ini Master ZEN beneran atau "Master-Master-an"... karena sudah ada modus-nya di aliran lain kalau senam-senam ataupun berendam di kolam renang (bareng wantia) juga termasuk di dalam salah satu ajaran/praktek ajaran... hahaha...
(Kali di ajaran itu juga "buddha-buddha-an")...
Ah... sulit la ngurus-in state of mind orang... ngurus-in state-of-mind sendiri aja susah...
Makanya menjadi pertanyaan menarik. Karena kalau gurunya saja begitu, bagaimana muridnya? Kalau gurunya begitu, sebetulnya apa sih yang diajarkan?
bantu jawab ya, walau saya bukan praktisi Zen.
memang pada dasarnya adalah Zen tidak terikat pada Pancasila. sebab utama orang minum arak & pergi rumah bordil adalah karena nafsu. jika seorang master Zen yg sudah tercerahkan, imo dia tidak terikat Pancasila lagi. dalam keadaan wajar ia akan otomatis tidak melanggar Pancasila, dalam keadaan khusus, ada sebab yg kita belum tercerahkan belum mengerti. tentunya pengakuan orang lain seseorang tercerahkan / belum itu tidak harus ditelan bulat2. makanya Zen termasuk Mahayana, ya pilih2 guru juga.
Saya pikir bukan hanya praktisi Zen, tetapi semua orang yang telah memahami (apa pun agamanya), tidak lagi terikat pada pancasila atau aturan. Kalau misalnya dikatakan 'orang awam tidak mengerti', berarti sungguh menarik. Saya andaikan bayi yang mulai belajar berjalan. Ia bergerak merangkak, lalu berdiri, kadang-kadang jatuh lagi. Tapi lama-lama, ia sudah berjalan dengan baik, tidak jatuh lagi.
Seperti juga orang awam silanya 'bolong-bolong', kadang ditaati, kadang dilanggar. Tapi setelah latihan lama, idealnya silanya membaik dan tidak 'bolong-bolong' lagi.
Tapi dalam kasus "master" zen ini, seperti bayi belajar berdiri, setelah 'tercerahkan' maka merangkak lagi. Lalu apa sebetulnya yang dilatih? Apakah tujuannya?