Bro kainyn yang baik, coba renungkan bila mobil anda dicuri orang, kemudian memahami bahwa itu hanya bentuk "keakuan". Setelah menyadari bahwa kehilangan itu hanya bentuk keakuan, apakah "keakuan" anda hilang...? Apakah anda tidak berusaha tetap mencari...?
Atau misalnya pacar anda direbut orang, kemudian anda menyadari bahwa kehilangan itu hanya bentuk keakuan, apakah dengan kesadaran itu keakuan anda hilang lalu serta merta merelakan pacar anda direbut orang...?
Dalam konteks dhamma, ketika 'pandangan salah aku" hilang, otomatis pandangan akan kepemilikan pun hilang. Dengan begitu, tidak ada yang namanya 'kehilangan' dan tidak ada yang perlu 'dicari'.
Dalam konteks hidup sehari-hari, tentu saja hal yang dibutuhkan tersebut dicari. Memangnya Arahat kalau jubahnya diambil maling jemuran akan berpindapatta sambil bugil ria karena berpikir tidak ada yang namanya 'jubahku'?
Pandangan benar melihat bentuk pikiran apapun juga hanyalah bentuk pikiran. Bedakan dengan persepsi atta, karena perumpamaan monster tidak nyambung.
Kalau perumpamaan monster tidak nyambung, coba Bro Fabian saja yang berikan perumpamaan.
Apakah saya mengatakan tak sesuai...? Saya hanya menjelaskan.
Sampai pada titik ini benar, tetapi menjadi tidak benar setelah ia mengatakan bahwa ada aku yang terlibat, yang sebenarnya: pikiran hanyalah proses batin yang timbul-tenggelam, tak lebih, tak ada aku yang melekati.
Nah, justru saya mau tanya, bagian mana dari penjelasan saya yang tidak benar sehingga perlu dipotong dengan 'titik' tersebut?
Pertama Bro Fabian menuliskan:
"Sedangkan saya beranggapan bahwa kita ada kecenderungan laten berpandangan salah yang menganggap bahwa pancakhandha, entah terpisah dari, di dalam, identik maupun memiliki aku."
Lalu saya tanya:
"OK, kalau gitu saya mau tanya. Menurut Bro Fabian,
jika bukan (salah satu dari unsur) panca khanda yang membentuk persepsi aku, lalu darimana asalnya pandangan salah "ini milikku"?"
Bro Fabian menjawab:
"Yang membentuk persepsi aku adalah lobha, dosa, moha dan avijja. yang menimbulkan delusi persepsi (sanna vipallasa), delusi pikiran (citta vipallasa) dan delusi pandangan (ditthi vipallasa)."
Saya tanya lagi:
"Bisa dijelaskan lebih detail, dan berhubungan dengan (khanda) apa sajakah lobha-dosa-moha ini?"
Terakhir dijawab:
"
Lobha dosa bisa disebabkan oleh semua khandha."
Saya rangkum:
LD(M?) bisa disebabkan semua khanda, LDM membentuk persepsi aku. Tapi bukan (salah satu dari) unsur panca khanda yang menimbulkan persepsi aku.
Perbandingan.
Kenyang bisa disebabkan oleh makan, kenyang bikin ngantuk. Tapi bukan makan yang bikin ngantuk.
Saya kurang mengerti.