//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.  (Read 551933 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Thema

  • Teman
  • **
  • Posts: 64
  • Reputasi: 2
  • Gender: Male
  • Think Most Talk More
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #345 on: 29 December 2010, 11:32:44 AM »
Quote
sama seperti om kainyn, saya pikir kurang tepat juga untuk mengkotak2an penganut sekte sebagai logis atau rasa.
menurut saya, semua orang berhak punya opini dan penafsirannya masing2 mengenai ajaran Buddha, yg fair dan etis tentunya (gak pake pembajakan, pemalsuan, dll). yg penting adalah agar tidak terjadi pemaksaan kehendak, menjejalkan pemahamannya kepada orang lain ataupun mengkafirkan pemahaman lain yg tidak sejalan dengan pemahamannya.

saya sebagai pembaca berhak untuk memilih penafsiran yg saya rasa cocok dan sesuai dengan pengalaman saya. toh semua pihak yg memiliki pemahaman yg berbeda juga blom mencapai nibbana. serahkan saja pada pembaca tanpa menghakimi apalagi menyerang pribadi...

Freedom of thought? Agree :jempol:
Not forcing opinion? Agree :jempol:
Not infidelizing? Agree. :jempol:

Not judging?  ???
Not attacking personally? ???

Wake up, Bro!
We all done, did and do here.  =)) =)) =))

Think most :?? Talk more ;D

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #346 on: 29 December 2010, 11:42:48 AM »
Freedom of thought? Agree :jempol:
Not forcing opinion? Agree :jempol:
Not infidelizing? Agree. :jempol:

Not judging?  ???
Not attacking personally? ???

Wake up, Bro!
We all done, did and do here.  =)) =)) =))



maaf ! disarankan pakai bahasa ibu pertiwi
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #347 on: 29 December 2010, 11:47:18 AM »
Not judging?  ???
Not attacking personally? ???

Wake up, Bro!
We all done, did and do here.  =)) =)) =))
saya emang separo tidur karena pengaruh obat batuk, tapi konteks tulisan "tanpa menghakimi dan menyerang pribadi" adalah dalam koridor debat atau diskusi di internet, hubungan antar satu member dengan member yg lain. tidak satu memberpun yg layak untuk menjadi hakim ataupun otoritas untuk memutuskan mana yg benar, mana yg salah, mewakili Buddha menentukan penafsiran yg "resmi", dsb. ini saya tujukan pada semua pihak...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #348 on: 29 December 2010, 11:52:53 AM »
Pengikutnya termasuk yang dulu menulis sutta
yeah berarti maksud anda yang nulis sutta itu egois karena menulis sutta, jadi artinya mereka menulis demi kepentingan mereka sendiri gitu? kalau benar gitu ngapain bikin sutta segala, udah aja pelajari sendiri, ngpain cape2 nulis kalau nanti nya dibilang gak beguna, egois, bikin umat debat, buda aja pernah nyuruh murid2nya menyalin sutra loh di aliran sebelah, itu maksudnya egois yak?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #349 on: 29 December 2010, 11:54:00 AM »
OK, tidak apa. Saya juga bukan bermaksud mengubah pemikiran Bro Fabian, tetapi hanya memberikan satu sudut pandang yang lain saja.
Karena saya bukan Pak Hudoyo, maka saya jawab versi saya.
Makhluk hidup memang hanya terdiri dari pancakhanda, namun karena tidak melihat apa adanya, maka pikirannya mengkonsepsi "aku" yang bisa jadi adalah objek, ada di dalam objek, atau di luar objek, maka di situlah ada penderitaan.
Bro Kainyn yang baik, bila itu versi bro Kainyn (pendapat pribadi), saya rasa boleh-boleh saja. Tapi menurut Theravada Pembentukan konsep apapun, entah konsep aku, konsep tanpa aku, konsep aku dan bukan aku, konsep bukan aku dan juga bukan bukan aku... semua adalah konsep (ditthi) yang disebabkan avijja dan moha.
Mereka yang telah menyelami anatta "tahu dan mengerti". Apa yang diketahuinya bila dikomunikasikan kepada orang lain hanya dapat diterima oleh orang lain hanya sebatas konsep, karena mereka tidak mengalami sendiri, hanya mendengar kata orang.

Quote
Apakah "aku" ada? Dalam konteks sebenar-benarnya, tidak ada yang bisa disebut sebagai "aku". Namun dalam keseharian, "aku" yang adalah bentukan pikiran itu ADA dan bahkan dilekati (oleh mereka yang belum melenyapkan noda sepenuhnya).
Setahu saya yang mempelajari Buddhisme sekian lama tak pernah saya mendengar ada pernyataan di Tipitaka yang mengatakan ada aku bentukan pikiran yang dilekati, setahu saya yang dilekati adalah pancakhandha, contohnya bila seseorang melekati jasmaninya ia tak mau disakiti jasmaninya, lalu bila ada yang menyakiti jasmaninya maka ia menjadi marah. Tak ada aku disana.

Bila Arahat yang disakiti jasmaninya maka Mereka tak akan marah bila jasmaninya disakiti, karena Mereka tak melekat pada jasmaninya.

Contoh lain lagi mungkin kita lihat perbedaan dengan seseorang yang kakinya gangrene terkena diabetes, sehingga seluruh daging di kakinya membusuk dan tak bisa diselamatkan lagi. Orang ini akan terlepas kemelekatannya kepada kakinya bahkan ia timbul "kemelekatan terhadap "penolakan" keberadaan kaki tersebut, sehingga ia akan berterima kasih bila sesorang memotong kakinya sehingga lukanya tak menular kebagian lain. Mengapa pada satu kasus seseorang marah besar bila ada orang yang memotong kakinya? sedangkan pada kasus lainnya seseorang malah berterima kasih bila kakinya dipotong? apakah akunya menjadi lenyap karena timbul penyakit?

Contoh lain lagi bila seseorang sakit gigi, giginya berlubang besar, apakah ada kemelekatan terhadap giginya? Tak ada bukan? yang ada malah hanya "kemelekatan terhadap penolakan" keberadaan gigi tersebut, ini hanyalah beberapa contoh dari berbagai contoh lainnya.

Dalam contoh perbandingan ini menjadi jelas, bahwa tak ada aku disana, yang ada hanya kemelekatan terhadap apa yang dianggap paling menyenangkan baginya, kemelekatan terhadap hal-hal yang membawa kesenangan dan kebahagiaan bagi dirinya yang didasari lobha, dosa dan moha. Bukan kemelekakatan terhadap aku.

Quote
Karena adanya kemelekatan tentang "aku" itu maka ada "aku" yang senang kalau dipuji, "aku" yang marah kalau dihina, "aku" yang mendambakan sesuatu, "aku" yang membenci sesuatu.
Pernahkah bro Kainyn bertemu dengan seseorang yang tidak bro sukai, padahal belum pernah bertemu dengan orang itu, dan orang itu tak pernah mencela atau menghina bro Kainyn..? Apakah rasa tidak suka itu karena aku? padahal bertemupun belum pernah sebelumnya.
Jelas dalam hal ini rasa tidak suka merupakan rangkaian jangka panjang sebab-akibat yang diakibatkan lobha, dosa dan moha, demikian juga dengan rasa suka. tak ada aku disana.

Quote
Ya, namun apakah seseorang mengalami atau tidak, tetap susah diketahui karena yang kita bicarakan tetap sebatas konsep-konsep saja.
Ya, memang benar... yang bisa menilai tentu saja yang pernah mengalaminya. Setahu saya pak Hudoyo memang tak pernah mengalami anatta, berdasarkan tulisannya ia menganggap anatta hanya konsep yang merupakan buah pemikiran belaka.

Quote
Tentu tidak sepenuhnya saya bisa mengerti pola pikir orang lain.
Jika demikian apakah bro merasa pasti bahwa buah pemikirannya sesuai dengan yang bro nyatakan...?

Quote
Ini juga menarik. Di satu sisi ada penilaian "Fabian yang tidak maju-maju meditasinya" dan di sisi lain ada "Hudoyo yang cuma sebatas konsep." Keduanya pasti merasa telah SMP dan menilai lainnya sebagai yang SD. Bagi pihak ke tiga yang netral, keduanya sulit dibuktikan. Karena saya adalah pihak ke tiga tersebut, maka penilaian saya hanya sebatas "Fabian & Hudoyo adalah sama-sama praktisi Vipassana yang beda metode dan pengalaman, sehingga berbeda pandangan." Mungkin pihak Bro Fabian atau Pak Hud (atau keduanya) menganggap saya tidak tahu apa-apa (playgroup). Tidak masalah bagi saya. Tapi adalah fakta bahwa sebenarnya pihak mana pun tidak akan bisa membuktikan kebenarannya. Masing-masing hanya bisa membuktikan kebenaran untuk diri sendiri.
Bagi saya penyimpangan pak Hudoyo, mudah dikenali dari pernyataannya yang tak sejalan dengan Tipitaka, bila ia mengatakan bahwa ajarannya mengenai "aku" adalah konsep Buddhis jelas tak bisa diterima, karena konsep aku tersebut adalah konsep Jiddu Krishnamurti, bukan konsep buddhis.
Tidak ada guru-guru pembimbing yang berlatih Vipassana yang memiliki konsep "aku" seperti pak Hudoyo, tidak juga diantara teman-teman praktisi Vipassana yang saya temui.

Kurang jelas ia belajar Vipassana dimana? Kepada siapa..? Mungkin ada teman-teman yang bisa membantu...?
« Last Edit: 29 December 2010, 12:27:08 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Thema

  • Teman
  • **
  • Posts: 64
  • Reputasi: 2
  • Gender: Male
  • Think Most Talk More
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #350 on: 29 December 2010, 12:18:22 PM »
yeah berarti maksud anda yang nulis sutta itu egois karena menulis sutta, jadi artinya mereka menulis demi kepentingan mereka sendiri gitu? kalau benar gitu ngapain bikin sutta segala, udah aja pelajari sendiri, ngpain cape2 nulis kalau nanti nya dibilang gak beguna, egois, bikin umat debat, buda aja pernah nyuruh murid2nya menyalin sutra loh di aliran sebelah, itu maksudnya egois yak?

Lha, kenyataannya khan begitu, Bro. Kata you sendiri jangan percaya Tipitaka. Berarti Anda ini hipokrit. Kalau saya khan dari awal sudah bilang hanya percaya 90%. Nah yang mengatakan Buddha akan datang sekian milyar/trilyun tahun khan termasuk sutta yang 10%. Masa gitu aja nggak paham. Bukan berarti sutta-nya dibuang semua. Tapi dianalisis, buang yang kayaknya meragukan. Gitu lho. Udah ah gak pakai smiley. Takut netters di sini tersinggung. Egonya gedhe-gedhe semua. Dan gw dipersulit masuk ke DC nih. Proxy gw di banned. Sampai ganti-ganti proxy terus. Ha..ha..ha... OMB, it's not fair.

FYI: I am an independent Zen follower.
Think most :?? Talk more ;D

Offline Thema

  • Teman
  • **
  • Posts: 64
  • Reputasi: 2
  • Gender: Male
  • Think Most Talk More
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #351 on: 29 December 2010, 12:27:21 PM »
saya emang separo tidur karena pengaruh obat batuk, tapi konteks tulisan "tanpa menghakimi dan menyerang pribadi" adalah dalam koridor debat atau diskusi di internet, hubungan antar satu member dengan member yg lain. tidak satu memberpun yg layak untuk menjadi hakim ataupun otoritas untuk memutuskan mana yg benar, mana yg salah, mewakili Buddha menentukan penafsiran yg "resmi", dsb. ini saya tujukan pada semua pihak...

Bro Morpheus

Wah, Anda juga nggak punya rasa humor nih.
Gak bisa mentertawakan diri sendiri dan komunitas sendiri. Itu tandanya ego Bro terlalu besar.

Saya ini ikut Zen.  Jadi harap dimengerti saya memakai cara yang khas Zen.
Dan ternyata tak ada yang lulus.

Benar sekali kata Guru saya.  Orang Buddha itu gedhe-gedhe atta-nya.
Dia suruh saya test di DC ini. Dan ternyata benar sekali.

Saya hanya diajarkan walau punya atta tapi jangan hiraukan atta itu maka lama-lama akan jadi anatta sendiri.
Kuncinya: punya sense of humor bahkan terhadap diri sendiri dan agama sendiri.
Think most :?? Talk more ;D

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #352 on: 29 December 2010, 12:36:49 PM »
Lha, kenyataannya khan begitu, Bro. Kata you sendiri jangan percaya Tipitaka. Berarti Anda ini hipokrit. Kalau saya khan dari awal sudah bilang hanya percaya 90%. Nah yang mengatakan Buddha akan datang sekian milyar/trilyun tahun khan termasuk sutta yang 10%. Masa gitu aja nggak paham. Bukan berarti sutta-nya dibuang semua. Tapi dianalisis, buang yang kayaknya meragukan. Gitu lho. Udah ah gak pakai smiley. Takut netters di sini tersinggung. Egonya gedhe-gedhe semua. Dan gw dipersulit masuk ke DC nih. Proxy gw di banned. Sampai ganti-ganti proxy terus. Ha..ha..ha... OMB, it's not fair.

FYI: I am an independent Zen follower.

oh gitu ya? apakah anda sudah menganalisis semua? yang meragukan itu khan bagi anda, bagi orang lain belum tentu.

 
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #353 on: 29 December 2010, 12:39:29 PM »
Bro Morpheus

Wah, Anda juga nggak punya rasa humor nih.
Gak bisa mentertawakan diri sendiri dan komunitas sendiri. Itu tandanya ego Bro terlalu besar.
baru tau ya? saya memang salah satu member paling beringasan, sinis dan kasar di sini. tanya samaneri panna kalo gak percaya.
mengenai ego, ya jelas iya, mangkanya saya masih berkeliaran ke sana ke mari...

Benar sekali kata Guru saya.  Orang Buddha itu gedhe-gedhe atta-nya.
Dia suruh saya test di DC ini. Dan ternyata benar sekali.
secara umum, saya setuju. emang buddhis itu banyak yg gede2 akunya...
secara khusus thread ini, saya ngerasa anda yg keliwat judgemental dan gelasnya terlalu banyak isinya...
orang yg ngaku pemikir bebas dan skeptik itu gelasnya gak penuh.
« Last Edit: 29 December 2010, 12:42:21 PM by morpheus »
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Thema

  • Teman
  • **
  • Posts: 64
  • Reputasi: 2
  • Gender: Male
  • Think Most Talk More
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #354 on: 29 December 2010, 12:55:05 PM »
baru tau ya? saya memang salah satu member paling beringasan, sinis dan kasar di sini. tanya samaneri panna kalo gak percaya.
mengenai ego, ya jelas iya, mangkanya saya masih berkeliaran ke sana ke mari...
secara umum, saya setuju. emang buddhis itu banyak yg gede2 akunya...
secara khusus thread ini, saya ngerasa anda yg keliwat judgemental dan gelasnya terlalu banyak isinya...
orang yg ngaku pemikir bebas dan skeptik itu gelasnya gak penuh.

Itu khan untuk testing Bro. 
Think most :?? Talk more ;D

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #355 on: 29 December 2010, 01:27:22 PM »
Itu khan untuk testing Bro. 
Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #356 on: 29 December 2010, 02:02:23 PM »
Suatu hari datang pertapa berkotbah:
1.Jangan  ad hominem (menyerang pribadi)
2.Mari berdiskusi di sini dengan tenang tanpa harus menghina ajaran ‘AGAMA LAIN’
3.Posisi saya adalah netral. Saya adalah awam Buddhist independent yang tak terikat Theravada ataupun Mahayana.
4.Anggaplah saya sebagai orang yang belum mengenal sama sekali agama Buddha
5.Ingat ya yang sudah belajar Abhidhamma mestinya bisa mengendalikan citta dan cetasika, ok? Jangan hanya teori saja tapi praktekkan.
6.Dan jujurlah terhadap diri kita sendiri seperti yang diajarkan Abhidhamma Class.
7.saya tidak dalam posisi menghakimi mana yang lebih baik atau lebih buruk. saya hanya menganalisis kecenderungan-kecenderungan yang sangat ‘abhi’ alias halus, tinggi, dan luas sekali.
8.Beda pendapat boleh-boleh saja khan dalam Buddhisme? Kalo nggak ya mana mungkin ada Theravada dan Mahayana


Dan yang terjadi kemudian(tindakan pertapa tersebut):

1.Jadi membaca mantra tidak bisa membebaskan/menyelamatkan? Kalau jawabannya ya, itulah KECENDERUNGAN pikiran/jawaban Theravadin.
2.Pikiran Bro Indra kok kritis sekali ya. ^-^
Khas Theravadin gitu lho. :))
3.Saya ini Zen, Jadi saya ga peduli orang mau atheist kek, kr****n kek, buddha kek, asal dia punya big heart dan big sense of humor, pluralis, non diskriminatif, berpikir bebas. Dia adalah Zen juga bagi saya. Agama cuma label. Yang penting PRAKTEK bung.
Meditasi vipassana itu cuma membunuh Buddha dan membuat ego makin besar. Itu kritik frontal saya.
4.Wah, Anda juga nggak punya rasa humor nih.
Gak bisa mentertawakan diri sendiri dan komunitas sendiri. Itu tandanya ego Bro terlalu besar.

Saya ini ikut Zen.  Jadi harap dimengerti saya memakai cara yang khas Zen.
Dan ternyata tak ada yang lulus.

Benar sekali kata Guru saya.  Orang Buddha itu gedhe-gedhe atta-nya.
Dia suruh saya test di DC ini. Dan ternyata benar sekali.
5.Kayaknya yang ikut Miledadao dibohongi tuh sama guru-gurunya yang jualan kecap nomor satu. =))
Tapi janji gombal dari penjual kecap nomor satu memang bisa membuat orang yang nggak ngerti Dhamma dikelabui.  =)) =))
6.Well, saya terus terang kecewa di sini nggak ada Buddhist yang punya sense of humor termasuk ketika seorang awam Buddhist mengkritik agamanya sendiri. =))
Terlalu sensitive. percuma latihan meditasi vipassana kalo disentil sedikit saja sudah marah dan tersinggung.
7.Saya seperti terjepit di tengah-tengah singa carnivore Theravada dan gajah herbivore Mahayana.
Yang satu ganas dan bisa memangsa manusia kalau diganggu - dan yang satu lagi besar dan bisa bikin gepeng manusia kalau diganggu  ;D

Pertanyaannya:
- Dalam keadaan sadarkah mengetik ini?

Kesimpulannya????
- Wah, si petapa tidak sadar bahwa dia masuk dalam sarang siluman.

"Hai,Zeus penguasa alam..penguasa segala dewa..dimanakah engkau?"  =))
"Batara Indra, kemanakah engkau?"

Tunjukkan lah jurus masing-masing.  =)) =)) =))

NB;Terbuka lowongan untu Dewa Sakka,Yama dll.




PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #357 on: 29 December 2010, 02:26:39 PM »
Suatu hari datang pertapa berkotbah:
1.Jangan  ad hominem (menyerang pribadi)
2.Mari berdiskusi di sini dengan tenang tanpa harus menghina ajaran ‘AGAMA LAIN’
3.Posisi saya adalah netral. Saya adalah awam Buddhist independent yang tak terikat Theravada ataupun Mahayana.
4.Anggaplah saya sebagai orang yang belum mengenal sama sekali agama Buddha
5.Ingat ya yang sudah belajar Abhidhamma mestinya bisa mengendalikan citta dan cetasika, ok? Jangan hanya teori saja tapi praktekkan.
6.Dan jujurlah terhadap diri kita sendiri seperti yang diajarkan Abhidhamma Class.
7.saya tidak dalam posisi menghakimi mana yang lebih baik atau lebih buruk. saya hanya menganalisis kecenderungan-kecenderungan yang sangat ‘abhi’ alias halus, tinggi, dan luas sekali.
8.Beda pendapat boleh-boleh saja khan dalam Buddhisme? Kalo nggak ya mana mungkin ada Theravada dan Mahayana


Dan yang terjadi kemudian(tindakan pertapa tersebut):

1.Jadi membaca mantra tidak bisa membebaskan/menyelamatkan? Kalau jawabannya ya, itulah KECENDERUNGAN pikiran/jawaban Theravadin.
2.Pikiran Bro Indra kok kritis sekali ya. ^-^
Khas Theravadin gitu lho. :))
3.Saya ini Zen, Jadi saya ga peduli orang mau atheist kek, kr****n kek, buddha kek, asal dia punya big heart dan big sense of humor, pluralis, non diskriminatif, berpikir bebas. Dia adalah Zen juga bagi saya. Agama cuma label. Yang penting PRAKTEK bung.
Meditasi vipassana itu cuma membunuh Buddha dan membuat ego makin besar. Itu kritik frontal saya.
4.Wah, Anda juga nggak punya rasa humor nih.
Gak bisa mentertawakan diri sendiri dan komunitas sendiri. Itu tandanya ego Bro terlalu besar.

Saya ini ikut Zen.  Jadi harap dimengerti saya memakai cara yang khas Zen.
Dan ternyata tak ada yang lulus.

Benar sekali kata Guru saya.  Orang Buddha itu gedhe-gedhe atta-nya.
Dia suruh saya test di DC ini. Dan ternyata benar sekali.
5.Kayaknya yang ikut Miledadao dibohongi tuh sama guru-gurunya yang jualan kecap nomor satu. =))
Tapi janji gombal dari penjual kecap nomor satu memang bisa membuat orang yang nggak ngerti Dhamma dikelabui.  =)) =))
6.Well, saya terus terang kecewa di sini nggak ada Buddhist yang punya sense of humor termasuk ketika seorang awam Buddhist mengkritik agamanya sendiri. =))
Terlalu sensitive. percuma latihan meditasi vipassana kalo disentil sedikit saja sudah marah dan tersinggung.
7.Saya seperti terjepit di tengah-tengah singa carnivore Theravada dan gajah herbivore Mahayana.
Yang satu ganas dan bisa memangsa manusia kalau diganggu - dan yang satu lagi besar dan bisa bikin gepeng manusia kalau diganggu  ;D

Pertanyaannya:
- Dalam keadaan sadarkah mengetik ini?

Kesimpulannya????
- Wah, si petapa tidak sadar bahwa dia masuk dalam sarang siluman.

"Hai,Zeus penguasa alam..penguasa segala dewa..dimanakah engkau?"  =))
"Batara Indra, kemanakah engkau?"

Tunjukkan lah jurus masing-masing.  =)) =)) =))

NB;Terbuka lowongan untu Dewa Sakka,Yama dll.





ngaku2 aliran ZEN yang termasuk ke mahayana =)) =)) =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #358 on: 29 December 2010, 02:52:07 PM »
Bro Morpheus

Wah, Anda juga nggak punya rasa humor nih.
Gak bisa mentertawakan diri sendiri dan komunitas sendiri. Itu tandanya ego Bro terlalu besar.

Saya ini ikut Zen.  Jadi harap dimengerti saya memakai cara yang khas Zen.
Dan ternyata tak ada yang lulus.

Benar sekali kata Guru saya.  Orang Buddha itu gedhe-gedhe atta-nya.
Dia suruh saya test di DC ini. Dan ternyata benar sekali.

Saya hanya diajarkan walau punya atta tapi jangan hiraukan atta itu maka lama-lama akan jadi anatta sendiri.
Kuncinya: punya sense of humor bahkan terhadap diri sendiri dan agama sendiri.


Ketahuan sekarang motif-nya... Pingin saya ber"diskusi" Zen dengan anda ataupun guru anda ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #359 on: 29 December 2010, 04:02:16 PM »
baru tau ya? saya memang salah satu member paling beringasan, sinis dan kasar di sini. tanya samaneri panna kalo gak percaya.
mengenai ego, ya jelas iya, mangkanya saya masih berkeliaran ke sana ke mari...
Ini baru cocok. Tahu sama tahu, di sini semua masih gede-gede egonya. Hanya kadang suka muncul orang yang merasa sudah tidak ada ego, sudah suci, menasihati orang lain "egonya masih gede" tanpa berkaca.