Kata benda "jhāna" berasal dari kata kerja "jhāyati" (Sanskrit: dhyāna) yang artinya bermeditasi, walaupun menurut kamus PTS ini tidak berarti semua jenis meditasi, namun dalam konteks MN 108 sepertinya ada permainan kata antara jhāna sebagai cara bermeditasi dan jhāna sebagai pencapaian meditatif (4 jhāna) karena paragraf sebelumnya berbunyi:
Kacci pana bho ānanda, veluvanaṃ ramaṇīyañceva appasaddañca appanigghosañca vijanavātaṃ manussarāhaseyyakaṃ3 paṭisallānasāruppanti.
Taggha brāhmaṇa, veluvanaṃ ramaṇīyañceva appasaddañca appanigghosañca vijanavātaṃ manussarāhaseyyakaṃ paṭisallānasāruppaṃ yathā taṃ tumhādisehi rakkhakehi gopakehīti.
Taggha bho ānanda, veluvanaṃ ramaṇīyañceva appasaddañca appanigghosañca vijanavātaṃ manussarāhaseyyakaṃ paṭisallānasāruppaṃ yathā taṃ bhavantehi jhānasīlīhi. Jhāyino ceva bhavanto jhānasilinoca.
Ekamidāhaṃ bho ānanda, samayaṃ so bhavaṃ gotamo vesāliyaṃ viharati mahāvane kūṭāgārasālāyaṃ. Atha kho ahaṃ4 bho ānanda, yena mahāvanaṃ kūṭāgārasālā, yena so bhavaṃ gotamo, tenupasaṅkamiṃ. Tatra ca pana so bhavaṃ gotamo anekapariyāyena jhānakathaṃ kathesi. Jhāyī ceva so bhavaṃ gotamo ahosi jhānasīlī ca sabbañca pana so bhavaṃ gotamo jhānaṃ vaṇṇesīti.
Kuharap, Guru Ānanda, Hutan Bambu itu menyenangkan, tenang dan tidak terganggu oleh suara-suara, dengan atmosfir kesunyian, jauh dari orang-orang, sesuai untuk melatih diri.”
Sesungguhnya, Brahmana, Hutan Bambu itu menyenangkan … sesuai untuk melatih diri berkat para pelindung seperti dirimu.”
Sesungguhnya, Guru Ānanda, Hutan Bambu itu menyenangkan … sesuai untuk melatih diri berkat para mulia yang adalah para meditator dan berlatih meditasi. Para mulia adalah para meditator dan berlatih meditasi.
Pada suatu ketika, Guru Ānanda, Guru Gotama sedang menetap di Vesālī di Aula Beratap Lancip di Hutan Besar. Kemudian aku datang ke sana dan menghadap Guru Gotama, dan dalam berbagai cara Beliau memberikan khotbah tentang meditasi. Guru Gotama adalah seorang meditator dan berlatih meditasi, dan Beliau memuji segala jenis meditasi.
Karena sang brahmana bertanya tentang meditasi secara umum, tetapi Ananda menjawab dengan menunjuk pada cara bermeditasi yang benar sebagai pencapaian meditatif dari jhāna. Mungkin itu juga sebabnya mengapa Bhikkhu Bodhi di sini menerjemahkan jhāna sebagai cara bermeditasi.
Saya rasa kita berbeda dalam memaknai kata jhana (dhyana). Anda menggunakan istilah “meditasi” yang bersifat umum untuk “jhana” yang mengakibatkan kerancuan pada kalimat karena ada macam-macam jenis meditasi. Dengan kata lain Anda mengganti istilah khusus menjadi istilah umum.
Sedangkan saya tetap menggunakan kata “jhana” yang bersifat lebih spesifik (khusus), yang artinya adalah kondisi konsentrasi, pemanunggalan, absorbsi pikiran. Sehingga jelas yang dimaksud adalah meditasi absorbsi (jhana) yang menghasilkan tingkatan jhana (konsentrasi).
Jadi dalam kalimat yang Anda berikan tinggal diganti saja kata “meditasi” dengan” jhana (konsentrasi)” jadi demikian (berdasarkan terjemahan Anda):
Taggha bho ānanda, veluvanaṃ ramaṇīyañceva appasaddañca appanigghosañca vijanavātaṃ manussarāhaseyyakaṃ paṭisallānasāruppaṃ yathā taṃ bhavantehi (teks anda kurang kata : jhāyīhi) jhānasīlīhi. Jhāyino ceva bhavanto jhānasilino ca.
Ekamidāhaṃ bho ānanda, samayaṃ so bhavaṃ gotamo vesāliyaṃ viharati mahāvane kūṭāgārasālāyaṃ. Atha kho ahaṃ4 bho ānanda, yena mahāvanaṃ kūṭāgārasālā, yena so bhavaṃ gotamo, tenupasaṅkamiṃ. Tatra ca pana so bhavaṃ gotamo anekapariyāyena jhānakathaṃ kathesi. Jhāyī ceva so bhavaṃ gotamo ahosi jhānasīlī ca sabbañca pana so bhavaṃ gotamo jhānaṃ vaṇṇesīti.
Sesungguhnya, Guru Ānanda, Hutan Bambu itu menyenangkan … sesuai untuk melatih diri berkat para mulia yang adalah para
praktisi jhana (konsentrasi) dan berlatih
jhana (konsentrasi). Para mulia adalah
praktisi jhana (konsentrasi) dan berlatih
jhana (konsentrasi).
Pada suatu ketika, Guru Ānanda, Guru Gotama sedang menetap di Vesālī di Aula Beratap Lancip di Hutan Besar. Kemudian aku datang ke sana dan menghadap Guru Gotama, dan dalam berbagai cara Beliau memberikan khotbah tentang
jhana (konsentrasi). Guru Gotama adalah seorang
praktisi jhana (konsentrasi) dan
berlatih jhana, dan
Apakah Beliau memuji segala jenis
jhana (konsentrasi)?Terjemahan Inggris dari:
http://www.metta.lk/tipitaka/2Sutta-Pitaka/2Majjhima-Nikaya/Majjhima3/108-gopakamoggallana-e.htmlIndeed good ânanda, in the bamboo grove there is a pleasant abiding, it is noiseless, away from human habitation and suitable for seclusion, because good sirs like you
concentrate there.
At one time good Gotama was living in the peaked hall in the Great forest, in Vesàli and I approached him. At that time good Gotama was explaining
concentration in various ways. Good Gotama too was
concentrating at that time. Does good Gotama praise all concentrations?
Kalimat terakhir dari sang Brahmana
kemungkinan adalah kalimat tanya yang kemudian diikuti oleh penjelasan dari Ananda.