//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - sobat-dharma

Pages: [1] 2 3 4 5 6
1
Chan atau Zen / Peraturan Meditasi duduk (?? ?/Zuo-Chan-Yi)
« on: 12 April 2013, 03:08:22 PM »
Oleh: Changfu Zongze

 

Seseorang yang ingin menjadi Bodhisattva harus memahami bahwa welas asih agung (mahakaruna) adalah syarat mutlak untuk mengembangkan kebijaksanaan (prajna). Ikrar agung harus ditempuh agar keadaan Samadhi dapat diusahakan. Semua makhluk harus diselamatkan dan keegoisan dikecilkan. Jangan melekat pada wujud eksternal, dan lepaskan kemelekatannya dalam berbagai peristiwa eksternal. Seimbangkan tubuh dan pikiran sehingga keduanya menjadi ‘satu’, dan mengalami ketiadaan dualitas antara ‘gerak’ dan ‘keheningan’.

Ukur (dan atur) asupan makanan dan minuman –tidak terlalu sedikit ataupun terlalu banyak. Menyeimbangkan kebutuhan tidur —waktunya tidak terlalu panjang ataupun terlalu pendek .

Untuk bermeditasi secara efektif, cari tempat yang tenang dan duduk di atas tikar tebal. Kendurkan ikat pinggang dan pakaian.

Menerapkan tingkah laku yang teratur, yang dapat membangkitkan rasa hormat, memandang segalanya setara, dan kemudian duduk dengan posisi kaki disilangkan sepenuhnya (posisi ‘teratai penuh’)

Posisi Teratai Penuh

Pertama tempatkan kaki kanan di atas area atas kaki kiri  (yaitu ‘paha’), dan kemudian tempatkan kaki kiri di atas area atas kaki kanan (yaitu ‘paha’) – kedua kaki dengan telapak kaki menghadap ke atas. Namun, duduk dengan posisi kaki setengah disilangkan (posisi ’setengah teratai’) juga dapat diberlakukan. Di mana kaki kiri diletakkan di atas kaki kanan – dengan kaki kiri ditumpangkan di atas area atas kaki kanan (yaitu ‘paha’)

Posisi Setengah Teratai

Kemudian pada kaki kiri, tempatkan tangan kanan (telapak tangan menghadap ke atas). Letakkan tangan kiri (telapak tangan menghadap ke ke atas ) di atas telapak tangan kanan dan biarkan kedua jempol bersentuhan. Dengan tenang dan lembut angkat dan bangkitkan batang tubuh ke depan bersama tarikan nafas ke dalam – dan kemudian menghembuskan napas – secara bersamaan guncang (atau ayunkan) tubuh ke kiri dan ke kanan. Kemudian biarkan tubuh untuk menetap sehingga postur duduk yang benar (dan tegak) dapat dicapai. Jangan bersandar ke kiri, ke kanan, tidak membungkuk kedepan atau bersandar ke belakang. Gunakan kendali tubuh untuk membuat tulang pinggang, punggung, leher dan kepala semua sejajar satu sama lain – hal ini akan mencegah nafas dari menjadi pendek dan terganggu.

Telinga harus sejajar dengan bahu, hidung dengan pusar. Lidah harus menyentuh langit-langit, serta bibir dan gigi harus ditutup.

Mata harus tetap sedikit terbuka sehingga dapat mencegah rasa kantuk. Bermeditasi dengan cara seperti ini menjamin pencapaian yang sangat kuat dari Samadhi. Pada zaman kuno, para bhikkhu belajar meditasi duduk dengan cara ini – dengan mata sedikit terbuka. Master Ch’an  Fayan Yuantong menyalahkan dengan keras orang yang bermeditasi dengan mata tertutup – dengan menyebut mereka sedang berdiam dalam ’Gua Hantu Gunung Hitam.’ Ini memiliki makna yang dalam bagi mereka yang mempraktikkan metode meditasi dan memahami kebijaksanaan ini.

Tubuh harus stabil dan tenang. Nafas ke dalam dan ke luar harus seimbang sehingga chi (daya vital) didistribusikan secara merata. Ketegangan harus dibebaskan dari seluruh bagian tengah, membebaskan area bagian pusar.

Jangan memunculkan pikiran baik dan buruk. Ketika pikiran muncul – menyadari hal itu – kesadaran membubarkan pikiran. Bila metode ini diterapkan selama jangka waktu yang panjang – semua pikiran dilupakan dan kesatuan dicapai. Adalah penting untuk menguasai keahlian dalam bermeditasi duduk (Zuochan).

Ini adalah pendapat saya bahwa Praktik meditasi duduk (Zuochan) adalah pintu gerbang dharma sukacita dan ketentraman. Beberapa praktisi mengembangkan ketidaksukaan terhadap metode ini dan menjadi sakit – hal ini dikarenakan mereka tidak mengikuti instruksi dan menerapkan metode dengan benar. Sehubungan dengan hal ini pikiran digunakan tanpa alasan yang luhur. Namun, jika kebajikan dikembangkan dan metode ini sepenuhnya dipahami, maka tubuh diubah sebagai empat unsur utama dalam Buddhisme (tanah, air, api dan udara), berpengalaman dengan sikap (dan wawasan) ringan yang tentram. Esensi spiritual akan menjadi terbuka nyata dan jelas. Pikiran menjadi terang dan benar. Cita rasa dharma memperkuat esensi spiritual – dan hal ini menciptakan sebuah pengalaman yang damai, murni dan tentram. Orang yang memahami kebenaran ini ibarat naga yang telah menemukan air, atau harimau yang telah berdiam di pegunungan. Metode yang benar (pengembangan pikiran) membutuhkan usaha lainnya – sekali praktik yang tepat terbentuk – karena memuat di dalamnya suatu kekuatan inheren (yang lengkap sendiri-) – seperti angin yang meniup api dan menjadikannya semakin kuat sebagai hasilnya.

Begitu seseorang berkembang ke tingkat kesadaran yang lebih tinggi, mungkin akan banyak setan yang menyebabkan segala macam pengalaman yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Namun, jika pikiran tetap lurus dan benar – setan ini tidak berbahaya. Teks seperti  ’Surangama Sutra’, ‘Wawasan Tenang’ (Zhiguan) Tiantai, ‘Peraturan Realisasi Kultivasi’ (Xiuzheng yi) Guifeng, menerangkan dengan jelas bagaimana setan ini dapat dihadapi, dan bagaimana para praktisi dapat mempersiapkan diri terlebih dahulu- oleh karena itu, dengan mendalami teks-teks ini kekhawatiran atas masalah ini dapat teratasi.

Ketika keluar dari kondisi Samadhi (yaitu pikiran mendalam yang tidak terusik), tetap sangat tenang dan tidak menggerakkan tubuh tiba-tiba, atau dengan tergesa – kondisi damai harus dipertahankan melewati transisi dari satu kondisi ke kondisi lainnya.

Ketika praktik meditasi formal selesai, penting untuk mempertahankan kekuatan Samadhi yang dikembangkan (dalam kehidupan sehari-hari) melalui cara-cara yang tepat. Melindungi kekuatan Samadhi harus menjadi usaha yang serius – seperti dalam melindungi hidup seorang bayi. Dengan cara ini kekuatan Samadhi akan terus meningkat dengan mudah.

Mempraktikkan meditasi (dan merealisasikan Samadhi) adalah ajaran yang paling penting. Jika meditasi tidak dilakukan dan disempurnakan melalui realisasi pikiran yang tenang dan penuh wawasan (dhyana), itu akan terjadi kurang lengkapnya pemahaman dan kehilangan arah. Oleh karena itu mutiara (kebijaksanaan) ditemukan ketika air dalam kondisi hening – jika air terganggu mutiara tidak dapat ditemukan. Ketika pikiran diam ia menjadi murni dan jernih (seperti air yang tidak terusik) – dalam kejelasan ini mutiara dari pikiran bermanifestasi secara alami. Oleh karena itu, ‘Sutra Pencerahan Sempurna’ mengatakan, ‘kebijaksanaan murni dan bersih (yang menembus di mana-mana tanpa halangan) – berasal dari berlatih meditasi.’ ‘Sutra Teratai’ mengatakan, ‘Di tempat yang tenang ia berlatih meditasi dengan mengendalikan pikiran. Dia duduk tak bergerak laksana Gunung Semeru.’

Kemampuan untuk melewati (dan melampaui) keadaan yang biasa dan suci sepenuhnya tergantung pada praktik dhyana. Kemampuan mengabaikan tubuh ini sementara duduk, dan meninggalkan kehidupan ini sementara berdiri – sepenuhnya tergantung pada kekuatan Samadhi. Bahkan jika ada kehidupan latihan meditatif, hal itu mungkin tidak cukup waktu. Mereka yang tidak berkomitmen sepenuhnya untuk praktik ini tidak dapat mengatasi kebiasaan karma. Untuk alasan ini ujaran kuno mengatakan, “Jika kekuatan Samadhi tidak ada, maka seseorang dapat dengan mudah akan menghasilkan di gerbang kematian. Mata terpejam setelah tidak mencapai apa-apa (dalam kehidupan ini) menghasilkan gelombang (terdelusi) kelahiran kembali yang tak berujung. ‘Nasib baik dan persahabatan yang telah membawa kita bersama-sama untuk belajar Ch’an. Teks ini harus dibaca berulang-ulang, sehingga makna mendalamnya disempurnakan (dan dipahami). Ini akan menguntungkan diri serta semua orang lain – dan sebagai konsekuensinya semua makhluk akan mencapai pencerahan sejati.

2
Hati2 ngaku atheis di dunia maya, karena bisa dikeroyok massa dan dibawa ke polisi.

http://www.palakat.com/news/read/9743-mengaku-atheis-di-facebook-pns-dikeroyok-massa.html

3
Sutta Vinaya / KOSAMBIYA SUTTA
« on: 17 January 2012, 12:02:51 PM »
KOSAMBIYA SUTTA

Majjhima Nikaya, Culayamaka Vagga, Bab 48


1. Demikianlah yang saya dengar.

Pada suatu ketika, Yang Terberkahi sedang berdiam di Kosambi di Taman Ghosita.

2. Pada waktu itu, para bhikkhu di Kosambi sering bertengkar dan bercekcok dan terbenam di dalam perselisihan.

Mereka saling menikam dengan belati ucapan.

Mereka tidak dapat saling meyakinkan yang lain, dan tidak dapat diyakinkan oleh yang lain; mereka tidak dapat saling membujuk yang lain, dan tidak dapat dibujuk oleh yang lain.

3. Kemudian seorang bhikkhu menghadap Yang Terberkahi, dan setelah memberi hormat kepada Beliau, dia duduk di satu sisi lain dan memberitahukan apa yang sedang terjadi.

4. Maka Yang Terberkahi berkata kepada seorang bhikkhu demikian:

”Kemarilah, bhikkhu, beritahukanlah kepada para bhikkhu itu atas namaku bahwa Sang Guru memanggil mereka.” –

“Ya, Yang Mulia,” jawabnya.

Lalu dia pergi kepada para bhikkhu itu dan memberitahu mereka:

“Sang Guru memanggil para mulia.”

“Ya, sahabat,” jawab mereka.

Lalu mereka pun menghadap Yang Terberkahi.

Setelah memberi hormat kepada Beliau, mereka duduk di satu sisi.

Yang Terberkahi kemudian bertanya:

“Para bhikkhu, apakah benar bahwa kalian sering bertengkar dan bercekcok dan terbenam di dalam perselisihan, saling menikam dengan belati ucapan; bahwa kalian tidak dapat saling meyakinkan yang lain, dan tidak dapat diyakinkan oleh yang lain; kalian tidak dapat saling membujuk yang lain, dan tidak dapat dibujuk oleh yang lain?'

“Ya, Yang Mulia.”

5. “para bhikkhu, bagaimana pendapatmu?

Bila kalian suka bertengkar dan bercekcok dan terbenam di dalam perselisihan, saling menikam dengan belati ucapan, pada waktu itu apakah kalian mempertahankan tindakan-tindakan yang penuh cinta kasih melalui tubuh, ucapan, dan pikiran di muka umum dan secara pribadi terhadap teman-teman kalian di dalam kehidupan suci?”

“Tidak, Yang Mulia.”

“Jadi, para bhikkhu, bila kalian sering bertengkar dan bercekcok dan terbenam di dalam perselisihan, saling menikam dengan belati ucapan, pada waktu itu kalian tidak mempertahankan tindakan-tindakan yang penuh cinta kasih melalui tubuh, ucapan dan pikiran di muka umum dan secara pribadi terhadap teman-teman kalian di dalam kehidupan suci.

Manusia-manusia tak-terkendali, apa yang mungkin dapat kalian ketahui, apa yang dapat kalian lihat, sehingga kalian suka bertengkar dan bercekcok dan terbenam di dalam perselisihan, saling menikam dengan belati ucapan?

Sehingga kalian tidak dapat saling meyakinkan yang lain, dan tidak dapat diyakinkan oleh yang lain, sehingga kalian tidak dapat saling membujuk yang lain, dan tidak dapat dibujuk oleh yang lain?

Manusia-manusia tak terkendali, hal itu akan membawamu pada kerugian dan penderitaan untuk waktu yang lama.”

6. Kemudian Yang Terberkahi menyapa para bhikkhu demikian:

“Para bhikkhu, ada enam sifat yang patut diingat, yang menciptakan cinta kasih dan rasa hormat, dan kondusif untuk sifat suka menolong, untuk tanpa-perselisihan, untuk harmoni, untuk kesatuan.

Apakah yang enam itu?

“Di sini, seorang bhikkhu mempertahankan tindakan-tindakan penuh cinta kasih secara jasmani, baik di depan umum maupun secara pribadi terhadap teman-teman kalian di dalam kehidupan suci.

Inilah suatu sifat yang patut diingat, yang menciptakan cinta kasih dan rasa hormat, dan kondusif untuk sifat suka menolong, untuk tanpa-perselisihan, untuk harmoni, untuk kesatuan.

“Demikian pula, seorang bhikkhu mempertahankan tindakan-tindakan penuh cinta kasih secara ucapan, baik di depaan umum maupun secara pribadi terhadap teman-teman kalian di dalam kehidupan suci, Inilah suatu sifat yang patut diingat, yang menciptakan cinta kasih dan rasa hormat, dan kondusif … untuk kesatuan.

“Demikian pula, seorang bhikkhu mempertahankan tindakan-tindakan penuh cinta kasih secara mental, baik di depan umum maupun secara pribadi terhadap teman-teman kalian di dalam kehidupan suci.

Inilah suatu sifat yang patut diingat, yang menciptakan cinta kasih dan rasa hormat, dan kondusif….untuk kesatuan.

“Demikian pula, seorang bhikkhu menggunakan benda-benda bersama-sama dengan teman-teman luhur di dalam kehidupan suci; tanpa syarat, dia berbagi dengan mereka apa pun jenis perolehan yang sesuai dengan Dhamma dan telah diperoleh dengan cara yang sesuai dengan Dhamma, termasuk bahkan isi dari mangkuknya.

Inilah suatu sifat yang patut diingat, yang menciptakan cinta kasih dan rasa hormat, dan kondusif… untuk kesatuan.

“Demikian pula, seorang bhikkhu berdiam baik di depan umum maupun secara pribadi, memiliki bersama-sama dengan teman-temannya di dalam kehidupan suci kesusilaan yang tak terpatahkan, tak-terobek, tak-ternoda, tak-tercoreng, yang membebaskan, yang dipuji oleh para bijaksana, yang tidak disalah artikan, yang kondusif untuk konsentrasi.

Ini juga suatu sifat yang patut diingat, yang menciptakan cinta kasih dan rasa hormat, dan kondusif…untuk kesatuan.

“Demikian pula, seorang bhikkhu berdiam baik di depan umum maupun secara pribadi, memiliki bersama-sama dengan teman-temannya di dalam kehidupan suci pandangan yang mulia dan membebaskan, dan membawa seseorang yang mempraktekkan sesuai dengannya untuk hancurnya penderitaan sepenuhnya.

Ini juga suatu sifat yang patut diingat, yang menciptakan cinta kasih dan rasa hormat, dan kondusif untuk sifat suka menolong, untuk tanpa-perselisihan, untuk harmoni,untuk kesatuan.

“Inilah enam sifat yang patut diingat, yang menciptakan cinta kasih dan rasa hormat, dan kondusif untuk sifat suka menolong, untuk tanpa-perselisihan, untuk harmoni, untuk kesatuan.

7. “Dari sifat-sifat yang patut diingat ini, sifat yang tertinggi yang paling menyeluruh, yang paling memuncak adalah pandangan yang mulia dan membebaskan, dan membawa seseorang yang mempraktekkan sesuai dengannya menuju hancurnya penderitaan sepenuhnya.

Seperti halnya bagian yang tertinggi, yang menyeluruh, yang paling memuncak pada bangunan berpinakel adalah pinakel itu sendiri, demikian pula dari enam sifat yang patut diingat ini, sifat yang tertinggi … adalah pandangan yang mulia yang membebaskan…

8. “Dan bagaimana pandangan yang mulia dan membebaskan ini membawa orang yang mempraktekkan sesuai dengannya menuju hancurnya penderitaan sepenuhnya?

“Di sini, seorang bhikkhu, yang pergi ke hutan atau ke akar pohon atau ke gubug yang kosong, mempertimbangkan demikian:

‘Adakah obsesi yang belum-ditinggalkan padaku yang mungkin mengobsesi pikiranku sehingga aku tidak dapat mengetahui atau melihat segala sesuatu sebagaimana adanya?'

Jika seorang bhikkhu terobsesi oleh nafsu indera, maka pikirannya terobsesi.

Jika seorang bhikkhu terobsesi oleh niat jahat, maka pikirannya terobsesi.

Jika seorang bhikkhu terobsesi oleh kemalasan dan kelambanan, maka pikirannya terobsesi.

Jika seorang bhikkhu terobsesi oleh kegelisahan dan penyesalan, maka pikirannya terobsesi.

Jika seorang bhikkhu terobsesi oleh keraguan, maka pikirannya terobsesi.

Jika seorang bhikkhu terserap di dalam spekulasi tentang dunia ini, maka pikirannya terobsesi.

Jika seorang bhikkhu terserap di dalam spekulasi tentang dunia lain, maka pikirannya terobsesi.

Jika seorang bhikkhu suka bertengkar dan bercekcok dan terbenam di dalam perselisihan, saling menikam dengan belati ucapan, maka pikirannya terobsesi.

“Dia memahami demikian:

‘Tidak ada obsesi yang belum-ditinggalkan padaku yang mungkin mengobsesi pikiranku sehingga aku tidak dapat mengetahui atau melihat segala sesuatu sebagaimana adanya.

Pikiranku sudah disiapkan dengan baik untuk terjaga bagi kebenaran-kebenaran.'

Inilah pengetahuan pertama yang dicapai oleh dia yang mulia, di-atas-duniawi, dan tidak dimiliki oleh orang biasa.

9. “Begitu juga, seorang siswa mulia mempertimbangkan demikian:

‘Bila aku mengejar, mengembangkan, dan membina pandangan ini, apakah memperoleh ketenangan internal, apakah aku secara pribadi memperoleh keheningan?' “

Dia memahami demikian:

“Bila aku mengejar, mengembangkan, dan membina pandangan ini, maka aku memperoleh ketenangan internal, aku secara pribadi memperoleh keheningan.'

Inilah pengetahuan kedua yang dicapai oleh dia yang mulia, di atas-duniawi, dan tidak dimiliki oleh orang biasa.

10. “Begitu juga, seorang siswa mulia memperimbangkan demikian:

'Adanya petapa atau brahmana lain diluar [Ajaran Buddha] yang memiliki pandangan seperti yang kumiliki?'

“Dia memahami demikian:

‘Tidak ada petapa atau brahmana lain di luar [Ajaran Buddha] yang memiliki pandangan seperti yang kumiliki.'

Inilah pengetahuan ketiga yang dicapai oleh dia yang mulia, di-atas-duniawi, dan tidak dimiliki oleh orang biasa.

11. “Begitu juga seorang siswa mulia mempertimbangkan demikian:

‘Apakah aku memiliki karakter manusia yang memiliki pandangan benar?'

Apakah karakter manusia yang memiliki pandangan benar itu?

Inilah karakter manusia yang memiliki pandangan benar:

walaupun dia mungkin melakukan suatu jenis pelanggaran yang sarana rehabilitasinya telah ditetapkan, tetap saja dia segera mengaku, mengungkapkan dan menyatakan kepada guru atau kepada teman-temannya yang bijaksana di dalam kehidupan suci, dan setelah melakukan hal itu, dia mengendalikan diri di masa depan.

Sama seperti seorang anak kecil yang meniarap akan segera mundur ketika dia menaruh tangan atau kakinya pada batu bara yang menyala, demikian pula karakter manusia yang memiliki pandangan benar.

“Dia memahami demikian. ‘Aku memiliki karakter manusia yang memiliki pandangan benar.'

Inilah pengetahuan keempat yang dicapai oleh dia yang mulia, di atas-duniawi, dan tidak dimiliki oleh orang biasa.

12. “Begitu juga, seorang siswa mulia mempertimbangkan demikian:

‘Apakah aku memiliki karakter manusia yang memiliki pandangan benar?'

Apakah karakter manusia yang memiliki pandangan benar itu?

Inilah karakter manusia yang memiliki pandangan benar:

walaupun dia mungkin aktif di dalam berbagai macam urusan untuk teman-temannya di dalam kehidupan suci, namun dia memiliki kesungguhan untuk pelatihan di dalam moralitas yang lebih tinggi, pelatihan di dalam pikiran yang lebih tinggi, dan pelatihan di dalam kebijaksanaan yang lebih tinggi.

Sama seperti seekor sapi yang anaknya masih kecil ketika merumput akan mengamati anaknya, demikian pula karakter manusia yang memiliki pandangan benar.

“Dia memahami demikian:

‘Aku memiliki karakter manusia yang memiliki pandangan benar.'

Inilah pengetahuan kelima yang dicapai oleh dia yang mulia, di-atas-duniawi, dan tidak dimiliki oleh orang biasa.

13. “Begitu juga, seorang siswa mulia mempertimbangkan demikian:

‘Apakah aku memiliki kekuatan manusia yang memiliki pandangan benar?'

Apakah kekuatan manusia yang memiliki pandangan benar itu?

Inilah kekuatan manusia yang memiliki pandangan benar:

ketika Dhamma dan Vinaya yang dibabarkan oleh Sang Tathagata sedang diajarkan, dia memperhatikannya, memberikan perhatian, menyimak dengan segenap pikirannya, mendengar Dhamma dengan telinga yang waspada.

“Dia memahami demikian:

‘Aku memiliki kekuatan manusia yang memiliki pandangan benar.'

Inilah pengetahuan keenam yang dicapai oleh dia yang mulia, di-atas-duniawi, dan tidak dimiliki oleh orang biasa.

14 “Begitu juga, seorang siswa mulia mempertimbangkan demikian:

‘Apakah aku memiliki kekuatan manusia yang memiliki pandangan benar?'

Apakah kekuatan manusia yang memiliki pandangan benar itu?

Inilah kekuatan manusia yang memiliki pandangan benar:

ketika Dhamma dan Vinaya yang dibabarkan oleh Sang Tathagata sedang diajarkan, dia memperoleh inspirasi di dalam maknanya, memperoleh inspirasi di dalam Dhamma, memperoleh kegembiraan yang terhubung dengan Dhamma.

“Dia memahami demikian:

‘Aku memiliki karakter manusia yang memiliki pandangan benar.'

Inilah pengetahuan ketujuh yang dicapai oleh dia yang mulia, di-atas-duniawi, dan tidak dimiliki oleh orang biasa.

15. “Ketika seorang siswa mulia demikian memiliki tujuh faktor, dia telah dengan baik memiliki karakter untuk realisasi buah Pemasuk-Arus.

Ketika seorang siswa mulia demikian memiliki tujuh faktor itu, dia memiliki buah Pemasuk-Arus.”

Demikianlah yang dikatakan oleh Yang Terberkahi.

Para bhikkhu merasa puas dan bergembira di dalam kata-kata Yang Terberkahi.

4
Kesempatan Berbuat Baik / Mohon Bantuan untuk Pengungsi Syiah di Sampang!
« on: 30 December 2011, 11:21:18 PM »
Kasus Penyerangan Syiah di Sampang

Sejak para ulama mengeluarkan fatwa sesat terhadap ust. Tajul Muluk dan Jemaah Syiah pada tahun 2004, dimulailah mata rantai permusuhan terhadap jamaah Syiah di di Omben dan Karang Penang, Sampang. Pada Oktober 2009, ratusan orang yang diidentifikasi berasal dari kelompok Aswaja mengepung Jemaah Syiah di Nangkrenang, Desa Karang Gayem, Sampang.

Pada tahun 2010, Jemaah Syiah dan Ust. Tajul Muluk dilaporkan oleh sekelompok orang ke MUI Sampang dengan tuduhan menyebarkan aliran sesat.

Situasi memuncak pada April 2011, ketika massa kembali mengepung Desa Karang Gayem,ketika Jamaah Syi’ah hendak memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Peristiwa tersebut berujung pada pengusiran yang dilakukan oleh pupati dan Muspida, Bakesbanglinmas Sampang, dan Gubernur Jawa Timur, dan Kepolisian terhadap Ust. Tajul Muluk. Sebelumnya, ust. Tajul Muluk sempat ditahan selama 12 hari di Polres Sampang yang berakhir dengan pengusiran ustad tajul Muluk keluar dari Sampang pada tanggal 16 April.

Yang terbaru ini, dengan tuduhan jamaah Syiah melanggar perjanjian, sekelompok massa melakukan pembakaran rumah Jamaah Syi’ah di Desa Blu’uran, Karang Penang, Sampang pada 20 Desember 2011, dini hari. Sebelum membakar rumah, menurut kesaksian seorang korban, massa memalangi pintu rumahnya. Hal ini memperlihatkan bahwa ada niat dari massa untuk mencelakai dan membunuh korbannya. Pembakaran terhadap rumah ust, Tajul Muluk terjadi pada tanggal 29 Desember 2011. Bersamaan dengan itu dua rumah warga turut terbakar, lima warga cedera dan berada dalam puskesmas.

Saat ini, sekitar 150an warga Syiah Sampang tengah diamankan oleh polisi di GOR Sampang. Mayoritas korban adalah anak-anak, perempuan dan lansia. Informasi terakhir dari lapangan adalah kehidupan mereka dipengungsian sangat prihatin, MCK yang tidak berfungsi, tidak tersedia bahan pangan, tidak tersedia obat-obatan dan tidak memiliki pakaian ganti. Mereka dipaksa keluar dari rumah mereka, tanpa sempat membawa pakaian ganti maupun kebtuhan lain di rumah mereka.

KAMI BUTUH BANTUAN ANDA...

Saat ini kami membuka Posko Darurat Sampang yang dapat menjadi tempat bagi kawan-kawan yang ingin membantu korban Sampang.

Bantuan Berupa pakaian bekas layak pakai, obat-obatan, bahan pangan (beras, biskuit, telur dll), pembalut, makanan anak, mainan, dll dapat dialamatkan ke:

Kantor KontraS Surabaya
Jl. Wolter Monginsidi no 5 (diantara kantor Pos Jl. Kartini dan Pencucian Mobil)
Surabaya no telp: 031 78 29 96 54

Sementara bantuan berupa dana finansial dapat dikirimkan ke:

Rek KontraS Surabaya
Bank Mandiri KCP Surabaya Menanggal
no rek: 142 00 1053575 4

Ikuti perkembangannya di group fb:
http://www.facebook.com/groups/168521613249201/?ref=notif&notif_t=group_activity

5
Kafe Jongkok / Bullying dalam Forum Online
« on: 26 December 2011, 01:04:27 AM »
Para sobat member DC,
sepengamatan saya dalam diskusi dalam beberapa forum dan groups online, topik yang kontraversial selalu menjadi ramai. Seringkali, entah karena terlalu bersemangat dalam diskusi atau karena hal lainnya, saya menyaksikan banyak sekali posting-posting yang semakin menjurus menjadi  kategori bullying. Untuk itu mengenali perilaku seperti apa itu bullying akan membantu kita menghindarkan diri dari perbuatan tersebut, dikarenakan bullying merupakan kekerasan. Selain itu, perbuatan demikian tidak pantas dilakukan oleh seorang praktisi Buddhadharma. Menjelang pergantian tahun ini, refleksi dan uraian tentang praktik bullying ini, semoga dapat membantu perkembangan praktik Buddhadharma kita.

Secara garis bersar, bullying merupakan segala perilaku menyakiti dengan mengintimidasi, melecehkan, menggoda, mencemooh atau mengganggu yang dilakukan oleh beberapa orang atau seseorang pelaku terhadap orang yang lebih lemah dan dilakukan secara berulang-ulang. Bedanya dengan kekerasan biasa adalah bullying kadangkala sangat tersamar, sehingga pelakunya sangat sulit dihukum. Pelaku bullying yang canggih sangat canggih menyembunyikan perbuatannya dalam alasan-alasan yang normatif.

Bullying dapat dilakukan  secara tidak langsung (indirect bullying), misalnya menyebarkan rumor, berusaha membuat seseorang dijauhi dalam kelompok, mengancam orang-orang yang akan bergaul dengan korban, memberi kritik terhadap pakaian dan penampilan seseorang, menghina agama atau suku bangsanya, memberikan istilah-istilah yang memalukan, tertawa, bisik-bisik, melontarkan sindiran ketika korban di dekat para pelaku, ataupun  yang dilakukan secara langsung (direct bullying) yang dapat dilakukan secara fisik (memukul, dll) maupun verbal (menghina). Dalam forum diskusi, bullying biasanya terjadi dikarenakan perdebatan yang semakin meruncing dalam sebuah topik kontraversi (pro-kontra), sehingga menyebabkan percekcokan dan debat kusir. Akibat bullying dalam internet  (Cyber-bullying) adalah diskusi yang santun dan rasional ditinggalkan, diganti dengan hasrat untuk menyakiti lawan bicaranya entah itu dengan kata-kata kasar, melecehkan, ucapan sarkastik secara halus, ataupun memperolok lawan bicara.   

Di dalam diri seorang pelaku bullying terdapat antara lain:

1) Keinginan dan hasrat yang sangat besar untuk mendominasi, mengendalikan, atau mengalahkan orang lain. Pelaku bullying cenderung dominan atau senang mendominasi dan bersikap otoriter. Penelitian menunjukkan bahwa kecemburuan dan kebencian dapat menjadi motif untuk mengintimidasi orang lain. Mereka merendahkan orang lain untuk dapat meningkatkan harga dirinya sendiri yang juga tertekan atau dilecehkan oleh orang lain. Mereka memiliki kerahaman yang superfisial (dibuat-buat atau palsu), tidak tulus, sikap egosentris, dan senang memanipulasi orang lain. Seperti juga kepribadian agresif yang dibesarkan oleh perlakuan kekerasaan maka pelaku bullying juga umumnya dibesarkan oleh orang tua yang banyak melakukan kekerasan.

2) Minimnya rasa menyesal atau kasihan terhadap korban, sebaliknya setiap perilakunya menyebabkan sensasi kegembiraan dalam diri pelaku bullying. Hal ini memperlihat karakter pelaku bullying yang narsistik, dengan kesombongan pada kepribadiannya. Memiliki fokus yg berlebihan terhadap pekerjaannya, sehingga tidak memiliki empati terhadap orang lain, memiliki temperamen meledak-ledak, dan merasa tidak tergantung terhadap orang lain

3) Menolak bertanggung jawab terhadap perbuatannya, malah terus-menerus mem-bully orang lain. Kadang-kadang disertai dengan sifat blaming the victim (menyalahkan korban). Dalam hal ini, pelaku sangat lihai menggunakan norma-norma untuk dipelintir untuk membenarkan perbuatannya dan semakin membuat korban tidak berdaya.

4)Pelaku bullying umumnya memliki sikap perfeksionis yg tinggi, pengabdian yg berlebihan terhadap pekerjaan, haus akan kekuasaan, dan sikap keras kepala.

Bullying juga dapat dibedakan menurut level si pelaku dibandingkan dengan korbannya:
1.) Pelaku yang setara dengan korban, bullying yg dilakukan terhadap temen sendiri yang setara dengan pelaku. Biasanya diawali hanya untuk tujuan hiburan sang pelaku, namun lama-kelamaan pelaku menjadi kecanduan dengan perbuatannya. catatan: Bullying adalah perbuatan yang menyenangkan bagi pelaku, namun menyakitkan bagi korban. Dari perspektif pelaku, perbuatannya tidak menyakiti siapa-siapa, yang dianggapnya sebagai hal yang lucu dan menghibur saja. Tapi, buat korban, perbuatan tersebut sangat menyakitkan.

2.) Pelaku yangl lebih tinggi dari korban,bullying yg dilakukan orang seseorang yg lebih tinggi tingkatannya (atasan terhadap bawahan, atau guru terhadap muridnya, senior terhadap newbie). Biasanya dilakukan dengan cara melecehkan atau bersikap arogan dan pikiran “Aku yang paling benar, kamu sudah pasti salah”.

3.) Pelaku memiliki level lebih rendah dari korban, artinya pelaku justru memiliki level lebih rendah dari korban, dan sering disebabkan karena balas dendam terhadap bullying yg dilakukan oleh pihak yang lebih tinggi atau karena kredibilitas korban dinilai kurang oleh para pelaku.

taktik-taktik yang biasanya dilakukan oleh para pelaku bullying:
- Bekerja secara kelompok (keroyok) untuk menghadapi seorang korban,  biasanya dinamakan sebagai: mobbing
- Selalu saling mendukung dalam bullying antar-pelaku bullying sekelompok. Apabila si korban  mulai melawan, tekan terus dan selalu menganggap apapun yg dikatakan sang korban selalu salah. Intinya satu: “He/She is ALWAYS WRONG whether he/she is right”
- Apabila kmu telah mengetahui salah satu aib dari  target, selalu pakai aib itu untuk mementahkan perlawanan dia, dan saat aib itu dibuka, lakukan tekanan secara mental, misalnya tertawa yg keras, ato tertawa yg nyeleneh. Dan lakukan semua itu pada waktu yg bersamaan sehingga mencegah sang korban untuk melawan.
- Apabila dalam suatu saat korban bisa mementahkan bahan bullying, pelaku langsung alihkan topik bully-nya ke topik yg lain. Hal ini harus dilakukan secara kompak dengan rekan sesama pembully lainnya, dengan tujuan untuk menyebabkan tekanan mental yg terus-menerus terhadap korban.
- Satu hal tentang bully, BULLY IS NEVER ENOUGH, dan kaau seseorang sudah merasakan nikmatnya menjadi pembully, seseorang akan merasa kecanduan akan hal tersebut. Jadi bully terus menerus agar kepuasan batin bisa terpenuhi.


Untuk mencegah bullying,  cobalah tips ini:

1. Berpikir jernih dan tidak mudah terpancing. Jangan terpancing oleh cemoohan orang lain di dunia maya, meskipun hanya untuk membalas perbuatannya. Sebab jika kita membalasnya dengan struktur serupa, maka pelaku akan merasa diperhatikan, dan malah semakin gila menyerang. Pelaku bullying biasanya ingin melihat targetnya menjadi emosi. Jadi sangat penting untuk bersikap tetap tenang dan jangan membuat pelaku senang karena bisa membuat korbannya marah. Jangan memberikan respon pada pelaku.

2. Jangan memberi pelaku bullying kekuasaan untuk mengatur kamu. Bullying dapat membuat korbannya merasa sebagai kesalahan korban sendiri, padahal samasekali tidak demikian.

3. Selalu berperilaku sopan di dunia maya. Perilaku seperti membicarakan orang lain, bergosip, atau memfitnah, akan meningkatkan risiko seseorang menjadi korban cyberbullying.

Tulisan ini disarikan dari berbagai sumber online.

Sebagai, bentuk kesadaran saya sendiri terhadap dampak negatif dari bullying:
saya ingin minta maaf apabila selama bergabung sebagai member di dalam forum ini saya telah menyakiti seseorang dengan kata-kata saya, dengan sadar ataupun tidak sadar. Saya menyatakan rasa penyesalan sedalam-dalamnya, dan berjanji untuk memperbaiki diri agar hal yang sama tidak terulang lagi.



6
Menerapkan Jalan Tengah dalam Kehidupan Penuh Tuntutan Konflik - Ven. Master Guo Jun
Tulisan di bawah adalah catatan pribadi Inge Santoso mengenai presentasi oleh Master Guo Jun di  7th Global Conference on Buddhism, 10 December 2011.



Ven. Master Guo Jun

KONFLIK

Bagaimana menyelesaikan konflik dalam kehidupan?
•    menjadi optimistik? Tidak menjadi pesimistik
•    menjadi objektif? Tidak menjadi subjektif
•    menjadi rasional? Tidak emosional
 
Praktik jalan tengah melampaui subjektif dan objektif dikarenakan objektivitas terbuat dari banyak bagian subjektif. Ven. Master Guo Jun memberikan contoh mengenai perjalanan di pesawat. Ketika udara terasa pengap dalam pesawat dan para penumpang merasa butuh mencari angin, mereka ingin membuka pintu pesawat. Meskipun para penumpang berpikir bahwa mereka objektif ketika memutuskan untuk membuka pintu, hal ini sebenarnya semata-mata pendapat subjektif orang banyak (kolektif). Ketika si pilot tidak sepakat, seorang melawan banyak orang, pendapat si pilot terkesan sebagai pendapat subjektif. Solusinya adalah tidak menjadi objektif ataupun subjektif, namun menjadi realistik.
 
Ekstrim            Jalan Tengah            Ekstrim
Subjektif          Realistik                   Objektif

 
Realistik itu melampaui kesan tampilan, melihat ke sebab musabab saling bergantungan (dependent origination), serta melihat ke sebab dan akibat. Praktik Jalan Tengah melampaui dualitas. Sutra Altar menyebutkan 36 pasang dualitas. Sebenarnya tidak terdapat makna yang pasti di dalam realitas. Sebagai contoh, seandainya tinggi badanmu 170 cm. Apakah ini tergolong tinggi atau pendek? Tinggi atau pendek dibandingkan dengan siapa?

Dalam inti semua perdebatan, konflik dan ketidaksepakatan, terdapat sikap “Kamu salah. Aku benar.” Orang-orang terikat oleh pemikiran bahwa merekalah yang benar.
Terdapat dua tipe konflik:
 
  • di dalam diri, sebagai contoh mengenai apa yang dipilih dan apa yang dilakukan [konflik intrapersonal, penj.]. Konflik tipe ini biasanya timbul dikarenakan kurangnya kebijaksanaan.
  • antara diri dengan lingkungan/orang lain.Konflik tipe ini biasanya timbul dikarenakan oleh kurangnya welas asih.
    Masalah muncul karena kita cenderung banyak berwelas-asih ketika menghadapi kesalahan diri sendiri, dan  memiliki banyak kebijaksanaan dalam melihat kesalahan orang lain.

Ekstrim                       Jalan Tengah                      Ekstrim
Rasional                        Welas asih                         Perasaan
Logika                           Kebijaksanaan                   Emosi
 
Menjadi realistik = Kebijaksanaan + welas asih

 
Menjadi realistik dimulai dengan relaksasi tubuh dan batin.
Relaksasi menghasilkan ketenangan, kejernihan, pemahaman dan kewelas-asihan. Laksana permukaan pada sebuah kolam, ketika permukaannya tenang maka ia memantulkan hal yang berada di luar, melihat sesuatu dengan apa adanya.  Ketika air dalam kolam menjadi tenang, kotoran mulai mengendap dan Anda bisa melihat ke dalam kolam dengan jelas.

Pemahaman berasal dari mendengar secara mendalam (deep listening) yang menghasilkan pikiran terbuka (kebijaksanaan) dan hati yang terbuka (welas asih). Kesalahpahaman seringkali disebabkan oleh tidak mendengarkan, yang menghasilkan konflik.

Sessi ini diakhiri dengan meditasi diiringi oleh musik selama 10 menit.

7
Vatikan: Yoga adalah Pekerjaan Setan
Besar Kecil Normal

TEMPO.CO, Vatikan - Pastor Gabriel Amorth telah melakukan lebih dari 70.000 eksorsisme (pengusiran setan) dalam kapasitasnya sebagai Kepala Exorcist di Vatikan. Pria berusia 85 tahun itu telah menjabat posisi itu selama 25 tahun sejak ditunjuk oleh mendiang Paus Yohanes Paulus II.

Pada konferensi hari ini, ia mengejutkan para delegasi dengan mengungkapkan beberapa kebenciannya, yaitu yoga dan Harry Potter.

Amorth, yang sering blak-blakan, mengatakan, "Mempraktekkan yoga membawa kejahatan seperti membaca Harry Potter. Mungkin kedua hal itu tampak tidak berbahaya, tapi keduanya berurusan dengan sihir dan mengarah pada kejahatan."

"Yoga adalah pekerjaan iblis. Anda pikir Anda melakukan hal itu untuk peregangan pikiran dan tubuh, tapi itu mengarah ke agama Hindu. Semua agama-agama oriental ini didasarkan pada keyakinan palsu reinkarnasi," ujarnya.

Amorth berbicara tentang subyek People and Religion di Umbria Film Festival di Terni. Ia mengungkapkan kebenciannya kepada penyihir muda karya J.K. Rowling itu.

"Orang-orang berpikir itu adalah sebuah buku yang aman bagi anak-anak, tapi itu tentang sihir dan mengarah pada kejahatan. Dalam Harry Potter, iblis sedang bekerja dalam cara yang cerdik dan licik, ia menggunakan kekuatan yang luar biasa dari sihir dan kejahatan."

"Setan selalu tersembunyi dan hal yang diinginkannya lebih dari apa pun adalah orang percaya bahwa dia tidak ada. Dia mempelajari setiap orang dan kecenderungan kita terhadap kebaikan dan kejahatan dan kemudian ia menggoda kita."

"Saran saya kepada orang-orang muda untuk mewaspadai klub malam karena jalurnya selalu sama: alkohol, seks, narkoba, dan sekte setan."

Ini bukan pertama kalinya Amorth mengungkapkan pandangannya yang menyisakan polemik itu. Tahun lalu, ia mengatakan bahwa skandal seks yang sedang menggoyang gereja ka****k adalah bukti bahwa 'iblis sedang bekerja di Vatikan."

Sementara di tahun 2006, Amorth, yang ditahbiskan menjadi pastor pada tahun 1954, memberikan wawancara kepada Radio Vatikan di mana dia mengatakan bahwa pimpinan Nazi, Adolf Hitler, dan diktator Rusia, Josef Stalin, dimiliki oleh Iblis.

Menurut dokumen rahasia Vatikan yang baru-baru ini dirilis, Paus Pius XII mencoba melakukan 'eksorsisme jarak jauh' terhadap Hitler, tetapi gagal.

Ini juga bukan pertama kalinya Amorth, yang merupakan Presiden Asosiasi Internasional Pengusir Setan, telah berbicara menentang Harry Potter.

Menanggapi pernyataan Amorth, Vanda Vanni dari Asosiasi Yoga Italia, mengatakan, "Sebuah praktek setan? Tuduhan Pastor Amorth adalah sepenuhnya tanpa dasar."

"Ini adalah hal yang keterlaluan untuk dikatakan--yoga bukanlah agama, melainkan disiplin spiritual. Ini adalah tentang kebebasan dan pencarian untuk menemukan bagian dalam seseorang. Ini tidak menyentuh agama dan tidak ada hubungannya dengan sekte-sekte setan, juga tidak mendorong orang untuk bergabung dengan mereka."

Giorgio Furlan, yang mengelola Akademi Yoga di Roma, mengatakan, "Ada beberapa jalan yoga yang mengarah kepada Hindu, tetapi jalur-jalur lain lebih filosofis, mereka tidak ada hubungan langsung dengan agama dan tentu saja tidak ada hubungan dengan setanisme.

"Mengatakan hal-hal tersebut menunjukkan Anda tidak tahu apa yang Anda bicarakan. Yoga mengontrol impuls kekerasan dari sistem saraf dan bawah sadar. Jujur, bagi saya ia memiliki pengaruh membawa saya lebih dekat ke agama kr****n dan khususnya gereja ka****k yang telah saya tinggalkan ketika masih muda."

http://www.tempo.co/hg/kesehatan/2011/11/26/brk,20111126-368557,id.html

8
Chan atau Zen / No Escape for the Ego
« on: 23 November 2011, 10:10:17 AM »
No Escape for the Ego
 
Sebuah wawancara dengan Master Sheng-yen
Oleh Carter Phipps

WIE: Menurut Buddhisme Ch'an, apakah ego itu?

Master Sheng-yen: Dalam Buddhisme Ch'an gagasan mengenai ego berkisar di sekitar gagasan mengenai keterikatan atau kemelekatan. Sejatinya ego itu tidak ada. Ia dihasilkan sebagai akibat dari keterikatan pada tubuh dan kemelekatan pada gagasan-gagasan seseorang atau sudut pandang sendiri. Tetapi karena baik tubuh maupun batin adalah tidak kekal dan selalu berubah dari waktu ke waktu, kemelekatan kita kepadanya selalu berubah-ubah juga. Dan dikarenakan kemelekatan ini berubah-ubah, ego juga berubah. Jadi dari perspektif Ch'an, ego tidak ada sebagai entitas yang permanen, yang tidak berubah. Ego tidak ada secara mandiri terpisah dari kemelekatan yang berubah-ubah pada seseorang ke tubuhnya dan gagasannya.

9
Lingkungan / Ustad Mengaku Sebagai "Mantan Hindu"
« on: 20 November 2011, 02:19:13 PM »
Abd. Aziz (mantan hindu), Ustad Wahabi Provokator Ditangkap Polisi

Ust. Abdul Aziz (yang mengaku mantan pendeta Hindu) tadi malam tanggal 16 November 2011, ia ditahan di Mapolres Kulonprogo Jogjakarta, setelah mengisi ceramah yang berisi “adu domba” di Masjid Agung Wates Kulon Progo. Acara tersebut diselenggarakan oleh HTI.

Sebelumnya pihak banser meminta ke aparat kepolisian kalau nanti si abdul aziz ceramah menyinggung amaliah-amaliah NU minta agar di turunkan dari podium kalau tidak bersedia, kami dari pihak banser akan menurunkan secara halus, kalau tidak bisa ya terpaksa pakai cara kasar. Kayaknya si abdul sudah tahu kalau ditunggu banyak banser ansor dan para santri,  jadi ceramahnya landai-landai saja.

Tapi yang tidak terima adalah pendeta hindu karena menjelek-jelekan agama hindu, terus ketika pulang ceramah ia digiring oleh polisi ke mapolres. Lha di situ dari pihak NU,  MUI, Pendeta Hindu disuruh memberi tanggapan tentang isi pengajian si abdul aziz.
 
Selanjutnya soal cerita kebohongannya, waktu di mapolres ditanya nama ayahnya, katanya bernama ketut blablabla padahal tadi waktu ceramah bilang  ayahnya bernama made blablabla. Menurut pendeta yang ikut menyergap, kasta brahmana tidak ada yang bernama ketut yang tadi di ceramahnya mengaku kasta brahmana. Terus ditanya ayahnya belajar agama hindu di pure mana? ia menjawab belajar di lumajang pure A. Pak Kapolres yang asli Lumajang tahu kalau pure itu belum lama dibangun… bohong lagi deh.. Waktu ceramah ia bilang katanya puasa 7  hari 7amalam membaca mantra blablabla,  ternyata kata pak pendeta itu mantra yang dibaca dul aziz itu salah…bohong lagi.. Ketika ditanya KTP, katanya tidak punya KTP juga, sampai pak kapolres agak emosi memukul meja.

Kemudian dari pihak NU di mapolres menunjukan CD dan menerangkan bahwa si abdul itu menghina ibu Sinta Nuriyah (istri Gus Dur) dan memusyrikan amalan-amalan warga NU.

Ya begitulah kelihatanya menyeru takbir, kalimat tauhid dan mengklaim paling mengikuti sunnah, ternyata cuma akal busuk & tukang bohong dalam berdakwah menghalalkan segala cara untuk mencari pengikut.
(Liputan Tim Sarkub Kulon Progo: Bloodstone Jawa )
http://www.sarkub.com/2011/abd-aziz-mantan-hindu-ustad-provokator-ditangkap-polisi/

11
Lingkungan / Satu lagi bukti Kasih Ibu!
« on: 17 November 2011, 10:29:12 AM »
Iva Tewas Lindungi Bayinya dari Kobaran Api

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Usia Nia Rahmatullailiyah baru dua bulan, namun ia harus menerima kenyataan pahit ditinggal ibunya, Iva Kurniawati (25) untuk selama-lamanya.

Nia merupakan bayi yang selamat dari kobaran api di Jl Raya Lontar 60, Selasa (15/11/2011) lalu. Saat itu, Nia didekap ibunya, Iva Kurniawati dan neneknya, Uripah di dalam kamar mandi hingga api berhenti berkobar. Beberapa saat setelah api padam, nyawa Iva akhirnya tak dapat diselamatkan.

Sulimah, wanita yang kini merawat Nia mengatakan kondisi Iva lemah sebelum kebakaran ini. Bahkan Iva juga pernah mengalami sesak nafas. “Waktu di rumah sakit dia (Iva) gak muntah-muntah,” katanya.

Apa yang dialami Nia, rupanya berbeda dengan yang terjadi dengan Hadi Kurniawan (26), ayahnya. Kini, Hadi terlihat seperti orang bingung. Tatapan mata Kurniawan kosong dan sering melihat ke arah bawah. “Saya tidak tahu, saya sudah lupa dengan apa yang terjadi kemarin,” kata Hadi Kurniawan lirih.

Sementara itu, adik Kurniawan, Akhmad Choirudin mengatakan akibat kebakaran itu seluruh barang dan bajunya ludes terbakar. Bahkan foto Iva dan keluarganya, juga tak ditemukan. “Semuanya habis. Saya gak tahu kalau di kamera handphone kakak saya ada,” kata Akhmad.

Meski begitu rasa sedih siswa kelas II Instalansi Tenaga Listrik, SMK II Surabaya ini sedikit terhibur. Perwakilan dari tempat sekolah Choirudin datang mengunjunginya. Saat itu mereka memberi Choirudin baju dan keperluan sekolah.

Terpisah, Kapolsek Lakasantri Kompol Kuncoro menjelaskan hingga saat ini baru empat warga yang sudah diperiksa terkait kebakaran itu. Sedangkan, saksi dari korban belum diperiksa. “Mereka masih dalam kondisi berduka,” kata Kuncoro di Mapolsek Lakasantri.

http://id.berita.yahoo.com/iva-tewas-lindungi-bayinya-dari-kobaran-api-214016841.html

12
Lingkungan / Pembantaian Lumba-lumba di Denmark!
« on: 14 November 2011, 09:00:37 PM »


Denmark is a big shame.

The sea is stained in red and it is not because of the climate effects of nature. It's because of the cruelty of the human beings (civilized human) who kill hundreds of the famous and intelligent Calderon dolphins.

This happens every year in Feroe Island in Denmark . In this slaughter the main participants are young teens.

WHY?
A celebration, to show that they are adults and mature!

In this big celebration, nothing is missing for the fun. Everyone is participating in one way or the other, killing or looking at the cruelty supporting like a spectator

Is it necessary to mention that the dolphin Calderon, like all the other species of dolphins, it's near extinction and they get near men to play and interact.
In a way of PURE friendship.

They don't die instantly; they are cut 1, 2 or 3 times with thick hooks. And at that time the dolphins produce a grim cry like that of a new born child.

But he suffers and there's no compassion while this magnificent creature slowly dies in its own blood

Its enough!

We will publish until this post goes around the world that many more people will know about this shameful Dannish acts.

Take care of the world, it is your home!

13
Chan atau Zen / Kriteria Guru yang Baik dan Buruk (Master Shengyen)
« on: 12 November 2011, 01:30:41 PM »
Murid:
Bagaimana bisa seorang guru itu dikatakan baik atau buruk?

Shih Fu:
Kadang-kadang tampak jelas. Contohnya, jika sang guru mengeaskan pencerahan muridnya karena disumbangi uang, tetapi menolak murid yang lain karena tidak memberi uang, kasusnya sudah tampak jelas. Biasanya, kasus yang terjadi lebih halus daripada begini.

Kadang-kadang itu mengejawantah dalam dua standar, di mana sang guru mengajar satu jalan tetapi hidup dalam jalan yang lainnya. Inilah pertanda bahwa si guru itu tidak begitu baik. Masih tidak apa-apa jika si guru terkadang berkelakukan buruk, selama mereka masih sadar akan tindakan mereka. Betapapun juga, mereka masihlah makhluk awam yang biasa. Tetapi kalau seorang guru berkata, "Ini adalah cara hidup seorang guru Ch'an," atau, "Saya seorang Bohisattva, jadi saya bisa bertindak begini untuk membantu orang lain, tetapi Anda sebagai orang biasa tidak boleh meniru saya,"ceritanya sudah berbeda. Itu pertanda seorang guru yang buruk. Juga tidak baik kalau seorang guru harus memperlakukan setiap orang sama, sekalipun tidak sama persis.

Ingat, yang sebaliknya juga berlaku. Kalau praktisi bepergian dari center yang satu ke center yang lain mencari-cari kelemahan guru -guru yang ada sehingga mereka bisa berkata, "Guru ini bagus, yang ini tidak bagus,"maka mereka sendiri juga sudah bertindak salah. Melihat kebaikan dan keburukan seorang guru bukanlah sikap yang baik. Ini berarti penyia-nyiaan waktu dan tenaga.

Ch'an Master Sheng-yen.
Kebijakan Zen: Pengetahuan dan Tindakan.

14
Informasi dan Pengumuman Kegiatan Buddhis / Workshop "Zen Meditation."
« on: 12 October 2011, 03:18:48 PM »
Silahkan mencoba:

Spoiler: ShowHide

15
Kebanyakan Studi antar Agama itu Omong Kosong!


Erianto Anas:


Kenapa saya katakan kebanyakan studi antar agama itu omong kosong?

Karena sejauh pengamatan saya, studi antar agama adalah dalam rangka
mencari kelemahan agama lain dan ujung-ujungnya membenarkan agama
sendiri. Sikap dasar pengkaji atau penceramah studi antar agama adalah
mencari pembanding betapa agama yang diyakininya jauh lebih baik dan
lebih benar dari agama lain. Dengan landasan itulah mereka mulai
menguliti sebuah agama.

Dari mana saya tahu sikap mereka demikian?

Ya tentu saja saya tidak bisa melihat hatinya. Tapi dari apa yang mereka
lontarkan, maka secara psikologis itu adalah proyeksi dari sikap
mereka. Misalnya:

Jika mereka seorang Islam, sebagai contoh, rata-rata mereka bersikukuh
mengkritik bahwa Yesus itu bukan Tuhan. Lebih kurang mereka berdalih:

“Mana mungkin Tuhan bisa mati. Dan mana mungkin Tuhan bisa tiga. Apa
tidak lucu. Masak Tuhan punya anak. Kalau begitu berarti Tuhan juga
punya isteri. Jika diyakini bahwa Yesus mati di tiang salib dalam rangka
menebus dosa asal manusia, itu kan sama artinya bahwa manusia tidak
otonom dengan segala kediriannya. Manusia tidak bisa memperbaiki dirinya
sendiri untuk lebih baik. Seolah-olah manusia adalah robot yang sudah
terprogram jelek sejak azalinya, yaitu sejak Adam tergelincir dosa di
surga. Sehingga untuk itu Tuhan turun ke bumi melalui Yesus untuk
membersihkannya, sebagai juru selamat bagi seluruh umat manusia.

Itu adalah pandangan yang tidak benar. Itu sebabnya dalam Islam, Tuhan
itu hanya Satu. Tidak beranak dan tidak diperanakan. Dan tidak ada
manusia yang menjadi Tuhan seperti Yesus. Dan setiap manusia akan
menanggung dosanya sendiri. Dan dialah yang bisa memperbaiki dirinya
sendiri. Tidak ada istilah dosa asal dan surat pengampunan dosa.

Inilah kelebihan agama kita Islam. Agama yang sudah dijamin langsung
kebenarannya oleh Tuhan. Agama yang benar disisi Tuhan hanyalah Islam.”

Jika mereka seorang Kristiani, rata-rata mereka menyimpan kebencian
terselubung pada Islam. Kebencian terpendam yang tidak bisa
diekspresikan secara bebas karena mereka merasa tertindas secara sosial
oleh hegemoni umat Islam sebagai mayoritas. Akibatnya, mereka bersikeras
mengkritik bahwa Islam adalah agama yang mengada-ada. Alquran itu
duplikasi dari Alkitab yang dimodifikasi oleh Muhammad. Dengan segala
tradisi primitif budaya Arab.

Islam itu memang agama yang mengajarkan kebencian. Kebencian yang
disebarkan dengan pedang. Alquran sendirilah yang menghasut umatnya
untuk berbuat demikian. Dan siapa yang melakukannya bahkan diberi
julukan sebagai pejuang atau para sahid yang dipuji Tuhan. Sehingga
mereka akan dihadiahi para bidadari di sorga. Selain itu, Muhammad itu
juga seorang gila seks. Dia memliki banyak gundik yang bisa ditidurinya
dengan enteng. Dengan alasan bahwa dia dibolehkan Tuhan untuk mengawini
banyak perempuan yang disukainya.

Hanya manusia yang tidak menggunakan akal yang akan mengaminkan ajaran kasar dan primitife demikian.

Itulah kelebihan ajaran Kristiani. Yesus tidak datang membunuh manusia.
Tapi dia mati berdarah di tiang salib demi kemanusiaan seluruh umat
manusia. Dia berkorban untuk keselamatan umat manusia. Menjadi juru
selamat. Jangankan penggila seks, Yesus mati dalam keadaan tidak
menyentuh seorang wanita pun. Begitulah pengorbanannya untuk kita semua.

Atau satu lagi dari umat Islam ketika mengkaji agama Buddha.

Rata-rata mereka akan mengatakan:

Buddha itu bukan agama. Tapi adalah sebuah ajaran Sidharta Gauthama.
Hasil pemikiran dia sendiri yang diagungkan oleh penganutnya. Karena
itu, Buddha itu tidak bisa dijadikan petunjuk kebenaran Karena kebenaran
yang datang dari manusia itu semu. Karena manusia dipenuhi oleh hawa
nafsu. Akibatnya manusia akan mudah terjebak untuk menyembah hawa
nafsunya sendiri. Menuhankan akalnya sendiri.

Sedang Islam, bukan agama buatan manusia. Islam adalah agama langit.
Agama yang langsung diturunkan oleh Tuhan. Tentu saja Tuhanlah yang
lebih tahu bagaimana sebaiknya manusia berbuat dalam hidupnya. Karena
Tuhanlah yang menciptakan manusia. Jadi itulah kelebihan Islam dibanding
Buddha.

Secara gamblang, itulah beberapa contoh yang paling umum dan paling
banyak menjadi inti kritik dalam kajian antar agama. Yang menjadi
persoalan adalah, apa manfaatnya kajian yang demikian? Bagi saya
pribadi: TIDAK ADA! Selain hanya memupuk sikap sektarianisme dan
fanatisme.

Pantas, isu SARA menjadi larangan di Indonesia. Pantas debat lintas
agama hanya berakhir dengan debat kusir tiada ujung. Karena sikap para
peserta diskusi bukan dalam rangka mengkaji. Bukan dalam rangka studi
perbandingan. Bukan dalam rangka mengeksplorasi watak atau kunci
Teologis antar agama. Tapi adalah sikap apologetis dan antipati.
Meskipun dilandasi dengan beberapa argumen, tapi pada akhirnya endingnya
tetap pada sikap dalam rangka membanding-bandingkan, untuk akhirnya
membenarkan agama sendiri.

Lalu adakah jalan keluar?

Tentu saja ada. Jalan keluarnya bagi saya adalah, bersikap seperti
seorang atheis atau agnostik. Yaitu membawa sikap tanpa pretensi. Sikap
berjarak secara psikologis dengan objek kajian. Semua peserta membuka
pakaiannya. Melepaskan iman selama studi dan diskusi berlangsung. Semua,
secara bersama-sama memperlakukan topik agama sebagai objek kajian yang
netral. Menyimpan sikap sensitif apalagi perasaan terluka secara
psikologis ketika setiap agama ditelanjangi secara argumentatif.

Hanya dengan cara itulah studi antar agama akan berarti. Yaitu mencari
pemaknaan yang lebih optimal dan mencerahkan untuk semua pihak. Untuk
nilai-nilai kemanusiaan, moralitas dan spiritualitas yang Universal.
Bukan sikap apologetik yang sektarian.

Dengan sikap itulah baru layak seseorang mengaku sebagai seorang
Islamolog atau Kristolog misalnya. Tapi jika tidak, jika hanya seperti
contoh diatas, julukan sebagai Islamolog atau Kristolog ganti saja
dengan istilah para apolog, yaitu para pecundang yang hanya berambisi
atau mabuk untuk membenarkan agama sendiri dengan cara menyalahkan agama
lain.


Pages: [1] 2 3 4 5 6
anything