Kalau Theravada "Pure Land" kayanya kok nggak ada ya.... kalau yang Tusita sebagai Pure Land adanya di Mahayana. Demikian juga Tusita yang bertingkat / terbagi rasanya cuma ada di Mahayana:
Menurut Mahayana, Surga Tusita dibagi menjadi dua.
Istana Tusita bagian luar yang merupakan alam samsara yang dihuni oleh para deva dan devi.
Istana Tusita bagian dalam yang merupakan Tanah Suci Bodhisattva Maitreya. Di sinilah para Bodhisattva yang akan menjadi Samyaksambuddha berdiam. Istana bagian dalam ini terbebas dari jerat samsara.
Di bawah ini deskripsi Tusita gabungan dari Theravada dan Mahayana:
Tusitabhûmi – Surga Sedikit Nafsu Keinginan dan Keserakahan (dga'.ldan) - 兜率天Alam surgawi tingkat keempat. Para dewa-dewi yang hidup di alam ini senantiasa berceria atas keberadaan yang dimiliki. Mereka yang hidup dalam ketenangan sepanjang waktu, namun masih belum dapat menghapuskan rasa tertarik pada lawan jenis saat melihatnya, akan terlahir di Surga Tusita ini. Terkadang seorang Sakadāgāmin terlahir di alam ini. Dhammika, Anāthapindika, Mallikā, thera Tissa, Mahādhana dan Dutthagāmani terlahir di alam ini.
Di alam ini terdapat istana luar dan istana dalam. Istana bagian luar merupakan tempat kediaman para dewa pada umumnya, sedangkan istana bagian dalam merupakan tempat kediaman para Arya (Suciwan). Saat ini, Bodhisattva Maitreya berdiam dalam istana bagian dalam ini. Ia kini membabarkan ajaran Samadhi Kesadaran Belaka (Vijnanavada). Semua Bodhisatta, sebelum turun ke dunia dan meraih Pencerahan Agung, terlahirkan di alam ini dan berdiam di istana Bagian Dalam untuk menanti waktu yang tepat bagi kemunculan seorang Buddha. Demikian pula mereka yang akan menjadi orangtua serta Siswa Utama (Aggasâvaka). Dua ribu lima ratus tahun yang lalu, Bodhisattva Śvetaketu (Pāli: Setaketu) lahir kembali menjadi pangeran Siddharta dan akhirnya menjadi Sakyamuni Buddha, Guru Agung kita. Dan digantikan oleh Nātha (or Nāthadeva) yang akan menjadi Buddha Maitreya. Sekarang ini, Bodhisattva Metteyya (Maitreya) yang akan menjadi Sammâsambuddha setelah ajaran Buddha Gotama punah dari muka bumi ini sedang berada di alam ini. Apabila usia rata-rata manusia mencapai 84000 tahun, maka Bodhisattva Maitreya akan terlahir di alam manusia dan menjadi Buddha. Seluruh Bodhisattva tingkat terkahir mencapai Ke-Buddhaan dalm tubuh manusia untuk memperlihatkan potensi umat manusia di dalam mencapai Ke-Buddhaan.
Istana bagian dalam Tusita tidak memilki dinding pembatas ataupun penghalang yang dapat dilihat dikarenakan kekuatan pembebasan Bodhisattva Maitreya yang tak terbayangkan. Tinggi dari istana bagian dalam ini adalah 49 tingkat.
Disebabkan keberadaan beberapa Bodhisattva, maka Istana Bagian Dalam tidak terpengaruh oleh tiga bencana besar (bencana api, air, angin) yang terjadi selama Kalpa Penghancuran Dunia. Api membakar hingga Surga Jhana Pertama, air menenggelamkan hingga Surga Jhana Kedua dan angina berhembus hingga menghancurkan Surga Jhana ketiga. Meskipun demikian, secara ajaib Istana Bagian Dalam Tusita terluput dari ketiga bencana ini, karena tinggal beberapa Bodhisattva.
Usia rata-rata di alam ini ialah 4,000 tahun dewa atau kira-kira 567.000.000 tahun manusia. Nama penguasa alam surga ini adalah Santusita, kelahiran kembali dari Ibu Sang Bodhisatta, Mahamaya. Para dewa di alam ini memuaskan nafsuseksual mereka melalui senyuman, sedangkan para Arya yang berada di istana bagian dalam tidak melakukan aktivitas seksual apapun. Istana Bagian Dalam ini adalah Tanah Suci Bodhisattva Maitreya. Tinggi surga ini adalah 320 atau 320.000 yojana di atas Bumi.
The Siddha Wanderer