//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis  (Read 22546 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline mxi

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 40
  • Reputasi: 1
Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« on: 15 November 2007, 02:00:09 PM »
Di bawah ini adalah tulisan saya di sebuah milis menanggapi masalah acara-acara kesurupan di beberapa sekte Buddhis. Semoga berguna dan mohon masukannya.

==================================================================================

Sebagian besar dari kita ketika melihat seseorang kesurupan roh halus, setan atau roh orang yg sudah meninggal, tentu menganggap itu hal yang wajar, dalam arti setiap orang bisa saja mengalami hal seperti itu, walaupun memang ada orang2 yg lebih ahli dan memiliki bakat dalam melakukan hal2 seperti itu.

Mengapa kita anggap wajar? ( ini yg kita sebenarnya tau namun sering kita lupakan ) karena pada dasarnya mahluk-mahluk tersebut ( setan, roh halus, dll ) itu tingkatannya lebih rendah dari manusia ( alam dan karmanya ), sehingga untuk berkomunikasi dengan manusia, dengan segala keterbatasan yg mereka miliki, mereka harus meminta bantuan atau meminjam tubuh kasar manusia, sulit bagi mereka untuk menampakkan diri atau yang lebih hebat lagi berkomunikasi secara langsung, itupun menurut saya tidak semua roh dari alam bawah yg bisa, mungkin hanya roh2 yg alamnya tidak berbeda jauh dengan alam manusia ( jika alamnya di neraka mana bisa? ).

Berbeda dengan manusia yang alamnya lebih tinggi, untuk berkomunikasi dengan roh2 tersebut( walau tidak semua manusia bisa, karena ya tau sendirilah, namanya juga manusia, juga ga suci2 amat ;p ), tentu kita tidak perlu merasuki "tubuh" roh2 atau setan tersebut atau melalui perantara roh2 lainnya. Begitu juga karena tingkat kita yang lebih tinggi kadang kita bisa membantu mereka yg lebih buruk karmanya walaupun belum tentu bisa secara langsung, namun bisa dengan doa maupun dengan penghormatan terhadap mereka yang dapat mengkondisikan mereka berpikir positif sehingga mengurangi penderitaan mereka.

Lalu bagaimana dengan dewa? kita semua tentu setuju bahwa dewa itu tingkatannya jauh lebih tinggi dari manusia, apalagi Buddha, jelas berbeda jauh dengan manusia. Dewa yg kita bicarakan disini tentu dewa yg tingkatnya tinggi, bukan yg dekat2 alamnya dengan manusia, Dewa yg sakti, bisa menolong manusia, benar2 tau dengan kondisi manusia, dll. Dewa itu suci, memiliki kekuatan dan kemampuan yg tentunya jauh di atas manusia.

Lalu yang jadi pertanyaan, apakah mungkin, dewa yang jauh lebih suci, sakti, berkemampuan jauh lebih tinggi dari manusia itu hanya untuk berkomunikasi dengan manusia yg jauh lebih rendah tingkatannya itu perlu bantuan manusia? apakah dewa yg selama ini kita percaya dapat menolong kita, dll, itu hanya untuk berbicara saja harus menggunakan cara "low level" ( cara yg digunakan mahkluk2 halus karena segala keterbatasan mereka ) dengan kesurupan? Apakah dewa yg sakti dan suci itu tidak bisa menggunakan cara lain untuk berkomunikasi dengan manusia? mahluk halus saja kadang masih bisa melakukan penampakan walalupun tidak semuanya bisa dan nampaknya kadang hanya sekilas2 hiiii......

Saat ini banyak sekali orang yg mengaku bisa kesurupan dewa, bahkan banyak juga aliran "budhis" yg untuk menarik umat menggunakan cara2 seperti ini ( maklum kadang umat Buddha tu dari pengamatanku cenderung kurang kritis ).

Bahkan yg lebih mencegangkan lagi, dalam ritual2 tersebut ada yg mengaku kesurupan buddha!!! kebetulan saudara saya ada yg mengikuti ritual tersebut, orangnya mengaku kesurupan Buddha Chikkung!!! dan "Buddha" tersebut ingin menyampaikan pesan2 ke manusia ( isinya standar aja, bilang dunia mo kiamat ato dunia sudah kejam dll trus minta manusia2 ini percaya ama yg kesurupan atau teman2nya yg kesurupan, dll jika pengen selamat ).

Bagi saya, hal ini terlalu mencegangkan, Buddha yg seharusnya sangat suci dan kita junjung tinggi, harus menggunakan tubuh manusia untuk berkomunikasi, menggunakan cara "low level" hanya untuk berkomunikasi dengan manusia. Apa ga salah nih? Sesakti apa sebenarnya tubuh manusia sehingga mampu menampung kesucian sesosok dewa apalagi Buddha, tubuh yg kotor ini??? dan yg ga kalah mengherankan, sebenarnya se ga sakti apa tu "dewa" dan "Buddha" sehingga untuk bicara ( hanya bicara, belum menolong dll ) saja tidak bisa secara langsung dan harus pinjam2 tubuh.  Bukankah Dewa dan Buddha seharusnya tidak memiliki keterbatasan seperti setan atau roh2 halus tersebut?

Dalam dhammanya saja sang Buddha mengatakan bahwa tidak mungkin ada 2 Buddha secara bersamaan di bumi karena bumi tidak akan sanggup menahan kesucian dan keagungan dua Buddha. Apalagi tubuh manusia??? rasanya kita kok jadi terlalu sombong dan menganggap diri kita terlalu sakti.

Jika kesaktian seperti meramal hal2 duniawi dan kesaktian2 duniawi lain yg tidak berhubungan dengan dewa dan Buddha tentu masih bisa kita pahami, toh kesaktian tersebut hanya kesaktian duniawi, orangnya tetep bisa mati, sakit, dan menjalani karma. Namun memanggil dan menampung dewa dan Buddha dalam tubuh kita???

Hal2 seperti inilah yg kadang kita lupakan, padahal sebenarnya penting ( paling tidak bagi saya ), kita kadang hanya cenderung percaya dan percaya tanpa berpikir ( atau malas berpikir? ). Padahal dengan percaya begitu saja, kita bisa2 justru menjadi lebih jauh dengan dewa dan buddha dan lebih dekat dengan "dewa" dan "buddha" palsu tersebut.

Saya selalu percaya bahwa dewa dan Buddha itu ada, dan tentunya mereka memiliki alasan2 atau hal2 tersendiri yang membuat mereka tidak sembarangan menampakkan diri kepada manusia. Saya juga percaya, dengan kesucian Dewa dan Buddha, mereka tidak perlu menampakkan diri kepada manusia ( apalagi lewat kesurupan ) hanya untuk menolong manusia, sama seperti manusia yang dapat menolong mahkluk2 di alam di bawahnya dengan tidak langsung melalui doa dan pelimpahan jasa.

Demikian salah satu pemikiran saya mengenai topik kesurupan dewa ini, sebenarnya masih banyak alasan2 lain mengapa kita tidak boleh sembarangan percaya dan percaya kepada sesuatu yg sulit dibuktikan seperti ini, dan untuk mengerti, kita hanya perlu berpikir lebih jauh dan lebih terbuka sedikit. Semoga pemikiran ini dapat berguna. Semoga dengan berbagi ilmu, pengetahuan, pemikiran dan pandangan, dapat membuat kita menjadi tidak sombong karena sadar masih banyak hal yg tidak kita ketahui. Semoga dengan berbagi ilmu, pengetahuan, pemikiran dan pandangan, dapat membuat kita menjadi makin pintar.

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #1 on: 15 November 2007, 03:37:02 PM »
sekte2 yg mana ya?
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #2 on: 15 November 2007, 03:52:29 PM »
Jadi mikir lagi nih tentang "kesurupan dewa"  :-?

Ada beberapa kemungkinan:
~ Tu orang bo'ong alias bersandiwara doang
~ Tu orang benar2 dirasuki makhluk tapi bukan dewa (mungkin alam rendah kali ya?)
~ Tu orang bener2 dirasuki dewa (makhluk lebih tinggi)

I dunno... ada yg bisa bantu?

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #3 on: 15 November 2007, 04:01:54 PM »
^ makanya dalam bahasa chinese, kesurupan itu ada 2:

1. lok tang (lok = turun) dalam hal ini mungkin yg masuk deva
2. khi tang (khi = naik) dalam hal ini mungkin yg masuk peta

hanya pendapat gua...
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #4 on: 15 November 2007, 04:38:31 PM »
aliran maitreya palink suka kayak gituan...

aliran Maitreya lahir dari? Mahayana donk~~

tanya kenapa? who knows...suka main kesurupan...:hammer:

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #5 on: 15 November 2007, 06:07:42 PM »
^ makanya dalam bahasa chinese, kesurupan itu ada 2:
1. lok tang (lok = turun) dalam hal ini mungkin yg masuk deva
2. khi tang (khi = naik) dalam hal ini mungkin yg masuk peta
hanya pendapat gua...

Apakah bisa tau yg masuk itu dewa ato peta? yg saya tau sama2 makhluk tak tampak... ;D

 _/\_  :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #6 on: 15 November 2007, 06:34:31 PM »
Jadi mikir lagi nih tentang "kesurupan dewa"  :-?
Ada beberapa kemungkinan:
~ Tu orang bo'ong alias bersandiwara doang
~ Tu orang benar2 dirasuki makhluk tapi bukan dewa (mungkin alam rendah kali ya?)
~ Tu orang bener2 dirasuki dewa (makhluk lebih tinggi)
I dunno... ada yg bisa bantu?
::
Menurut saya....
1. yg tau makhluk rendah ato makhluk lebih tinggi adalah makhluk itu sendiri... yang pasti adalah kemasukkan makhluk tak tampak... ;D
2. Setelah masuk ke tubuh orang, makhluk itu akan bilang ttg siapa dia. padahal  kita kan ga tau siapa dia sebenarnya
3.  Makhluk tak tampak ada yg baik dan ada yg tidak baik juga...kayak manusia lah, hanya alamnya yg beda

 _/\_   :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline JackDaniel

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 824
  • Reputasi: 24
  • Gender: Male
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #7 on: 15 November 2007, 07:10:50 PM »
aliran maitreya palink suka kayak gituan...

aliran Maitreya lahir dari? Mahayana donk~~

tanya kenapa? who knows...suka main kesurupan...:hammer:


Kok Dari Mahayana??
"Karena pandangan yang salah orang bodoh menghina ajaran mulia, orang suci dan orang bijak. Ia akan menerima akibatnya yang buruk, seperti rumput kastha yang berbuah hanya untuk menghancurkan dirinya sendiri".

DHAMMAPADA, syair 164

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #8 on: 15 November 2007, 10:24:01 PM »
^ makanya dalam bahasa chinese, kesurupan itu ada 2:
1. lok tang (lok = turun) dalam hal ini mungkin yg masuk deva
2. khi tang (khi = naik) dalam hal ini mungkin yg masuk peta
hanya pendapat gua...

Apakah bisa tau yg masuk itu dewa ato peta? yg saya tau sama2 makhluk tak tampak... ;D

 _/\_  :lotus:
IMHO:
80% sandiwara untuk nafkah,
19% peta,
1% deva.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #9 on: 15 November 2007, 10:46:30 PM »
^
Ashura kok di ketinggalan seh... ;D

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #10 on: 15 November 2007, 10:58:43 PM »
^sampe sekarang belum dapat image ashura. jadi ga terpikirkan sebelumnya.

efreet, shiva, titan, bahemoth dalam FF itu ashura kali ya?
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #11 on: 16 November 2007, 12:06:53 AM »
^sampe sekarang belum dapat image ashura. jadi ga terpikirkan sebelumnya.

efreet, shiva, titan, bahemoth dalam FF itu ashura kali ya?
Ashura itu Jin..

Offline kosdi

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 102
  • Reputasi: 2
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #12 on: 16 November 2007, 11:13:01 AM »
^sampe sekarang belum dapat image ashura. jadi ga terpikirkan sebelumnya.

efreet, shiva, titan, bahemoth dalam FF itu ashura kali ya?
rasanya deva alam rendah tuh.... hehehe tapi masa FF di diskusi kan di sini sih hehehe

Offline mxi

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 40
  • Reputasi: 1
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #13 on: 16 November 2007, 02:09:56 PM »
aliran maitreya palink suka kayak gituan...

tul... biasanya digunakan utk menakut2i umat ( salah satu ciri cult ).

Agama Budha jadi balik lagi ke agama purba, seperti dukun. Paling malas saya kalo udah ditanya2 umat agama lain tentang acara2 kayak gini. soalnya mereka jadi anggap agama Budha kayak gitu.

Offline JH sugathadasa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 293
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #14 on: 16 November 2007, 02:25:41 PM »

aliran Maitreya lahir dari? Mahayana donk~~


mahayana sgtlah jauh berbeda dgn maitreya..

emang maitreya itu msh masuk dlm kategori agama buddha ya ?  ;D

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #15 on: 16 November 2007, 05:06:32 PM »
 [at] atas gw
gk donk...tapi...tao sendiri khan aliran sesat Maitreya itu lahir darimana...lahir dari Mahayana..karena kesalahpahaman terhadap Boddhisatva dan Buddha gaib....

Offline JH sugathadasa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 293
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #16 on: 16 November 2007, 06:12:34 PM »
[at] atas gw
gk donk...tapi...tao sendiri khan aliran sesat Maitreya itu lahir darimana...lahir dari Mahayana..karena kesalahpahaman terhadap Boddhisatva dan Buddha gaib....

hi el sol, ini kowajong nih hehehe.. apa kbr bro  ;D


Offline JackDaniel

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 824
  • Reputasi: 24
  • Gender: Male
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #17 on: 16 November 2007, 07:17:26 PM »
[at] atas gw
gk donk...tapi...tao sendiri khan aliran sesat Maitreya itu lahir darimana...lahir dari Mahayana..karena kesalahpahaman terhadap Boddhisatva dan Buddha gaib....

Owh...gt...
tp intinya Mahayana ga ada sedikitpun persamaan dengan Aliran Sesat Maitreya...(inti lebih dalamnya...Mahayana tidak sesat)  ;D
"Karena pandangan yang salah orang bodoh menghina ajaran mulia, orang suci dan orang bijak. Ia akan menerima akibatnya yang buruk, seperti rumput kastha yang berbuah hanya untuk menghancurkan dirinya sendiri".

DHAMMAPADA, syair 164

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #18 on: 17 November 2007, 04:39:08 AM »
Katanya sich...
Kalao yg dewa... bukan dewanya yg turun...
tapi kaki-tangannya... yg bawa "pesan" dari dewa...

en katanya juga...
mreka yg udah latihan, dalam masalah medium
juga memiliki latihan untuk merasakan hawa...
entah itu hawa dewa... maupun hawa setan....

en katanya juga...
bakat medium susah dilatih...
jauh lebih "kuat" mreka yg berbakat dari lahir (sin-kut)

en katanya juga...
mreka latihannya via meditasi...
sejenis dengan mempertahankan kesadaran...

auk ah... katanya-katanya muluw...
en katanya juga... :hammer:
koq rasanya susah bener memahami Tao :hammer:

Offline mxi

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 40
  • Reputasi: 1
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #19 on: 18 November 2007, 10:22:16 AM »
[at] atas gw
gk donk...tapi...tao sendiri khan aliran sesat Maitreya itu lahir darimana...lahir dari Mahayana..karena kesalahpahaman terhadap Boddhisatva dan Buddha gaib....

Owh...gt...
tp intinya Mahayana ga ada sedikitpun persamaan dengan Aliran Sesat Maitreya...(inti lebih dalamnya...Mahayana tidak sesat)  ;D

Maitreya si bukan dari Mahayana bunk, soalnya sejarahnya maitreya tu dari pemberontak china.

Dulu ada yg ngaku2 titisan Budha Maitreya disono, tapi sebenernya cuma cari pengikut buat berontak, tapi akhirnya ditumpas kerajaan. Tapi yang namanya aliran sesat ya ditumpas muncul lagi, ditumpas lagi muncul lagi, selama rakyatnya  masih bodoh dan gampang dikibulin. Ada sejarahnya kok itu, dl sempet ada di wikipedia indonesia.

Mungkin persamaan Maitreya dan Mahayana mungkin cuma 1, sama2 berkembang  di China, tapi ajarannya beda banget.


Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #20 on: 18 November 2007, 10:29:18 PM »
[at] atas gw
gk donk...tapi...tao sendiri khan aliran sesat Maitreya itu lahir darimana...lahir dari Mahayana..karena kesalahpahaman terhadap Boddhisatva dan Buddha gaib....

hi el sol, ini kowajong nih hehehe.. apa kbr bro  ;D


glup......hi... ;D

oh iyah...perkenalkan diri donk.... 8) ;D
« Last Edit: 18 November 2007, 10:35:33 PM by El Sol »

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #21 on: 19 November 2007, 09:07:52 AM »
[at] atas gw
gk donk...tapi...tao sendiri khan aliran sesat Maitreya itu lahir darimana...lahir dari Mahayana..karena kesalahpahaman terhadap Boddhisatva dan Buddha gaib....

Owh...gt...
tp intinya Mahayana ga ada sedikitpun persamaan dengan Aliran Sesat Maitreya...(inti lebih dalamnya...Mahayana tidak sesat)  ;D

Maitreya si bukan dari Mahayana bunk, soalnya sejarahnya maitreya tu dari pemberontak china.

Dulu ada yg ngaku2 titisan Budha Maitreya disono, tapi sebenernya cuma cari pengikut buat berontak, tapi akhirnya ditumpas kerajaan. Tapi yang namanya aliran sesat ya ditumpas muncul lagi, ditumpas lagi muncul lagi, selama rakyatnya  masih bodoh dan gampang dikibulin. Ada sejarahnya kok itu, dl sempet ada di wikipedia indonesia.

Mungkin persamaan Maitreya dan Mahayana mungkin cuma 1, sama2 berkembang  di China, tapi ajarannya beda banget.



Kalo ada sejarahnya trus berbahasa indonesia pula.. lalu kenapa sektenya bisa beredar di indonesia juga??  ???
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #22 on: 19 November 2007, 05:05:43 PM »
[at] atas gw
gk donk...tapi...tao sendiri khan aliran sesat Maitreya itu lahir darimana...lahir dari Mahayana..karena kesalahpahaman terhadap Boddhisatva dan Buddha gaib....

Owh...gt...
tp intinya Mahayana ga ada sedikitpun persamaan dengan Aliran Sesat Maitreya...(inti lebih dalamnya...Mahayana tidak sesat)  ;D

Maitreya si bukan dari Mahayana bunk, soalnya sejarahnya maitreya tu dari pemberontak china.

Dulu ada yg ngaku2 titisan Budha Maitreya disono, tapi sebenernya cuma cari pengikut buat berontak, tapi akhirnya ditumpas kerajaan. Tapi yang namanya aliran sesat ya ditumpas muncul lagi, ditumpas lagi muncul lagi, selama rakyatnya  masih bodoh dan gampang dikibulin. Ada sejarahnya kok itu, dl sempet ada di wikipedia indonesia.

Mungkin persamaan Maitreya dan Mahayana mungkin cuma 1, sama2 berkembang  di China, tapi ajarannya beda banget.



Kalo ada sejarahnya trus berbahasa indonesia pula.. lalu kenapa sektenya bisa beredar di indonesia juga??  ???
karena orang indo begok?

Offline mxi

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 40
  • Reputasi: 1
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #23 on: 21 November 2007, 08:26:17 AM »
[at] atas gw
gk donk...tapi...tao sendiri khan aliran sesat Maitreya itu lahir darimana...lahir dari Mahayana..karena kesalahpahaman terhadap Boddhisatva dan Buddha gaib....

Owh...gt...
tp intinya Mahayana ga ada sedikitpun persamaan dengan Aliran Sesat Maitreya...(inti lebih dalamnya...Mahayana tidak sesat)  ;D

Maitreya si bukan dari Mahayana bunk, soalnya sejarahnya maitreya tu dari pemberontak china.

Dulu ada yg ngaku2 titisan Budha Maitreya disono, tapi sebenernya cuma cari pengikut buat berontak, tapi akhirnya ditumpas kerajaan. Tapi yang namanya aliran sesat ya ditumpas muncul lagi, ditumpas lagi muncul lagi, selama rakyatnya  masih bodoh dan gampang dikibulin. Ada sejarahnya kok itu, dl sempet ada di wikipedia indonesia.

Mungkin persamaan Maitreya dan Mahayana mungkin cuma 1, sama2 berkembang  di China, tapi ajarannya beda banget.



Kalo ada sejarahnya trus berbahasa indonesia pula.. lalu kenapa sektenya bisa beredar di indonesia juga??  ???

Narkoba, rokok, bunuh diri utk agama, dan hal2 lain yang jelas2 jelek aja orang masih banyak yg tertarik, apalagi jika menggunakan kedok agama dan kebaikan?

Alasan lain, sebenarnya seberapa banyak umatnya yg sadar atau tau sejarah agamanya?

Saya pernah berdiskusi dengan salah seorang teman yg kebetulan umat sekte tersebut. Saya tanya tentang sejarah yg saya dapat, baik dari internet maupun buku mengenai sektenya, namun ternyata dia tidak tau mengenai itu. Yang dia tau ya yg ada di kitab atau buku sektenya ( yang jelas2 karangan orang dalam sendiri ).

Offline JH sugathadasa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 293
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #24 on: 23 November 2007, 12:28:09 PM »
tp diluar semua itu..

apapun labelnya . selama dia melakukan perbuatan baik, menghindari perbuatan jahat dan mensucikan hati + pikiran..

itu adalah suatu yg positif :)

Offline mxi

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 40
  • Reputasi: 1
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #25 on: 23 November 2007, 04:24:04 PM »
tp diluar semua itu..

apapun labelnya . selama dia melakukan perbuatan baik, menghindari perbuatan jahat dan mensucikan hati + pikiran..

itu adalah suatu yg positif :)


Benarkah itu baik atau positif? Benarkah kebaikan yang dilandasi kebohongan adalah tetap suatu kebaikan?
Agama yang baik tidak akan mengajarkan kebohongan kepada umatnya.

Silakan dibaca cuplikan buku ini.


3.2 Alasan-alasan masuk Sekte sesat

Sebelumnya saya akan membagi ajaran suatu agama menjadi 2 macam, ajaran sosial dan spiritual. Yang dimaksud ajaran sosial adalah ajaran tentang kehidupan di dunia, seperti menghormati orang tua, berbakti, berbuat baik, dll. Yang kedua adalah ajaran spiritual, yaitu ajaran yang menjadi tujuan utama dari manusia ketika masuk ke suatu agama, yaitu tentang ketuhanan, konsep karma, pencerahan, surga, neraka, dan hal-hal lain yang menjadi tujuan dari dilaksanakannya ajaran sosial ketika manusia masih hidup. Manusia berbuat baik untuk memperoleh tujuan dari ajaran spiritual yang diajarkan aliran tersebut.

3.2.1 Pendapat Bahwa ajaran sekte sesat terlihat baik

Semua agama hampir pasti ajaran sosialnya sama, begitu juga sekte-sekte sesat, bahkan sebenarnya ajaran sosial ini tanpa agama pun kita bisa dapatkan, dari orang tua, dari aturan-aturan yang ada di masyarakat, dan bahkan peraturan dari pemerintah, semuanya mengajarkan kebaikan. Untuk itu tidak diperlukan suatu guru yang pintar atau manusia yang super untuk membuatnya. Hampir semua sekte sesat pasti memiliki ajaran sosial yang baik juga, hal ini dikarenakan untuk membentuk citra positif untuk menarik minat anggota baru. Jika ajaran sekte tersebut secara kasat mata melangar ajaran-ajaran sosial yang ada di masyarakat seperti mengajarkan pembunuhan, pencurian, maka tentu saja orang-orang tidak akan tertarik untuk masuk sekte tersebut. Oleh karena itu jika suatu sekte sesat ingin berkembang maka ajaran-ajarannya harus terlihat baik di mata masyarakat. Yang sesungguhnya ditawarkan oleh agama-agama adalah ajaran spiritualnya, ajaran sosial hanyalah jalan untuk mendapatkan tujuan dari jalan spiritual. Oleh karena itu tiap-tiap agama menawarkan jalan spiritual yang berbeda. Oleh karena itu pula jika suatu sekte ajaran sosialnya benar namun ajaran spiritualnya penuh kebohongan dan tidak dapat dipertanggungjawabkan dapat dikatakan menyesatkan umatnya. Umatnya bagaikan diberi roti yang dibubuhi racun ( doktrin-doktrin ngawur ), umat yang lapar ( dukkha ) mengharapkan dapat kenyang ( pencerahan yang merupakan tujuan spiritual ) dengan memakan roti ( ajaran sosial ) tersebut, namun yang didapat hanya kenyang sementara ( merasa baik2 saja), tetapi akhirnya berakibat  kematian ( sesat ), karena secara tanpa sadar makan roti yang dibubuhi racun.

Hal ini berkaitan dengan beberapa tanggapan yang saya temui seperti "sudahlah, yang penting kita ( anggota sekte tersebut ) baik-baik saja", terutama ketika dalam dialog dengan anggota sekte ( baik dengan teman maupun saudara saya sendiri ) tersebut. Sebenarnya banyak dari anggota sekte sesat seperti Maitreya yang meragukan ajaran-ajaran yang berupa janji yang terlalu muluk-muluk dan aneh seperti ajaran Ciu Tao bisa masuk surga, teori tiga jaman, dll. Namun karena rata-rata anggota sekte ini sudah menjalani brainwash dengan aneka doktrin, sumpah, dogma-dogma palsu, dll, maka hampir semua hanya bisa berkata pasrah seperti "iya juga sih, rasanya aneh, tapi gapapalah yang penting baik-baik saja" atau "saya sebenarnya juga meragukan kebenaran doktrin dan sumpah-sumpah yang diberikan, tapi karena ajaran mereka ada baiknya ya gapapalah". Adalah suatu hal yang pasti bahwa suatu Agama atau Aliran Agama yang baik, tidak mungkin mengajarkan suatu kebohongan kepada umatnya, namun walaupun sadar bahwa beberapa ajaran aliran tersebut aneh dan sesat, karena pengaruh brainwash, maka banyak anggota aliran ini hanya bersikap pasrah karena memandang aliran ini juga mengajarkan hal baik ( walaupun juga mengajarkan kebohongan) seperti ajaran menghormati orang tua dll, maka mereka tetap menerimanya dengan pasrah. Dan sepertinya mereka tidak sadar bahwa Sang Buddha Gautama pun mengajarkan perbuatan kebaikan-kebaikan seperti itu, bahkan ajaran aliran Maitreya terang-terangan sebagian mengambil ajaran Buddha Gautama. Hal ini tentu membingungkan karena kita seperti lebih memilih suatu sekte yang yang mencontek ajaran Guru kita sendiri. Jika Guru kita telah mengajarkan dengan baik dan bahkan ajarannya dicontoh dan diambil oleh sekte lain, mengapa kita tidak langsung belajar dari guru kita sendiri yang telah membabarkan dhamma sepanjang umurnya? padahal jelas-jelas Sang Buddha Gautama telah berbelas kasih menunjukkan jalan untuk kita. Mengapa harus belajar dari sekte yang mengambil ajaran guru kita, padahal sekte tersebut juga telah kita ketahui mengajarkan hal-hal menyimpang yang meragukan bagi kita. Hal ini tentu membingungkan.

Ketika menghadapi situasi "yang penting baik" ini, saya juga langsung berpikir, apa benar mereka baik-baik saja? apa benar kebohongan yang dilakukan suatu sekte itu dapat dianggap wajar karena juga mengajarkan hal baik? Setelah banyak berpikir saya akhirnya mendapat kesimpulan, bahwa mereka sebenarnya tanpa sadar juga telah melakukan kesalahan dalam pemikiran "baik-baik saja" seperti itu, bahwa sebenarnya mereka sedikit banyak malah telah menjauh dari ajaran utama Sang Buddha Gautama, yaitu kebebasan dari Dukkha, karena berbuat baik hanyalah bagian dari usaha untuk memperoleh kebebasan, jika kita berbuat baik tetapi juga tanpa sadar berbuat tidak baik, maka bagaimana bisa kita bisa hidup dengan benar-benar "baik". Kenapa mereka bisa saya sebut tanpa sadar berbuat tidak baik?

Sekte sesat hampir semua memiliki ajaran yang bertentangan dengan ajaran agama asal, tidak jarang mereka melawan ajaran spiritual agama asal, yang tentu saja akan berakibat fatal bagi umat sekte ini maupun bagi umat Agama asal ( dalam hal ini Umat Buddha ) yang tertipu mengira sekte ini sama dengan agama aslinya. Selain itu sekte sesat hampir dapat dipastikan akan merendahkan tokoh yang diagungkan oleh Agama asal dan menggantinya dengan tokoh-tokoh baru atau pemimpin-pemimpin mereka yang mengaku titisan dewa ini itu. Contoh Aliran Maitreya mengatakan Buddha Gautama telah berakhir atau mengundurkan diri,dan sekarang digantikan oleh Buddha Maitreya yang mereka sembah.

Ketika seorang umat agama asal ( murid Buddha Gautama ) berpindah masuk ke sekte sesat ini, walaupun terlihat baik-baik saja, sebenarnya mereka melakukan kesalahan-kesalahan fatal tanpa mereka sadari yaitu :
- Tanpa sadar mereka melanggar ajaran agama asal (Agama Buddha), contoh dengan mengikuti Ciu Tao dan Kesurupan yang jelas-jelas dilarang Buddha Gautama.
- Mereka ikut serta merendahkan tokoh yang diagungkan agama asal ( Buddha Gautama ), karena di pikiran mereka Buddha Gautama memang sudah mundur dan diganti "Buddha" ini itu yang baru sesuai dengan yang diajarkan oleh sekte sesat yang diikuti.
- Tanpa sadar mereka mencemarkan nama Sang Buddha Gautama dengan mengatakan bahwa agama barunya ini juga sebagian ajaran Buddha, padalah jelas-jelas sebagian besar bertentangan.
- Ketika mengaku-ngaku bahwa ajaran yang diajarkan adalah ajaran Buddha ini itu, jika Budha tersebut tidak mengajarkan hal seperti itu, maka dapat dikatakan bahwa tanpa sadar kita telah memfitnah atau mencemarkan nama Buddha tersebut.
- Ketika mereka berdana baik tenaga maupun uang maupun tenaga, tanpa sadar mereka turut membantu sekte sesat ini tumbuh dan menambah jumlah korban dan yang lebih parah korbannya itu adalah murid-murid dari agama asal, sehingga tanpa sadar mereka justru menggerogoti agama asalnya sendiri ( ajaran Buddha Gautama ).
- Ketika mereka mengajak orang lain masuk ke sektenya, tanpa sadar mereka telah menghasut dan menjerumuskan orang lain untuk meninggalkan atau melangar ajaran agama asalnya, dan menyebarkan kebohongan yang diajarakan sektenya.

Dari sini dapat kita lihat apakah benar mereka itu "baik-baik" saja?

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #26 on: 24 November 2007, 09:55:55 AM »
tp diluar semua itu..

apapun labelnya . selama dia melakukan perbuatan baik, menghindari perbuatan jahat dan mensucikan hati + pikiran..

itu adalah suatu yg positif :)

Jangan lupa lepas dari keserakahan, irihati, dan kebodohan juga  ;D
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #27 on: 25 November 2007, 10:08:24 AM »
FYI, aliran "Buddha" Maitreya, atau disebut Yi Guan Dao, atau Tian Dao yang memiliki 12 cabang / zhu, bukanlah berakar pada tradisi Mahayana. Fakta sejarahnya dapat dipelajari secara obyektif.
Tapi saya tidak berniat mengatakan aliran itu sesat atau tidak sesat karena hal itu sudah menyangkut penilaian pribadi / opini, yang mana tentu saja tidak terlepas dari prekondisi pandangan yang kita peluk saat ini. Saran saya, cobalah hindari menjudge sesuatu terlalu dini. Galilah dahulu fakta-fakta sebanyak-banyaknya, dan pahami seluk beluk tradisi, ajaran, budaya dan pandangannya. Kita semua sudah dewasa, tidak seharusnya cuman bisa secara terburu-buru menjudge sesuatu secara parsial, apalagi emosional. Semua itu pasti ada alasan dan penjelasannya. Kalau tidak tahu betul, lebih baik diam. Jangan karena 'kata orang', 'dengar-dengar', 'gosip' dsb kita kemudian ikut-ikutan menilai sesuatu atas dasar sesuatu yang masih tidak jelas. Atau dengan kata lain menelan mentah-mentah berita simpang siur.
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #28 on: 25 November 2007, 06:01:26 PM »
^
gambaran maitreya gendut darimana? Avalokhitesvara yg mereka salah pahamkan sebagai Buddha darimana? Chi kung dari mana?

kesimpulanne Aliran Maitreya itu adalah makhluk2 yg salah paham akan ajaran Mahayana, so boleh dibilank anak cacatnya Mahayana, ******* cencored *************
« Last Edit: 25 November 2007, 06:30:35 PM by Sumedho »

Offline JackDaniel

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 824
  • Reputasi: 24
  • Gender: Male
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #29 on: 26 November 2007, 05:44:27 PM »
Aliran sesat Maitreya memang sering ada acara kek gini...
kemarin ada pengikut Maitreya datang ke rumah tetangga gua...n ajak pge Vihara mereka..
katanya ada acara Dewa turun ke Bumi yaitu Orang tua yang kepalanya benjol kek Lo Han itu..Member Fu Lu Shou. turun ke Bumi bagi2 Shou Tao...

N gua pengikut Mahayana lumayan Lama, ga pernah liat adanya kesamaan ma Aliran Sesat Maitreya...
"Karena pandangan yang salah orang bodoh menghina ajaran mulia, orang suci dan orang bijak. Ia akan menerima akibatnya yang buruk, seperti rumput kastha yang berbuah hanya untuk menghancurkan dirinya sendiri".

DHAMMAPADA, syair 164

Offline HokBen

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.525
  • Reputasi: 100
  • Gender: Male
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #30 on: 27 November 2007, 04:02:48 PM »
Fu Lu Shou bukannya yg dipercaya sebagai dewa2 pembawa keberuntungan itu yah?

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #31 on: 27 November 2007, 06:08:28 PM »
kalo ga salah, istilahnya gini ya?
FU = Kebahagiaan
Lu = Hoki/Rejeki
SHOU = Panjang Umur


 _/\_  :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #32 on: 27 November 2007, 06:35:45 PM »
fu bukanne hoki?

 ;D :P

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #33 on: 28 November 2007, 08:22:15 AM »
pada waktu percaya sesuatu atau seseorang membawa keberuntungan, pada saat itu sebenarnya lobha mula citta sedang terjadi.....

dan biasanya akan berlanjut dengan kemelekatan.... yang jika dicoba untuk dilepaskan, akan muncul dosa mula citta....

Offline HokBen

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.525
  • Reputasi: 100
  • Gender: Male
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #34 on: 28 November 2007, 09:49:11 AM »
pada waktu percaya sesuatu atau seseorang membawa keberuntungan, pada saat itu sebenarnya lobha mula citta sedang terjadi.....

dan biasanya akan berlanjut dengan kemelekatan.... yang jika dicoba untuk dilepaskan, akan muncul dosa mula citta....

gimana kalo kita percaya bahwa dengan praktek Dhamma bisa membawa kebahagiaan.. apa itu juga memunculkan dosa mula citta ?

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #35 on: 29 November 2007, 12:40:09 PM »
pada waktu percaya sesuatu atau seseorang membawa keberuntungan, pada saat itu sebenarnya lobha mula citta sedang terjadi.....

dan biasanya akan berlanjut dengan kemelekatan.... yang jika dicoba untuk dilepaskan, akan muncul dosa mula citta....

gimana kalo kita percaya bahwa dengan praktek Dhamma bisa membawa kebahagiaan.. apa itu juga memunculkan dosa mula citta ?



pertanyaannya adalah ketika kebahagian diperoleh melekatkah pada kebahagian tersebut?? sebab bagi mereka yg mengerti dan mempraktekan Dhamma dengan baik dan benar maka : kebahagian itu akan seperti sinar matahari pagi yg tidak selamanya bersinar

jika sudah memahami Dhamma bahwa segala sesuatu tidak kekal / timbul tenggelam, maka lobha dosa mula citta akan terkikis dengan sendirinya  :-[ (CMIIW)
« Last Edit: 29 November 2007, 12:43:40 PM by Radi_muliawan »
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline HokBen

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.525
  • Reputasi: 100
  • Gender: Male
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #36 on: 29 November 2007, 01:00:34 PM »
mantab..
lepasin perahu saat udah sampe diseberang...
lepasin kesenangan naek perahu pas udah sampe seberang..

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #37 on: 07 December 2007, 08:57:17 AM »
Berikut ini adalah cerita Jataka No.483
SARABHA-MIGA-JATAKA

(di-ambil dari SUTTA PITAKA - KHUDDAKA NIKAYA - JATAKA VOL IV, terbitan INDONESIA TRIPITAKA CENTER - MEDAN)

"Terus berusaha, O manusia," dan seterusnya - Sang Guru menceritakan kisah ini ketika berada di Jetavana, untuk menjelaskan secara lengkap sebuah pertanyaan singkat yang diajukan dirinya sendiri kepada Panglima Dharma (Sariputra).

Pada waktu itu, Sang Guru menanyakan sebuah pertanyaan singkat kepada sang Thera. Ini adalah cerita selengkapnya, yang disingkat, tentang keturunan dari alam Dewa.
Ketika Yang Mulia Pindola-Bharadvaja dengan kekuatan supranaturalnya memperoleh patta yang terbuat dari kayu cendana di hadapan saudagar besar Rajagaha, Sang Guru melarang para bhikkhu untuk menggunakan kekuatan gaib mereka. Kemudian penganut pandangan salah itu berpikir "Petapa Gotama ini telah mengeluarkan larangan dalam penggunaan kekuatan gaib; sekarang Beliau sendiri tidak akan menggunakan kekuatan gaibnya," Para siswa mereka menjadi terganggu dan berkata kepada para pesalah tersebut ,"Mengapa kalian tidak mengambil patta dengan kekuatan gaib ?" Mereka menjawab,"Ini bukanlah hal yang sulit bagi kami, teman. Tetapi kami berpikir, siapa yang mau menunjukkan kekuatannya yang bagus dan hebat hanya untuk sebuah patta kayu yang tidak begitu berharga? Jadi kami tidak mengambilnya. Para petapa dari kaum Sakya yang mengambilnya dan menunjukkan kekuatan gaib mereka dikarenakan keserakahan mereka belaka. Jangan pikir kami tidak bisa menggunakan kekuatan gaib. Katakanlah kami tidak mempertimbangkan murid petapa Gotama. Jika kami suka, kami akan menunjukkan kekuatan gaib kepada Gotama sendiri. Jika petapa Gotama menggunakan satu kekuatan gaib, kami akan menggunakan kekuatan gaib dua kali yang lebih bagus daripadanya."

Para bhikkhu yang mendengar ini, memberitahukan Sang Bhagava tentangnya, "Guru, para penganut pandangan salah itu mengatakan bahwa mereka akan membuat mukjizat." Sang Guru berkata, "Biarakan mereka melakukannya, para bhikkhu, saya juga akan melakukan hal yang sama." Raja Bimbisara mendengar hal ini dan pergi bertanya kepada Sang Bhagava, "Apakah Anda akan menggunakan kekuatan gaib, Bhante ?". "Ya, Paduka." "Bukankah ada perintah larangan yang dikeluarkan berkaitan dengan masalah ini, Bhante?" "Perintah itu, Paduka, dikeluarkan untuk para siswaku; tidak ada perintah larangan bagi para Buddha. Bunga dan buah di tamanmu tidak boleh diambil orang lain, tetapi peraturan ini tidak berlaku bagi dirimu sendiri." "Kalau begitu, dimana Anda akan menunjukkan kekuatan gaib, Bhante ?" "Di kota Savatthi, di bawah pohon mangga yang lebat." "Kalau begitu, apa yang harus saya lakukan, Bhante?" "Tidak ada, Paduka."

Keesokan harinya setelah sarapan pagi, Sang Guru berpindapata. "Kemana Sang Guru pergi?" tanya orang-orang. Para Bhikkhu menjawab, "Ke gerbang kota Savatthi, di bawah pohon mangga yang lebat. Beliau akan menggunakan kekuatan gaibnya sebanyak dua kali kepada para pesalah yang membingungkan tersebut." Orang-orang berkata, "Kekuatan gaib yang akan digunakan ini adalah yang disebut-sebut dengan karya agung. Kami akan pergi melihatnya." Mereka pergi bersama dengan Sang Guru. Beberapa dari pesalah tersebut juga mengikuti Sang Guru, dengan para siswanya: "Kami juga akan menunjukkan suatu kekuatan gaib di tempat dimana petapa Gotama menunjukkan kekuatan gaibnya."

Akhirnya Sang Guru tiba di Savatthi, Raja bertanya kepadanya, "Apakah benar, Bhante, Anda akan menunjukkan kekuatan gaib seperti yang dikatakan orang-orang?" "Ya, benar." "Kapan?" "Pada hari ketujuh, mulai dari hari ini, di saat bulan purnama di bulan Juni." "Bolehkah saya membuat sebuah paviliun, Bhante?" "Tenang, Paduka. Tempat di mana saya akan menggunakan kekuatan gaib ini, akan dibangun oleh Dewa Sakka sebuah paviliun yang luasnya dua belas yojana," "Boleh saya mengumumkannya diseluruh kota?" "Silahkan saja, Paduka." Raja memanggil Penggema Dharma (Dhammaghosaka), dengan berpakaian lengkap, untuk memberitahukan pengumuman berikut ini: "Pengumuman! Sang Guru akan menggunakan kekuatan gaib kepada para penganut pandangan salah yang membingungkan tersebut di gerbang kota Savatthi, di bawah pohon mangga yang lebat, tujuh hari lagi dimulai dari hari ini!" Setiap hari pengumuman ini diberitahukan. Ketika para pesalah tersebut mendengar berita ini, bahwasanya kekuatan gaib akan digunakan di bawah pohon mangga yang lebat, mereka membayar semua pemiliki pohon mangga untuk menebang pohon mangganya di Savatthi.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #38 on: 07 December 2007, 09:00:58 AM »
Di malam bulan purnama, Sang Penggema Dhamma membuat pengumuman, "Pagi hari ini akan ditunjukkan kekuatan gaib tersebut." Dengan kekuatan para dewa, kejadian ini terlihat seolah-seolah seperti semua penduduk India berada di depan pintu dan mendengarkan pengumuman ini; Siapa saja yang memiliki niat untuk pergi di dalam hatinya, mereka akan pergi dan dapat melihat sendiri di Savatthi karena kerumunan orang itu terbentang mencapai dua belas ribu yojana.

Pagi-pagi buta, Sang Guru berkeliling untuk berpindapata. Tukang kebun kerajaan yang bernama Ganda atau Lebat, baru saja membawa untuk raja sebuah mangga masak, benar-benar masak, sangat besar. Ketika melihat Sang Guru di gerbang kota. "Buah ini pantas untuk Sang Guru," katanya sambil memberikannya. Sang Guru mengambilnya kemudian memakannya setelah duduk di satu sisi. Setelah selesai makan, Beliau berkata, "Ananda, berikan batu ini kepada tukang kebun untuk di tanam di tempat ini; ini akan tumbuh menjadi pohon mangga yang lebat." Ananda melakukan perintah Sang Guru. Tukang kebun itu menggali lubang dan menanamnya. Pada waktu itu juga, batunya pecah, keluar akar-akar, muncul batang pohon seperti tiang bajak yang merah dan tinggi. Bahkan ketika orang-orang yang melihatnya ini, pohon itu tumbuh menjadi sebuah pohon mangga yang sebesar seratus hasta, lebarnya lima puluh hasta dan cabang pohon yang tingginya lima puluh hasta juga. Pada waktu yang sama, bunga-bunga bermekaran, buah menjadi masak, pohon berdiri mengarah tinggi ke langit, tertutupi oleh lebah, dengan buah yang berwarna keemasan. Ketika angin berhembus di pohon ini, buah-buah manis tersebut jatuh, kemudian para bhikkhu datang ke pohon tersebut dan memakannya serta beristirahat. Dimalam hari, raja para dewa yang sedang mengamati dunia ini mengetahui bahwa ada tugas baginya untuk membuat sebuah paviliun yang dibangun dengan tujuh benda berharga. Maka ia mengutus Vissakamma untuk membuat sebuah paviliun dengan tujuh benda berharga yang luasnya mencapai dua belas yojana dan ditutupi oleh bunga teratai berwarna biru. Demikian para dewa dari sepuluh ribu belahan bumi berkumpul bersama. Setelah menggunakan ekuatan gaibnya kepada para pesalah yang membingungkan tersebut, Sang Guru berjalan melewati para siswa-Nya, membangkitkan keyakinan di dalam diri mereka, kemudian bangkit dan duduk di tempat duduk Buddha membabarkan hukum. Dua puluh juta umat menikmati air kehidupan. Kemudian dengan bermeditasi untuk mencari tahu dimana para Buddha pergi setelah menggunakan kekuatan gaib, Beliau mengetahui bahwa tempat itu adalah alam Surga Tavatimsa. Beliau bangkit dari duduknya, meletakkan kaki kanan-Nya di puncak gunung Yugandhara dan yang sebelah kiri di puncak gunung Sineru, dan memulai masa vassa di bawah pohon koral yang besar, duduk di tahta batu berwarna kuning, selama tiga bulan memberikan khotbah tentang Abidhamma kepada para dewa.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline oddiezz

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 325
  • Reputasi: 12
  • Gender: Male
  • in vain
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #39 on: 07 December 2007, 02:19:43 PM »
^
gambaran maitreya gendut darimana? Avalokhitesvara yg mereka salah pahamkan sebagai Buddha darimana? Chi kung dari mana?

kesimpulanne Aliran Maitreya itu adalah makhluk2 yg salah paham akan ajaran Mahayana, so boleh dibilank anak cacatnya Mahayana, ******* cencored *************

ada yg melihat kesamaan antara blo El Sol dengan Chi Kung ga ?  _/\_
Eschew Obfuscation! Espouse Elucidation!

Offline GiNong

  • Sebelumnya X-aeons
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 177
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
  • wkwkwk
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #40 on: 07 December 2007, 02:33:15 PM »
^
gambaran maitreya gendut darimana? Avalokhitesvara yg mereka salah pahamkan sebagai Buddha darimana? Chi kung dari mana?

kesimpulanne Aliran Maitreya itu adalah makhluk2 yg salah paham akan ajaran Mahayana, so boleh dibilank anak cacatnya Mahayana, ******* cencored *************

ada yg melihat kesamaan antara blo El Sol dengan Chi Kung ga ?  _/\_
ada.
Sama sama aneh
kwkwkwkwkkwkwk
 ;D ;D ;D
ginong




kwkwkwkwkkwkwk

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #41 on: 07 December 2007, 10:10:24 PM »
Di malam bulan purnama, Sang Penggema Dhamma membuat pengumuman, "Pagi hari ini akan ditunjukkan kekuatan gaib tersebut." Dengan kekuatan para dewa, kejadian ini terlihat seolah-seolah seperti semua penduduk India berada di depan pintu dan mendengarkan pengumuman ini; Siapa saja yang memiliki niat untuk pergi di dalam hatinya, mereka akan pergi dan dapat melihat sendiri di Savatthi karena kerumunan orang itu terbentang mencapai dua belas ribu yojana.

Pagi-pagi buta, Sang Guru berkeliling untuk berpindapata. Tukang kebun kerajaan yang bernama Ganda atau Lebat, baru saja membawa untuk raja sebuah mangga masak, benar-benar masak, sangat besar. Ketika melihat Sang Guru di gerbang kota. "Buah ini pantas untuk Sang Guru," katanya sambil memberikannya. Sang Guru mengambilnya kemudian memakannya setelah duduk di satu sisi. Setelah selesai makan, Beliau berkata, "Ananda, berikan batu ini kepada tukang kebun untuk di tanam di tempat ini; ini akan tumbuh menjadi pohon mangga yang lebat." Ananda melakukan perintah Sang Guru. Tukang kebun itu menggali lubang dan menanamnya. Pada waktu itu juga, batunya pecah, keluar akar-akar, muncul batang pohon seperti tiang bajak yang merah dan tinggi. Bahkan ketika orang-orang yang melihatnya ini, pohon itu tumbuh menjadi sebuah pohon mangga yang sebesar seratus hasta, lebarnya lima puluh hasta dan cabang pohon yang tingginya lima puluh hasta juga. Pada waktu yang sama, bunga-bunga bermekaran, buah menjadi masak, pohon berdiri mengarah tinggi ke langit, tertutupi oleh lebah, dengan buah yang berwarna keemasan. Ketika angin berhembus di pohon ini, buah-buah manis tersebut jatuh, kemudian para bhikkhu datang ke pohon tersebut dan memakannya serta beristirahat. Dimalam hari, raja para dewa yang sedang mengamati dunia ini mengetahui bahwa ada tugas baginya untuk membuat sebuah paviliun yang dibangun dengan tujuh benda berharga. Maka ia mengutus Vissakamma untuk membuat sebuah paviliun dengan tujuh benda berharga yang luasnya mencapai dua belas yojana dan ditutupi oleh bunga teratai berwarna biru. Demikian para dewa dari sepuluh ribu belahan bumi berkumpul bersama. Setelah menggunakan ekuatan gaibnya kepada para pesalah yang membingungkan tersebut, Sang Guru berjalan melewati para siswa-Nya, membangkitkan keyakinan di dalam diri mereka, kemudian bangkit dan duduk di tempat duduk Buddha membabarkan hukum. Dua puluh juta umat menikmati air kehidupan. Kemudian dengan bermeditasi untuk mencari tahu dimana para Buddha pergi setelah menggunakan kekuatan gaib, Beliau mengetahui bahwa tempat itu adalah alam Surga Tavatimsa. Beliau bangkit dari duduknya, meletakkan kaki kanan-Nya di puncak gunung Yugandhara dan yang sebelah kiri di puncak gunung Sineru, dan memulai masa vassa di bawah pohon koral yang besar, duduk di tahta batu berwarna kuning, selama tiga bulan memberikan khotbah tentang Abidhamma kepada para dewa.

Orang-orang tidak tahu kemana Sang Guru pergi. Mereka melihat dan berkata, "MAri kita pulang," dan tinggal didalamnya selama musim hujan. Ketika masa vassa hampir berakhir dan pestanya telah dipersiapkan, Maha Mogallana pergi memberitahu Sang Bhagava. Dimana Sang Guru bertanya kepadanya, "Dimanakah Sariputra berada sekarang?" "Bhante, setelah kekuatan gaib itu yang membuatnya gembira, ia menetap dengan lima ratus bhikkhu lainnya di kota Samkassa sampai sekarang." "Mogallana, pada hari ketujuh mulai dari sekarang, saya akan turun ke depan pintu gerbang kota Samkassa. Bagi siapa saja yang ingin melihat Sang Tathagata datang berkumpul di dalam kota Samkassa." Siswa itu menyetujuinya, kemudian pergi memberitahu penduduk. Ia membawa semuanya dari Savatthi menuju ke Samkassa dengan secepat kedipan mata, yang berjarak sejauh tiga puluh yojana. Setelah semua persiapannya selesai untuk perayaan, Sang Guru memberitahu Dewa Sakka bahwa sudah waktunya Beliau kembali ke alam manusia. Kemudian Sakka berkata kepada Vissakamma, "Buat tangga bagi jalan Sang Dasabala untuk turun ke alam manusia. Ia meletakkan kepada tangga di puncak gunung Sineru dan ujungnya di gerbang kota Samkassa. Di antara keduanya, ia membuat tiga tingkatan, yaitu satu tingkat dengan permata, satu dengan perak dan satunya lagi dengan emas. Bagian pegangan dari tiang tangga tersebut tersebut dari tujuh benda berharga. Setelah menggunakan kekuatan gaib-Nya untuk pembebasan dunia, Sang guru turun dengan menggunakan tangga di udara yang tersebut dari batu permata. Sakka yang membawakan jubah dan patta beliau, Suyama membawa sebuah kipas ekor sapi, Brahma yang merupakan pimpinan semua makhluk memberikan payung, dan para dewa dari sepuluh ribu belahan bumi memuja dengan kalung bunga dan minyak wangi. Sewaktu Sang Guru bediri di anak tangga yang terakhir, pertama sekali Yang Mulia Sariputra memberikan salam hormat yang kemudian diikuti oleh rombongannya.

Dengan berada di antara kumpulan orang banyak itu. Sang Guru berpikir, "Mogallana telah menunjukkan bahwa dirinya memiliki kekuatan gaib, Upali pandai dalam peraturan sila (Vinaya), sedangkan kemampuan Sariputra dalam hal kebijaksanaan yang tinggi belum pernah ditunjukkan. Selain diriku, tidak ada orang lain yang kebijaksanaan yang demikian penuh dan lengkap. Saya akan membuat orang lain mengetahui tentang kebijaksaannya." Pertama-tama beliau menanyakan sebuah pertanyaan yang ditujukan kepada umat awam (upasaka) dan mereka dapat menjawabnya. Kemudian Beliau menanyakan sebuah pertanyaan yang ditujukan untuk mereka yang telah mencapai tingkat kesucian Sotapanna dan mereka dapat menjawabnya, tetapi umat awam tidak dapat menjawabnya. Dengan cara yang sama, Beliau menanyakan pertanyaan-pertanyaan secara bergiliran kepada mereka yang telah mencapai tingkat kesucian Sakadagami, Anagami, Khinasava (Ia yang kotoran bathinnya telah lenyap, di beri contoh misalnya seorang arahat), Mahasavaka dan Aggasavaka (Savaka diartikan sebagai seorang pendengar, seorang siswa (tapi bukan seorang arahat); dalam pertanyaan-pertanyaan tersebut, mereka yang berada di bawah tingkatan secara bergiliran tidak dapat menjawabnya, tetapi mereka yang berada di atas tingkatan dapat menjawabnya. Kemudian Beliau menanyakan sebuah pertanyaan yang ditujukan pada tingkatan Sariputra; dan ini hanya bisa dijawab oleh Sariputra. Yang lain bertanya, "Siapakah murid yang dapat menjawab pertanyaan Sang Guru?" Mereka diberitahu bahwa orang tersebut adalah Dhammasenapati, namanya Sariputra. "Betapa tinggi kebijaksanaannya!" kata mereka. Sejak saat itu, kebijaksanaan sang Thera yang tinggi itu pun diketahui oleh manusia dan para dewa. Kemudian Sang Guru berkata kepadanya,

"Sebagian orang masih harus melewati cobaan, dan sebagian lagi telah mencapai tujuannya: Katakan perbedaan tingkah laku mereka, karena Anda mengetahui segalanya."
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #42 on: 07 December 2007, 10:13:54 PM »
Setelah menanyakan pertanyaan tersebut yang datang dari ruang lingkup seorang Buddha, Beliau menambahkan, "Di sini ada sebuah kesimpulan singkat, Sariputra. Apa maksud dari semua permasalahan dengan sikapnya?" Sang Murid memikirkan pertanyaan tersebut. Ia berpikir, "Guru menanyakan tentang sikap benar yang dimiliki seseorang seiring bertambahnya tingkat kesucian, baik mereka yang berada di tingkat yang lebih rendah maupun yang telah mencapai tingkat tinggi?" Ia tidak memiliki keraguan terhadap pertanyaan yang umum. Tetapi ia kemudian berpikir, "Cara yang tepat untuk bertingkah laku dapat dijelaskan dalam banyak cara, sesuai dengan elemen penting dari orang tersebut, dan seterusnya dimulai dari itu. Sekarang dengan cara yang mana baru dapat saya jawab maksud dari Giri?" Ia ragu akan maksud tersebut. Sang Guru berpikir, "Sariputra tidak memiliki keraguan terhadap pertanyaan yang umum, tetapi ia ragu ketika berhubungan dengan sudut pandang mana saya melihatnya. Jika saya tidak memberikan petunjuk, ia tidak akan bisa menjawabnya. Jadi saya akan memberinya satu petunjuk. "Beliau memberi petunjuk tersebut dengan berkata, "Lihat kemari, Sariputra, apakah menurutmu ini benar?" (sambil menyebutkan beberapa petunjuk). Sariputra membenarkan petunjuk tersebut.

Setelah petunjuk diberikan, Beliau mengetahui bahwa Sariputra telah mengetahui maksud-Nya dan akan mampu menjawabnya dengan lengkap, dimulai dari elemen manusia. Demikianlah pertanyaan tersebut diberikan kepada sang murid, kemudian dengan seratus petunjuk, bukan, seribu petunjuk yang diberikan oleh Sang Guru, ia dapat menjawab pertanyaan yang berada di ruang lingkup seorang Buddha.

Sang Buddha memaparkan Dhamma kepada kumpulan tersebut yang memenuhi tempat seluas dua belas yojana. Tiga puluh juta orang menikmati air kehidupan ini.

Setelah selesai, kumpulan orang tersebut membubarkan diri dan Sang Guru melanjutkan perjalanannya sambil berpindapata yang akhirnya sampai di kota Savatthi. Keesokan harinya setelah berpindapat di Savatthi, Beliau memberitahukan semua bhikkhu tentang kewajiban mereka dan kemudian masuk ke dalam gandhakuti. Di malam hari, para bhikkhu duduk di dhammasabha membicarakan tentang kebijaksanaan Sariputra. "Kebijaksanaan tinggi, Avuso, dimiliki Sariputra. Ia memiliki kebijaksanaan yang luas, cepat, tajam dan menarik." Sang Guru menanyakan sebuah pertanyaan singkat dan ia dapat menjawabnya secara panjang lebar dan benar." Sang guru yang berjalan masuk menanyakan mereka apa yang sedang dibicarakan, dan mereka memberitahu-Nya. Beliau berkata, "Ini bukan pertama kai, para bhikkhu, Sariputra dapat menjawab dengan panjang lebar dan benar sebuah pertanyaan yang singkat, tetapi di masa lampau ia juga sudah pernah melakukannya," dan Beliau menceritakan sebuah kisah masa lampau.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #43 on: 07 December 2007, 10:42:46 PM »
---------------------------------

Dahulu kala ketika Brahmadatta menjadi raja Benares, Bodhisatta terlahir sebagai seekor rusa jantan yang tinggal di dalam hutan. Waktu itu, raja sangat gemar berburu dan raja adalah orang yang kuat. Ia juga menganggap tidak ada yang lain yang pantas menyandang nama manusia selain manusia itu sendiri. Suatu hari ketika sedang pergi berburu, raja berkata kepada para pejabat istananya, "Barang siapa yang membiarkan seekor rusa lewat di depannya, ia akan mendapatkan hukuman tertentu." Mereka berpikir, "Seseorang mungkin saja berdiri di dalam rumah dan tidak dapat menemukan lumbung padi. Ketika melihat seekor rusa, dengan cara apapun kita harus mengarahkannya ke tempat dimana raja berada." Mereka membuat suatu kesepakatan untuk dapat melakukannya dan menempatkan raja di ujung jalan. Kemudian mereka mulai mengepung tempat semak belukar yang lebat dan memukul-mukul tanah dengan tongkat kayu dan sebagainya. Yang pertama kali muncul adalah rusa jantan tersebut. Ia mencoba berkeliling di dalam semak tersebut sebanyak tiga kali untuk mencari kesempatan menyelamatkan diri. Di semua sisi ia melihat orang-orang yang berdiri tanpa berhenti bergerak,lengan yang terus mengayun-ayun dan memukul-mukul; hanya ditempat raja ia melihat ada kesempatan. Dengan kedua mata yang terbuka lebar, ia berlari dengan cepat menuju ke arah raja, menyilaukannya seolah-olah seperti melempar pasir ke arah matanya. Dengan cepat raja menembakkan anak panah, tetapi tidak mengenainya. Anda harus mengetahui bahwa rusa jenis ini sangat pintar dalam mengelakkan anak panah. Ketika anak panah datang dari arah lurus menuju ke arah mereka, rusa-rusa ini akan diam di tempat dan biarkan anak panah itu melewatinya; Jika anak panah datang dari arah belakang mereka, mereka dapat lari melebihi kecepatan anak panah; Jika anak panah datang dari atas, mereka akan menekuk bagian belakang mereka; Jika anak panah diarahkan ke perut, mereka akan dengan cepat berbaring dan ketika anak panah itu telah lewat, rusa-rusa itu akan lari secepat awan yang dipancarkan oleh angin. Demikian halnya yang terjadi kepada raja ketika melihat rusa jantan ini berbaring, ia mengira bahwa rusa itu terkena panah dan menyerukan kemenangan. Rusa jantan itu kemudian melewati kepungan orang-orang tersebut. Para pengawal istana dari kedua arah yang melihat rusa jantan itu lolos berkumpul bersama dan bertanya, "Di tempat manakah rusa itu pergi tadi?" "Tempatnya raja!" "Tetapi tadi raja meneriakkan bahwa ia telah mengenainya! Apa yang telah dikenai-nya? Raja kita membuat rusa tersebut lolos, saya beritahu kalian! Anak panahnya mengenai tanah!" Demikian mereka mengolok-olok raja dan tidak henti-hentinya. "Orang-orang ini sedang menertawaiku. Mereka tidak tahu kemampuanku," pikir raja. Kemudian sambil membawa perlengkapannya, berjalan kaki dengan pedang di tangannya, ia pergi meneriakkan, "Saya akan menangkap rusa itu!" Raja tetap mengikuti jejaknya dan mengejarnya sampai sejauh tiga yojana. Rusa jantan tersebut masuk lagi ke dalam hutan dan raja mengikutinya. Saat itu, di depan jalan rusa tersebut ada sebuah lubang besar yang terjadi karena sebuah pohon yang telah mati, sedalam enam puluh hasta dan berisi air sedalam tiga puluh hasta, tetapi tertutup oleh dedaunan. Rusa yang dapat mencium bau air mengetahui bahwa itu adalah sebuah lubang, berbelok ke samping dari jalurnya. Sedangkan raja tetap lurus dan masuk ke dalamnya. Rusa yang tidak mendengar suara kaki di belakangnya lagi menoleh ke belakang dan melihat tidak ada siapa-siapa, mengetahui bahwa orang tersebut pasti telah jatuh ke dalam lubang itu. Maka ia pergi ke sana dan melihat raja di dalam lubang air yang mengerikan itu berusaha untuk menyelamatkan diri. Rusa tidak menaruh dendam kepada raja atas perbuatan jahat yang telah dilakukannya, dengan sedih ia berpikir, "Jangan biarkan raja mati di depan mataku sendiri. Saya akan menyelamatkannya dari kesulitan ini." Dengan berdiri di tepi lubang, ia berteriak, "Jangan takut, O raja, karena saya akan menyelamatkanmu dari kesulitanmu itu." Kemudian dengan usaha yang sungguh-sungguh seperti sedang menyelamatkan anaknya sendiri, ia menahan dirinya pada sebuah batu besar dan menarik raja yang tadi mengejarnya dengan tujuan membunuhnya keluar dari lubang sedalam enam puluh hasta itu. Kemudian menenangkannya dan meletakkannya di atas punggungnya, rusa membawanya keluar dari dalam hutan dan menempatkannya tidak jauh dari pasukan pengawalnya. Kemudian ia menasehati raja dan mengajarkan kepadanya Pancasila (Buddhis). Tetapi raja tidak dapat berpisah dengan Sang Mahasatva dan berkata kepadanya, "Raja para rusa, ikutlah bersamaku ke benares. Saya akan memberikanmu kekuasaan atas kota Benares, sebuah kota yang memiliki luas dua belas yojana. Anda boleh memilikinya," Tetapi rusa berkata, "Raja yang Agung, saya adalah hewan dan saya tidak menginginkan sebuah kerajaan. Jika anda benar-benar peduli denganku, lakukan saja hal kebajikan yang telah saya ajarkan kepadamu dan ajarkan rakyatmu untuk melakukannya juga." Setelah memberikan nasehat ini, rusa kembali masuk ke dalam hutan. Dan raja kembali ke tempat pasukan pengawalnya, raja masuk ke dalam kota dan membuat pengumuman dengan membunyikan drum: "Mulai hari ini, semua penduduk kota harus mematuhi Pancasila (Buddhis)."
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #44 on: 07 December 2007, 10:52:29 PM »
Raja tidak memberitahu kepada siapapun tentang kebaikan yang dilakukan oleh rusa terhadap dirinya. Setelah selesai makan berbagai jenis pilihan daging, dimalam harinya raja berbaring di dipan yang sangat indah. Dan di saat hari menjelang fajar, raja teringat kembali akan sifat mulia dari Sang Mahasatva, kemudian bangkit dari tidurnya, duduk dengan menyilangkan kakinya, dan dengan hati yang penuh dengan kegembiraan melantunkan pujiannya dalam enam bait kalimat berikut :

"Terus berharap O manusia, jika Anda bijak, jangan biarkan semangatmu melemah:
Saya melihat diriku sendiri, yang telah mendapatkan tujuan dari keinginanku.

"Terus berharap O manusia, jika Anda bijak, jangan melemah meskipun rasa sakit menggangu: Saya melihat diriku sendiri, yang telah berjuang dalam ombak mencapai daratan."

"Terus berusaha O manusia, jika Anda bijak, jangan biarkan semangatmu melemah: SAya melihat diriku sendiri, yang telah mendapatkan tujuan dari keinginanku.

"Terus berusaha O manusia, jika Anda bijak, jangan melemah meskipun rasa sakit mengganggu: Saya melihat diriku sendiri, yang telah berjuang dalam ombak mencapai daratan.

"Ia yang bijak, walaupun dilanda rasa sakit, Tidak akan pernah berhenti untuk berharap mendapatkan kebahagiaan. Ada banyak perasaan dalam diri manusia, baik kebahagiaan maupun penderitaan: Mereka tidak memikirkannya, bagaimanapun juga mereka akan tetap mengalami kematian."

"Perasaan yang datang tanpa dipikirkan; dan yang dipikirkan, tidak ada gunanya: Karena kebahagiaan laki-laki dan wanita yang tidak dipikirkan adalah yang berguna."

Di saat raja menyanyikan pujian dalam bait kalimat di atas, matahari mulai terbit. Pendeta kerajaannya datang awal di pagi hari tersebut untuk menanyakan kesehatan raja dan ia mendengar pujian tersebut ketika berdiri di depan pintu, kemudian berpikir dalam dirinya sendiri, "Kemarin raja pergi berburu. Semua orang tahu kalau raja tidak dapat menangkap rusa jantan itu dan karena ditertawakan oleh pengawal istana, raja mengatakan bahwa ia sendiri akan menangkap dan membunuh hewan buruannya tersebut. Kemudian tanpa rasa rag raja mengejar rusa tersebut karena terluka harga dirinya sebagai seorang ksatria, dan terjatuh ke dalam lubang sedalam enam puluh hasta. Pastinya rusa yang welas asih itu telah menariknya keluar tanpa memikirkan tentang perbuatan jahat yang dilakukan raja terhadap dirinya. Menurutku, inilah sebabnya raja mengucapkan kalimat-kalimat tersebut." Demikianlah brahmana itu mendengar setiap kata dalam pujian raja; dan apa yang terjadi di antara raja dan rusa jantan menjadi jelas seperti wajah yang tercermin di dalam kaca yang mengkilap. Ia mengetuk pintu dengan ujung jarinya. "Siapa itu?" tanya raja. "Saya,Paduka, pendeta kerajaanmu." "Masuklah, guru." kata raja dan membuka pintunya. Brahmana tersebut masuk, mendoakan kejayaan kerajaan, dan berdiri di satu sisi. Kemudian ia berkata, "O raja yang agung! Saya tahu apa yang telah terjadi kepadamu di dalam hutan kemarin. Di saat mengejar rusa itu, Anda terjatuh ke dalam sebuah lubang dan rusa itu dengan bertahan pada batu yang ada di dekat lubang tersebut, menarikmu keluar. Jadi di saat mengingat kemurahan hatinya, Anda menyanyikan kalimat pujian." Kemudian ia mengucapkan dua bait kalimat berikut :
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #45 on: 07 December 2007, 10:56:28 PM »
Rusa jantan yang tadinya adalah buruanmu di atas gunung yang tinggi. Dengan beraninya ia menyelamatkanny, karena ia tidak memiliki keserakahan dan kebencian."

"Keluar dari lubang yang mengerikan, dari cengkeraman maut. Dengan bertahan pada satu batu karang (seorang teman sejati) Rusa agung itu menyelamatkanmu: demikian yang Anda ucapkan dengan alasannya. Pikirannya bebas dari kebencian dan keserakahan."

"Apa!" pikir raja ketika mendengar ini. "Orang ini tidak ikut pergi berburu denganku waktu itu, tetapi ia mengetahui semua kejadiannya! Bagaimana ia dapat mengetahuinya? Saya akan bertanya kepadanya." dan raja mengucapkan bait kesembilan berikut ini:

"O brahmana! Apakah Anda berada di sana hari itu? Atau apakah Anda mendengarnya dari orang yang melihat kejadiannya? Anda telah melenyapkan nafsu keinginan. Anda dapat melihat segalanya: kebijaksanaanmu membuatku takut."

Tetapi brahmana itu berkata, "Saya bukan seorang Buddha, yang Maha Tahu. Saya hanya kebetulan mendengar pujian yang Anda nyanyikan, dengan mengetahui artinya, kenyataan yang terjadi menjadi jelas bagiku." Untuk menjelaskannya, ia mengucapkan bait kesepuluh berikut ini:

"O Paduka! Saya tidak mendengar hal tersebut. Maupun berada di sana melihatnya hari itu: Tetapi dari syair yang Anda nyanyikan dengan merdu. Orang bijak dapat mengetahui kejadiannya saat itu."

Raja merasa gembira dan memberinya sebuah hadiah istimewa.
Sejak saat itu, raja selalu memberikan derma dan melakukan kebajikan. Demikian juga dengan rakyat-rakyatnya yang melalukan kebajikan, sehingga terlahir di alam Surga setelah meninggal dunia.

Terjadilah pada suatu hari, raja pergi ke taman bersama dengan pendeta kerajaannya untuk latihan memanah. Waktu itu, Dewa Sakka memikirkan tentang dari mana datangnya para putra dan putri dewa tersebut yang berjumlah sangat banyak, kemudian mengetahui semua ceritanya; bagaimana raja diselamatkan dari lubang oleh rusa jantan, bagaimana ia dapat mengabadikan dirinya dalam kebajikan, bagaimana dikarenakan kekuatan dari raja ini, rakyat-rakyatnya melakukan kebajikan sehingga alam Surga menjadi banyak penghuninya; dan ia juga mengetahui bahwa raja sedang berada di taman untuk memanah. Kemudian Sakka pergi ke taman raja, yang dengan suara singa memberitahukan kembali sifat mulai rusa jantan itu, memberitahukan bahwa ia adalah Dewa Sakka, dengan berdiri melayang di udara memberikan wejangan, memaparkan tentang kebaikan dari cinta kasih dari Pancasila (Buddhis), kemudian kembali ke kediamannya. Sewaktu raja bermaksud untuk memanah dengan menarik busur dan meletakkan anak panah di tali busurnya, Sakka dengan kekuatannya membuat rusa jantan tersebut muncul di antara raja dan sasaran panah. Dan raja yang melihat kejadian ini tidak jadi melepaskan anak panahnya. Kemudian dengan masuk ke dalam tubuh pendeta kerajaan itu, Sakka mengucapkan bait kalimat berikut ini yang ditujukan kepada raja.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #46 on: 07 December 2007, 10:58:17 PM »
"Anak panahmu adalah kematian bagi banyak benda: Mengapa Anda hanya menahannya di busur sekarang? Tembakkan anak panah itu dan bunuh rusa itu: Dagingnya dapat diberikan untuk Paduka, O raja yang sangat bijak!"

Untuk menjawabnya, raja mengucapkan bait berikut ini:

"Saya tahu akan hal itu, brahmana, tidak kurang darimu: Rusa jantan itu adalah makanan bagi para ksatria, Tetapi saya berhutang budi atas jasa yang diberikannya, Oleh sebab itu, tanganku tertahan untuk membunuh sekarang ini."

Kemudian Sakka mengucapkan dua bait kalimat berikut:

"Ini bukanlah rusa jantan biasa, O Paduka!Tetapi ini adalah titan, Anda adalah raja para manusia, tetapi Anda akan menjadi raja para dewa jika Anda membunuhnya."

"Jika Anda ragu, O raja yang gagah berani! Untuk membunuh rusa ini, karena ia adalah temanmi; Ke sungai kematian yang dingin dan raja kematian yang mengerikan Anda, istri dan anak-anakmu akan masuk ke sana."

Setelah mendengar ini, raja mengucapkan dua bait kalimat berikut ini:

"Biarlah begitu, ke sungai kematian yang dingin dan raja kematian. Bawa saja diriku ke sama beserta dengan istri dan anak-anakku, Semua temanku; Saya tidak akan melakukan hal ini. Rusa ini tidak boleh mati ditanganku."

"Suatu ketika di dalam hutan yang mengerikan yang penuh dengan maut. Rusa jantan ini yang menyelamatkanku dari penderitaan yang tiada harapan lagi. Bagaimana saya bisa membunuh penyelamatku. Setelah usaha penyelamatan yang dilakukannya?"

Kemudian Sakka keluar dari tubuh pendeta kerajaan itu dan muncul dalam rupanya sendiri, berdiri melayang di udara sambil mengucapkan dua bait kalimat berikut yang menunjukkan tentang sifat mulia raja:

"Semoga Anda panjang umur, O teman yang setia dan sejati! Kerajaan ini dipenuhi dengan kebenaran dan kebaikan; Kumpulan wanita akan mengelilingi Anda. Jika anda menjadi Dewa Indra, raja para dewa.

"Bebas dari nafsu keinginan, dengan hati yang selalu damai, Ketika orang datang memohon bantuan, Anda memberikan segala benda kebutuhan mereka; Sebagaimana kekuasaan yang diberikan kepadamu, berikan dan jalankan bagianmu. Tanpa melakukan dosa sampai akhirnya alam Surga menjadi hadiah terakhirmu."

Setelah berkata demikian, Sakka, raja para dewa melanjutkan perkataannya sebagai berikut :"Saya datang kemari untuk mengujimu, O raja, dan Anda tidak memberikan pegangan kepadaku. Hanya berwaspadalah (jangan lengah)." Dan dengan nasehat ini, Sakka kembali ke alam surga.

--------------------------------

Setelah menguraikan ini, Sang Guru berkata : "Ini bukan pertama kali, para bhikkhu, Sariputra mengetahui dengan terperinci apa yang dikatakan hanya pada bagian umumnya saja, tetapi di masa lampau hal yang sama terjadi." Kemudian Beliau mempertautkan kisah kelahiran ini: "Pada masa itu, Ananda adalah raja, Sariputra adalah pendeta kerajaan dan saya sendiri adalah rusa jantan."
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline ruby

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 41
  • Reputasi: 3
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #47 on: 07 December 2007, 11:08:39 PM »
^ makanya dalam bahasa chinese, kesurupan itu ada 2:
1. lok tang (lok = turun) dalam hal ini mungkin yg masuk deva
2. khi tang (khi = naik) dalam hal ini mungkin yg masuk peta
hanya pendapat gua...

Apakah bisa tau yg masuk itu dewa ato peta? yg saya tau sama2 makhluk tak tampak... ;D

 _/\_  :lotus:
IMHO:
80% sandiwara untuk nafkah,
19% peta,
1% deva.

Deva kayaknya kaga mau masuk ke tubuh manusia deh... kalo mo muncul ya muncul aza / lewat mimpi

 :)

Offline EMAK

  • Sebelumnya twkwong
  • Teman
  • **
  • Posts: 88
  • Reputasi: 3
  • Gender: Female
  • Emak
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #48 on: 08 December 2007, 12:52:00 AM »
...

Setelah menguraikan ini, Sang Guru berkata : "Ini bukan pertama kali, para bhikkhu, Sariputra mengetahui dengan terperinci apa yang dikatakan hanya pada bagian umumnya saja, tetapi di masa lampau hal yang sama terjadi." Kemudian Beliau mempertautkan kisah kelahiran ini: "Pada masa itu, Ananda adalah raja, Sariputra adalah pendeta kerajaan dan saya sendiri adalah rusa jantan."


Bro maaf ya ada yang kurang tuh, belum nyantumin sumbernya...  :-[
Memiliki pengetahuan dan keterampilan,
Terlatih baik dalam tata susila,
Ramah tamah dalam ucapan,
Itulah Berkah Utama.
(Mangala Sutta)

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #49 on: 08 December 2007, 01:45:35 AM »
...

Setelah menguraikan ini, Sang Guru berkata : "Ini bukan pertama kali, para bhikkhu, Sariputra mengetahui dengan terperinci apa yang dikatakan hanya pada bagian umumnya saja, tetapi di masa lampau hal yang sama terjadi." Kemudian Beliau mempertautkan kisah kelahiran ini: "Pada masa itu, Ananda adalah raja, Sariputra adalah pendeta kerajaan dan saya sendiri adalah rusa jantan."


Bro maaf ya ada yang kurang tuh, belum nyantumin sumbernya...  :-[

ini sumbernya say.
baca lg halaman depannya :)
sati... sati... sati...

Berikut ini adalah cerita Jataka No.483
SARABHA-MIGA-JATAKA

(di-ambil dari SUTTA PITAKA - KHUDDAKA NIKAYA - JATAKA VOL IV, terbitan INDONESIA TRIPITAKA CENTER - MEDAN)

 _/\_


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline EMAK

  • Sebelumnya twkwong
  • Teman
  • **
  • Posts: 88
  • Reputasi: 3
  • Gender: Female
  • Emak
Re: Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis
« Reply #50 on: 09 December 2007, 01:19:50 AM »
ini sumbernya say.
baca lg halaman depannya :)
sati... sati... sati...

Berikut ini adalah cerita Jataka No.483
SARABHA-MIGA-JATAKA

(di-ambil dari SUTTA PITAKA - KHUDDAKA NIKAYA - JATAKA VOL IV, terbitan INDONESIA TRIPITAKA CENTER - MEDAN)

 _/\_


By : Zen

 ^-^  :P maaf  ^:)^

Dulu aku pernah tahu ada teman sekantor yang kesurupan, dia ngoceh ngak karuan. Waktu ditanya kamu dari mana, si dia/hantu itu bilang bahwa dia tidak tahu dia didorong sama seseorang terus jatuh dan dia tidak tahu sekarang dia ada dimana.

Waktu itu ceritanya, tiba-tiba ada botol yang diikat dengan benang merah jatuh dari celling diruangan tempat aku kerja mental kekursi tempat duduk teman sebelah, dan jatuh di lantai, tampak berserakan pasir disekitarnya, kebetulan teman ini dan aku sedang diruangan lain waktu kejadian itu. Anehnya yang berlubang cuma celling atapnya aja sedang atap atasnya ngak apa-apa. Beberapa saat kemudian terdengar jeritan seseorang, itu teman di ruangan sebelah, kemudian dia jatuh pingsan. Setelah beberapa saat kemudian bangun, nah ngoceh dech itu dia ngak karuan. Dan itu berlangsung kurang lebih selama 2jam.

Beberapa menit sebelum ada suara teriakan dari si korban, teman CS bilang kalau terima telp dari ibu si korban nanyai keadaan anaknya. Si ibu ini ternyata punya kekekuatan lebih, beliau dari jarak jauh narik si hantu ini untuk keluar dari tubuh anaknya. Dibantu dengan seseorang sesepuh digang sebelah kantor, si hantu ini ditangkap saat keluar dari tubuh si korban lalu dimasukkan dibotol yang lain. Dan katanya botol ini kemudian dibuang di sungai. Si ibu ini bilang kalau disekitar botol yang pecah itu tidak hanya pasir tapi ada paku juga. The end.  :whistle:  serius amat sih ngebacanya... si amat aja ngak serius    :whistle:^-^
« Last Edit: 09 December 2007, 02:02:36 AM by twkwong »
Memiliki pengetahuan dan keterampilan,
Terlatih baik dalam tata susila,
Ramah tamah dalam ucapan,
Itulah Berkah Utama.
(Mangala Sutta)