//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - Namo Rahula

Pages: 1 2 3 4 5 6 7 [8] 9 10 11 12 13 14 15 ... 17
106
Saya dapat email ini, khusus yang berminat, ikut saja dan sebarin ya.

KULIAH  GRATIS  DI  STAB  SYAILENDRA

 

STAB Syailendra kembali menyediakan kuliah gratis bagi muda-mudi yang bersemangat untuk memajukan pendidikan Buddhis di Indonesia.

 

Syarat yang diperlukan adalah:

   1. Mengisi formulir pendaftaran dan menyerahkan pasfoto.
   2. Menyerahkan fotocopy ijazah SMU/SMK 3 lembar.
   3. Lulus ujian masuk STAB Syailendra.

Pendaftaran mahasiswa baru sudah dimulai dan akan ditutup pada tanggal 20 Agustus 2009. Ujian masuk akan diadakan pada tanggal 21 Agustus 2009, meliputi Bahasa Indonesia dan Inggris, Agama Buddha dan tes Potensi Akademik serta wawancara. Perkuliahan dimulai 31 Agustus 2009.

 

Pendaftaran dan ujian dilakukan di kampus STAB Syailendra, Jl. Salatiga-Kopeng Km.12, Ds. Deplongan, Kel. Wates, Kec. Getasan, Kabupaten Semarang 50774. Tel: 0298-318132, Fax 0298-318133, email: stab.syailendra [at]  yahoo.co. id, website: http://stab- syailendra. blogspot. com.

 

Fasilitas kampus yang tersedia:

   1. Ruang kuliah nyaman yang dilengkapi dengan aksesoris multimedia.
   2. Studio komputer dengan akses internet.
   3. Ruang perpustakaan.
   4. Studio musik gamelan dan organ.
   5. Lapangan olahraga.

Fasilitas tambahan:

   1. Bantuan biaya tempat tinggal dengan sponsor dari Buddhist Fellowship bagi yang memerlukan dan memenuhi persyaratan.
   2. Beasiswa untuk studi lanjutan S2 dan S3.
   3. Akses siaran program Daai TV di kampus.

Tujuan pendidikan:

Mendidik mahasiswa menjadi Sarjana Agama Buddha yang mandiri, yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang yang berhubungan dengan agama Buddha.

 

Pendidikan Keahlian khusus yang disediakan:

   1. Kewirausahaan.
   2. Teknologi Informasi dan Komputer.
   3. Multimedia dan jurnalistik.
   4. Bahasa Inggris.

STAB Syailendra dikelola oleh Yayasan Pendidikan Dharma Syailendra dengan Ketua Badan Pembina: YM. DR. Jotidhammo Mahathera, Ketua Badan Pengawas: Lilian Halim, Ketua Badan Pengurus: Ir. Ariya Chandra.

 

STAB Syailendra dipimpin oleh Hastho Bramantyo MA.

 

Mohon bantuan sahabat-sahabat untuk menyebar-luaskan berita ini dan memberikan kesempatan emas ini bagi generasi muda kita.

Terima kasih. Semoga semua mahluk hidup bahagia.

107

"Jika, demi kepentingan orang sakit itu, famili, teman dekat dan kenalannya bisa berlindung kepada Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru penyembuhan, dan mereka meminta persamuan bhiksu untuk mengucapkan Sutra ini, menyalakan lampu 7 tingkat dan menggantungkan panji pancawarna untuk memperpanjang umur, maka arwah orang itu mungkin dikembalikan ketubuhnya segera. Dia akan mengingat dengan jelas apa yang dialaminya bagaikan di dalam mimpi. Jika kesadarannya kembali sesudah melewati 7, 21, 35 dan 49 hari dia akan merasa bagaikan terbangun dari tidurnya, dan dia akan mengingat bahwa dia telah menerima pahala maupun pembalasan dari karma baik dan buruknya. Karena dia sendiri menyaksikan dan mengalami berlakunya hukum karma, juga disebabkan dia memperoleh kembali kehidupan ini dengan susah, maka dia tidak akan lagi berbuat karma buruk di masa yang akan datang."

"Oleh sebab itu, putra-putri baik dengan keyakinan murni, kalian harus menerima dan memuliakan nama Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan dan memuja rupang dan gambar-Nya dengan sepenuh hati di rumah masing-masing."

Kemudian Ananda bertanya kepada Bodhisattva Apavarga : "Bodhisattva yang bajik, tolong jelaskan bagaimana seseorang harus memuliakan dan memuja Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan itu? Bagaimana Caranya membuat panji memperpanjang umur dan memasang lampu tersebut?"

Bodhisattva Apavarga menjawab: "rya Ananda, jika engkau ingin menolong orang sakit dari penyakitnya, demi orang itu engkau harus menerima dan menjalankan Attha Sila selama 7 hari dan 7 malam, kemudian kumpulkan makanan, minuman dan harta lainnya sesuai dengan kemampuan untuk mengadakan persembahan kepada Sangha. Di samping itu lakukan upacara puja terhadap Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru penyembuhan sebanyak 6 kali dalam 1 hari dan 1 malam serta bacakan sutra ini sebanyak 49 kali. Nyalakan 49 lampu dan buatlah 7 buah rupang atau gambar dari Tathagatha ini. Setiap rupang atau gambar dikelilingi oleh 7 buah lampu bagaikan sebuah roda, dan selama 49 hari biarkanlah cahayanya menyala terus menerus. Buatlah suatu panji yang pancawarna setinggi 49 depa dan lepaskan 49 makhluk hidup berbagai jenis. Maka orang sakit itu akan bisa melewati bahaya ini, dan arwahnya akan terbebaskan dari cengkraman iblis jahat."

"Selain itu, Arya Ananda, bila di suatu negeri di mana seorang raja ksatria memerintah, terjadi bencana dan kesengsaraan seperti wabah penyakit di antara penduduk, serbuan negeri lain, pemberontakkan dalam negeri, gerhana matahari atau bulan, gempa bumi, angin topan, banjir, kemarau panjang dan sebagainya - demi menghilangkan bencana-bencana tersebut sang raja harus menumbuhkan maitri karuna terhadap semua makhluk hidup. Dia harus memberi pengampunan kepada semua orang hukuman yang dipenjara. Mengandalkan metode puja yang diungkapkan di atas, dia harus memuja Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan." "Dikarenakan kekuatan dari pahala ikrar utama Hyang Tathagatha, negerinya akan menjadi aman tentram. Angin dan hujan akan turun pada musimnya, dan panen akan berhasil. Semua makhluk hidup akan menjadi sehat dan bergembira. Di dalam negerinya tidak akan ada yaksa jahat, maupun makhluk hidup dengan berbagai gangguan spirituil. Semua pertanda buruk akan hilang, negerinya menjadi makmur dan sang raja ksatria akan berumur panjang, memiliki kesegaran dan terbebaskan dari penyakit."

"Arya Ananda, jika sang raja, ratu atau selir, pewaris tahta atau pangeran lain, para menteri, jenderal, abdi istana dan dayang, pejabat, maupun rakyat jelata menderita penyakit atau mengalami bencana lain, mereka juga harus berbuat dan memasang panji panca warna dan menyalakan lampu dirumahnya. Mereka harus melepaskan berbagai makhluk yang hidupnya teraniaya, menaburkan bunga wangi, dan membakar berbagai dupa wangi, maka mereka akan terbebaskan dari semua penyakit dan kesulitan."

Pada saat itu Ananda bertanya kepada Bodhisattva Apavarga; "Bodhisattva yang bajik, bagaimana caranya memperpanjang umur seseorang yang seharusnya telah berakhir ?" Bodhisattva Apavarga menjawab: "O, orang bijak, apakah engkau belum pernah mendengar uraian Sang Tathagatha tentang 9 kematian sebelum waktunya? Itulah sebabnya aku mendorong Engkau membuat panji memperpanjang umur, menyalakan lampu dan mengembangkan berbagai perbuatan yang bermanfaat. Dengan menimbulkan amal jasa seseorang akan hidup sepenuhnya sampai akhir usianya dan tidak akan mengalami penderitaan dan musibah apapun."

Ananda bertanya; "Apakah ke 9 kematian sebelum waktunya itu ?"

Bodhisattva Apavarga menjawab: "Mungkin ada makhluk hidup yang mengidap penyakit-yang walaupun ringan, tetapi tidak diobati karena tidak mendapatkan obat atau dokter. Atau mereka mungkin bertemu dengan dokter yang memberikan obat yang salah. Orang ini sebenarnya belum saatnya meninggal, tetapi dibuat meninggal sebelum waktunya. Selain itu, ada orang yang percaya pada penganut aliran sesat yang matrialistis dan jahat, dukun ilmu hitam. Mereka akan memberikan kekuatiran dan ketakutan dalam pikirannya. Karena orang yang disesatkan ini tidak bisa membedakan dengan tepat dalam hatinya, dia mengajukan pertanyaan sekitar nasibnya dan membunuh berbagai jenis makhluk hidup untuk menyenangkan kekuatan itu.
Dia mengundang makhluk halus untuk meminta berkah dan perlindungan dan memperpanjang hidupnya. Tetapi niat itu tak tercapai karena orang ini terperangkap dalam kebingungan dan kegelapan batin, terlalu percaya pada pandangan sesat sehingga akhirnya ia mengalami kematian sebelum waktunya dan masuk neraka tanpa bisa keluar dalam waktu tertentu. Inilah yang dikenal dengan kematian sebelum waktunya yang pertama." "Kematian sebelum waktunya yang kedua adalah melalui hukuman oleh undang-undang negara. Yang ketiga adalah seseorang yang suka berburu atau melakukan asusila, terlibat makan minum melebihi batas. Karena tidak mengenal disiplin dan hidup teratur, kekuatan intinya dirampas oleh makhluk jahat, dengan demikian menyebabkan kematian sebelum waktunya. Kematian sebelum waktunya yang keempat adalah terbakar api, yang kelima adalah tenggelam di air."

"Ada yang dimangsa binatang buas, dengan demikian menjadi kematian sebelum waktunya yang keenam. Yang ketujuh adalah terjatuh dari tebing tinggi. Yang kedelapan adalah kematian oleh oleh tanaman beracun, ditenung, dan oleh mantera untuk membangkitkan mayat, setan dan lainnya. Yang kesembilan disebabkan kelaparan dan kehausan."

Inilah penjelasan singkat dari Tathagatha tentang ke 9 jenis kematian sebelum waktunya. Di samping itu pada hakekatnya terdapat bencana dan kematian yang tidak-terhitung banyaknya dalam kehidupan di dunia ini yang tak dapat diungkapkan satu persatu.

"Kemudian Arya Ananda, Raja Yama itu berkuasa atas catatan nama semua orang didunia. Jika ada makhluk hidup yang tidak berbakti, melakukan 5 dosa berat yaitu : menbunuh ayah, menbunuh ibu, menbunuh arahat, melukai Buddha dan merusak keharmonisan Sangha, merugikan dan mencemarkan Triratna, melanggar undang-undang negara, dan melanggar sila atau displin lainnya, maka Raja Yama akan menghukum mereka sesuai dengan berat ringannya pelanggaran dari pemeriksaannya. Itulah sebabnya sekarang aku mendorong semua makhluk hidup untuk menyalakan lampu, menbuat panji, membebaskan makhluk hidup, berlindung dan merenungkan Buddha tersebut serta mengembangkan perbuatan bermanfaat lainnya. Ini akan menyebabkan mereka melewati penderitaan dan musibah serta terhindar dari berbagai jenis kesulitan."

Pada saat itu di dalam persamuan terdapat 12 Panglima Besar Yaksa yang duduk bersama. Nama mereka adalah : Kumbhira, Vajra, Mihira, Andira, Anila, Sandila, Indra, Pajra, Makura, Kinnara, Catura dan Vikalara. Masing-masing Panglima Yaksa ini mempunyai pasukan sebanyak 7.000 Yaksa.

Mereka berkata dengan serempak kepada Hyang Buddha: Yang Dijunjung, karena kekuatan yang mengagumkan dari Hyang Buddha, kami telah memperoleh kesempatan mendengar nama Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan, sehingga kami tidak takut lagi akan terjatuh ke alam sengsara. Kami semuanya mempunyai pikiran yang sama untuk berlindung sepenuhnya kepada Buddha, Dharma, dan Sangha. Kami berkeinginan untuk memikul tanggung jawab melakukan perbuatan bermanfaat yang benar, membantu makhluk hidup hidup mendapatkan keberuntungan, kedamaian dan kegembiraan."

"Berkenaan dengan mereka yang menerima, menghayati dan mengedarkan Sutra ini maupun yang memuliakan nama Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan, serta memuja rupang atau gambar-Nya, di mana saja mereka berada apakah di desa, kota atau di hutan, kami beserta pengikut kami akan mengunjungi tempat itu untuk melindungi mereka. Kami akan mengusahakan agar mereka terbebaskan dari semua penderitaan dan kesulitan, serta agar semua keinginannya bisa terpenuhi. Mereka yang ingin terbebas dari penderitaan penyakit juga harus membacakan Sutra ini. Dengan menggunakan tali 5 warna sebanyak 12 utas, mereka harus mengikat simpul dengan nama mereka masing-masing di setiap tali, lalu digantungkan di sisi altar, dan bila keinginannya sudah tercapai simpul mereka itu boleh dibuka."

Pada saat itu Sang Junjungan memuji semua Panglima Yaksa dengan berkata: "Bagus, bagus, Panglima Yaksa Besar! Cita-cita kalian patut dihargai ! Bila kalian berniat membalas kemurahan hati dan jasa Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru penyembuhan, kalian harus selalu melayani semua makhluk hidup dengan cara yang baru saja kalian katakan, dengan memberikan manfaat, kedamaian dan kegembiraan."

Kemudian Ananda bertanya pada Hyang Buddha: "Yang Dijunjung,nama apa yang harus diberikan pada ajaran ini dan bagaimana seharusnya kami menjunjungnya?"

Hyang Buddha memberitahukan kepada Ananda: "Nama ajaran ini adalah: "Pahala dari Ikrar Utama Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan", juga disebut "Mantra Suci dari Ikrar Mengikat ke-12 Panglima Yaksa untuk Membantu Semua Makhluk Hidup", juga disebut "Merenggut Semua Selubung Karma". Dengan cara ini engkau harus menjunjungnya."

Sesudah Hyang Junjungan selesai berbicara, semua Bodhisattva, Mahasattva, Sravaka agung, para raja, menteri, brahmana, umat awam terpelajar, dewa, naga, yaksa, gandharva, asura, garuda, kinara, dan makhluk manusia maupun bukan manusia, di dalam persamuan besar, yang mendengarkan ajaran Hyang Buddha bersuka-cita. Mereka bertekad menerima dan mempraktekkan dengan tulus ajaran ini.

Demikianlah Yang Maha Suci Sutra Mahayana Tathagata Penyembuhan Cahaya Biru Laut.

108
"Kemudian, Manjusri, jika ada putra dan putri dengan keyakinan murni mendengar nama dari Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan, sesudah mendengarnya mereka harus mengucapkan dan mempertahankannya. Pada waktu subuh mereka harus menggosok gigi, mandi, dan menyucikan diri. Dengan berbagai bunga harum, dupa, minyak wangi, dan musik dari aneka instrumen, mereka harus memuja patung atau gambar dari Hyang Buddha. Di samping itu mereka harus menyimpan 1 (satu ) jilid Sutra ini yang disalin sendiri atau diperoleh melalui orang lain dan mendalami prinsip-prinsipnya dengan sepenuh hati. Mereka harus memberikan persembahan kepada guru agama yang membabarkan prinsip-prinsipnya Sutra ini dan menyediakan segala kebutuhan hidupnya sesuai kemampuannya. Sesudah berbuat begitu perilaku mereka pasti akan diketahui dan dicatat oleh para Buddha. Apa yang mereka inginkan akan terpenuhi, dan mereka akan secepatnya mencapai Penerangan. Kemudian Bodhisattva Manjusri memberi hormat pada Hyang Buddha dan berkata : "Yang dijunjungi, aku berjanji bahwa pada jaman berakhirnya Dharma, dengan segala cara aku akan menyebabkan putra dan putri dengan keyakinan murni untuk mendengar nama Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan ini. Bahkan di dalam tidurnya Aku akan membisikkan ke telinganya nama Hyang Buddha agar mereka yang terlena dalam kenikmatan duniawi yang tidak kekal bisa tersadar."

"Yang dijinjungi, mereka harus menerima dan mempelajari Sutra ini dan senantiasa mengucapkannya. Selain ini mereka harus membabarkan dan menjelaskan isinya kepada orang lain. Mereka sendiri harus memperbanyak Sutra ini atau menganjurkan orang lain menganjurkannya, serta memuja Sutra dengan berbagai jenis bunga harum, minyak wangi, dupa wangi, karangan bunga, kalung, panji, canopy, tambur dan musik. Untuk lebih hormat mereka harus melakukan puja dengan memasukkan Sutra ke dalam kantong dari kain Sutra 5 warna. Mereka harus menggosok lantai, memercikkan air suci untuk membersihkan tempat itu, kemudian mendirikan altar tinggi untuk menaruh Sutra ini. Pada saat itu keempat Raja Dewa beserta pengikutnya yang beribu-ribu jumlahnya dari perjamuan Dewa akan pergi ke tempat puja itu untuk mellindungi Sutra ini dan keluarga pemuja tersebut."

"Yang dijunjungi, jika sutra ini tersebar ke suatu tempat dimana ada orang yang menerima dan mempertahankannya, maka disebabkan oleh pahala ikrar utama Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan, dan dari mendengar namanya ketahuilah bahwa di tempat ini tidak ada lagi kematian sebelum waktunya. Juga di tempat ini tidak akan pernah ada lagi hantu dan iblis jahat mencuri tenaga inti manusia. Mereka yang sudah mengalami penderitaan demikian akan mendapatkan kembali ketentraman dan kegembiraan sebelumnya atas badan dan pikiran."

Hyang Buddha memberitahukan Manjusri : "Demikianlah, hal itu akan terjadi tepat seperti yang engkau katakan, Manjusri. Jika ada putra dan putri dengan keyakinan murni ingin memuja Tathagatha Cahaya Lazuardi, Raja Guru Penyembuhan, pertama-tama mereka harus membuat suatu rupa atau gambar Buddha itu dan mendirikan suatu altar suci untuk menempatkannya. Mereka harus menabur berbagai jenis bunga disana, membakar berbagai dupa dan menghiasi tempat itu dengan berbagai panji dan spanduk yang indah. Selama tujuh hari dan tujuh malam mereka harus menerima dan menjalankan Attha Sila, berpantang makan daging, mandi dengan air bersih dan wangi serta memakai baju baru dan bersih. Mereka harus menjaga kesucian tubuh maupun pikiran, tanpa pikiran marah atau menyakiti makhluk lain. Terhadap semua makhluk hidup mereka harus menumbuhkan pikiran memberikan manfaat, kedamaian, cinta kasih, kegembiraan, simpatik dan keseimbangan. Mereka harus memainkan alat musik dan menyanyikan pujian sambil memngelilingi patung atau gambar Hyang Buddha dari sisi kanan. Selain itu, mereka harus merenungkan pahala ikrar utama dari Hyang Tathagatha, mempelajari dan mengucapkan Sutra ini. Mereka harus meresapi prinsip-prinsipnya dan membabarkan Sutra ini, serta menjelaskan isinya kepada orang lain."

"Selanjutnya semua hal menyenangkan yang diidamkannya akan terkabul. Jika ia menginginkan panjang umur, maka ia akan memperoleh. Jika ia menginginkan kekayaan dan kemewahan, maka kemakmuran itu akan diperolehnya. Jika ia menginginkan jabatan maka itu akan tercapai, jika ia menginginkan anak laki-laki atau perempuan maka anak itu akan terlahir di keluarga." "Selain itu jika ada seseorang yang sering bermimpi buruk, melihat berbagai bentuk makhluk halus, melihat burung menakutkan yang berkelompok memasuki rumahnya, atau ratusan pertanda buruk muncul di rumahnya sehingga membuatnya sangat gelisah - bila orang itu dapat melakukan upacara puja atau memuliakan nama Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan, maka mimpi buruk, makhluk halus dan semua pertanda buruk akan menghilang tanpa menimbulkan gangguan apapun." "Jika ada seseorang yang terancam oleh bahaya air, api, pisau, racun, tergantung di tebing, gajah liar, singa, harimau, serigala, babi hutan, ular beracun, kalajengking, kelabang, ulat berbisa, atau nyamuk, bila orang ini bisa mengingat Hyang Buddha dengan sepenuh hati dan memujaNya dengan hormat, dia akan terbebas dari semua hal yang menakutkan ini. Jika ada negeri lain menyerbu dan mengganggu ketentraman, atau jika perampok dan pencuri membuat kerusuhan, orang yang mengingat dan memuja Tathagatha itu dengan hormat juga akan terbebas dari gangguan ini."

"Kemudian Manjusri, mungkin ada putra dan putri baik dengan keyakinan murni yang sampai akhir kehidupannya belum pernah memuja Dewa manapun dan telah berlindung dengan sepenuh hati kepada Buddha, Dharma, dan Sangha, menerima dan memegang sila, apakah Pancasila, dasasila, atau 250 sila bagi bhiksu, atau 500 sila bagi bhiksuni. Namun barang kali dia takut bahwa dia akan terjatuh kedalam alam kehidupan menyedihkan karena pernah melakukan pelanggaran sila yang diterimanya. Jika orang ini bisa berkonsentrasi sepenuhnya pada nama Hyang Buddha tersebut dan memujanya dengan hormat, maka dia pasti tidak akan terlahir di dalam ketiga alam menyedihkan tersebut."

"Jika ada perempuan yang akan melahirkan menderita kesakitan lyang hebat, dan bila dia bisa memuliakan nama Tathagatha itu dengan sepenuh hati dengan memuja rupang atau gambarnya dengan hormat, maka semua sakitnya akan hilang dan anaknya akan terlahir tanpa cacat. Rupa anaknya akan sempurna dan semua yang melihatnya akan berseru kegirangan. Anak itu akan dikaruniai indra yang tajam, kecerdasan, dan ketenangan . Dia jarang menderita sakit dan semua mahluk halus tidak akan mencuri kekuatan intinya."

Pada saat itu Sang Junjungan berkata kepada Ananda : "Semua pahala dari Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan, sebagaimana Aku telah memujiNya barusan, adalah Dharma yang paling praktis dan luas dari Hyang Buddha, sekalipun begitu makna itu masih sulit dipahami oleh para umat. Apakah engkau mempunyai keyakinan terhadapnya?"

Ananda menjawab : "Yang dijunjungi, Aku tidak mempunyai keraguan sedikitpun terhadap Vaipulya Sutra yang dikotbahkan oleh Tathagatha, mengapa begitu ? Karena karma yang timbul oleh perbuatan, kata-kata dan pikiran semua Tathagatha adalah suci murni seluruhnya. O Junjungan, cakra sang surya dan rembulan bisa kami jatuhkan, Gunung Semeru bisa kami buat bergetar, tetapi ajaran dari semua Buddha adalah sama dan tidak pernah berubah."

"Yang Dijunjungi, akar keyakinan dari makhluk hidup adalah tidak sempurna. Sekali pun mereka mendengar gambaran tentang jangkauan kegiatan spirituil serta prilaku dan hasil kerja yang luas dari berbagai Buddha, mahluk dengan keyakinan tidak sempurna itu mungkin akan berpikir : Bagaimana mungkin kita, hanya dengan berkonsentrasi pada nama seoarang Buddha, Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan, akan memperoleh pahala yang demikian mulia ? Karena kurang keyakinan, selanjutnya akan timbul perkataan menjelekkan dan menghujat. Seterusnya mahluk ini kehilangan kegembiraan dan kebahagiaan seperti di dalam malam yang gelap dan panjang sampai akhir hidupnya. Dan ia akan terus bertumimbah lahir di berbagai alam sengsara tanpa akhir."

Hyang Buddha memberitahu Ananda : "Jika makhluk ini mendengarkan nama Tathagatha Cahaya Lazuardi, Raja Guru Penyembuhan dan dengan sepenuh hati menerima dan mempertahankannya tanpa keraguan, maka mereka tidak akan terjatuh dalam kehidupan menyedihkan."

"Ananda, memang sukar untuk memiliki keyakinan dan memahami perbuatan luhur dari para Buddha. Sekarang engkau bisa menerimanya, hal ini disebabkan oleh kekuatan yang menakjubkan dari Tathagatha itu, Ananda, para Sravaka, Pacekkabuddha dan Bodhisattva yang belum memasuki tahapan bhumi tidak mempunyai keyakinan yang demikian dan sulit memahami kesunyataan tertinggi yang diuraikan para Buddha, kecuali Bodhisattva dengan satu kelahiran lagi yang bisa demikian."

" Ananda, kelahiran sebagai manusia sulit diperoleh, sekalipun tubuh manusia sudah diperoleh juga sulit untuk menumbuhkan Bodhicipta serta keyakinan untuk memuja dan menghormati Triratna. Bahkan lebih sulit lagi adalah kesempatan untuk mendengar nama Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan. Ananda, seandainya Aku menceritakan praktek Bodhisattva yang tak terbatas, metode bijaksana yang tak terhingga serta ikrar agung dan luhur yang tak terhitung dari Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan itu sekalipun Aku menceritakannya untuk 1 kalpa atau lebih lama, masa itu akan berlalu, tetapi perbuatan, ikrar dan metode bijaksana yang unggul dari Buddha itu adalah tak habis-habisnya bila diuraikan."

Pada saat itu dalam persamuan, seorang Bodhisattva bernama Apavarga bangkit dari tempat duduknya, membiarkan bahu sebelah kanannya terbuka, dan mengelilingi Hyang Buddha. Berlutut dengan kaki kanannya, dia menyembah dengan tangan dirangkap dan berkata kepada Hyang Buddha: "Yang dijunjung, menurut apa yang kulihat dalam samadhiku, di jaman berakhirnya Dharma akan ada makhluk hidup yang menderita
berbagai penyakit dan kesusahan seperti terserang penyakit menahun hingga tubuhnya kurus kering. Tidak bisa makan dan minum, tenggorokannya mengering dan bibirnya pecah, setiap penjuru kelihatan gelap olehnya. Mereka hanya terbaring menanti ajalnya sementara orang tua, famili, teman dan kenalan berkumpul disekeliling orang ini dengan ratap dan tangis."

"Kemudian, meskipun tubuhnya masih terbaring di tempat semula tetapi arwahnya telah direnggut oleh utusan Yama yang membawa arwahnya ke hadapan Raja Yama. Karena kesadaran Vijnana-alaya yang melekat pada semua makhluk hidup dapat mencapai semua makhluk hidup dapat mencatat semua perbuatan baik maupun jahat masing-masing pada masa kehidupannya, maka berdasarkan itu Sang Raja Yama akan mengadili orang itu sesuai dengan perbuatan baik dan buruknya."

109
"Selain itu, ada mahluk hidup yang kikir dan serakahnya tak terhingga. Mereka hanya tahu mengumpulkan kekayaan,dan jika untuk keperluan sendiri saja mereka enggan menggunakan hartanya, bagaimana mungkin mereka bisa memberikan kepada orang tuanya, isteri dan anak-anak, pembantu atau kepada pengemis. Pada akhirnya dari kehidupannya ini, orang ini akan terlahir kembali sebagai setan kelaparan atau binatang. Jika di masa hidupnya orang ini pernah mendengar sepintas nama 'Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru penyembuhan' , dan dialam kehidupan menyedihkan itu dia masih teringat nama Tathagatha ini. Sewaktu dia merenung kembali nama ini, dia akan menghilangkan dari tempat itu dan terlahir lagi di dunia manusia. Memperoleh pengetahuan tentang kehidupan masa lalunya dan takut kembali ke alam menyedihkan, dia tidak akan menikmati kesenangan duniawi lagi. Dia akan cenderung memperaktekkan perbuatan yang bermanfaat, memuji mereka yang suka memberi, dan tidak akan terikan kepada miliknya dengan serakah.Bahkan dia akan bisa membagikan satu persatu anggota tubuhnya seperti kepala, mata, tangan, kaku, darah, daging, dan potongan badannya, kepada siapa yang datang memintanya. Apalagi untuk membagikan kekayaannya yang lain."

"Kemudian, Manjusri, ada mahluk hidup yang telah melanggar kesucian kesucian moril sekalipun mereka telah menerima berbagai sila ajaran Tathagatha. Mungkin ada yang sekalipun tidak melakukan pelanggaran, telah melanggar aturan Sangha. Mungkin ada yang sekalipun telah mematuhi sila dan aturan Sangha, telah menganut pandangan yang menyimpang. Juga, meninggalkan kegiatan belajar. Dengan demikian, mereka tidak berhasil memahami prinsip yang dalam dari sutra yang diajarkan sang Buddha. Mungkin ada yang sekalipun terpelajar, tapi menjadi sombong dan karena pikiran mereka ditutupi keangkuhan, selalu berpendapat mereka benar dan orang lain salah, mereka sampai menghina dan membenci ajaran murni, menjadi teman dan sekutu mara. Dengan cara begini orang bodoh ini sendiri memperaktekkan pandangan menyimpang. Mereka berulang kali mengiring jutaan mahluk hidup kedalam jurang bahaya. Orang begini akan terjatuh ke alam neraka, binatang atupun alam setan, menetap selamanya di dalam samsara."

"Jika mereka dapat mendengarkan nama Tathagatha Cahaya Lazuardi, guru penyembuhan mereka akan dibimbing untuk meninggalkan jalan sesat, mempelajari dan memperaktekkan ajaran yang bermanfaat sehingga mereka tidak akan terjatuh ke alam kehidupan menyedihkan. Tetapi jika mereka tetap tidak bisa meninggalkan jalan sesat, tidak mempelajari dan memperaktekkan ajaran bermanfaat, maka mereka akan terus menerus terbenam ke dalam kehidupan menyedihkan sesudah meninggal. Karena kekuatan yang menakjubkan dari ikrar utama yang dibuat oleh Tathagatha ini, makhluk begini akan dibangunkan dari keadaannya untuk mengingat nama Hyang Buddha sekalipun berada di neraka. Kemudian, sesudah berakhir kehidupannya disana, mereka akan terlahir kembali sebagai manusia. Mereka memperoleh pandangan benar, dan dengan usaha, mereka akan menguasai keinginan pikirannya. Selain itu, mereka akan bisa menolak ikatan duniawi dengan berlindung kepada ajaran Tathagatha. Mereka akan menerima dan memegang inti ajaran dan tidak berbuat sesuatupun yang tercela atau melanggar sila. Dengan memegang pada pandangan yang benar, mereka tidak akan lagi menghina ajaran murni. Mereka tidak akan menjadi teman mara.Perlahan-lahan mereka akan mempelajari dan memperaktekkan berbagai aspek dari jalan Bodisatva dan akhirnya mereka akan bisa mencapai kesempurnaan."

"Manjusri, ada mahluk hidup yang sifatnya kikir dan tamak, suka iri dan cemburu, memuji diri sendiri dan menjelekkan orang lain. Mahluk seperti ini pasti akan jatuh ke dalam ketiga alam yang menyedihkan dan mengalami berbagai jenis penderitaan selama beribu-ribu tahun, sesudah itu barulah mereka terlahir di dunia ini sebagai binatang seperti, kerbau, kuda, unta, atau keledai. Dicambuk berulang-ulang, tersiksa oleh lapar dan haus, mereka akan selalu dibebani muatan berat punggung dan menempuh perjalanan jauh siang malam. Jika mereka terlahir sebagai manusia, maka kedudukannya sangat rendah dan miskin, atau sebagai budak laki atau perempuan yang selalu diperintah untuk mengerjakan pekerjaan kasar bagi orang lain. Orang seperti ini tidak akan pernah merasakan kebebasan."

"Jika di dalam kehidupan yang lalu sebagai manusia orang seperti ini pernah mendengar nama Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan, dikarenakan penyebab baik ini bila kini dia dapat mengingat dan berlindung kepada-Nya dengan sepenuh hati, makla melalui kekuatan spirituil Hyang Buddha, dia akan dibebaskan dari segala penderitaannya. Dia akan selalu mencari ajaran yang luhur, selalu bertemu dengan teman spirituil yang baik. Dia akan memutuskan ikatannya dengan Mara selama-lamanya, menembus selubung kegelapan batin. Sungai penderitaan akan mengering dan dia akan terbebaskan dari kesedihan dan penderitaan, kelahiran, usia tua, penyakit, dan kematian."

"Kemudian, Manjusri, ada makhluk hidup yang suka terlibat perselisihan, tidak akur dan enggan bersatu, saling menuntut dan membenci, dan melalui perbuatan, kata-kata dan pikiran, mereka menciptakan, menambah, dan memperpanjang semua jenis karma buruk, ada yang merencanakan pembalasan dendam, ada yang mengundang jin penunggu hutan, gunung atau kuburan, ada yang membunuh makhluk hidup untuk mendapatkan darah atau dagingnya guna dijadikan persembahan kepada yaksa dan iblis raksasa atau lainnya, ada yang menuliskan nama orang untuk dikutuk, membuat orang-orangan mereka dan dengan ilmu hitam memantrai dan mencelakai mereka, ada yang mempraktekkan ilmu hitam untuk memanggil arwah guna menganiaya dan membunuh musuhnya jika di antara makhluk hidup ini ada yang mendengar nama Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan, mereka tidak akan bisa mencelakai orang dengan berbagai cara jahat tersebut. Sebaiknya di dalam setiap pikiran mereka akan timbul rasa cinta kasih. Mereka akan memikirkan manfaat bagi orang lain, kedamaian dan kegembiraan , dan bebas dari pikiran membenci atau mencelakai. Masing-masing akan senang dan puas dengan apa yang didapatnya sehingga tidak akan melanggar hak atau menganiaya orang lain, melainkan berusaha untuk menguntungkan satu sama lainnya."

"Kemudian, Manjusri, mungkin ada diantara keempat kelompok bhikshu, bhikshuni, upasaka, upasika, serta putra putri dengan keyakinan murni, yang bisa menerima dan menjalankan Atthasila, mematuhi semua aspeknya selama setahun ataupun hanya 3 bulan. Melalui akar kebajikan ini mereka berharap akan diberikan kesempatan untuk menitis di alam Sukhavati Buddha Amitabha di sebelah Barat. Akan tetapi, sekalipun mereka sudah mendengar dan menjalankan ajaran murni, mereka belum berhasil dimantapkan didalamnya. Jika mereka mendengar nama Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan dan merenungkannya selalu, maka menjelang akhir hidupnya, 8 Bodhisattva Agung yaitu : Manjusri, Avalokitesvara, Mahasthamaprapta, Akshayamati, Ratna Candana Kusuma, Bhaisjyaraja, Bhaisajyottama, Maitreya akan turun dari langit untuk menunjukkan arah ke Tanah Suci Barat, mereka akan terlahir seketika di dalam bunga teratai permata berwarna-warni."

"Jika ada yang sekalipun sudah terlahir sebagai dewa atau dewi di surga karena telah membina akar kebajikan di dalam kehidupan yang lalu, tetapi masih belum mengakhiri karma baiknya. Oleh karena mereka telah terlahir di dalam surga, mereka tidak akan lagi terlahir di alam menyedihkan manapun. Bila masa kehidupan mereka di surga berakhir, orang seperti ini akan terlahir di alam manusia sebagai seorang maharaja "pemutar roda" yang akan memerintah di 4 benua. Dengan mengandalkan wibawa dan kebajikannya yang mengagumkan, dia akan membimbing dan mengubah makhluk hidup yang tak terhingga banyaknya ke dalam praktek Dasakusala.

"Atau orang seperti ini akan terlahir di dalam suatu keluarga bangsawan, Brahmana atau umat awam terpelajar, dengan kekayaan, permata, lumbung dan gudang berlimpah-ruah. Penampilannya sangat bagus dan dia akan memiliki pengikut dan sanak saudaranya yang banyak. Dia sangat pintar dan bijaksana, berani dan dikaruniai kekuatan fisik yang sangat menakjubkan. Jika orang seperti itu terlahir sebagai perempuan, bila dia mendengarkan nama Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan, dan dengan sepenuh hati menerima dan merenungkannya, maka pada kehidupan selanjutnya ia tidak akan pernah lagi terlahir sebagai perempuan."

Kemudian, Manjusri, sewaktu Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan ini mencapai penerangan, disebabkan kekuatan ikrar utama-Nya, Beliau selalu mengawasi semua mahluk hidup dan melihat mereka menderita berbagai penyakit, kurus kering, demam, sakit kuning dan sebagainya ; yang lainnya menderita kejang oleh racun jahat; selain itu ada yang ditakdirkan berumur pendek atau terancam kematian sebelum waktunya. Untuk mengakhiri semua penyakit dan penderitaan sekalian mahkluk hidup ini, dan memenuhi semua keinginan mereka. Pada waktu itu Hyang Buddha tersebut memasuki samadhi yang disebut "Penghapus Musibah Semua Makhluk Hidup", Beliau memasuki samadhi ini, seberkas cahaya yang sangat terang memancar dari aura diantaara alis-Nya dan dari itu suatu Dharani agung berkumandang : "Namo Bhaisajyaguru-vaidurya Prabha-rajaya Tathagathaya Arhate Samyak-sambuddhaya Tadyatha Om Bhaisajye Bhaisajye Bhaisajya-samudgate Svaha."

"Kemudian sesudah Dharani ini dikumandangkan, diantara cahaya ini terdengar suara gemuruh, san bumi bergetar dengan hebat di alam Buddha tersebut. Seberkas cahaya terang memancar keluar sehingga segala penyakit dsan kesengsaraan terhapus dari semua makhluk hidup dan semua menjadi tentram dan bergembira."

"Manjusri, jika ada putra atau putri yang menderita sakit, demi orang itu engkau harus membantu dia membersihkan badan dan mulutnya dengan welas asih. Sediakanlah makanan, obat-obatan, dan air bersih untuk ditaruh di atas altar, dan bacakan Dharani ini sebanyak 108 kali, kemudian berikanlah bahan-bahan itu kepada mereka. Sesudah menelannya, semua penderitaan dan penyakitnya akan terhapus. Jika orang ini menginginkan sesuatu, dia harus mengingat Dharani ini dan mengucapkan dengan sepenuh hati. Dengan cara ini, dia akan memperoleh apa yang diinginkannya, terbebas dari penyakit dan panjang umur. Pada akhir kehidupannya orang ini akan terlahir di negeri budak itu. Dia akan mencapai keadaan tanpa kemumduran dan mendapat Penerangan kemudian."

"Manjusri, itulah sebabnya putra dan putri baik harus rajin menyembah dan memuja Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan dengan sepenuh hati, dan mereka harus selalu mempertahankan Dharani ini tanpa membiarkannya hilang."

110
Bhaisajya Guru Vaidurya Prabha Raja Abhisecani Dharani

Namo Bhagavate Bhaisajya Guru Vaidurya Prabharajaya Tathagataya Arhate SamyakSamBuddhaya tadyatha Om Bhaisajye Bhaisajye Bhaisajya Samudgate Svaha.

Bhaiṣajyaguruvaidūryaprabharājasūtram

oṁ namaḥ sarvaj?āya

namo bhagavate bhaiṣajyaguruvaidūryaprabharājāya tathāgatāya



BHAISAJYAGURU VAIDURYA PRABHA RAJA BUDDHA SUTRA
Demikianlah yang telah kudengar : Pada suatu saat, sewaktu Sang Junjungan sedang berpergian ke berbagai negeri untuk mengajar dan mengubah penduduknya. Beliau tiba di Vaisali. Di sana Beliau berdiam di bawah suatu pohon darimana musik berkumandang. Bersama Beliau terdapat persamuan besar bhiksu berjumlah 8.000 orang. Hadir pula 36.000 Budhisattva Mahasattva, para raja dengan menterinya, Brahmana, umat terpelajar, dewa, naga, yakhsa dan makhlu-makhluk manusia maupun bukan manusia. Persamuan yang tak terhitung besarnya ini mengelilingi Hyang Buddha dengan hormat, dan Hyang Buddha kemudian membabarkan ajaran-Nya kepada mereka.

Pangeran Dharma Manjusri yang menerima kekuatan spirituil dari Hyang Buddha melalui inspirasi, bangkit dari duduknya, membiarkan bahu sebelah kanannya terbuka dan berlutut dengan kaki kanannya. Sambil bersujud dan merangkupkan kedua tangannya. Manjusri menyapa Beliau dengan berkata : "Yang Dijunjugi, dengan tulus kami memohon agar engkau membabarkan berbagai bentuk nama para Buddha, serta pahala dari ikrar agung utama mereka yang dibuat sewaktu mereka sedang menempuh Jalan Budhisattva. Agar semua yang mendengarkan diberikan manfaat dan kegembiraan kepada semua makhluk hidup di jaman berakhirnya Dharma."

Kemudian Hyang Buddha memuji Kumara Manjusri dengan berkata : "Bagus, bagus, Manjusri. Disebabkan welas asihmu yang besar engkau telah memohon kepada-Ku agar membabarkan nama para Buddha dan pahala dari ikrar utama mereka, untuk merenggut rintangan karma yang mengikat semua makhluk hidup serta memberikan manfaat, kedamaian, dan kegembiraan kepada mereka di jaman Berakhirnya Dharma. Dengarkan Baik-baik dan renungkan apa yang akan Kuberitahukan."

Manjusri berkata : "Dengan setulusnya kami memohon Engkau berbicara dengan kami semua akan mendengarkan penjelasan-Mu dengan penuh kegembiraan."

SANG BUDDHA PENYEMBUHAN :
Ke - 12 Ikrar-Nya dan Tanah Suci-Nya di Sebelah Timur
Hyang Buddha berkata pada Manjusri : "Jika engkau pergi ke arah Timur melewati Tanah Buddha sebanyak 10 kali jumlah butir-butir pasir sungai Gangga, engkau akan menemukan suatu negeri yang disebut 'Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan, Arhat, Yang Mencapai Penerangan Sempurna, Yang Telah Menempuh Jalan Mulia, Dia Yang Mengenal segenap Dunia, Makhluk Tiada Tandingnya, Penjinak nafsu, Guru Dewa dan Manusia, Beliau Yang Sadar dan Beliau Yang Luhur, Manjusri, sewaktu Hyang Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan mulai menempuh jalan Bodhisattva, Beliau membuat 12 ikrar yang memungkinkan semua makhluk hidup untuk memperoleh apa yang mereka inginkan.

Ikrar Agung I :

Aku berikrar bahwa bila Aku mencapai Penerangan Sempurna tak tertandingi di masa yang akan datang, suatu cahaya negeri gemilang akan memancar dari tubuh-Ku dan menerangi negeri-negeri yang tak terhingga dan tak terbatas dengan cemerlang. Tubuh ini akan dihiasi dengan sempurna oleh 32 ciri manusia unggul dan 80 tanda tambahan. Aku akan mengusahakan agar semua makhluk hidup memiliki tubuh yang sama dengan-Ku.


Ikrar Agung II :

Aku berikrar bahwa bila Aku mencapai Penerangan Sempurna di masa yang akan datang, tubuh-Ku akan bagaikan Lazuardi dari dalam maupun dari luar, bersinar dengan kemurnian yang tajam dan tak ternoda. Cahayanya akan benar-benar memberi manfaat yang besar dan mengagumkan. Negeri-Ku akan menjadi tempat kediaman yang unggul dan aman tenteram, dihiasi dengan jaringan cahaya (bagaikan suatu aurora) yang terangnya melebihi sang surya dan rembulan. Aku akan menunjukkan fajar kepada makhluk hidup yang tertutup seluruhnya oleh kegelapan, agar mereka bisa bangkit kesadarannya dan memenuhi hasrat masing-masing.


Ikrar Agung III :

Aku berikrar bahwa bila Aku mencapai Penerangan Sempurna di masa yang akan datang, dengan kebijaksanaan dan cara-Ku yang tak terbatas. Aku akan mengusahakan agar semua makhluk mendapatkan segala apa yang mereka perlukan sehingga mereka tidak akan mengalami kekurangan kebutuhan hidup.


Ikrar Agung IV :

Aku berikrar bahwa bila Aku mencapai Penerangan Sempurna di masa yang akan datang, jika ada makhluk hidup yang menempuh jalan menyimpang. Aku akan membimbing mereka kembali ke jalan Penerangan. Jika ada yang menjadi pengikut jalan Sravaka atau Pacekkabuddha, mereka akan berangsur-angsur dibimbing ke Jalan Mahayana.


Ikrar Agung V :

Aku berikrar bahwa bila Aku mencapai Penerangan Sempurna di masa yang akan datang, jika ada makhluk hidup tak terbatas yang mempelajari dan mempraktekkan perbuatan suci dari ajaran-Ku, Aku akan mengusahakan agar mereka semua dapat menjalankan dan mempertahankan sila atas tubuh, ucapan, dan pikiran dengan baik. Mereka yang melanggar dan menghujat, sesudah mendengar nama-Ku, merenungkan dan memujanya dengan tulus, akan memperoleh kembali kemurnian dan tidakakan terjatuh ke dalam kehidupan yang menyedihkan.


Ikrar Agung VI :

Aku berikrar bahwa jika Aku mencapai Penerangan Sempurna di masa yang akan datang, jika ada makhluk hidup yang badannya tidak sempurna, cacat inderanya, jelek, bodoh, tuli, buta, bisu, lumpuh, dan pincang, bongkok, sakit lepra, kejang, gila atau dihinggapi berbagai macam penyakit dan penderitaan makhluk seperti ini bila mereka mendengarkan nama-Ku, menyebut dan merenungkannya dengan sepenuh hati, mereka akan memperoleh rupa yang bagus dan kecerdasan praktis. Semua indera mereka akan disempurnakan dan mereka tidak akan dihinggapi penyakit maupun penderitaan.


Ikrar Agung VII :

Aku berikrar bahwa bila Aku mencapai Penerangan Sempurna di masa yang akan datang, jika ada makhluk yang menderita sakit atau tertindas, yang tak punya tempat berlindung dan kediaman, yang tidak mendapatkan perawatan, tanpa sanak saudara, yang melarat dan berat penderitaannya- segera setelah nama-Ku terdengar dan disebut oleh mereka dengan sepenuh hati, segala penyakit mereka akan disembuhkan dan mereka akan merasakan ketenteraman dan kegembiraan di dalam badan dan pikiran. Mereka akan mendapatkan keluarga yang berbahagia dan kebutuhan yang berlimpah, dan jika mereka terus memuja-Ku dengan tekun mereka sendiri akan mencapai Penerangan Sempurna di kemudian hari.


Ikrar Agung ke VIII :

Aku berikrar bahwa bila Aku mencapai Penerangan Sempurna di masa yang akan datang, jika ada perempuan yang menderita salah satu dari ratusan kesengsaraan yang dialami perempuan, yang pada akhir kehidupannya tidak ingin terlahir dalam tubuh perempuan lagi -bila perempuan ini mendengar nama-Ku, menyebut dan merenungkannya, mereka semua akan memperoleh fisik laki-laki dengan ciri-ciri yang indah dalam penitisan yang akan datang. Bahkan mereka semua akan mengalami Penerangan Sempurna di kemudian hari jika mereka dengan tekun memuja-Ku.


Ikrar Agung ke IX :

Aku berikrar bahwa bila Aku mencapai Penerangan Sempurna di masa yang akan datang, Aku akan mengusahakan agar semua makhluk hidup terlepas dari jaringan Mara dan belenggu segala jalan penyimpangan. Jika ada yang terseret ke dalam berbagai pandangan keliru yang tebal, Aku akan menarik dan menempatkan mereka kembali dalam pandangan yang benar. Aku akan mengusahakan agar mereka kembali perlahan-lahan mempelajari dan mengembangkan semua praktek Bodhisattva sehingga mereka akan mencapai Penerangan Sempurna di kemudian hari.


Ikrar Agung ke X :

Aku berikrar bahwa bila Aku mencapai Penerangan Sempurna di masa yang akan datang, jika - sesuai dengan undang-undang negara - ada makhluk hidup yang dirantai, dicambuk, dan dijebloskan ke dalam penjara, atau akan dijatuhi hukuman mati; dan mereka yang mengalami kesulitan dan bencana tidak habis-habisnya yang sangat memalukan, menyedihkan dan menyiksa sehingga badan dan pikiran mereka menderita kegetiran - jika orang seperti inimendengar nama-Ku dan merenungkannya dengan sepenuh hati, diberkahi oleh kekuatan spirituil yang menakjubkan dari pahala kebajikan-Ku, mereka akan terbebaskan dari segala kesedihan dan penderitaan.


Ikrar Agung ke XI :

Aku berikrar bahwa bila Aku mencapai Penerangan Sempurna di masa yang akan datang, jika ada makhluk hidup yang tersiksa oleh lapar dan haus serta menciptakan karma buruk di dalam usaha mencari penghidupan, jika mereka mendengar nama-Ku, merenungkan dan mempertahankannya selalu dalam pikiran mereka, maka Aku akan memberikan makanan dan minuman enak untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya. Sesudah itu, dengan memberikan citarasa Ajaran Dharma, mereka akan menjadi tenteram dan bergembira pada akhirnya serta dimantapkan di dalamnya.


Ikrar Agung ke XII :

Aku berikrar bahwa bila Aku mencapai Penerangan Sempurna di masa yang akan datang, jika ada makhluk yang miskin dan tidak memiliki baju; terganggu dan tersiksa siang malam oleh lalat dan nyamuk, panas dan dingin - bila mereka mendengar nama-Ku, merenungkannya dan mempertahankannya selalu dalam pikiran, mereka akan memperoleh segala macam baju bagus dan mewah sesuai dengan keinginan mereka. Mereka juga akan memperoleh segala perhiasan mahal, karangan bunga, serbuk dupa wangi, musik dan kehidupan yang layak. Aku akan membuat mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan."

"Manjustri, inilah ke 12 ikrar luhur, mulia dan unggul yang diucapkan oleh Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan itu sewaktu menempuh jalan Bodhisattva, mengenai pahala dan hiasan gemilang dari tanah Buddha-Nya, sekalipun Aku mencoba menceritakannya selama 1 kalpa ataupun lebih lama, hal itu tidak akan terungkap sepenuhnya. Tanah Buddha itu sampai sekarang masih sangat luar biasa murninya dan disana tidak ada godaan, tidak ada kehidupan yang menyedihkan dan tidak ada ratapan penderitaan. Tanahnya terdiri dari lazuardi dan pinggiran jalannya di batasi emas. Tembok dan gerbang, istana dan pavilyun, balcon dan jendela, gorden dan tirai semuanya terbuat dari 7 permata mulia. Tempat itu menyerupai Tanah Sukhavati di sebelah barat; pahala dan hiasannya tidak berbeda."

"Di negeri ini terdapat 2 Bodhisattva Mahasattva yaitu Suryaprabhasana dan Candraprabhasana. Mereka merupakan pemimpin dari kumpulan Bodhisattva yang tidak terhitung jumlahnya di sana. Mereka sudah mampu mempertahankan dan membabarkan ajaran murni Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan."

"Untuk itu, Manjusri, semua putra putri dari keluarga Buddhis yang memiliki keyakinan haruslah mempunyai cita-cita untuk menitis di tanah Buddha itu."

Hyang Buddha kemudian berkata kepada Kumara Manjusri : "Manjusri, ada Mahkluk yang tidak bisa membedakan perbuatan baik dan jahat dan hanya menyukai keserakahan dan kekikiran. Mereka tidak tahu apa-apa tentang menyebarkan amal, serta buah dan pahala dari beramal. Bodoh dan gelap batinnya, mereka tidak memiliki kebijaksanaan san akar keyakinan, mengumpulkan harta dan permata, mereka menjaga dan melindungi timbunan hartanya siang dan malam. Bila mereka melihat seorang pengemis datang, mereka menjadi tidak senang, dan jika mereka terpaksa memberi, mereka menyimpan kekesalan yang sangat dalam dan menyakitkan seolah-olah bagian tubuh mereka terpotong.

111
Sutra Mahayana / Re: Mahashri Sutra
« on: 27 June 2009, 10:25:43 PM »
Mahashri Sutra

Demikianlah telah ku dengar. Pada suatu ketika, Sang Pemenang Yang Sangat Berbakat, Bhagavan Buddha, sedang bersemayam dengan abadi di surga Sukhavati. Kemudian Sang Bodhisattva Mahasattva, Sang Raja Yang Kuat, Yang Maha Mulia Avalokitesvara memutar ke arah Sang Buddha, pergi ke tempat Bhagavan Buddha menetap, bersujud di Kaki Bhagavan Buddha, menundukkan kepalanya menyentuh tanah, dan melakukan pradasikna mengelilingi Bhagavan Buddha sebanyak tiga kali, duduk di salah satu sisi.

Lalu Sang Mahashri, Bhagavan Buddha menyabdakan kata-kata ini kepada Sang Raja Yang Kuat, Yang Maha Mulia Avalokitesvara:

"Jika ada Bhikku yang telah ditahbiskan sepenuhnya, Bhikkhuni yang telah ditahbiskan sepenuhnya, Bhikkhu baru, Bhikkhuni baru, atau siapapun harus datang untuk mengetahui, menjaga, membaca, menulis, atau menyebabkan orang lain menulis Dua belas Nama Mahashri, maka, kemiskinan mereka akan dihapuskan, dan mereka akan menjadi kaya.

? Selain itu, semua perkumpulan dari satu mandala juga akan berdoa demikian juga bagi mereka dengan cara yang sama, semua yang mereka ucapkan, akan terkabul."

Kemudian Sang Pemenang Yang Sangat Berbakat, Bhagavan Buddha, menganugerahkan dua belas nama Mahashri, yakni:



(Ji Qing - 吉慶) : Merayakan Kemujuran

(Jixiang Lianhua - 吉祥蓮華) : Sripadma / Padma kemujuran

(Yan shi - 嚴飾) : Yang Berhiaskan Agung

(Ju Cai - 具財) : Harta

(Baise - 白色) : Sita / Putih

(Da mingcheng - 大名稱) : Yang Bernama Agung

(Lianhua Yan - 蓮華眼) : Padmanetra / Mata Padma

(Da Guang Yao - 大光曜) : Cahaya Agung

(Shishi zhe - 施食者) : Yang Berdana Makanan

(Shi yin Zhe - 施飲者) : Yang Berdana Minuman

(Baoguang - 寶光) : Ratnaprabha / Cahaya Permata

(Dajixiang - 大吉祥) : Mahasri / Kemujuran Agung

Sekarang Aku babarkan Dharani Mahasri :


SYAD-YATHEDANA DZINIGRINI SARVA-ARTHA-SADHANI
SHASHINA-ALAGA-SHIMANA
NASHAYA SIDDHANATU-MANTRA-PADEY SVAHA
OM BIGUNI-BARAMASU-BHAGE SVAHA

artinya;

Dia yang kaya akan Kemuliaan

Dia yang dibungkus Kemuliaan

Penguasa Bunga teratai mekar

Sang Putri Kekayaan

Dia yang Putih

Dia yang Terkenal

Mata Bunga teratai

Dia Membuat Berbagai hal Terjadi

Dia Sang Cahaya Besar

Dia yang Memberi Makanan

Dia yang sepenuh hati Memberi Permata murni Mahal

Dia yang Gilang gemilang


Jika setiap orang melafalkan ini tiga kali, mereka akan menjadi Pemenang yang mengatasi semua keadaan yang tidak baik. Mereka akan diberkahi dengan keberuntungan sempurna.Mereka akan menjadi yang terberkahi dengan tidak mengenal letih akan kekayaan.

Lagi pula setiap orang akan memberikan sikap hormat tinggi, dan menganggap mereka sebagai anak kandungnya sendiri, akan membuat mereka bahagiah, dan akan bertindak sesuai dengan perintah mereka.

Jika seseorang tetap membaca ini terus-menerus, kemudian bahkan dewa brahma menimpakan tindakan kemurkaannya, orang itu tidak akan terluka, dan akan datang untuk melayani Banyak Buddha!

Sang Pemenang Yang Sangat Berbakat menyabdakan kata-kata ini, dan Sang Bodhisattva Mahasattva, Sang Raja Yang Kuat, Yang Maha Mulia Avalokitesvara merasa gembira. Dia dengan jelas memuji sabda Yang Maha Mulia, Sang Pemenang Yang Sangat Berbakat.

112
Sutra Mahayana / Re: Mahashri Sutra
« on: 26 June 2009, 01:07:38 PM »
arti dari 12 nama Mahashri. (Dewi Mulia)

Dia yang kaya akan Kemuliaan
Dia yang dibungkus Kemuliaan
Penguasa Bunga teratai mekar
Sang Putri Kekayaan
Dia yang Putih
Dia yang Terkenal
Mata Bunga teratai
Dia Membuat Berbagai hal Terjadi
Dia Sang Cahaya Besar
Dia yang Memberi Makanan
Dia yang sepenuh hati Memberi Permata murni Mahal
Dia yang Gilang gemilang

Untuk bahasa Tibetan


PAL-DEN-MA
PAL-TRI-MA
PADMAY-T’HRENG-CHEN
NOR-GYI-DAG-MO
KAR-MO
DRAG-PA-CHHEN-MO
PAD-MAY-CHEN
JEY-PA-MO
ÖD-CHHEN-MO
ZAY-JIN-MA
RIN-PO-CHHE-RAB-JIN-MO
PAL-CHHEN-MO

untuk pelafalan mantra sanskrit


SYAD-YATHEDANA DZINIGRINI SARVA-ARTHA-SADHANI
SHASHINA-ALAGA-SHIMANA
NASHAYA SIDDHANATU-MANTRA-PADEY SVAHA
OM BIGUNI-BARAMASU-BHAGE SVAHA

113
Sutra Mahayana / Mahashri Sutra
« on: 30 April 2009, 04:26:01 PM »
Mahashri Sutra

Demikianlah telah ku dengar. Pada suatu ketika, Sang Pemenang Yang Sangat Berbakat, Bhagavan Buddha, sedang bersemayam dengan abadi di surga Sukhavati. Kemudian Sang Bodhisattva Mahasattva, Sang Raja Yang Kuat, Yang Maha Mulia Avalokitesvara memutar ke arah Sang Buddha, pergi ke tempat Bhagavan Buddha menetap, bersujud di Kaki Bhagavan Buddha, menundukkan kepalanya menyentuh tanah, dan melakukan pradasikna mengelilingi Bhagavan Buddha sebanyak tiga kali, duduk di salah satu sisi.

Lalu Sang Mahashri, Bhagavan Buddha menyabdakan kata-kata ini kepada Sang Raja Yang Kuat, Yang Maha Mulia Avalokitesvara:

"Jika ada Bhikku yang telah ditahbiskan sepenuhnya, Bhikkhuni yang telah ditahbiskan sepenuhnya, Bhikkhu baru, Bhikkhuni baru, atau siapapun harus datang untuk mengetahui, menjaga, membaca, menulis, atau menyebabkan orang lain menulis Dua belas Nama Mahashri, maka, kemiskinan mereka akan dihapuskan, dan mereka akan menjadi kaya.

” Selain itu, semua perkumpulan dari satu mandala juga akan berdoa demikian juga bagi mereka dengan cara yang sama, semua yang mereka ucapkan, akan terkabul."

Kemudian Sang Pemenang Yang Sangat Berbakat, Bhagavan Buddha, menganugerahkan dua belas nama Mahashri, yakni:

SYAD-YATHEDANA DZINIGRINI SARVA-ARTHA-SADHANI
SHASHINA-ALAGA-SHIMANA
NASHAYA SIDDHANATU-MANTRA-PADEY SVAHA
OM BIGUNI-BARAMASU-BHAGE SVAHA

Jika setiap orang melafalkan ini tiga kali, mereka akan menjadi Pemenang yang mengatasi semua keadaan yang tidak baik. Mereka akan diberkahi dengan keberuntungan sempurna.Mereka akan menjadi yang terberkahi dengan tidak mengenal letih akan kekayaan.

Lagi pula setiap orang akan memberikan sikap hormat tinggi, dan menganggap mereka sebagai anak kandungnya sendiri, akan membuat mereka bahagiah, dan akan bertindak sesuai dengan perintah mereka.

Jika seseorang tetap membaca ini terus-menerus, kemudian bahkan dewa brahma menimpakan tindakan kemurkaannya, orang itu tidak akan terluka, dan akan datang untuk melayani Banyak Buddha!

Sang Pemenang Yang Sangat Berbakat menyabdakan kata-kata ini, dan Sang Bodhisattva Mahasattva, Sang Raja Yang Kuat, Yang Maha Mulia Avalokitesvara merasa gembira. Dia dengan jelas memuji sabda Yang Maha Mulia, Sang Pemenang Yang Sangat Berbakat.

114
"Jadi, semua Tathagata memuji penghargaan kebaikan, mengkritik orang-orang yang tidak tahu berterima kasih, dan terus mengasihani dan meringankan penderitaan makhluk hidup. Oleh karena itu, Para Bodhisattva tidak pernah kehilangan akar-akar berbudi yang tak terukur. Jika seseorang dapat dengan rajin memelihara jasa kebajikan, selalu bersyukur, dan menyayangi semua makhluk hidup, maka Bodhi sudah berada di tangannya. "

"Kita harus tahu bahwa Buddha bersabda, menawarkan dan melayani masing-masing dari tiga bidang itu dapat mencapai banyak sekali akar-akar kebajikan."

"Kedua, Wahai Bodhisattva Gudang Kebajikan, kita harus tahu bahwa, Para Bodhisattva (siapapun yang ingin mendapatkan samadhi ini. dikarenakan harapan luhur dan latihan, ia disebut " Bodhisattva ") harus menanam bibit yang agung, karena bibit ini menumbuhkan kecambah tunas dari Samadhi-Samadhi, dan tumbuh besar ke dalam buah Bodhi. Cara menanamnya adalah, dengan hormat menawarkan dan melayani Para Buddha masa kini atau patung / gambar dari Para Buddha dengan aneka ragam bunga-bunga indah, panili-panili, pelekat dupa wangi, serbuk dupa, dan berbagai pertunjukkan dan musik, dan bayangkan sebagaimana telah disebutkan diatas: 'seluruh dunia yang tak terbatas di dalam semua ujung rambut dan semua atom (biji terkecil) di seluruh alam semesta, untuk semua Buddha Yang Maha Kuasa dan Para Bodhisattva dalam Perkumpulan semua Buddha, saya secara luas menawarkan dengan penyerapan dan melayani mereka dengan pandangan benar.. Karena sifat Dharma satu Buddha, Saya secara luas menawarkan dan mendukung Sifat Alami Dharma dari semua Buddha, sehingga jika saya menawarkan dan melayani satu Tathagata, itu sama dengan menyembah dan melayani semua Tathagata. Dengan kekuasaan Yang Kudus dari setiap Buddha-Buddha itu, saya dapat mengumpulkan banyak jumlah kalpa-kalpa menjadi satu pikiran terkecil, maka itu sama seperti menyembah dan dan melayani Para Tathagata selama banyak kalpa. "

"Jika ada mahluk hidup yang percaya dan memahami metode ini, menanam bibit yang agung, maka dia akan mendapatkan samadhi agung dari Pangkalan Tathagata Yang Tak Terbayangkan. Jadi laki-laki yang baik, anda harus berlatih dalam metode ini, menawarkan dan menopang hari ke hari. Karena bahkan dengan sekali membungkukan badan di depan Para Buddha dapat membuat benih ini tumbuh dan menumbuhkan tunas-tunas dari Samadhi-Samadhi. Juga , anda harus mengisinya dengan air amal, mengamati ajaran-ajaran, sumpah dan Kebijaksanaan Agung. Ketika seorang Bodhisattva sedang berlatih memberi sumbangan untuk mengisi samadhi, dia harus tidak membeda-bedakan bidang-bidang jasa, musuh, sanak keluarga, pelaku kebajikan, pelaku kejahatan, mereka yang menjaga ajaran, mereka yang melanggar aturan, orang kaya, atau orang miskin. Dia harus berpikir: "Meskipun sumbangan-sumbangan kepada orang-orang kaya akan sedikit manfaatnya, saya masih harus berlatih amal kebajikan. "Dan juga, Bodhisattva harus tetap menjaga ajaran-ajaran murni, ketika melihat orang-orang yang melanggar aturan, ia harus sangat mengasihani mereka, jangan membenci mereka."

"Dan juga, Bodhisattva harus membuat sumpah besar Bodhi jauh di dalam lubuk hatinya:" Dari pikiran ke pikiran, untuk dunia-dunia yang di dalam ujung rambut yang tersebar di seluruh alam semesta, untuk dunia yang ada di dalam setiap atom dari semua Alam Buddha, saya harus mencapai kebangkitan adil yang benar di seluruh dunia dalam dunia-dunia yang tak terbatas, dan memutar Roda Dharma Yang Indah untuk menerangi semua makhluk hidup, sama seperti apa yang dilakukan oleh Bhagavan Vairocana, tanpa beraksi, berkata dan berpikir (vyapara); mengumpulkan tak terbatas kalpa-kalpa kedalam satu pikiran terkecil, masing-masing dunia dalam kalpa-kalpa itu, mengungkapkan keagungan Para Buddha sebanyak semua atom dari Alam Buddha, setiap keagungan mencerahkan makhluk hidup sebanyak pasir di sungai gangga dan membuat mereka terlepas dari penderitaan. Dalam cara seperti itu, kepada seluruh alam semesta yang terakhir dan dunia-dunia para makhluk hidup, saya tidak akan pernah istirahat."

"Putra Buddha, dengarkanlah dengan satu pikiran dan saya akan memberitahukan bagaimana untuk mengembangkan kebijaksanaan. Jika ada laki-laki atau perempuan yang baik ingin memperoleh samadhi ini untuk kesempurnaan Bodhi yang tak dapat dibandingi, ia harus maju mengembangkan Kebijaksanaannya, karena Samadhi ini harus dicapai melalui Kebijaksanaan. "

"Seseorang yang mengembangkan Kebijaksanaan harus menjauh dari perkataan palsu, perkataan sembrono, gosip, gangguan, dan semua hal yang sia-sia, walaupun ia membangkitkan hati yang penuh belas kasih agung untuk semua makhluk hidup, pikirannya terkonsentrasi, tanpa tercemar atau kacau."

"Kemudian ia harus pergi ke tempat Yang Maha Mulia untuk menyaksikan sebuah patung Buddha. Tubuh Buddha adalah emas dan Maha Luhur, karakteristik dari Tubuh Buddha adalah indah sempurna, tak terhingga nirmana Buddha-Buddha dalam samadhi sedang duduk satu per satu di dalam lingkaran cahaya. "

"Kemudian sang praktisi harus menunduk ke kaki Sang Buddha di depan patung itu dan berpikir:" Aku tahu bahwa tak terbatas Para Buddha dari sepuluh arah, yang ada sekarang adalah: kesempurnaan dari semua arti-arti Buddha, Amitabha Buddha, Ratna-Ketu Buddha, Aksobhya Buddha, Vairocana Buddha, Ratna-candra Buddha, Ratna-Prabha Buddha, dan seterusnya.

"Kemudian ia harus dengan hormat menimbulkan kepercayaan yang murni dalam Buddha manapun yang dia sukai, dan memikirkan tentang gambar Buddha. Dia harus menganggap gambar itu sebagai tubuh Tathagata yang sesungguhnya, dengan hormat dan sembah sujud. Dia harus memikirkan pada gambar sesuai dengan patung Budha di depan dia, melihat ke atas dan ke bawah dengan hati-hati, dengan konsentrasi. "

"Kemudian ia harus tinggal di tempat yang kosong, duduk dengan sepatutnya dan memvisualisasikan gambar Buddha, seolah-olah Buddha berada di depan dia dalam jarak lengan satu orang. Dia harus terus memikirkan pada gambar Buddha, tidak pernah lupa atau kehilangan-Nya. Jika sementara ia lupa atau kehilangan gambar tersebut, ia harus kembali ke tempat Yang Maha Mulia dan melihat patung Buddha itu lagi."

"Ketika melihat patung Buddha, ia harus sangat menghormati dan menyembah-Nya seperti tubuh nyata dari Sang Buddha di depannya, lihatlah dengan seksama, dan jangan memperlakukannya sebagai sebuah patung lagi. Ketika ia telah melihat bahwa, dia harus dengan hormat berkeliling searah jarum jam disekitar Sang Buddha, menawarkan dan mempersembahkan kepada Sang Buddha bunga-bunga yang indah, tanah dupa, pelekat dupa, dan berbagai macam bahan. "

"Dia harus selalu menonton sedemikian rupa, dengan tulus hati, jika Bhagavan sedang menetap di depan dia.
'Sang Buddha, Bhagavan yang melihat semua, mendengar semua, mengetahui semua, harus benar-benar tahu hatiku.

" Dengan berpikir bahwa, ketika visualisasi telah selesai, ia harus kembali ke tempat kosong, memvisualisasikan Buddha di depan dia, tidak pernah lupa atau kehilangan gambar. "

"Dengan satu pikiran, Prakteklah yang rajin selama 21 hari, jika kebahagiaan dan kebaikan yang ia telah capai sudah cukup, dia akan segera melihat Tathagata muncul di depan dia. Jika ia tidak dapat melihat Tathagata karena hambatan karma yang disebabkan oleh perbuatan jahat dalam kehidupannya yang sebelumnya, maka jika ia dapat terus berlatih dengan rajin dengan satu pikiran, tidak mundur, dan tanpa berpikir apapun, maka dia masih akan melihat Tathagata dengan cepat. "

"Mengapa? Karena jika salah seorang berupaya untuk Bodhi yang tiada banding, menyerap praktik satu dharma, dia pasti akan berhasil. Sebaliknya, jika seseorang tidak berani dan mundur lagi dan lagi dalam apa yang dia praktekkan, dia bahkan tidak dapat membebaskan dirinya sendiri, bagaimana ia dapat membebaskan semua makhluk hidup yang menderita? Jika seseorang menemukan kebenarannya dan jalan pintas ke Bodhi tetapi tidak mempraktekannya dengan rajin, maka ia hanya sebuah beban berat pada ibu bumi. "

"Sebagai contoh, di dalam laut, jika salah seorang meminum air laut dengan menyekopkan kedua tangannya sekali saja, maka ia telah meminum air dari semua sungai-sungai di Jambudvipa. Demikian juga, jika Bodhisattva mempraktikkan Bodhi-laut ini, maka dia telah melakukan semua Samadhi, Kesabaran, Bhumi-Bhumi, Dharani-Dharani. Dengan demikian, seseorang harus terus berlatih dan rajin tanpa malas-malasan atau pemborosan, pusatkan pikiran dengan tenang, tetapkan hatinya untuk melihat Sang Buddha di depan dia. "

"Praktik sedemikian rupa, bila seseorang melihat Buddha untuk pertama kalinya, dia akan berpikir:" Apakah ini Buddha yang sesungguhnya, atau hanya sebuah gambar? "

' Jika ia tahu apa yang dia lihat adalah Buddha yang sesungguhnya, maka ia harus berlutut di depan Buddha, merangkapkan kedua tangan, menyembah dan berpikir: "Di dalam semua ujung rambut yang menyebar melalui alam semesta, di dalam semua atom, ada Buddha-Buddha yang tak terhingga. Kebaikan dan kekuasaan Mereka tak ada batasnya. Karena Belas kasihan Agung Mereka, sekarang Mereka muncul sebagai salah satu orang dan datang di depan saya. saya harus meminta, Bhagavan, silakan mengajarkan saya Dharma Samadhi Agung yang Pangkalan Tathagata Yang Tak terbayangkan '.

Jika dia mendengar ajaran dari Tathagata, ia harus secara meyakinkan dan benar-benar yakin dalam segala perkataan Buddha, jangan ragu-ragu, maka dia akan segera memperoleh samadhi ini di tempat itu. "

"Jika seseorang tidak bisa meminta kepada Budha karena rintangan karmanya, ia harus berpikir:" Semua dharma seperti ilusi, seperti api, seperti kabut angkasa, seperti bayangan, seperti gambar, seperti mimpi. Samadhi sedemikian rupa, tahu bahwa sifat dharma adalah kosong dan tenang. Meskipun Tathagata menyadari bahwa semua dharma adalah seperti ilusi dan mimpi, yang penting adalah sifat alami Tathagata bukanlah ilusi maupun mimpi, seperti ruang angkasa. Jadi Bhagavan dapat muncul di depan saya oleh kearifan dan belas kasihan-Nya. Bhagavan, silakan pancarkan cahaya Agung Belas Kasihan Yang Terang kepada saya, untuk memadamkan semua penderitaan.

"Kemudian, Buddha akan memancarkan sinar yang disebut 'api hijau' dari posisi antara alis mata-Nya. Segera Pancaran Sinar menerangi dia, semua penderitaannya akan dipadamkan, lalu dia akan mendapatkan cahaya Dharma-Kshanti oleh Dhyana, akan dapat untuk mewujudkan Samadhi-Samadhi Yang Tak Terhingga. Pada malam ketujuh, dalam mimpinya, maka Tathagata akan memberikan kepadanya penetapan pencapaian Anuttara-Samyak-Sambodhi. "

"Jika ia tahu apa yang dia lihat adalah sebuah gambar, ia harus berpikir:" Semua Buddha dan makhluk hidup adalah juga sama seperti gambar, yang muncul bersama-sama dengan pemikiran, tanpa kekokohan. Mengetahui bahwa Sang Tathagata seperti ilusi, seperti nirmana, seperti mimpi, seperti khayalan, lalu Sang Buddha muncul secara alami di depan saya juga seperti hal-hal di dalam mimpi, bukan merupakan kesatuan, tiada melahirkan begitu dilahirkan, tidak lenyap begitu lenyap, tidak pergi begitu pergi, tidak merasa begitu merasa, tidak menlakukan apapun begitu menunjukkan banyak perbuatan, tidak berbicara begitu membicarakan semua Dharma, bukan saya bukan mahluk hidup lainnya, bukan mahluk hidup bukan membantu perkembangan, bukan keadaan menengah, bukan pikiran bukan perbuatan, bukan pengetahuan bukan makan, bukan dengan Skandha bukan di dalam Skandha begitu menunjukkan semua Skandha. Demikian pula, bagi yang terakhir, semua adalah tidak ada dan tidak juga tidak hidup. Oleh karena itu, semua Dharma dan Buddha adalah benar-benar sama, yang memiliki karakter sama, sama seperti khayalan dengan sebuah karakter yang sama. "

"Semua makhluk hidup, Semua Buddha dan Semua dunia, adalah ditunjukkan oleh kesadaran-kesadaran (vijnana) dan pikiran-pikiran dari hati seseorang. Semua kejadian yang disebabkan oleh kesadaran-kesadaran dan pikiran-pikiran adalah tidak ada setelah semuanya. Tathagata telah jauh dari semua kesadaran dan pikiran, sehingga Saya harus tidak mencari Dia melalui wujud. Mengetahui bahwa gambar Sang Buddha yang Saya lihat ditunjukkan oleh hati, lalu juga, semua Buddha yang nyata berada didalam ujung rambut yang tersebar di sekeliling alam semesta adalah ditunjukkan oleh hati, semuanya sama seperti ruang angkasa, yang sama dan tanpa perbedaan. Jika saya membeda-bedakannya, maka saya melihat Budha, jika saya jauh dari membeda-bedakan, maka saya tidak melihat apapun. Hati (citta) menciptakan Para Buddha, jauh dari hati tidak ada Buddha. Demikian juga, semua Buddha dari tiga masa, masa lalu, masa kini dan masa depan yang tanpa kekokohan, dibuat oleh hati (Alaya). "

"Setelah Bodhisattva menyadari bahwa semua Buddha dan semua dharma ditunjukkan dengan pemikiran di hati, ia akan memperoleh Kshanti yang sesuai, atau masukkan Tahap Bhumi Pertama, setelah kehidupannya yang sekarang, ia akan terlahir kembali dengan cepat di Dunia Kebahagiaan Yang Indah, atau terlahir kembali di Tanah Suci Buddha Kebahagiaan Sepenuhnya, kemudian dia akan selalu melihat Tathagata, memuja dan menyembah Sang Tathagata sendiri. "

" Kemudian Sang Bodhisattva Gudang Kebaikan bertanya lagi kepada Sang Samantabhadra Bodhisattva:
"Jika ada makhluk hidup mendengar Gerbang Dharma ini, menerima, menegakkan, membaca, menyanyikan, menjelaskan, dan menuliskan-Nya, lalu berapa banyak kebahagiaan yang akan dia dapatkan?"

" Samantabhadra Bodhisattva menjawab: "Putra Buddha, dengarkanlah dengan hati-hati. Andaikata ada seseorang dapat menerima semua makhluk hidup dari tiga dunia (Triloka), membuat mereka bebas dari kelahiran dan kematian, dan membuat mereka semua menjadi Arhat; Misalnya ada satu orang yang menyokong terus menerus setiap Arhat-Arhat itu dengan pakaian-pakaian surgawi yang indah, selimut-selimut tempat tidur, minuman, makanan, sup, dan berbagai bahan selama seratus kalpa, dan membangun Menara dari Tujuh Permata untuk setiap Orang dari Mereka setelah Mereka mencapai Nirvana, dan memuja dan memelihara Menara itu dengan hormat; Andaikan masih ada lagi satu orang lain yang terus mengamati Ajaran-Ajaran dengan suci selama seratus kalpa, atau melatih kesabaran, ketekunan dan Dhyana (Zen). Orang yang disebutkan di atas akan mendapatkan tak terhingga kebahagiaan, namun jika orang lain mendengar Gerbang Dharma ini, percaya dan menerima dengan hormat tanpa menfitnah atau menghujat, maka kebahagiaannya akan melampaui kebahagiaan orang-orang yang terdahulu tersebut, dan dia akan mencapai Kebangkitan Benar dengan cepat. "

Pada waktu itu, Para Buddha Yang Tak Terbatas dari seluruh dunia pada sepuluh penjuru arah muncul dengan sendirinya dan memuji Samantabhadra Bodhisattva: "Sempurna, sempurna, Putra Buddha, sama seperti apa yang Kamu katakan."

Lalu Sakyamuni Tathagata memancarkan banyak sekali aneka warna sinar dari wajah-Nya, menerangi tiga jenis keberadaan di seluruh alam semesta, menurunkan hujan aneka bunga, berbagai musik merdu terlantunkan dengan sendirinya, tanah terguncang sedikit. Di dalam sinar tersebut, Sakyamuni Budha berbicara sebuah Gatha :

"Jika seseorang mendengar Dharma ini dengan hati yang murni,
Dia akan memperoleh Bhumi-Bhumi, Samadhi-Samadhi, dan Dharani-Dharani.
Dengan kuasa mengamati ajaran-ajaran, kesabaran-kesabaran penahanan nafsu, dan kemampuan-kemampuan gaib yang tak terbatas,
Dia akan dengan cepat mencapai Bodhi yang tak tiada banding dari Para Buddha,
dan memutar Roda Dharma Besar Yang Indah,
sama seperti apa yang dilakukan Maharsi (Yang Abadi Dan Yang Besar) sebelumnya.
Mengumpulkan banyak sekali kalpa yang tak terhitung menjadi satu pikiran yang sangat kecil,
dan mengungkapkan dunia-dunia yang tak terbatas dari dalam satu atom.
banyak sekali makhluk hidup yang tenggelam dalam Tiga Dunia,
secara tetap tersiksa oleh berbagai penderitaan,
terikat oleh pandangan salah, mereka kehilangan jalan yang benar,
Satu ini akan membebaskan mereka semua dari pikiran ke pikiran. "

Karena Samantabhadra Bodhisattva telah mencapai Gerbang Dharma ini jutaan kalpa yang lalu, setelah khotbah-Nya, miliaran dewa menyeberangi semua penderitaan, dan mencapai tingkat tanpa kemunduran dari Anuttara-Samyak-Sambodhi (Penerangan Sempurna Tiada Tanding). Sang Bodhisattva Gudang Kebaikan dan semua Bodhisattva, dewa, naga, Asura, dan yang lainnya, itu semua sangat senang, dan mereka menerima-Nya dengan keyakinan dan dengan hormat mempraktekkan-Nya.

115
"Demikian juga, setiap makhluk hidup yang dipengaruhi oleh karmanya sendiri, mungkin melihat tanah Buddha bersih atau kotor;
Dapat melihat Sang Buddha yang hidup, atau Sang Buddha di dalam Nirvana;
Mungkin melihat Sang Buddha sedang mengajar orang banyak di tempat pencerahan;
Mungkin mendengar tentang kebenaran yang terkemuka, atau mendengar pujian untuk kedermawanan dan amal.
Mungkin melihat Sang Buddha yang masih sedang berjalan atau berdiri;
Mungkin melihat Sang Budha yang sedang duduk atau sedang mengambil makanan;
Mungkin melihat Sang Buddha adalah satu kali atau tujuh kali atau satu kali yojana lebih tinggi dari orang biasa, atau bahkan ratusan, ribuan kali yojana lebih tinggi;
Mungkin melihat bahwa Cahaya Terang Yang Agung dari Sang Budha seperti Matahari Terbit atau Bulan purnama;
Mungkin akan terlahir di masa Sang Buddha telah lama di dalam Nirvana jauh sebelumnya karena disebabkan oleh rintangan karma;
Mungkin tidak dapat mendengar nama-nama Para Buddha, seperti para hantu kelaparan, melihat tidak ada air di dalam sungai Gangga tetapi hanya berbagai tumpukan debu;
Mungkin akan melihat banyak Buddha berasal dari Tanah Suci Mereka Sendiri, dengan Tubuh Bodhisattva Yang Besar dan Terpuji, masuk ke dalam Pesamuan atau sebuah dunia, sedangkan makhluk hidup lainnya hanya melihat bahwa kalpa api sedang membakar;
Mungkin sebuah dunia dipenuhi dengan makhluk hidup dan semuanya itu dapat melihat Para Buddha;
Mungkin melihat Sang Tathagata mengumpulkan seluruh dunia dan menempatkan mereka menjadi satu Dunia Buddha, atau memasukkan satu Dunia Buddha ke dalam seluruh dunia.
Sama seperti beberapa orang yang menderita penyakit mata, mereka tinggal di tempat yang sama tetapi melihat peristiwa-peristiwa yang berbeda, dan peristiwa-peristiwa itu tidak saling bertentangan.
Mereka tidak dapat melihat kenyataan, semua di sebabkan penyakit mata mereka.
Demikian pula, Sifat Alami Dharma dari semuanya adalah tidak terintangi, namun karena berbagai pemikiran dan hubungan, para makhluk hidup tertipu sehingga mereka tidak memiliki pandangan benar, dan tidak dapat mengetahui kebenaran."

"Putra Budha, sekarang Saya akan memberitahukan kepada Anda secara singkat metode untuk tinggal di dalam samadhi ini. Sama seperti Sang Buddha, Sang Bhagavan yang sedang tinggal di dalam samadhi ini, dengan sebuah pemikiran yang sangat kecil, Ia secara menyeluruh menembus seluruh Tanah Suci Buddha Yang Tidak Terbatas di dalam ujung rambut yang menyebar ke seluruh alam semesta. Untuk semua atom-atom di Tanah Suci Buddha itu, masing-masing darinya berisi dunia-dunia sebanyak semua atom-atom dari Dunia Dharma. Demi keuntungan semua makhluk hidup, dari kshana ke kshana, Dia secara menyeluruh meresap melalui seluruh dunia, mengungkapkan makna yang bijaksana, Agung, dan Kegiatan-Kegiatan Para Buddha sebanyak atom dari sepuluh Alam Budha, sedemikian rupa, bagi waktu dimana semua makhluk hidup telah mencapai Bodhi, Kegiatan-kegiatan Buddha tidak pernah mengganggu. Juga, untuk satu Budha, dua Buddha, tiga Buddha hingga semua Buddha dari sepuluh penjuru, Yang Perkasa dan Yang Kuasa Berbudi Luhur, yang ditampilkan oleh masing-masing dari Mereka adalah seperti itu. "

Setelah mendengar Ajaran itu, Sang Bodhisattva Gudang Kebajikan segera memperoleh Samadhi ini diatas tempat duduknya. Tiba-tiba, ia melihat Para Buddha yang tak terbatas dan mengetahui semua kekuatan, kebaikan dan cara yang bijaksana dari Mereka. Dengan kekuatan samadhi ini, ia juga dapat menyelamatkan makhluk hidup dengan cara yang sama. Pada saat yang sama, masing-masing Bodhisattva sebanyak ratusan pasir sungai Gangga dalam Pesamuan (Pertemuan Agung) juga telah memperoleh berbagai jenis Samadhi, ksanti (kesabaran), dan berbagai tingkat Bhumi.

Adapun Avalokitesvara Bodhisattva dan Bodhisattva-Bodhisattva Agung dari tingkat Dasa Bhumi lainnya, karena semua jasa kebajikan dan praktik yang sangat baik dari mereka telah sempurna, mereka telah memperoleh samadhi ini beribu-ribu tahun sebelumnya.

Mereka juga dapat mengumpulkan semua kalpa dan menempatkannya menjadi satu kshana, menyimpan dunia-dunia yang tak terhingga menjadi satu biji atom, menembus ke seluruh dunia dengan satu pikiran kecil, membebaskan banyak sekali makhluk hidup dan selalu tidak melakukan apapun, karena kemampuan mereka dalam menunjukkan semua kegiatan Para Buddha yang alami.

Dengan demikian, walaupun mereka mendengar Dharma ini, mereka tidak memperoleh peningkatan dengan-Nya, seperti botol yang diisi dengan air, yang tidak akan menerima bahkan satu tetes air tambahan dalam hujan.

Pada saat itu, Sang Bhagavan dalam samadhi-Nya memancarkan sebuah cahaya yang bernama "Penyingkapan Besar" dari posisi antara kedua alis mata-Nya (urna).

Untuk semua Bodhisattva-Bodhisattva yang berlatih dengan usaha dan belum mencapai Bhumi tingkat sepuluh (dasa Bhumi), setelah mereka di sinari oleh Cahaya itu, mereka segera melihat dunia-dunia Buddha yang tak terbatas dalam semua ujung rambut dari alam semesta dan dunia-dunia Buddha di dalam semua atom, sama seperti botol kaca yang diisi dengan biji sesawi putih, pengamat dapat dengan jelas melihat di dalamnya.

Demikian pula, Para Bodhisattva`itu melihat Dunia-Dunia Buddha dalam atom, melihat semua Buddha dalam dunia-dunia itu, dan melihat semua Tubuh Buddha di dalam setiap Tubuh Buddha.

Pemikiran Terkecil melalui Pikiran-Pikiran Terkecil, mereka terus-menerus dan dengan sendirinya muncul dalam setiap Alam Buddha, dalam Anuttara-Samyak-Sambodhi (Penerangan Sempurna Tiada Tandingan).

Misalnya, mutiara pengabul permintaan pada pita yang tinggi dapat menurunkan hujan berbagai harta berharga dengan alami sesuai dengan keinginan dari makhluk hidup.

Demikian pula, Para Tathagata, yang menjelma bahwa Mereka telah mencapai Kebangkitan Benar di berbagai dunia, dapat membebaskan banyak sekali makhluk hidup secara alami, dan berbagai makhluk hidup di dunia dengan tidak menghambat satu sama lain.

Sama seperti seseorang yang berkekuatan luar biasa, dapat melakukan perjalanan melalui ruang angkasa, gunung-gunung, sungai-sungai, batu-batu, dan tebing-tebing tanpa halangan.

Mengapa? Karena semua tujuan sama seperti api khayalan, yang tidak stabil.

Setelah menyaksikan itu, setiap Bodhisattva melihat tubuhnya menyebar keseluruh dunia dan tetap berada di depan setiap Buddha dengan satu pikiran kecil, dan dengan hormat menawarkan dan melayani Para Buddha selama satu kalpa, dua kalpa, tiga kalpa, hingga ratusan, ribuan kalpa, atau untuk satu waktu, atau satu muhurta (pecahan detik).

Mereka mungkin mendengar bahwa Bhagavan sedang berkhotbah Gerbang Dharma tentang berbagai Paramita dan Dharani, atau menjelaskan tingkat Bhumi, atau menunjukkan kekuatan ghaib perubahan bentuk, atau mengumpulkan semua kalpa-kalpa menjadi satu pikiran terkecil.

Dengan demikian mereka membangunkan suatu pemikiran yang indah dan sulit untuk dihadapi, dan dipertimbangkan: "Mengapa Bhagavan terlalu luar biasa kuat, sehingga sangat berbudi dan tidak terbatas? Dalam satu kshana, ia dapat membuat kita memenuhi akar kebajikan dan akar budi luhur dari kalpa-kalpa yang tak terbatas, jadi kami dapat dengan cepat memperoleh kekuatan perkasa yang besar dari Samadhi Pangkalan Tathagata Yang Tak Terbayangkan. "

Pada saat itu, demi keuntungan semua makhluk hidup, Bodhisattva Gudang Kebajikan melanjutkan untuk meminta Samantabhadra Bodhisattva: "Untuk siapa saja yang ingin memperoleh samadhi ini, apakah jasa kebajikan, sumbangan dan kebijaksanaan yang diperlukan?"

Kemudian Samantabhadra Bodhisattva, yang menunjukkan dirinya sebagai Seorang Yang Berkebangkitan Benar (Buddha) di seluruh dunia yang suci dari sepuluh arah dan menerangi seluruh makhluk hidup, memberitahu Sang Bodhisattva Gudang Kebajikan: "Putra Buddha, untuk memperoleh samadhi ini, seseorang harus mula-mula menanam berkat dan mengembangkan akar-akar kebajikan. seperti, untuk terus menawarkan dan melayani Para Buddha, Dharma, Sangha, dan orang tua; untuk menyelamatkan dan mengajar semua yang miskin, mereka yang bersedih, mereka yang tanpa pengharapan, yang tak berumah, dan makhluk hidup yg menyedihkan, dan tidak pernah meninggalkan mereka. Jangan mementingkan diri sendiri bahkan untuk tubuh dan daging diri sendiri. "

"Mengapa? Karena seorang yang menawarkan dan melayani Para Buddha akan mendapatkan kebahagiaan dan kebaikan besar, akan dengan cepat mencapai Anuttara-Samyak-Sambodhi, akan membuat semua makhluk hidup tenang dan bahagia. Seorang yang mendukung Dharma akan ada meningkat kebijaksanaannya, akan membuktikan dharma dari kemutlakan, akan dapat benar-benar mewujudkan semua sifat dharma. Seorang yang menawarkan dan melayani Sangha akan mendapatkan banyak sekali kumpulan (sambhara) dari Kebahagiaan dan Kebijaksanaan, akan mencapai KeBuddhaan dengan cepat. "

"Seseorang juga harus menawarkan dan melayani orang tuanya, para guru, semua orang-orang yang telah membantu dia, dan semua orang yang diandalkannya. Dia harus berpikir untuk membayar mereka dua kali lipat. Mengapa? Karena orang yang mengingat kebaikan orang lain tidak akan kehilangan akar kebajikannya bahkan jika ia berada di dalam siklus lahir dan mati, dan satu yang tidak berterima kasih akan kehilangan akar kebajikannya dan melakukan banyak perbuatan jahat. "

116
Sutta Kendaraan Agung Pangkalan Tathagata Yang Tak Terbayangkan


Demikianlah Telah Ku dengar. Pada satu waktu, Sang Buddha mencapai Samyak-Sambodhi di bawah Pohon Bodhi, Negeri Magadha. Nama Pohon Bodhi itu adalah Ahsipah, akarnya sangat dalam di bawah tanah, batangnya tinggi, lurus dan tidak punya simpul, seperti kayu cendana. Setiap saat Burung yang terbang mendekat, burung itu harus kembali, karena tidak dapat terbang di atas Pohon Bodhi. Pohon Bodhi itu memiliki kulit yang halus dan mengkilat, dengan macam-macam warna yang terjalin, mirip kain tebal merah muda. Pohon Bodhi itu bercabang dan mahkotanya sangat Lebat dan Hijau. Di sekitar Pohon Bodhi, terdapat banyak bunga indah dan cantik yang bermekaran dan memancarkan wewangian. Mereka jauh lebih indah dari semua bunga-bunga kecuali Bunga Kovidars dan Parijatas. Di sekitar Pohon Bodhi, terdapat juga banyak pohon-pohon yang lebih pendek. Pohon Bodhi ini, Sang Raja Pohon, sangatlah Indah dan menawan. Ia seperti gunung Sumeru, yang merupakan raja dari semua gunung. Ia sangat tinggi yang bahkan orang yang berada di luar satu yojana dapat melihatnya. Wewangiannya mengalir di seluruh tempat dan Lingkaran Cahayanya menyinari semua tempat. Orang yang melihat Pohon Bodhi itu dari jarak yang jauh pada malam hari akan menduga bahwa itu adalah sekelompok besar nyala api. Tempat di bawah Pohon Bodhi tampak megah, indah, luas, dan rata, seperti taman kebahagiaan, dengan rimbunan rumput yang wangi. Ia seperti leher dari Raja merak, indah dan wangi, orang-orang tidak akan bosan untuk melihatnya. Di tempat seperti itu, maka Sang Tathagata duduk pada tempat-Nya dengan Sempurna, dengan banyak makhluk di sekeliling-Nya, seperti bulan yang dikelilingi oleh banyak bintang. Pada saat itu, datang dari berbagai penjuru lain, Para Buddha sebanyak atom dari sepuluh Alam Buddha. Untuk membuat Bodhi-manda (tempat pencerahan) dari Vairocana lebih Mulia, Para Buddha muncul sebagai Bodhisattva-Bodhisattva dan bergabung dengan Persamuan (Perkumpulan) itu.

Nama-nama Para pemimpin Mereka adalah: Avalokitesvara Bodhisattva, Manjusri Bodhisattva, Ksitigarbha Bodhisattva, Akasagarbha Bodhisattva, Vajragarbha Bodhisattva, Vimalakirti Bodhisattva, Bodhisattva cahaya kuat budi luhur, Bodhisattva Penghancur semua gerhana , Ratna Pani Bodhisattva, Mahamati Bodhisattva, Samantabhadra Bodhisattva, dan seterusnya. Selain itu, ratusan miliar Para Bodhisattva muncul sebagai Sravaka dan datang untuk bergabung dalam Pesamuan. Nama-nama para pemimpin mereka adalah: Shariputra, Maha Maudgalyayana, Subhuti, Rahula, Ajnata-Kaundinya, Maha-Kasyapa, Upali, Aniruddha, Revata, Ananda, Devadatta, Upandanda, dan seterusnya. Mereka semuanya telah melaksanakan Enam-Paramita dalam waktu yang lama, dan sudah sangat dekat dengan Pencapaian ke Bodhi menjadi Buddha. Untuk memberikan penerangan kepada makhluk hidup, mereka muncul sebagai Sravaka di dunia yang kotor ini. Ada juga banyak sekali Bhikshuni yang dipimpin oleh Maha-Prajapati. Mereka semua telah mencapai Jasa Kebajikan dan Kebijaksanaan Besar, untuk meringankan penderitaan makhluk hidup yang rendah, mereka muncul sebagai perempuan. Hadir juga tidak terhitung Para Sakra Devanam Indra, Brahma, Dharmapala Deva, Deva, Naga, Yaksa, Gandharva, Asura, Garuda, Kinnara, Mahoraga, manusia dan makhluk bukan manusia. Mereka semua adalah Para Bodhisattva Agung, tidak satupun dari mereka yang bersifat duniawi. Pada saat itu, Sang Bhagavan, yang sedang duduk di bawah Pohon Bodhi, tampak Maha Mulia, Murni, Sangat Halus dan indah, seperti Mutiara Pengabul Keinginan di bawah Pohon Citta. Dengan Kesadaran Benar yang Tenang, Dia seperti Gunung Sumeru. Untuk membuat semua Bodhisattva dan makhluk hidup mengerti tentang Kekuatan Sang Buddha Yang Perkasa, Suci, Mendalam Rahasia Dhyana, Dia memasuki samadhi yang bernama "Pangkalan Tathagata Yang Tak Terbayangkan".

Tiba-tiba, masing-masing 32 Tanda-Tanda Besar dari Sang Bhagavan mengungkapkan Alam-Alam Buddha Yang Tak Terbatas dan Para Buddha dari sepuluh penjuru, seperti cermin terang yang mencerminkan berbagai warna. Selain itu, masing-masing dari 80 Tanda Tanda tambahan dari Sang Bhagavan mengungkapkan praktek Bodhisattva-Nya di masa lalu. Dari Sang Raja Pancaran hingga inkarnasi terakhir di tempat Dipamkara Budha, semua kesulitan dan praktek berat, sejarah bahwa Ia sepenuhnya menyumbangkan semua kepala, mata, badan, kulit, daging, lengan, kaki, isteri, pembantu, dan martabat Raja, istana, dan seterusnya. Samadhi ini memiliki Kekuatan Besar Yang Kuat, semua Buddha selalu berada dalam samadhi ini ketika Mereka sedang makan, sedang berjalan, sedang mengajar Dharma, dan bahkan di Nirvana. Mengapa? Karena semua Buddha mengandalkan Samadhi ini untuk mencapai Kekuatan Suci, Besar, Perkasa, Yang Tak ada batasnya, sejauh untuk mewujudkan dan membuktikan Kehampaan Alami Dari Sifat Semua Dharma, sehingga Mereka dapat menjelmakan berbagai hal yang tak terjangkau di seluruh alam Budha sepuluh penjuru dunia. Misalnya, seseorang melihat berbagai hal dalam mimpinya, namun ketika ia bangun, segala sesuatu yang dilihat di mimpinya hilang. Demikian juga, bagi orang duniawi, karena mimpi-mimpi dari ketidaktahuannya, mereka keliru dengan berpikir bahwa segala sesuatu adalah satu kesatuan; Sementara itu, semua Buddha akan terbangun dan tidak berpegang teguh kepada apa pun, sehingga mereka dapat secara bebas menunjukkan Kegiatan Budha (Budha-karya) Yang Tak Terhingga dalam satu pemikiran kecil, untuk keuntungan semua makhluk hidup dan membuat mereka berhasil, untuk membantu mereka memahami tak terbatas Hal yang susah di mengerti dan Gerbang Kebebasan Yang Menakjubkan.


Pada saat itu, Bodhisattva Gudang Kebajikan, yang belum mencapai kesempurnaan dari praktek Bodhi, bertanya kepada Samantabhadra Bodhisattva: "Apa Nama Samadhi yang di masuki Sang Tathagata tadi? Bagaimana ia bebas menampilkan berbagai kegiatan-Budha di seluruh dunia dari sepuluh penjuru untuk menyelamatkan makhluk hidup?"

Kemudian Samantabhadra Bodhisattva berkata kepada Bodhisattva Gudang Kebajikan: "Dengar dengan hati-hati dan saya akan memberitahukan kepada Anda."

Pada saat itu, semua Bodhisattva melihat Mereka dengan rasa ingin tahu dan penuh hormat, serta bersama-sama memuliakan dengan satu suara: "Sungguh sebuah pertanyaan yang sangat baik! Sungguh mendalam, lembut dan indah! Yang Maha Suci Samantabhadra, Yang Maha Tahu Semuanya, akan segera mengabarkannya sekarang."

Dengan segera, bumi berguncang dalam enam cara yang berbeda, langit menurunkan hujan bunga-bunga yang sangat indah, semua makhluk hidup yang menderita banyak penderitaan dan kesukaran menjadi lega untuk sementara waktu.

Samantabhadra Bodhisattva kemudian berkata: "Putra Budha, samadhi ini bernama Pangkalan Tathagata Yang Tak Terbayangkan, yaitu, Bodhi Semua Buddha, karena semua Buddha selalu mengandalkan dan tinggal di dalamnya. Sejak Sang Bhagavan telah diberikan Penetapan Menjadi Buddha Yang Akan Datang oleh Dipamkara Budha, Ia telah selalu berada dalam samadhi ini. Dia selalu tidak berbuat sesuatupun, dan pada saat yang sama, Dia secara alami mempertunjukkan Kegiatan-Kegiatan Buddha Yang Tidak Terbatas sebagai tanggapan terhadap semua makhluk hidup. "

"Katakanlah, dalam satu-ujung rambut di dalam alam semesta, terdapat Dunia-Dunia Buddha sebanyak atom-atom dari semua Dunia Buddha. Di dalam dunia-dunia ini, Sang Bhagavan mungkin lahir di Surga Tushita; mungkin muncul dengan turun dari Surga itu dan memasuki rahim Ibu-Nya; Mungkin muncul sebagai yang baru lahir, Yang telah mengambil Tujuh langkah dan berkata bahwa 'Saya telah bebas dari kelahiran dan kematian'; Mungkin muncul dengan berada di dalam Istana, mungkin muncul dengan meninggalkan rumah atau berlatih kesucian; Mungkin muncul dengan menundukkan iblis, atau mencapai Kebangkitan Yang Benar, atau memutar Roda Dharma Yang Indah; Mungkin tinggal di dunia selama kalpa-kalpa yang tidak terhingga, Menyelamatkan semua makhluk hidup dan membuat mereka bebas dari penderitaan; mungkin muncul seperti di dalam Nirvana; mungkin mengungkapkan bahwa semua kalpa berada dalam satu kshana, atau satu Kshana mencakup semua kalpa, kalpa-kalpa dan kshana-kshana tidak meningkat atau menurun, sehingga semua makhluk hidup belum terbebas. Dari kshana ke kshana, dan secara umum di seluruh dunia, Sang Bhagavan terus melakukan berbagai Kegiatan Buddha dan tidak pernah beristirahat, namun pada kenyataannya, Ia tidak berbuat sesuatupun. "

"Seperti halnya, bahwa di dalam satu-ujung rambut dalam alam semesta, terdapat dunia-dunia yang tak terbatas. Dalam dunia itu, setiap titik pemikiran yang sangat kecil dari Bhagavan secara menyeluruh mengungkap berbagai Keagungan dan Prinsip semua Buddha, dan sementara itu, Dia tidak berbuat sesuatupun. Demikian pula, di dalam semua ujung rambut yang tersebar di seluruh alam semesta, ada dunia-dunia yang tidak terbatas. Untuk atom-atom dari dunia itu, setiap atom berisi dunia yang lebih banyak daripada atom-atom dari semua Alam Buddha. Dalam satu kshana, dalam seluruh di dunia itu, berbagai kagungan dan Kegiatan Para Buddha semua yang secara alami dan menyeluruh terungkapkan. Sebagai contoh, mungkin akan lahir di surga, mungkin dalam Nirvana, Mungkin telah membebaskan tak terhitung Asamkhyeya makhluk hidup. Dalam sedemikian rupa, pikiran yang sangat kecil sekali kepada masa depan yang tidak ada akhirnya, Sang Bhagavan secara tetap melakukan Perbuatan Budha untuk manfaat semua makhluk hidup, tidak pernah beristirahat, bahkan di ujung berakhirnya alam semesta, dan pada masa yang paling akhir dari dunia semua makhluk hidup. Sementara itu, Alam Buddha tidak berkurang, atom tidak meningkat. Mengapa? karena semua dharma adalah tidak nyata, seperti api yang tidak stabil. "


"Misalnya, di dalam Pesamuan ini, Para Bodhisattva-Bodhisattva Agung sebanyak atom dari Sepuluh Alam Buddha, tinggal bersama di daerah ini dari 12 yojana di negara Magadha, tetapi tidak bertekanan satu sama lain. Demikian pula, setiap atom-atom itu berisi Alam Buddha Yang Tak Terbatas. Alam-Alam Buddha itu, beberapa ada yang naik, beberapa ada yang ke bawah, beberapa ada yang saling berhadapan, beberapa ada yang saling membelakangi, beberapa ada yang berdampingan, beberapa ada yang saling meresap dalam sekali, namun tidak menghambat satu sama lain."


"Misalnya, orang dalam mimpinya melihat banyak hal di tempat yang sama, karena mereka tidak nyata, mereka tidak menghalangi satu sama lain. Demikian juga, seluruh alam semesta ditunjukkan oleh hati(Alaya). Makhluk hidup dapat melihat kalpa api, atau api itu membakar segalanya; mungkin melihat dunia ini dibuat oleh angin, mungkin melihat sesuatu yang bersih atau kotor, mungkin melihat dunia tanpa Buddha. Masing-masing dari mereka melihat pemandangan yang berbeda, semua ini disebabkan oleh karma dari hati mereka sendiri. "

"Misalnya, karena didorong oleh rasa lapar dan haus, Hantu Kelaparan pergi ke Sungai Gangga. Ketika mereka tiba, beberapa dari mereka mungkin melihat air, beberapa dari mereka mungkin melihat bahwa sungai itu dipenuhi dengan debu, keadaan penuh dengan nanah, darah, kotoran, dan hal kotor lainnya. "

117
Sutra Mahayana / Mahayana Arya Sarva Tathagata Nama Dharani Sutram
« on: 16 February 2009, 04:20:03 PM »
Mahayana Arya Sarva Tathagata Nama Dharani Sutram

Kendaraan Agung Yang Maha Suci Sutra Dharani Nama Seluruh
Tathagata

佛說一切如來名號陀羅尼經
Foshuoyiqierulaiminghaotuoluonijing


Sang Buddha bersabda Tentang Sutra Dharani Nama Seluruh Tathagata

如 是 我 聞。 一 時 佛 在 摩 伽 陀 國 法 野 大 菩 提
RU SHI WO WEN YI SHI FO ZAI MO QIE TUO GUO FA YE DA PU TI
道 場。 初 成 正 覺。
DAO CHANG CHU CHENG ZHENG JUE

Demikianlah yang telah kudengar, suatu ketika Buddha sedang berdiam di Kerajaan
Magadha, yakni di tempat pernyataan Penerangan Agung nan Sempurna.

與 諸 菩 薩 摩 訶 薩 眾 八 萬 人 俱。 復 有 八 萬

YU ZHU PU SA MO HE SA ZHONG BA WAN REN JU FU YOU BA WAN
四 千 大 梵 天 子 亦 在 道 場。 悉 皆 圍 繞 瞻 仰
SI QIAN DA FAN TIAN ZI YI ZAI DAO CHANG XI JIE WEI RAO ZHAN YANG
世 尊。
SHI ZUN

Para Bodhisattva Mahasattva berjumlah 80.000 orang beserta 84.000 putera dewa Mahabrahma
menghadiri persamuan Dharma tersebut. Semuanya mengelilingi dan menghaturkan hormat pada
Yang Dijunjungi Dunia (Buddha).

爾 時 會 中 有 菩 薩 摩 訶 薩 名 觀 自 在。

ER SHI HUI ZHONG YOU PU SA MO HE SA MING GUAN ZI ZAI

Di tengah-tengah persamuan Dharma itu terdapat seorang Bodhisattva Mahasattva yang bernama
Avalokitesvara

從 座 而 起 偏 袒 右 肩。 右 膝 著 地 合 掌 向
CONG ZUO ER QI PIAN TAN YOU JIAN YOU XI ZHUO DI HE ZHANG XIANG
佛。 而 白 佛 言 世 尊。 有 一 切 如 來 名 號 陀 羅
FO ER BAI FO YAN SHI ZUN YOU YI QIE RU LAI MING HAO TUO LUO
尼。
NI

Ia bangkit berdiri dengan membiarkan bahu kanan-Nya terbuka (sebagai tanda penghormatan -
penerjemah), menyembah dengan lutut kanan menyentuh tanah, lalu merangkapkan tangan
menyembah Sang Buddha. Berkatalah Ia pada Yang Dijunjungi Dunia, "Terdapat dharani yang disebut
Nama Seluruh Tathagata.

彼 一 切 如 來 名 號 陀 羅 尼。 乃 是 莊 嚴 劫

BI YI QIE RU LAI MING HAO TUO LUO NI NAI SHI ZHUANG YAN JIE
賢 劫 星 宿 劫 中。 諸 佛 如 來 已 說 當 說。
XIAN JIE XING SU JIE ZHONG ZHU FO RU LAI YI SHUO DANG SHUO

Dharani ini merupakan ikrar bajik nan teguh, gemilang, dan bertahan selamanya, yang pernah
diucapkan oleh semua Tathagata.

我 今 承 佛 威 力。 亦 為 利 益 安 樂 諸 眾 生

WO JIN CHENG FO WEI LI YI WEI LI YI AN LE ZHU ZHONG SHENG
故 樂 欲 宣 說。 唯 願 世 尊 加 哀 覆 護。
GU LE YU XUAN SHUO WEI YUAN SHI ZUN JIA AI FU HU

Aku kini memohon Bhagava Buddha agar sudi berbelas kasih serta bersedia memaklumkan Dharani itu kembali
demi kebajikan dan kedamaian semua makhluk."

爾 時 世 尊 讚 觀 自 在 菩 薩 摩 訶 薩 言。 善 哉
ER SHI SHI ZUN ZAN GUAN ZI ZAI PU SA MO HE SA YAN SHAN ZAI
善 哉 觀 自 在。 汝 能 為 利 益 一 切 眾 生 發
SHAN ZAI GUAN ZI ZAI RU NENG WEI LI YI YI QIE ZHONG SHENG FA
大 悲 心。 如 意 宣 說。 時 觀 自 在 菩 薩 蒙 佛
DA BEI XIN RU YI XUAN SHUO SHI GUAN ZI ZAI PU SA MENG FO
許 已。
XU YI

Yang Dijunjungi Dunia menjawab Bodhisattva Mahasattva Avalokitesvara," Bagus sekali! Bagus Sekali! Wahai
Avalokitesvara! Dengan hati yang diliputi belas kasih engkau berniat melimpahkan kebajikan bagi
semua makhluk. Silakan membabarkan Dharma itu." Dengan demikian Bodhisattva Avalokitesvara
mendapat restu Buddha untuk membabarkan Dharma tersebut.

復 白 佛 言 世 尊。 若 人 欲 誦 彼 陀 羅 尼。 先 當

FU BAI FO YAN SHI ZUN RUO REN YU SONG BI TUO LUO NI XIAN DANG
至 誠 誦 諸 佛 如 來 名 號
ZHI CHENG SONG ZHU FO RU LAI MING HAO

Bodhisattva Avalokitesvara melanjutkan kembali perkataannya di hadapan Buddha, "Yang Dijunjungi
Dunia, bila ada orang yang hendak melafalkan dharani ini, hendaknya terlebih dahulu melafalkan
nama-nama Tathagata sebagai berikut:

所 謂 寶 師 子 自 在 如 來 寶 雲 如 來。 寶 莊 嚴
SUO WEI BAO SHI ZI ZI ZAI RU LAI BAO YUN RU LAI BAO ZHUANG YAN
藏 如 來 師 子 大 雲 如 來。 雲 師 子 如 來 須 彌
CANG RU LAI SHI ZI DA YUN RU LAI YUN SHI ZI RU LAI XU MI
如 來。 師 子 吼 如 來 師 子 利 如 來。 梵 音 如 來
RU LAI SHI ZI HOU RU LAI SHI ZI LI RU LAI FAN YIN RU LAI
善 愛 如 來。 蓮 華 上 如 來 燃 燈 如 來。 蓮 華
SHAN AI RU LAI LIAN HUA SHANG RU LAI RAN DENG RU LAI LIAN HUA
生 如 來 遜 那 囉 如 來。 持 花 如 來 持 寶 如
SHENG RU LAI XUN NA LUO RU LAI CHI HUA RU LAI CHI BAO RU
來。 法 生 如 來 日 光 如 來。 日 照 如 來 月 光
LAI FA SHENG RU LAI RI GUANG RU LAI RI ZHAO RU LAI YUE GUANG
如 來。 無 量 藏 如 來 無 量 莊 嚴 藏 如 來。
RU LAI WU LIANG CANG RU LAI WU LIANG ZHUANG YAN CANG RU LAI
無 量 光 如 來 蓮 華 藏 如 來。 天 妙 音 如 來 拘
WU LIANG GUANG RU LAI LIAN HUA CANG RU LAI TIAN MIAO YIN RU LAI JU
枳 羅 音 如 來。
ZHI LUO YIN RU LAI
如 是 等 諸 佛 如 來 名 號。 若 人 得 聞 為 他 宣
RU SHI DENG ZHU FO RU LAI MING HAO RUO REN DE WEN WEI TA XUAN
說。 是 人 六 十 千 劫 不 聞 惡 趣 之 名。 何 況
SHUO SHI REN LIU SHI QIAN JIE BU WEN E QU ZHI MING HE KUANG
墮 於 阿 鼻 地 獄。
DUO YU A BI DI YU

Demikianlah nama para Tathagata tersebut. Apabila ada orang yang berkesempatan mendengar-Nya,
maka orang itu tidak pernah mendengarkan perkataan jahat lagi selama 60.000 kalpa. Ia tak akan
terjatuh ke dalam Neraka Avici.

時 觀 自 在 菩 薩。 說 是 諸 佛 如 來 名 號 已。

SHI GUAN ZI ZAI PU SA SHUO SHI ZHU FO RU LAI MING HAO YI
即 說 陀 羅 尼 曰。
JI SHUO TUO LUO NI YUE
Setelah menyebutkan Nama-Nama Buddha, Bodhisattva Avalokitesvara melafalkan Dharani-Nya:
怛 寧 也* 他 拶 睹 囉 尸 帝 踰 惹** 那 設 多 薩 賀
DA NING YE TA ZAN DU LUO SHI DI YU RE NA SHE DUO SA HE
*切 身 下 同 = qie shen xia tong
**仁 左 切 下 同 = ren zuo qie xia tong
薩 囉 尼 惹 咤 婆 囉 末 酤 吒 朗 訖 哩 多 馱 囉

SA LUO NI RE ZHAI PO LUO MO GU ZHA LANG QI LI DUO TUO LUO
尼 莎 賀 薩 哩 嚩 怛 他 誐 多 母 哩 底 多 馱 囉
NI SUO HE SA LI FU DA TA E DUO MU LI DI DUO TUO LUO
尼 莎 賀 阿 嚩 路 吉 帝 說 囉 野 莎 賀 薩 哩 嚩 怛
NI SUO HE A FU LU JI DI SHUO LUO YE SUO HE SA LI FU DA
他 誐 都 烏 瑟 膩 沙 馱 囉 尼 莎 賀 薩 哩 嚩 怛 他
TA E DOU WU SE NI SHA TUO LUO NI SUO HE SA LI FU DA TA
誐 多 婆 始 多 達 哩 摩 塞 建 馱 馱 囉 尼 莎 賀
E DUO PO SHI DUO DA LI MO SAI JIAN TUO TUO LUO NI SUO HE
薩 哩 嚩 怛 他 誐 多 婆 始 多 颯 缽 多 馱 囉 尼 莎
SA LI FU DA TA E DUO PO SHI DUO SA BO DUO TUO LUO NI SUO
賀 缽 訥 摩 阿 婆 儞 哥 野 莎 賀 阿 瑟 吒 摩 賀 跋
HE BO NA MO A PO NI GE YE SUO HE A SE ZHA MO HE BA
野 馱 囉 尼 莎 賀 稅 多 嚩 蘭 拏 野 莎 賀 薩 哩
YE TUO LUO NI SUO HE SHUI DUO FU LAN NA YE SUO HE SA LI
嚩 怛 他 誐 多 那 摩 馱 囉 尼 莎 賀 阿 尸 帝 缽 訥
FU DA TA E DUO NA MO TUO LUO NI SUO HE A SHI DI BO NA
摩 設 儞 哥 野 怛 他 誐 多 馱 囉 尼 莎 賀 缽 訥
MO SHE NI GE YE DA TA E DUO TUO LUO NI SUO HE BO NA
摩 賀 悉 多 野 莎 賀 薩 哩 嚩 滿 怛 囉 馱 囉 尼
MO HE XI DUO YE SUO HE SA LI FU MAN DA LUO TUO LUO NI
莎 賀
SUO HE

Arya Sarva Tathagata Nama Dharani
Namo Buddhaya, Namo Dharmaya, Namo Samghaya, Tadyatha, Caturasiti Yojana
sata-sahasrani Jata-bhara-makuta Alam-krta Dharani Svaha. Sarva Tathagata
Murtita Dharani Svaha. Avalokitesvaraya Svaha. Sarva Tathagatosnisa Dharani
Svaha. Sarva Tathagata Bhasita Dharma Skandha Dharani Svaha. Sarva Tathagata
Bhasita Sapta Dharani Svaha. Padma Abhanikaya Svaha. Asta Maha Paya Dharani
Svaha. Sveta- varnaya Svaha. Sarva Tathagata Nama Dharani Svaha. Asiti
Padmasanikaya Tathagata Dharani Svaha. Padma-hastaya Svaha. Sarva Mantra
Dharani Svaha.


爾 時 觀 自 在 菩 薩。 說 是 陀 羅 尼 已。 復 白 佛
ER SHI GUAN ZI ZAI PU SA SHUO SHI TUO LUO NI YI FU BAI FO
言 世 尊。 此 一 切 如 來 名 號 陀 羅 尼。 若 有 善
YAN SHI ZUN CI YI QIE RU LAI MING HAO TUO LUO NI RUO YOU SHAN
男 子 善 女 人。 受 持 讀 誦 思 惟 記 念。 為 他 人
NAN ZI SHAN NÜ REN SHOU CHI DU SONG SI WEI JI NIAN WEI TA REN
說。 是 人 所 有 五 無 間 業 悉 得 消 除。
SHUO SHI REN SUO YOU WU WU JIAN YE XI DE XIAO CHU

Setelah selesai melafalkan Dharani-Nya, Bodhisattva Avalokitesvara lalu berkata pada Bhagava Buddha, "Yang
Dijunjungi Dunia, demikianlah Dharani Nama Seluruh Tathagata. Apabila ada putera dan
puteri berbudi yang menerima, mempertahankan, membaca, melafalkan, merenungkan makna, serta
menghafalkan-Nya; maka orang itu dapat dikatakan telah menghapus lima kejahatan besar yang pernah
dilakukannya.

命 終 之 後 生 天 為 王。 壽 八 十 四 百 千 俱
MING ZHONG ZHI HOU SHENG TIAN WEI WANG SHOU BA SHI SI BAI QIAN JU
胝 劫 數。 然 後 得 轉 輪 王 位 壽 六 十 中 劫。
ZHI JIE SHU RAN HOU DE ZHUAN LUN WANG WEI SHOU LIU SHI ZHONG JIE
過 是 劫 已 當 得 成 佛。 名 曰 蓮 華 藏 如 來
GUO SHI JIE YI DANG DE CHENG FO MING YUE LIAN HUA CANG RU LAI
應 供 正 等 正 覺。
YING GONG ZHENG DENG ZHENG JUE

Setelah wafat akan terlahir kembali sebagai dewa atau raja, yang usianya dapat mencapai 8.400000
tahun. Lalu akan terlahir sebagai raja Cakravartin yang usianya mencapai 60 kalpa menengah.
Kemudian, ia akan memiliki kesempatan untuk berjumpa dengan seorang Buddha bernama
Perbendaharaan Teratai Tathagata Arahat Samyaksambuddha."

爾 時 世 尊 說 是 經 已。 八 萬 菩 薩 摩 訶 薩 眾。

ER SHI SHI ZUN SHUO SHI JING YI BA WAN PU SA MO HE SA ZHONG
及 八 萬 四 千 大 梵 天 子。 聞 佛 所 說 皆 大 歡
JI BA WAN SI QIAN DA FAN TIAN ZI WEN FO SUO SHUO JIE DA HUAN
喜 信 受 奉 行。
XI XIN SHOU FENG XING

Yang Dijunjungi Dunia telah selesai membabarkan Sutra ini. Delapan puluh ribu bodhisattva mahasattva
beserta 84.000 putera dewa Mahabrahma yang mendengarkan-Nya, dengan gembira meyakini,
menerima, dan melaksanakan-Nya.

佛 說 一 切 如 來 名 號 陀 羅 尼 經
FO SHUO YI QIE RU LAI MING HAO TUO LUO NI JING

Sutra Dharani Nama Seluruh Tathagata yang Disabdakan Buddha.

118
Mahayana / Re: Mahayana Karandra Mudra Namah Dharani
« on: 16 February 2009, 04:17:08 PM »
Ada yang penting, karena kelalaian saya, saya salah menuliskan Dharani Agung Peti Sarira Semua Buddha. Perhatikan Kata-kata "Smara Sarva Tathagata". Yang benarnya adalah "Smara Tathagata". Tanpa "Sarva."

Berikut dibawah yang benarnya. Karena ini sangat penting. Tekunilah dan railah kebahagiaan.
namahstriye dhvikanam sarvatathagatanam. om bhuvi bhavana vare vacare vacathai shruru shruru dhara dhara sarvatathagata dhatu dhare padmam bhavati jayavare mudre smaratathagata dharmacakrapravartane vajrabodhimanda alamkara alamkrite sarvatathagata adhishthite bodhaya bodhaya bodhi bodhi buddhya buddhya sambodhani sambodhaya cala cala calamtu sarvaavaranani sarvapapavigate huru huru sarvashokavigate sarvatathagata hridayavajrani sambhara sambhara sarvatathagata guhya dharani mudre buddhe subuddhe sarvatathagata adhishthite dhatugarbhe svaha; samayadhithite svaha; sarvatathagatahridayadhatumudre svaha; supratithitastupe tathagata adhishthite huru huru hum hum svaha.
om sarvatathagata ushnisha dhatu mudrani sarvatathagatam sadhatu vibhushita adhisthite hum hum svaha.


119
Sutra Mahayana / Mahayana Arya Amoghapasa Hrdaya Sutram
« on: 16 February 2009, 04:13:24 PM »
Mahayana Arya Amoghapasa Hrdaya Sutram

Mantra Puncak Teratai Dari Hyang Arya Amoghapasa
Om Padmo Ushnisha Vimale Hum Phat

Demikianlah yang telah kudengar. Suatu kali Sang Buddha sedang berdiam di puncak Gunung Potalaka yang dihiasi dengan pohon-pohon permata, di istana Arya Avalokiteshvara bersama-sama dengan 1.800 Bhikshu Sangha.Hadir juga lebih dari 1 biliun Bodhisattva dan para dewa dari tempat kediaman murni. Ia membabarkan Dharma bagi Mereka Semua.

Kemudian Bodhisattva Avalokiteshvara bangkit dari tempat duduk-Nya dan berjalan menuju Sang Buddha. Berlutut di atas tanah dengan bahu kanan-Nya terbuka, lalu merangkapkan tangan, berkatalah Ia, "O Yang Dijunjungi Dunia! Aku memiliki sebuah Dharani yang disebut dengan Amoghapasa Hrdaya yang Aku terima dari Tathagata Lokendraraja pada masa 91 kalpa yang lalu di Dunia Loka-avalokana.

Kegunaan khusus dari Dharani ini adalah untuk memurnikan karma buruk yang timbul sebagai akibat menganiaya para Bhikshu Sangha Yang Agung, Pratyeka Buddha, Bodhisattva, dan Buddha, dimana perbuatan
ini akan menyebabkan seseorang terjatuh ke Neraka Avici.

Pemurnian itu akan menjadi manjur bila seseorang setelah mengakui kesalahan-kesalahannya mengikuti Uposadha Vrata dari Amoghapasa dan menjalankan kedelapan Sila serta melafalkan dharani ini berkali-
kali. Mereka yang membaca dharani ini tujuh kali dengan benar pada tanggal 8 penanggalan candrasengkala akan dianugerahi oleh dua puluh kualitas bajik berikut ini:

1. Ia akan terbebas dari segala jenis penyakit.
2. Bahkan meskipun penyakit itu disebabkan oleh karma, maka ia akan lenyap dengan segera.
3. Ia akan menjadi terkenal dan disukai semua orang.
4. Tubuhnya akan menjadi rahasiah.
5. Ia akan memperoleh banyak harta kekayaan.
6. Harta kekayaannya tidak akan diambil oleh pencuri.
7. Tidak dapat dirusak oleh api.
8. Tidak dapat dirusak oleh air.
9. Tidak dapat disita oleh raja atau pemerintah.
10. Segenap tindak tanduknya akan menjadi sempurna.
11. Bebas dari lima ketakutan pada air dengan teriakan terus-menerus diri sendiri.
12. Melenyapkan segenap gangguan.
13. Kepribadiannya tak akan tercela.
14. Terbebas dari ketakutan terhadap dakini.
15. Kesusahan tak akan bertambah.
16. Tidak mati oleh karena senjata, api, atau air.
17. Para dewa akan melindunginya.
18. Ia akan memiliki cinta kasih dan belas kasih.
19. Kegembiraan.
20. Ketenagan hati dimanapun dia akan dilahirkan.

Disamping itu, dia juga akan menerima delapan kualitas berikut ini:

1. Saat meninggal akan diterima oleh Yang Arya Avalokiteshvara dalam wujud seorang bhikshu.
2. Akan meninggalkan dengan tenang.
3. Tangan dan kakinya tidak akan gemetaran, ia tak akan memiliki pandangan salah.
4. Tubuhnya tak akan menghasilkan kekotoran dan air kencing.
5. Tiada gangguan dari udara.
6. Ia akan diberkahi dengan kesadaran dan kewaspadaan.
7. Ingatannya tak akan melemah.
8. Tak akan meninggal dengan wajah menghadap ke bawah.
9. Tidak akan meninggal karena kemalangan berat.
10. Akan terlahir di manapun ia ingin untuk dilahirkan dan,
11. Akan selalu berhubungan dengan para kalyana mitra.

Seseorang hendaknya melafalkan tiga kali dan menghindarkan diri dari makanan-makanan yang tidak baik seperti daging, minuman keras, bawang merah serta bawang putih. Seseorang hendaknya melakukan yang terbaik untuk menyebar luaskan Dharani ini seluas mungkin. Seseorang hendaknya membebaskan diri dari kekikiran dan iri hati. Ia akan menjadi seorang Bodhisattva apabila melimpahkan jasa pahala dari pelafalan Dharani ini demi semua makhluk.

O, Bhagava! Izinkanlah Aku mewariskan DharaniNya di hadapan Sang Tathagata serta kumpulan Sangha yang terdiri dari Bhikshu, Bhikshuni, Upasaka, Upasika, demi kebaikan semua makhluk. Lalu Sang
Buddha berkata demikian, "Wahai, Makhluk Suci! Inilah waktumu untuk menyebarkan Amoghapasa Dharani. Aku sangat menghargai tindakan ini. Silakan lafalkan. Ini akan menyenangkan semua Bodhisattva dari
ketiga kurun waktu.

Lalu Bodhisattva Avalokiteshvara mengembangkan belas kasih-Nya bagi semua makhluk dan melafalkan Amoghapasa Hrdaya Dharani sebagai berikut:
Om amogha-padma-pasa krodhakarsaya praveshaya maha-pashupati-yama- varuna kuvera brahma-vesa-dhara padma-kula-samayan hum hum.

Mantra Agung yang hanya dengan melihat saja langsung menghapus seratus ribu kalpa dari karma buruk, maka ucapkanlah

Om Hanu Phasa Bhara Heye Svaha

120
Sutta Vinaya / Re: UDUMBARIKA SUTRAM
« on: 16 February 2009, 04:09:35 PM »
"Nigrodha, kau sendiri pintar dan telah berusia lanjut, apakah hal seperti ini tidak pernah terpikirkan olehmu:'Buddha adalah Sang Bhagava, Beliau mengajarkan Dhamma KeBuddhaan. Sang Bhagava hanya belajar Sendiri. Beliau mengajarkan Dhamma yang dapat di pelajari oleh setiap orang. Sang Bhagava adalah penuh ketenangan, Beliau mengajarkan Dhamma Ketenangan. Sang Bhagava Telah Selamat, Beliau mengajarkan Dhamma Keselamatan. Sang Bhagava Dalam Kedamaian, Beliau mengajarkan Dhamma Kedamaian".

Setelah Sang Bhagava mengatakan hal ini, pertapa pengembara nigrodha berkata kepada Sang Bhagava:'Bhante, saya telah melakukan pelanggaran, bodoh, dungu dan bersalah karena telah mengatakan hal-hal itu kepada Sang Bhagava, Bhante, saya harap Sang Bhagava menerima pengakuan saya dan mengatakan bahwa saya melakukan suatu pelanggaran, agar pada waktu yang akan datang saya akan lebih waspada."

"Nigrodha, memang engkau telah melakukan suatu pelanggaran, bodoh, dungu dan bersalah karena telah mengatakan hal-hal itu untuk-Ku. Nigrodha, selama engkau mengetahui itu pelanggaran, mengakui perbuatan itu, Kami menerima pengakuanmu. Karena hal ini telah menjadi kebiasaan bagi Para Ariya bahwa barang siapa yang mengetahui perbuatan salahnya sebagai suatu kesalahan, dan mengakui bahwa Ia telah bersalah, maka di masa yang akan datang Dia akan lebih waspada dan berhati-hati".

"Nigrodha, tetapi Saya katakan ini padamu: 'Marilah Orang yang pintar, jujur, ikhlas dan lurus, Saya akan membimbing-Nya, Saya akan mengajar Dhamma kepada-Nya. Bilamana Ia melaksanakan seperti apa yang di ajarkan, maka pada kehidupan ini Ia akan mengetahui dan merealisasikan Tujuan Akhir Dari Penghidupan Suci, yang merupakan Cita-Cita dari Orang-Orang yang meninggalkan kehidupan duniawi menjadi Pertapa, dalam tujuh tahun, nigrodha, Ia pun dapat mencapai-Nya, bahkan tidak dalam tujuh tahun jikalau Ia melaksanakan seperti apa yang di ajarkan, maka pada kehidupan ini, Ia Sendiri akan mengetahui dan merealisasikan Tujuan Akhir Dari Penghidupan Suci, yang merupakan Cita-Cita dari Orang-Orang yang meninggalkan kehidupan duniawi menjadi Pertapa, dalam enam tahun, lima tahun, empat tahun, dua tahun, satu tahun, enam bulan, lima bulan, empat bulan, tiga bulan, dua bulan, satu bulan, atau setengah bulan. Nigrodha, Ia pun dapat mencapai-Nya tidak dalam setengah bulan. Jika Seorang yang pintar, jujur, ikhlas dan lurus datang kepada-Ku, Saya akan membimbing-Nya, Saya akan mengajar Dhamma kepada-Nya. Bilamana Ia melaksanakan seperti apa yang di ajarkan, maka pada kehidupan ini Ia Sendiri akan mengetahui dan merealisasikan Tujuan Akhir Dari Penghidupan Suci, yang merupakan Cita-Cita dari Orang-Orang yang meninggalkan kehidupan duniawi menjadi Pertapa, dalam Tujuh Hari'.

Nigrodha, mungkin kau berpikir:'Samana Gotama mengatakan hal-hal ini karena suatu keinginan untuk mendapatkan murid; tetapi kau janganlah mengartikan Kata-Kata-Ku seperti itu. Biarlah dia yang adalah gurumu tetap sebagai gurumu.
Nigrodha, mungkin kau berpikir:'Samana Gotama mengatakan hal-hal ini karena keinginan-Nya agar kita melanggar peraturan kita; tetapi kau janganlah mengartikan Kata-Kata-Ku seperti itu. Biarlah peraturanmu tetap peraturanmu.
Nigrodha, mungkin kau berpikir:'Samana Gotama mengatakan hal-hal ini karena keinginan-Nya agar kita keluar dari cara kehidupan kita; tetapi kau janganlah mengartikan Kata-Kata-Ku seperti itu. Biarlah cara hidupmu tetap cara hidupmu.
Nigrodha, mungkin kau berpikir:'Samana Gotama mengatakan hal-hal ini karena keinginannya untuk menyatakan kepada kita tentang hal-hal tertentu dari ajaran kita yang salah dan di pandang salah oleh orang-orang dalam perkumpulan kita; tetapi kau janganlah mengartikan Kata-Kata-Ku seperti itu. Biarlah hal-hal tertentu dari ajaranmu yang salah dan di pandang salah oleh orang-orang dalam perkumpulanmu tetap demikian bagimu .
Nigrodha, mungkin kau berpikir:'Samana Gotama mengatakan hal-hal ini karena keinginan-Nya untuk melepaskan kita dari hal-hal tertentu dari ajaran kita yang benar dan di pandang benar oleh orang-orang dalam perkumpulan kita; tetapi kau janganlah mengartikan Kata-Kata-Ku seperti itu. Biarlah hal-hal tertentu dari ajaranmu yang benar dan di pandang benar oleh orang-orang dalam perkumpulanmu tetap demikian bagimu .

Nigrodha, mengapa Saya berkata seperti itu, yaitu bukan karena Saya ingin kau keluar dari cara kehidupanmu, bukan karena Saya ingin menyatakan hal-hal yang salah dalam ajaranmu, atau karena Saya ingin melepaskan kau dari ajaranmu yang benar. Tetapi ada hal-hal buruk yang tidak di lenyapkan, hal-hal jahat yang menyebabkan kelahiran di perbaharui, yang menyebabkan penderitaan, yang menyebabkan kesakitan, yang menyebabkan kelahiran, menjadi tua dan kematian di masa datanom. Maka untuk melenyapkan hal-hal ini, Saya mengajarkan Dhamma dan bagi Orang yang melaksanakan-Nya, Ia akan dapat melenyapkan Keburukan dan Kejahatan, Kesucian akan berkembang dan dalam kehidupan ini kau sendiri akan mencapai serta tetap berada dalam pengertian dan merealisasikan Kebijaksanaan Tertinggi".

Setelah Beliau berkata demikian, para pertapa pengembara duduk diam dengan perasaan kesal, membungkukkan badan serta kepala di tundukkan, terpekur dan membisu. Dengan begitu, mereka membiarkan batin mereka di kuasai oleh mara.

Lalu Sang Bhagava berpikir:"Setiap orang-orang bodoh ini di kuasai oleh mara, sehingga tidak ada seorang pun di antara mereka yang berpikir:"Marilah kita mengikuti Penghidupan Suci yang di ajarkan oleh Samana Gotama, sehingga kita dapat belajar dan mengetahui-Nya. Apakah arti Tujuh Hari itu?"

Kemudian, setelah Sang Bhagava mengucapkan Simhanada (Auman Singa) di Aramaparibbajaka Udumbarika, Beliau bangkit serta melayang ke angkasa dan turun di Gijjhakuta; sedangkan Sandhana kembali ke Rajagaha.
Namo Bhagavate Simha Tathagata Arhate SamyakSamBuddhaya
Namo Bhagavate Simhanada Tathagata Arhate SamyakSamBuddhaya
Namo Bhagavate Simhadvaja Tathagata Arhate SamyakSamBuddhaya
Namo Bhagavate Simhavikriditaparipurnacarya Tathagata Arhate SamyakSamBuddhaya

Pages: 1 2 3 4 5 6 7 [8] 9 10 11 12 13 14 15 ... 17