//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II  (Read 62990 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline inJulia

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 256
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« on: 18 October 2009, 11:33:25 AM »
Hai Mr Bond,

Quote from: Bond_post #172
Kalau ada yg bertanya/bersharing dan kita bertujuan membuktikan melalui penjelasan dari bukti yg sederhana sehubungan pembuktian HK, apakah harus diam? kalau memang demikian jangan bertanya atau sharing  . Memang jhana untuk menelusuri dan vipasana mengetahui dan membuktikan essensi hukum kamma. Biasanya kalo vipasannanya sukses dibarengi jhana maka penelusurannya bisa lebih jauh lagi. Dan banyak mereka juga bisa tahu kenapa dia lahir disini dan disitu, begitu dan begini. Demikian tentang org lain. Hanya penelusurannya tidak sejauh dan selengkap SB.
Bukan demikian maksud saya, kan sudah saya post di atas, saya akan berterima kasih kalau ada yang mampu meluruskan pemahaman saya.

Buah karma tidak, belum tentu disebabkan satu karma, juga tergantung kondisi, situasi, karma penguat, dlsb. Ini membuat manusia biasa sulit menelusurinya. yang bisa kita lakukan hanyalah MENDUGA, SIMPLIFIKASI saja. Dan bagi saya, DUGAAN, SIMPLIFIKASI/PENYEDERHANAAN, BELUM bisa disebut sebagai BUKTI.

Tapi kalau Anda atau siapapun beranggapan, menyebut itu sebagai BUKTI. Yah, ngga ada yang melarang, lah. he he he

Dan kenapa kita, Umat Buddha kebanyakan ngotot hendak menunjukkan, bahwa Hk Karma bisa dibuktikan? Ini karena persaingan Konsep TUHAN Pencipta dengan Konsep Non Theis (Hk karma & Kelahiran kembali). dalam artian, bila tidak ada persaingan itu, Umat Buddha tidak akan berusaha keras  menunjukkan kebenaran Hk Karma.

Dalam suasana persaingan konsep inilah, sebagian penganutnya berusaha menggungulkan konsep yang dianutnya. Salah satunya dengan berusaha MEMBUKTIKAN secara argumentasi.
Quote from: Bond
Imasmim Sati Idam Hoti - Dgn adanya ini, terjadilah itu
Imassuppada Idam Uppajjati - Dgn timbulnya ini, timbullah itu
Imasmim Asati Idam Na Hoti - Dgn tdk adanya ini, tdk adalah itu
Imassa Nirodha Idam Nirujjati - Dgn tdk timbulnya ini, tdk timbullah itu
Dalam situasi persaingan, maka kutipan itu hanya menunjukkan adanya SEBAB AKIBAT. Karena di Konsep Tuhan Pencipta juga mengakui adanya SEBAB AKIBAT, maka adanya satu proses sebab akibat, belum bisa diakui sebagai kebenaran konsep Hk Karma.

Coba cek post # 187, Bro Bond.

Quote from: Bond
Quote
Benar, Dhamma bukan HANYA Tipitaka, tapi kalau yang di luar Tipitaka BERTENTANGAN, apa kita bisa terima sebagai Dhamma? ;-)
Orang yg menggunakan panna dalam kehidupan dan mengerti Dhamma tentunya ia dapat mengerti apa yg Dhamma dan bukan Dhamma.
Coba teliti Bro, respon Anda 100% benar, tapi TIDAK mengena, mematahkan argumentasi saya tersebut.

Thanks Bro.
 _/\_

Offline inJulia

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 256
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #1 on: 18 October 2009, 11:35:26 AM »
To All....

maaf buat Pak Momod, saya merasa perlu menuliskan ini sedikit sebagai akhir.

Quote from: Bond
Tau dari mana itu bukan bukti dan itu dugaan?
Nah, ujung-ujung nya kita harus kembali pada definisi. Apa artinya BUKTI dan apa artinya DUGAAN. Ini Bro Kelana ahlinya.

Pemahaman saya, bila kita SANGAT TAHU penyebabnya DENGAN JELAS TANPA KERAGUAN SEDIKITPUN, barukah itu bisa disebut PASTI, alias BUKTI.

Tapi, kita memahami proses karma itu tidak simpel, justru berbelit-belit, tidak berdiri sendiri, tergantung pada situasi dan kondisi lain, tergantung karma lain(penguat, pelemah dlsb) saling kait, maka demi kejujuran, kita HANYA bisa mengatakan: "DUGAAN SAYA".

Karena hanya DUGAAN, maka sepatutnya jangan disebut sebagai BUKTI.

Dengan berani menyebutnya sebagai PASTI KARENA ini, menurut saya ini memaksakan diri dan menipu diri sendiri. Musavada lah. Ini yang saya maksud TERPEROSOK, TERPELESET.

 _/\_

Offline inJulia

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 256
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #2 on: 18 October 2009, 11:53:25 AM »
Bro Ryu,

just saran aja, ya kalau boleh.
Kalau kuatir dg junk, jangan threadnya dong yang di locked.
Mekanisme delete posting, BRP, banned buat yang ngejunk, sepertinya lebih tepat.

Di satu sisi Umat Buddha mau menunjukkan bukti kebenaran Hukum Karma yang adil, tapi kalau akhirnya thread saya yang kena locked akibat karmanya Bro Coe-coe, kan bener2 jadi paradox.
Yang dikuatirkan Bro Coecoe, kok thread saya jadi korban? he he he

Thanks
 _/\_

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #3 on: 18 October 2009, 12:03:08 PM »
Saya rasa melalui diskusi di thread "Membuktikan kebenaran Hukum Kamma (versi I)" itu semua sudah mengerti, bahwa Hukum Kamma berjalan bersama dengan hukum-hukum lainnya. Maka dari itu, semua akibat yang ditimbulkan oleh kamma (perbuatan); baik reaksi sosial orang lain, keadaan batin (psikologis) si pelaku, dan efek jangka panjang karena keseimbangan niyama, itu disebut sebagai buah perbuatan (vipaka).

Kalau kita semua sudah sepakat, maka kita seharusnya juga sepakat bahwa sebab-akibat itu memang ada (Hukum Kamma). Tapi yang menjadi poin penting dalam diskusi ini adalah:
- pihak yang meyakini Hukum Kamma tidak bisa dibuktikan menuntut mekanisme kongkrit dari Hukum Kamma
- pihak yang menyakini Hukum Kamma bisa dibuktikan hanya menyajikan mekanisme sederhana Hukum Kamma

Diskusi ini berangkat dari sudut yang berbeda. Pihak yang meyakini Hukum Kamma tidak bisa dibuktikan, menuntut bukti sistematis dari satu perbuatan hingga akibat yang tidak terduga. Misalnya jika A membunuh seseorang, maka kelak akan ada petir yang menyambar A. Itu sebabnya mereka menolak mentah-mentah bukti nyata yang bisa terlihat langsung dari Hukum Kamma.

Sedangkan pihak yang menyakini Hukum Kamma bisa dibuktikan memberikan bukti sistematis dalam lingkup sangat terbatas dan jangka waktu yang pendek. Dalam hal ini, bukti yang disodorkan terlihat seperti argumentasi rasionalis. Sedangkan pihak yang meyakini Hukum Kamma tidak bisa dibuktikan menuntut bukti yang (mungkin) irasionalis. Karena belum ada bukti kongkrit mengenai akibat dari perbuatan ini, maka pihak yang meyakini Hukum Kamma tidak bisa dibuktikan tetap bersikukuh bahwa "HUKUM KAMMA TIDAK BISA DIBUKTIKAN".

Menurut saya ini adalah kesimpulan prematur. :) Karena sejauh yang kita paham, Hukum Kamma menjelaskan setiap perbuatan akan memunculkan akibat-akibat. Apakah reaksi orang dan keadaan psikologis itu bukan akibat? Tidak mengerti hal ini dan tidak mau mengerti hal ini sangatlah berbeda. Baik, dengan jujur saya mengakui bahwa saya tidak bisa memberikan bukti kongkrit akibat dominan seperti apa yang akan terjadi bila seseorang melakukan sebuah perbuatan. Tapi ini karena tidak ada putthujana yang bisa melihat akibat yang akan terjadi jauh di masa depan. Bayangkan saja, setiap perbuatan Anda akan terakumulasi dengan perbuatan-perbuatan dan akibat-akibat yang lain. Bagaimana saya bisa membuktikan Hukum Kamma sejelas-jelasnya jika saya saja tidak tahu apa yang akan Anda perbuat dan Anda terima beberapa menit setelah ini.

Jika masih ngotot bahwa Hukum Kamma sama sekali tidak bisa dibuktikan, maka saya pikir Anda semua juga melihat bahwa anicca, dukkha, anatta, paticcasamuppada, punabbhava, juga tidak bisa dibuktikan. Apalagi Nibbana.

Semua praktik Dhamma dilakukan bukan atas dasar perhitungan kelak. Semua dilakukan untuk saat ini; prioritas. Hukum Kamma memang belum bisa kita buktikan sejelas-jelasnya. Tapi coba kembangkan moralitas dan kebijaksanaan saat kini, dan saya yakin Anda akan mendapatkan buah nyatanya saat kini juga. Inilah Hukum Kamma.

Percaya pada Hukum Kamma, tapi menganggap bahwa Hukum Kamma sama sekali tidak bisa dibuktikan, adalah dua sikap yang tidak saling mendukung. Ibarat Anda percaya bahwa ada peraturan yang baik, tapi Anda tidak percaya bisa melihat kebaikan dari peraturan itu. Lalu percaya pada Hukum Kamma itu hanya sekadar pertimbangan rasional? Inilah yang sedikit saya tekankan, bahwa kita harus memiliki saddha (keyakinan setelah mempraktikkan).




« Last Edit: 18 October 2009, 12:16:01 PM by upasaka »

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #4 on: 18 October 2009, 12:25:08 PM »
bro Jul ...

Ada sebab ada akibat ... ITU NYATA dan TERBUKTI ! ...

Semua ajaran mengakui hal ini walau "penyajian"nya menurut versi masing-masing ...
Yang ada dan menjadi tren pada manusia awam itu adalah DUALISME >>> baik-buruk

Karena itulah "penyajian" tentang hukum kamma ini jadi sedemikian rupa, sampai-sampai banyak orang yang bila menemui kesulitan, berkonsultasi ingin tau penyebab yang dianggapnya sebagai bukti nyata (dari mulai mendatangi "orang pintar" s/d ikut hypnoteraphy) ...

Sejauh yang saya tahu, ada banyak kondisi terbentuk tanpa kita ketahui sebabnya, tapi ada juga kondisi tertentu yang kita tau persis sebabnya ...

Nah dari yang telah kita ketahui inilah sebenarnya kita sudah membuktikan bahwa hukum kamma itu ada (bukan sebagai dugaan atau apapun yang masih bersifat spekulasi) ...

Lebih jauh mengenai kejadian yang kita tidak ketahui sebabnya apa memang masih hipotesa dan tidak bisa dibuktikan ?

Ketidak tahuan kita (tanpa berusaha untuk berkonsultasi pada orang lain) itulah SEBAB dan BUKTINYA!

Ini hal nyata dan merupakan bukti yang terus menerus disanggah karena MANUSIA ITU MASIH SANGAT AWAM AKAN DIRINYA !

Lalu bagaimana dengan hasil konsultasi dengan orang lain untuk mengetahui sebab dari kondisi yang diterima ?

Saya setuju untuk menyebutnya masih merupakan DUGAAN/HIPOTESA ... dan sepanjang itu bisa memberikan/menimbulkan rasa nyaman, rasa tentram dsb bagi orang itu, sepanjang itu pula akan memberikan peluang baginya untuk berpetualangan di dunia ini dengan kelegaan (walaupun secara Buddhism masih bergulat dalam dukkha) ...

Selama masih timbul pemikiran untuk berbuat sesuatu yang dimotori dari ketidak tahuan, maka semua akan terlihat saling berkait dan berputar-putar ...

_/\_

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #5 on: 18 October 2009, 12:32:34 PM »
seorang anak SD bertanya kepada seorang profesor, bagaimana cara membuktikan konsep tenaga nuklir, sang profesor menjelaskan dengan menguraikan teori kimia yg komplek dan menjelimet...

anak SD bingung karena pengetahuan nya tidak dapat menjangkau dan memahami ulasan sang profesor, kemudian berstatment, ah profesor anda tidak benar2 dapat menjelaskan pembuktian atas konsep tenaga nuklir, kenapa ? karena sy tidak dapat menalarnya, itu menyatakan bahwa tenaga nuklir itu tidak lah benar adanya, teori yg ada hanya bersifat hal ilmiah yg tidak dapat dibuktikan dan hanya bisa di pahami sebagai teori...

mungkin itu gambaran yg sy dapat dalam diskusi panjang ini tanpa ada hasil dan kejelasan, sesama anak SD ngotot, yg membedakan : anak SD pertama tidak memahami konsep kimia dasar, sedangkan anak SD yg lain memahami sedikit konsep dasar kimia sehingga bs menjelaskan "sedikit" konsep tenaga nuklir yg akhirnya membuat bingung anak SD yg pertama... namun tetap saja hal itu tidak membuat suatu kesimpulan nyata bahwa tenaga nuklir itu tidak ada...

salam,
dhanuttono

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #6 on: 18 October 2009, 12:43:31 PM »
Permisiii....boleh ikutan ngisi ?

Saya ngikuti thread ini hanya muncul satu kalimat dalam benak saya "CAPE DEH"
Kenapa kalian meributkan sesuatu yang sudah jelas2 ada buktinya?
apa kalian melupakan kisah2 Theragatha dan Therigatha ? bukankah disana mereka memberikan kesaksian tentang betapa beratnya hukuman yg mereka tanggung akibat mereka melakukan pelanggaran...

Sering kita dengar ada yang bergurau mengatakan "darimana tahu kalo neraka itu ada? darimana tahu klo neraka sangat menyiksa ? karena yang masuk neraka tidak pernah laporan tuh ?"

Ato sebaliknya "darimana tahu bahwa surga itu ada? mereka tidak ada yang menelpon tuh setelah masuk surga bahwa disana enak?"

Namun sayang mereka melupakan kisah Theragatha dan Therigatha yang amat jelas2 memang ada semua itu, mereka telah menjalani siksaan akibat pelanggaran mereka, namun karena mereka memiliki tekad yang kuat untuk "menembus penerangan sempurna", memiliki timbunan parami yang cukup, memiliki sila yang tinggi, maka mereka dapat meraih tingkat kesucian Arahat, sehingga mereka mampu mengingat kelahiran masa lampau mereka dan menceritakan dlm kisah Theragatha dan Therigatha yang masih bisa kita baca hingga kini.

Kalau dibaca dari Thread awal dan lanjutan ini, maka kenapa masih juga ragu tentang "HUKUM KAMMA BISA DIBUKTIKAN" jelas2 sdh ada buktinya dari kisah mereka. Kalau kalian masih ingin mendesak lagi coba buktikan dlm kehidupan sekarang, apa hayo?

Saya ada cerita masa lalu (ini kisah nyata)
Sewkt sy kerja dlu, pagi itu ada intelejen mendatangi kepala cabang dan minta untuk menutup saat itu juga, karena kami akan dirampok, kami diminta segera menghitung uang dan memasukkan uang kedalam ruang tahan api (semua bank menyimpan uang didlm ruangan tahan api). Siang hari sy lapar dan keluar utk beli makan, semua teman menahan saya agar jangan keluar karena nanti kalau terjadi sesuatu bagaimana? saya tetap keluar sambil berkata kepada teman2 siapa yang mau nitip ? kalau saya beli makan nanti ketembak perampok kalian harus ngirim makanan buat saya ya, karena sekarang saya membelikan kalian makanan. Disebelah kantor kami ada RM.Bakmi Gajah Mada yang enak, saya makan disana, ternyata bertemu teman SMA dan kami sempat ngobrol, saya juga udah lupa dengan dia krn wajahnya amat berbeda (lebih seram) tapi saya tetap baik dg dia, juga dlu di SMA sy juga baik dg dia sering bantu dia buat PR, sehingga kami bergurau masa2 SMA dlu, setelah selesai saya kembali kantor dan membagi pesanan yang dipesan teman2. Semua aman2 saja, ternyata di harian berita koran keesokannya ada berita BRI dirampok dengan korban ditembak dihalaman bank setelah mengambil uangnya dari counter bank, pelaku dlm pengejaran, selang beberapa hari terjadi lagi di BRI lagi, dg modus yang sama, setelah terjadi 3 kali kemudian pelaku dapat tertembak sewaktu melarikan diri dalam pengejaran polisi sehingga tewas. Yang membuat saya terkejut adalah dia teman SMA saya yg ketemu di sebelah kantor saya itu. Saya lemas dan tidak tahu harus ngomong apa waktu itu.

nah dari cerita saya ini bukankah sangat amat jelas sekali, bahwa HUKUM KAMMA dapat dibuktikan, bahkan sangat jelas, BARANG SIAPA YANG MENANAM METTA (saya selalu baik dengan dia) MAKA AKAN MENUAI METTA pula (saya selamat, serta berikut kantor saya, selanjutnya tidak pernah dijadikan target perampokan mereka). BARANG SIAPA YANG MENANAM KEJAHATAN (merampok, membunuh, dll) MAKA AKAN MENUAI HASIL nya berupa penembakan dari penegak hukum.

apakah kalian masih meragukan pembuktian hukum kamma yg sy coba sampaikan dengan cerita kisah nyata ini? apabila saya tidak menanam METTA begitu ketemu dia saya cuek (pura2 ga kenal, krn mukanya seram, ihhh sapa lu? lalu segera pergi) DIJAMIN pasti dia akan melakukan aksi perampokan di kantor kami, tapi karena dia merasakan metta dari saya, dengan tetap baik dg dia dan dia masih ingat sy dlu sll bantu buat PR, maka dia tidak mengganggu kami, buah METTA yang saya tanam berbuah keselamatan saya dan kantor saya dimana saya bekerja.

Semoga apa yg ingin saya sampaikan ini bisa ada yg mengerti, bukan maksud saya untuk mengganggu kalian diskusi, itu tidak, bukan maksud saya untuk mengkritik itu tidakk, justru saya mendapat banyak hal dari DC, saya hanya ingin sedikit ikutan menambahkan saja... semoga dapat diterima.

may all beings be happy

mettacittena,

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #7 on: 18 October 2009, 12:49:33 PM »
Bro Dhanu,
saya setuju...+GRP  :jempol:

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #8 on: 18 October 2009, 12:50:21 PM »
:jempol: utk penjelasan Upasaka

Concisely explained. Too bad I've to wait for another 720hrs. :P _/\_
appamadena sampadetha

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #9 on: 18 October 2009, 12:53:32 PM »
bro Dhanuttono ...

Ilmu pengetahuan kan bukan hanya tenaga nuklir aja ... Dan profesornya juga bisa ngajar ilmu-ilmu laen yang lebih sederhana dan gak ngejelimet ... :))

Cuma emang anak-anak SD nya aja yang terlalu pengen tau dan diskusinya juga sebatas anak SD, gak nungguin si profesor ada, jadi emang sebegini dah hasil diskusinya ... :))

salam juga,
g.citra

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #10 on: 18 October 2009, 12:56:49 PM »
Anumodana utk sharing kesaksian dari Samaneri. _/\_
appamadena sampadetha

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #11 on: 18 October 2009, 01:03:02 PM »
bro g.citra

memang ilmu pengetahuan buka cm hanya tenaga nuklir, tp jika anda memahami tingkat pendidikan, maka anda tau apa maksud sy, semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin spesifik pemahaman ilmu nya... seorang profesor tenaga nuklir tidak mungkin bisa membuat bangunan bertingkat 10, begitu pula sebaliknya profesor bidang konstruksi/sipil tidak mungkin bisa membuat pembangkit tenaga nuklir...

nah tuk mencapai tingkat profesor, seseorang harus belajar dan berusaha tuk kuliah S1, S2 dan S3 kemudian melakukan penelitian (adanya usaha) yg akhirnya ia dapat mencapai tingkat profesor, bukannya langsung lulus SMA langsung jd profesor, mustahil banget bukan ? ini dunia real bukan imajinasi/mie instant

nah anak SD ga mungkin bs memahami ilmu kimia dasar, apalagi mau memahami hukum kimia pembentuk tenaga nuklir... sangat jauh sekali kemampuan tuk menalar ilmu tenaga nuklir bagi anak SD yg baru belajar berhitung dan matematika dasar... jd ia hanya bermain2 di level pengetahuan ia sendiri, yaitu dunia matematika dasar... yg cilaka nya anak SD tersebut berani menjangkau pemahaman tinggi tenaga nuklir tanpa harus mempelajari teknik kimia dasar di tingkat SMA... yg ada cm kengototan atas pemahaman pribadi dia...

ini menurut logika bodoh sy, syangnya dalam dunia pendidikan anak SD tidak mungkin sekali tuk berdoa (mie instant) tiba2 ia dapat memahami ilmu kimia tingkat tinggi tanpa ia harus belajar dan melewati tahap2 pendidikan (proses) itu gambaran atas diskusi ini.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #12 on: 18 October 2009, 01:08:00 PM »
Jadi pengen nulis daftar nih kubu mana yang memandang Hukum kamma tidak bisa dibuktikan dengan kubu yang memandang Hukum kamma bisa dibuktikan.
Ada yang mau menulis? ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #13 on: 18 October 2009, 01:11:41 PM »
Bro Ryu,

just saran aja, ya kalau boleh.
Kalau kuatir dg junk, jangan threadnya dong yang di locked.
Mekanisme delete posting, BRP, banned buat yang ngejunk, sepertinya lebih tepat.

Di satu sisi Umat Buddha mau menunjukkan bukti kebenaran Hukum Karma yang adil, tapi kalau akhirnya thread saya yang kena locked akibat karmanya Bro Coe-coe, kan bener2 jadi paradox.
Yang dikuatirkan Bro Coecoe, kok thread saya jadi korban? he he he

Thanks
 _/\_
Sedari pertama anda selalu menyatakan bahwa Hukum kamma tidak bisa dibuktikan dan anda tetap mengukuhkan pandangan anda seperti itu. jadi sebenarnya thread ini sudah tidak perlu dong karena anda sudah yakin 100% khan, dan apabila ada bukti2 pun anda tidak akan menerima karena kebenaran versi anda sudah berbeda jadi sebaiknya hal itu di simpan saja untuk diri sendiri sebagai iman anda juga bagi yang meyakini bahwa kamma bisa di buktikan itu juga disimpan untuk diri sendiri lah.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #14 on: 18 October 2009, 01:13:42 PM »
To All....

maaf buat Pak Momod, saya merasa perlu menuliskan ini sedikit sebagai akhir.

Quote from: Bond
Tau dari mana itu bukan bukti dan itu dugaan?
Nah, ujung-ujung nya kita harus kembali pada definisi. Apa artinya BUKTI dan apa artinya DUGAAN. Ini Bro Kelana ahlinya.

Pemahaman saya, bila kita SANGAT TAHU penyebabnya DENGAN JELAS TANPA KERAGUAN SEDIKITPUN, barukah itu bisa disebut PASTI, alias BUKTI.

Tapi, kita memahami proses karma itu tidak simpel, justru berbelit-belit, tidak berdiri sendiri, tergantung pada situasi dan kondisi lain, tergantung karma lain(penguat, pelemah dlsb) saling kait, maka demi kejujuran, kita HANYA bisa mengatakan: "DUGAAN SAYA".

Karena hanya DUGAAN, maka sepatutnya jangan disebut sebagai BUKTI.

Dengan berani menyebutnya sebagai PASTI KARENA ini, menurut saya ini memaksakan diri dan menipu diri sendiri. Musavada lah. Ini yang saya maksud TERPEROSOK, TERPELESET.

 _/\_
sebenarnya anda ingin bukti seperti apa, dan yang bagaimana? anda telanjang itu adalah hal yang pasti karena anda tidak memakai baju bukankah itu hal yang pasti?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

 

anything