru menyadarinya dan merasa kewalahan. Apalagi ditambah dengan kemelekatan saya akan "diri" saya di masa lalu, dan ketidakpercayaan diri saya untuk mengatasinya.

Selama saya masih menarik nafas dan mengeluarkan nafas = praktik.... cuma kadang praktik kusala, praktik akusala... kadang praktik magga, kadang praktik non-magga (betul gak istilah itu) wkwkwkwkwk...

Mana-kah kehidupan bro Thres yang bukan "praktik" ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #779 on: 11 August 2011, 10:49:04 AM »
Selama saya masih menarik nafas dan mengeluarkan nafas = praktik.... cuma kadang praktik kusala, praktik akusala... kadang praktik magga, kadang praktik non-magga (betul gak istilah itu) wkwkwkwkwk...

Mana-kah kehidupan bro Thres yang bukan "praktik" ?


jadi, apakah orang yg sedang menyelam di kolam renang tidak praktik?

 

anything