Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Topik Buddhisme => Studi Sutta/Sutra => Topic started by: Sumedho on 19 July 2007, 03:21:11 PM

Title: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: Sumedho on 19 July 2007, 03:21:11 PM
Well, sebenarnya ini pertanyaan lama. Sudah menguak banyak referensi dan crosscek dengan pengalaman sebelumnya juga. Nah ingin tahu seperti apakah Jhana menurut rekan2x ?

Yah ada yg bilang semua indra tertutup, dst dst,

menurut anda ?
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Forte on 19 July 2007, 06:11:56 PM
Emang di sini ada yang sudah mengalami Jhana ?
Share donk..
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sumedho on 19 July 2007, 07:28:01 PM
Sebelum mulai yaah, definisi jhana dulu. Definisinya aja beda2x....
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Forte on 19 July 2007, 08:04:31 PM
Wah.. Yang senior dulu d..
Aye masih junior.. :-[
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sumedho on 19 July 2007, 08:19:49 PM
Ini potongan dari Maha-Saccaka Sutta,

Quote
So when I had taken solid food and regained strength, then — quite withdrawn from sensuality, withdrawn from unskillful mental qualities, I entered & remained in the first jhana: rapture & pleasure born from withdrawal, accompanied by directed thought & evaluation. But the pleasant feeling that arose in this way did not invade my mind or remain

Komponen Jhana 1
1. Rapture & pleasure born from withdrawal (rasa nikmat & puas karena melepas)
2. Directed Thought & evaluation (pemikiran dan evaluasi/analisa yang terarah)

Kalau dari potongan itu, siapa yang pernah pada Jhana 1 ?



Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sukma Kemenyan on 19 July 2007, 09:19:16 PM
Suatu pertanyaan yg sulit,
Sebab...
Jika menjawab sudah mendapatkan Jhana 1,
berarti belum melepas, masih terikat dengan "nikmat" itu sendiri...

Menjawab Jhana 2,3,4 ?
jauh lebih sulit lage...

Rasanya ndak ada yg bisa menjawab pencapaian Jhana sampai sang pelaku benar-benar memiliki Iddhi,
dan... Iddhi itu sendiri belum mutlak (kekal), bisa mengalami kemunduran...

So... ? :??
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sumedho on 19 July 2007, 09:45:27 PM
yah ketika menjawab sudah Jhana 1, terlepas terikat atau tidak dengan 'nikmat' kan tetap ada kualitas Jhana 1 juga kan.

Kalau tidak salah Iddhi itu dicapai di Jhana 4 yang dilatih deh. Jhana 1-4 bisa didapat tanpa Iddhi juga.
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Forte on 19 July 2007, 09:54:10 PM
Yang saya tahu ketika sampai Jhana 1, mata kita jadi silau oleh cahaya yang sangat terang. (Kata Romo yang ngajarin agama Buddha dulu seh)

Benar kagak ?

Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: dipasena on 19 July 2007, 10:26:38 PM
Yang saya tahu ketika sampai Jhana 1, mata kita jadi silau oleh cahaya yang sangat terang. (Kata Romo yang ngajarin agama Buddha dulu seh)

Benar kagak ?


mode bercanda on, itu mungkin saat dah konsen, tiba-tiba ada orang usil nyenterin mata kita yg tertutup dengan senter....  :))

sebenarnya hal ini susah untuk di jawab n diterangkan krn kita blom mencapainya ehm...  :-? kalo tidak salah (ini dikasih tau salah satu mentor meditasi) pencapaian jhana ketika konsentrasi kita terpusat penuh pada objek, dimana pikiran dapat memegang objek dengan kuat, sehingga indra kita seakan tertutup (ini kalo mau dirasakan dan dijamin pikiran pasti terlepas dari objek seketika ^-^) contohnya kita tidak merasakan ketika ada nyamuk yg menggigit tangan kita, kita tidak mendengar suara apa pun walau disebelah kita ada kompor meledak (asal ga ikut meledak aja :whistle:) dan kita akan menikmati ketenangan (pitti) yg luar biasa (sesuai referensi dari Sutta), tp ati-ati ntar jd meditabo (meditasi bo-bo) ^-^  sangkin nikmatnya eh malah ketiduran... tapi nti pas meditasi jgn dicari2 ketenangannya itu dijamin pasti ga nemu (karena pikiran sibuk sendiri untuk mencari/proses berpikir sehingga sulit untuk di arahkan) :whistle:

eh bukan berarti gw dah capai jhana (masih jauh kale...) itu cuma penjelasan yg dijelaskan mentor meditasi, apa ada yg telah mencapai jhana ? minimal jhana 1, mungkin bs share pengalaman unik nya  _/\_
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Kokuzo on 20 July 2007, 12:57:09 AM
Quote
Komponen Jhana 1
1. Rapture & pleasure born from withdrawal (rasa nikmat & puas karena melepas)
2. Directed Thought & evaluation (pemikiran dan evaluasi/analisa yang terarah)

yang bikin saya penasaran itu, ini bukan?
ga mungkin deh, masa baru sekali aja langsung Jhana...

Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sumedho on 20 July 2007, 06:00:44 AM
Bisa jadi loh...

Yang definisi putih, silau, nimitta itu kan setahu aye di visudhimagga, di sutta sendiri Sang Buddha nga pernah ada jelasin itu deh, unless I miss something here. Kalau punya referensi di Sutta tolong yah bantuannya.

Soal badan masih merasa digigit nyamuk sendiri, saya rasa tidak demikian. Pada Jhana ke 3 masih bisa merasakan badan koq.

Quote
With the fading of rapture I remained in equanimity, mindful & alert, and physically sensitive of pleasure. I entered & remained in the third jhana, of which the Noble Ones declare, 'Equanimous & mindful, he has a pleasurable abiding.'


Bisa jadi kita sudah banyak mencapai Jhana 1, menurut definisi di Sutta.  :-?


Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sukma Kemenyan on 20 July 2007, 06:40:51 AM
PENGERTIAN JHANA
Jhana berarti kesadaran/pikiran yang memusat dan melekat kuat pada obyek kammatthana/meditasi, yaitu kesadaran/pikiran terkonsentrasi pada obyek dengan kekuatan appana-samadhi (konsentrasi yang mantap, yaitu kesadaran/pikiran terkonsentrasi pada obyek yang kuat).

Jhana merupakan keadaan batin yang sudah di luar aktivitas panca indera. Keadaan ini hanya dapat dicapai dengan usaha yang ulet dan tekun. Dalam keadaan ini, aktivitas panca indera berhenti, tidak muncul kesan-kesan penglihatan maupun pendengaran, pun tidak muncul perasaan badan jasmani. Walaupun kesan-kesan dari luar telah berhenti, batin masih tetap aktif dan berjaga secara sempurna serta sadar sepenuhnya.

Jhana hanya mampu menekan atau mengendapkan kekotoran batin untuk sementara waktu. Ia tidak dapat melenyapkan kekotoran batin. Sewaktu-waktu jhana dapat merosot, karena jhana tidak kekal.

Um... bukankah tingkat-tingkat Jhana ada dijelaskan di eBook-nya
The Purpose of Practising Kammatthana Meditation.pdf - donlod di dhammacitta.org juga :D
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sumedho on 20 July 2007, 08:41:30 AM
Yah itu menurut Mahasi Sayadaw.
Saya coba melihat bahwa banyak sekali pandangan apa itu jhana yang berbeda, menurut Mahasi Sayadaw itu berdasarkan penjelasan dari Abhidhamma.

Saya melihat ada perbedaan dengan penjelasan di Sutta. Contohnya Jhana Sutta (Anguttara Nikaya 4.123 dan 9.36)

ini potongannya, sejalan dengan Maha-Saccaka Sutta

Quote
There is the case where an individual, withdrawn from sensuality, withdrawn from unskillful qualities, enters & remains in the first jhana: rapture & pleasure born from withdrawal, accompanied by directed thought & evaluation.

Begitu loh mbah.

Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: morpheus on 20 July 2007, 09:02:23 AM
jhana diterangkan dengan sangat sangat jelas di buku ajahn brahm yg baru...
beli aja nti pas udah keluar...

singkatnya di jhana pertama seluruh objek yg masuk lewat indra gak bisa terus masup ke kesadaran, karena kesadaran sepenuhnya terserap ke keadaan jhana 1. gak ada gambaran yg bisa diberikan mengenai keadaan jhana 1 karena seluruh dunia kita tercipta karena ada indra, sedangkan keadaan jhana ada di luar indra. jhana adalah keadaan di mana anda berhadapan langsung dengan dunia mind, dunia indra lenyap. kata yg paling dekat untuk menggambarkannya mungkin adalah 'bliss'.
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Forte on 20 July 2007, 09:35:58 AM
jhana diterangkan dengan sangat sangat jelas di buku ajahn brahm yg baru...
beli aja nti pas udah keluar...

Boleh tahu judul bukunya Sdr. Morpheus ? ^:)^
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sumedho on 20 July 2007, 09:46:17 AM
hmmm, tapi aye lagi mau refer ke sutta dulu nih suhu morph.
Sering kali tiap guru meditasi memberikan definisi sendiri, yah masuk akal tetapi kalau diperhatikan ke Sutta, berbeda lagi. Diposting sebelumnya ada kutipan jhana 3 sendiri masih bisa merasakan tubuh

Quote
With the fading of rapture I remained in equanimity, mindful & alert, and physically sensitive of pleasure. I entered & remained in the third jhana, of which the Noble Ones declare, 'Equanimous & mindful, he has a pleasurable abiding.'

Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: morpheus on 20 July 2007, 09:48:25 AM
Mindfulness, Bliss, and Beyond: A Meditator's Handbook
http://www.amazon.com/Mindfulness-Bliss-Beyond-Meditators-Handbook/dp/0861712757

bahasanya cukup gampang dimengerti.
tapi warning duluan nih, ajahn brahm keliatannya (jelas banget) dari kubu samatha, jadi pandangannya condong ke samatha dan beberapa cara2 meditasi yg udah lazim kita denger diajarkan berbeda dengan yg orthodox...
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: morpheus on 20 July 2007, 10:00:14 AM
hmmm, tapi aye lagi mau refer ke sutta dulu nih suhu morph.
Sering kali tiap guru meditasi memberikan definisi sendiri, yah masuk akal tetapi kalau diperhatikan ke Sutta, berbeda lagi. Diposting sebelumnya ada kutipan jhana 3 sendiri masih bisa merasakan tubuh

Quote
With the fading of rapture I remained in equanimity, mindful & alert, and physically sensitive of pleasure. I entered & remained in the third jhana, of which the Noble Ones declare, 'Equanimous & mindful, he has a pleasurable abiding.'
apa mungkin "physically sensitive of pleasure" itu cuman kata2 untuk menggambarkan sukha (atau bliss) yg didapat dari jhana? mungkinkah physical di sana bukan bener2 physical?

"There is the case where a monk — quite withdrawn from sensuality, withdrawn from unskillful qualities — enters and remains in the first jhana: rapture and pleasure born from withdrawal, accompanied by directed thought and evaluation. He permeates and pervades, suffuses and fills this very body with the rapture and pleasure born from withdrawal. There is nothing of his entire body unpervaded by rapture and pleasure born from withdrawal.

"Just as if a skilled bathman or bathman's apprentice would pour bath powder into a brass basin and knead it together, sprinkling it again and again with water, so that his ball of bath powder — saturated, moisture-laden, permeated within and without — would nevertheless not drip; even so, the monk permeates, suffuses and fills this very body with the rapture and pleasure born of withdrawal. There is nothing of his entire body unpervaded by rapture and pleasure born from withdrawal...

soal jhana sih owe gak terlalu binun2, soalnya komentar semua guru meditasi rata2 sama dan sejalan... komentar buku2 meditasi juga rata2 sama...
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Kokuzo on 20 July 2007, 10:04:07 AM
hm... newbie diem aja ah...
duduk manis liatin aja...  :|
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sumedho on 20 July 2007, 10:07:44 AM
Kalau kita menganggap physical bukan physical beneran juga menurut saya sih agak memaksa.
Dari potongan yg suhu berikan, itu juga jelas body yang dimaksud adalah tubuh fisik.

Definisi yang sama itu rata-rata berdasarkan abhidhamma dan visuddhimagga. Aye mencoba melihat dari sisi Sutta.

Atau... definisi Jhana yang dimaksud di Sutta berbeda dengan Jhana yang dimaksud misalnya Ajahn Brahms ?
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: morpheus on 20 July 2007, 10:11:53 AM
kalo nyang dibawah ini pigimana suhu?

Quite secluded from sense pleasures, secluded from unwholesome states of mind, he enters and dwells in the first jhana, which is accompanied by applied thought and sustained thought with rapture and happiness born of seclusion. (M.i,1818; Vbh.245)
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sumedho on 20 July 2007, 10:18:29 AM
itu potongan depannya apa yah ? place that quite secluded from sense pleasure bukan ?

potongan mirip2xnya begini sih

quite withdrawn from sensuality, withdrawn from unskillful mental qualities,

menurut penerawangan sih itu artinya pergi meninggalkan pemuasan indra yang memberikan kondisi, tapi bukan tidak bisa merasakan badan.
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: morpheus on 20 July 2007, 10:29:50 AM
ini suhu:

"What, friend, is the first jhana?"

"There is the case, friend, where a monk — quite withdrawn from sensual pleasures, withdrawn from unskillful qualities — enters & remains in the first jhana: rapture & pleasure born from withdrawal, accompanied by directed thought & evaluation. This is called the first jhana."

"And how many factors does the first jhana have?"

"The first jhana has five factors. There is the case where, in a monk who has attained the five-factored first jhana, there occurs directed thought, evaluation, rapture, pleasure, & singleness of mind. It's in this way that the first jhana has five factors."

"And how many factors are abandoned in the first jhana, and with how many is it endowed?"

"Five factors are abandoned in the first jhana, and with five is it endowed. There is the case where, in a monk who has attained the first jhana, sensual desire is abandoned, ill will is abandoned, sloth & torpor is abandoned, restlessness & anxiety is abandoned, uncertainty is abandoned. And there occur directed thought, evaluation, rapture, pleasure, & singleness of mind. It's in this way that five factors are abandoned in the first jhana, and with five it is endowed."
http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/mn/mn.043.than.html

*bongkar2 access to insight*
http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an09/an09.036.than.html
http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn36/sn36.011.than.html
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sumedho on 20 July 2007, 11:04:46 AM
thanks suhu.

Tetap saja tidak ada indikasi bahwa Jhana 1, tidak bisa merasakan apapun dari indra.  ???


Quote
The first jhana
"What, friend, is the first jhana?"

"There is the case, friend, where a monk — quite withdrawn from sensual pleasures, withdrawn from unskillful qualities — enters & remains in the first jhana: rapture & pleasure born from withdrawal, accompanied by directed thought & evaluation. This is called the first jhana."

"And how many factors does the first jhana have?"

"The first jhana has five factors. There is the case where, in a monk who has attained the five-factored first jhana, there occurs directed thought, evaluation, rapture, pleasure, & singleness of mind. It's in this way that the first jhana has five factors."

"And how many factors are abandoned in the first jhana, and with how many is it endowed?"

"Five factors are abandoned in the first jhana, and with five is it endowed. There is the case where, in a monk who has attained the first jhana, sensual desire is abandoned, ill will is abandoned, sloth & torpor is abandoned, restlessness & anxiety is abandoned, uncertainty is abandoned. And there occur directed thought, evaluation, rapture, pleasure, & singleness of mind. It's in this way that five factors are abandoned in the first jhana, and with five it is endowed."
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: morpheus on 20 July 2007, 11:07:24 AM
tul. dah bongkar access to insight, semua sutta deskripsinya sama :-?
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sumedho on 20 July 2007, 11:29:21 AM
Kalau menurut definisi Sutta, tentu kondisi Jhana tidak seberat di visuddhimagga.
Personally sih aye prefer Sutta.

Tentang masuk ke Jhana juga di sutta tidak ada, tapi di visudhimagga itu dijelaskan ada nimitta dan memainkan peranan penting. Kalau nimitta itu penting, kenapa tidak ada di sutta ?

Gimana kalau kita diskusi based on sutta di thread ini ?

Apakah teman2x pernah ke Jhana 1 (versi Sutta) ?
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Kokuzo on 20 July 2007, 12:20:30 PM
wah ni dua detektif semangat bener...

saya ga tau kk... nubi... yang kemaren itu Jhana ato bukan juga ga tau... lagian masa meditasi pertama langsung Jhana... ga mungkeen...  ;D
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sumedho on 20 July 2007, 12:58:40 PM
ini Check list nya

Harus ada di jhana 1:
1. Directed Thought (mengarahkan pada objek)
2. Evaluation (evaluasi atau tetap pada objek)
3. Rapture (kenikmatan)
4. Pleasure (kesenangan/kepuasan)
5. Singleness of mind (keterpusatan pikiran)

Yang sudah tidak ada ketika jhana 1
1. Sensual Desire (keinginan sensua)
2. Ill will (keinginan buruk/tidak baik/jahat)
3. sloth & torpor (kemalasan)
4. restlessness & anxiety (gelisah)
5. Uncertainty (keraguan, mis, udah sampe belon yaaah, bener nga yaah)

gitu loh checklistnya. Kalau itu semua terpenuhi, Jhana 1


Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Kokuzo on 20 July 2007, 01:24:56 PM
Harus ada di jhana 1:
1. Directed Thought (pemikiran yg diarahkan) - maksudnya konsentrasi kan? kalo iya,ada...
2. Evaluation (evaluasi atau - mengevaluasi kenikmatan itu termasuk?
3. Rapture (kenikmatan) - ada... (nih yang bikin penasaran makanya)
4. Pleasure (kesenangan/kepuasan) - ada...
5. Singleness of mind (keterpusatan pikiran) - ada... tetapi terpecah ketika kenikmatan muncul

Yang sudah tidak ada ketika jhana 1
1. Sensual Desire (keinginan sensua) - tidak ada
2. Ill will (keinginan buruk/tidak baik/jahat) - tidak ada
3. sloth & torpor (kemalasan) - tidak ada
4. restlessness & anxiety (gelisah) - tidak ada, tetapi ketika kenikmatan muncul langsung mulai gelisah...
5. Uncertainty (keraguan, mis, udah sampe belon yaaah, bener nga yaah) - saat itu tidak ada... tapi sekarang iya...

 :-?
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sumedho on 20 July 2007, 01:28:54 PM
eh lupa, itu semua bersamaan yah diwaktu bermeditasi.

Karena ekagatta / keterpusatan pikiran buyar ketika kenikmatan muncul yaah batal deh jhana 1-nya.
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Kokuzo on 20 July 2007, 01:52:57 PM
iya bersamaan... menurut Guru gimana itu?
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sukma Kemenyan on 20 July 2007, 02:13:49 PM
^ 7th: Mungkin itu juga Jhana Pertama  :whistle:
Sekarang... pertanyaannya... mau lanjut ke Jhana ke-2 ?

atau malah mundur ke dasar lage...  :whistle: :whistle: :whistle:

sebaiknya cukup hanya tau definisi jhana dan Iddhi,
jangan di kejar...

cuma buat "halangan" doank...
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Kokuzo on 20 July 2007, 02:25:48 PM
hm... kurang yakin... cuz masa meditasi pertama langsung Jhana? kan sbelumnya gw ada keslahan tanpa sadar mengatur nafas... begitu konsentrasi supaya ga ngartur nafas, langsung geto...

ah tapi gw percaya ajalah ma Mbah... (yang uda liat Dewa segala. siapa berani lawan?  ^-^)

ok Mbah, saya akan giat berlatih...  ^:)^
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sukma Kemenyan on 20 July 2007, 02:29:57 PM
fatal tuh akibat "Perjalanan" ke gue...
seminggu penuh menjadi rajin meditasi (ya... sperti elo skrg)

dan... minggu selanjutnya... ?
Muales!!! karena yg diinginkan ga kunjung datang

So... ?  :whistle:
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sumedho on 20 July 2007, 03:29:48 PM
bahasa ndesonya, kuciwa

Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Forte on 20 July 2007, 03:41:04 PM
Thanks atas info bukunya..

Btw gak ada yang free ya ? :whistle:
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: asunn on 05 August 2007, 11:36:24 PM
yang saya tahu ttg jhana.... dulu asun pikir hampir tidak mungkin mencapai jhana (pemula mode)
ternyata yah itu... kita manusianya aja yg mengsulit2xkan keadaan...dan definisi...

jhana itu semestinya simple dan mudah dicapai...terutama jhana 1 dan jhana 2

ada pepatah bilang... "when mind think it is impossible...then impossible it is" ...
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: dipasena on 05 August 2007, 11:49:18 PM
wah bro asunn dah mencapai jhana 1 dan 2 kah ? boleh tulung di share dunk, biar kita semua bisa mencapai jhana. camana caranya [step by step] dan apa yg dirasakan...  :D

pepatah ini menarik, bisa dikatakan meng-hiptotis diri sendiri  ;D "when mind think it is impossible...then impossible it is"
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: asunn on 21 August 2007, 12:38:46 AM
wah bro asunn dah mencapai jhana 1 dan 2 kah ? boleh tulung di share dunk, biar kita semua bisa mencapai jhana. camana caranya [step by step] dan apa yg dirasakan...  :D

pepatah ini menarik, bisa dikatakan meng-hiptotis diri sendiri  ;D "when mind think it is impossible...then impossible it is"

yah perasaan statement2 si sumedho sudah cukup mewakili deh... menurut asun pribadi seh... jhana2 tsb juga...bisa di ukur dengan barometer2x nimitta ..
mungkin beberapa bhante bisa menjabarnya disini? pasti ada yg lebih capable dari asun soal ini hehehehhe..... aye masih anak bawang...

Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sumedho on 21 August 2007, 06:27:45 AM
Kalo mo pake barometer nimitta (berbeda dengan barometer sutta),
1. gambaran(nimitta) awal, ketika masih baru terfokus sedikit
2. gambaran bayangan, ketika perhatian sudah lebih baik tetapi masih tidak stabil.
3. gambaran akses/lingkungan (hampir jhana), ini katanya sesaat sebelum jhana

Katanya loh.  :??
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Upaseno on 21 August 2007, 11:09:30 PM
U want me to answer the practical answer?  If yes, I would say, "This is a crazy question."

Sorry, Boss.
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sukma Kemenyan on 22 August 2007, 12:25:27 AM
Its that mean...
Bhagavan teach us how to became Crazy... ?  :o :o :-[
 _/\_

Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: El Sol on 22 August 2007, 03:22:14 AM
daripada Zen gw lebih milih IPod deh... 8-}
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Upaseno on 25 August 2007, 11:13:44 PM
Its that mean...
Bhagavan teach us how to became Crazy... ?  :o :o :-[
 _/\_
Can you write down your meditation experience word by word, please?
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Kelana on 26 August 2007, 11:03:51 AM
Well, sebenarnya ini pertanyaan lama. Sudah menguak banyak referensi dan crosscek dengan pengalaman sebelumnya juga. Nah ingin tahu seperti apakah Jhana menurut rekan2x ?
menurut anda ?

Ah masa suhu tidak tahu. /:)
Itu loh yang ada di taman ria, yang pakai suling bambu sama gendang kulit lembu, merdu sekali dan kalau yang dengarnya pasti pinggul bergoyang-goyang rasa ingin berdendang. :whistle:
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: langitbiru on 27 August 2007, 01:47:33 PM
Tera Jhanaa... Tera jhanaaa

*ditimpukin org se-DC*
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Lex Chan on 27 August 2007, 09:43:54 PM
Can you write down your meditation experience word by word, please?

Mungkin bisa ditulis, tapi bakalan panjaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaang sekali...
Dan tetap tidak dapat menjelaskan pengalaman yang dialami secara tepat..

Dengan kata lain, menurut saya tidak bisa  ^-^

Ngga perlu jelasin jhana deh, karena belum tentu semuanya pernah merasakannya pada kehidupan ini.
Saya juga belum mencapainya kok.. Jadi bagaimana saya bisa menjawab?

Bagaimana kalau diminta menjelaskan rasa pisang? (dengan asumsi semuanya pernah makan pisang.)
Apakah ada yang bisa?

Kalau ada yang bisa, maka...  ^:)^  ^:)^  ^:)^
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: bond on 11 December 2007, 11:00:04 AM
Halo teman , salam kenal ya,

Jelas nya apa itu jhana, apa ciri2nya, nimita2nya ada di www.paauk.org        lalu klik "knowing and seeing. Disitu jelas sekali penjelasannya.

Best metta
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sumedho on 11 December 2007, 11:28:07 AM
Hi salam kenal juga.

Utk Pa auk sayadaw, menggunakan rujukan Visudhimagga dan commentary untuk Visudhimagga yang menekankan pada nimitta.

Bagaimanakan dengan referensi sutta? Pada sutta hanya diberikan jhana dan tidak ada kata nimitta disana.

Saya sendiri lebih suka merujuk pada sutta dibanding visudhimagga kalau memang terdapat perbedaan diantara keduanya. silahkan refer pada postingan2x sebelumnya di thread ini.

Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: prajna_putra on 11 December 2007, 12:13:00 PM
jhana ya..wah seru ne....
Sekedar berbagi aja kemaren pernah ikut retret meditasi dgn pembimbing Sayalay Dipankhara
nah pasmeditasi retret itu ada beberapa hal si...
1. Ketika kita fokus pada nafas (anapanasatti metodenya) semakin kita fokus nanti secara perlahan2 bakal muncul cahaya biru,jingga or kuning (cahaya pada umumnya bs warna lainyg muncul), kemudian perlahan2 cahaya tersebut menjadi terang dan brubah menjadi warna putih.Semakin kita fokus pada nafas cahaya itu akan semakin terang disertai dengan kondisi batin kita yang merasa tenang sekali.....damai banget...rasa sakit ditubuh hillang semua....
2. Semakin kita fokus cahaya tadi perlahan2 akan muncul kristal (nimmita) awalnya bentuk kristal ini kecil sekali seperti biji....lama kelamaan ia akan mendekat sampai ke depan ujung hidung kita dan berbentuk kristal...
3. Sampai tahap ini kita tetap fokus pada nafas, kristal/nimmita tadi bakal terus bergerak2 didepan hidung kita
4. Setelah kristal tadi berhenti bergerak maka perlahan 2 kita ganti objek kita dari nafas ke kristal tadi kemudian kita absorbsi nimita tadi selama 1-2 jam.
5. Setelah absorbsi nimita ada 5 faktor jhana yg harus kita koreksi....vitaka, vicara, ......,piti, ekagata
aku rada lupa faktor jhana ang 1 lagi maaf
6. Setelah faktor jhana itu kita koreksi maka kita baru akan memasuki kondisi jhana 1......Setelah itu ketikan mau keluar dari jhana 1 kita kembali koreksi 5 faktor jhana tadi
7. Setelah itu Panna dengan sendirinya akan muncul

Demikian sedikit berbagi....
kalo ada kesalahan mohon senior yg lebih berpengalaman mengoreksi tulisan ini....
 _/\_ :lotus:
 
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: bond on 11 December 2007, 12:39:17 PM
Hallo prajna_putra sepertinya anda dari bali juga ya?kalo iya sama dong... :)

Faktor jhana diamati atau dikoreksi ya? kalau di koreksi caranya gimana?

Jadi jhana 1 itu kondisi faktor jhana+ nimittanya tetap atau ada ciri lain dinimitanya atau apayg dirasakan kondisi jhana yg benar?

To sumedho, visudhi magga itu adalah penjelasan dari sutta2 mengenai meditasi. Jadi keduanya saling melengkapi.Mengenai nimitta juga ada di sutta.

Best metta

Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sumedho on 11 December 2007, 12:49:17 PM
Quote
To sumedho, visudhi magga itu adalah penjelasan dari sutta2 mengenai meditasi. Jadi keduanya saling melengkapi.Mengenai nimitta juga ada di sutta.
nah ini dia yang ditunggu-tunggu. Boleh minta referensinya ? Thanks
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: bond on 11 December 2007, 01:17:33 PM
kalo sutta2 saya ngak hafal dimana letaknya, tapi saya pernah membaca,nanti kalo saya ketemu ya...atau bro sumedho tau tentang sutta ttg meditasi,nanti kita sama mengartikan dan membahasnya, kaitanya yg ada divisuddhi magga. dan kebetulan saya ada terjemahan visudhi magga cuma tidak full version. yg full version bahasa inggris ada di perpustakaan dhammacaka jaya, sunter.

Kalau buku referensi keterkaitan keduanya sutta dan visuddhi magga saya belum pernah baca, tetapi para bhikku menggunakan keduanya sebagai acuan yg melengkapi. Kalau tidak salah visudhi magga masuk kedalam salah satu entah di Tipitakanya,atau kitab komentar dan sub komentarnya.


Dan yg saya tau Paauk Sayadaw tentu tau ttg sutta2, visudhi magga, dan kitab2 komentar dan subkomentar lainnya. Nah pada saat retreat di bali yg dibawakan muridnya Sayalay Dipankara, memang ada beberapa mencapai jhana 2.

Kadangkala seperti bentuk nimita2 tidak dirinci dgn jelas atau menggunakan perumpamaan2. dan ada perinciannya di visuddhi magga, dan kadangkala di visuddi magga pun ada hal yg sulit dimengerti,oleh karena itu diperjelas oleh pengalaman2 bhikku2 yg mengalaminya ataupun dalam kitab2 sub komentar. Tapi yg jelas dalam berlatih meditasi diperlukan Kalyanimitta(sahabat yg baik) bisa diartikan bagi pemeditator, guru yg ahli dalam meditasi.

Sabbe satta bhavantu sukhitata.
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sumedho on 11 December 2007, 01:24:12 PM
Quote
visudhi magga cuma tidak full version. yg full version bahasa inggris ada di perpustakaan dhammacaka jaya, sunter.
Mbah menyan, ini ada yg punya visudhimagga nih. di perpus dhammacaka juga ada yg full.

Quote
Kalau tidak salah visudhi magga masuk kedalam salah satu entah di Tipitakanya,atau kitab komentar dan sub komentarnya.
Visudhimagga itulah si commentary utk Tipitaka.

utk sutta nanti di posting lagi.
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: prajna_putra on 11 December 2007, 03:33:10 PM
Hallo prajna_putra sepertinya anda dari bali juga ya?kalo iya sama dong... :)

Faktor jhana diamati atau dikoreksi ya? kalau di koreksi caranya gimana?

Jadi jhana 1 itu kondisi faktor jhana+ nimittanya tetap atau ada ciri lain dinimitanya atau apayg dirasakan kondisi jhana yg benar?

To sumedho, visudhi magga itu adalah penjelasan dari sutta2 mengenai meditasi. Jadi keduanya saling melengkapi.Mengenai nimitta juga ada di sutta.

Best metta



bukan...saya dibandung sekarang...
faktor jhana diamati dan dikoreksi....cara koreksinya saya juga kurang tau jelas karena blum mencapai tahap tersebut. untuk lebih jelasnya teman2 bs baca buku knowing n seeing karya pa auk sayaday gurunya sayalay dipankhara....
ketika nimita kita absorpsi (nimita nya perlahan2 lebur masuk ke dalam hidung kita) itulah kita memasuki fase jhana

 _/\_ :lotus:
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: tesla on 11 December 2007, 03:47:28 PM
Quote
4. Setelah kristal tadi berhenti bergerak maka perlahan 2 kita ganti objek kita dari nafas ke kristal tadi kemudian kita absorbsi nimita tadi selama 1-2 jam.

absorsi nimitta ini 1~2jam? :o

jadi idealnya sekali meditasi berapa lama ya?
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: bond on 11 December 2007, 04:23:49 PM
Ini potongan dari Maha-Saccaka Sutta,

Quote
So when I had taken solid food and regained strength, then — quite withdrawn from sensuality, withdrawn from unskillful mental qualities, I entered & remained in the first jhana: rapture & pleasure born from withdrawal, accompanied by directed thought & evaluation. But the pleasant feeling that arose in this way did not invade my mind or remain

Komponen Jhana 1
1. Rapture & pleasure born from withdrawal (rasa nikmat & puas karena melepas)
2. Directed Thought & evaluation (pemikiran dan evaluasi/analisa yang terarah)

Kalau dari potongan itu, siapa yang pernah pada Jhana 1 ?






1. point satu. adalah mengenai piti.Ini ada divisudhi magga apa itu piti,yg merupakan faktor jhana(ini dikatakan melengkapi apa yg ada disutta)

2.Point dua adalah koreksi seperti yg dikatakan Prajna_putra
disutta hanya secara singkat saja, dan di visuddhi magga tidak terlalu jelas.

Oleh karena itu dengan pengalaman Ven Paauk Sayadaw, yg juga mempelajari sutta, visuddhi magga dan abhidhamma, maka ia formulasikan dalam tulisan yg jelas dan sistematis, seperti yg saya informasikan penjelasannya Paauk ada di www.paauk org

Salam metta
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sumedho on 11 December 2007, 04:36:42 PM
ini beberapa potongan sutta yang berhubungan dengan jhana

Quote
AN 4.123
Jhana Sutta / Mental Absorbtion (1)

"There is the case where an individual, withdrawn from sensuality, withdrawn from unskillful qualities, enters & remains in the first jhana: rapture & pleasure born from withdrawal, accompanied by directed thought & evaluation. He savors that, longs for that, finds satisfaction through that. Staying there — fixed on that, dwelling there often, not falling away from that — then when he dies he reappears in conjunction with the devas of Brahma's retinue. The devas of Brahma's retinue, monks, have a life-span of an eon. A run-of-the-mill person having stayed there, having used up all the life-span of those devas, goes to hell, to the animal womb, to the state of the hungry shades. But a disciple of the Blessed One, having stayed there, having used up all the life-span of those devas, is unbound right in that state of being. This, monks, is the difference, this the distinction, this the distinguishing factor, between an educated disciple of the noble ones and an uneducated run-of-the-mill person, when there is a destination, a reappearing.
...

Quote
AN 9.45
Ubhatobhaga Sutta
(Released) Both Ways

[Udayin:] "'Released both ways, released both ways,' it is said. To what extent is one described by the Blessed One as released both ways?"

[Ananda:] "There is the case, my friend, where a monk, withdrawn from sensuality, withdrawn from unskillful qualities, enters & remains in the first jhana: rapture & pleasure born from withdrawal, accompanied by directed thought & evaluation. He remains touching with his body in whatever way there is an opening there, and he knows it through discernment. It is to this extent that one is described by the Blessed One as released both ways, though with a sequel.

Quote
AN 4.124
Jhana Sutta / Mental Absorbtion (2)

"There is the case where an individual, withdrawn from sensuality, withdrawn from unskillful qualities, enters & remains in the first jhana: rapture & pleasure born from withdrawal, accompanied by directed thought & evaluation. He regards whatever phenomena there that are connected with form, feeling, perception, fabrications, & consciousness, as inconstant, stressful, a disease, a cancer, an arrow, painful, an affliction, alien, a disintegration, an emptiness, not-self. At the break-up of the body, after death, he reappears in conjunction with the devas of the Pure Abodes. This rebirth is not in common with run-of-the-mill people.
....

Quote
AN 5.28
Samadhanga Sutta
The Factors of Concentration


The Blessed One said: "Now what, monks, is five-factored noble right concentration? There is the case where a monk — quite withdrawn from sensuality, withdrawn from unskillful qualities — enters and remains in the first jhana: rapture and pleasure born from withdrawal, accompanied by directed thought and evaluation. He permeates and pervades, suffuses and fills this very body with the rapture and pleasure born from withdrawal. There is nothing of his entire body unpervaded by rapture and pleasure born from withdrawal.

"Just as if a skilled bathman or bathman's apprentice would pour bath powder into a brass basin and knead it together, sprinkling it again and again with water, so that his ball of bath powder — saturated, moisture-laden, permeated within and without — would nevertheless not drip; even so, the monk permeates, suffuses and fills this very body with the rapture and pleasure born of withdrawal. There is nothing of his entire body unpervaded by rapture and pleasure born from withdrawal. This is the first development of the five-factored noble right concentration.
...

Quote
AN 9.36
Jhana Sutta
Mental Absorption


"I tell you, the ending of the mental fermentations depends on the first jhana... the second jhana... the third... the fourth... the dimension of the infinitude of space... the dimension of the infinitude of consciousness... the dimension of nothingness. I tell you, the ending of the mental fermentations depends on the dimension of neither perception nor non-perception.

"'I tell you, the ending of the mental fermentations depends on the first jhana.' Thus it has been said. In reference to what was it said? There is the case where a monk, withdrawn from sensuality, withdrawn from unskillful qualities, enters & remains in the first jhana: rapture & pleasure born from withdrawal, accompanied by directed thought & evaluation. He regards whatever phenomena there that are connected with form, feeling, perception, fabrications, & consciousness, as inconstant, stressful, a disease, a cancer, an arrow, painful, an affliction, alien, a disintegration, an emptiness, not-self. He turns his mind away from those phenomena, and having done so, inclines his mind to the property of deathlessness: 'This is peace, this is exquisite — the resolution of all fabrications; the relinquishment of all acquisitions; the ending of craving; dispassion; cessation; Unbinding.'
....

Quote
AN 9.42
Pañcala Sutta
Pañcala's Verse

"Now there is the case where a monk — quite withdrawn from sensuality,2 withdrawn from unskillful qualities — enters & remains in the first jhana: rapture & pleasure born from withdrawal, accompanied by directed thought & evaluation. Even this much is described by the Blessed One as the attaining of an opening in a confining place, though followed by a sequel. For even there there's a confining place. What is the confining place there? Just that directed thought & evaluation have not ceased. This is the confining place there.
...

Quote
AN 11.10
Sandha Sutta
To Sandha
"He dwells with his awareness overcome by ill will... sloth & drowsiness... restlessness & anxiety... uncertainty, obsessed with uncertainty. He does not discern the escape, as it actually is present, from uncertainty once it has arisen. Making that uncertainty the focal point, he absorbs himself with it, besorbs, resorbs, & supersorbs himself with it.

Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: bond on 11 December 2007, 05:13:27 PM
Nah itu sutta, kan ngak sistematis, hanya merupakan ini...itu.....
di visuddhi magga maka akan diterangkan secara sistematis, hal2 rasa nikmat dan puas=piti, directed thought anda evaluation, saya koreksi, ini adalah vitaka dan vicara.
(Jhana sutta)

He remains touching with his body in whatever way there is an opening there, and he knows it through discernment. It is to this extent that one is described by the Blessed One as released both ways, though with a sequel.

Ini mengenai pikiran mengetahui jhana=faktor jhana, maka di visudhi magga secara singkat vitaka,vicara,suka,piti dan ekagata.
(ubathobhaga sutta)

Jhana sutta 2 - di visuddhi magga, jenis2 mental pemeditator yg berimplikasi pada nimitta yg dilihat pada jhana, ada yg nimitta pada cahaya, atau cotton wool, atau asap/awan putih

sisanya nanti saya lanjutin ya...kalo ada input silakan ditambahin


Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: hengki on 11 December 2007, 06:36:13 PM
salut....bravo.... ^:)^ ^:)^ ^:)^
anak2 baru jago2 nih  :)
saya masih harus banyak belajar nih.
saya juga pernah ikut retreat sayalay dipankara tapi saya belum capai nimitta apalagi jhana  :(
posting terus yah bond sama prajna_putra....saya tunggu loh postingannya.
buat pemicu semangat untuk saya dan rekan2 yang lain

Anumodana.
Hengki
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: bond on 11 December 2007, 07:49:29 PM
 wah bro hengki saya juga masih belajar. _/\_ :)


AN 5.28
Samadhanga Sutta
The Factors of Concentration


The Blessed One said: "Now what, monks, is five-factored noble right concentration? There is the case where a monk — quite withdrawn from sensuality, withdrawn from unskillful qualities — enters and remains in the first jhana: rapture and pleasure born from withdrawal, accompanied by directed thought and evaluation. He permeates and pervades, suffuses and fills this very body with the rapture and pleasure born from withdrawal. There is nothing of his entire body unpervaded by rapture and pleasure born from withdrawal.

"Just as if a skilled bathman or bathman's apprentice would pour bath powder into a brass basin and knead it together, sprinkling it again and again with water, so that his ball of bath powder — saturated, moisture-laden, permeated within and without — would nevertheless not drip; even so, the monk permeates, suffuses and fills this very body with the rapture and pleasure born of withdrawal. There is nothing of his entire body unpervaded by rapture and pleasure born from withdrawal. This is the first development of the five-factored noble right concentration.


Ini mengenai memperhatikan 5 faktor jhana secara berulang-ulang/atau seperti prajna_putra bilang koreksi jhana tadi. Ketika ini menjadi jelas disadari,bahwa ini piti,ini vitaka, ini vicara dan lain.ini mengenai keahlian dalam melihat faktor jhana. Dalam visudhi magga ini mengenai keahlian dalam jhana.








[b]AN 9.36
Jhana Sutta
Mental Absorption[/b]

"I tell you, the ending of the mental fermentations depends on the first jhana... the second jhana... the third... the fourth... the dimension of the infinitude of space... the dimension of the infinitude of consciousness... the dimension of nothingness. I tell you, the ending of the mental fermentations depends on the dimension of neither perception nor non-perception.


Pemurnian mental terjadi pada jhana 1s/d 8 tahap demi tahap. contohnya: jhana 1 ada vitaka, vicara,piti suka dan ekagata. maka jhana 2 tidak ada vitaka, hanya ada vicara,piti,suka dan ekagata.Karena ketika "persepsi atau bukan persepsi" terjadi ini disebut melihat apa adanya. Tahapan 'PERSEPSI DAN BUKAN PERSEPSI' akan semakin jelas  jika kita berlatih vipasana.





Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: EVO on 11 December 2007, 08:10:39 PM
bukan...saya dibandung sekarang...
faktor jhana diamati dan dikoreksi....cara koreksinya saya juga kurang tau jelas karena blum mencapai tahap tersebut. untuk lebih jelasnya teman2 bs baca buku knowing n seeing karya pa auk sayaday gurunya sayalay dipankhara....
ketika nimita kita absorpsi (nimita nya perlahan2 lebur masuk ke dalam hidung kita) itulah kita memasuki fase jhana

ketika...............(nimita......................)
dia lebur masuk dalam hidung
atau lebur didepan mata kita?diantara kedua mata.
bentuknya seperti berlian.terang tapi sejuk

kalau itu apa?
 
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: bond on 11 December 2007, 08:24:20 PM
[

Quote
AN 9.42
Pañcala Sutta
Pañcala's Verse

"Now there is the case where a monk — quite withdrawn from sensuality,2 withdrawn from unskillful qualities — enters & remains in the first jhana: rapture & pleasure born from withdrawal, accompanied by directed thought & evaluation. Even this much is described by the Blessed One as the attaining of an opening in a confining place, though followed by a sequel. For even there there's a confining place. What is the confining place there? Just that directed thought & evaluation have not ceased. This is the confining place there.
...

Ini saya belum pernah baca di visudhi magga, tapi menurut Paauk Sayadaw, setelah memperhatikan nimitta 1-2 jam,mulai melatih masuk ke bhavanga(bawah sadar,kalau tidakslah artinya) untuk meninjau/koreksi faktor jhana."Thisis confining Place".Lebih jelasnya lihat di knowing and seeing ---> how attain jhana.


Quote
AN 11.10
Sandha Sutta
To Sandha
"He dwells with his awareness overcome by ill will... sloth & drowsiness... restlessness & anxiety... uncertainty, obsessed with uncertainty. He does not discern the escape, as it actually is present, from uncertainty once it has arisen. Making that uncertainty the focal point, he absorbs himself with it, besorbs, resorbs, & supersorbs himself with it.

[/quote]

Ini mengenai pencerapan yg kuat setelah dilakukan peninjauan ulang terhadap faktor jhana.
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: bond on 11 December 2007, 08:28:55 PM
bukan...saya dibandung sekarang...
faktor jhana diamati dan dikoreksi....cara koreksinya saya juga kurang tau jelas karena blum mencapai tahap tersebut. untuk lebih jelasnya teman2 bs baca buku knowing n seeing karya pa auk sayaday gurunya sayalay dipankhara....
ketika nimita kita absorpsi (nimita nya perlahan2 lebur masuk ke dalam hidung kita) itulah kita memasuki fase jhana

ketika...............(nimita......................)
dia lebur masuk dalam hidung
atau lebur didepan mata kita?diantara kedua mata.
bentuknya seperti berlian.terang tapi sejuk

kalau itu apa?
 

Itu adalah patibagha nimitta, merupakan nimita yg kuat. Maka konsentrasi tetap di nimitta itu. maka metta akan masuk jhana 1. Sudah bagus sekali konsentrasi anda. teruskan...

Metta bisa kamu ceritakan prosesnya dari awal meditasi sampai melihat nimitta berlian tadi?

dan saat anda mengetahui, apa yg anda lakukan?

Ini akan bermanfaat bagi saya dan teman2.


Sekalian BRO Prajna_putra dijawab pertanyaannya metta, nimittanya melebur masuk kehidung atau melebur didepan mata?
Apa kah bro prajna_putra pernah mengalami jhana itu sendiri?(terus terang saya juga sedang mendalami,jadi info ini sangat penting) ;D

Salam metta



Salam metta
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: EVO on 11 December 2007, 08:59:51 PM
maaf saya tidak mengerti
makanya saya tanya.
bukan tidak mau berbagi
maaf ya!!!
semoga ada yang bisa menjawab.
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sumedho on 11 December 2007, 09:00:43 PM
hmmm, kita kembali ke pokok awal kembali nih. rujukan nimitta sebagai ciri2x Jhana itu ada rujukannya tidak bro bond, maksudnya rujukan sutta nya ?
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: GiNong on 11 December 2007, 09:05:37 PM
salut dah ama bond
anak baru yang jago
kwkwkwkw
 ^:)^ ^:)^
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sumedho on 11 December 2007, 09:15:08 PM
Nah itu sutta, kan ngak sistematis, hanya merupakan ini...itu.....
di visuddhi magga maka akan diterangkan secara sistematis, hal2 rasa nikmat dan puas=piti, directed thought anda evaluation, saya koreksi, ini adalah vitaka dan vicara.
(Jhana sutta)

He remains touching with his body in whatever way there is an opening there, and he knows it through discernment. It is to this extent that one is described by the Blessed One as released both ways, though with a sequel.

Ini mengenai pikiran mengetahui jhana=faktor jhana, maka di visudhi magga secara singkat vitaka,vicara,suka,piti dan ekagata.
(ubathobhaga sutta)

Jhana sutta 2 - di visuddhi magga, jenis2 mental pemeditator yg berimplikasi pada nimitta yg dilihat pada jhana, ada yg nimitta pada cahaya, atau cotton wool, atau asap/awan putih

sisanya nanti saya lanjutin ya...kalo ada input silakan ditambahin


Soal faktor jhana sebenarnya tidak masalah, cuma sudah beda kata2x saja didalam visuddhimagga. Yang jadi pertanyaan, apakah SETIAP jhana selalu ada nimitta ?
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: prajna_putra on 11 December 2007, 11:43:09 PM
 

Itu adalah patibagha nimitta, merupakan nimita yg kuat. Maka konsentrasi tetap di nimitta itu. maka metta akan masuk jhana 1. Sudah bagus sekali konsentrasi anda. teruskan...

Metta bisa kamu ceritakan prosesnya dari awal meditasi sampai melihat nimitta berlian tadi?

dan saat anda mengetahui, apa yg anda lakukan?

Ini akan bermanfaat bagi saya dan teman2.


Sekalian BRO Prajna_putra dijawab pertanyaannya metta, nimittanya melebur masuk kehidung atau melebur didepan mata?
Apa kah bro prajna_putra pernah mengalami jhana itu sendiri?(terus terang saya juga sedang mendalami,jadi info ini sangat penting) ;D

Salam metta



Salam metta

saya belum mencapai jhana kok hehehe :)
wah kalo nimita nya lebur didepan mata saya kurang tau tu...setau saya waktu Sayalay Dipankhara ceramah bilangnya kalau absorpsi nimita itu lewat hidung.......
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: andry on 12 December 2007, 07:28:56 AM
wah aye blom nyape jhana, tapi denger2 katanya paling susah nyampe jhana 1, kalo jhana 1 udah ok, ke jhana 2 and dst, lebih mudah usahanya drpd dari awal mau ke jhana 1.
trus yg aye tahu tempe lage, kalo jhana katanya gak ada kesadarann yah?? bner gak??
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: bond on 12 December 2007, 11:57:47 AM
hmmm, kita kembali ke pokok awal kembali nih. rujukan nimitta sebagai ciri2x Jhana itu ada rujukannya tidak bro bond, maksudnya rujukan sutta nya ?

Saya kebetulan dapat di kalender renungan buddhis yg terbaru, karena saya tidak ingat letak2 sutta dimana, mungkin Bro Sumedho bis cross cek lagi dengan buku sutta aslinya.

Quote
Sangiti Sutta : The chanting Together
Terdapat ( serangkaian ) 2 Dhamma,yg sempurna dinyatakan Guru, Apa saja itu? Tanda ketenangan (samatha-nimittan ca) dan melekat pada tanda (pagaha-nimittan ca)

Nimitta=tanda

Quote
Dasuttara sutta-Digha Nikaya 34

.....juga tidak mengarahkan pikirannya pada Dhamma yg telah ia dengar/ingat,tapi ia memahami baik tanda rupa dan arupa yg muncul dalam samadhi,memperhatikan,mengenali,menembus dengan baik melalui kebijaksanaan, sehingga ia dpat mengerti isi Dhamma dan artinya.

 samadhi disini mengandung jhana oleh karena itu disebut sammasamadhi.Yg mana nimitta sebagai awal tanda yg harus dimengerti....sebelum masuk ke jhana sebagai mana mengerti faktor2 jhana.


Quote
Dasuttara Sutta-Digha Nikaya 34
Seseorang tidak persepsi terhadap yg berbentuk di bathin, Ia melihat bentuk luar yg berwarna kuning, bersinar kuning, bagai bunga Kannikara kuning atau kain kuning Benares yg halus. Setelah persepsi bentuk tsb, externally ia memilki persepsi demikian,'aku mengetahui, aku melihat'.  Inilah tingkat penguasaan keenam.(mengenai 8 Dhamma yg sempurna)

 mengenai bentuk2 nimitta



smoga bermanfaat

Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: bond on 12 December 2007, 12:07:37 PM
Nah itu sutta, kan ngak sistematis, hanya merupakan ini...itu.....
di visuddhi magga maka akan diterangkan secara sistematis, hal2 rasa nikmat dan puas=piti, directed thought anda evaluation, saya koreksi, ini adalah vitaka dan vicara.
(Jhana sutta)

He remains touching with his body in whatever way there is an opening there, and he knows it through discernment. It is to this extent that one is described by the Blessed One as released both ways, though with a sequel.

Ini mengenai pikiran mengetahui jhana=faktor jhana, maka di visudhi magga secara singkat vitaka,vicara,suka,piti dan ekagata.
(ubathobhaga sutta)

Jhana sutta 2 - di visuddhi magga, jenis2 mental pemeditator yg berimplikasi pada nimitta yg dilihat pada jhana, ada yg nimitta pada cahaya, atau cotton wool, atau asap/awan putih

sisanya nanti saya lanjutin ya...kalo ada input silakan ditambahin


Soal faktor jhana sebenarnya tidak masalah, cuma sudah beda kata2x saja didalam visuddhimagga. Yang jadi pertanyaan, apakah SETIAP jhana selalu ada nimitta ?

Tentu setiap Jhana ada nimittanya. Ada rupa nimitta jhana 1-4, dan arupa nimitta 5-8. Masalahnya apakah tiap jhana nimitta berubah saya tidak tau persis, tetapi kelihatanyya akan semakin jelas, berkilau selanjutnya mengalami sendiri ;D


 _/\_metta
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sumedho on 12 December 2007, 01:22:17 PM
thanks alot untuk referencenya... masih mencari lagi nih...  _/\_
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sukma Kemenyan on 14 December 2007, 04:27:18 AM
 ^:)^ ^:)^ ^:)^
Sedap... rame bener infonya...

medok....
terlalu sukar (at least for me) kalao mao ke tahap yg rada advanced tanpa bantuan objek selaen nafas;

dengan bantuan "nimitta"...
tahap yg rada advanced (Happy gak jelas?) rada gampang tuk ditembus...

 ^:)^ ^:)^ ^:)^
Mangap kalao kebanyakan tanda "petik" dan terms yg membingungkan :hammer:
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sumedho on 14 December 2007, 06:07:53 AM
Sepertinya makna nimitta itu agak berbeda dengan nimitta yang biasa kita dapatkan dari sumber lain. Nimitta bisa mempunyai banyak makna, tidak hanya gambaran. suara atau panas/dingin juga nimitta

Nimitta sutta N 3.100 (xi-xv)
http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an03/an03.100.11-15.than.html

Sang Buddha sepertinya mengajarkan masuk ke Jhana tidak hanya lewat nimitta (yang kita tahu).
Pada Vitakkasanthana Sutta MN 20, dijelaskan dengan gambaran/nimitta
http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/mn/mn.020.than.html

Pada Samadhanga Sutta AN 5.28, dijelaskan cara masuk ke jhana 1-4, dan tidak melibatkan nimitta sama sekali.
http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an05/an05.028.than.html

IMO masuk ke Jhana dengan nimitta hanya salah satu cara saja. Tergantung pada sifat si orang itu. Mungkin ini menjelaskan mengapa ada orang yang sudah 'mumpuni' meditasi tetapi tidak mengenal nimitta itu. Nimitta itu adalah objek meditasi alternatif saja kalau muncul. Kalau tidak salah pernah baca dari salah satu guru meditasi, ketika nimitta muncul, bisa tetap pada nafas atau nimitta. tergantung pilihan anda saja. Ajahn Lee Dhammadharo adalah salah satunya. Dia menjelaskan
Quote
When you reach this point you may find that the breath starts giving rise to various signs (nimitta), such as seeing or feeling hot, cold, or tingling sensations in the head. You may see a pale, murky vapor or your own skull. Even so, don't let yourself be affected by whatever appears. If you don't want the nimitta to appear, breathe deep and long, down into the heart, and it will immediately go away.

Dan dari 2 jalur itu, masuk ke jhana caranya seperti ini
Quote
Now we will summarize the methods of breath meditation under the headings of jhana.

Jhana means to be absorbed or focused in a single object or preoccupation, as when we deal with the breath.

1. The first jhana has five factors. (a) Directed thought (vitakka): Think of the breath until you can keep it in mind without getting distracted. (b) Singleness of preoccupation (ekaggatarammana): Keep the mind with the breath. Don't let it stray after other concepts or preoccupations. Watch over your thoughts so that they deal only with the breath to the point where the breath becomes comfortable. (The mind becomes one, at rest with the breath.) (c) Evaluation (vicara): Gain a sense of how to let this comfortable breath sensation spread and connect with the other breath sensations in the body. Let these breath sensations spread until they're interconnected all over the body. Once the body has been soothed by the breath, feelings of pain will grow calm. The body will be filled with good breath energy. (The mind is focused exclusively on issues connected with the breath.)

These three qualities must be brought together to bear on the same stream of breathing for the first jhana to arise. This stream of breathing can then take you all the way to the fourth jhana.

Directed thought, singleness of preoccupation, and evaluation act as the causes. When the causes are fully ripe, results will appear — (d) rapture (piti), a compelling sense of fullness and refreshment for body and mind, going straight to the heart, independent of all else; (e) pleasure (sukha), physical ease arising from the body's being still and unperturbed (kaya-passaddhi); mental contentment arising from the mind's being at ease on its own, undistracted, unperturbed, serene, and exultant (citta-passaddhi).

Rapture and pleasure are the results. The factors of the first jhana thus come down simply to two sorts: causes and results.

As rapture and pleasure grow stronger, the breath becomes more subtle. The longer you stay focused and absorbed, the more powerful the results become. This enables you to set directed thought and evaluation (the preliminary ground-clearing) aside, and — relying completely on a single factor, singleness of preoccupation — you enter the second jhana (magga-citta, phala-citta).
http://www.accesstoinsight.org/lib/thai/lee/inmind.html

'Penampakan' penjelasan menggunakan nimitta hanya sedikit sekali pemunculannya di penjelasan jhana *tidak ada nimitta disana*. Kalau memang nimitta itu penting, pasti dimasukkan. Kebanyakan yang muncul hanya penjelasan seperti ini saja
Quote
There is the case where a monk — quite withdrawn from sensuality, withdrawn from unskillful qualities — enters and remains in the first jhana: rapture and pleasure born from withdrawal, accompanied by directed thought and evaluation. He permeates and pervades, suffuses and fills this very body with the rapture and pleasure born from withdrawal. There is nothing of his entire body unpervaded by rapture and pleasure born from withdrawal.


Sekian investigasinya.... hayo2x kita 'korek'2x lagi....
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sukma Kemenyan on 14 December 2007, 07:17:37 AM
a. Directed thought (vitakka): Think of the breath until you can keep it in mind without getting distracted.
gak yakin

b. Singleness of preoccupation (ekaggatarammana):
The mind becomes one, at rest with the breath.
Unstable

c. Evaluation (vicara):
Gain a sense of how to let this comfortable breath sensation spread and connect with the other breath sensations in the body.
Sering dan Unstable - gak disemua tarikan nafas ada "comfort sensation"

d. rapture (piti), a compelling sense of fullness and refreshment for body and mind, going straight to the heart, independent of all else;
Only once - en... mayan susah dapetinnya lage :hammer:

e. pleasure (sukha), physical ease arising from the body's being still and unperturbed (kaya-passaddhi);
mental contentment arising from the mind's being at ease on its own, undistracted, unperturbed, serene, and exultant (citta-passaddhi).
gak yakin
-
Kesimpulan...
Mesti banyak-banyak berlatih :hammer:
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sukma Kemenyan on 14 December 2007, 07:24:11 AM
(c) Evaluation (vicara): Gain a sense of how to let this comfortable breath sensation spread and connect with the other breath sensations in the body. Let these breath sensations spread until they're interconnected all over the body. Once the body has been soothed by the breath, feelings of pain will grow calm. The body will be filled with good breath energy. (The mind is focused exclusively on issues connected with the breath.)

---
sorry oot...
namun setelah pertama kali nya gw nongol disini...
besoknya gw mencret-mencret...
maap kalao kata-katanya "ajaib"  ^:)^
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sumedho on 14 December 2007, 08:48:45 AM
Quote
. Once the body has been soothed by the breath, feelings of pain will grow calm. The body will be filled with good breath energy.
Mungkin bagian ini dibagian periode dimana seperti kesemutan yang lalu hilang sendirinya....   :-?
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: bond on 14 December 2007, 09:51:00 AM
[
Quote
quote author=Sumedho

 Ajahn Lee Dhammadharo adalah salah satunya. Dia menjelaskan
Quote
When you reach this point you may find that the breath starts giving rise to various signs (nimitta), such as seeing or feeling hot, cold, or tingling sensations in the head. You may see a pale, murky vapor or your own skull. Even so, don't let yourself be affected by whatever appears. If you don't want the nimitta to appear, breathe deep and long, down into the heart, and it will immediately go away.

Dan dari 2 jalur itu, masuk ke jhana caranya seperti ini
Quote
Now we will summarize the methods of breath meditation under the headings of jhana.

Jhana means to be absorbed or focused in a single object or preoccupation, as when we deal with the breath.

1. The first jhana has five factors. (a) Directed thought (vitakka): Think of the breath until you can keep it in mind without getting distracted. (b) Singleness of preoccupation (ekaggatarammana): Keep the mind with the breath. Don't let it stray after other concepts or preoccupations. Watch over your thoughts so that they deal only with the breath to the point where the breath becomes comfortable. (The mind becomes one, at rest with the breath.) (c) Evaluation (vicara): Gain a sense of how to let this comfortable breath sensation spread and connect with the other breath sensations in the body. Let these breath sensations spread until they're interconnected all over the body. Once the body has been soothed by the breath, feelings of pain will grow calm. The body will be filled with good breath energy. (The mind is focused exclusively on issues connected with the breath.)

These three qualities must be brought together to bear on the same stream of breathing for the first jhana to arise. This stream of breathing can then take you all the way to the fourth jhana.

Directed thought, singleness of preoccupation, and evaluation act as the causes. When the causes are fully ripe, results will appear — (d) rapture (piti), a compelling sense of fullness and refreshment for body and mind, going straight to the heart, independent of all else; (e) pleasure (sukha), physical ease arising from the body's being still and unperturbed (kaya-passaddhi); mental contentment arising from the mind's being at ease on its own, undistracted, unperturbed, serene, and exultant (citta-passaddhi).

Rapture and pleasure are the results. The factors of the first jhana thus come down simply to two sorts: causes and results.

As rapture and pleasure grow stronger, the breath becomes more subtle. The longer you stay focused and absorbed, the more powerful the results become. This enables you to set directed thought and evaluation (the preliminary ground-clearing) aside, and — relying completely on a single factor, singleness of preoccupation — you enter the second jhana (magga-citta, phala-citta).
http://www.accesstoinsight.org/lib/thai/lee/inmind.html

'Penampakan' penjelasan menggunakan nimitta hanya sedikit sekali pemunculannya di penjelasan jhana *tidak ada nimitta disana*. Kalau memang nimitta itu penting, pasti dimasukkan. Kebanyakan yang muncul hanya penjelasan seperti ini saja
Quote
There is the case where a monk — quite withdrawn from sensuality, withdrawn from unskillful qualities — enters and remains in the first jhana: rapture and pleasure born from withdrawal, accompanied by directed thought and evaluation. He permeates and pervades, suffuses and fills this very body with the rapture and pleasure born from withdrawal. There is nothing of his entire body unpervaded by rapture and pleasure born from withdrawal.


Sekian investigasinya.... hayo2x kita 'korek'2x lagi....
[/quote]

Memang anapanasati tidak seperti kasina, dimana nimitta menyerupai objek kasina.

Hanya keterangan Ajahn Lee dengan Sayalay Dipankara ada sedikit perbedaan. Dimana Ajahn Lee mengatakan ketika nimitta tidak diinginkan maka bernafaslah panjang sampai ke hati. Tetapi menurut Sayalay dan Paauk Sayadaw, justru itu akan membuat konsentrasi buyar kembali ke awal,memang pasti nimittanya hilang, karena yg dilihat adalah ugaha nimitta, yg mana tidak boleh diperhatikan tetapi tetap pada fokus nafas. Dan tanpa perlu usaha menghilangkan, tetapi tetap pada objek nafas.

Sesuai pengalaman saya, apa yg dikatakan Sayalay benar, dan yg dimaksud Ajahn Lee,sensation panas ,dingin dan lain2, itu adalah piti, bukan jenis nimitta. Nimitta beisa juga bukan berupa bentuk, yg disebut arupa nimitta,misalanya objek ruang kosong maka nimitanya ruang kosong.

Memang dalam meditasi kita tidak terfokus pada nimittanya, tetapi ia merupakan alat bantu, saja. karena pada saat masuk jhana, kita mengetahui faktor2nya.
 Masalahnya penjelasan Ajahn Lee tidaklah jelas dan ngambang kalau ditinjau dari pengalaman saya.
Mengapa, karena faktor2 jhana dapat muncul di saat khanika samadhi atau pada saat upacara samadhi. Nah ini yg sering pemeditator pemula terpleset, dimana mereka berpikir jhana, seperti yg dijelaskan Ajahn Lee tadi. Yg membedakan Faktor jhana saat jhana 1 dan faktor jhana yg ada di upacara samadhi adalah kejernihannya dalam nimitta dan faktornya sendiri.

Walaupun dikatakan bahwa sesuai watak masing2, bisa memakai nimitta atau tidak, tetap saja kita sebagai pemula lebih baik menjadikan nimitta sebagai alat bantu masuk ke jhana.

Saya sendiri masih ragu dan mempertanyakan apa yg di katakan Ajahn Lee. Saya lebih melihat dia menjelaskan tentang bagaimana meninjau faktor jhana pada saat masuk jhana, bukan pada prosesnya masuk ke jhana.

Smoga bisa kita teliti bersama melalui pengalaman
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sumedho on 14 December 2007, 10:19:19 AM
Quote
Memang dalam meditasi kita tidak terfokus pada nimittanya, tetapi ia merupakan alat bantu, saja. karena pada saat masuk jhana, kita mengetahui faktor2nya.
Kalo versi ajahn brahms beda lagi. dia bilang kita tidak akan bisa menganalisa ketika masuk ke jhana. ketika kita sudah keluar baru bisa kita analisa faktor2x jhananya. Menurut beliau, kalau kita bisa tahu kita sedang di jhana, maka kita sebenarnya bukan sedang di jhana.

Quote
Saya sendiri masih ragu dan mempertanyakan apa yg di katakan Ajahn Lee. Saya lebih melihat dia menjelaskan tentang bagaimana meninjau faktor jhana pada saat masuk jhana, bukan pada prosesnya masuk ke jhana. masalahnya penjelasan Ajahn Lee tidaklah jelas dan ngambang kalau ditinjau dari pengalaman saya.
Tapi setidaknya pencapaian beliau sudah cukup diakui.

Quote
Ajaan Lee was one of the foremost teachers in the Thai forest ascetic tradition of meditation founded at the turn of the century by his teacher, Phra Ajaan Mun Bhuridatta. His life was short but eventful. Known for his skill as a teacher and his mastery of supranatural powers, he was the first to bring the ascetic tradition out of the forests of the Mekhong basin and into the mainstream of Thai society in central Thailand.
— From The Autobiography of Phra Ajaan Lee.

setiap guru meditasi punya style dan interpretasi yg berbeda2x yah. manakah yang benar ? Mungkin semua benar hanya 'interpretasi' yang berbeda.


Quote
Walaupun dikatakan bahwa sesuai watak masing2, bisa memakai nimitta atau tidak, tetap saja kita sebagai pemula lebih baik menjadikan nimitta sebagai alat bantu masuk ke jhana.
Btw saran ini atas pengalaman pribadi yah bro ?
Yang jadi masalah adalah ketika si pemeditator yang secara wataknya tidak condong ke 'nimitta', maka akan jadi sulit juga karena memang dia tidak melihat nimitta dan dia mandek untuk mengharapkan nimitta terus.
Mungkin lebih enak kalau, silahkan coba mana yang lebih nyaman. kalau tidak ketemu nimitta yah sudah tidak apa2x jangan sampai jadi beban.

Ini juga ada ajahn Sao yang mengajarkan meditasi anapanasati tetapi tidak dengan nimitta. http://www.accesstoinsight.org/lib/thai/phut/sao.html
Sangat menarik.
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sukma Kemenyan on 14 December 2007, 11:06:39 AM
Gue barusan baca referensi bond yg dari "Pa-Auk Tawya Sayadaw"

---
Page 43~44
...

After concentrating your mind like this for at least half an hour, you should proceed to the first and second stage of the meditation:
[1] Breathing in a long breath, he knows, ‘I am breathing in a long breath’;or
breathing out a long breath, he knows, ‘I am breathing out a long breath’.
[2] Breathing in a short breath, he knows, ‘I am breathing in a short breath’;
breathing out a short breath, he knows, ‘I am breathing out a short breath’.


....

At this stage the nimitta may appear, but if you are able to do this calmly for about one hour, and no nimitta appears, you should move on to the third stage;
[3]
‘Experiencing the whole breath body, I will breathe in’, thus he trains himself and;
‘Experiencing the whole breath body, I will breathe out’, thus he trains himself.


....

If you are calmly aware of the breath from beginning to end for about an hour, and no nimitta appears, you should move on to the fourth stage:
[4]
‘Calming the breath body, I will breathe in’, thus he trains himself and,
‘Calming the breath body, I will breathe out’, thus he trains himself.


To do this, you should decide to make the breath calm, and go on being continuously aware of the breath from beginning to end.

----

End...
There is no explaination what should we do if there is no nimitta appears after fourth stage

Pembahasan selanjutnya berfocus pada nimitta itself; dan tidak ada yg kelima
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sumedho on 14 December 2007, 11:32:17 AM
hmmm, pada page 43 (kalo tertulis dibawah page 58)
Quote
tWith the attainment of the fourth jhāna, the
breath stops completely. This completes the fourth stage in the development of ānāpānāsati :

‘Calming the breath body, I will breathe in’, thus he trains himself, and,
‘Calming the breath body, I will breathe out’, thus he trains him self. 
 
This stage began just before the nimitta appeared, and as concen
tration developed through the four jhānas, the breath became
progressively calmer and calmer, until it stopped in the fourth
jhāna

kalau dari tulisannya sepertinya antara jhana itu tidak linier, jadi in ke 1, out, lalu in ke 2, lalu out, in ke 3, lalu out, in ke 4.  :-? ketika keluar, lalu menganalisa lalu masuk lagi...

Nyan, utk step2x itu, ada 16 langkah. intip aja di anapananasati sutta.
http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/mn/mn.118.than.html
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: bond on 14 December 2007, 11:45:06 AM
Bisa jadi yg bro Sumedho katakan benar, bahwa Bhikkhu2 menginterpretasikan beda karena faktor , watak, dan persepsi, tetapi sebenarnya dialami adalah hal yg sama. O..o ternyata Ajahn Lee muridnya Ajahn Mun, berarti bisa dipastikan dia masuk jhana, cuma pengalamannya beda ;D

Soalnya kalo murid Ajahn Mun biasanya mumpuni dalam hal meditasi.

Daripada kita bingung, lebih baik kita praktek lsg. Jadi saran saya ketika kita berguru pada salah satu bhikkhu, sebaiknya tidak memilki keraguan dgn teknik yg diajarkannya.
Kalau saya pribadi lebih cocok ke arah Paauk Sayadaw. Karena lebih sistematis dan terperinci.

Dan sepertnya para bhikkhu jarang sekali berbicara mengenai nimitta, lebih ke faktor jhana. sepertinya ada hal yg mereka tidak sampaikan sebelum kita mengalami. Dugaan saya mengapa demikian, karena jhana dapat disimpangkan menjadi iddhi oleh umat awam. Dan memang nimitta bukan point utama dalam jhana, tetapi pembantu saja.
Selamat berlatih semuanya.
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sumedho on 14 December 2007, 11:52:12 AM
Yoi bro bond. kalo kita baca dari berbagai guru, beda2x... mending dicobain mana yang kena dan cucok :)

Hayo kita galakkan meditasi....
Semangatttttt <:-P
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sukma Kemenyan on 14 December 2007, 11:52:52 AM
Nyan, utk step2x itu, ada 16 langkah. intip aja di anapananasati sutta.
http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/mn/mn.118.than.html
Asem... :hammer:

gue seolah-olah jadi bahan "experiment"  :)) :))

Yoi bro bond. kalo kita baca dari berbagai guru, beda2x... mending dicobain mana yang kena dan cucok :)

Hayo kita galakkan meditasi....
Semangatttttt <:-P
Galakan artikel meditasi...
sering meng-"inspire" supaya pembacanya (sperti gw) agar mau aktif kembali...
dua hari terakhir ini mungkin gw ada ngabisin 12jam tuk duduk bengong

en berexperiment dengan teori2x objek2x en teknik2x...
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sumedho on 14 December 2007, 11:54:53 AM
itu namanya temen perhatian tuh >:D
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: bond on 14 December 2007, 12:12:08 PM
bro kemenyan, ngak usah bingung tekniknya, jalanin aja,and share ama kita2. siapa tau kita bisa saling kasi masukan. pake ini dan itu, nah kalo bro uda masuk bener jhana akan sangat menginspirasikan kita semua.

Selamat berjuang bro.
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: bond on 16 December 2007, 05:57:11 PM
Quote
by sumedho
Kalo versi ajahn brahms beda lagi. dia bilang kita tidak akan bisa menganalisa ketika masuk ke jhana. ketika kita sudah keluar baru bisa kita analisa faktor2x jhananya. Menurut beliau, kalau kita bisa tahu kita sedang di jhana, maka kita sebenarnya bukan sedang di jhana.


Saya berterima kasih ke bro sumedho yg telah menginformasikan ttg rekaman ceramah Sayalay Dipankara. Saya juga dengan suka cita menginformasikan kepada teman2 utk mendengarkannya.

Salah satu yg saya dapatkan lagi adalah seperti yg saya quote diatas, persis seperti yg dikatakan Sayalay Dipankara, bahwa peninjauan faktor jhana ternyata hanya bisa dilakukan setelah keluar dari jhana.

Salam metta
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sumedho on 16 December 2007, 09:24:13 PM
sama-sama bro :)

hayo pada buka kesini
http://www.dhammacitta.org/perpustakaan/video/meditasi-video-perpustakaan/meditasi-samatha-dan-vipassana-17-oktober-2006

agak besar sih, tapi itu sudah di optimize dengan compression h.264, 1 dvd jadi sekitar 110 mb (dibagi jadi 2 bagian, samatha dan vipassana)
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: bond on 17 December 2007, 09:48:46 AM
Ajaran Sang Buddha memang menarik untuk diteliti( umat atau bhikkhunya seperti ilmuwan diri sendiri), makanya tidak salah Albert Einstein mengatakan agama masa depan adalah agama Buddha karena bisa berdampingan dengan ilmu pengetahuan.Salah satunya ilmu psycology :)

Best metta
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: EVO on 17 December 2007, 03:47:50 PM
hmmmmmmmmmmmmmmmm
hebat semuaaaa
kapan yah bisa seperti suhu-suhu ini semua
hebat banget!!!!!!!!=D>
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: asunn on 17 December 2007, 11:20:27 PM
gw hanya bisa bengong  :o heheh *bravo2 ...keep uptodate yah :)
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Buddhism on 20 December 2007, 07:23:46 PM
kapan yah gw bisa seperti mereka ?  :'(
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sukma Kemenyan on 09 January 2008, 07:31:07 AM
Another good reading material about Jhana...

[ Travelogue to the four jhanas - Ajahn Brahmavamso (http://www.dharmaweb.org/index.php/Travelogue_to_the_four_jhanas_by_Ajahn_Brahmavamso) ]

Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 09 January 2008, 09:49:03 AM
Ringkasan perbandingan jhana dari Sutta, Abhidhamma, dan Visuddi Magga : http://www.leighb.com/jhanatrd.ht (http://www.leighb.com/jhanatrd.ht)

Perbandingan jhana menurut guru2 meditasi :
http://www.leighb.com/jhanantp.htm (http://www.leighb.com/jhanantp.htm)

Dari website di atas banyak artikel-artikel menarik, berikut halaman indexnya : http://www.leighb.com/jhanas.htm (http://www.leighb.com/jhanas.htm)

Perkenalan oleh Bhante Nanamoli dalam terjemahan Vissudhi Magga :

Quote
The doctrines (Dhamma) of the Theravada Pali tradition can be conveniently traced in three main layers. (1) The first of these contains the main books of the Pali Sutta Pitaka. (2) The second is the Abhidhamma Pitaka, notably the closely related books, the Dhammasangani, Vibhanga Patthana. (3) The third is the system which the author of the Visuddhimagga completed, or found completed, and which he set himself to edit and translate back into Pali.

.... (details of 1 and 2 omitted for brevity)....

(3) The system found in the Commentaries has moved on (perhaps slightly diverged) from the strict Abhidhamma-Pitaka standpoint. The Suttas offered descriptions of discovery; the Abhidhamma, map-making; but emphasis now is not on discovery, or even on mapping, so much as on consolidating, filling in and explaining. The material is worked over for consistency. Among the principal new developments here are these. The 'Cognitive Series' (citta-?ithi) in the occurrence of the conscious process is organised (see Ch. IV, n. 13 and Table V) and completed, and its association with the three different kinds of kamma is laid down. The term sabhava ('individual-essence', 'own-being' or 'it-ness', see Ch. VII, n.68) is introduced to explain the key word dhamma, thereby submitting that term to ontological criticism, while the samaya ('event' or 'occasion') of the Dhammasangani is now termed a khana ('moment') thus shifting the weight and balance a little in the treatment of time. Then there is the specific ascription of the three instants (khana, too) of Arising, Presence and Dissolution (uppada-tthiti-bhanga), to each 'moment' (Khana), one 'material moment' being calculated to last as long as sixteen 'mental moments' (Ch. XX, Section 24; DhsA.60). New to the Pitakas are also the rather unwieldly enumeration of concepts (pannatti, see Ch. VII, n.11) and the handy defining-formula of Word-meaning, Characteristic, Function, Manifestation and Proximate Cause (Locus); also many minor instances such as the substitution of the specific 'heart-basis' for the Patthana's 'material basis of the mind', the conception of 'material octads' etc. the detailed descriptions of the thirty-two part of the body instead of the bare enumetation of the names in the Suttas (thirty-one in the Four Nikayas and thirty-two in the Khuddaka-patha and the Patisambhidamagga), and many more. And the word paramattha acquires a new and slightly altered currency. The question of how much this process of development owes to the post-Maurian evolution of Saskrit thought on the Indian mainland (either through assimilation or opposition) still remains to be explored, like so many others in this field. The object of this sketch is only to point to a few landmarks

Seperti yang sudah saya post sebelumnya :

Kalau dari sudut pandang Theravada :

1. Sutta : tanpa kesalahan dan sifatnya otoritatif
2. Suttānuloma : referensi dalam Sutta, otoritatif jika sesuai dengan empat kriteria besar (ada di Sutta dan Vinaya) dalam Mahaparinibanna Sutta

"In such a case, bhikkhus, the declaration of such a bhikkhu is neither to be received with approval nor with scorn. Without approval and without scorn, but carefully studying the sentences word by word, one should trace them in the Discourses and verify them by the Discipline. If they are neither traceable in the Discourses nor verifiable by the Discipline, one must conclude thus: 'Certainly, this is not the Blessed One's utterance; this has been misunderstood by that bhikkhu — or by that community, or by those elders, or by that elder.' In that way, bhikkhus, you should reject it. But if the sentences concerned are traceable in the Discourses and verifiable by the Discipline, then one must conclude thus: 'Certainly, this is the Blessed One's utterance; this has been well understood by that bhikkhu — or by that community, or by those elders, or by that elder.' And in that way, bhikkhus, you may accept it on the first, second, third, or fourth reference. These, bhikkhus, are the four great references for you to preserve."

3. Atthakathā : kitab komentar, otoritatif kecuali bertentangan dengan Sutta dan Suttānuloma
4. Attanomati : pendapat pribadi seorang guru, vinayadhara, dhammakatikha, dll tidak disetujui atau ditolak, tapi ditimbang dengan no. 1, 2, dan 3. Sepertinya Tika dan Anutika masuk kriteria ke 4

Vissudhi Magga masuk ke dalam kategori ke 3
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sumedho on 09 January 2008, 01:24:52 PM
Another good reading material about Jhana...

[ Travelogue to the four jhanas - Ajahn Brahmavamso (http://www.dharmaweb.org/index.php/Travelogue_to_the_four_jhanas_by_Ajahn_Brahmavamso) ]



ini potongan dari tulisan tersebut yang mungkin bisa di highlight tentang nimitta


Quote
If you calm the physical feeling of breath down, the mental feeling of breath starts to arise -- the samadhi nimitta -- usually a light which appears in the mind. However, it can sometimes just appear to be a physical feeling. It can be a deep peacefulness; it can even be like a blackness. The actual description of it is very wide simply because the description is that which everyone adds on to a core experience, which is a mental experience. When it starts to arise you just haven't got the words to describe it. So what we add to it is usually how we understand it to ourselves. Darkness, peacefulness, profound stillness, emptiness, a beautiful light or whatever. Don't particularly worry about what type of nimitta it actually is.
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: bond on 09 January 2008, 03:37:46 PM
Nah ini dia, yg saya mo nanya berdasarkan pengalaman saya, kalau memang bukan nimitta as light /kristal atau dapat berupa rasa damai dan blackness dll.

Berarti kita mengetahui jhana karena munculnya faktor2 jhana dalam tiap jhana yg dicapai.

Hal yg saya pernah rasakan bahwa tidak ada nimita berbentuk cahaya ataupun kristal , tapi saya merasakan vitaka,vicara, piti ,suka dan ekagata dgn kuat--peaceful and blackness. Dan pernah beberapa kali merasakan ekagata dan upekha. Masalahnya apakah itu sudah jhana?ini saya belum ngerti...Dan apa yg pernah saya ketahui dalam upacara samadhi juga terdapat faktor jhana 1 tapi tidkalah kuat. nah lalu yg benar2 menjadi patokannya apa?

Tetapi dalam hal ini saya dapat memahami dengan jelas apa itu vitaka, vicara, piti,suka dan ekagata dan upekha. Walaupun saya kadang sulit mengutarakannya. Dan sampai sekarang saya masih bertanya pada diri saya sendiri apakah ini jhana? dan saya  sendiri masih belum yakin bahwa ini jhana.

Dan pengalaman tadi terjadi pada saat saya masih SMA dan belum mempelajari Ajaran Sang Buddha.Dan objeknya adalah Alo kasina.Dan sempat juga nimitta Alo itu muncul dan begitu saya buka mata, sudah dua jam meditasi, dan ini baru saya ketahui jhana 1 setelah baca literatur yg ada. Dan karena kesibukan kerja dan lain,sempat vakum meditasi intensif selam 7 tahun, dan sekarang baru memulainya lagi dgn objek anapanasati _/\_
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sumedho on 09 January 2008, 03:53:22 PM
konon sih kalo ada ke 5 faktor itu yah sudah jhana om
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: bond on 09 January 2008, 04:01:29 PM
Saya hanya yakin itu jhana satu ketika yg muncul nimittanya disertai 5 faktor jhana. kalau yg sangat tenang dan damai beserta 5 faktor jhana saya masih ragu, apakah ini baru upacara samadhi atau jhana..?apalagi ketika hanya merasakan ekagata dan upekha saja setelah proses 5 faktor jhana berjalan, masih sangat sangata ragu itu jhana 4.
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sumedho on 09 January 2008, 04:07:26 PM
merasakan ekagatan dan upekkha nya ketika meditasi ?
btw dalam ciri2x jhana 4, nafas berhenti juga
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: tesla on 09 January 2008, 06:03:47 PM
Quote
If you calm the physical feeling of breath down, the mental feeling of breath starts to arise -- the samadhi nimitta -- usually a light which appears in the mind. However, it can sometimes just appear to be a physical feeling. It can be a deep peacefulness; it can even be like a blackness. The actual description of it is very wide simply because the description is that which everyone adds on to a core experience, which is a mental experience. When it starts to arise you just haven't got the words to describe it. So what we add to it is usually how we understand it to ourselves. Darkness, peacefulness, profound stillness, emptiness, a beautiful light or whatever. Don't particularly worry about what type of nimitta it actually is.

seph... jadi tambah semangat :)

tapi apa itu bukan piti ya?
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: bond on 09 January 2008, 07:00:52 PM
merasakan ekagatan dan upekkha nya ketika meditasi ?
btw dalam ciri2x jhana 4, nafas berhenti juga

Makanya saya sangat2 ragu karena setelah melewati sukha yg luar biasa, timbul rasa sukha biasa aja dan saya meninggalkannya. baru muncul perasaan itu tapi rasanya masih ada nafas :)) dan duduknya ngak lebih dari dua jam, saya hanya berpikir seperti yg Sayalay katakan, bisa kepleset ke bhavanga dimana ada rasa tenang dan damai yg mungkin saya pikir itu ekagata dan upekkha. _/\_
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: bond on 09 January 2008, 07:09:57 PM
Quote
If you calm the physical feeling of breath down, the mental feeling of breath starts to arise -- the samadhi nimitta -- usually a light which appears in the mind. However, it can sometimes just appear to be a physical feeling. It can be a deep peacefulness; it can even be like a blackness. The actual description of it is very wide simply because the description is that which everyone adds on to a core experience, which is a mental experience. When it starts to arise you just haven't got the words to describe it. So what we add to it is usually how we understand it to ourselves. Darkness, peacefulness, profound stillness, emptiness, a beautiful light or whatever. Don't particularly worry about what type of nimitta it actually is.

seph... jadi tambah semangat :)

tapi apa itu bukan piti ya?
Yg diatas hanya menjelaskan nimitta bentuk(light) dan non bentuk(perasaan)
Kalau bro yg muncul hanya seperti yg ditulis diatas itu hanya piti, tetapi bila bro merasakan /mengetahui dengan sendirinya ada vitaka,vicara,sukha ,pitti dan ekagata singkatnya ada 5 faktor jhana maka itu jhana. Tapi perlu diingat jika faktor itu tidak stabil maka itu baru upacara samadhi aja. Tapi kalo dia menetap terus, stabil dalam waktu lama itu jhana.
Nah waktu latihan jgn evaluasi apa2 terhadap apa yg kita rasakan , pikirkan just focus and realize it.
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: andry on 10 January 2008, 01:01:51 PM
abang bond, setahu saya nimita tidak selalu bentuk kristal or cahaya.. itu semua tergantung dari objek jaman dahulu bgt.. sebelum anda lahir di dunia ini.. biasanya yg kristal objek pada hidup lampaunya kasina...
namun nimita tiap org beda2 tergantung mm perangai kali yah..
dan setahu saya juga.. kalo  udah cerap jhana 1 , semua indra udah tutup.. plg gampang, u  udah gak denger apa2..
itu aja patokannya..
tapi harus ehipasiko seh.. jgn u percaya aja.. kata2 gue.. siapa tahu kata2 wo gombal belaka.. kan nda ada yg tahu...
selamat ber jhana ria... ;D
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: tesla on 10 January 2008, 01:36:19 PM
Quote
If you calm the physical feeling of breath down, the mental feeling of breath starts to arise -- the samadhi nimitta -- usually a light which appears in the mind. However, it can sometimes just appear to be a physical feeling. It can be a deep peacefulness; it can even be like a blackness. The actual description of it is very wide simply because the description is that which everyone adds on to a core experience, which is a mental experience. When it starts to arise you just haven't got the words to describe it. So what we add to it is usually how we understand it to ourselves. Darkness, peacefulness, profound stillness, emptiness, a beautiful light or whatever. Don't particularly worry about what type of nimitta it actually is.

seph... jadi tambah semangat :)

tapi apa itu bukan piti ya?
Yg diatas hanya menjelaskan nimitta bentuk(light) dan non bentuk(perasaan)
Kalau bro yg muncul hanya seperti yg ditulis diatas itu hanya piti, tetapi bila bro merasakan /mengetahui dengan sendirinya ada vitaka,vicara,sukha ,pitti dan ekagata singkatnya ada 5 faktor jhana maka itu jhana. Tapi perlu diingat jika faktor itu tidak stabil maka itu baru upacara samadhi aja. Tapi kalo dia menetap terus, stabil dalam waktu lama itu jhana.
Nah waktu latihan jgn evaluasi apa2 terhadap apa yg kita rasakan , pikirkan just focus and realize it.

bukan membandingkan sama jhana, bond. apakah piti itu sendiri termasuk nimitta?
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: bond on 10 January 2008, 01:59:07 PM
Quote
If you calm the physical feeling of breath down, the mental feeling of breath starts to arise -- the samadhi nimitta -- usually a light which appears in the mind. However, it can sometimes just appear to be a physical feeling. It can be a deep peacefulness; it can even be like a blackness. The actual description of it is very wide simply because the description is that which everyone adds on to a core experience, which is a mental experience. When it starts to arise you just haven't got the words to describe it. So what we add to it is usually how we understand it to ourselves. Darkness, peacefulness, profound stillness, emptiness, a beautiful light or whatever. Don't particularly worry about what type of nimitta it actually is.

seph... jadi tambah semangat :)

tapi apa itu bukan piti ya?
Yg diatas hanya menjelaskan nimitta bentuk(light) dan non bentuk(perasaan)
Kalau bro yg muncul hanya seperti yg ditulis diatas itu hanya piti, tetapi bila bro merasakan /mengetahui dengan sendirinya ada vitaka,vicara,sukha ,pitti dan ekagata singkatnya ada 5 faktor jhana maka itu jhana. Tapi perlu diingat jika faktor itu tidak stabil maka itu baru upacara samadhi aja. Tapi kalo dia menetap terus, stabil dalam waktu lama itu jhana.
Nah waktu latihan jgn evaluasi apa2 terhadap apa yg kita rasakan , pikirkan just focus and realize it.

bukan membandingkan sama jhana, bond. apakah piti itu sendiri termasuk nimitta?

  ^:)^maaf bro.

Kalo dari keterangan diatas sih piti sebagai nimitta. _/\_
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: bond on 10 January 2008, 02:05:45 PM
abang bond, setahu saya nimita tidak selalu bentuk kristal or cahaya.. itu semua tergantung dari objek jaman dahulu bgt.. sebelum anda lahir di dunia ini.. biasanya yg kristal objek pada hidup lampaunya kasina...
namun nimita tiap org beda2 tergantung mm perangai kali yah..
dan setahu saya juga.. kalo  udah cerap jhana 1 , semua indra udah tutup.. plg gampang, u  udah gak denger apa2..
itu aja patokannya..
tapi harus ehipasiko seh.. jgn u percaya aja.. kata2 gue.. siapa tahu kata2 wo gombal belaka.. kan nda ada yg tahu...
selamat ber jhana ria... ;D

Bro andry, setau saya jhana 1 masih bisa dengar suara , hanya terabaikan, tetapi suara juga bisa menjadi rintangan dalam jhana 1. Hal ini telah terkonfirmasi oleh Sayalay Dipankara dan Visudhi magga.

Kalau masalah nimita keliatanya memang ngak selalu bentuk yg nongol kalau di lihat dari teks ataupun ceramah2 yg ada. Tapi ngak tau juga deh. Soalnya dulu objeknya alo kasina. _/\_
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: tesla on 10 January 2008, 04:41:01 PM
Quote
Bro andry, setau saya jhana 1 masih bisa dengar suara , hanya terabaikan, tetapi suara juga bisa menjadi rintangan dalam jhana 1. Hal ini telah terkonfirmasi oleh Sayalay Dipankara dan Visudhi magga.

kalau kita sedang larut dalam sebuah pekerjaan yg memerlukan konsentrasi mendalam, kita sering tidak mendengar/melihat/mengetahui apa yg terjadi di luar batasan pekerjaan tsb. apakah seperti ini yg dimaksud tidak mendengarkan/mengabaikan  suara? apakah ini jg termasuk jhana?  :-?
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: bond on 10 January 2008, 09:44:34 PM
Quote
Bro andry, setau saya jhana 1 masih bisa dengar suara , hanya terabaikan, tetapi suara juga bisa menjadi rintangan dalam jhana 1. Hal ini telah terkonfirmasi oleh Sayalay Dipankara dan Visudhi magga.

kalau kita sedang larut dalam sebuah pekerjaan yg memerlukan konsentrasi mendalam, kita sering tidak mendengar/melihat/mengetahui apa yg terjadi di luar batasan pekerjaan tsb. apakah seperti ini yg dimaksud tidak mendengarkan/mengabaikan  suara? apakah ini jg termasuk jhana?  :-?

Saat berada di Jhana 1  suara ada dan kita tau , tapi pikiran mengabaikannya seperti yg anda ilustrasikan,dan tentunya harus disertai faktor2 jhana, baru dikatakan jhana 1. Tetapi Kalau yg anda ilustrasikan diatas tanpa disertai faktor jhana, ya berarti bukan jhana.

Tetapi bisa menjadi rintangan, kalau pikiran lengah, atau ada suara yg benar2 mengusik, maka bisa terdengar suara itu dengan jelas. Tinggal saat itu kita menyikapi dengan pikiran kita.

Kalau Jhana 4 ada cerita dalam sutta, Saya lupa namanya, yg dia lagi meditasi, ada segerombolan kereta kerajaan lewat, dia tidak dengar sama sekali.

Kalau jhana 4 memang sudah tidak dengar apa2 lagi ,bahkan dibilang nafasnya berhenti _/\_
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sukma Kemenyan on 24 January 2008, 02:55:27 AM
Mangap tapi gw kira ini sedang berbicara nimitta:
Quote
Kosala Sutta
http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an10/an10.029.than.html
- Thanissaro Bhikkhu -
[5] "There are these eight dimensions of [mental] mastery. Which eight?

(i) "One percipient of form internally sees forms externally as limited, beautiful & ugly. Mastering them, he is percipient of 'I know; I see.' This is the first dimension of [mental] mastery.

(ii) "One percipient of form internally sees forms externally as immeasurable, beautiful & ugly. Mastering them, he is percipient of 'I know; I see.' This is the second dimension of [mental] mastery.

(iii) "One percipient of the formless internally sees forms externally as limited, beautiful & ugly. Mastering them, he is percipient of 'I know; I see.' This is the third dimension of [mental] mastery.

(iv) "One percipient of the formless internally sees forms externally as immeasurable, beautiful & ugly. Mastering them, he is percipient of 'I know; I see.' This is the fourth dimension of [mental] mastery.

(v) "One percipient of the formless internally sees forms externally as blue, blue in their color, blue in their features, blue in their glow. Just as a flax-flower is blue, blue in its color, blue in its features, blue in its glow, or just as Benares muslin, smooth on both sides, is blue, blue in its color, blue in its features, blue in its glow, in the same way one percipient of the formless internally sees forms externally as blue, blue in their color, blue in their features, blue in their glow. Mastering them, he is percipient of 'I know; I see.' This is the fifth dimension of [mental] mastery.

(vi) "One percipient of the formless internally sees forms externally as yellow, yellow in their color, yellow in their features, yellow in their glow. Just as a kannikara-flower is yellow, yellow in its color, yellow in its features, yellow in its glow, or just as Benares muslin, smooth on both sides, is yellow, yellow in its color, yellow in its features, yellow in its glow, in the same way one percipient of the formless internally sees forms externally as yellow, yellow in their color, yellow in their features, yellow in their glow. Mastering them, he is percipient of 'I know; I see.' This is the sixth dimension of [mental] mastery.

(vii) "One percipient of the formless internally sees forms externally as red, red in their color, red in their features, red in their glow. Just as a bandha-jivaka-flower is red, red in its color, red in its features, red in its glow, or just as Benares muslin, smooth on both sides, is red, red in its color, red in its features, red in its glow, in the same way one percipient of the formless internally sees forms externally as red, red in their color, red in their features, red in their glow. Mastering them, he is percipient of 'I know; I see.' This is the seventh dimension of [mental] mastery.

(viii) "One percipient of the formless internally sees forms externally as white, white in their color, white in their features, white in their glow. Just as the morning star is white, white in its color, white in its features, white in its glow, or just as Benares muslin, smooth on both sides, is white, white in its color, white in its features, white in its glow, in the same way one percipient of the formless internally sees forms externally as white, white in their color, white in their features, white in their glow. Mastering them, he is percipient of 'I know; I see.' This is the eighth dimension of [mental] mastery.

"These are the eight dimensions of mental mastery. Now, of these eight dimensions of mastery, this is supreme: when one percipient of the formless internally sees forms externally as white, white in their color, white in their features, white in their glow. And there are beings who are percipient in this way. Yet even in the beings who are percipient in this way there is still aberration, there is change. Seeing this, the instructed disciple of the noble ones grows disenchanted with that. Being disenchanted with that, he becomes dispassionate toward what is supreme, and even more so toward what is inferior.

another translation...
Universal Impermanence
http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/nyanaponika/wheel238.html
Quote
- Nyanaponika Thera -
"Monks, there are eight stages of mastery.34 What are the eight?

"(1) Perceiving forms on one's own body, one sees forms externally, small ones, beautiful or ugly: and in mastering them one understands: 'I know, I understand!' This is the first stage of mastery... (8) Not perceiving forms, on one's own body, one sees forms externally, white forms, of white color, white appearance, white luster, and mastering these, one understands: 'I know, I understand!' This is the eighth stage of mastery.

"Among these eight, the highest is: not perceiving forms on one's own body, one sees forms externally, white forms... There are, indeed, monks, persons who perceive in such a way. But even for persons who thus perceive, change takes place, transformation takes place.

"When seeing this, monks, a well-taught noble disciple is repelled by it; being repelled, he becomes disenchanted about the highest, not to speak of what is low.
---
Bagaimana gw bisa ngambil kesimpulan Kosala Sutta ngomongin nimitta ?
pada kosala sutta juga ngomongin Ten Kasina (bener tidak ini ngomongin kasina?)...
Quote
Kosala Sutta
http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an10/an10.029.than.html
- Thanissaro Bhikkhu -
[4] "There are these ten totality-dimensions. Which ten? One perceives the earth-totality above, below, all-around: non-dual,3 unlimited. One perceives the water-totality... the fire-totality... the wind-totality... the blue-totality... the yellow-totality... the red-totality... the white-totality... the space-totality... the consciousness-totality above, below, all-around: non-dual, unlimited. These are the ten totalities. Now, of these ten totalities, this is supreme: when one perceives the consciousness-totality above, below, all-around: non-dual, unlimited. And there are beings who are percipient in this way. Yet even in the beings who are percipient in this way there is still aberration, there is change. Seeing this, the instructed disciple of the noble ones grows disenchanted with that. Being disenchanted with that, he becomes dispassionate toward what is supreme, and even more so toward what is inferior.


----
Question:
[5] "There are these eight dimensions of [mental] mastery. Which eight?"
^ Apa bahasa (istilah pali)-nya "mental-mastery" ?
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: bond on 08 February 2008, 02:31:42 PM
http://www.jhanasadvice.com/sitebuildercontent/sitebuilderfiles/PracticeChart.pdf

Bisa buka web diatas ada chart ttg jhana dari muridnya Paauk Sayadaw.


Smoga bermanfaat _/\_
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: BlackDragon on 27 February 2008, 10:57:36 PM
Busyet dah, Master2 lagi Berargumentasi neh :o

Tapi sayang banyak pake bahasa dewa yah, ga semua bisa nyambung.

Khususnya saya ;D ;D ;D

Tapi terusin yah banyak yg bermanfaat bagi kami para junior. _/\_
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sumedho on 23 May 2008, 06:47:32 PM
jadi bisa disimpulkan,

Jhana ala sutta -> tidak ada nimitta, ada faktor2x jhana. Masih ada sensasi fisik.
Jhana ala visuddhimagga -> ada nimitta dengan faktor2x jhana. Tidak bisa merasakan dkk.

Secara mendetail memang berbeda penjelasan jhana menurut kedua itu. So ? Pilih yang mana ?
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: hudoyo on 16 June 2008, 08:10:03 PM
Jhana ala sutta -> tidak ada nimitta, ada faktor2x jhana. Masih ada sensasi fisik.

Mau tanya, nih, apakah 'jhana ala sutta' ini ada bedanya dengan yang diuraikan oleh Jhanananda Jeff Brooks?

Salam,
hudoyo
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: tesla on 17 June 2008, 12:59:17 AM
baru dapat dari google & mencocokkan dengan pengalaman saya...
mohon pendapat teman2x ^:)^

Quote
Ajahn Dhammadharo

Once he was asked: "The Buddha talked about the need to develop mindfulness and concentration. Could you say more about concentration?"

His reply: "There are three kinds of concentration developed in meditation. Two of them are developed on the path to absorption (jhana) and these are access and full absorption concentration. Each of these is developed by fixing the mind one-pointedly on a single meditation object. Such meditations include visualization of fixed forms or colours, or concentrating the mind on one particular feeling like loving-kindness. When access and absorption concentration are developed, bliss and tranquillity arise, the meditator is fully absorbed in the object, and no hindrances can disturb him. This provisional eradication of defilementsa state free from desire, aversion and confusionlasts only so long as the meditator keeps the mind on the meditation object. As soon as the mind leaves its absorption in the object, bliss disappears and the mind is again beset by the flow of defilements. There is additionally a danger of this fixed concentration. Since it does not generate wisdom it can lead to clinging to bliss or even misuse of the powers of concentration, thereby actually increasing defilements.

"The third kind of concentration is what is referred to in the eightfold path as right concentration or perfect concentration. This is concentration developed on a moment-to-moment basis in insight meditation. Only moment-to-moment concentration following the path of mindfulness leads to the destruction of defilements. This concentration is not developed by fixing the mind motionless to one object, but by being mindful of the changing bodily sensations, feelings, consciousness, and mind objects. When properly established in the inner body and mind, moment-to-moment concentration leads to the destruction of the rounds of rebirth. Through this concentration, we develop the ability to see clearly the five aggregatesform, feeling, volition and consciousness which make up what we conventionally call men and women."

di awal perjalanan meditasi saya (samatha, objek: anapanasati), ada satu kali saya sampai pada tempat tanpa batas yg sangat sulit utk dideskripsikan bahkan belum sempat mengenalinya sudah hilang... setelah itu memang terjadi seperti yg dikatakan ajahn dhammadharo, saya sangat mencari2x hal itu lagi (menambah kemelekatan :hammer: ) & itu tak tercapai lagi. ketika mulai melupakannya, dalam interval yg tidak terlalu jarang, sering mengalami sensasi di mana pada permulaannya tubuh seperti ringan, memanjang, menipis, dll... pointnya adalah menyenangkan... berdasarkan deskripsi di atas, 'bliss & tranquility' muncul setelah access & absortion (upacara-samadhi & jhana?) tercapai. jgn2x yg pengalaman pertama itu jhana & yg kedua itu upacara samadhi? hehehe :P

sensasi begini ketika ingin dirasakan yg terjadi malah balik lagi ke dunia nyata ^-^ tapi kalau tidak terganggu, kadang2x berlanjut pula ke sensasi lain. tubuh yg terasa enteng ini terasa pecah menjadi bagian2x kecil & setiap bagian berputar2x sendiri. ini apa yah? terus terang, ada moment2x tujuan saya meditasi malah jadi ini...

note: meditasi duduk saya tidak lama2x, hanya kira2x 30 menit ;D
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sumedho on 17 June 2008, 08:30:11 AM
Sekilas sih kalau tidak salah Jhanananda Jeff Brooks itu menekankan pada "jhana-nimitta" atau tanda2x Jhana yg disebut "charismatic phenomena". Dia juga sering menekankan pada sensasi2x ketika meditasi.

Pada Jhanananda lebih menekankan dan mencari "pertanda2x" "charismatic phenomena" seperti ear-ringging, halusinasi, OOBE.

CMIIW
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: tula on 27 June 2008, 12:44:08 PM
sensasi begini ketika ingin dirasakan yg terjadi malah balik lagi ke dunia nyata ^-^ tapi kalau tidak terganggu, kadang2x berlanjut pula ke sensasi lain. tubuh yg terasa enteng ini terasa pecah menjadi bagian2x kecil & setiap bagian berputar2x sendiri. ini apa yah? terus terang, ada moment2x tujuan saya meditasi malah jadi ini...

note: meditasi duduk saya tidak lama2x, hanya kira2x 30 menit ;D

hmmmmm kenalkan .. ini tula :D (bukan tulang lho b-()

dari yg tula pahami (tolong dibenerkan .. spy ga salah trus2 an), sensasi yg di utarakan di sutta2 itu kan sensasi nyaman (enak gitu dah intinya), apakah yg dimaksud sensasi enak itu seperti yg tesla sebutin ?

aku ga tau apakah ini bener .. sensasi yg tesla sebutin itu kok dalam deskripsi itu seperti orang yg dalam kondisi fly ya ? (saya lom perna ngedrugs NARKOBA jadi fly itu sendiri ga tau gimana .. cuman kira2 aja)

O iya sekalian nanya ... kalo perasaan badan jadi ringan, kepala isa serasa molor, berputer2 itu pasti kerasa kalo kita focusing mind dalam waktu tertentu aja harusnya .. soalnya tula setiap kali selalu gitu (kadang lama kadang cepet kerasanya, tergantung seberapa focus, kalo pikiran di biarkan ngelantur2 trus di tarik pelan2 ya kerasanya lebih lama, tp kalo di paksa focus akan kerasa lebih cepet itu gejala2) ..... dan aku ga ngerasa "enak" nya dari gejala2 ini sama sekali ...

o iya lagi :D ... setelah sampe di muter2 ringan2 dll itu ... ya disono2 duang ... mau pikiran di biarkan ngelantur, trus di focus dikit lgsg kerasa lagi (cepet), tp ya disana2 aja ... kira2 harus ngapain ya ?
dulu pas (beberap taun lalu) pas masi under bimbingan bhante surya bhumi di vihara sekali medit 2 jam .. ya gunu2 duang ....

o iya maneh :D wakakakakakakak =))
ada 1 cara lagi dapet in itu muter2 lonjong2 dll itu .... cobain .. mau tidur ... dah setengah2 tidur gitu ... tp di tahan2 di paksa ga tidur (sambil merem) akan kerasa jg itu gejala2 ... tp babalas nya biasa ke tidur .. kalo sengaja mau focus ga tidur, kecuali sampe emang niat utk berhenti focus baru mulet2 tidur :">

helep me get through next step ....

wuwu helep me jg dunk :( hikz
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sumedho on 27 June 2008, 01:37:52 PM
keknya di sutta tidak ada dijelaskan tentang sensasi2x. Biasanya sensasi2x itu dijelaskan oleh para guru meditasi yang menceritakan pengalamannya sendiri.

Capa get through yah gampang, ignore it, cuekin, lepaskan :)
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: tula on 27 June 2008, 08:58:41 PM
selama ini si cuek 2 aja .. sampe baca ketikan mas tesla diatas :) ..
btw selama ini cuek tp kapan hari sempet ada kejadian aneh itu ... yg dug dug der itu ... tp apa nanya disini sekalian ?
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sukma Kemenyan on 27 June 2008, 09:01:52 PM
 [at] Tula, um...
Boleh dijelasin (detail) sensasinya gmana ?
en Objeknya apa?

Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: tula on 28 June 2008, 09:37:25 AM
kemenyan,
aku mala baru tau hal2 seperti badan seolah jadi enteng, lama2 seolah melayang (pdhl ya masi nempel kasur), kepala (kadang badan) seolah kerasa lonjong2, molor2, melar2, kadang berputar2 (kaya naik komedi puter tp muter nya lambat banget gitu) ini sebagai sensasi, aku dari dulu menganggap ini hal biasa yg disebabkan kita focus relatif "lama" kesuatu tujuan aja, ga kerasa sesuatu yg nikmat gitu ....

makannya pas baca2 ada yg bilang hati2 tar jadi melekat pada sensasi nikmat, aku mala pengen tau .. seperti apa nikmat nya itu, kalo skrg di bilang sensasi seperti melayang dll itu di bilang nikmat .... ga nikmat blas e  :(

objek saya seperti yg dulu banget perna di ajarkan bhante surya bhumi di vihara, focus memperhatikan nafas yg kluar masuk di hidung, ga perna coba hal2 lain.
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sukma Kemenyan on 28 June 2008, 09:58:31 AM
Mungkin itu yg namanya Piti...

Coba lirik Faktor-Faktor Jhana...
a. Directed thought (vitakka): Think of the breath until you can keep it in mind without getting distracted.

b. Evaluation (vicara):
Gain a sense of how to let this comfortable breath sensation spread and connect with the other breath sensations in the body.

c. rapture (piti), a compelling sense of fullness and refreshment for body and mind, going straight to the heart, independent of all else;

d. pleasure (sukha), physical ease arising from the body's being still and unperturbed (kaya-passaddhi);
mental contentment arising from the mind's being at ease on its own, undistracted, unperturbed, serene, and exultant (citta-passaddhi).

e. Singleness of preoccupation (ekaggatarammana):
The mind becomes one, at rest with the breath.
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Kokuzo on 29 June 2008, 01:45:05 AM
itukah... yang gw alami sekali seumur hidup doank... :(

dah berapa bulan ini jarang meditasi ;D
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: pendekar kuning on 12 August 2008, 03:46:54 PM
numpang lewat ya para senior,
dari tadi saya baca kebanyakan cuma teory aja. bahkan metode jana nya pa auk sayadaw juga saya ragukan sebagai hasil praktek. kenapa? karena proses menuju Jana udah di jelaskan ketika memulai retreat. sehingga orang dapat dengan gampang mereka reka tentang jana itu sendiri dan akhirnya menciptakan di pikiran nya sendiri.
jana sendiri bukan tujuan dari meditasi, bahkan sebagai media untuk pencerahan. yang ingin di capai adalah kebijaksanaan
coba ikuti bimbingan U tejaniya, trus konfirmasikan dengan buku buku tulisan Jack kornfield, Joseph goldstein, Jill Forsdall
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: Sumedho on 12 August 2008, 04:45:23 PM
Bro pendekar kuning, kalau saya sih lebih suka merujuk pada sutta-sutta.
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: bond on 12 August 2008, 06:02:21 PM
numpang lewat ya para senior,
dari tadi saya baca kebanyakan cuma teory aja. bahkan metode jana nya pa auk sayadaw juga saya ragukan sebagai hasil praktek. kenapa? karena proses menuju Jana udah di jelaskan ketika memulai retreat. sehingga orang dapat dengan gampang mereka reka tentang jana itu sendiri dan akhirnya menciptakan di pikiran nya sendiri.
jana sendiri bukan tujuan dari meditasi, bahkan sebagai media untuk pencerahan. yang ingin di capai adalah kebijaksanaan
coba ikuti bimbingan U tejaniya, trus konfirmasikan dengan buku buku tulisan Jack kornfield, Joseph goldstein, Jill Forsdall


Halo met kenal pendekar,

Apa yg diajarkan Pak Auk Sayadaw itu bukan sekedar teori saja, karena dalam beberapa kesempatan peserta retreat yg dibimbing murid2 beliau sendiri (Sayalay Dipankara) sudah mengalami jhana2 itu sendiri dan fenomena2 sebelum jhana. Jadi jhana adalah hasil dari konsentrasi yg terpusat . Dan hasil setelah konsentrasi jhana inilah yg nantinya digunakan untuk bervipasanna bagi yg menggunakan kendaraan samatha-vipasana. Dan kebetulan saya pernah bertemu seorang umat awam di vihara Sakyamuni - Bali yg mengikuti retreat yg dibimbing Sayalay Dipankara, dia berhasil memasuki sampai tahap jhana 2 dan sempat bercerita kepada saya.  Dan Saya memiliki sahabat pula di Jakarta(wanita) pernah melatih samatha bhavana dibawah bimbingan Bhante Utamo langsung, ia memasuki jhana state, dan ketika itu saya juga bertanya apa saja yg terjadi ternyata persis seperti yg diuraikan Pak Auk Sayadaw dan pengalaman umat awam yg di Bali. Bahkan ia mampu duduk hampir seharian dalam meditasi itu.


Kalau  Sayadaw U Tejaniya itu adalah Guru pevipasanna murni yg starting pointnya  adalah cittanupasanna. Nah kembali lagi kepada kita masing2 kendaraan mana yg akan kita gunakan samatha-vipasanna atau vipasanna murni.

 _/\_
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: cunda on 21 September 2008, 11:26:58 AM
Well, sebenarnya ini pertanyaan lama. Sudah menguak banyak referensi dan crosscek dengan pengalaman sebelumnya juga. Nah ingin tahu seperti apakah Jhana menurut rekan2x ?

Yah ada yg bilang semua indra tertutup, dst dst,

menurut anda ?

 _/\_
musti tanya mas indra nih
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: ryu on 21 September 2008, 11:36:22 AM
Well, sebenarnya ini pertanyaan lama. Sudah menguak banyak referensi dan crosscek dengan pengalaman sebelumnya juga. Nah ingin tahu seperti apakah Jhana menurut rekan2x ?

Yah ada yg bilang semua indra tertutup, dst dst,

menurut anda ?

 _/\_
musti tanya mas indra nih
:))
Iya mari kita undang Indra supaya terbuka :))
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: Indra on 21 September 2008, 11:44:34 AM
Baiklah,
Karena saya ditanya, apakah saya tertutup atau tidak, saya akan mencoba menjelaskan:
Jhana dapat dideteksi melalui faktor2nya: Jika ada Vitakka, Vicara, Piti, Sukha, Ekagata, maka itu adalah Jhana Pertama, jika kemudian Vitakka & Vicara lenyap, yang ada hanya Piti, Sukha, Ekagata, maka itu adalah Jhana kedua, dst. ciri2 ini banyak dijelaskan dalam Sutta2, misalnya dalam Samannaphala Sutta (mulai para 75 dst), Digha Nikaya (Silahkan lirik ke ruang Tipitaka di DC ini).

menurut saya, indra tidak tertutup, dalam jhana kita masih bisa mendengar, dan kalo membuka mata, juga masih bisa melihat, saya pernah membaca/mendengar disebutkan bahwa Suara adalah gangguan bagi Jhana pertama, kalau tidak bisa mendengar maka tentunya bukan gangguan.

Maaf Romo, saya menjawab terlalu panjang nih.

 _/\_

Ryu, jangan memancing di air keruh
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: hate_do on 13 November 2008, 08:23:02 PM
Definisi Jhana bisa dijelaskan.. tetapi Pengalaman Jhana tidak bisa dijelaskan.. ibarat ditanya seperti apa rasa cabe rawit? pedas.. jawabnya, pedas itu seperti apa..? harus dirasakan baru bisa tau..

Tapi kalo Monkey King Bar.. Black King Bar.. Sange Yasha... bisa dijelaskan secara definisi dan pengalamannya juga.. GODLIKE..!! BEYOND GODLIKE..!!  ;D
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: Sumedho on 13 November 2008, 09:25:54 PM
Bro hate_do, monkey king bar, black king bar, sange yasha itu apa yah ???
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: Pitu Kecil on 14 November 2008, 09:38:35 AM
Monkey King Bar => Item DOTA WArcraft
Black King Bar => Anti Magic Item DOTA WArcraft
Sange Yasaha => Item DOTA WArcraft
Apa maksud kamu Hate_DO? HATE_DO saya Kasih kamu PERINGATAN PERTAMA, kamu jangan sesuka hati kamu ya!!!!!

Apanya bisa dijelaskan secara secara definisi? Godlike? Beyond GOdlike? anda tidak salah alamatkah? Hei kau jangan suka2 kamu ya!!!!
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: Nilakantha on 14 November 2008, 10:22:35 PM

 [at]  Bro Lothar , yang sabar ya  _/\_   ;D





Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: hendrako on 14 November 2008, 10:30:55 PM
Maaf, OOT nih.....

Apakah rekan2 di DC tidak dibimbing langsung oleh para Bhikku setempat, bukankah lebih baik begitu?
Selama ini saya masih merasa sungkan untuk sekedar bertanya, apalagi minta bimbingan dari Bhikku, ada saran dari rekan sekalian ?
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: ika_polim on 20 November 2008, 04:30:26 PM
Dearest Bros & Sis,

sepanjang kata "Jhana" adalah istilah untuk sebuah "si-kon batin" , maka itu adalah sebuah "kata-praktek" (!!!), dan bukan sama sekali sebuah "kata-huruf-tanpa isi/bobot" (!!!).

jika demikian, untuk bisa paham thdp suatu "kata-praktek" , dan selaras dengan yang ingin dicapai oleh tulisan2 ttg itu, cara satu-satunya adalah "langsung menceburkan diri ke dalam praktikum bhavana yg sebenarnya" tanpa mau diintervensi oleh akal-logis berbagai tulisan yang akan otomatis muncul utk dibandingkan (!!!).

ika.

 
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: Andi Sangkala on 21 November 2008, 11:36:07 AM
Dearest Bros & Sis,

sepanjang kata "Jhana" adalah istilah untuk sebuah "si-kon batin" , maka itu adalah sebuah "kata-praktek" (!!!), dan bukan sama sekali sebuah "kata-huruf-tanpa isi/bobot" (!!!).

jika demikian, untuk bisa paham thdp suatu "kata-praktek" , dan selaras dengan yang ingin dicapai oleh tulisan2 ttg itu, cara satu-satunya adalah "langsung menceburkan diri ke dalam praktikum bhavana yg sebenarnya" tanpa mau diintervensi oleh akal-logis berbagai tulisan yang akan otomatis muncul utk dibandingkan (!!!).

ika.

 


wah rupanya Ika udh nyebur dalam praktikum nih, ajak kita dong ngerasain jhana

Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: hendrako on 22 November 2008, 11:07:31 PM
Dearest Bros & Sis,

sepanjang kata "Jhana" adalah istilah untuk sebuah "si-kon batin" , maka itu adalah sebuah "kata-praktek" (!!!), dan bukan sama sekali sebuah "kata-huruf-tanpa isi/bobot" (!!!).

jika demikian, untuk bisa paham thdp suatu "kata-praktek" , dan selaras dengan yang ingin dicapai oleh tulisan2 ttg itu, cara satu-satunya adalah "langsung menceburkan diri ke dalam praktikum bhavana yg sebenarnya" tanpa mau diintervensi oleh akal-logis berbagai tulisan yang akan otomatis muncul utk dibandingkan (!!!).

ika.

 


wah rupanya Ika udh nyebur dalam praktikum nih, ajak kita dong ngerasain jhana



Entah sudah atau belum, yang dikatakan oleh bro Ika memang benar adanya.

Praktek.. praktek.... praktek......................!!!!
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: Jerry on 30 December 2008, 08:55:44 PM
Yup.. setuju dgn bro Ika, satu2nya cara adalah: bhavana, dan bukan diintervensi pemikiran2 yg membandingkan. Yg dikatakan sadar berarti tidak ada pemikiran yg bercabang ;)

[at] bro hendrako
ralat.. bhavana bhavana bhavana ;D

mettacittena
_/\_
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: hendrako on 31 December 2008, 05:33:04 PM
Yup.. setuju dgn bro Ika, satu2nya cara adalah: bhavana, dan bukan diintervensi pemikiran2 yg membandingkan. Yg dikatakan sadar berarti tidak ada pemikiran yg bercabang ;)

[at] bro hendrako
ralat.. bhavana bhavana bhavana ;D

mettacittena
_/\_

 :yes: :yes: :yes:
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: Sumedho on 31 December 2008, 06:18:03 PM
banyak orang sudah berpraktek, banyak orang sudah merasa mencapai jhana. Mereka mengambil kesimpulan dari pencapaian2x mereka bahwa itu jhana. Apakah itu benar?

Ada yang menghindari membahas hal itu karena katanya harus praktek dan bhavana saja, tidak perlu dibahas. Mengapa Sang Buddha menjelaskan dalam kotbahnya?

Mari kita bandingkan dengan kotbah2x Sang Buddha, jadikan petunjuk apakah bhavana kita sudah sesuai atau belum.
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: Jerry on 31 December 2008, 08:21:24 PM
Yes, milord.. akur deh.. ^:)^
Kalo ga dijelasin Sang Buddha gmn tau? pelajari dan jadikan sutta hanya sebagai rujukan saja, apakah arah kita sudah benar apa ngga. Bukan untuk di'cocok-cocokkan'.

_/\_
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: hendrako on 31 December 2008, 11:46:05 PM
Quote
jika demikian, untuk bisa paham thdp suatu "kata-praktek" , dan selaras dengan yang ingin dicapai oleh tulisan2 ttg itu, cara satu-satunya adalah "langsung menceburkan diri ke dalam praktikum bhavana yg sebenarnya" tanpa mau diintervensi oleh akal-logis berbagai tulisan yang akan otomatis muncul utk dibandingkan (!!!).

Saya pikir pernyataan diatas tidak bermaksud untuk mengesampingkan petunjuk dari Sang Buddha.

Menjalani petunjuk dimana di dalam menjalaninya, petunjuk harus diletakkan agar mencapai apa yg ditunjukkan.


Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: Jerry on 01 January 2009, 01:47:44 AM
Kalo terlalu terpaku pada jari ya ngga ngliat2 bulan itu di mana (inget ucapannya sesepuh Hui Neng, patriarch Zen ke-6)

Sebaliknya kalo mengesampingkan petunjuk dari jari smentara ngga tau bulan itu yg mana ya dah ngliat juga dikira bukan bulan ;D

so.. Be Balance ! :)

_/\_
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: amos on 08 April 2009, 02:05:41 PM
nurjana sih gue tahu he he he
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: sumana on 07 July 2009, 07:11:35 PM
Ada yang menghindari membahas hal itu karena katanya harus praktek dan bhavana saja, tidak perlu dibahas. Mengapa Sang Buddha menjelaskan dalam kotbahnya?
[/quote]

 _/\_
jika Sang Buddha sendiri yang menjelaskan lalu siapa ?  :o  ???  ^-^
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: Ingyastuti on 12 July 2010, 06:33:50 PM
Jhana????
Jhana itu sulit untuk diceritakan...
Wahai teman-teman Mengapa kita harus mencari jhana??
Jhana bila kita tidak menjaganya,jhana itu akan hilang...
Iddhi itu adalah kekuatan batin..
Iddhi bisa muncul sebelum pencapaian jhana..

konsultasi berikutnya hubungi saja YM aku ing_mymay
Ato di forum kita bahas...
:-)
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: Deva19 on 12 July 2010, 08:50:19 PM
salah post
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: tian on 02 January 2011, 02:19:21 AM
 _/\_
Dengan hormat,
Maaf setau saya ada 4 hal yg tidak akan habis jika dibicarakan tapi yg saya jelas inget cuma 2 yaitu:
1. TYME
2. Jhana-Jhana
3 & 4 saya lupa tuh, apa bro & sys bisa bantu ? berikut sumbernya ?
sekian dan terimakasih
 ;D
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: tesla on 02 January 2011, 08:19:36 AM
_/\_
Dengan hormat,
Maaf setau saya ada 4 hal yg tidak akan habis jika dibicarakan tapi yg saya jelas inget cuma 2 yaitu:
1. TYME
2. Jhana-Jhana
3 & 4 saya lupa tuh, apa bro & sys bisa bantu ? berikut sumbernya ?
sekian dan terimakasih
 ;D
1. Prima Causal
2. Batin seseorang dalam keadaan Jhana (lho bukannya malah dibahas di kitab suci :hammer:)
3. Batin seorang Buddha
4. Cara kerja karma

semua itu hanya bisa dimengerti oleh Buddha sendiri, cmiiw
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: yuyu on 09 February 2011, 07:01:32 PM
Mo konsultasi ni...

Dlu pernah y sy ikut latihan meditasi. Jd dibimbing oleh Suhu. Disana kt diasingkan dr dunia luar, trus dilarang melakukan kontak antar sesama peserta, bahkan kontak mata. Dalam 1hr cm 5ikasi 2jam bwt sesi tany jawab/diskusi gtu. Nah, selama berlangsungny program ini, sy spt  mengalami keadaan "tanpa aku". Jadi, segala yg terjadi itu seperti melihat tapi tak merasa, emosi sangat tenang. namun smua indra menjadi lebih sensitif, spt terhadap hembusan angin, suara2 halus lingkungan, dll. Sampai ketika suatu saat kmi d jalan malam d hutan, sy bs merasakan panas tubuh teman2 dr jarak yg tidak dekat. Apa namany kondisi spt ini?
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: tesla on 09 February 2011, 08:49:53 PM
Mo konsultasi ni...

Dlu pernah y sy ikut latihan meditasi. Jd dibimbing oleh Suhu. Disana kt diasingkan dr dunia luar, trus dilarang melakukan kontak antar sesama peserta, bahkan kontak mata. Dalam 1hr cm 5ikasi 2jam bwt sesi tany jawab/diskusi gtu. Nah, selama berlangsungny program ini, sy spt  mengalami keadaan "tanpa aku". Jadi, segala yg terjadi itu seperti melihat tapi tak merasa, emosi sangat tenang. namun smua indra menjadi lebih sensitif, spt terhadap hembusan angin, suara2 halus lingkungan, dll. Sampai ketika suatu saat kmi d jalan malam d hutan, sy bs merasakan panas tubuh teman2 dr jarak yg tidak dekat. Apa namany kondisi spt ini?

peacefull?
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: Nabixl168 on 24 April 2011, 09:17:17 PM
 _/\_
jhana.........

kenapa pada bingung dan sulit di katakan......

jika sudah membaca arti jhana 1......

mengapa masih bingung.......

terapkan dalam kehidupan sehari-hari........

dalam proses mencapai jhana 1........

akan menerima makna dari jhana 1........

 _/\_
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: rooney on 24 April 2011, 10:27:13 PM
_/\_
jhana.........

kenapa pada bingung dan sulit di katakan......

jika sudah membaca arti jhana 1......

mengapa masih bingung.......

terapkan dalam kehidupan sehari-hari........

dalam proses mencapai jhana 1........

akan menerima makna dari jhana 1........

 _/\_

Jhana 1 diterapkan dalam kehidupan sehari-hari  ???
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: icykalimu on 13 May 2011, 11:12:45 PM
"Quite withdrawn from sensuality, withdrawn from unskillful mental qualities, he
enters and remains in the first jhana: rapture and pleasure born from
withdrawal, accompanied by directed thought and evaluation. He permeates and
pervades, suffuses and fills this very body with the rapture and pleasure born
from withdrawal. Just as if a skilled bathman or bathman's apprentice would pour
bath powder into a brass basin and knead it together, sprinkling it again and
again with water, so that his ball of bath powder — saturated, moisture-laden,
permeated within and without — would nevertheless not drip; even so, the monk
permeates... this very body with the rapture and pleasure born of withdrawal.
There is nothing of his entire body unpervaded by rapture and pleasure born from
withdrawal."
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: learner on 31 January 2012, 01:36:53 PM
Kisah Seorang Thera
yang Pernah Terlahir sebagai Pandai Emas

Ada seorang pemuda tampan, anak seorang pandai emas, ditahbiskan menjadi bhikkhu oleh Sariputta Thera. Sariputta Thera memberikan sebuah perwujudan mayat yang menjijikkan sebagai obyek meditasi bagi bhikkhu baru itu. Sambil membawa obyek meditasi itu, ia pergi ke sebuah hutan dan berlatih meditasi di sana; namun dia hanya mencapai sedikit kemajuan. Akhirnya ia kembali untuk kedua kalinya kepada Sariputta Thera untuk memohon petunjuk lebih lanjut. Meskipun demikian, ia masih saja belum mencapai kemajuan. Kemudian Sariputta Thera membawa bhikkhu muda itu menghadap Sang Buddha dan menceritakan semuanya tentang bhikkhu muda itu.

Sang Buddha mengetahui bahwa bhikkhu muda itu adalah anak seorang pandai emas, dan juga ia pernah terlahir di keluarga pandai emas selama 500 kali kehidupannya yang lampau. Kamudian Sang Buddha mengganti obyek meditasinya dari mayat yang menjijikkan menjadi obyek kesenangan. Dengan kekuatan batin Beliau, Sang Buddha menciptakan sekuntum bunga teratai yang sangat indah sebesar roda kereta dan meminta bhikkhu muda itu untuk menancapkannya pada gundukan tanah di luar vihara.

Bhikkhu muda tersebut memusatkan diri pada bunga teratai yang besar, indah dan harum, akhirnya ia pun dapat menyingkirkan segala rintangan. Ia dipenuhi dengan kepuasan yang menggembirakan (piti), dan selangkah demi selangkah ia mengalami perkembangan hingga mencapai pencerapan batin (jhana) keempat.

Sang Buddha melihatnya dari kuti harum Beliau dan dengan kekuatan batin Beliau membuat bunga itu layu seketika. Melihat bunga itu layu dan berubah warna, bhikkhu tersebut memahami ketidakkekalan alamiah bunga tersebut juga segala sesuatu termasuk semua mahluk. Hal tersebut menyebabkan timbulnya kesadaran terhadap ketidakkekalan, ketidakpuasan, dan tanpa inti dari semua hal yang berkondisi. Sesaat kemudian, Sang Buddha memancarkan sinar dan menampakkan diri di hadapan bhikkhu tersebut dan memberinya petunjuk agar segera memusnahkan nafsu keinginan (tanha).

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 285 berikut :

"Ucchinda sinehamattano
kumudam saradikamva panina
santimaggameva bruhaya
Nibbanam sugatena desitam."

Patahkanlah rasa cinta terhadap diri sendiri,
seperti memetik bunga teratai putih di musim gugur.
Kembangkanlah jalan kedamaian Nibbana
yang telah diajarkan oleh Sang Sugata
(Beliau yang telah berlalu dengan baik, Buddha).

Bhikkhu muda mencapai tingkat kesucian arahat setelah khotbah Dhamma itu berakhir.
(dhammapada bab xx. 13 (285))

apa mungkin jhana dicapai dengan mata terbuka? (meditasi tak selalu tutup mata?).

salam kenal semuanya
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: learner on 31 January 2012, 02:09:45 PM
Kisah Tigapuluh Bhikkhu

Pada satu kesempatan, tiga puluh bhikkhu datang memberi penghormatan kepada Sang Buddha. Y.A.Sariputta, yang mengetahui bahwa waktu itu adalah saat yang matang dan sesuai bagi para bhikkhu tersebut untuk mencapai tingkat kesucian arahat, mendekati Sang Buddha dan bertanya, semata-mata hanya untuk kepentingan para bhikkhu tersebut. Pertanyaannya berbunyi demikian : "Apakah yang dimaksud dengan dua Dhamma ?"

Terhadap pertanyaan demikian, Sang Buddha menjawab, "Sariputta! `Meditasi Ketenangan dan Meditasi Pandangan Terang` adalah dua Dhamma tersebut."

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 384 berikut :

"Yada dvayesu dhammesu
paragu hoti brahmano
athassa sabbe samyoga
attham gacchanti janato."

Bila seorang brahmana telah mencapai akhir daripada dua jalan semadi
(pelaksanaan Meditasi Ketenangan dan Pandangan Terang),
Maka semua belenggu akan terlepas dari dirinya.
Karena mengerti dan telah memiliki pengetahuan, ia bebas dari semua ikatan.

Tiga puluh bhikkhu mencapai tingkat kesucian arahat setelah khotbah Dhamma itu berakhir.

(dhammapada 384)

jadi cuma ada 2 macam meditasi ya? meditasi ketenangan dan meditasi pandangan terang saja.

nah jhana termasuk dimana?

tujuan jhana itu menenangkan atau menerangkan?
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: William_phang on 31 January 2012, 02:16:20 PM

Secara umum cuma dikenal dua jenis meditasi - Yaitu Samatha dan vipasana....Jhana itu termasuk dalam Samatha (meditasi ketenangan).... meditasi samatha untuk mengembangkan konsentrasi, dengan konsentrasi yang baik baru bisa menembus realita apa adanya (vipassana)...
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu ?
Post by: sila dan citta cell on 20 February 2012, 05:36:20 AM
Emang di sini ada yang sudah mengalami Jhana ?
Share donk..
_/\_
Merem jam 7 bangun melek jam 10 pas 3 jam ga berasa kesemutan apalagi waktu hanya terasa sekedipan, yah sebenernya lg retret vippasana sih sama Romo Pernant di Vihara Siripada Villa Melati... Saking pingin ngerasain doank kayak apa sih yg namanya ngapus Panca Nivarana tuh jadi begitu tuh cuman jadi time-jumper doank... tapi ga enak juga ... jadi peka sama kofee baru minum seteguk kek mabuk BS... lalu balik ke Vippasana Dhura... lagi deh .... udah cuman gitu doank rasanya ga ada yg istimewa... tuh... malah vippasana yang susah banget... ga pernah masuk padahal dah sering aku convert nyapek piti lalu belok ke sati ga lanjut ke sukkha or ekagatha tapi malah lelah dan capek... so gagal deh... _/\_
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: will_i_am on 20 February 2012, 03:21:34 PM
orang yang bermeditasi dengan tujuan yang tidak benar, tidak akan mencapai perkembangan apapun dalam meditasinya, bahkan jika ia duduk selama setahun..

dalam pikiran orang skeptik, selalu saja ada pertanyaan yang muncul dalam pikiran; "apakah ini jhana I(atau nana)??"
15 menit kemudian ia berpikir "ini pasti jhana kedua", dst dst..
bagaimana orang dengan pemikiran seperti ini bisa maju dalam meditasi?

Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: Sumedho on 21 February 2012, 06:19:49 AM
Kisah Tigapuluh Bhikkhu

Pada satu kesempatan, tiga puluh bhikkhu datang memberi penghormatan kepada Sang Buddha. Y.A.Sariputta, yang mengetahui bahwa waktu itu adalah saat yang matang dan sesuai bagi para bhikkhu tersebut untuk mencapai tingkat kesucian arahat, mendekati Sang Buddha dan bertanya, semata-mata hanya untuk kepentingan para bhikkhu tersebut. Pertanyaannya berbunyi demikian : "Apakah yang dimaksud dengan dua Dhamma ?"

Terhadap pertanyaan demikian, Sang Buddha menjawab, "Sariputta! `Meditasi Ketenangan dan Meditasi Pandangan Terang` adalah dua Dhamma tersebut."

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 384 berikut :

"Yada dvayesu dhammesu
paragu hoti brahmano
athassa sabbe samyoga
attham gacchanti janato."

Bila seorang brahmana telah mencapai akhir daripada dua jalan semadi
(pelaksanaan Meditasi Ketenangan dan Pandangan Terang),
Maka semua belenggu akan terlepas dari dirinya.
Karena mengerti dan telah memiliki pengetahuan, ia bebas dari semua ikatan.

Tiga puluh bhikkhu mencapai tingkat kesucian arahat setelah khotbah Dhamma itu berakhir.

(dhammapada 384)

jadi cuma ada 2 macam meditasi ya? meditasi ketenangan dan meditasi pandangan terang saja.

nah jhana termasuk dimana?

tujuan jhana itu menenangkan atau menerangkan?


Dalam sutta, ketenangan dan pandangan terang (samatha dan vipassana) adalah kualitas batin, bukan tehnik meditasi.

Utk mencapai jhana, dibutuhkan sila yang sempurna lalu kualitas batin ketenangan dan pandangan terang.

Quote
[9] "If a monk would wish, 'May I attain — whenever I want, without strain, without difficulty — the four jhanas that are heightened mental states, pleasant abidings in the here-&-now,' then he should be one who brings the precepts to perfection, who is committed to inner tranquillity of awareness, who does not neglect jhana, who is endowed with insight, and who frequents empty dwellings.

[10] "If a monk would wish, 'May I — with the ending of mental fermentations — remain in the fermentation-free awareness-release & discernment-release, having directly known & realized them for myself in the here-&-now,' then he should be one who brings the precepts to perfection, who is committed to inner tranquillity of awareness, who does not neglect jhana, who is endowed with insight, and who frequents empty dwellings.

Quote
‘‘Ākaṅkheyya ce, bhikkhave, bhikkhu ‘catunnaṃ jhānānaṃ ābhicetasikānaṃ diṭṭhadhammasukhavihārānaṃ nikāmalābhī assaṃ akicchalābhī akasiralābhī’ti, sīlesvevassa paripūrakārī ajjhattaṃ cetosamathamanuyutto anirākatajjhāno vipassanāya samannāgato brūhetā suññāgārānaṃ.

‘‘Ākaṅkheyya ce, bhikkhave, bhikkhu ‘āsavānaṃ khayā anāsavaṃ cetovimuttiṃ paññāvimuttiṃ diṭṭheva dhamme sayaṃ abhiññā sacchikatvā upasampajja vihareyya’nti, sīlesvevassa paripūrakārī ajjhattaṃ cetosamathamanuyutto anirākatajjhāno vipassanāya samannāgato brūhetā suññāgārānaṃ.

Akan tetapi belakangan2 kemudian mulai dikelompokkan jadi samatha bhavana dan vipassana bhavana, which is yg malahan bahkan jadi makin jauh dipisah, satu katanya utk jhana dan satu lagi untuk pencerahan. Padahan kedua itu merupakan kualitas yang dibutuhkan utk jhana dan pencerahan.


dalam Kimsukopama sutta http://dhammacitta.org/dcpedia/SN_35.245:_Kimsukopama_Sutta (http://dhammacitta.org/dcpedia/SN_35.245:_Kimsukopama_Sutta), dijelaskan bahwa, ketenangan dan pandangan terang merupakan "kaki" yg menjalani Jalan Mulia Berunsur 8 (yg salah satu unsurnya adalah Samma samadhi, yah si Jhana itu)
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: baikuntuksemua on 24 August 2012, 05:02:25 PM
 _/\_
saya punya pengalaman sekali dalam bermeditasi tapi anehnya sampai sekarang saya coba berkali kali tidak dapat lagi pengalaman itu.dan saya minta petunjuk jika ada yang tahu apa yang saya alami itu,nih ceritanya,saya coba meditasi dengan diterangi lilin,detik demi detik saya coba pejamkan mata dan coba melihat cahaya lilin melalui pikiran,entah berapa lama saya meditasi tiba tiba pikiran saya seperti terbang dan saya coba memfokuskan kembali dengan membuka mata saya,tapi saya sangat terkejut apa yang saya lihat,sungguh asing tempat itu, semua penjuru tampa batas,saya melihat kedepan hanya kosong  ,tidak ada manusia atau benda sekalipun yang saya lihat hanya asap tipis jadi dasar pijakan ,tapi asap itu luas seperti  tak bertepi,jadi saya ketakutan dan coba memanggil orang tua saya dengan menjerit dan pada saat itu juga saya tersadar saya lari meninggalkan ruangan itu dengan lilin yang masih menyalah,nah jika ada yang tahu apa yang terjadi pada saya pada saat itu,mohon petunjuknya
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: YONI on 27 February 2015, 03:58:13 PM
Seperti apakah jhana itu? bagaimana menurut bro baruna?share donk bagi bagi pengalamannya disni ^:)^ _/\_
Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: baruna on 01 March 2015, 12:34:35 AM
Seperti apakah jhana itu? bagaimana menurut bro baruna?share donk bagi bagi pengalamannya disni ^:)^ _/\_

sederhana saja. dekat dengan ketenangan.


Title: Re: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?
Post by: Candra Taruna on 11 September 2015, 11:44:17 PM
Masih lanjut aja ini Post sampe sekarang..?  #:-S
Kebetulan saya lagi iseng, maka saya komentarin yacchhh ......

Sebenernya Intinya Jhana itu adalah Pemusatan, dari Jhana Pertama s/d keempat semuanya ada unsur Pemusatan, sedangkan unsur lainnya (Vittakha, Vicara, Piti, Sukkha) itu bervariasi dari Jhana pertama s/d keempat

Jadi Jhana itu harus ada Pemusatan, merupakan pewujudan dari Pemusatan

Kedalaman dan kondisi Jhana buat seseorang yang belum mengalami sendiri sangat sulit untuk dijelaskan, ini seperti juga akhibat Kamma, kedalaman jangkauan pikiran seorang SammaSamBuddha dan asal-usul Alam Semesta adalah Hal yang bila dipikirkan bisa Gila (Acinteyya Sutta - Anguttara Nikaya 4.77)

Inilah 4 hal yang para bhikkhu tidak seharusnya pikirkan, memikirkannya hanya akan membawa kepada kesedihan dan gila. Apakah ke 4 hal itu ?

(1) Isi pikiran seorang SammaSamBuddha, oh para bhikkhu,
memikirkan kualitas seorang Buddha adalah satu hal yang tidak seharusnya dipikirkan,
memikirkan ini hanya akan membuat sedih dan gila.

(2) Kondisi mental saat mencapai jhana, oh para bhikkhu,
memikirkan kualitas jhana adalah satu hal yang tidak seharusnya dipikirkan,
memikirkan ini hanya akan membuat sedih dan gila.

(3) Hasil akibat dari sebuah kamma, oh para bhikkhu,
adalah satu hal yang tidak seharusnya dipikirkan,
memikirkan ini hanya akan membuat sedih dan gila.

(4) Asal mula terjadinya alam semesta, oh para bhikkhu,
adalah satu hal yang tidak seharusnya dipikirkan,
memikirkan ini hanya akan membuat sedih dan gila.

Cuma disini saya usahakan bisa membantu memberikan sedikit gambaran dengan perumpamaan tentang bagaimana Jhana itu, anggaplah Ruang Pikiran anda itu pada awalnya adalah seperti sebuah Ruangan yang Kumuh penuh sampah² (ada Lampu, Kartu, Kaleng Bekas, barang rongsokan dlsb) dan anda ingin 'menyulapnya' menjadi Ruangan dengan Isi yang sama sekali baru, maka langkah yang pertama-kali anda lakukan adalah MENYAPU seluruh Sampah Tadi sehingga tidak berantakan dimana² mengumpulkannya pada sebuah Pengki lalu membuangnya sepengki demi sepengki (anggap sampahnya banyak banget), setelah sampah itu tersapu semua, maka anda Pel agar bener² bersih, kemudian anda letakan barang baru yang anda ingin letakan di dalam ruangan itu, Pada saat itu telah rampung dilakukan maka Ruangan Kumuh itu telah menjadi Ruangan yang sama-sekali Baru dan berbeda dengan Ruangan awal (yang kumuh), WALAU tidak terlepas kemungkinan si Ruangan bisa perlahan² menjadi kumuh lagi dengan berjalannya waktu jika tidak dibersihkan dan tingkat 'kebersihan' ini juga berbeda persepsinya bagi masing² orang, ada yang menganggap segini udah bersih, ada juga yang menganggap segini belum bersih dlsb

Ruang Kumuh penuh sampah² = Pikiran Awal yang belum terlatih

Sampah² = Semua Obyek Pikiran tidak berguna, Nivarana 5

Usaha mengumpulkan sampah pada suatu Pengki = berusaha mengembalikan pikiran yang lari, pelan² belajar memusatkan pikiran pada Obyek (perhatian yang terus-menerus, Usaha Benar 4)

Membuang sepengki demi sepengki (usaha melenyapkan Nivarana 5, Usaha Benar 4)

Usaha membersihkan Ruangan dari awal sampai akhirnya bersih = Usaha si Meditator yang terus-menerus, termasuk munculnya Nimitta 3

Isi yang sama-sekali Baru = Obyek Meditasi (semisal : Kasina 10)

Ruangan yang sama-sekali Baru dan berbeda dengan Ruangan awal = Kondisi Tercapainya Jhana (Pertama s/d Keempat)

Ruangan bisa perlahan² menjadi kumuh lagi = Jhana bisa jatuh atau lenyap karena kondisi tertentu

Tingkat 'kebersihan' ini juga berbeda persepsinya bagi masing² orang = Kemurnian suatu Jhana berbeda antara seseorang dengan orang lainnya (dan ini menentukan Kekuatan Bhatin/Abhinna dari si pencapainya)

Bukan hanya dikalangan para pencapai sebagai orang biasa, bahkan diantara mereka yang tinggi² atau tertinggipun masih ada perbedaannya (maksudnya disini Pacekkha Buddha dan SammaSamBuddha), sedemikian maka Kemurnian Jhana ini akan menentukan Kekuatan Bhatin dari si Pencapai, dalam Hal ini Buddha pernah mengatakan : "Bahkan diantara yang tertinggipun ada perbedaan", yang membuat perbedaan ini adalah PARAMI, jadi bahkan dalam tingkatan SammaSamBuddha, Mereka yang melakukan Parami selama 16 Asankheyya Kappa + 100.000 Kappa pasti telah memurnikan arus tersebut (karena lamanya waktu penyempurnaan Parami) dan mempunyai Kekuatan Bhatin yang lebih Dasyath (termasuk Cahaya Tubuh yang dipancarkan), ketimbang Para Buddha yang mencapai KeBuddhaan dengan Parami 4 Asankheyya Kappa + 100.000 Kappa, Tetapi Buddha Gotama (yang mencapai KeBuddhaan dengan Parami 4 Asankheyya Kappa + 100.000 Kappa) mempunyai KELEBIHAN yaitu Beliau Lebih di Kebijaksanaan (Boddhisatta Pannadhika), itu sebabnya Beliau sanggup muncul di usia manusia paling rendah untuk munculnya seorang Buddha, yaitu 100 Tahun (dimana Moral saat itu sudah sangat merosot), sedangkan Buddha yang muncul di Usia panjang (seperti Buddha Mettaya kelak) mengajarkan Dhamma adalah lebih mudah, karena saat itu Moral sangat tinggi (seluruh Manusianya tidak melanggar Pancasila), ini juga salah-satu sebab Buddha Gotama mengajarkan Tehnik tercepat mencapai Kesucian (walau kering dari Jhana) yaitu : Satipatthana 4 (Vipassana), dalam mengajarkan Tehnik ini, Buddha Gotama mempertimbangkan usia Manusia yang singkat, maka diberikan Tehnik tersingkat yang akan dapat mencapai Hasil paling lama adalah 7 Tahun saja (jika dilaksanakan secara rutin dan tekun/gigih)

Penting untuk diketahui :

Pikiran hanya bisa berisi 1 (satu) Obyek saja pada suatu saat, jadi, jika benar si Pikiran telah Memusat pada 1 (satu) Obyek saja dan tidak ada yang lainnya atau lari² ke Obyek lainnya maka Ruang Pikiran hanya akan diisi PENUH oleh si Obyek, ini dikatakan oleh Vissudhi Magga sebagai "Seperti Berada di Dalam itu (Obyek)"
Jadi tegasnya : Ruang Pikiran terisi Penuh oleh si Obyek, TIDAK ADA hal apapun lagi, jadi karena terisi penuh oleh si Obyek, maka di Pemeditator akan 'merasa seolah-olah' BERADA DI DALAM Obyek tersebut

Onepointedness = Pemusatan = Ekagatta
adalah bukan berarti anda melototin si Obyek atau berpikir tentang si Obyek, itu bukan Ekagatta, tetapi bila semua Ruangan Pikiran isinya hanya si Obyek (tidak ada sisa lagi barang sedikitpun) maka kondisi Pikiran seperti itu yang dibilang pemusatan

Untuk mendukung tercapainya Jhana

- Harus melakukan Sila/Vinaya yang sempurna (sebelumnya Devadatta sendiri taat Vinaya sehingga Beliau bisa mencapai Jhana keempat)

- Melakukan Satipatthana 4, kegunaannya : menahan Emosi Jasmani, menetralkan Perasaan yang berlebihan, untuk memahami Ruang Pikiran, membaca Fenomena Pikiran, memperkuat konsentrasi

- Meditasi Pencerapan Terhadap Sinar didalam (Perception of Inner Light), kegunaannya : Membuat Semangat, Pikiran yang jelas menangkap Obyek, menyingkirkan Thina-Middha

- Mempertahankan dengan seimbang antara : Konsentrasi, Ketenangan dan Semangat

- Melakukan Meditasi dengan gigih (sehari 8 jam minimum) secara rutin setiap hari

- Berada dalam Kondisi tempat yang TIDAK berisik (Hambatan Utama Jhana Pertama adalah SUARA)

- Tidak dikagetkan atau menjadi kaget (ada dalam salah-satu uraian Sang Bhagava), karena kaget ini akan membuat buyarnya konsentrasi dan munculnya kondisi bhatin yang buruk

Demikian saya menerangkan Hal ini secara singkat tentang Jhana
Semoga ini dapat menjawab pertanyaan dan menjadi jelas serta bermanfaat bagi anda semuanya  _/\_