permisi om Mo, ikut jadi pasien yah.
sebelumnya cerita sedikit dulu tentang latar belakang pekerjaan yang bulan ini baru memasuki bulan ke 5.
kebetulan kerjanya di salah satu developer perumahan dan mengerjakan bagian gambar dan RAB, kadang juga ikut bantu buat desain untuk iklan.
yang menjadi masalah, kerjaannya kadang g menentu om, kalo pas lagi ada yah terus berdatangan, dan semuanya dikejar deadline.
kadang juga jadi jengkel sendiri, haduh kenapa g dari kemarin2 ngasihnya? biar bisa lebih tenang mengerjakannya.
kalo udah terburu2 begitu jadinya sering suka ada yang salah, jadi perbaiki2 lagi. sebenarnya saya untuk memperbaiki sih g masalah om, cuma kalo keseringan bikin salah jadi g enak sendiri. jadi mikirr... saya kok kerja g becus2 begini yah.
pengennya sekali dikasi tau, terus buat langsung bener.
hehehehe...
bagaimana sebaiknya saya menyikapi kondisi seperti itu om?
yang kedua, mungkin adalah wajar kalo misalnya seorang bawahan dimarahi sama atasan.
tapi jujur saya g suka dimarahi. *yaealah ya siapa juga yang suka kena marah.
soalnya saya sudah lama g pernah kena marah, makanya jadi takut kalo itu terjadi (terlalu lama berada di dalam zona nyaman).
waktu awal masuk saya sering liat ada yang kena marah, dan akhirnya deeer!! saya juga kena. waktu itu rasanya hancur banget om, frustasi, tapi lama2 setelah sekali dua kali menjadi hal yang tidak terlalu menyakitkan lagi. mungkin karna sudah mulai terbiasa dan juga bisa memahami kalo yang marah itu yah memang begitu cara bicaranya agak keras dan nadanya juga tinggi.
maaf om, jadi curcol nih.
yang mau saya tanyakan, apakah perasaan takut dimarahi itu baik atau tidak om? (saya sendiri merasa tidak tenang memelihara perasaan demikian)
kemudian bagaimana sebaiknya saya menyikapi kondisi demikian?
Yang namanya order memang tidak menentu, bisa kadang kadang nganggur 2 sampai 3 minggu kalau tidak ada rencana design yg baru, dan kalau sedang ada rencana pembangunan di blok baru dengan design berubah, ya tiba tiba banyak.
Kalau sifat bisnisnya memang demikian, pilihannya ya mau atau tidak, kalau tidak mau, mungkin pilihannya ya pindah kerja.
Memang demikian nasib karyawan, tidak punya kebebasan memilih kapan dan apa yang dikerjakan.
Kalau mau yang mendesign dengan anteng, beban kerjanya rata sepanjang tahun, jangan dibidang konstruksi atau developer; bahkan jadi dosen pun ada kalanya banyak pekerjaan yang harus segera diselesaikan, contohnya saat memeriksa ujian.
Jadi,saat ini terpaksa terimalah karmamu
Utk pertanyaan yg kedua, kalau ngga suka dimarahi ya semua orang juga begitu, sampai sekarang, saya belum pernah didatangi karyawan yang bilang kepada saya "Pak, tolong saya sering sering dimarahi pak, saya senang dan bahagia sekali kalau dimarahi"
Karena dimarahi atasan sudah porsi karyawan sebagai bagian dari gaji,
; maka anda perlu menyikapi bahwa anda sudah bekerja maksimal, kalau masih dimarahi, ya udah, hak dia untuk marah marah.
Kan joke satirenya sbb.
Rule No. 1: Boss always right
Rule No. 2: If boss is wrong, see rule no. 1
Jalan keluarnya: , jangan lama lama jadi bawahan, supaya tidak menjadi penampungan luapan amarah atasan.