//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: cinta bukan 'karena' tetapi 'walaupun'  (Read 1740 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline chizz_roll

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.028
  • Reputasi: 74
  • Gender: Female
  • Be Mindful
cinta bukan 'karena' tetapi 'walaupun'
« on: 29 August 2008, 08:09:55 AM »
L'amour N'est Pas Parce Que Mais Malgre

Suatu ketika di India, hidup seorang pendeta dengan putrinya yg amat
cantik. Ia kebingungan karena adanya lamaran dr 3 orang pendeta muda, yg
semuanya berkata akan bunuh diri kalau tidak bisa mempersunting putri
pendeta itu. Sebelum bisa memutuskan lamaran mana yang diterima, putri
pendeta tiba2 meninggal dunia.
Ketiga pendeta muda menunjukkan perilaku yg berbeda dalam menyikapi
kematian putri itu.

Pendeta 1
Duduk di atas tempat pembakaran mayat sang putri. Ia membuat gubuk dan
menetap di sana terus menerus. Ia tidak mau meninggalkan tempat itu. Tak
berhenti ia melantunkan doa pujian untuk arwah sang putri.

Pendeta 2
Pergi ke Sungai Gangga untuk melaburkan tulang belulang dalam rangka
menyempurnakan kematian sang putri. Sesuai tradisi Hindu, seseorang
melaburkan tulang belulang orang yg meninggal sebagai tanda kecintaannya.

Pendeta 3
Pergi berkelana, sampai akhirnya menemukan sebuah kitab Suci yg bisa
menghidupkan orang yg sudah mati.

Singkat cerita, dengan kitab suci yg ditemukan pendeta ke 3, sang putri
hidup kembali. Dan tambah bingung karena ke tiga pendeta merasa paling
berhak menikahi putri itu.

Pendeta 1 berkata: "Sayalah yg menunggunya siang malam seraya
melantunkan doa pujian untuknya"

Pendeta 2 : "Sayalah yg melaburkan tulang belulangnya di Gangga"
Pendeta ke-3: "Sayalah yg menemukan kitab suci yg menghidupkannya
kembali"

Pertanyaannya: "Siapakah diantara ketiga pendeta muda itu yg berhak jadi
suami sang putri?"

Pendeta 3 : Karena telah menghidupkan putri itu kembali maka ia berada
dalam posisi sebagai... BAPAK.

Pendeta 2 : Karena telah melaburkan tulang di Gangga, telah melakukan
pengabdian. Karena itu dia lebih pantas menjadi ... ANAK.

Pendeta 1: Pendeta inilah yg lebih berhak menjadi SUAMI, karena ia terus
menerus berada di tempat pembakaran mayat sang putri. Ia tetap mencintai
putri itu "walaupun" sudah menjadi debu, "walaupun" ia tidak bisa lagi
melihat senyuman sang putri, "walaupun" ia tidak bisa lagi mendengar
suara gadis yg dicintainya itu. Ia tetap setia menunggu di tempat itu
sampai kapan pun.

"L'amour n'est pas parce que mais malgre" ....kata orang Perancis...
Cinta itu bukan "karena", tetapi "walaupun"
I love u no matter what..... not I love u because......

Ps ; Kalo repost, tolong didelete, tq
ketika kehidupan memberimu seribu alasan untuk menangis, tunjukkan kalo kamu mempunyai sejuta alasan untuk tersenyum.. Tersenyumlah selalu.. :)