//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - bodohsatva

Pages: 1 [2] 3
16
Pengalaman Pribadi / Re: Melihat Seorang Anak Kerasukan
« on: 13 June 2009, 11:21:03 PM »
mau cara aliran maitreya??? kasi beramal berapa kek lalu di limpahkan untuk "makhluk yg kurang beruntung" itu...
hampir tidak pernah gagal... karena Maitreya yang akan mengurusnya...
bawa ke vhr maitreya ha ha ha...
(gak perlu suruh dia masuk maitreya loh....)
dengan begitu teman-teman mailist ini bisa buktikan MLDD benar gak yah???

note: hanya di MLDD dan tidak ada di YGD

17
Diskusi Umum / Re: Target pencapaian kesucian dalam hdup ini.
« on: 13 June 2009, 10:07:04 PM »
setuju untuk tidak "bertarget"...
karena jika ada target artinya ada citta untuk "menjadi" inilah awal kelahiran lagi.... (semua mulai dari niat pikiran)
Sang Buddha mencapai yang "tanpa keinginan untuk menjadi" = padamnya segala keinginan....
kayaknya seperti ini teorinya...

pada kenyataan jika "tidak bisa" sampai tahap tanpa keinginan (tiada jejak pikiran masa lalu, tiada angan masa yg akan datang dan keinginan masa kini)...

saya hanya menyempurnakan paramita... ho ho ho...
dan berusaha lebih sadar

18
DIBBACAKKHU ( Mata-Dewa )

Untuk dapat memiliki “Tiga-Pengetahuan” ( Tevijjo ), anda harus mempunyai “Dibbacakkhu” / “Mata-Dewa”. Cara melatih dan memperoleh “Dibbacakkhu” adalah dengan melatih tiga objek kasina :

1. Tejo Kasina ( Objek Api ), missal nyala lilin.

2. Alo Kasina ( Objek Sinar ), missal Matahari.

3. Odata Kasina ( Objek Warna Putih ).

Diantara ketiga objek ini, yang paling efektif adalah objek-sinar ( Alo-Kasina ), demikian menurut Kitab Visudhi Magga.

Cara menggunakan obyek Aloka Kasina

Cara mengembangkan obyek alo kasina untuk memperoleh dibbacakkhu adalah dengan melihat sinar yang masuk melalui sebuah lubang, kita hendaknya menggunakan tabir untuk melihat sinar yang masuk itu. Kita mulai melihat, mengamati dan mengingatnya, kemudian mata kita dipejamkan. Selama mata terpejam kita harus dapat mengingat bayangan obyek tersebut, seolah olah kita melihat obyek itu seperti pada waktu mata terbuka. Bila kita lupa pada obyek tersebut,ulangi lagi seperti semula, kita membuka mata dan mengamatinya, kemudian kita menutup mata kembali, begitulah seterusnya sebelum obyek itu benar – benar dapat dipegang dengan kuat dalam bathin sehingga pikiran tidak pergi kesana kemari atau kehilangan obyek. Kita selalu harus mengingatnya dalam bathin obyek alo kasina tersebut sampai melekat dalam bathin sehingga dapat diingat setiap saat bila kita menginginkannya.
Bila bathin ( Citta ) telah kuat memegang obyek dan perhatian pikiran sepenuhnya terpusat pada obyek, maka bathin dapat terpusat, selanjutnya akan muncul gambaran – gambaran bathin. Pada waktu muncul gambaran – gambaran bathin, kita harus memotongnya, kita harus menyadarinya kemudian kembali pada obyek semula. Kita hanya memusatkan pikiran pada obyek saja. Bila gangguan dari gambaran – gambaran bathin semakin kuat, kita boleh membuka mata kembali, melihat sinar secukupnya sampai gambaran – gambaran bathin itu hilang.

Usahakan obyek itu dapat melekat dalam bathin sehingga kapan saja kita inginkan sinar itu akan muncul kemudian dijadikan obyek, sebaliknya bila kita kehendaki sinar itu hilang, maka sinar itupun segera hilang. Kita juga dapat mengubah sinar itu menjadi besar atau kecil dalam bathin kita. Bila kita telah sampai pada tahap ini, kita harus rajin berlatih, dijaga dan dikembangkan terus. Jangan beranggapan bahwa meditasi telah selesai dalam tahap ini. Kita harus rajin melatih alo kasina dalam kegiatan sehari hari, Dengan latihan tekun, lama kelamaan obyek sinar itu berubah manjadi sinar yang jernih seperti cahaya bintang berkelap kelip, jernih dan indah sekali. Bila dalam meditasi muncul keadaan seperti ini, kita hendaknya mampu merubah rubah menjadi besar, kecil, tinggi atau pendek. Usahakanlah hal tersebut sampai mahir karena hal ini sangat membantu dan bermanfaat untuk melatih “manomayitthi” ( Kita mampu menggunakan bathin dengan sekehendak hati ).
Mahirkanlah latihan ini hingga mampu memisahkan bathin dan tubuh, oleh karena itu kita harus ketat mengawasi bathin kita yang sudah mahir itu, bila kita melatih dibbacakkhu atau manomayitthi akan memperoleh bermacam macam pengetahuan ( Nana ).

Bila kita sudah mahir melatih Dibbacakkhu dan Manomayiddhi (kekuatan batin, bila seseorang telah mampu memisahkan batin dengan tubuh/jasmani, dan batin dapat ‘diajak’ pergi kemana-mana (kealam-alam lain). Manomayidhi ini termasuk salah satu abhinna pada seseorang yang telah memiliki tiga pengetahuan (tevijjo). Bila seorang Yogi telah mencapai Jhana keempat dalam meditasi dengan memakai salah satu objek kasina, maka ia dapat mencapai Manomayiddhi seperti pencapaian dibbacakkhu ) , akan memperoleh berbagai pengetahuan ( nana ) sebagai berikut :

1. Cutupata Nana : Mengetahui kehidupan dan kematian semua makhluk hidup sesuai dengan karmanya masing-masing.

2. Cetopariya Nana : Membaca pikiran orang lain dan makhluk-makhluk lain.

3. Pubbenivasa Nussati-Nana :Kehidupan / tumimbal lahir yang lampau.

4. Atitansa Nana : Mengetahui masa yang lalu.

5. Anagatansa Nana : Mengetahui masa yang akan datang.

6. Paccuppannansa Nana : Mengetahui masa sekarang.

7. Yathakammuta Nana : Dapat mengetahui sebab akibat karma suatu makhluk baik itu manusia, dewa, Brahma, dan lain-lain. Karma apa yang menyebabkan mereka bahagia dan menderita.

Baik sekali melatih meditasi dengan obyek kasina sampai tingkat tinggi, asal tidak lupa melatihnya setiap hari, Jangan pernah berpikir bahwa latihan ini memakan waktu yang tidak terbatas. Bila seseorang memiliki keyakinan, belajar sesuai dengan yang Sang Buddha ajarkan, pasti dalam waktu yang tidak lama akan berhasil.Mungkin dalam waktu tiga bulan mungkin ia akan memperoleh hasilnya. Bila seseorang memiliki karma baik atau pernah melatih dibbacakkhu nana dalam kehidupan yang lampau, ia akan memperoleh hasil dalam waktu tujuh hari atau sampai tiga bulan.

Didalam kitab Visuddhi Magga dikatakan bahwa orang yang telah memperoleh dibbacakkhu nana dalam kehidupan yang lampau, ia akan mencapai dibbacakkhu nana hanya dengan melihat dari sinar sebuah lubang dalam sekejap saja karena ia masih teringat akan pengaruh kekuatan kehidupannya yang lampau.


Obyek gambar dan cara melepaskannya

Setelah kita mengetahui hasil pengembangan meditasi dengan obyek sinar, kita kemudian dapat menggunakan obyek gambar cahaya / sinar untuk ketenangan ( Jhana ). Kita dapat membuktikan bahwa diri sendiri telah memperoleh Jhana atau belum. Caranya, kita mencoba melihat alam surga atau neraka dengan mata bathin atau dengan melihat benda – benda yang sangat jauh yang tidak bias dilihat dengan mata biasa, kecuali dengan mata bathin. Bila kita tidak dapat melihatnya, berarti Jhana tersebut palsu atau belum mencapainya.

Cara melihatnya, pertama tama kita melihat obyek sinar dalam meditasi ( Jhana ) kemudian kita bertekad semoga gambar terang / cahaya ini lenyap dan muncul bentuk surga atau neraka. Bila kekuatan bathin ( Jhana ) yang asli maka bathin kita dapat melihat surga atau neraka itu. Adapun terlihat jelas atau tidaknya semua tergantung pada keahlian pengembangan dalam Jhana tersebut. Inilah yang disebut pengetahuan Mata Dewa ( dibbacakkhu ) dan selanjutnya kemampuan bathin lainnya akan muncul setelah dibbacakkhu, kecuali pubbenivasanussati Nana.

wah cukup seru... ngomong2 yg posting ini udah bisa donk??? ato masih NATO

19
Secara para "universalis" bilang begitu.

Kalau memang benar, kenapa kemunculan Sammasambuddha sangat langka, dan kenapa Dhamma bisa lenyap? Kenapa Sang Buddha bilang satu-satunya jalan hanya ekayana magga? Dan berapa kali pada kesempatan lain disebutkan sangat jarang ada pandangan benar pada para samana lain?

Sammasambuddha memang sangat langkah, namun bukan berati tidak ada... maka dari itu orang-orang bijak menanam karma pahala dan bertekad untuk terlahir di jaman kedatangan Sammasam Buddha... (syarat mencapai Sammasam Buddha sungguh takterkira, tidak mungkin dicapai tanpa kekuatan iklar agung)

seperti halnya segala sesuatu yang mengambil "bentuk" dhamma juga akan kembali ke kesunyataan... oleh karena itu para bodhisatva dan para suci melindungi ajaran sejati (dhamma) supaya tetap eksis demi semua makhluk... (termasuk anda teman-taman di sini dan saya)

dua kalimat yang diucapkan Sang Buddha.... "hanya ada jalan tunggal menuju nibbana" dan "ada 84 ribu cara mencapai nibbana"
keduanya benar.... jika kita berdiri di jalan sudirman dan mengamati kendaraan yang lalu lalang... kita akan mengerti... jalan hanya satu, kendaraan banyak... ada yg isi sedikit, ada yang isi banyak... ada yg tunggal sendiri, ada bus wisata....
namun tidak semua selamanya di jalur ini kan??? ada yg sampai di pertengahan sudah belok, ada yang samapai lebih jauh, ada yang jalan kaki???
maka dari itu ada ajaran yang hanya "samapai ke surga" ada yang sampai alam "arupa" dan lain2....

sekali lagi jalan itu sama..... tergantung belok dimana... atau mau lurus.... tentunya kaum buddhis sejati pilih jalan lurus kan? samapai nibbana...
atau mau tunggu bis yang besar yang lewat berikutnya(sammasambuddha berikutnya)


ini hanya ilustrasi saya yg masih kurang arif...
jika kurang berkenan lupakan saja...
ha ha ha

20
ha ha ha...

yang makan yang kenyang, juga yang paling tahu rasanya...
nasi goreng =/= nasi goreng asam manis, memang dalam banyak hal sama
yang nonton silahkan bebas beropini...

saya no comment dah...

21
Pengalaman Pribadi / Re: Perjalanan menjadi seorang Buddhist
« on: 12 June 2009, 10:53:09 PM »
giliran saya...

dulu sebagimana umumnya anak2 disekitar... saya seorang sekuler (gak terterik sana agama), walau ortu budisme "kelenteng-an"... konon kabarnya waktu mau lahirpun nenek gue (tgl 14 imlek) pergi mohon ke dewa di kelenteng untuk minta supaya saya cepat lahir... then aneh bin ajaib besoknya udah keluar deh... he he he... (katanya antara anak2 Bunda saya lahir paling gampang)

SD ikut Kat***k, ikut katekumen hampir di baptizzzz lagi he he...
SMP dikeluarkan dari sekolah karena kasus mencuri he he... (hiasan sepeda) tapi sekarang udah gak curi itu lagi, cuman berani curi2 pandang he he he (udah pancasila)
pindah ke sekolah butut (katanya no2 dari urutan belakang) jadi... di sini saya yang terpintar antara orng-orang buangan... T_T sedih... kalo ingat teman2 di sekolah ini... masa depan suram, anak2 bilang kalo gak naik kelas gak mau sekolah lagi... ada yg kelas 2 smp udah dinikahkan keluar negeri... dan lain2

tapi disinilah saya bertemu teman2 yang akhirnya memperkenalkan saya dengan ajaran buddha maitreya (saat itu buddha dharma tidak gampang ditemukan). semula saya sempat ikut melihat2 dan menolak untuk "Qiu Dao".
sampai suatu saat di RCTI di putar film "Little Buddha"... tidak tahu kenapa air mata mengalir.... menyaksikan cuplikan sang Buddha mencapai pencerahan agungnya...
setelah hari itu, saya yang minta ke teman untuk ajak saya "Qiu Dao"... pertama merasa heran dan aneh, koq tidak seperti apa yang saya bayangkan tentang agama Buddha... (dalam benak ku meditasi, baca parita dan lain-lain) ada sedikit perasaan tertipu dan kecewa...

sebagai gantinya saya banyak pinjam buku buddhis yang kebetulan ada di erpustakaan Vihara... ada tentang 31 alam kehidupan, meditasi dan objek perenungan... ini dhrama pertama yg saya baca... plus ajaran dari daoisme dan kong hu zu... seiring berlalunya waktu, saya mulai memahami buddhisme maitreya, karakteristiknya, dan mengenal maitreya. beruntung saya sebagai yang hobbi membaca (hanya untuk karegori cerita dharma) tidak pernah kekurangan bahan... intisari setiap dhrama yg saya baca atau dengar biasanya akan saya ingat dengan sangat bagus... (walau tidak mendetail)

dalam buddisme maitreya sendiri sebenarnya ada yang mirip-mirip teknik meditasi... (hal ini saya sadari setelah saya lulus kuliah) karena dulu tidak begitu pay attention pada topik jhana yang pernah saya baca... serta kurangnya informasi... saya tidak tahu rupanya sudah pernah masuk jhana... bahkan pernah suatu ketika sewaktu melakukan (yang mirip meditasi) itu saya merasa segalanya hampa tertinggal buddha rupang Maitreya di depan... yg manakah aku? yang duduk disana atau yang disini? sepertinya saya melebur dalam ruang dan waktu... saya menjadi takut (karena tidak tahu apa yg terjadi) tapi senang dengan apa yang ada di batin... takutnya kalo di ceritakan saya dianggap gila.... disana tidak diajarkan pengolahan batin, jhana dan yang semacam itu... cuman di suruh serig-sering melakukan (yg mirip meditasi) itu... mungkin ajhan chah benar jhana tidak mutlak perlu dalam mencapai pemurnian... oleh karena itu para pendahulu di Maitreya tidak pernah membahas hal berkenaan dengan ini... hanya diminta jaga pikiran seperti orang yg berjalan diatas es tipis... tapi dari pengalaman teman2 juga diketahui banyak yang masuk jhana tapi gak ngerti apa itu jhana... he he he (beruntung saya punya akses informasi dari buddhisme teravada)

saya belajar banyak hal, banyak aliran dari mahayana, teravada, nichiren bahkan nabi ajaran lain "Y****" dan "M******" juga merupakan tokoh yang menggagumkan bagi saya selain Sang Buddha (yang sempurna) dan yang akan datang Sang Pengasih Maitreya...

sekarang mencoba untuk tidak terikat dan memandang segalanya seperti gambar pemandangan saja...
ada langit biru, awan putih, samudra luas, rumput hijau, dan lain-lain... semua satu... tidak berbeda dalam jalan... sebuah keutuhan... dalam perbedaan


memahami ”sesungguhnya aku, jalan dan tujuan adalah satu”.... (puits banget he he)
ini baru dalam pemahaman kulit luar...
masih belajar untuk menginsafi lebih mendalam...


salam maitri karuna terutama untuk "El Sol" yang sangat anti aliran "Maitreya"  ha ha
percayalah di sini tidak menuntun orang ke jalan yang membelakangi dhrama... kalo tidak, tak perlu sampai para bodhisatva dharmapala yang turun tangan menghukum... saya yang akan duluan berontak... he he he

22
Mahayana / Re: Mana yang tertinggi?
« on: 12 June 2009, 08:44:53 PM »
Banyak tapi tidak berguna untuk pembebasan om. Sedangkan yang untuk pembebasan sudah sempurna dibabarkan.

kukira jika sudah "sempurna" dibabarkan tidak akan muncul lagi sub-sub aliran dalam buddhisme... ha ha ha...
rasa pembebasan itu satu... bukankah ada banyak cara mencapai nibbana??? ho ho ho...

23
Mahayana / Re: PILIH MANA AMITABHA BUDDHA ATAU BHAISAJAGURU BUDDHA?
« on: 12 June 2009, 08:18:50 PM »
SAYA DI SURGA-NYA MAITREYA AJA... TUSITA...
NTAR IKUTAN DATANG KE SAHALOKA JUGA HA HA HA... MAUNYA SIH JADI SALAH SATU SISWA UTAMA... KALO BISA...

24
ha ha...
setahu saya yang namanya mata ke 3 ada beberapa jenis:
1. mata ketiga sebagai mata dewa hasil dari pertapaan (abhinna)
2. mata ketiga  mata dharma untuk membedakan yang baik dan yang tidak baik... menganalisis masalah dengan kebijaksanna berpikir sesuai dharma...
3. mata ketiga membuka tabir lahir-mati... (berada dalam kesadaran yang melampaui wujud rupa)

konon kabarnya
dalam aliran Maitreya ada kisah manusia yang memiliki panca abhinna... setelah memperoleh pembukaan mata ketiga (jenis ke3) malah semua kemampuan abhinnanya hilang tak berbekas... namun akhirnya mampu menembus yang tek terlahirkan... hidup sebagai manusia awam menerima secara alami seggala fenomena hidup dengan hati bebas leluasa...
????

atau mau fersi ke 4. yaitu hasil rekayasa bioteknologi he he he... jadi penampilan keren kayak Dewa Er-lang
ho ho 

25
quote:
Ya, saya kan sudah uraikan secara garis besarnya kronologi hidup Putri Miao Shan di postingan-postingan ini. Hanya itu saja. Dan sudah jelas, Putri Miao Shan bukanlah Bodhisattva Avalokitesvara.




gak tau yah... anda sudah punya abinnya dan melihat atau menanyakan kepada Beliau sendiri???
saya tidak berani berspekiulasi... yang penting sekarang adalah bagaimana memaknai ke"kini"an...

26
Kafe Jongkok / Re: Kesaktian Meditasi
« on: 12 June 2009, 03:52:42 PM »
Quote:
kesaktian itu banyak sekali manfaatnya bagi kehidupan. walaupun bukan kebutuhan yang utama, tapi kita membutuhkannya. apalagi untuk orang yang berada pada posisi masalah yang sulit dipecahkan oleh logika. tapi, kemudian muncul pandangan-pandangan yang menganggap pengembangan kesaktian dengan meditasi itu merupakan hal tercela. jadi, benarkah "mengembangkan kesaktian itu merupakan hal tercela?"


hati-hati... akan dosa, lobha dan moha...

lebih baik biarkan segalanya berjalan sesuai jalur alaminya... kita hanya "menyadarinya" dalam kesadaran penuh (yang didapat dari vipassana)... sebagai gelenbung2 udara di samudra yg muncul dan hilang... atau awan hitam putih yang muncul dan hilang di langit biru maha luas... dengan begitu kita dapat menikmati segala sesuatu...

27
Meditasi / Re: Metode Acharn Mun
« on: 07 June 2009, 09:30:22 PM »
hati2 bro... ingat satu hal... pencapaian tertinggi dalam Buddhisme justru bukan untuk "menjadi" seperti apa-apa dan bagaimana...
namun untuk berhenti "menjadi"... memang beberapa memiliki kemampuan lebih" (abinnya) hasil dari oleh batin, namun itu hanya bumbu... bukan yg utama...
saya sarankan belajar anapanasati yaitu "mengawasi" (bukan mengatur) napas dulu... sampai pikiran dan perhatian mulai kuat...
ho ho ho
selamat mencoba

28
ha ha ha...
2012???
ah... matahari meledak pun... hanya sebuah letupan gelumbung sabun di tengah alam semesta yang tidak bertepi ini... bukannya semua pada tahu bahwa kehidupan tidak di Bumi saja??? he he he rame-rame imigrasi yuk...??? ketusita saja ato tavatimsa...??
 :))

29
saya juga copas yah...
ho ho ho...

30
sepengetahuan saya yg masih bodoh ini...

Terlepas dari buddhis dan non-buddhis
kebenaran seperti itu ada di setiap ajaran agama, namun tidak (mampu) dibatasi olehNya (agama)...
seperti awan yang tebal tidak mampu menjadikan langit siang menjadi gelap seperti malam... (selalu ada cahaya yang tembus)

saya kira orang seperti JK (bukan Jusuf Kala he he...)
tentunya juga menjalankan jalan 8 ruas... walau tidak dideskripsikan ataupun disinggung...

 _/\_


Pages: 1 [2] 3
anything