Ikutan sharing dikit:
Ramalan nasib mirip ramalan cuaca.
Cuaca besok diramal berdasarkan tanda2 hari ini, misalnya: kecepatan angin, tekanan udara di laut, tekanan udara didarat, kelembaban udara di daerah A, bentuk awan, dsbnya. Keseluruhan data tsb diolah dan akan didapatkan kemungkinan cuaca besok.
Tapi,
Menjelang besok, banyak kemungkinan terjadi, yaitu: arah angin yg berubah atau tekanan berubah drastis, peningkatan suhu sitempat yg tidak terduga... sehingga hasilnya Cuaca akan berubah total dari yg diramalkan. Atau bisa saja segalanya berjalan sesuai yg diperkirakan dan cuaca seperti yg diramalkan.
Jadi meramal adalah membaca tanda2 dan melihat trend selama ini.
Demikian juga dengan meramal nasib.
Ada orang2 tertentu yg bisa melihat tanda2 pada diri kita *)
Dari tanda2 tsb bisa diramalkan kemungkinan yg akan terjadi.
Hasilnya bisa saja tepat jika kita tidak mengubah kebiasaan2 kita / tidak ada kondisi baru yg muncul, namun hasilnya bisa meleset total jika kita mengubah kebiasaan kita atau jika suatu kondisi tak terduga muncul.
Jadi, kembali lagi ke ajaran Guru Agung:
~ Perhatikanlah pikiran, ucapan dan perbuatan kita pada SAAT INI.
Saat ini lah yg sebenarnya menjadi penentu, menjadi arsitek kita.
-----
*) apakah tanda2 pada diri kita yg dibaca oleh peramal2 hebat tsb adalah kumpulan kamma lampau kita, mungkin iya, tapi penglihatan mereka atas tanda2 tsb, tentu tidak seperti yg kita bayangkan.
::